Anda di halaman 1dari 67

Hari/Tanggal : Kamis/ 28 April 2021

Tugas Pribadi : Tugas 6 S2


Kelompok :4

MAKALAH
PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN FISIKA
“Performance Asessment”

Oleh:

PRIMA NORA ANANDA


20175012

DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. Festiyed, M.S
Dr. Fatni Mufit, S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Performance Assessment”. Sholawat beriring salam penulis sampaikan kepada
nabi Muhammad SAW karena beliau telah membawa kita dari alam yang penuh
dengan kejahilan menuju alam yang penuh dengan keimanan seperti yang kita
rasakan sekarang ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Evaluasi dan Proses Pembelajaran Fisika dan untuk menambah
pengetahuan penulis tentang penilaian kinerja (performance assessment). Dengan
adanya makalah ini penulis berharap dapat membantu teman-teman dalam mata
kuliah Pengembangan Evaluasi dan Proses Pembelajaran Fisika.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah
Pengembangan Evaluasi dan Proses Pembelajaran Fisika, Ibu Prof. Dr. Festiyed,
M.S dan Ibu Dr.Fatni Mufit, S.Pd, M.Si.
Penulis menyadari dalam penyajian makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca, agar penulis
dapat memperbaiki kesalahan tersebut pada pembuatan makalah selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat sebagaimana yang diharapkan. Amin.

Padang, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 3
D. Manfaat Penulisan ............................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 5
A. Landasan Agama ..................................................................................... 5
B. Landasan Yuridis .................................................................................... 7
C. Pengertian Penilaian Kinerja (Performance Assessment) ....................... 13
D. Tujuan Penilaian Kinerja (Performance Assessment) ............................. 15
E. Manfaat Penilaian Kinerja (Performance Assessment) ........................... 17
F. Karakteristik dan Kriteria Penilaian Kinerja (Performance Assessment) 18
G. Prinsip dan Langkah-Langkah Pembuatan Penilaian Kinerja ................. 20
H. Pengembangan Performance Asesment dalam Pembelajaran Fisika ...... 22
I. Merancang Task ................................................................................... 26
J. Kriteria Pemberian Skor ....................................................................... 30
K. Target yang Diases ............................................................................... 34
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 35
A. Matriks Perbandingan Performance Assessment dalam Pembelajaran ...35
B. Contoh Kisi-kisi Instrumen Performance Assessment ......................... 36
BAB IVKESIMPULAN ................................................................................. 37
A. Kesimpulan .......................................................................................... ` 37
B. Saran ..................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................39
LAMPIRAN .......................................................................................................41

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pilihan Untuk Mencatat Penilaian Kinerja............................................ 25


Tabel 2. Contoh Rubrik Holistik ......................................................................... 31
Tabel 3. Kriteria Pemberian Skor........................................................................ 32
Tabel 4. Matriks Perbandingan Performance Assesment dalam Pembelajaran .. 35
Tabel 5. Kisi-Kisi Performance Assesment ....................................................... 36

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pembelajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah
bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman
yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat
dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah,
sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau
magang.Untuk itu, perlu dilakukan pembenahan dalam praktik pembelajaran di
sekolah, termasuk praktek asesmennya.
Penilaian merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan untuk
mengetahui perkembangan dan tingkat pencapaian hasil pembelajaran. Penilaian
memerlukan data yang baik. Salah satu sumber data itu adalah hasil pengukuran.
Pengukuran merupakan seperangkat langkah dalam rangka pemberian nilai terhadap
hasil kegiatan pembelajaran. Kegiatan pengukuran atau penilaian hasil belajar oleh
pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik (Permendiknas, 2007). Untuk
mencapai pendidikan sebagaimana telah direncanakan dalam kurikulum, sekolah
diharuskan mengevaluasi seluruh sistem yang berkaitan, termasuk mengevaluasi hasil
belajar siswa.
Evaluasi hasil belajar siswa tidak selalu identik dengan tes. Akan tetapi evaluasi
yang berbentuk non tes juga harus dilakukan dalam melaksanakan proses belajar
mengajar. Salah satu bentuk evaluasi yang masuk pada kategori non tes adalah
evaluasi kinerja siswa atau unjuk kerja siswa. Penilaian unjuk kerja siswa merupakan
penilaian terhadap siswa dari aspek cara siswa melakukan sesuatu. Karena penilain

1
ini identik dengan sebuah praktik, maka siswa diantarkan bagaimana nantinya siswa
melakukan praktik tersebut. Sedangkan guru memberikan penilaian sesuai kriteria
yang telah ditentukan.
Assesment atau penilaian tidak bisa dilepaskan dengan peran guru sebagai
tenaga pengajar. Assesment termasuk salah satu indikator penentu untuk mengetahui
seberapa jauh keberhasilan atau bahkan kegagalan yang dilakukan oleh guru atau
dosen selaku agen pembelajaran dan siswa sebagai subjek pembelajaran, sebelum
memilih metode yang tepat sasaran yang dianggap sesuai dengan kondisi
pembelajaran yang ada sehingga untuk langkah selanjutnya efektifitas, efisiensi dan
daya tarik pembelajaran dapat terselenggara dengan baik dan dapat menghasilkan
keluaran belajar yang kompeten yang dapat membuat assesment pembelajaran di
sekolah tersebut bernilai positif, sesuai tujuan pendidikan nasional.
Penilaian harus dipandang sebagai salah satu faktor penting yang menentukan
keberhasilan proses dan hasil belajar, bukan hanya sekedar cara yang digunakan
untuk menilai hasil belajar. Implikasinya kegiatan penilaian harus dapat memberikan
informasi yang menyeluruh tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Kata
“menyeluruh” maksudnya bahwa penilaian tidak hanya ditujukan pada salah satu
aspek tertentu saja, tetapi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai. Untuk mendapatkan informasi tersebut tidak mampu dijangkau oleh
instrumen berupa tes, perlu dilakukan penilaian kinerja. Penilaian kinerja
(performance) merupakan salah satu bentuk asesmen autentik yang mengoptimalkan
variasi bentuk penilaian untuk menjangkau semua domain target asesmen.
Performance assessment digunakan untuk memantau penguasaan kompetensi peserta
didik secara riil dalam proses pembelajaran. Performance asssessment tidak hanya
mengukur hasil belajar, tetapi secara lebih lengkap memberi informasi yang lebih
jelas tentang proses pembelajaran.
Penilaian kinerja seharusnya dilakukan guru di setiap pembelajaran dengan
menggunakan instrumen asessmen yang benar. Guru harus mampu mempersiapkan
instrumen performance assessment untuk mengases keterampilan peserta didik.

2
Karena, penilaian keterampilan merupakan salah satu kompetensi yang harus dinilai
guru dalam menjalankan kurikulum 2013.Dalam melaksanakan penilaian kinerja,
guru harus mengetahui segala sesuatu tentang penilaian kinerja.Seperti langkah-
langkah pengembangan penilaian kinerja dan instrumen penilaian kinerja itu sendiri.
Sebagai salah satu kompetensi yan harus dimiliki oleh guru, harus mampu membuat
dan mengembangkannya assessmen kinerja. Namun kenyataan di lapangan masih
banyak guru yang belum paham mengenai asessmen kinerja ini.oleh karena itu, perlu
menjelaskan mengenai penilaian kinerja ini dan menjelaskan mengenai cara
mengembangkan penilaian kinerja (performance assessment).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian kinerja (performance assessment)?
2. Apakah tujuan dari penilaian kinerja (performance assessment)?
3. Apakah manfaat dari penilaian kinerja (performance assessment)?
4. Bagaimana karakteristik dan kriteria penilaian kinerja (performance assessment)?
5. Bagaimana prinsip dan langkah-langkah penilaian kinerja (performance
assessment)?
6. Bagaimana pengembangan performance assessment) dalam pembelajaran Fisika?
7. Bagaimana merancang task?
8. Bagaimana kriteria pemberian skor penilaian kinerja (performance assessment)?
9. Bagaimana target yang diases penilaian kinerja (performance assessment)?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah di atas adalah
sebagai berikut.
1. Menjelaskan pengertian penilaian kinerja (performance assessment)
2. Menjelaskan tujuan dari penilaian kinerja (performance assessment)
3. Menjelaskan manfaat dari penilaian kinerja (performance assessment)

3
4. Menjelaskan karakteristik dan kriteria penilaian kinerja (performance
assessment)
5. Menjelaskan prinsip dan langkah-langkah penilaian kinerja (performance
assessment)
6. Merancang pengembangan performance assessment) dalam pembelajaran Fisika
7. Menjelaskan merancang task
8. Menjelaskan kriteria pemberian skor penilaian kinerja (performance assessment)
9. Menjelaskan target yang diases penilaian kinerja (performance assessment)

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Membantu mahasiswa memahami tentang performance assessment
2. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca
khususnya untuk tenaga pendidik ke depannya dalam melakukan performance
assessment serta sebagai referensi untuk dapat menyusun dan mengembangkan
soal evaluasi pembelajaran dengan performance assessment.
3. Memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata kuliah Pengembangan Evaluasi dan
Proses Pembelajaran Fisika

E. Landasan Agama
Ada beberapa ayat al-Qur’an yang bermuatan isyarat tentang sebuah
evaluasi/penilaian yang agaknya sebagai prinsip dasar yang harus dipedomani dalam
sebuah kegiatan evaluasi ataupun penilaian. Di antara ayat-ayat itu adalah sebagai
berikut:
Surat An-Nahl 89

4
Artinya:(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan
kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah
diri.

Surat An-Naml 78

Artinya: Sesungguhnya Tuhanmu akan menyelesaikan perkara antara mereka dengan


keputusan-Nya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Surat al-baqarah ayat 30-31

5
Artinya:
30.Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata:
“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.”
31.Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:
“Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar
orang-orang yang benar!”
Dari surat-surat diatas dijelaskan bahwa Allah memerintah kita untuk
menggunakan segala sesuatu yang telah ada dengan semaksimal mungkin, salah
satunya adalah melakukan assesmen kinerja yang baik dalam pembelajaran.
F. Landasan Yuridis
1. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Dalam BAB I pasal 1 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan
pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai
komponen penndidikan, pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan sebagai
bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan. Pasal 57 Ayat (1) evaluasi
dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai
bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.Ayat (2) evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga dan
program pendidikan non formal.
2. Peraturan Pemerintah RI No 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dalam Bab I tentang Ketentuan Umum:

6
a. Pasal 1 ayat (11): Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik.
b. Pasal 1 ayat (17): Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
c. Pasal 1 ayat (18): Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan,
dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada
setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penyelenggaraan pendidikan.
d. Pasal 1 ayat (19): Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta
didik.
e. Passal 1 ayat (20): Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau
penyelesaian dari suatu satuan.
f. Pasal 63 Ayat (1) dinyatakan bahwa penilaian pendidikan khususnya penilaian
hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas:
1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
3) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah.
g. Pasal 64 ayat (1) bahwa penilaian shasil belajar yang dilakukan oleh pendidik
dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan
perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester dan ulangan kenaikan kelas.
Selanjutnya, dalam Bab IV tentang Standar Proses, Pasal 19 ayat (3), dijelaskan
bahwa setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasl pembelajaran, dan pengawasan

7
proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien. Secara teknis, penilaian ini di atur dalam Bab IV Pasal 22, yaitu:
a. Ayat 1: Penilaian hasil pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
(3) pada jenjang pendiikan dasar dan menengah menggunakan berbagai teknik
penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
b. Ayat 2: Teknik penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa tes
tertulis, observasi, tes praktik, dan penugasan perseorangan atau kelompok.
c. Ayat 3: Untuk mata pelajaran selain kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, teknik penilaian
observasi secara individual sekurang-kurangnya dilaksanakan satu kali dalam satu
semester.
Pengembangan standar penilaian pendidikan sebagai salah satu upaya
peningkatan mutu pendidikan dilandasi secara khusus oleh PP RI Nomor 19 Tahun
2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab X, pasal 63 sampai dengan
pasal 72.

3. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan


Dasar dan Menengah
Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang standar prosespendidikan dasar
dan menengah menjelaskan bahwa perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar,
perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penilaian proses
pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang
menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Evaluasi proses
pembelajaran dilakukan saat proses pembelajarandengan menggunakan alat: angket,
observasi, catatan anekdot, dan refleksi.
4. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang standar penilaian pendidikan
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang standar penilaian pendidikan
menyatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi

8
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Dalam BAB II pasal 3 ayat 1
dinyatakan bahwa penilaian hasil peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah meliputi aspek: sikap, pengetahuan dan keterampilan. Selanjutnya tujuan
penilaian dinyatakan pada BAB III pasal 4 ayat 1 yaitu untukmemantau dan
mengevaluasi proses, kemajuan belajar dan perbaikan hasil belajar peserta didik
secaraberkesinambungan. Kemudian pada BAB VII pasal 14 ayat 1menyatakan
bahwa instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian
berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain
yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
5. Standar Penilaian Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
Adapun tugas dan wewenang BSNP diatur dalam Pasal 76 Ayat 3: Untuk
melaksanakan tugas-tugasnya BSNP mempunyai wewenang untuk:
a. Mengembangkan Standar Nasional Pendidikan;
b. Menyelenggarakan ujian nasional;
c. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan pemerintah daerah dalam
penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan;
d. Merumuskan kriteria kelulusan dari satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
Untuk mengatur pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan, BSNP menyusun
Penduan penilaian yang terdiri atas:
a. Naskah Akademik; berisi berbagai kajian teoritis dan hasil-hasil penelitian yang
relevan dengan penilaian, baik yang dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan
ataupun pemerintah.
b. Panduan Umum; panduan umum berisi pedoman, panduan penilaian yang bersifat
umum yang berupa rambu-rambu penilaian yang harus dilakukan oleh guru pada
semua mata pelajaran, panduan ini juga berlaku untuk semua kelompok mata
pelajaran.

9
c. Panduan khusus; terdiri dari 5 seri, sesuai dengan kelompok mata pelajaran;
disusun untuk memberikan rambu-rambu penilaian yang seharusnya dilakukan
oleh guru pada kelompok mata pelajaran tertentu, sehingga terdiri dari 5 seri
panduan khusus yang terdiri dari:
1) Panduan penilaian kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2) Panduan penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
3) Panduan penilaian kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4) Panduan penilaian kelompok mata pelajaran estetika;
5) Panduan penilaian kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Pada setiap seri panduan khusus kelompok mata pelajaran ini berisikan rambu-
rambu penilaian yang harus dilakukan oleh guru kelompok mata pelajaran dalam
menyusun kisi-kisi penilaian yang menyatu dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran, kisi-kisi untuk ulangan akhir semester, cara menentukan skor akhir dan
kriteria dari siswa yang dapat dikualifikasikan “baik” dan dapt dinyatakan lulus pada
kelompok mata pelajaran tertentu.
Menurut BSNP, penilaian adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik, hasil penilaian digunakan untuk
melakukan evaluasi yaitu pengambilan keputusan terhadap ketuntasan belajar siswa
dan efektivitas proses pembelajaran. Informasi tentang prestasi dan kinerja siswa
tersebut merupakan proses pengolahan data yang diperoleh melalui kegiatan
assessment baik dengan pengukuran maupun non pengukuran. Dapat dikatakan
bahwa proses pengukuran dan non pengukuran untuk memperoleh data karakteristik
peserta didik dengan aturan tertentu ini disebut dengan assessment. Hasil pengukuran
akanselalu berupa angka-angka atau data numerik, sedang hasil non pengukuran akan
berupa data kualitatif. Informasi tersebut dapat digunakan oleh pendidik untuk
berbagai keperluan pembelajaran diantaranya adalah:
a. Menilai kompetensi peserta didik;
b. Bahan penyusunan laporan hasil belajar; dan

10
c. Landasan memperbaiki proses pembelajaran.
Selanjutnya, BSNP mengemukakan prinsip-prinsip umum penilaian hasil
belajar sebagai berikut:
a. Mendidik, artinya proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan
sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik, di
mana hasil penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan motivasi kepada
peserta didik untuk lebih giat belajar.
b. Terbuka atau transparan, artinya bahwa prosedur penilaian, kriteria penilaian
ataupun dasar pengambilan keputusan harus disampaikan secara transparan dan
diketahui oleh pihak-pihak terkait secara obyektif.
c. Menyeluruh, artinya penilaian hasil belajar yang dilakukan harus meliputi berbagai
aspek kompetensi yang dinilai yang terdiri dari ranah pengetahuan kognitif,
keterampilan psikomotor, sikap, dan nilai afektif yang direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak.
d. Terpadu dengan pembelajaran, artinya bahwa dalam melakukan penilaian kegiatan
pembelajaran harus mempertimbangkan kognitif, afektif, dan psikomotor,
sehingga penilaian tidak hanya dilakukan setelah siswa menyelesaikan pokok
bahasan tertentu, tetapi juga dalam proses pembelajaran.
e. Obyektif, artinya proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan pengaruh-
pengaruh atau pertimbangan subyektif dari penilai.
f. Sistematis, yaitu penilaian harus dilakukan secara terencana dan bertahap serta
berkelanjutan untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar
siswa.
g. Berkesinambungan, yaitu evaluasi harus dilakukan secara terus menerus sepanjang
rentang waktu pembelajaran.
h. Adil, mengandung pengertian bahwa dalam proses penilaian tidak ada siswa yang
diuntungkan atau dirugikan berdasarkan latar belakang sosial ekonomi, agama,
budaya, bahasa, suku bangsa, warna kulit, dan gender.

11
i. Pelaksanaan penilaian menggunakan acuan kriteria, menggunakan kriteria tertentu
dalam menentukan kelulusan yang telah ditetapkan sebelumnya.
BSNP menegaskan bahwa proses penilaian perlu diperhatikam prinsip-prinsip
khusus sebagai berikut: Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
Untuk itu harus dipahami bahwa proses penilaian merupakan bagian integral dari
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui tingkat
pencapaian standar kompetensi lulusan. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu
keputusan diambil berdasarkan yang seharusnya dapat dilakukan oleh peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran. Sesuai dengan penerapan kurikulum berbasis
kompetensi, penilaian yang dilakukan harus didasarkan pada acuan kriterium, yaitu
membandingkan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Penilaian dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutan. Penilaian oleh
pendidik bukan merupakan bagian terpisah dari proses pembelajaran, sehingga proses
penilaian dilakukan sepanjang rentang proses pembelajaran. Apabila peserta didik
telah mencapai standar, maka dapat dinyatakan lulus dalam mata pelajaran tertentu,
tetapi bila belum mencapai standar, maka harus mnegikuti pengajaran remidi sampai
dapat mencapai standar kompetensi minimal yang dipersyaratkan.
Hasil penilaian digunakan untuk menentukan tindak lanjut. Tindakan lanjutan
dari penilaian dapat berupa perbaikan proses pembelajaran program remidi bagi
peserta didik yang tingkat pencapaian hasil belajarnya berada di bawah kriteria
ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah mencapai kriteria
ketuntasan. Penilaian harus sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dengan
proses pembelajaran. Hal ini terkait erat dengan pemahaman bahwa penialaian tidak
dipisahkan dari kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.

12
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Penilaian Kinerja (Performance Assessment)


Performance assessment adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai
terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi (Wijayanti, 2014). Penilaian
dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Performance
assessment digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan.
Penugasan tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan respon (lisan atau tulis),
menghasilkan karya (produk), atau menunjukkan penerapan pengetahuan. Tugas yang
diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan
bermakna bagi siswa (Setyono,2005).
Menurut Majid (2006: 88), Peformance Assesment merupakan penilaian dengan
berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta didik diminta mendemontrasikan
pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan
dalam berbagai macam konteks. Sedangkan menurut Stiggins (1994), Asesmen
kinerja (Peformance Assesment) dalah suatu bentuk tes dimana siswa diminta untuk
melakukan aktivitas khusus di bawah pengawasan penguji (guru), yang akan
mengobservasi penampilannya dan memuat keputusan tentang kualitas hasil blajar
yang didemonstrasikan. Stiggins (1994: 160) juga mengemukakan bahwa
"Performance assessments involve students in activities that require the
demonstration of certain skills and/or the creation of specified products." Jadi dapat
dikatakan bahwa penilaian kinerja (performance assessment) merupakan penilaian
yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan yang menuntut siswa unjuk kemampuan
baik dalam keterampilan dan atau berkreasi mengenai produk tertentu sebagai
perwujudan dari penguasaan pengetahuan
Zainul (2001) berpendapat bahwa penilaian kinerja adalah penilaian yang
mengharuskan peserta didik untuk mempertunjukan kinerja, bukan menjawab atau
memilih jawaban dari sejumlah jawaban yang ada. Sedangkan menurut Emilia (2016)

13
mengemukakan Performance assessment adalah penilaian berdasarkan hasil
pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Menurut Ketut
(2012) Asesmen kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan berbagai bentuk
tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauhmana yang telah
dipelajari siswa. Penilaian kinerja mensyaratkan siswa dalam menyelesaikan tugas
tugas kinerjanya menggunakan pengetahuan dan ketrampilannya yang diwujudkan
dalam bentuk perbuatan, tindakan atau unjuk kerja
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja
adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuan kedalam berbagai konteks sesuai dengan kriteria yang
diinginkan. Penilaian kinerja di kembangkan untuk mengetes kemampuan siswa
dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya (apa yang mereka
ketahui dan dapat yang dilakukan) pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu.
Performance assessment merupakan penilaian terhadap kinerja yang dapat berupa
keterampilan tugas-tugas tertentu dan hasil karya yang diciptakan. Performance
assessment dapat digunakan oleh guru sebagai alat untuk menilai hasil belajar yang
berupa keterampilan.
Stiggin (1994) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa alasan mengapa
asesmen kinerja perlu dilaksanakan di sekolah, yaitu :
1. Memberi peluang yang lebih banyak kepada guru untuk mengenali peserta didik
secara lebih utuh karena pada kenyataannya tidak semua peserta didik yang
kurang berhasil dalam tes objektif atau tes uraian biasanya dikatakan tidak
terampil atau tidak kreatif. Dengan demikian asesmen kinerja peserta didik dapat
melengkapi cara penilaian lainnya.
2. Dapat melihat kemampuan dan keterampilan peserta didik selama proses
pembelajaran tanpa harus menunggu sampai proses pembelajaran berakhir.
Asesmen kinerja membantu guru memudahkan mengamati dan menilai peserta
didik dalam belajar sesuatu. Dengan demikian akan diperoleh informasi tentang

14
bagaimana peserta didik berintegrasi dengan lingkungan selama proses
pembelajaran
3. Adanya kemampuan peserta didik yang sulit diketahui hanya dengan melihat
hasil tes tertulis saja atau hasil akhir pekerjaan mereka.

b. Tujuan Penilaian Kinerja (Peformance Assesment)


Phoham berpendapat ada beberapa tujuan asesmen kinerja antara lain:
1. Mendiaknosa kelebihan dan kekurangan siswa dalam belajar
2. Memonitor kemajuan atau perkembangan siswa.
3. Menentukan level atau jenjang kemampuan siswa
4. Mengetahui presepsi publik tentang efektifitas pembelajaran
5. Mengevaluasi kinerja guru dan mengklasifikasi tujuan pembelajaran yang
dirumuskan oleh guru
Menurut Marjon (1993: 18), ada lima tuntutan belajar dalam asesmen kinerja,
yaitu:
1. Sikap dan presepsi tentnag belajar
2. Perolehan dan pemanduan pengetahuan
3. Perluasan dan penajaman pengetahuan
4. Penggunaan pengetahuan secara lebih bermakna
5. Pelatihan berfikir kritis dan kreatif
Kusrini dan Tatang dalam Ratumanan (2006: 111), kriteria yang harus dimiliki
tugas kinerja adalah sebagai berikut:
1. Mengarah pada tujuan pembelajaran, umum, khusus, dan materi dalam kurikulum
2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pikiran dan
pemahamannya dalam sutuasu masalah dan tidak meminta jawaban tunggal
3. Memberikan kesempatan untuk menilai proses yang ada dalam tugas
4. Realistis, menarik, dan merangsang berfikir
5. Mewakili tujuan yang akan dinilai, sehingga generasinya dapat digunakan untuk
mengetahui kenerja siswa

