Anda di halaman 1dari 68

Hari/Tanggal : Kamis/ 5 November 2020

Tugas Pribadi : 5
Kelompok :6

MAKALAH
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA
“Pengertian, Jenis-jenis, dan Karakteristik Bahan Ajar Non Cetak Meliputi Audio,
Audio Visual, Video, Multimedia, Display (Berbasis ICT)”

Oleh:

PRIMA NORA ANANDA

20175012/2020

DOSEN PEMBIMBING:

Prof. Dr. Festiyed, M.S


Dr. Asrizal, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengertian, Jenis-jenis, dan Karakteristik Bahan Ajar Non Cetak Meliputi Audio,
Audio Visual, Video, Multimedia, Display (Berbasis ICT)”. Sholawat beriring salam
penulis sampaikan kepada nabi Muhammad SAW karena beliau telah membawa kita
dari alam yang penuh dengan kejahilan menuju alam yang penuh dengan keimanan
seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Bahan Ajar dan untuk menambah pengetahuan penulis tentang
pengertian, jenis-jenis, dan karakteristik bahan ajar non cetak meliputi audio, audio
visual, video, multimedia, display (berbasis ICT). Dengan adanya makalah ini penulis
berharap dapat membantu teman-teman dalam mata kuliah Pengembangan Bahan
Ajar Fisika.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan Bahan
Ajar Fisika, Ibu Prof. Dr. Hj. Festiyed, M.S dan Bapak Dr.Asrizal, M.Si
Penulis menyadari dalam penyajian makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca, agar penulis dapat
memperbaiki kesalahan tersebut pada pembuatan makalah selanjutnya. Akhir kata,
semoga makalah ini bermanfaat sebagaimana yang diharapkan. Amin.

Padang, 1 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan ............................................................................. 4
E. Landasan Agama ............................................................................... 5
F. Landasan Yuridis ............................................................................... 8
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................ 10
A. Bahan Ajar Non Cetak ...................................................................... 10
B. Karakteristik Bahan Ajar Non Cetak ............................................... 13
C. Jenis-Jenis Pengembangan Bahan Ajar Non Cetak ......................... 14
1. Bahan Ajar Audio ...................................................................... 14
2. Bahan AjarvAudio Visual .......................................................... 18
3. Bahan Ajar Multimedia .............................................................. 22
4. Display ........................................................................................ 30
D. Prinsip Bahan Ajar Non Cetak ......................................................... 46
E. Peran Bahan Ajar Non Cetak .......................................................... 48
BAB III. PEMBAHASAN .................................................................................... 50
A. Matriks Perbedaan Audio, Audio Visual, Multimedia, dan
Display. ............................................................................................. 50
B. Matriks Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Non Cetak ............ 53
BAB IV. PENUTUP ................................................................................................ 58
A. Kesimpulan ....................................................................................... 58

ii
B. Saran .................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 60

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 1. Matriks Perbedaan Audio, Audio Visual, Multimedia, dan Display .......... 50
Tabel 2. Matriks Perbedaan Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Non Cetak .... 53

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 1. Kaset ........................................................................................................ 16
Gambar 2. Radio ....................................................................................................... 16
Gambar 3. Contoh Tampilan Video .......................................................................... 21
Gambar 4. Diagram Multimedia Linear .................................................................... 25
Gambar 5. Contoh Multimedia Linear ...................................................................... 25
Gambar 6. Diagram Multimedia Interaktif ............................................................... 26
Gambar 7. Contoh Multimedia Interaktif.................................................................. 26
Gambar 8. Contoh Relia ............................................................................................ 32
Gambar 9. Contoh Diamora ...................................................................................... 34
Gambar 10. Contoh Model........................................................................................ 36
Gambar 11. Contoh Flipchart .................................................................................. 37
Gambar 12. Diagram ................................................................................................. 42
Gambar 13.Contoh Grafik......................................................................................... 42
Gambar 14. Contoh Chart/Bagan .............................................................................. 43
Gambar 15. Contoh Poster ........................................................................................ 44
Gambar 16. Contoh Kartun ....................................................................................... 45

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
pembelajaran siswa secara aktif. Pendidikan mampu mengembangkan potensi diri
siswa untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, dan akhlak mulia. Pendidikan juga mampu mengembangkan
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, seperti yang
tertulis dalam Undang–Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan selalu mengalami perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai
dengan perkembangan disegala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam
bidang pendidikan meliputi berbagai komponen yang terlibat di dalamnya baik itu
pelaksana pendidikan di lapangan (kompetensi guru dan kualitas tenaga pendidik),
mutu pendidikan, perangkat kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan dan mutu
manajemen pendidikan termasuk perubahan dalam metode dan strategi pembelajaran
yang lebih inovatif.
Berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap
dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu
setiap satuan pendidikan perlu melakukan pembelajaran dengan strategi yang benar
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Kompetensi-kompetensi inti yang wajib dimiliki seorang guru
atau dosen, yaitu: mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang

1
pengembangan yang diampu dan menyelanggarakan kegiatan pengembangan yang
mendidik untuk kompetensi pedagogik, serta mengembangkan materi pembelajaran
yang diampu secara kreatif dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri untuk kompetensi profesional. Dari
tuntutan-tuntutan sekaligus kewajiban-kewajiban ini, guru dituntut mampu menyusun
bahan ajar yang inovatif (baik bahan ajar cetak maupun bahan ajar non cetak) sesuai
dengan kurikulum dan IPTEK.
Bahan ajar yang dibuat dapat memudahkan dalam melaksanakan pembelajaran
dan peserta didik akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan ajar memiliki
fungsi strategis bagi proses belajar mengajar. Bahan ajar dapat membantu guru dan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, sehinggan guru tidak terlalu banyak
menyajikan materi. Disamping itu, bahan ajar dapat menggantikan sebagian peran
guru dan mendukung pembelajaran individual. Hal ini akan memberi dampak positif
bagi guru, karena sebagian waktunya dapat dicurahkan untuk membimbing belajar
siswa. Dampak positifnya bagi siswa, dapat mengurangi ketergantungan pada guru
dan membiasakan belajar mandiri. Hal ini juga mendukung prinsip belajar sepanjang
hayat.
Bahan ajar yang baik dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional.
Guru dapat menulis sendiri bahan ajar yang ingin digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar. Dalam pembuatan bahan ajar guru harus menyesuaikan dengan
karakteristik peserta didik. Seperti kita ketahui, saat ini perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi terutama internet diseluruh dunia mempengaruhi gaya
belajar siswa. Hal ini didukung dengan maraknya penggunaan gadget dan telepon
genggam berbasis android yang dimiliki siswa. Alat ini dinilai praktis karena dapat
memuat aplikasi pencarian informasi serta aplikasi yang mendukung pembelajaran
yang dapat dilakukan siswa dimana saja.
Tuntutan pemanfaatan ICT dalam pembelajaran semakin besar setelah lahirnya
Kurikulum 2013 yang menuntut adanya pengintegrasian ICT ke dalam pembelajaran.
Saat ini, pemanfaatan ICT dalam pembelajaran sudah dilaksanakan secara luas, baik

2
dalam pembuatan bahan ajar maupun sebagai media pembelajaran. Kecendrungan
siswa menggunakan IT dalam mencari informasi sebagai sarana belajar menantang
guru untuk lebih kreatif dan inovatif untuk menciptakan media pembelajaran berbasis
IT untuk menyampaikan materi pembelajaran yang spesifik dalam upaya mencapai
kompetensi yang di inginkan. Inovasi bahan ajar berbasis IT bagi guru menjadi hal
yang sangat penting berkaitan dengan upaya membantu peserta didik meraih
kompetensinya dengan lebih cepat..
Pengembangan bahan ajar dapat dilakukan dengan menggunakan ICT.
Beberapa bahan ajar yang dikembangkan menggunakan ICT diantaranya adalah
(1)bahan ajar dalam bentuk audio seperti kaset, radio, piringan hitam dan compact
disk audio, (2)bahan ajar dalam dalam bentuk audio visual seperti compact disk video
dan film, (3) bahan ajar dalam bentuk multimedia intektif seperti CAI, CD multimedia
dan bahan ajar berbasis web. Penggunaan ICT di dalam mengembangkan bahan ajar
dapat menghasilkan suatu bahan ajar yang lebih interaktif.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka kegiatan pengembangan bahan
ajar perlu dilakukan seorang pendidik. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan suatu
bahan ajar berkualitas yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran dan untuk
meningkatkan keprofesionalan seorang pendidik. Dalam pembelajaran Fisika tidak
semua materi dapat dijelaskan secara gamblang. Ada beberapa materi yang
mengharuskan peserta didik menalar sesuatu yang abstrak.
ICT diharapkan mampu membantu peserta didik dalam membangun kreativitas
dan imajinasi peserta didik salah satunya dengan penggunaan animasi, gambar, video
yang dapat dilihat oleh peserta didik sehingga mereka dapat lebih cepat memahami
materi tersebut. Oleh karena itu, sebagai seorang guru yang akan mengembangkan
bahan ajar, penulis mencoba membahas dan menjabarkan tentang bahan ajar non-
cetak (audio, audio visual, video, multimedia dan display) yang termasuk di
dalamnya bahan ajar berbasis ICT.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada makalah
ini, yaitu:
1. Apakah pengertian dari bahan ajar non cetak?
2. Apa karakteristik pengembangan bahan ajar non cetak?
3. Apa saja jenis-jenis bahan ajar non cetak?
4. Bagaimanakah prinsip bahan ajar non cetak?
5. Apakah peran bahan ajar non cetak?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah di atas adalah
sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian dari bahan ajar non cetak
2. Mengetahui karakteristik pengembangan bahan ajar non cetak
3. Mengetahui jenis-jenis dari bahan ajar non cetak
4. Mengetahui prinsip bahan ajar non cetak
5. Mengetahui peran bahan ajar non cetak?
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak,
terutama:
1. Tenaga pendidik, sebagai tambahan wawasan pengertian, jenis-jenis, dan
karakteristik bahan ajar non cetak meliputi audio, audio visual, video,
multimedia, display (berbasis ICT) serta masukan dalam menyusun bahan ajar
non cetak
2. Penulis, sebagai wadah untuk mengembangkan kompetensi, menambah
pengetahuan mengenai pengertian, jenis-jenis, dan karakteristik bahan ajar non
cetak meliputi audio, audio visual, video, multimedia, display (berbasis ICT)
serta sebagai modal untuk menulis tesis dan melakukan penelitian ilmiah dalam
pengembangan bahan ajar non cetak.
E. Landasan Agama

4
Kebijaksanaan Allah SWT dalam menetapkan Nabi Adam sebagai khalifah
melalui pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan yang berikan melalui malaikat
oleh Allah SWT. Dalam Q.S Al-Baqarah ayat 31-32 Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)


seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-
orang yang benar!. Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami
ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".

Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang


berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Hal-hal ini dapat terlaksana dengan
baik atas ketersediaan bahan ajar yang baik sehingga materi-materi yang diajarkan
dapat tersampaikan dengan benar. Bahan ajar tersebut dapat berupa apa saja, baik
media cetak maupun non cetak. Alquran yang memperintahkan manusia untuk tetap
belajar dan mengambil pelajaran. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Qamar ayat 40

ِِّ ِ‫ولََق ْد ي َّسرََن الْ ُقرآ َن ل‬


‫لذ ْك ِر فَ َه ْل ِمن ُّم َّدكِر‬ ْ ْ َ َ
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka
adakah orang yang mengambil pelajaran?”
Hal ini juga dipertegas dengan surah Al-Baqarah ayat 145.

5
Artinya : “dan walaupun engkau (Muhammad) memberikan semua ayat (keterangan)
kepada orang-orang yang diberi Kitab itu, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu dan
engkaupun tidak akan mengikuti kiblat mereka. Sebagian mereka tidak akan
mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka
setelah sampai ilmu kepadamu, niscaya engkau termasuk orang-orang zalim”.
Dari ayat diatas dapat diperoleh kesimpulann bahwa orang-orang yang berilmu
tidak akan goyah keilmuan dan dirinya terhadap apapun yang menghadang. Jadi ilmu
yang diperoleh dari proses pembelajaran melatih sikap pribadi seseorang untuk
bersikap teguh sesuai dengan hal yang benar.
Surat At-Taubah ayat 122

Artinya : “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya”.

6
Ayat diatas menjelaskan bahwa ilmu yang telah diperoleh pun harus kita bagi kepada
sesama agar ilmu tersebut bermanfaat. Saling berbagi dari sebuah hasil pembelajaran.
Sejalan dengan ayat diatas, ditambah pula dengan surat Az-Zumar ayat 9:

Artinya: “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang
yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut
kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah
sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.
Ayat diatas menyatakan bahwa dengan belajar memupuk sikap rendah hati dan takut
kepada Allah SWT. dan pada surat Mujadalah ayat 11

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-


lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan”.

7
Dapat disimpulkan bahwa tidak ada jalan untuk mengenal Allah, meraih ridha-
Nya serta menggapai keuntungan dan kedekatan dengan-Nya, kecuali dengan ilmu.
Ilmu adalah cahaya yang diberikan Allah dengan cara mengutus para Rasul,
menurunkan kitab-kitab, dan Allah juga memberi petunjuk dari kesesatan dan
kebodohan. Maka manusia sebagai makhluk ciptaan Allah perlu memiliki ilmu
sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia dan
sebagai bekal untuk akhirat nanti.
F. Landasan Yuridis
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
yang telah dijelaskan bahwa pendidikan nasional berperan mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, disebutkan dalam undang-undang
tersebut bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 pada Bab 1 Pasal 1 No 15 dinyatakan bahwa :
Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik
dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi
komunikasi, informasi dan media lain. Dari Undang-Undang tersebut maka
diperlukannya sebuah bahan ajar yang bisa digunakan melalui teknologi komunikasi
yang dalam hal ini termasuk bahan ajar non cetak
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
dalam pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Dari Peraturan Pemerintah ini

8
dalam kegiatan pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif dan
menyenangkan, dan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang demikian selain
digunakan bahan ajar cetak bisa pula digunakanbahan ajar non cetak berupa audio
dan audio visual
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional guru sebagai fasilitator harus inovatif dalam proses pembelajaran, salah satu
upaya yang dilakukan adalah dengan membuat bahan ajar. Bahan ajar terdiri dari
bahan ajar cetak dan non cetak. Selanjutnya Berdasarkan pnaduan pengembangan
bahan ajar berbasis ICT, bahan ajar ICT adalah bahan ajar yang disusun dan
dikembangkan dengan menggunakan alat bantu ICT untuk mengoah data termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Kemendiknas 2010
menyatakan bahwa bahan ajar non cetak dikembangkan memberikan kontribusi
positif dalam hal : (1) membantu terjadinya proses pembelajaran dan pengembangan
kompetensi (2) memberikan pengalaman yang nyata dan real (3) memotivasi adanya
tindakan (action).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 2 tahun 2010 tentang Rencana
Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014 bahwa kebutuhan akan
penguasaan dan penerapan IPTEK dalam rangka menghadapi tuntutan global
berdampak pada semakin meningkatnya peranan TIK dalam berbagai aspek
kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, meningkatnya kebutuhan untuk
berbagi informasi dan pengetahuan dengan memanfaatkan TIK, serta perkembangan
internet yang menghilangkan batas wilayah dan waktu untuk melakukan komunikasi
dan akses terhadap informasi. Kondisi di atas menuntut diberlakukannya kebijakan di
bidang TIK.

9
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Bahan Ajar Non Cetak


1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami oleh siswa
dalam upaya mencapai tujuan kurikulum (Majid, 2007:174). Bahan pembelajaran
cetak dapat diartikan sebagai perangkat bahan yang memuat materi atau isi pelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan menggunakanbuku dan
modul. Pernyataan ini didukung Yezita (2012: 55) yang menyatakan bahwa bahan
ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas yang disusun secara sistematis
baik tertulis maupun tidak tertulis.Suatu bahan pembelajaran cetak memuat materi
yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah atau teori yang tercakup dalam mata
pelajaran sesuai dengan disiplin ilmunya serta informasi lainnya dalam pembelajaran.
Penggunaan bahan ajar dapat dijadikan peserta didik sebagai bahan menambah
pengetahuan. Menurut Prastowo (2011:17) bahan ajar merupakan segala bahan (baik
informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan
sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam
proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran. Menurut Lestari ( 2013 : 1 ) “Bahan ajar adalah perangkat sarana atau
alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan
cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi
dengan segala kompleksitasnya”. Sedangkan Depdiknas (2008:145-149) memberikan
pengertian beberapa definisi bahan ajar sebagai berikut:
a. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur
untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

10
b. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
c. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
d. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis
maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa
untuk belajar.

Menurut Widodo dan Jasmadi (dalam Lestari, 2013) “Bahan ajar adalah
perangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik
dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau
subkompetensi dengan segala kompleksitasnya”. Berdasarkan uraian tentang bahan
ajar dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi
pelajaran yang mengacu pada kurikulum yang digunakan (silabus) dalam rangka
mencapai standar kompetensi dasar yang telah ditentukan dan membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

Bahan ajar memiliki beragam jenis, berdasarkan bentuknya bahan ajar terbagi
menjadi dua yaitu ada yang cetak maupun noncetak. Bahan ajar cetak dapat
ditampilkan dalam berbagai bentuk. Contoh bahan ajar cetak yang sering dijumpai
antara lain berupa handout, buku teks, modul, brosur, selebaran, dan lembar kerja
siswa. Bahan ajar non cetak meliputi (1) bahan ajar dengar/ audio seperti kaset, radio,
piringan hitam, dan compact disc audio (2) bahan ajar pandang dengar seperti video
compact disc atau film (3) bahan ajar multimedia interaktif seperti CAI, CD
multimedia pembelajaran interaktif, dan (4) bahan ajar berbasis web. Dalam makalah
ini akan dibahas jenis bahan ajar non-cetak (ICT) meliputi: audio, audio visual, video,
multmedia dan display.
2. Pengertian Bahan Ajar Non Cetak
Bahan ajar non cetak, biasanya juga disebut sebagai bahan ajar berbasis
ICT/TIK. Sungkowo (2010) mengatakan bahwa Bahan Ajar Berbasis TIK adalah