15
6. Lebih menekankan pada kedalamn materi dari pada keleluasaannya dan lebih
menekankan penguasaan dari pada kecepatannya
7. Lebih bersifat open-ended dari pada terstruktur secara ketat
8. Tidak algoritmis, yaitu tidak mempunyai satu alur dalam penyelesaiannya,
khususnya yang tampak pada awal tugas
9. Dapat menimbulkan pertanyaan baru atau masalahh lain
Keunggulan asesmen kinerja sebagaimana diungkapkan Stiggins (1994) bahwa
penggunaan asesmen kinerja di dalam kelas membuat guru lebih percaya diri dan
menyukai kualitas asesmen kinerja. Reichel (1994) mengemukakan bahwa asesmen
kinerja berguna bagi guru untuk memandang asesmen sebagai bagian dari proses
belajar mengajar, bukan sekedar nilai akhir, membangun atau membentuk kriteria-
kriteria untuk memastikan evaluasi yang dibuat tidak menjadi bias, menemukan
berbagai keterampilan dan kualitas yang diharapkan dapat membentuk karakter
siswa, lebih menitikberatkan pada kunci konseptual dan keterampilan pemecahan
masalah daripada mengungkapkan fakta-fakta ingatan siswa dan melibatkan siswa
dalam evaluasi kerja mereka.
Menurut Wren (2009) Performance assessment is used to evaluate higher-order
thinking and the acquisition of knowledge, concepts, and skills required for students
to succeed in the 21st century workplace. Dimana penilaian kinerja digunakan untuk
mengevaluasi pemikiran tingkat tinggi dan akuisisi pengetahuan, konsep, dan
keterampilan yang dibutuhkan bagi siswa untuk berhasil di tempat kerja pada abad
ke-21.
Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa tujuan penilaian kinerja
untuk mengetahui seberapa baik subyek belajar telah mampu mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan sasaran pembelajaran yang telah
ditentukan dan berfokus pada penilaian secara langsung yakni dalam arti langsung
dari kinerja atau apa yang ditampilkan oleh peserta didik, berlangsung kontinyu,

16
dengan mengkaitkannya dengan berbagai permasalahan nyata yang dihadapi peserta
didik.
c. Manfaat Penilaian Kinerja (Peformance Assesment)
Performance assesment mempunyai beberapa manfaat baik bagi siswa, guru,
maupun orang tua, yaitu:
1. Peformance Assesment memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berkompetensi dengan dirinya sendiri daripada orang lain, serta memberikan
pemahaman nyata pada siswa tentang apa yang mereka ketahui dan kerjakan
2. Peformance Assesment dapat dipadu (menyatu) dengan program pembelajaran,
sehingga penilaian kinerja dapat memberikan dukungan terhadap pembelajaran
3. Peformance Assesment membuat pembelajaran lebih relevan dengan dunia nyata.
Hal ini akan membuat siswa menyadari pentingnya bahan ajar yang dipelajari,
bahan ajar akan menjadi sesuatu yang diperlukan siswa untuk mengatasi masalah
disekitar siswa. Dengan kondisi seperti ini, siswa akan lebih termotivasi belajar
dan memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik
4. Peformance Assesment memberikan informasi yang baik dan lengkap bagi guru
mengenai pemahaman, kesulitan, dan kemajuan belajar siswa
Reichel (1994) mengemukakan bahwa asesmen kinerja berguna bagi guru
untuk memandang asesmen sebagai bagian dari proses belajar mengajar, bukan
sekedar nilai akhir, membangun atau membentuk kriteria-kriteria untuk memastikan
evaluasi yang dibuat tidak menjadi bias, menemukan berbagai keterampilan dan
kualitas yang diharapkan dapat membentuk karakter peserta didik, lebih
menitikberatkan pada kunci konseptual dan keterampilan pemecahan masalah
daripada mengungkapkan fakta-fakta ingatan peserta didik dan melibatkan peserta
didik dalam evaluasi kerja mereka.
Selanjutnya manfaat asesmen kinerja menurut Airasian (1994) yaitu
mengindikasikan bagaimana peserta didik menggunakan informasi untuk
memperlihatkan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas dan menghasilkan sesuatu

17
dalam situasi dengan menggambarkan kehidupan sebenarnya. Manfaat lainnya adalah
bahwa satu kali asesmen kinerja dikembangkan, maka instrumen tersebut dapat
digunakan terus menerus.
d. Karakteristik dan Kriteria Penilaian Kinerja (Peformance Assesment)
Stiggins (1994: 160) mengatakan bahwa karakteristik penilaian kinerja adalah
dapat digunakan untuk melihat kemampuan siswa selama proses pembelajaran tanpa
harus menunggu sampai proses tersebut berakhir Menurut Norma dalam siti
Mahmudah (2008: 18) karakteristik penilaian kinerja adalah:
1. Tugas yang diberikan lebih realistis atau nyata
2. Tugas yang diberikan lebih komplek sehingga mendorong siswa untuk berfikir dan
ada kemungkinan mempunyai solusi yang banyak
3. Waktu yang diberikan untuk asesmen lebih banyak
Menurut Isyanti (2004: 6), penilaian unjuk kerja dapat mengungkapkan potensi
siswa dalam memecahkan masalah, penalaran, dan komunikasi dalam bentuk tulisan
maupun lisan. Menurut Setyono (2005: 3), penilaian kinerja digunakan untuk menilai
kemampuan siswa melalui peguasaan yang berupa aspek pembelajaran kinerja dan
produk. Menurut Maertel (1992), Peformance assesment memiliki karakteristik dasar
yaitu peserta tes yang diminta untuk mendemosntrasikan kemampuannya dalam
mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu aktivitas.
Menurut Maertel, terdapat 2 karakteristik yang mendasari penilaian kinerja,
yaitu:
1. Peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan kemampuan dalam
mengkreatifitaskan suatu produk atau terlibat dalam aktivitas.
2. Produk dari evaluasi performance lebih penting dibandingkan dengan
perbuatannya.
Dalam memilih, manakah yang dinilai, perbuatan atau produknya tergantung
pada karakteristik domain yang diukur untuk pelajaran olah raga lari, perbuatan dan

18
produknya merupakan dua hal yang sama pentingnya untuk menjadi fokus perhatian.
Sedangkan dalam creativewriting produk merupakan fokus perhatiannya.
Popham (1995) berpendapat bahwa untuk mengevaluasi apakah penilaian
kinerja tersebut sudah dianggap berkualiatas baik, maka paling tidak harus
memperhatikan tujuh kriteria di bawah ini :
1. Generability
Apakah keterampilan peserta tes dalam melakukan tugas yang diberikan tersebut
dapat digeneralisasikan atau dibandingkan dengan tugas-tugas lainnya dalam
kehidupan sehari-hari? Semakin dapat digeneralisasikan tugas penilaian
performance tersebut atau semakin dapat dibandingkan dengan tugas yang lainnya,
maka semakin baik tugas tersebut. Hal ini terutama dalam kondisi bila para peserta
tes diberi tugas-tugas dalam penilaian performance yang berlainan.
2. Authentic
Apakah tugas yang diberikan tersebut sudah serupa dengan hal yang sering
dihadapinya dalam praktek kehidupan sehari-hari.
3. Multiple fact
Apakah tugas yang diberikan kepada peserta tes sudah mengukur lebih dari satu
kemampuan-kemampuan yang diinginkan.
4. Teachability
Apakah tugas yang diberikan merupakan tugas yang hasilnya semakin baik karena
adanya usaha mengajar guru di kelas? Jadi, tugas yang diberikan dalam penilaian
keterampilan harus relevan dengan materi atau keterampilan yang diajarkan guru
di kelas.
5. Fairness
Apakah tugas yang diberikan sudah adil (fair) untuk semua peserta tes. Jadi tugas-
tugas yang diberikan harus dipikirkan agar tidak bisa untuk semua jenis kelamin,
suku bangsa, agama, atau status social ekonomi.
6. Feasibility

19
Apakah tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian ini memang relevan untuk
dapat dilaksanakan, mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan (tempat),
waktu, atau peralatan-peralatannya.
7. Scorability
Apakah tugas yang diberikan nantinya dapat diskor dengan akurat dan reliabel?
Karena memang salah satu yang sensitif dari penilaian penskorannya.
Menurut Palm (2008) karakteristik penilaian kinerja yaitu penilaian seperti
melibatkan proses kognitif tetapi juga dimasukkan kedalamnya tugas kontekstual dan
ditandai dengan adanya penilaian. Penilaian kinerja digunakan untuk melihat
kemampuan siswa selama proses pembelajaran sehingga siswa mampu
mengembangkan kemampuannya.
e. Prinsip dan Langkah-Langkah Pembuatan Penilaian Kinerja (Peformance
Assesment)
Guru adalah perancang terbaik untuk tugas kinerja siswa karena guru
mengetahui lebih mengetahui kondisi siswanya. Guru mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari diri siswa, dengan informasi itu guru dapat merancang tugas yang
membuat siswa mencurahkan pengetahuan barunya atau pemahaman secara
mendalam. Keberhasilan guru dalam mengajarkan materi-materi tidak hanya bisa
diukur dengan model “paper and pencil tes” melainkan dengan “performance
assessment” karena evaluasi yang dilaksanakan tidak hanya pada segikognitifnya saja
melainkan pada keseluruhan aspek. Pada model performance assessment bentuk
tugas-tugasnya biasanya lebih mencerminkan kemampuan yang diperlukan dalam
praktek kehidupan sehari-hari.
Sebelum mengetahui langkah-langkah dalam mempersiapkan performance
assessment, sebaiknya kita tahu indikator-indikator performance dalam pengukuran
performance. Indikator performance menurut Perrin ada delapan titik kecacatan,
diantaranya:
1. Variasi interpretasi kesamaan istilah dan konsep.
2. Pergeseran tujuan.

20
3. Penggunaan pengukuran yang tidak bermakna dan tidak relevan.
4. Kekacauan antara penghematan biaya dan pergeseran biaya.
5. Ketidakjelasan perbedaan kekritisan subgroup oleh sejumlah indikator yang
menyesatkan.
6. Pembatasan pendekatan berbasis objektif dengan evaluasi.
7. Ketidakgunaan indikator performance untuk pembuatan keputusan dan alokasi
sumberdaya.
8. Ketidak konsistenannya antara fokus yang menyempit dalam pengukuran dengan
manajemen publik yang lebih besar.
Menurut Majid (2006: 88), langkah-langkah pembuatan penilaian kinerja
adalah :
1. Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang akan
mempengaruhi hasil akhir
2. Menulis kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
3. Mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua
dapat diamati
4. Mengurutkan kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati
5. Bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan kriteria untuk setiap pilihan
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian kinerja
yaitu:
1. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi
2. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut
3. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
4. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua
dapat diamati
5. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.
(Pusat Kurikulum Balitbang, 2007).

21
f. Pengembangan Performance Asesment dalam Pembelajaran Fisika
Sejak pertengahan tahun 1980-an banyak dipersoalkan kelemahan tes baku
yang biasa digunakan pada evaluasi hasil belajar siswa. Tes baku ini didasarkan pada
prinsip-prinsip validitas, reliabilitas, keadilan dan kemanfaatannya serta akurasi
pengukuran hasil belajar. tes baku ini dipersoalkan karena seakan-akan terpisah atau
terisolir dari proses pembelajaran secara keseluruhan. Isu yang berkembang pada saat
itu ialah tentang dua hal yaitu, pertama hubungan antara tes dengan kurikulum dan
proses pembelajaran dan kedua hal yang berkaitan dengan tes kinerja (performance-
test) sebenarnya perkembangan dibidang tes yang tradisional itu cukup pesat dengan
pendekatan statistik untuk menginterpretasikan hasil tes, misalnya penerapan item
Response Theory (IRT) dalam pengukran hasil belajar, aplikasi tes adiptif (adiptive
testing) dan pengembangan bank soal.
Perkembangan pendekatan statistik ini yang ditunjang oleh teknologi komputer
memerlukan adanya pendidikan atau pelatihan khusus, sehingga perkembangan IRT
lebih banyak diaplikasikan di bidang psikologi (pengukuran psikologis). Para ahli tes
dan pengukuran hasil belajar pada umumnya tidak tertarik pada pendidikan atau
pelatihan lanjut dalam bidang statistik itu, sehingga memilih untuk semakin
mengembangkan assesmen alternatif . Dengan demikian semakin berkembang
asessmen alternatif ini di kalangan ahli dan praktisi pendidikan. Assesmen alternatif
dianggap sebagai upaya untuk mengintegrasikan kegiatan pengukuran hasil belajar
dengan keseluruhan proses pembelajaran, sehingga assesmen itu merupakan bagian
yang tidak terpisah dari proses pembelajaran (James Atherton, 2001).
Fisika merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan (sains) yang terdiri
dari beberapa konsep dasar tentang berbagai fenomena-fenomena yang terjadi dalam
kehidupan sehar-hari. Sear dan Zemansky (1993) menyatakan bahwa fisika
merupakan ilmu yang bersifat empiris, artinya setiap hal yang dipelajari dalam fisika
didasarkan pada hasil pengamatan tentang alam dan gejala-gejalanya. Hal ini
menyebabkan diperlukan aktivitas-aktivitas dan pola pikir yang cermat dari guru
ataupun siswa dalam mempelajari fisika di sekolah.