11
bahan ajar yang disusun dan dikembangkan dengan menggunakan alat bantu TIK
untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas. Penggunaan bahan ajar TIK memungkinkan peserta didik dapat
mempelajari suatu kompetensi dasar (KD) secara runtut, sistematis, interaktif dan
inovatif sehingga diharapkan semua kompetensi tercapai secara utuh dan terpadu
dalam pembelajaran.Bahan ajar non cetak merupakan bahan ajar yang memanfaatkan
teknologi non cetak. Bahan ajar non cetak biasa disebut dengan bahan ajar berbasis
ICT. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar non-cetak adalah bahan
ajar yang dalam penggunaannya menggunakan bantuan perangkat elektronik seperti
komputer.
Menurut Oktantia (2014) bahan ajar berbasis ICT adalah bahan ajar yang
disusun secara sistematis untuk mencapai kompetensi serta dikembangkan dengan
menggunakan alat bantu komputer. Prastowo (2011) menyebutkan bahwa bahan ajar
non cetak dapat diartikan sebagai perangkat bahan yang memuat materi atau isi
pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan
menggunakan teknologi dan berbasis information comunicating teknology (ICT).
Bahan ajar non cetak (digital) merupakan inovasi baru dalam dunia pendidikan.
3. Keunggulan dan Kelemahan Bahan Ajar Non Cetak
Keunggulan bahan ajar non cetak, yaitu:
a. Berubahnya peran siswa dari pasif menjadi aktif serta mempunyai ketertarikan
dari materi yang dibahas
b. Siswa dapat belajar kapanpun sewaktu-waktu karena bahan ajar tersimpan di
komputer
c. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
terstruktur dan terjadwal melalui jaringan sehingga keduanya bisa saling menilai
sampai sejauh mana bahan ajar dipelajari

12
d. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi
secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja kegiatan
komunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu
e. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi dan interaksi melalui fasilitas-
fasilitas internet yang dapat dilakukan secara kelompok
Kelemahan dalam bahan ajar non cetak, yaitu:
a. Membutuhkan alat yang lengkap untuk menggunakannya.
b. Membutuhkan biaya yang relatif mahal untuk pengadaaan alat bahan ajar non-
cetak.
c. Penggunanya harus mempunyai skill yang sesuai dengan bahan ajar yang
digunakan.
d. Adanya virus yang akan membuat file hilang.
e. Media audio visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karena
media audio visual cenderung tetap di tempat.
f. Biaya pengadaannya relative mahal.
g. Apabila guru tidak mampu berpartisipasi aktif maka siswa akan cenderung
menikmati visualisasi dan suaranya saja
B. Karakteristik Bahan Ajar Non Cetak
Menurut Sungkowo (2010), beberapa karakteristik bahan ajar non cetak antara
lain :
1. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital bahan ajar ataupun teknologi
jaringan / computer network).
2. Memanfaatkan teknologi multibahan ajar, sehingga suasana pembelajaran
menjadi menarik, tidak membosankan dan pada akhirnya memotivasi peserta
didik untuk belajar mandiri
3. Memanfaatkan teknologi elektronik; di mana pendidik dan peserta didik, peserta
didik dan sesama peserta didik atau pendidik dan sesama pendidik dapat
berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.

13
4. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh pendidik dan peserta didik kapan saja dan
di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
5. Memanfaatkan pertukaran data (information sharing) yang secara interaktif dapat
dilihat setiap saat di komputer.
C. Jenis-jenis Pengembangan Bahan Ajar Non Cetak
1. Bahan Ajar Audio
a. Pengertian Bahan Ajar Audio
Bahan ajar audio adalah bahan ajar yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif (pita suara atau piringan suara) yanga dapat merangsang pikiran dan perasaan
sehingga terjadinya proses belajar (Legendari, 2016). Bahan ajar audio adalah sesuatu
yang berkaitan dengan indra pendengar, dimana pesan yang disampaikan dituangkan
dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan)
maupun non verbal (musik, instrument). Bahan pembelajaran audio dapat diartikan
bahan Belajar atau materi pelajaran yang direkam pada pita magnetik/kaset audio
atau Compact disk (CD) yang dapat didengarkan kembali dengan menggunakan alat
penampil tape recorder atau CD player. di kelas, ruang perpustakaan, laboratorium,
di rumah, di halaman, bahkan di perjalanan.
Program audio dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran individual,
berkelompok, maupun massal. Tetapi pembelajaran yang menggunakan bahan ajar
dengar akan kurang efektif jika didalam sekolah tersebut dihadapkan dengan peserta
didik yang mengalami gangguan pada pendengarannya. Karena peserta didik yang
mengalami gangguan tersebut akan sangat merasa kesulitan dalam mengikuti
pelajaran dengan cara mendengar dan memahami. Beda halnya dengan peserta didik
yang normal atau tidak mengalami gangguan dalam pendengarannya, maka peserta
didik tersebut bisa mengikuti pelajaran dengan mudah khususnya ketika guru
menggunakan bahan ajar dengar. (Sukitman, 2014)
b. Karakteristik Bahan Ajar Audio
Secara umum, karakteristik dari bahan ajar audio adalah

14
1) Dapat digunakan untuk melatih daya analisis dari apa yang didengar
2) Meningkatkan kemampuang mengingat
3) Berguna untuk belajar keterampilan diagnosis yang melibatkan bunyi
Karakteristik bahan ajar audio menurut Prastowo (2014 . 313) :
1) Mengandung pesan auditif baik verbal maupun non verbal dan vokalisasi
2) Dapat mendorong pemusatan perhatian dan mempertahankan pemusatan
perhatian
3) Cocok untuk mengikuti pengarahan
4) Digunakan untuk melatih daya analisis siswa dari apa yang didengar
5) Perolehan arti dari suatu konteks
6) Dapat untuk melatih memisahkan kata atau informasi yang relevan dan tidak
relevan
7) Meningkatkan kemampuan mengingat dan mengemukakan ide
8) Memberikan hasil belajar yang optimal dalam tugas-tugas memberi signal
(lambang), rangkaian yang melibtakan keterampilan bahasa dan musik
9) Berguna untuk belajar keterampilan diagnosis yang melibatkan bunyi

Program audio yang baik memiliki kriteria sebagai berikut :


1) Mengemukakan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dapat dicari
oleh audience setelah mengikuti program
2) Mengkomunikasikan materi pembelajaran secara akurat
3) Menjelaskan materi pembelajaran secara sistematik
4) Mendeskripsikan secara jelas unsure narasi yang digunakan untuk
mengkomunikasikan materi pembelajaran kepada siswa
5) Menjelaskan bahan rujukan yang digunakan sebagai dasar untuk
mengkomunikasikan materi pembelajaran kepada peserta didik
c. Jenis-jenis Bahan Ajar Audio
Program audio dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran individual,
berkelompok, maupun massal. Tetapi pembelajaran yang menggunakan bahan ajar

15
dengar akan kurang efektif jika di dalam sekolah tersebut dihadapkan dengan peserta
didik yang mengalami gangguan pada pendengarannya. Bahan ajar audio terdiri dari
dua jenis yaitu kaset atau compact disk atau piringan hitam dan radio.
1) Kaset/ Piringan hitam/compact disk
Kaset/ Piringan hitam/compact disk, yaitu sebuah kaset yang direncanakan
sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah program yang dapat dipergunakan sebagai
bahan ajar. Media kaset dapat menyimpan suara yang berulang-ulang diperdengarkan
kepada peserta didik yang menggunakannya sebagai bahan ajar. Bahan ajar kaset
biasanya digunakan untuk pembelajaran bahasa atau pembelajaran musik. Contoh
Kaset/ Piringan hitam/compact disk, yaitu:

Gambar 1. Kaset
2) Radio
Radio adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar.
Melalui radio peserta didik bisa belajar sesuatu. Program radio dapat dirancang
sebagai bahan ajar, misalnya pada jam tertentu pendidik merencanakan sebuah
program pembelajaran melalui radio, seperti mendengarkan pengajian langsung di
channel radio dari siaran yang sedang berlangsung. Contoh radio, yaitu:

16
Gambar 2. Radio
d. Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Audio
Bahan ajar audio memiliki keunggulan dan kelemahan untuk digunakan dalam
proses pembelajaran. Adapun kelebihan bahan ajar audio (Sanjaya, 2009: 216), yaitu:
1) Dengan menggunakan alat perekam, program audio dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pendengar.
2) Media audio dapat melatih siswa untuk mengembangkan daya imajinasi yang
abstrak.
3) Media audio dapat merangsang partisipasi aktif para pendengar.
4) Program audio dapat menggugah rasa ingin tahu siswa tentang sesuatu sehingga
merangsang kreativitas.
5) Media audio dapat menanamkan nilai-nilai dan sikap positif terhadap para
pendengar
6) Media audio dapat menyajikan laporan-laporan yang aktual dan orisinil yang
sulit menggunakan media lain.
7) Program audio dapat mengatasi batasan waktu serta jangkauanya sangat luas

Adapun kelemahan bahan ajar audio (Sanjaya, 2009: 217), yaitu:


1) Sifat komunikasinya satu arah
2) Lebih banyak menggunakan suara bahasa verbal, hanya dapat dimengerti oleh
pendengar yang memiliki kemampuan bahasa yang baik.
3) Hanya akan melayani secara baik untuk mereka yang suka berfikir abstrak.
4) Dapat menimbulkan verbalisme bagi pendengar.