22
Susila (2012) menjelaskan bidang fisika berkaitan dengan cara mencari tahu
dan memahami alam secara sistematis sehingga fisika bukan hanya penguasaan
sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip
saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan fisika diharapkan
dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya dan alam sekitarnya.
Pendidikan fisika menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Untuk
itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya
mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitarnya. Keterampilan ini
meliputi keterampilan dalam proses pengamatan, pengajuan hipotesis, penggunaan
alat dan bahan secara benar, analisis data dengan benar, dan mengomunikasikan hasil
pengamatan menyusun laporan.
Assesmen kinerja (performance assessment) dapat dikembangkan oleh guru,
prakisi pendidikan, dan tim pengembang assesmen lainnya. Asesmen kinerja dapat
dilakukan di dalam atau di luar kelas. Pengembangan asesmen kinerja dilakukan
dalam tiga tahap meliputi (a) mendefinisikan kinerja, (b) mendesain latihan kinerja,
serta (c) menskor dan mencatat hasil-hasil asesmen..
1. Mendefinisikan Kinerja
Mendefinisikan kinerja dalam asesmen kinerja bertujua untuk mendeskripsikan
keterampilan penting untuk didemostrasikan atau atribut penting dari produk yang
diciptakan. Untuk itu, guru seyogianya telah mengetahui bagaimana kriteria kinerja
yang sukses (baik) sehingga dapat dikomunikasikan kepada siswa dengan cara yang
bermakna bagi siswa. Dalam Stiggins (1994) menetapkan tujuh kriteria kinerja afektif
sebagai berikut:
a. Mencerminkan semua komponen kinerja yang penting sebagai patokan dalam
pencapaian target.
b. Mengaplikasikan sesuai dengan konteks dan pada kondisi dimana kinerja terjadi
secara alami.
c. Menyajikan dimensi kinerja dimana evaluator yang terlatih dapat menerapkan
secara konsisten pada serangkaian tugas yang mirip.

23
d. Cara pengembangan sesuai/tepat untuk semua peserta ujian.
e. Dapat dipahami dan digunakan oleh semua partisipan dalam proses asesmen,
meliputi guru, siswa, orang tua, dan masyarakat.
f. Menghubungkan hasil-hasil asesmen dalam proses pembuatan keputusan
pembelajaran.
g. Menyediakan perangkat yang jelas dan dapat dipahami dalam pendokumentasian
dan pengkomunikasian tentang perkembangan siswa sepanjang waktu.

2. Mendesain Latihan kinerja


a. Sifat Latihan
Latihan kinerja dapat bersifat terstruktur, alami atau kombinasi keduanya.
Sifat latihan yang dipilih dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berhubungan
dengan dampak yang akan diases dan lingkungan dimana asesmen dilakukan.
Faktor-faktor tersebut meliputi: fokus assesmen, waktu yang tersedia untuk
mengases, ketersediaan fakta secara alami, dan asesmen secara spotan.
b. Isi latihan
Latihan asesmen kinerja yang terstruktur dengan baik memberikan tantangan
bagi siswa dan mengeset mereka untuk berhasil, dengan melakukan hal berikut.
1) Mengidentifikasikan jenis-jenis kinerja spesifik untuk didemostrasikan
2) Merinci konteks dan kondisi dimana kecakapan akan didemostrasikan
3) Menunjukkan respoden dalam arah respon yang baik, dengan
mengidentifikasi standar untuk diaplikasikan dalam mengevaluasi kinerja.
c. Jumlah latihan
Jumlah latihan perlu dipertimbangkan agar asesmen yang dilakukan dapat
memberikan gambaran yang benar tentang kecakapan siswa. Jumlah latihan ini
tentunya berhubungan dengan waktu yang tersedia. Tidak mungkin memberikan
banyak latihan apabila waktu yang tersedia terbatas. Oleh karena itu, guru harus
memusatkan berapa banyak latihan yang diperlukan untuk menyediakan sampel

24
represetantif dari semua pertanyaan penting yang harus diberikan dalam waktu
yang ditentukan.
3. Menskor dan Merekam Hasil-Hasil Asesmen
Salah satu permasalahan (isu) dalam mengembangkan asesmen kinerja adalah
penskoran dan perekaman/pencatatan hasil-hasil asesmen. Penskoran dan pencatatan
hasil-hasil asesmen meliputi (1) tingkat kerincian hasil-hasil asesmen (holistik atau
analitik), (2) cara merekam hasil-hasil asesmen (daftar cek, skala penilaian, catatan
lapangan, dan catatan mental), (3) siapa yang akan mengobservasi dan mengevaluasi
(guru, pakar, asesmen diri oleh siswa, dan teman sejawat). Dalam merekam/mencatat
hasil-hasil asesmen, cara asesmen yang digunakan memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing, seperti dijelaskan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Pilihan Untuk Mencatat Penilaian Kinerja
No. Jenis Defenisi Kekuatan Kelemahan
1 Daftar Cek Daftar atribut Cepat, bermanfaat Hasilnya kurang
kunci dari kinerja dengan sejumlah mendalam
yang baik kriteria
2 Skala Kinerja secara Dapat mencatat Dapat mencatat
Penilaian kontinu penilaian dalam secara luas,
diciptakan pada alasan suatu pengembangan dan
beberapa skala peringkat pelatihannya mahal
numerik dari
rendah sampai
tinggi
3 Catatan Kinerja Dapat Waktu banyak untuk
Lapangan dituliskan secara memberikan membaca, menulis,
detail gamabaran yang dan meninterpretasi
kaya akan hasil
belajar
4 Catatan Asesor Cepat dan mudah Sulit
Mental menyimpan mempertahankan
penilaian atau ingatan yang akurat,
deskripsi kerja terutama dengan

25
No. Jenis Defenisi Kekuatan Kelemahan
dalam ingatan berlalunya waktu

Menurut Moskal (2003) ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam


mengembangkan performance assessment, yaitu
1. Kinerja yang dipilih harus mencerminkan aktivitas dihargai
2. Penyelesaian penilaian kinerja harus menyediakan pengalaman belajar yang
berharga
3. Laporan dari tujuan dan sasaran harus jelas selaras dengan hasil yang terukur dari
aktivitas kinerja
4. Tugas tidak harus memeriksa variabel asing atau yang tidak diinginkan
5. Penilaian kinerja harus adil.
Berdasarkan pendapat tersebut, hal-hal yang perlu menjadi pertimbangan dalam
mengembangkan performance assessmet adalah aspek kinerja yang akan diamati
meliputi aktivitas yang dapat diukur, aspek kinerja yang akan diamati harus
memberikan pengalaman belajar yang dapat diukur, tujuan pembelajaran harus jelas
dan sesuai dengan aktivitas dan kinerja yang akan ditunjukkan dan diukur, tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik harus sesuai dengan variabel yang akan diukur
dan performance assessment harus adil.
g. Merancang Task
Asesmen kinerja meminta peserta didik untuk melakukan unjuk kerja bukan
memilih atau menjawab salah satu dari alternatif jawaban yang telah disediakan.
Salah satu persyaratan penting dlam asessmen kinerja adalah pemberian tugas (task).
Dengan kata lain asesmen kinerja tidak dapat dilakukan tanpa adanya tugas nyata,
seperti yang diungkapkan Jo Anne Wangsatorntanakhun (1997) menyatakan bawa
asesmen kinerja terdiri dari dua bagian yaitu (task) dan satu daftar kriteria eksplisit
untuk menilai kinerja atau produk. Wujud utama dari penilaian kinerja ada dua yaitu :

26
1. Tugas (task), bentuk tugas pada penilaian kinerja bisa bentuk : proyek, pameran,
portofolio, atau bentuk tugas yang dapat memperlihatkan kemampuan siswa (real
word application)
2. Kriteria penilaian (rubric), yang merupakan panduan untuk memberikan skor.
Tugas kinerja (assessment task) dapat diartikan sebagai tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa, sebagaimana yang dikemukakan Sapriati (2005:
2)menyatakan bahwa: Tugas kinerja berupa prosedur kegiatan yang harus
dilakukan dan daftar kinerja yang harus dipertunjukkan siswa, dalam bentuk
kegiatan atau proses dan pernyataan atau deskripsi atau produk tertulis mengacu
pada kegiatan praktikum yang dilakukan.
Tucker (Marzano et al., 1994: 15) mengemukakan bahwa tugas kinerja
pada dasarnya terdiri dari tiga bagian yaitu konteks, petunjuk bagi siswa dan
audien (guru/siswa). Tugas-tugas yang diberikan hendaknya dipilih sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan tingkat perkembangan siswa. Tugas-tugas kinerja dapat
berupa proyek, pameran, portofolio, atau tugas-tugas yang mengharuskan siswa
memperlihatkan kemampuan menangani hal-hal yang kompleks melalui penerapan
pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu bentuk yang nyata.
Tugas-tugas dalam penilaian kinerja menurut Zainul (Anwar, 2005) dapat
berupa:
1. Computer Adative Testing, menuntut peserta tes untuk mengekspresikan diri
menunjukkan kemampuan yang nyata;
2. Tes pilihan ganda yang diperluas, jawaban yang disertai dengan alasan
yang logis;
3. Open Ended Question, menuntut jawaban benar terpola;
4. Group Performance Assessment, tugas yang dikerjakan secara berkelompok;
5. Individual Performance Assessment, tugas yang dikerjakan secara individual;
6. Interview, wawancara yang menuntut jawaban lisan dari siswa;

27
7. Nontrational Test Items, perangkat respon yang mengharuskan siswa memilih
berdasarkan kriteria yang ditetapkan
8. Observasi;
9. Portofolio, kumpulan hasil karya siswa yang disusun dalam jangka waktu
tertentu;
10. Project, Exhibition, or Demonstration, penyelesaian tugas yang kompleks
dalam jangka waktu tertentu yang dapat memperlihatkan jenjang kemampuan
tertentu; dan
11. Short Answer, Open Ended, menuntut jawaban singkat dari siswa tetapi bukan
memilih jawaban yang tersedia.
Menurut Muhammad Nur, agar mendapatkan alat evaluasi yang valid tugas-
tugas kinerja harus memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Memusatkan pada elemen-elemen pengajaran yang penting
2. Sesuai dengan isi kurikulum yang diacu
3. Mengintegrasikan informasi, konsep, keterampilan, dan kebiasaan bekerja.
4. Melibatkan siswa
5. Mengaktifkan kemampuan siswa untuk bekerja
6. Layak dan pantas untuk seluruh siswa
7. Ada keseimbangan antara kerja kelompok dan kerja individu
8. Terstruktur dengan baik untuk memudahkan pemahaman
9. Memiliki produk yang autentik (dunia nyata)
10. Memiliki proses yang autentik
11. Memasukkan penilaian diri
12. Memungkinkan umpan balik dari orang lain
Penyusunan tugas (task) membutuhkan langkah-langkah yang penting agar
dapat menyusun tugas dengan baik dan dapat menggambarkan kompleksitas dari
tugas tersebut. Oleh karena itu, bagi guru dibutuhkan kemampuan dan keterampilan
yang baik melalui pelatihan yang memadai dan terus menerus. Beberapa catatan

28
penting yang hendaknya diperhatikan guru dalam mengembangkan tugas-tugas untuk
asesmen kinerja, yaitu sebagai berikut:
1. Tugas-tugas merupakan hal yang biasa dalam proses pembelajaran, jadi bukan
hal yang baru. Namun demikian agar pesrta didik dapat mengerjakan tugas-tugas
dengan baik maka tugas-tugas hendaknya disusun terstruktur dan terintegrasi di
dalam proses pembelajaran
2. Tugas-tugas yang baik adalah tugas-tugas yang mengacu kepada kehidupan yang
nyata di masyarakat. Tugas yang demikian membutuhkan pendekatan yang
multidisipliner sehingga tugas-tugas tersebut sangat dianjurkan untuk ditinjau
terlebih dahulu oeh teman sejawat dari bidang studi yang berbeda agar
komprehensif
3. Semua tugas harus diberikan kepada siswa secara adil. Hal ini tidak berarti
bahwa semua peserta didik harus memperoleh tugas yang sama, tetapi sebaiknya
tugas yang diberikan kepada peserta didik perlu dipertimbangkan bahwa tugas
tersebut demi kepentingan peserta didik.
4. Setiap tugas perlu ada petunjuk pengerjaan yang sangat jelas sehingga tanpa
bertanya lagi setiap peserta didik dapat melakukan tugas tersebut. oleh karena itu
apabila akan menerapkan asesmen kinerja, seorang guru selain harus menyusun
tugas (task) dan kriteria penilaian (rubric) hendaknya disusun pula panduan
pengerjaan tugas
Tugas-tugas kinerja tidak memiliki satu jawaban yang benar. Pada tugas-tugas
kinerja terdapat suatu rentangan asesmen untuk memperoleh keberhasilan suatu
tugas. Oleh karena itu Performance asesment tidak menggunakan kunci jawaban
yang menentukan suatu kinerja benar atau salah. Untuk menjamin reliabilitas
keadilan dan kebenaran penilaian, dikembangkan kriteria atau rubrik yang digunakan
sebagai alat atau pedoman Performance asesment siswa.