17
e. Langkah-langkah Penyusunan Bahan Ajar Audio
Adapun langkah-langkah umum dalam penggunaan media audio sebagai media
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Langkah persiapan
Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
a) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.
b) Kesesuaian dengan materi yang akan disampaikan.
c) Situasi dan kondisi siswa.
2) Langkah Penerimaan
Dalam langkah ini, diharapkan guru dan siswa dapat mengikuti pembelajaran
dengan mendengarkan secara seksama. Guru dapat mencatat hal-hal penting,
kata-kata baru dan kata-kata sulit yang nantinya berguna sebagai refleksi di
akhir pelajaran. Bagi siswa juga dapat melakukan kegiatan seperti membuat
pertanyaan, ringkasan materi, dan sebagainya
3) Kegiatan lanjutan
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan melakukan refleksi dan tanya jawab antar
guru dengan siswa. Sekaligus bisa dilakukan penugasan terhadap siswa
berhubungan dengan materi yang disampaikan.
2. Bahan Ajar Audio Visual
a. Pengertian Bahan Ajar Audio Visual
Bahan ajar audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan
gambar bergerak dan bersuara (Haryoko, 2009) . Paduan antar gambar dan suara
membentuk karakter sama dengan obyek aslinya. Senada dengan itu, Peter Salim
dalam The Contemporary English-Indonesian Dictionary (1996:2230) memaknainya
dengan sesuatu yang berkenaan dengan penerimaan dan pemancaran gambar. Tidak
jauh berbeda dengan dua definisi tersebut, Smaldino (2008: 374) mengartikannya
dengan “the storage of visuals and their display on television-type screen”
(penyimpanan/perekaman gambar dan penayangannya pada layar televisi). Dari
beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa video itu berkenaan dengan apa

18
yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup (bergerak; motion), proses
perekamannya, dan penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi.
b. Karakteristik Bahan Ajar Audio Visual
Secara umum karakteristik bahan ajar audio visual adalah:
1) Menampilkan gambar dengan gerak serta suara secara bersamaan
2) Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas
3) Memungkinkan adanya rekayasa (animasi)
Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dan pengajaran, media audio
visual mempunyai sifat sebagai berikut :
1) Kemampuan untuk meningkatkan persepsi.
2) Kemampuan untuk meningkatkan pengertian.
3) Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.
4) Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan
hasil yang dicapai.
5) Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan)
Program audio visual yang baik memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Mengemukakan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dapat dicari
oleh audience setelah mengikuti program
2) Mengkomunikasikan materi pembelajaran secara akurat
3) Menjelaskan materi pembelajaran secara sistematik
4) Program terlihat menarik dengan alur yang baik
5) Menarik minat penonton untuk mengetahui isi yang disampaikan
6) Pemilihan pemain, lokasi syuting, dan properti tepat.
7) Tidak ada noise baik berupa suara maupun gambar
8) Program dapat memotivasi penonton untuk belajar lebih lanjut
9) Menjelaskan bahan rujukan yang digunakan sebagai dasar untuk
mengkomunikasikan materi pembelajaran kepada peserta didik

19
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan audio visual
untuk pembelajaran yaitu :
1) Guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu, kemudian baru
memilih media audio visual yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang
diharapkan.
2) Guru juga harus mengetahui durasi media audio visual misalnya dalam bentuk
film ataupun video, dimana keduanya yang harus disesuaikan dengan jam
pelajaran.
3) Mempersiapkan kelas, yang meliputi persiapan siswa dengan memberikan
penjelasan global tentang isi film, video atau televisi yang akan diputar dan
persiapan peralatan yang akan digunakan demi kelancaran pembelajaran.
4) Aktivitas lanjutan, setelah pemutaran film atau video selesai, sebaiknya guru
melakukan refleksi dan tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa terhadap materi tersebut.
c. Jenis-jenis Bahan Ajar Audio Visual
Jenis-jenis bahan ajar audio visual yaitu: televisi, video-VCD, sound slide, dan
film. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya
melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat (K. Prent dkk., Kamus Latin-
Indonesia, 1969: 926). Kamus besar bahasa Indonesia (1995: 1119) mengartikan
video dengan: 1) bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi; 2)
rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi.
Video dapat juga diartikan sebagai bahan pembelajaran tampak dengar (audio
visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran.
Dikatakan tampak dengar karena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video
(tampak) dapat disajikan serentak. Dengan kata lain video adalah rangkaian gambar
elektronis yang disertai unsur audio yang dituangkan pada pita video, dan dapat
dilihat melalui alat pemutar video player dan jika dalam bentuk VCD maka
menggunakan VCD player yang dihubungkan ke monitor televisi. Jadi yang

20
dimaksud bahan belajar video yaitu bahan pelajaran yang dikemas melalui pita video
dan dapat lihat melalui video/VCD player yang dihubungkan ke monitor televisi.
Video mengkobinasikan unsur dengar dan unsur visual sehingga pendidik dapat
menciptakan proses pembelajaran yang lebih berkualitas. Hal itu berdasarkan bahwa
peserta didik cenderung akan lebih mudah mengingat dan memahami suatu pelajaran
jika mereka tidak hanya menggunakan satu jenis indra saja, apalagi jika hanya indra
pendengaran saja. Bahan ajar pandang dengar mampu memperlihatkan secara nyata
sesuatu yang pada awalnya tidak mungkin bisa dilihat di dalam kelas menjadi
mungkin dilihat. Selain itu juga dapat membuat efek visual yang memungkinkan
peserta didik memperkuat proses belajar. Bahan ajar pandang dengar antara lain
adalah video dan film. Contoh tampilan video, yaitu:

Gambar 3. Contoh Tampilan Video


d. Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Audio Visual
Beberapa kelebihan atau kegunaan media audio visual pembelajaran yaitu :
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka).
2) Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3) Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film
atau video.

21
4) Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau
gambar.
5) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan time line atau
high speed photografi.
6) Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat
rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
7) Konsep yang terlalu luas (gunung merapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain)
dapat di visualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
Pengajaran audio visual juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
1) Media audio visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karena
media audio visual cenderung tetap di tempat.
2) Biaya pengadaannya relative mahal.
3) Apabila guru tidak mampu berpartisipasi aktif maka siswa akan cenderung
menikmati visualisasi dan suaranya saja.

3. Bahan Ajar Multimedia


a. Pengertian Multimedia
Secara bahasa, multimedia terdiri dari dua suku kata, yaitu multi dan media.
Multi berarti banyak atau bermacam-macam, sedangkan media berarti alat atau
sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan informasi (pesan). Jadi menurut bahasa
multimedia adalah alat-alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Menurut
istilah, multimedia berarti penggunaan sarana (media) yangmenyajikan kombinasi
(gabungan) berbagai elemn informasi, seperti animasi, video, teks, suara, grapiks,
maupun gambar yang bersifat interaktif yang bertujuan untuk menyampaikan
informasi, atau pembelajaran.
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media
yang terdiri dari teks, grafik, gambar, foto, audio, dan animasi secara terintegrasi.
Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkunganmemungkinkan
terjadinya proses belajar. Jadi dalam pembelajaran yang utamaadalah bagaimana

22
siswa belajar. Belajar dalam pengertian aktivitas mental siswa dalam berinteraksi
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat relative
konstan. Dengan demikian aspek yang menjadi penting dalam aktivitas belajar dan
pembelajaran adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan inidiciptakan dengan
menata unsur-unsurnya sehingga dapat merubah perilakusiswa.
b. Karakteristik Multimedia
Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran, pemilihan danpenggunaan
multimedia pembelajaran harus memperhatikan karakteristikkomponen lain, seperti:
tujuan, materi, strategi dan juga evaluasipembelajaran. Karakteristik multimedia
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkanunsur
audio dan visual.
2) Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan
untukmengakomodasi respon pengguna.
3) Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi
sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbinganorang
lain.
Adapun fungsi dari multimedia pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin.
2) Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol lajukecepatan
belajarnya sendiri.
3) Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren
danterkendalikan.
4) Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalambentuk
respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan danlain-lain.
Menurut Asyhar (2012), karakteristik bahan ajar multimedia yang baik adalah
sebagai berikut :
1) Tampilan harus menarik baik dari sisi bentuk gambar maupun kombinasi warna
yang digunakan

23
2) Narasi atau bahasa harus jelas dan mudah dipahami oleh peserta didik.
Penggunaan instilah perlu disesuaikan dengan pengguna media agar
pembelajaran biasa efektif
3) Materi disajikan secara interaktif artinya memungkinkan partisipasi dari peserta
didik
4) Kebutuhan untuk mengakomodasi berbagai model (styles) yang berbeda dalam
belajar
5) Karakteristik dan budaya personal dari populasi yang akan disajikan target
6) Sesuai dengan karakteristik peserta didik, karakteristik materi dan tujuan yang
ingin dicapai
7) Dimungkinkan untuk digunakan sebagai salah satu media pembelajaran
8) Memungkinkan ditampilkan suatu virtual learning environment (lingkungan
belajar virtual) seperti web based application yang menunjang
9) Proses pembelajaran adalah suatu kontinuitas utuh, bukan sporadik dan kejadian
terpisah-pisah (disconnected events)
Menurut Ismaniati (2001), karakteristik multimedia yang baik meliputi
beberapa komponen, yaitu:
1) Adanya bahan penarik perhatian peserta didik
2) Adanya tujuan instruksional khusus
3) Tes prasyarat
4) Adanya uraian atau materi pembelajaran
5) Terdapat latihan
6) Terdapat rambu-rambu atau penjelasan jawab latihan soal
7) Adanya rangkuman

c. Jenis-jenis Multimedia
Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linear, dan
multimedia interaktif.
1) Multimedia linear

24
Multimedia linear adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat
pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini
berjalan sekuensial (berurutan), contohnya TV dan film (Legendari, 2016).

Gambar 4. Diagram Multimedia Linear


Pemakai hanya menjadi penonton dan menikmati produk multimedia
yang disajikan dari awal hingga akhir.

Gambar 5. Contoh Multimedia Linear


2) Multimedia interaktif
Multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih (audio, teks, grafik,
gambar dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan
perintah atau perilaku alami dari sebuah presentasi (Nugraha, 2013). Contoh: CAI
(Computer Assisted Instruction), CD (Compact Disk) dan bahan ajar berbasis web
(web based learning materials),serta aplikasi game.
Ciri-ciri dari multimedia interaktif
• Bersifat non-linear
• Ada unsur interaktif didalamnya
• Pengguna menentukan apa, kapan dan bagaimana konten ditampilkan

25
Gambar 6. Diagram Multimedia Interaktif

Gambar 7. Contoh Multimedia Interaktif

26
d. Kelebihan dan kekurangan Multimedia
Kelebihan dari bahan ajar multimedia, yaitu:
1) Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif
2) Mampu menimbulkan rasa senang selama PBM berlangsung sehingga akan
menambah motivasi peserta didik
3) Mampu menggabungkan anatar teks, gambar, audio, musik, animasi gambar atau
video dalam satu kesatuan yang saling mendukung sehingga tercapai tujuan
pembelajaran
4) Mampu memvisualisasikan materi yang abstrak
5) Media penyimpanan yang relatif gampang dan fleksibel
6) Membawa obyek yang sukar didapat atau berbahaya ke dalam lingkungan
belajar
7) Menampilkan obyek yang terlalu besar ke dalam kelas
8) Menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
Menurut Sanaky (2010:184) adapun kelebihan dari multimedia interaktif adalah
1) Memungkinkan peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan
kecepatannya dalam memahami pengetahuan.
2) Membuat peserta didik dapat melakukan kontrol terhadap aktivitas belajarnya.
3) Dapat menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh pemakainya
4) Menciptakan iklim belajar yang efektif bagi peserta didik yang lambat tetapi juga
membantu efektivitas belajar bagi peserta didik yang cepat.
5) Dapat diprogram agar mampu memberikan umpan balik terhadap hasil belajar
6) Dapat diprogram untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
7) Memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik dan
animasi grafik sehingga lebih menarik.
8) Dapat meningkatkan proses belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang
relatif kecil.
Kekurangan dari multimedia, yaitu

27
1) Design yang buruk menyebabkan kebingungan dan kebosanan pesan tidak
tersampaikan dengan baik
2) Kendala bagi orang dengan kemampuan terbatas/cacat
3) Kemampuan SDM dalam penggunaan multimedia masih perlu ditingkatkan
4) Belum memadainya perhatian dari pemerintah
5) Belum memadainya infrastruktur untuk daerah tertentu
e. Prosedur Pembuatan Multimedia
Prosedur umum pembuatan multimedia menurut Asyhar (2012) adalah :
1) Analisis
Karena media yang dikembangkan untuk tujuan pembelajaran, maka yang perlu
dianalisis adalah kurikulum yang berlaku. Bagian mana dari kurukulum tersebut
yang berpeluang untuk dikembangkan dengan teknologi multimedia. Teknologi
multimedia ini akan memberikan dampak bagi kurukulum.
2) Pemilihan teknologi
Pemilihan teknologi dilakukan untuk menentukan :
a) Antar muka pengguna
b) Kapabilitas sistem
c) Bagaimana pengguna menggunakan dan belajar melakukan navigasisistem
d) Bagaimana elemen-elemen program dan berinteraktivitas umum
diintegrasikan, dengan link-link yang baik
e) Aturan-aturan fasilitatir, latihan, dukungan teknis dan adminitratornya
f) Penggunaan grafik
g) Penggunaan audio dan video
3) Merancang desain
Dalam hal ini terlebih dahulu perlu disiapkan bentuk-bentuk desain tampilan
serta materi-materi yang dibutuhkan seperti teks, gambar, animasi, suara, movie,
file presentasi, dan lain-lain.
4) Menyusun storyboard dan prototipe

28
Storyboard adalah diagramalur cerita dari bahan ajar multimedia yang akan
dibuat. Sedangkan prototipe merupakan desain kasar untuk bahan ajar. Pada
storyboard sudah tergambar jelas fragmen dari media, misalnya pembukaan,
menu-menu navigasi, penyajian materi, kuis, contoh-contoh kasus, dan lain-lain.
5) Identifikasi dan pengumpulan materi
Untuk memudahkan pembuat media, sebaiknya dibuatkan daftar kebutuhan
untuk mencakup teks, suara, gambar, animasi, dan sebagainya.
6) Pembuatan bahan ajar multimedia
Pada tahap ini sebaiknya setiap segmen cerita dibuat dalam modul-modulterpisah
sehingga memudahkan dalam melakukan kontrol. Pada tahap ini, akan dilakukan
impor bahan dan materi, pembuatan struktur navigasi, animasi, efek transisi,
interkasi, dan lain-lain.
7) Uji coba dan fine tuning
Bahan ajar yang sudah selesai dibuat diujicobakan ke beberapa pengguna untuk
memperoleh masukan.
Sedangkan menurut Prastowo (2014) prosedur yang harus dilakukan dalam
mebuat bahan ajar interaktif berbasis komputer menurut
1) Kesesuaian dengan kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
2) Petunjuk pembelajaran ditulis dengan jelas supaya siswa mudah dalam
menggunakannya
3) Informasi pendukung dijelaskan secara padat, jelas dan menarik dalam bentuk
tulisan atau gambar diam maupun gambar bergerak.
4) Tugas-tugas ditulis dalam program interaktif
5) Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan yang
pada akhir pembelajaran dapat dilihat oleh pendidik melalui komputer.
6) Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi

f. Manfaat Multimedia
Manfaat multimedia dalam pembelajaran adalah :

29
1) Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesiapan dan keinginan
mereka, artinya pengguna sendirilah yang mengontrol proses pembelajaran
2) Peserta didik belajar dari tutor yang menyesuaikan diri dengan kemampuan diri
siswa
3) Peserta didik akan terdorong untuk mengejar pengetahuan dan memperoleh umpan
balik yang seketika
4) Peserta didik menghadapi suatu evaluasi yang objektif melalui keikutsertaannya
melalui latihan yang disediakan
5) Peserta didik menikmati privasi dimana mereka tidak perlu malu saat melakukan
kesalahan
6) Belajar saat kebutuhan muncul dan kapan saja tanpa terikat waktu yang ditentukan
4. Display
a. Pengertian Display
Bahan ajar display menurut Pannen dalam Belawati (2003) adalah bahan-
bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan
siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan menurut Majid (2007) Bahan ajar
display adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami oleh siswa dalam
upaya mencapai tujuan kurikulum. Display adalah sarana pembelajaran yang
diperlihatkan atau dipamerkan,baik itu dalam bentuk gambar, kartun, poster, dan
objek-objek 3 dimensi yang kecil atau material belajar lainnya.
Display adalah sarana pembelajan yang materinya mengacu pada isi/muatan
kurikulum yang disusun sedemikian rupa oleh guru untuk ditampilkan didalam kelas
baik itu dalam bentuk gambar, kartun, poster, objek-objek 3 dimensi atau material
belajar lainnya tanpa menggunakan proyeksi. Pada umumnya, bahan ajar jenis
display ini digunakan oleh guru pada saat ia menyampaikan informasi kepada
siswanya didepan kelas.Contoh-contoh jenis bahan ajar display diantaranya adalah
gambar, flipchart, adhesive, relia, model, dan diorama.
b. Karakteristik Display
Karakteristik display, yaitu:

30
1) Menngunakan komputer
2) Menggunakan teknologi multimedia
3) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri
c. Jenis-jenis Display
Bahan ajar display bermacam-macam, diantaranya, yaitu:
1) Relia
a) Pengertian Relia
Realia adalah media nyata didalam ruang kelas, tetapi dapat digunakan sebagai
sesuatu kegiatan observasi pada lingkungannya. Menurut Pujita ( 2008 :15)
mengungkapkan bahwa ciri media realia adalah benda asli benda dalam keadaan
utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya dan dapat dikenali
sebagaimana ujud aslinya.
Menurut Udin S.W (Patty, 2007) realia adalah alat bantu visual dalam
pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada peserta
didik. Media ini merupakan objek nyata suatu benda. Seperti mata uang, tumbuhan,
hewan bebatuan, air, tanah, benda-benda dan lain sebagainya. Jadi, media realia itu
adalah media yang tidak mengalami perubahan atau asli dan bukan berupa tiruan atau
model dari benda nyata dapat berupa orang, mata uang, tumbuhan, hewan, bebatuaan,
air,tanah, benda-benda dan makanan.
b) Langkah-langkah Membuat Media Realia
(1) Menyediakan benda-benda nyata yang berhubungan dengan bahan ajar (materi
ajar) agar dapat dimanfaatkan dikelas dengan efisien.
(2) Menggunakan benda-benda nyata tersebut dalam proses pembelajaran dikelas.
Siswa mendapatkan pengalaman langsung dari benda-benda tersebut.
(3) Mengajak siswa mengamati secara langsung, kemudian bersama temannya
berdiskusi tentang materi yang diajarkan.
(4) Setelah mengamati dan berdiskusi serta bimbingan dari guru, siswa dapat
menyimpulkan materi yang telah diajarkan. Penilaian keseluruhan kegiatan
pembelajaran dilakukan menggunakan penilaian autentik. Berdasarkan kajian

31
diatas maka yang dimaksud dengan media realia adalah semua media nyata
didalam ruang kelas, tetapi dapat digunakan sebagai sesuatu kegiatan observasi
pada lingkungannya.
c) Jenis-jenis Realia
Menurut Rusman (2005) media realia yaitu semua media nyata yang ada di
lingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan.
Misalnya tumbuhan , batuan , binatang, insectarium, bendabenda, air, sawah,
makanan dan sebagainya. maka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis media realia
yaitu:
(1) Benda-benda hidup seperti : orang, binatang dan tumbuhan.
(2) Benda-benda mati seperti : meja, kursi, piring, gelas, buku, majalah, koran,
lemari, figure foto, karpet, uang koin, bebatuan, dan makanan
(3) pengajaran harus didukung pula dengan media lain.

Gambar 8. Contoh Relia


d) Kelebihan dan Kekurangan Realia
Penggunaan media realia membawa dampak positif bagi kegiatan belajar
mengajar di kelas. Rusman (2005) mengungkapkan secara umum media realia
memiliki kegunaan yaitu: Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalisme, mengatasi
keterbatasan ruang, tenaga dan daya indera, menimbulkan gairah belajar, interaksi

32
langsung, antara muridnya dengan sumber belajar, memungkinkan anak belajar
mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, memberi rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
Dikemukakan oleh Ibrahim dan Syaodin (2003) tentang beberapa keunggulan
dalam penggunaan media realia yaitu:
(1) Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada anak untuk
mempelajari sesuatu ataupu melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata.
(2) Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengalami sendiri situasi yang
sesungguhnya.
(3) Melatih keterampilan anak dengan menggunakan sebanyak alat indera.

Sedangkan secara khusus, keunggulan media realia diungkapkan oleh Pujita


(2006:18), media realia mempunyai keunggulan yaitu:
(1) Mudah didapat, pada umumnya media realia dapat ditemui kerena merupakan
benda nyata yang ada disekitar lingkungan.
(2) Memberikan informasi yang jelas dan akurat, mengingat benda realia
merupakan benda yang nyata, maka penjelasan atau informasi yang berkaitan
benda tersebut menjadi jelas dan lebih akurat
Penggunaan media realia dalam proses pembelajaran merupakan cara yang
cukup efektif apabila dilihat dari beberapa keunggulan media realia tersebut. Ibrahim
dan Syaodah (2003) mengungkapkan beberapa kelemahan dalam penggunaan media
realia yaitu:
(1) Membawa anak-anak ke berbagai tempat di luar sekolah kadang-kadang
mengandung resiko dalam bentuk kecelakaan dan sebagainya.
(2) Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata kadangkadang
tidak sedikit, apalagi ditambah degan kemungkinan kerusakan dalam
penggunaannya.
(3) Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek yang sebenarnya,
seperti pembesaran, pemotongan dan gambar bagian demi bagian

33
2) Diaroma
a) Pengertian
Diaroma adalah sebuah pemandangan 3 dimensi mini yang bertujuan untuk
menggambarkan pemandangan sebenarnya. Biasanya, terdiri atas bentuk-bentuk
sosok atau objek-objek ditempatkan dipentas yang berlatar belakang peristiwa masa
lampau, sekarang atau kejadian yang akan datang.

Gambar 9. Contoh Diaroma


b) Kelebihan dan Kekurangan Diaroma
Kelebihan Diamora adalah desain yang menarik dapat menambah keindahan
dan daya tarik. Kelemahan diamora adalah tidak bisa menampilkan unsur gerak.
3) Model
a) Pengertian Model
Menurut wati (2016) model merupakan benda tiruan dalam media visual non
proyeksi. Sedangkan menurut Warkito (2016) model adalah contoh, pola acuan
ragam, macam dan sebagainya; barang tiruan yang kecil dan tepat seperti yang ditiru.
Model adalah contoh dan acuan untuk sesuatu yang akan dibuat (Waridah, 2017).
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa model adalah acuan suatu benda
atau kegiatan yang ditiru atau dibuat kembali dengan ukuran yang sama atau berbeda

34
dari yang asli. Model dapat ditampilkan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan
pengganti dari benda yang sesungguhnya. Biasanya penggunaan model dalam
pembelajaran untuk mengatasi keterbatasan ketersediaan benda nyata. Keterbatasan
yang dimaksud dapat berupa keterbatasan biaya maupun sulitnya jangkauan.
Contohnya globe sebagai model yang digunakan untuk mempelajari letak geografis
suatu wilayah.
b) Karakteristik Model
Karakteristik media dapat dilihat dari kemampuan membangkitkan rangsangan
indra penglihatan, pendengaran, perabaan percakapan, maupun penciuman atau
kesesuainnya dengan tingkat hirarki belajar. Secara umum karakteristik media tiga
dimensi adalah sebagai berikut:
(1) Pesan yang sama dapat disebarkan keseluruh siswa secara serentak.
(2) Penyajiannya berada dalam kontrol guru.
(3) Cara penyimpanannya mudah (praktis).
(4) Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera.
(5) Menyajikan objek-objek secara diam.
(6) Terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap.
(7) Lebih mahal dari kelompok media grafis.
(8) Sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu.
(9) Sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual.
(10) Praktis digunakan untuk semua ukuran ruangan kelas.
(11) Mampu menyajikan teori dan praktik secara terpadu.

c) Kelebihan Media Model


(1) Media model memberi pengalaman yang berharga karena langsung dalam dunia
yang sebenarnya.
(2) Media model memiliki ingatan yang tahan lama dan sulit dilupakan. Pengalaman
yang nyata dapat membentuk sikap mental dan emosional yang positif terhadap
hidup dan kehidupan.

35
(3) Media model dapat dikumpulkan dan dicari.
(4) Media model dapat dikoleksi.
(5) Dapat menghilangkan kebosanan siswa karena media yang di gunakan bervariasi.

Gambar 10. Contoh Model


4) Flipchart
a) Pengertian flipchart
Flipchart merupakan suatu media yang menggunakan gambar–gambar yang
digantung pada suatu tiang gantungan kecil dan cara menunjukannya dengan
membalik satu per satu. Flipchart memiliki dudukan atau penyangga khusus, atau
dapat digantung pada sebuah paku dengan menggunakan tali (Susilana dan
Riyana,2008).Flipchart adalah lembaran-lebaran kertas yang disatukan menggunakan
benda khusus (Penjepit, Spiral) sehingga menyerupai album atau kalender.
Lembaran-lembaran kertas ini akan diisi dengan informasi-informasi atau
pesan-pesan baik berupa gambar maupun simbol-simbol yang dicantumkan dalam
bentuk visual.Sehingga dalam hal menyampaikan pesan, flipchart yang berisi pesan
yang telah disampaikan, dalam penggunaannya dibalikkan agar pesan berikutnya bisa
dilihat oleh peserta didik. Seperti halnya sebuah kalender yang berisi 12 lembar kertas
dan setiap kertas mewakili urutan bulan. Jadi, flipchart adalah bahan ajar berupa

36
lembaran-lembaran kertas yang dibuat sedemikian rupa yang digunakan dengan
membalikkan lembarannya satu persatu.