29
h. Kriteria Pemberian Skor
Asesmen kinerja memiliki cakupan aspek yang luas, berbagai aspek kegiatan
yang dilakukan dapat dinilai dengan menggunakan asesmen kinerja. Namun,
penilaian yang baik akan selalu mengikuti suatu proses atau langkah yang teratur
demikian juga dengan asesmen kinerja. Menurut Stiggins (1994) penilaian yang baik
akan mengikuti hal-hal sebagai berikut.
1. Berawal dari sasaran pencapaian yang tepat.
2. Mempunyai tujuan yang jelas.
3. Bergantung pada metode penilaian yang layak.
4. Penyampelan penampilan yang tepat.
5. Mengawasi semua sumber yang relevan dari intervensi eksternal.
Pengembangan perangkat assessmen sangat berkaitan dengan bagaimana
membuat rubrik penilaian. Hal tersebut dapat mempengaruhi hasil yang akan
diperoleh jika produk berupa perangkat assessmen hasil pengembangan berhasil
diimplementasikan. Rubrik penilaian yang valid dan terstandar dengan baik dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik kepada siswa tentang apa yang akan dinilai
dan apabila diterapkan di dalam kelas dan dapat memberikan hasil yang lebih baik
dari proses pembelajaran. Rubrik penilaian yang dibuat dengan menetapkan standar
yang baik, memuat unsur-unsur esensial dari aspek yang akan dinilai. Jika rubrik
yang dibuat sudah memenuhi standar yang baik maka dapat menjadi organisator
dalam pembelajaran dan akan memotivasi siswa untuk menunjukkan kinerja
maksimalnya dalam mengikuti proses pembelajaran. Rubrik penilaian dapat
memberikan siswa target kemampuan yang jelas yang dapat ditunjukkan.
Airasian and Russel (2008) mengungkapkan pengertian rubrik, yaitu
seperangkat ekspektasi dan kriteria yang jelas digunakan untuk membantu guru dan
siswa fokus pada apa yang dinilai dalam subjek, topik, atau kegiatan. Chappuis
(2009) mendefiniskan rubrik, yaitu sebagai alat instruksional untuk memberikan

30
umpan balik dalam memperbaiki proses belajar siswa, rubik dibutuhkan untuk
menguraikan unsur-unsur penting dari kualitas siswa.
Ada dua tipe dari jenis rubrik, yaitu rubrik holistik dan analitik. Menurut Nitko
(2001), rubrik holistik menuntut guru untuk memberikan skor untuk keseluruhan
proses atau produk secara utuh tanpa menilai bagian komponen secara terpisah. Pada
sisi yang berlawanan, yaitu rubrik analitik, Moskal (2000) dan Nitko (2001)
mengungkapkan bahwa sebuah rubrik analitik, guru memberikan skor secara terpisah,
pertama guru memberikan skor pada produk atau kinerja individu, kemudian
merangkum nilai individu untuk memperoleh skor total. Mertler (2001)
menambahkan bahwa rubrik holistik pada dasarnya menuntut guru untuk menilai dan
memberikan skor atas produk atau kinerja siswa hanya sekali dari apa yang berhasil
dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Rubrik analitik menuntut guru
untuk menghasilkan beberapa skor di awal, lalu diikuti oleh total skor pada penilaian
akhir.. Contoh rubrik holistik dan analitik dijelaskan oleh Zainul (2001) sebagai
berikut.
Tabel 2. Contoh Rubrik Holistik

Skor Uraian
5 Memperlihatkan pemahaman yang lengkap tentang permasalahan.
Semua persyaratan tentang tugas terdapat dalam jawaban.
4 Memperlihatkan cukup pemahaman tentang permasalahan. Semua
persyaratan tentang tugas terdapat dalam jawaban.
3 Memperlihatkan hanya sebagian pemahaman tentang
permasalahan. Kebanyakan persyaratan tentang tugas terdapat
dalam jawaban.
2 Memperlihatkan sedikit pemahaman tentang permasalahan.
Banyak persyaratan tugas yang tidak ada.
1 Memperlihatkan tidak ada pemahaman tentang permasalahan.
0 Tidak ada jawaban / tidak ada usaha.

31
Tabel 3. Kriteria Pemberian Skor
Tahap Awal Pengembangan Terselesaikan Patut Dicontoh
Kriteria
1 2 3 4
Uraian Uraian Uraian Uraian
menggambarkan menggambarkan menggambarkan menggambarkan
1 tahap awal gerakan ke arah pencapaian tingkat tingkat
penampilan. tingkat penguasaan penguasaan penampilan
penampilan. penampilan. tertinggi.
Uraian Uraian Uraian Uraian
Menggambarkan Menggambarkan Menggambarkan Menggambarkan
2 tahap awal gerakan ke arah pencapaian tingkat tingkat
penampilan. tingkat penguasaan penguasaan penampilan
penampilan. penampilan. tertinggi.
Uraian Uraian Uraian Uraian
Menggambarkan Menggambarkan Menggambarkan Menggambarkan
3 tahap awal gerakan ke arah pencapaian tingkat tingkat
penampilan. tingkat penguasaan penguasaan penampilan
penampilan. penampilan. tertinggi.
Uraian Uraian Uraian Uraian
Menggambarkan Menggambarkan Menggambarkan Menggambarkan
4 tahap awal gerakan ke arah pencapaian tingkat tingkat
penampilan. tingkat penguasaan penguasaan penampilan
penampilan. penampilan. tertinggi.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikatakan pada rubrik holistik


penskoran dilakukan terhadap proses keseluruhan atau kesatuan produk tanpa menilai
bagian komponen secara terpisah. Pada rubrik analitik penskoran mula-mula
dilakukan atas bagian-bagian individual produk atau penampilan secara terpisah,
kemudian dijumlahkan skor individual itu untuk memperoleh skor total. Rubrik
penilaian sangat berhubungan erat dengan instrumen penilaian. Instrumen penilaian
adalah alat yang digunakan untuk memberikan skor dan mengevaluasi dari apa yang
telah ditunjukkan oleh siswa sebelum, selama, dan sesudah pembelajaran
berlangsung. Instrumen penilaian untuk masing-masing tipe rubrik pasti berbeda.

32
Untuk rubrik analitik, instrumen penilaiannya lebih detail dibandingkan rubrik
holistik namun instrumen penilaian untuk rubrik holistik lebih praktis untuk
digunakan. Jenis instrumen penilaian atau tipe dari asesmen yang menggunakan
rubrik holistik adalah check list, simple rating scale, holistic rating scale, dan task
specific. Untuk rubrik analitik, jenis instrumen penilaian terdiri dari detailed rating
scale, combination rubrics, dan total points. Pengembangan rubrik penilaian
memiliki langkah-langkah pengembangan untuk menghasilkan sebuah rubrik
penilaian yang valid dan dapat diterapkan dalam pembelajaran. Sebelum mendesain
rubrik penilaian yang spesifik, perlu ditetapkan terlebih dahulu apakah penampilan
atau produk itu akan diskor secara holistik atau analitik. Menggunakan rubrik apapun,
perlu diidentifikasi dan dirumuskan kriteria penampilan spesifik dan indikator yang
dapat diamati sebagai langkah awal pengembangan.
Menurut Zainul (2001), langkah-langkah perancangan rubrik penilaian, yaitu
(1) tujuan instruksional; (2) mengidentifikasi indikator yang akan diamati; (3)
mendiskusikan karakteristik yang menyertai setiap atribut; (4) menuliskan deskripsi
narasi lengkap untuk rubrik holistik dan analitik; (5) melengkapi rubrik holistik
dengan deskripsi untuk semua tingkatan antara dari kinerja dan melengkapi rubrik
analitik dengan uraian untuk semua tingkat antara dari kinerja secara terpisah untuk
setiap atribut; (6) mengumpulkan sampel yang mewakili contoh setiap tingkat; (7)
merevisi rubrik sesuai kebutuhan. Burke (2006) menyatakan langkah-langkah
perancangan rubrik penilaian memuat enam langkah, yaitu (1) menargetkan standar;
(2) menemukan gagasan besar; (3) mengatur daftar pemeriksaan guru; (4) membuat
tugas kinerja; (5) mengembangkan daftar checklist siswa; (6) mengajar desain rubrik.
Berdasarkan dua pendapat di atas, setiap perancangan rubrik penilaian harus melalui
beberapa tahapan atau langkah yang memang sesuai dengan prosedur yang ada agar
rubrik penskoran yang dirancang bersifat valid dan dapat diterapkan. Langkah-
langkah perancangan rubrik penskoran hanya sebagai panduan agar rubrik yang
dihasilkan bersifat valid dan layak, namun untuk keberhasilan perancangan

33
ditentukan oleh kesesuaian tujuan yang diinginkan dengan rubrik penskoran yang
dikembangkan.
i. Target Yang Diases
Stiggins (1994) bahwa target yang dapat dicapai melalui penilaian kinerja
meliputi:
1. Knowledge Outcomes, merupakan penguasaan siswa terhadap substansi
pengetahuan suatu mata pelajaran.
2. Reasoning Outcomes yang berarti penalaran atau aplikasi pengetahuan untuk
dapat memecahkan suatu masalah.
3. Skill Outcomes yaitu kemampuan untuk menunjukkan prestasi tertentu yang
berhubungan dengan keterampilan atau kecakapan siswa yang didasarkan pada
penguasaan pengetahuan
4. Product Outcomes yaitu kemampuan untuk membuat suatu produk tertentu atau
membuat berbagai macam karya cipta.
5. Affect Outcomes yaitu pencapaian sikap tertentu sebagai akibat mempelajari dan
mengaplikasikan pengetahuan.
Guru harus dapat menentukan target pencapaian dan metode asesmen yang
akan digunakan. Target pencapaian akan menentukan metode asesmen. Asesmen
kinerja ini akan lebih efektif dalam mengukur skill outcomes dan product outcomes.

34
BAB III
PEMBAHASAN

A. Matriks Perbandingan Performance Assessment dalam Pembelajaran


Instrumen dapat berfungsi sebagai alat pengumpul data. Berikut ini matriks
perbandingan performance assesment dalam pembelajaran yaitu:
Tabel 4. Matriks Perbandingan Performance Assesment dalam Pembelajaran
No Perbandingan Teori

1 Pengertian Stiggins (1994) asesmen kinerja


(Performance Assesment) adalah suatu
bentuk tes dimana peserta didik diminta
untuk melakukan aktivitas khusus dibawah
pengawasan penguji, yang akan
mengobservasi penampilannya dan
memuat keputusan tentang kualitas hasil
belajar yang didemonstrasikan

2 Langkah-langkah Pencapaian target, pengembangan tugas


pembuatan dan pelaksanaan penilaian

3 Target yang diases  Knowledge atau pengetahuan,


 Reasoning yang berarti penalaran atau
aplikasi pengetahuan untuk dapat
memecahkan suatu masalah,
 Skill yaitu keterampilan
ataukecakapan peserta didik,
 Product yaitu berbagai macam karya
cipta,
 Affect yaitu sikap
4 Penilaian Penilaian kinerja dapat menggunakan
rubrik Penggunaan rubrik akan
mengurangi subjektivitas asesor dalam
melakukan penilaian.