Gambar 11. Flipchart

b) Bentuk Flipchart
Media pembelajaran Flipchart terbagi kedalam dua bentuk. Yaitu:
(1) White Flipchart
White Flipchart adalah lembaran-lembaran kertas kosong yang siap diisi
informasi-informasi mengenai pembelajaran. Seperti halnyawhiteboard yang
mempergunakan alat tulis seperti spidol.
(2) Messages Flipchart
Messages Flipchart adalah flipchart yang berisi pesan-pesan pembelajaran yang
telah disiapkan sebelumnya yang isinya bisa berupa gambar, teks, grafik, bagan
dan lain-lain.

c) Penggunaan dan bagian-bagian Flipchart


Cara menggunakan Flipchart adalah sebAgai berikut:
(1) Mempersiapkan diri

37
Guru perlu menguasai materi pembelajaran dengan baik serta perlu memiliki
keterampilan untuk menggunakan flipchart. Dan akan lebih baik dengan
melakukan latihan berulang-ulang untuk memperlancar penyampaian materi
pembelajaran.
(2) Penempatan yang tepat
Perhatikan posisi penempatan yang tepat sehingga dapat dilihat dengan baik oleh
semua siswa yang ada di ruanagan kelas tersebut. Untuk memastikan bahawa
posisi sudah tepat, Anda dapat menanyakan pada siswa apakah sudah terlihat
dengan baik atau belum.
(3) Pengaturan siswa
(4) Perkenalan pokok materi
(5) Sajikan gambar
(6) Beri kesempatan siswa untuk bertanya
(7) Menyimpulkan materi

d) Teknik pembuatan Flipchart


Untuk membuat flipchart ada beberapa langkah, yaitu :
(1) Tentukan tujuan Pembelajaran. Tujuan perlu dirumuskan lebih khusus seperti
penguasaan kognitif, pengusaan keterampilan tertentu atau tujuan untuk
pembentukan sikap dan karakter yang sesuai nilai-nilai.
(2) Menentukan bentuk Flipchart. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
bentuk flipchart terdiri dari dua bentuk yakni White Flipchart dan Messages
Flipchart. Setelah ditentukan bentuknya, persiapkan alat-alat yang dibutukan
dalam pembuatan flipchartdiantaranya adalah kerangka dudukan biasanya kaki-
kakinya berjumlah empat atau tiga untuk sandaran. Sipakan juga triplek yang
tebal berbentuk persegi panjang berukuran antara 60-90 cm sebagai alas kertas.
Pada bagian atas kayu penyangga pergunakan penjepit kertas.Sedangkan dalam
pembuatan messages flipchart, setelah membuat penyangga seperti yang sudah
dijelaskan di atas, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data, angka-angka,

38
simbol-simbol verbal dan gambar-gambar yang relevan dengan tercapainya
tujuan.
(3) Membuat ringkasan materi. Media Flipchart yang akan dipergunakan,
hendaknya memiliki ringkasan materi baik yang tercantum maupun tidak
tercantum pada flipchart. Materi yang disajikan pada media flipchart tidakdalam
uraian yang panjang. Diambil point-pointnya saja seperti penulisan materi di
media powerpoint.
(4) Merancang draft kasar (sketsa). Agar flipchart lebih attractive dan menarik,
sebaiknya menambahkan sketsa atau gambar yang relavan dengan tujuan.
(5) Memilih warna yang sesuai. Warna secara psikologis warna juga mampu
mempengaruhi otak manusia sehingga persaan ataupun konsentrasi menjadi lebih
atau malah kurang. Pemilihan warna yang mencolok (spotlight) untuk memberi
fokus yang bertujuan untuk mnerik perhatian. Namun penggunaan warna yang
berlebihan juga akan mengganggu penglihatan.
(6) Menentukan ukuran dan bentuk huruf yang sesuai. Supaya mudah dibaca dalam
jarak yang cukup jauh, maka ukuran huruf juga diperbesar. Ini dapat
diujicobakan sebelum penulisan simbol-simbol verbal.

e) Kelebihan dan Kekurangan Flipchart


Dalam penggunaan Flipchart untuk menyampaikan materi pembelajaran yang
berguna mencapai tujuan. Sebagai salah satu media pembelajaran, Flipchart yang
dipergunakan memiliki beberapa kelebihan, diantaranya :
(1) Tujuan
Media Flipchart dalam mencapai tujuan adalah salah satu media yang
efektif. Flipchart yang efektif dapat dijadikan penyampai pesan secara terstruktur
dan terencana terutama pada messages flipchart. Indikator pencapaian tujuan
yang efektif adalah tercapaianya tujuan yang sudah direncanakan, untuk
mencapai tujuan. Selain itu juga, Flipchart sangat praktis untuk dipergunakan.
(2) Peserta didik

39
Flipchart sangat cocok untuk pembelajaran dengan jumlah peserta didik
kelompok kecil yakni hingga 30 orang dengan ukuran 100 cm x 60 cm. Selain itu
juga mampu meningkatkan aktivitas belajar dan menarik perhatian peserta didik.
(3) Biaya
Dari segi faktor biaya, flipchart merupakan salah satu media yang relatif lebih
murah.
(4) Ketersediaan
Dalam pembuatan memperoleh bahan-bahan yang dipergunakan untuk
membuat flipchart sangat mudah diperoleh di pasaran. Sehingga kita mampu
membuatnya sendiri.
(5) Waktu
Penggunaan flipchart merupakan salah satu cara guru dalam menghemat
waktunya untuk menulis di papan tulis.
Dengan beberapa kelebihan yang bisa kita temukan pada media flipchart,
namun flipchart juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya:
(1) Tidak Audiotif. Dalam penggunaannya materi yang bersifat
audiotif,flipchart belum mampu mengakomodirnya. Sehingga guru berperan
lebih utuk memfasilitasi materi-materi audio.
(2) Teacher oriented. Tanpa seorang guru atau fasilitator untuk memaparkan materi,
siswa akan kesulitan memahami pesan yang ada di dalam flipchart.Hal ini
disebabkan karena penulisan pesan baik berupa gambar-gambar, simbol-simbol
verbal berbentuk outline-otline seperti halnya power point.
(3) Dalam penggunaan kelompok besar kurang efektif.

f) Karakteristik Flipchart
Flipchart memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1) Informasi yang akan disampaikan dapat dipersiapkan terlebih dahulu atau
disampaikan secara bersamaan pada saat presentasi.

40
(2) Guru merupakan orang yang bertanggung jawab untuk mengembangkan
informasi yang akan disampaikan melalui flipchart.
(3) Informasi yang disampaikan dapat bersifat permanen atau tidak.
(4) Efektif digunakan untuk kelas kecil atau kelas sedang.
(5) Fleksibilitasnya sangat rendah, karena materi yang disampaikan sudah tertera
seperti apa adanya di dalam flipchart tersebut.
(6) Mudah dibuat, digunakan serta dibawa-bawa (tergantung ukurannya).
(7) Karena digunakan di kelas kecil atau sedang, pemanfaatan flipchart sebagai bahan
ajar display memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang akrab dan
informal, sehingga memotivasi siswa untuk aktif terlibat.
5) Gambar
a) Pengertian Gambar
Gambar adalah tiruan barang, orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.
Gambar merupakan suatu wujud atau rupa dalam bidang dua dimensi. Gambar adalah
media yang paling umum digunakan, mudah dimengerti, dan dapat dijumpai dimana-
mana, serta banyak memberikan penjelasan bila dibandingkan dengan verbal.
b) Jenis-Jenis Gambar
(1) Diagram
Diagram merupakan gambar sederhana yang menggunakan garis dan symbol
untuk menggambarkan struktur dari objek tertentu secara garis besar. Sedangkan
menurut Warkito (2016) diagram adalah gambaran, buram, sket, sketsa dan
sebagainya untuk memperlihatkan atau menerangkan sesuatu. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa diagram merupakan gambaran atau sketsa yang menggambarkan
struktur dari objek tertentu. Diagram digunakan untuk menyederhanakan konsep
abstrak yang sulit dipahami jika disajikan dalam verbal. Diagram berisi : petunjuk-
petunjuk suatu masalah, dapat menyederhanakan hal yang kompleks, dapat
memperjelas penyajian pesan, diagram yang baik adalah sangat sederhana, hanya
memperlihatkan bagian yang penting saja.

41
Gambar 12. Contoh Diagram
(2) Grafik
Grafik adalah sajian visual berupa data angka-angka. Sedangkan menurut
Warkito (2016) grafik merupakan lukisan sesuatu yang turun naik, hasil statistic dan
sebagainya dengan gambar atau garis-garis. Dari teori diatas dapat disimpulkan
bahwa grafik merupakan lukisan turun naik, hasil statistic sajian visual yang berupa
data angka-angka. Grafik juga dapat menggambarkan hubungan dan perbandingan
antar unit-unit data, kecendrunagn pada data itu.

Gambar 13. Contoh Grafik


(3) Chart/bagan
Menurut Wati (2016), Bagan merupakan gambar yang berguna untuk
menampilkan konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan
juga dapat memberikan ringkasan butir-butir penting dari materi yang ditampilkan.
Sedangkan menurut Warkito (2016) bagan adalah alat peraga grafik untuk
menyajikan data agar mempermudah penafsiran. Arsyad (2016) juga menyatakan

42
bahwa chart harus mempunyai tujuan pembelajaran yang ditentukan dengan jelas.
Bagi siswa yang berusia muda suatu chart harus berisikan hanya satu konsep atau
gambaran konsep. Sebaiknya chart itu ditekan hingga berisi informasi verbal dan
visual yang minimum untuk dapat dipahami. Jika ingin mengungkapkan beberapa
gagasan atau konsep, sebaiknya dibuat serangkaian chart sederhana. Informasi
pembelajaran dan pesan-pesan isi pelajaran dikomunikasikan mellaui saluran visual,
dan materi verbal hanya diadakan untuk mendukung pesan visual.

Gambar 14. Contoh Chart/Bagan


Dari penjelasan diatas dapat disimpulakn bahwa chart/bagan adalah ringkasan
butir-butir penting dari materi yang akan ditampilkan dalam suatu pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan membuat chart/bagan adalah:
(a) Menerangkan suatu situasi, suatu proses secara simbolik dengan menggunakan
garis-garis, gambar-gambar, dan tulisan

43
(b) Menerangkan bermacam-macam keterangan menjadi satu
(c) Memberi gambaran tentang hubungan antara sesuatu keadaan dengan keadaan
lain secara simbolis didalam suatu situasi.