35
B. Contoh Kisi-kisi Instrumen Performance Assessment
Instrumen dapat berfungsi sebagai alat pengumpul data. Berikut ini kisi-kisi
performance assesment, yaitu:
Tabel 5. Kisi-Kisi Performance Assesment
Jumlah
No Aspek Indikator
Butir
1 Menyiapkan Alat Menyiapkan alat sesuai dengan
1
kebutuhan percobaan
2 Menyusun Alat Menata alat di atas meja dengan
1
rapi sebelum praktikum
3 Menggunakan Alat Menggunakan alat sesuai dengan
1
instruksi percobaan
4 Mengambil Data Mengambil data dengan
1
sistematis, teliti, cermat
5 Menempatkan Data Pada Data yang diperoleh
Tabel ditempatkan pada tabel sesuai 1
dengan tabel pengamatan
6 Mengembalikan Alat Mengembalikan semua alat yang
digunakan dengan tepat dan
1
menyusun alat pada tempat yang
benar

36
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan:
1 Penilaian kinerja (performance assessment) adalah suatu penilaian yang
meminta siswa untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke
dalam berbagai konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan atau penilaian
terhadap kinerja yang dapat berupa keterampilan tugas-tugas tertentu dan hasil
karya yang diciptakan.
2 Tujuan penilaian kinerja (performance assessment) adalah untuk mengetahui
seberapa baik subyek belajar telah mampu mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilannya sesuai dengan sasaran pembelajaran yang telah ditentukan dan
berfokus pada penilaian secara langsung yakni dalam arti langsung dari kinerja
atau apa yang ditampilkan oleh peserta didik, berlangsung kontinyu, dengan
mengkaitkannya dengan berbagai permasalahan nyata yang dihadapi peserta
didik.
3 Manfaat dari penilaian kinerja (performance assessment), yaitu: memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berkompetensi dengan dirinya sendiri daripada
orang lain, memberikan pemahaman nyata pada siswa tentang apa yang mereka
ketahui dan kerjakan, dapat dipadu (menyatu) dengan program pembelajaran,
membuat pembelajaran lebih relevan dengan dunia nyata, memberikan informasi
yang baik dan lengkap bagi guru mengenai pemahaman, kesulitan, dan kemajuan
belajar siswa dan lain-lain.
4 Karakteristik penilaian kinerja (performance assessment) adalah tugas yang
diberikan lebih realistis atau nyata, tugas yang diberikan lebih kompleks, dan
waktu yang diberikan untuk asesmen lebih banyak. Sedangkan kriteria penilaian
kinerja (performance assessment) adalah generability, authentic, multiple fact,
teachability, fairness, feasibility, scorability

37
5 Langkah-langkah penilaian kinerja (performance assessment) adalah identifikasi
semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang akan
mempengaruhi hasil akhir, menulis kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas, mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu
banyak sehingga semua dapat diamati, mengurutkan kemampuan yang akan
diukur berdasarkan urutan yang akan diamati, bila menggunakan skala rentang,
perlu menyediakan kriteria untuk setiap pilihan
6 Merancang pengembangan performance assessment) dalam pembelajaran Fisika
yaitu: mendefinisikan kinerja, mendesain latihan kinerja, dan menskor dan
mencatat hasil-hasil asesmen
7 Tugas-tugas (task) yang diberikan hendaknya dipilih sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan tingkat perkembangan siswa, tugas-tugas kinerja dapat berupa
proyek, pameran, portofolio, atau tugas-tugas yang mengharuskan siswa
memperlihatkan kemampuan menangani hal-hal yang kompleks melalui
penerapan pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu bentuk yang nyata
8 Kriteria pemberian skor penilaian kinerja (performance assessment) adalah
berawal dari sasaran pencapaian yang tepat, mempunyai tujuan yang jelas,
bergantung pada metode penilaian yang layak, penyampelan penampilan yang
tepat, dan mengawasi semua sumber yang relevan dari intervensi eksternal.
9 Target yang diases penilaian kinerja (performance assessment), yaitu:
knowledge outcomes, reasoning outcomes, skill outcomes, product outcomes,
affect outcomes

B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini dapat
memberikan sedikit manfaat bagi pembaca pada umumnya dan pemakalah pada
khususnya.

38
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Airasian, P. W., and Russel, M. K. 2008. Classroom Assessment: Concepts and
Applications (6rd ed). New York: Mc. Graw Hill.
Burke, Kay. 2006. From Standards to Rubrics in 6 Steps. California: Corwin Press.
Festiyed. 2012. Penilaian Proses Pembelajaran Fisika. UNP.
Festiyed dan Djusmaini Djamas. 2017. Modul Mata Kuliah Pengembangan Evaluasi
dan Penilaian Proses Pembelajaran Fisika. Padang :UNP.
Festiyed, F., dkk. 2018. “The Development Of Integrated Science Instructional
Materials To Improve Students Digital Literacy In Scientific Approach”. Jurnal
Pendidikan Indonesia, Hal. 442-450. DOI: 10. 15294/ JPII. V7i4. 13613
Festiyed et al. 2018. Implementastion Authentic Task to Enhance Problem Solving
and Self-Management for Physics College Student. 335.
Nova,Emilia Constanti. 2016. “Pengembangan Perangkat Instrumen Performance
Assessment pada Pembelajaran Fisika Melalui Scientific Approach dengan
Model Project Based Learning”. Penelitian Tesis: universitas lampung.
Palm, Torulf. 2008. Performance Assessment And Authentic Assessment: A
Conceptual Analysis Of The Literature. Sweden : Umea University
Permendikbud Tahun 2016 Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pendididkan.
Popham, W. James. 1995. Classroom Assessment: What Teacher Need to Know.
Setyono, Budi. 2005. “Penilaian Otentik dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi”.
Jurnal Pengembangan Pendidikan. Lembaga Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan (LP3) Universitas Jember..
Stiggin, R.J.1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York: Mac Millan
College Publishing Company.
Wijayanti, A. 2014. Pengembangan Autentic Assesment Berbasis Proyek dengan
Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Ilmiah
Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(2).

39
Wren, Douglas G.2009. Performance Assessment: A Key Component Of A Balanced
Assessment System. USA: Irginia Beach City Public School

40
LAMPIRAN: CONTOH PERFORMANCE ASSESSMENT

Nama Sekolah : SMA Negeri X Padang

Kelas/ Semester : XI/ 1

Mata Pelajaran : Fisika

Alokasi waktu : 90 menit (2x45 menit)

A PETUNJUK BELAJAR

1. Bacalah materi yang berkaitan dengan kapasitas kalor dan kalor jenis benda
2. Lakukan percobaan sesuai dengan petunjuk langkah kerja yang terdapat di LKS!
3. Diskusikan jawaban pertanyaan evaluasi yang ada sesuai dengan hasil percobaan
dengan tepat!
4. Simpulkan hasil diskusi dengan tepat!
5. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!

41
B KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI

1 Kompetensi Dasar
3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi karakteristik
termal suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor pada kehidupan sehari-hari
4.5 Merencanakan dan melakukan percobaan tentang karakteristik termal suatu bahan,
terutama terkait dengan kapasitas dan konduktivitas kalor, beserta presentasi hasil dan
makna fisisnya.

2 Indikator Pencapaian Kompetensi

4.5.1 Melakukan percobaan menentukan kapasitas kalor benda


4.5.2 Melakukan percobaan menentukan kalor jenis benda (logam)

3 Tujuan Percobaan

Melalui percobaan, peserta didik dapat:

4.5.1.1 Melakukan percobaan untuk menentukan kapasitas kalor kalorimeter dengan baik
4.5.2.1 Melakukan percobaan untuk menentukan kalor jenis benda (logam) dengan baik
4.5.2.2 Mengolah data hasil percobaan dengan benar
4.5.2.3 Mempresentasikan hasil percobaan dengan baik

C Informasi Pendukung

1 Waktu Penyelesaian

1. Percobaan : 60 Menit
2. Analisis Data : 30 Menit

42
2 Alat dan Bahan

Berikut dalam Tabel 1 beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini.

Tabel 1. Alat dan Bahan Percobaan

No Nama alat/bahan Jumlah (Buah)


1 Termometer 2
2 Kalorimeter 1
3 Logam (Kubus besi dan aluminium) 2
4 Gelas kimia 250 (Gelas Ukur) 1
5 Neraca Ohaus 1
6 Air Secukupnya
7 Statif 1
8 Benang Secukupnya
9 Kaki Tiga 1
10 Pembakar Spiritus 1

3 Materi Pembelajaran

Josep Black merupakan orang pertama yang menyadari bahwa kenaikan suhu suatu benda
dapat digunakan untuk menentukan banyaknya kalor yang diserap oleh benda. Jika sejumlah
kalor ΔQ menghasilkan perubahan suhu benda sebesar ΔT, kapasitas Kalor C didefenisikan
sebagai banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar 1 K. Secara matematis
ditulis :

Secara matematis kalor jenis benda ditulis :

Keterangan :
C = Kapasitas kalor (dalam satuan SI , satuan Kapasitas kalor adalah Joule/ K)

= Kalor yang diserap/ dilepaskan (Joule)

43
= Perubahan suhu (K)

c = kalor jenis benda (J/Kg K)

m = massa benda (Kg)

Bila benda suhunya lebih tinggi disentuhkan atau dicampurkan dengan benda yang
suhunya lebih rendah, kalor mengalir dari benda yang suhunya lebih tinggi kebenda yang
suhunya lebih rendah. Sebelum orang mengetahui bahwa kalor adalah energi, orang sudah
mengetahui bahwa kalor yang diberikan sama dengan kalor yang dterima. Asas ini pertama
kali ditemukan oleh ahli kimia inggris kelahiran Perancis bernama Joseph Black. Berdasarkan
pernyataan tersebut dapat dirumuskan persamaan azas Balck:

Qlepas = Qterima

C Langkah Kerja

1 Mengamati

a. Bacalah dan pelajarilah materi kapasitas kalor dan kalor jenis benda
melalui bahan ajar, animasi, dan video yang ada
b. Pelajarilah informasi singkat yang ada di dalam LKPD
c. Catatlah informasi-informasi penting dari bacaan tersebut!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….

44
2 Menanya

Tulislah hipotesismu berdasarkan pertanyaan berikut :

1. Jika kita memegang cangkir yang berisi air kopi yang panas maka tangan kita akan
merasakan panas, mengapa tangan kita menjadi panas, dari manakah panas itu mengalir?
Hipotesis 1 :
......................................................................................................................................................
............................................................................................................................
2. Jika sebuah besi dan sebuah aluminium kita panaskan secara bersamaan, manakah yang
paling cepat mengalami kenaikan suhu?
Hipotesis 1 :
......................................................................................................................................................
............................................................................................................................

3 Mencoba

Percobaan 1. Menentukan Kapasitas Kalor Kalorimeter


Langkah-Langkah Percobaan 1
1. Panaskan air dengan gelas ukur secukupnya
2. Ketika air dipanaskan, lakukanlah kegiatan lainnya
3. Timbanglah massa kalorimeter kosong dengan neraca ohaus dan catat hasil pengukuran
sebagai masa kalorimeter kosong mk dalam gram
4. Isilah kalorimeter dengan air dingin secukupnya (misalnya sebanyak 50 gr).
5. Timbanglah massa kalorimeter yang sudah berisi air dingin mk,ad dengan neraca ohaus,
dan catatlah hasil pengukuran massa kalorimter berisi air dingin mk,ad dalam gram
6. Tentukan massa air dingin dengan cara mad = mk,ad - mk catatlah hasil air dingin mad dalam
gram
7. Ukur suhu air dingin yang ada dalam kalorimeter dengan termometer dan catat hasilnya
sebagai suhu air dingin Tad

45
8. Ukur suhu air panas yang dipanaskan sebelumnya dengan termometer dan catat hasilnya
sebagai suhu air panas Tap
9. Campurkan air panas kedalam kalorimeter yang berisi air dingin, aduk dan tunggu hingga
1 menit.
10. Ukurlah suhu akhir campuran tersebut dengan menggunakan termometer dan catat
sebagai suhu campuran Tc .
11. Timbanglah massa kalorimeter yang berisi campuran air dingin dan air panas, catat
sebagai mkc
12. Tentukanlah massa air panas dengan map = mkc - mk,ad
13. Tentukanlah kapasitas kalor kalorimeter dari persamaan azaz black
a. Kalorimeter beserta isinya menerima kalor
Qt = Qair dingin + QKalorimeter
= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . ..
b. Benda yang kalor jenis hendak ditentukan memberikan kalor sebesar
Ql = Qairpanas... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ... . . . . .
c. Menurut Asas Black Qlepas = Qterima
................. ......=.. ...................................
d. Kapasitas kalor kalorimeter dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :
( ) ( )
( )
...............pers A

Keterangan:
mb = massa logam (kg)
cb = kalor jenis logam (J/Kg0C)
Tb = suhu awal logam (0C)
Tc = suhu campuran (0C)
mad = massa air dingin (kg)
cad = kalor jenis air (4200 J/Kg0C)
Tad = suhu air dingin (0C)
mk = massa kalorimeter (Kg)
ck = kalor jenis kalorimeter (J/Kg0C)
Ck = kapasitas kalor kalorimeter (J/0C)
Tk = suhu kalorimeter (0C)

46
Percobaan 2. Menentukan Kalor Jenis Benda (Besi Dan Aluminium)

Langkah – langkah percobaan:

1. Siapkan alat-alat yang diperlukan sesuai dengan daftar alat dan bahan
2. Timbanglah massa kalorimeter kosong dengan neraca ohaus, catat hasilnya massa
kalorimeter kosong mk pada bagian data hasil pengamatan
3. Isilah kalorimeter kira-kira separuhnya dengan air bersih, lalu timbanglah kalorimeter
berisi air itu, catat massa kalorimeter berisi air mk,ad
4. Tentukanlah massa air dalam kalorimeter berdasarkan datat yang diperoleh mad = mk,ad -
mk
5. Ukurlah suhu air dalam kalorimeter dengan termometer, catat hasil suhu air dalam
kalorimeter Tad
6. Timbanglah massa besi mb
7. Ikat besi dengan benang, dan masukkan dalam gelas ukur yang berisi air
8. Panaskan besi dalam gelas ukur, tunggu hingga suhu air dan besi meningkat.
9. Catatlah suhu besi dalam air panas Tb
10. Masukkan besi yang sudah panas ke dalam kalorimeter yang berisi air dingin
11. Aduklah kalorimeter, tunggu sekitar satu menit, ukurlah suhu akhir campuran besi dan air
dalam kalorimeter Tc
12. Ulangi langkah yang sama untuk menentukan kalor jenis aluminium
13. Catat semua data yang diperoleh dalam tabel data hasil pengamatan
14. Gunakan persamaan B dibawah untuk menentukan kalor jenis benda (besi dan
aluminium). Gunakan kalor jenis air 4200 J/Kg 0C.
a. Kalorimeter berisi air dingin merupakan benda yang menerima kalor :
Qt = Qair dingin + QKalorimeter
= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . ..
b. Benda yang kalor jenis hendak ditentukan merupkan benda yang melepaskan kalor :
Ql = Qbenda/logam... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ... . . . . .
c. Menurut Asas Black bahwa Qlepas = Qterima
................. ......=.. ...................................
d. Kalor jenis benda/logam dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :

47
( ) ( )
( )
...............pers B

Hasil Pengamatan Kapasitas Kalor Kalorimeter


1. Massa kalorimeter + pengaduk kosong mk = . . . . kg
2. Masa kalori meter + pengaduk + berisi air dingin mk,ad = . . . . . kg
3. Massa air dalam kalorimeter mad = . . . . kg
4. Suhu awal kalorimeter Tk sama dengan suhu awal air dalam kalorimeter Tad = . . . 0C
5. Massa air panas map = . . . . kg
6. Suhu air panas Tap = . . . . 0C
7. Suhu akhir dalam kalorimeter Tc = . . . . 0C
8. Kapasitas kaloe kalorimeter C =. . . . J/0C Gunakan persamaan A yang ananda peroleh
pada masalah diatas, dan kerjakan dalam kolom pehitungan dibawah
Tabel data pengamatan 1.
mk mk,ad mad map Tad Tap Tc ca Ck
0 0 0
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) C C C (J/Kg0C) (J/0C)
4200

Tabel data pengamatan 2.


mb mad Tb Tad= Tk Tc ca Ck cb
Benda 0 0 0
(Kg) (Kg) C C C (J/Kg0C) (J/0C) (J/Kg0C)
Besi 4200
Aluminium 4200

4 Menganalisis

1. Berdasarkan percobaan 1 dan data pada tabel pengamatan 1 hitunglah nilai kapasitas
kalorimeter dengan menggunakan persamaan A yang telah ananda temukan sebelumnya!.
Jika ananda telah mendapatkan nilai kapasitas kalor kalorimeter, gunakan nilai ini untuk
menentukan kalor jenis benda pada percobaan 2!

48
........... ............................. ............................. .....
........................ ......................................
........... ............................. ............................. .....
........................ ......................................
2. Berdasarkan data pada tabel pengamatan 2 hitunglah nilai kalor jenis masing-masing logam
dengan menggunakan persamaan yang telah ananda temukan sebelumnya!
........... ............................. ............................. .....
........................ ......................................
........... ............................. ............................. .....
........................ ......................................
3. Bandingkan hasil perhitungan ananda dengan hasil dari referensi dari buku yang lebih akurat
yaitu cbesi = 460 J/Kg 0C. Berapa persen perbedanya?
........... ............................. ............................. .....
........................ ......................................
........... ............................. ............................
4. Bandingkan hasil perhitungan ananda dengan hasil dari referensi dari buku yang lebih akurat
yaitu cal = 900 J/Kg 0C .Berapa persen perbedaanya?
........... ............................. ............................. .....
........................ ......................................
........... ............................. ...........................

5 Mengkomunikasikan

Setelah melakukan percobaan di atas:

1. Buatlah kesimpulan mengenai percobaan kapasitas kalor dan kalor jenis benda telah
dilakukan!
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………

49
2. Komunikasikan hasil percobaan di depan kelas.
3. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi siswa.

Selamat Bekerja

Tanggal Paraf Guru Nilai

50
MERANCANG TUGAS LATIHAN KINERJA
1. Hitunglah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur besi bermassa
3 Kg dari suhu 100C sampai 80 0C ? (jika nilai kalor jenis besi 450 J/Kg 0C )
2. Perhatikan tabel dibawah ini !
Bahan Kalor jenis (J/Kg 0C)
Aluminium 900
Tembaga 390
Kaca 840
Besi 450
Timbal 130
Lima bahan dalam tabel berada dalam suhu kamar. Semua bahan dipanaskan
dengan intensitas kalor yang sama. Bahan yang paling cepat megalami
kenaikan suhu ?
2. Dalam botol termos terdapat 230 gram kopi pada suhu 90oC. Ke dalam botol
tersebut ditambahkan suhu sebanyak 20 gram bersuhu 5oC. Berapakah suhu
campuran? (jika tidak ada kalor kalor pencampuran maupun kalor yang
terserap botol termos. cair = ckopi = csusu = 1 kal/goC)
3. Logam bermassa 200 gram dipanaskan sampai 105 oC. Logam tersebut
dimasukkan ke dalam 500 gr air bersuhu 25 oC. Setelah keadaan setimbang,
suhu campuran adalah 35 oC. Apabila kalor jenis air 4200 J/kg oC, berapa
kalor jenis logam ?

51
INSTRUMEN DAN RUBRIK PENSKORAN PERFORMANCE
ASSESSMENT
1. Penilaian Daftar Ceklis
Penilaian
No Aspek Kerja yang Dinilai
Ya Tidak
A Persiapan
Menggunakan jas laboratorium
Membawa alat dan bahan praktikum
Membersihkan alat-alat yang akan digunakan
Membaca prosedur kerja yang akan dilakukan
B Pelaksanaan
Mengambil alat dan bahan sesuai kebutuhan
Mengoperasikan alat dengan benar
Mengkalibrasikan alat sebelum digunakan
Menggunakan alat sesuai dengan prosedur
Fokus pada kegiatan praktikum
Aktif dalam melakukan praktikum
Bekerja sama dalam kelompok
C Kegiatan Akhir
Membersihkan alat dengan baik
Membersihkan meja praktikum
Mengembalikan alat praktikum ke tempat semula

2. Penilaian Skala Bertingkat


a. Rubrik Tugas Eksperimen
Aspek yang
Skor Indikator
dinilai
Menyiapkan alat sesuai dengan kebutuhan pratikum, tepat waktu,
4
sigap dan tanggap
Menyiapkan alat sesuai dengan kebutuhan pratikum, tepat waktu,
Menyiapkan 3
namun tidak sigap dan tanggap
Alat
Menyiapkan alat sesuai dengan kebutuhan pratikum, tidak tepat
(MKA) 2
waktu, kemudian tidak sigap dan tanggap
Menyiapkan alat kurang sesuai dengan kebutuhan pratikum, tidak
1
tepat waktu, kemudian tidak sigap dan tanggap
Menata alat diatas meja dengan rapi sebelum pratikum, merangakai
Menyusun 4
alat dengan tepat, menyusun alat sesudah pratikum dengan rapi
Alat
Menata alat diatas meja dengan rapi sebelum pratikum, merangakai
(MYA) 3
alat dengan tepat, namun setelah pratikum tidak menyusun alat

52
Aspek yang
Skor Indikator
dinilai
dengan rapi
Menata alat diatas meja dengan rapi sebelum pratikum, merangakai
2 alat dengan kurang tepat, kemudian setelah pratikum tidak
menyusun alat dengan rapi
Tidak menata alat diatas meja dengan rapi sebelum pratikum,
1 merangakai alat dengan kurang tepat, kemudian setelah pratikum
tidak menyusun alat dengan rapi
Menggunakan masing-masing alat dengan tepat, menggunakan alat
4 sesuai dengan instruksi percobaan, mengetahui fungsi masing-
masing alat, tidak canggung untuk menggunkan alat
Menggunakan masing-masing alat dengan tepat, menggunakan alat
3 sesuai dengan instruksi percobaan, mengetahui fungsi masing-
Menggunakan masing alat, namun canggung untuk menggunakan alat
Alat Menggunakan masing-masing alat dengan tepat, menggunakan alat
(MNA) 2 sesuai dengan instruksi percobaan, kurang mengetahui fungsi
masing-masing alat, canggung untuk menggunakan alat
Menggunakan masing-masing alat dengan kurang tepat, kemudian
menggunakan alat tidak sesuai dengan instruksi percobaan, tidak
1
mengetahui fungsi masing-masing alat, canggung untuk
menggunkan alat
Mengambil data dengan sistematis, teliti, cermat dan efisien
4
terhadap waktu
Mengambil data dengan sistematis, teliti, cermat dan namun tidak
Mengambil 3
memperhatikan waktu
Data
Mengambil data dengan sistematis, teliti, kurang cermat dan tidak
(MLD) 2
memperhatikan waktu
Mengambil data dengan tidak sistematis, tidak teliti, tidak cermat
1
dan tidak memperhatikan waktu
Data yang diperoleh di tempatkan pada tabel sesuai dengan tabel
4 pengamatan, rapi dalam memasukan data pada tabel, data dan tabel
tersusun secara sistematis
Data yang diperoleh di tempatkan pada tabel sesuai dengan tabel
Menempatkan 3 pengamatan, rapi dalam memasukan data pada tabel, data dan
Data pada namun tabel tidak tersusun secara sistematis
Tabel Data yang diperoleh di tempatkan pada tabel sesuai dengan tabel
(MDT) 2 pengamatan, kemudian tidak rapi dalam memasukan data pada
tabel, data dan namun tabel tidak tersusun secara sistematis
Data yang diperolehtidak di tempatkan pada tabel sesuai dengan
1 tabel pengamatan, kemudian tidak rapi dalam memasukan data
pada tabel, data dan namun tabel tidak tersusun secara sistematis

53
Aspek yang
Skor Indikator
dinilai

Mengembalikan semua alat yang digunakan,mengembalikan alat


4
dengan tepat, dan menyusun alat pada tempat yang benar
Mengembalikan semua alat yang digunakan,mengembalikan alat
3
dengan tepat, dan tidak menyusun alat pada tempat yang benar
Mengembali-
Mengembalikan semua alat yang digunakan, tidak mengembalikan
kan Alat
2 alat dengan tepat, kemudian tidak menyusun alat pada tempat yang
(MGA)
benar
Tidak mengembalikan semua alat yang digunakan, tidak
1 mengembalikan alat dengan tepat, kemudian tidak menyusun alat
pada tempat yang benar

INSTRUMEN PENILAIAN TUGAS EKSPERIMEN


Kelas :
Materi Pokok :
Komponen Penilaian
Kelompok Nama Total Skor
MKA MYA MNA MLD MDT MGA

54
b. Rubrik Laporan Eksperimen
Aspek yang
Skor Indikator
Dinilai
Tujuan 4 Tujuan dibuat lengkap, jelas dan benar
Penyelidikan 3 Tujuan dibuat kurang lengkap, jelas dan benar
(TP) 2 Tujuan dibuat kurang lengkap, jelas dan kurang
benar
1 Tujuan dibuat tidak lengkap, tidak jelas dan tidak
benar
Prosedur 4 Prosedur kerja dibuat sesuai dengan kalimat aktif,
Kerja (PK) jelas dan lengkap
3 Prosedur kerja dibuat kurang sesuai dengan kalimat
aktif, jelas dan lengkap
2 Prosedur kerja dibuat kurang sesuai dengan kalimat
aktif, kurang jelas dan kurang lengkap
1 Prosedur kerja dibuat tidak sesuai dengan kalimat
aktif, tidak jelas dan tidak lengkap
Data dan 4 Data dan Pengolahan dibuat dengan benar, jelas
Pengolahan dan lengkap
(DP) 3 Data dan Pengolahan dibuat dengan kurang benar,
jelas dan lengkap
2 Data dan Pengolahan dibuat dengan kurang benar,
kurang jelas dan lengkap
1 Data dan Pengolahan dibuat dengan tidak benar,
tidak jelas dan tidak lengkap
Kesimpulan 4 Kesimpuan dibuat sesuai dengan tujuan, jelas, dan
(KS) lengkap
3 Kesimpuan dibuat kurang sesuai dengan tujuan,
jelas, dan lengkap
2 Kesimpuan dibuat kurang sesuai dengan tujuan,
kurang jelas, dan lengkap
1 Kesimpuan dibuat tidak sesuai dengan tujuan, tidak
jelas, dan tidak lengkap
Kerapian 4 Laporan dibuat dengan jelas, rapi, dan kreasi
Laporan (KL) tersendiri
3 Laporan dibuat dengan jelas, rapi namun tidak ada
kreasi tersendiri
2 Laporan dibuat dengan jelas, tidak rapi namun dan
tidak ada kreasi tersendiri
1 Laporan dibuat tidak jelas, tidak rapi dan tidak ada
kreasi tersendiri

55
INSTRUMEN PENILAIAN LAPORAN EKSPERIMEN
Kelas :
Materi Pokok :

Komponen Penilaian
Kelompok Nama Total Skor
TP PK DDP KS DP

c. Rubrik Tugas Presentasi


Aspek yang
Skor Indikator
dinilai
Dapat menjawab pertanyaan dengan tepat, sanggahan dari
4 siswa/kelompok lain dan mengaitkan materi dengan aplikasi
dalam kehidupan sehari-hari
Dapat menjawab pertanyaan, sanggahan dari siswa/kelompok
3 lain namun kurang dapat mengaitkan materi dengan aplikasi
Penguasaan
dalam kehidupan sehari-hari
Materi
Dapat menjawab pertanyaan, namun sanggahan dari
(PM)
2 siswa/kelompok lain tidak dapat di jawabdan tidak dapat
mengaitkan materi dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
Tidak dapat menjawab sama sekali pertanyaan, sanggahan dari
1 siswa/kelompok lain tidak dapat di jawabdan tidak dapat
mengaitkan materi dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
Menyampaikan presentasi dengan semangat dan siap mental,
4 volume suara dapat didengar oleh seluruh semua siswa,
presentasi tidak monoton
Menyampaikan presentasi dengan semangat dan siap mental,
Semangat
3 volume suara dapat didengar oleh seluruh semua siswa,namun
(SE)
presentasi terkesan monoton
Menyampaikan presentasi dengan kurang semangat dan siap
2 mental, volume suara kurang dapat didengar oleh seluruh semua
siswa, presentasi terkesan monoton

56
Aspek yang
Skor Indikator
dinilai
Menyampaikan presentasi tidak semangat dan siap mental,
1 volume suara kurang dapat didengar oleh seluruh semua siswa,
presentasi terkesan monoton
Menyampaikan presentasi dengan suara lantang, memberikan
4 penekanan suara pada materi yang penting, adanya perbedaan
setiap pemberian point-point
Menyampaikan presentasi dengan suara lantang, memberikan
3 penekanan suara pada materi yang penting, tetapi belum
Variasi
adanya perbedaan setiap pemberian point-point
Suara
Menyampaikan presentasi dengan suara lantang, kurang
(VS)
2 memberikan penekanan suara pada materi yang penting, belum
adanya perbedaan setiap pemberian point-point
Tidak menyampaikan presentasi dengan suara lantang, tidak
1 memberikan penekanan suara pada materi yang penting, tidak
adanya perbedaan setiap pemberian point-point
Presentasi dengan senyuman, diikuti dengan gerakan tangan,
4
pandangan mata mengarah ke semua audiens,
Presentasi dengan senyuman, diikuti dengan gerakan tangan,
3
pandangan mata saat presentasi tidak terarah ke semua audiens,
Bahasa
Presentasi dengan senyuman, presentasi tidak diikuti dengan
Tubuh
2 gerakan tangan kemudian pandangan mata saat presentasi tidak
(BT)
terarah ke semua audiens,
Presentasi dilakukan tanpa adanya senyuman, presentasi tidak
1 diikuti dengan gerakan tangan kemudian pandangan mata saat
presentasi tidak terarah ke semua audiens,
Anggota kelompok dapat memberikan tanggapan balik kepada
4 kelompok lain dengan tepat, tanggapan yang diberikan singkat,
padat dan jelas
Anggota kelompok dapat memberikan tanggapan balik kepada
3 kelompok lain dengan tepat, namun tanggapan yang diberikan
Pemberian
tidak singkat, kurang jelas
Tanggapan
Anggota kelompok kurang dapat memberikan tanggapan balik
(PT)
2 kepada kelompok lain dengan tepat, tanggapan yang diberikan
tidak singkat, kurang jelas
Anggota kelompok tidak dapat sama sekali memberikan
1 tanggapan balik kepada kelompok lain dengan tepat, tanggapan
yang diberikan tidak singkat, kurang jelas

57
INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI
Kelas :
Materi Pokok :

Komponen Penilaian
Kelompok Nama Total Skor
PM SE VS BT PT

d. Rubrik Tugas Latihan Kinerja

Aspek yang Dinilai Skor Indikator


Kerapian Tulisan 4 Tugas konteks saintifik dibuat secara rapi, jelas
(KRT) dan dapat dipahami
3 Tugas konteks saintifik dibuat secara rapi,
kurang jelas dan kurang dapat dipahami
2 Tugas konteks saintifik dibuat secara kurang
rapi, kurang jelas dan kurang dapat dipahami
1 Tugas konteks saintifik dibuat secara tidak rapi,
tidak jelas dan tidak dapat dipahami
Kelengkapan Aplikasi 4 Tugas konteks saintifik dibuat secara lengkap
(KLA) dan sesuai petunjuk pembuatan tugas
3 Tugas konteks saintifik dibuat secara lengkap
dan kurang sesuai petunjuk pembuatan tugas
2 Tugas konteks saintifik dibuat secara kurang
lengkap dan kurang sesuai petunjuk pembuatan
tugas
1 Tugas konteks saintifik dibuat secara tidak
lengkap dan tidak sesuai petunjuk pembuatan
tugas

58
Aspek yang Dinilai Skor Indikator
Kebenaran Materi 4 Tugas konteks saintifik yang dibuat benar dan
(KBM) sesuai dengan teori
3 Tugas konteks saintifik yang dibuat benar,
namun kurang sesuai dengan teori
2 Tugas konteks saintifik yang dibuat kurang
benar dan kurang sesuai dengan teori
1 Tugas konteks saintifik yang dibuat tidak benar
dan tidak sesuai dengan teori
Kesesuaian Aplikasi 4 Aplikasi yang disajikan sesuai dengan teori dan
(KSA) tepat
3 Aplikasi yang disajikan sesuai dengan teori dan
kurang tepat
2 Aplikasi yang disajikan kurang sesuai dengan
teori dan kurang tepat
1 Aplikasi yang disajikan tidak sesuai dengan
teori dan tidak tepat

INSTRUMEN PENILAIAN TUGAS KINERJA

Kelas :
Materi Pokok :
Elemen
Kelompok Nama Siswa Total Skor
KRT KLA KBM KSA

59
e. Rubrik Penilaian Tingkah Laku
Aspek yang
Skor Indikator
dinilai
Selalu menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi, bertanya
4
kepada guru, dan mencari informasi dari sumber lain
Sering menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi, bertanya
3
kepada guru, dan mencari informasi dari sumber lain
Kadang-kadang menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi,
Ingin tahu
2 bertanya kepada guru, dan mencari informasi dari sumber
lain
Tidak pernah menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi,
1 bertanya kepada guru, dan mencari informasi dari sumber
lain
Selalu membawa alat eksperimen, mematuhi tata tertib
4
belajar dan mengumpulkan tugas pada waktunya
Sering membawa alat eksperimen, mematuhi tata tertib
3
belajar dan mengumpulkan tugas pada waktunya
Disiplin
Kadang-kadang membawa alat eksperimen, mematuhi tata
2
tertib belajar dan mengumpulkan tugas pada waktunya
Tidak pernah membawa alat eksperimen, mematuhi tata
1
tertib belajar dan mengumpulkan tugas pada waktunya
Selalu melaksanakan praktikum dengan baik, amanah
4
terhadap pekerjaan, dan berperan aktif dalam kelompok
Sering melaksanakan praktikum dengan baik, amanah
3
terhadap pekerjaan, dan berperan aktif dalam kelompok
Tanggung Kadang-kadang melaksanakan praktikum dengan baik,
Jawab 2 amanah terhadap pekerjaan, dan berperan aktif dalam
kelompok
Tidak pernah melaksanakan praktikum dengan baik,
1 amanah terhadap pekerjaan, dan berperan aktif dalam
kelompok
Selalu melakukan pekerjaan dengan kompak bersama
4 kelompok yang dibentuk, bekerja dengan saling
membantu.
Sering melakukan pekerjaan dengan kompak bersama
3 kelompok yang dibentuk, bekerja dengan saling
membantu.
Kerja Sama
Kadang-kadang melakukan pekerjaan dengan kompak
2 bersama kelompok yang dibentuk, bekerja dengan saling
membantu.
Tidak pernah melakukan pekerjaan dengan kompak
1 bersama kelompok yang dibentuk, bekerja dengan saling
membantu.
Selalu bertanya dan melakukan hal yang bermanfaat,
Komunikatif 4
bekerja sama dalam kelompok, dan berkomunikasi dengan

60
Aspek yang
Skor Indikator
dinilai
baik
Sering bertanya dan melakukan hal yang bermanfaat,
3 bekerja sama dalam kelompok, dan berkomunikasi dengan
baik
Kadang-kadang bertanya dan melakukan hal yang
2 bermanfaat, bekerja sama dalam kelompok, dan
berkomunikasi dengan baik
Tidak pernah bertanya dan melakukan hal yang bermanfaat,
1 bekerja sama dalam kelompok, dan berkomunikasi dengan
baik

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAH LAKU


Kelas :
Materi Pokok :
Tingkah Laku Total Skor
Kelompok Nama
IT DS TJ KS KK

61
Asesmen kinerja
Lembar Penilaian: Merencanakan eksperimen
Alat dan bahan: Sesuai dengan eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas :X
Kompetensi Dasar : 4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan
menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk
penyelidikan ilmiah
lndikator : Peserta didik dapat merancang standar pengukuran,
waktu, massa, dan panjang
Tugas
Satuan tak baku atau tradisional diciptakan untuk memudahkan orang
melakukan pengukuran, di beberapa daerah di Indonesia telah diciptakan satuan
baku seperti tumbak untuk menyatakan luas. Coba kalian temukan cara untuk
membuat standar waktu/massa/panjang dengan ukuran-ukuran yang ada di
sekeliling kita.
(Misal 1 kg = ...liter air mumi, diameter rambut orang sehat adalah mm, 1 tetes
adalah = ...ml). Melalui kegiatan :
1) Persiapan: temukanlah cara untuk menyatakan waktu /masa/ panjang dengan
standar lainnya misal kecepatan bunyi di udara, konstanta gravitasi bumi,
nyatakan hubungan satuan waktu dengan standar, kemudian temukan definisi
untuk menyatakan standar 1 detik. Buatlah prosedur eksperimen untuk
membuktikan definisi kalian.
2) Lakukan eksperimen untuk membuktikan temuan kalian dengan menggunakan
prosedur yang telah kalian rancang.
3) Berdasarkan data hasil eksperimen, buatlah laporan hasil eksperimen yang
menggambarkan hasil temuan kalian tentang standar pengukuran
waktu/massa/
Kriteria Skor
Penjelasan fungsi semua elemen neraca 4 lengan benar. 4

62
Data lengkap dan pengukuran akurat.
Prosedur memenuhi standar proses yang benar, sistematis dan
operasional. Memperhatikan keselamatan alat dan jiwa.
Penjelasan fungsi semua elemen neraca 4 lengan benar. 3
Data lengkap dan pengukuran akurat.
Prosedur memenuhi standar proses yang benar, kurang operasional.
Memperhatikan keselamatan alat dan jiwa.
Penjelasan hanya sebagian elemen neraca 4 lengan, 2
Data kurang lengkap namun cukup pengukuran akurat.
Prosedur memenuhi standar proses yang benar, kurang operasional.
Memperhatikan keselamatan alat dan jiwa.
Penjelasan hanya sebagian elemen neraca 4 lengan. 1
Data kurang lengkap namun cukup pengukuran akurat.
Prosedur belum memenuhi standar proses yang boner, kurang
Operasional.
Memperhatikan keselamatan alat dan jiwa.

63

Anda mungkin juga menyukai