(4) Poster
Menurut Warkito (2016) poster adalah pengumuman atau iklan yang dipasang
di tempat umum. Poster adalah konsep visual yang berisi pesan dalam bentuk gambar
dan tulisan sederhana/singkat, namun memiliki makna yang luas. Isi poster adalah
anjuran, larangan. Pemanfaatn poster di kelas biasanya untuk dekorasi dan
meningkatkan motivasi belajar siswa.

Gambar 15. Contoh Poster


(5) Kartun
Menurut Waskito (2016) Kartun adalah gambar hidup; film yang berupa lukisan;
film yang menciptakan khayalan gerak sebagai hasil pemotretan rangkaian gambar
yang melukiskan perubahan-perubahan posisi. Sedangkan menurut Waridah (2017)
kartun merupakan gambar yang bersifat dan bertujuan humor. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa kartun adalah gambar hidup/film yang berupa lukisan/gambar

44
yang berisi perubahan posisi suatu benda maupun materi. Kartun mengandung
gambar interpretative yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu
pesan dan ringkas atau suatu pesan sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian
tertentu. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan
menuangkan kedalam gambar sederhana tanpa detail.

Gambar 16. Contoh Kartun

d. Kelebihan dan Kekurangan Display


Kelebihan bahan ajar dsiplay, yaitu:
1) Sifatnya konkrit. Gambar atau foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibanding dengan media verbal semata.
2) Gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda,
objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, anak-anak
dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya. Air
terjun niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit yang
lalu kadang-kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat
bermanfaat dalam hal ini.
3) Dapat diletakkan dengan mudah di kelas atau di ruang-ruang sekolah,
harganya relatif murah.

45
4) Dapat dikembangkan sendiri oleh guru yang memiliki bakat senin dan dapat
dikembangkan untuk hampir semua mata pelajaran.
5) Display yang bagus mampu menarik perhatian siswa, merangsang minat.
6) Mampu memperjelas arti, dan mampu menyederhanakan informasi yang
kompleks.
Kekurangan bahan ajar display adalah
1) Terlalu kecil untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, kecuali yang telah
dirancang khusus untuk keperluan itu.
2) Jenis bahan ajar display merupakan media diam, sehingga tidak cocok untuk
mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan gerakan.
D. Prinsip Bahan Ajar Non Cetak
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi,
konsistensi, dan kecukupan (Depdiknas, 2010 : 27).
1. Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi atau keterkaitan materi sesuai dengan tuntutan Standar
Kompetensi/Kompetensi. Misalnya dalam menyajikan konsep, definisi, prinsip,
prosedur, contoh, dan pelatihan harus berkaitan dengan kebutuhan materi pokok yang
terkandung dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga siswa dapat
dengan mudah mengidentifikasi dan mengenali gagasan, menjelaskan ciri suatu
konsep, dan memahami prosedur dalam mencapai suatu sasaran tertentu.
2. Prinsip Konsistensi
Sebuah bahan ajar harus mampu menjadi solusi dalam pencapaian kompetensi.
Dalam penyusunan bahan ajar yang harus diperhatikan adalah indikator yang harus
dicapai dalam kompetensi dasar. Apabila terdapat dua indikator maka bahan yang
digunakan harus meliputi dua indikator tersebut.
3. Prinsip Kecukupan
Prinsip kecukupan artinya, materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu siswa menguasasi kompetensi yang diajarkanoleh guru. Materi
tidak boleh terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak. Apabila materi yang diberikan

46
terlalu sedikit, maka siswa akan kurang dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Apabila materi yang diberikan terlalu banyak, maka siswa akan merasa bosan dan
pembelajaran membutuhkan waktu yang banyak. Padahal yang dibutuhkan dalam
pembelajaran adalah materi yang sesuai dengan kompetensi dasar baik dalam segi isi
maupun banyaknya materi.
Selain prinsip pengembangan bahan ajar, prinsip dalam pemilihan materi
pembelajaran dalam pengembangan bahan ajar, hendaklah juga memperhatikan
prinsip-prinsip pembelajaran. Diantara prinsip pembelajaran tersebut adalah:
a. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk
memahami yang abstrak. Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep
tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang kongkret,
sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka. Misalnya untuk menjelaskan konsep
pasar, maka mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat di
tempat mereka tinggal. Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara
tentang berbagai jenis pasar lainnya.
b. Pengulangan akan memperkuat pemahaman. Dalam pembelajaran, pengulangan
sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu konsep. Walaupun
maksudnya sama, sesuatu informasi yang diulang-ulang, akan lebih berbekas pada
ingatan siswa. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap
pemahaman siswa.
c. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman
siswa.Seringkali kita menganggap enteng dengan memberikan respon yang
sekedarnya atas hasil kerja siswa. Padahal respon yang diberikan oleh guru
terhadap siswa akan menjadi penguatan pada diri siswa. Perkataan seorang guru
seperti ’ya benar’ atau ‚’ya kamu pintar’ atau,’itu benar, namun akan lebih baik
kalau begini...’ akan menimbulkan kepercayaan diri pada siswa bahwa ia telah
menjawab atau mengerjakan sesuatu dengan benar. Sebaliknya, respond negatif
akan mematahkan semangat siswa.

47
d. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan.
Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih berhasil dalam
belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran
adalah memberikan dorongan (motivasi) agar siswa mau belajar.
e. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan
mencapai ketinggian tertentu. Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan
berkelanjutan. Untuk mencapai suatu standard kompetensi yang tinggi, perlu
dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga, semakin lebar anak tangga
semakin sulit kita melangkah, namun juga anak tangga yang terlalu kecil
terlampau mudah melewatinya.
f. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai
tujuan. Dalam proses pembelajaran, guru ibarat pemandu perjalanan. Dengan
demikian, semua peserta dapat mencapai kota tujuan dengan selamat.
E. Peran Bahan Ajar Non Cetak
Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar, fungsi bagi pendidik
dan fungsi bagi peserta didik menurut Prastowo (2014:139) sebagai berikut:
1. Fungsi bahan ajar bagi pendidik:
a. menghemat waktu pendidik dalam mengajar.
b. mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator.
c. meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interakstif.
d. pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang semestinya
diajarkan kepada peserta didik.
e. alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.
2. Fungsi bahan ajar bagi peseerta didik:
a. peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik
yang lain.
b. peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki.
c. peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.

48
d. peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing.
e. membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang
mandiri.
f. pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya dipelajari atau dikuasainya.

Peran khusus bahan ajar noncetak bagi kegiatan pembelajaran dalam panduan
pengembangan bahan ajar noncetak (2010:3), yaitu:
1. Membantu terjadinya pembelajaran dan pengembangan kompetensi
2. Memberikan pengalaman belajar yang nyata
Dalam bahan ajar noncetak ilustrasinya lebih hidup sehingga dapat membuat
pembelajaran menjadi lebih jelas dan tidak membosankan.
3. Memotivasi terjadinya tindakan
4. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera

49
BAB III
PEMBAHASAN

A. Matriks Perbedaan Audio, Audio visual, Multimedia dan Display


Bahan ajar non-cetak adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dituangkan dalam teknologi non-cetak. Bahan ajar non cetak terdiri dari bahan
ajar audio, audio visual, dan interaktif. Agar bahan ajar dapat digunakan secara efisien dalam proses pembelajaran maka
guru perlu mengetahui perbedaan dari masing-masing jenis bahan ajar non cetak. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari
tabel berikut.
Tabel 1. Matriks Perbedaan Audio, Audio visual, Multimedia dan Display

Aspek Pembeda Audio Audio Visual Multimedia Display


Pengertian Audio adalah bahan Audio visual adalah Multimedia adalah Display adalah sarana
ajar yang mengandung seperangkat alat yang media yang yang dimanfaatkan
pesan dalam bentuk dapat menggabungkan dua untuk menampilkan
auditif (pita suara atau memproyeksikan unsur atau lebih media gambar, poster, dan
piringan suara) yang gambar bergerak dan yang terdiri dari teks, objek-objek tiga
dapat merangsang bersuara grafik, gambar, foto, dimensi yng kecil
pikiran dan perasaan audio, dan animasi
sehingga terjadinya secara terintegrasi.
proses belajar

50
Jenis • Kaset/piringan hitam • Video a. Multimedia linear a. Relia
• Radio (TV dan film) b. Diaroma
b. Multimedia c. Model
interaktif (CAI, d. Flipchat (diagram,
web, aplikasi game) grafik, bagan/chart,
poster, dan kartun)
Bentuk Suara Suara dan gambar Suara, teks Gambar
Karakteristik c. Dapat digunakan a. Menampilkan a Memiliki lebih dari a. Menggunakan
untuk melatih daya gambar dengan satu media yang komputer
analisis dari apa gerak serta suara konvergen, b. Menggunakan
yang didengar secara bersamaan misalnya teknologi
d. Meningkatkan b. Mampu menggabungkanuns multimedia
kemampuang menampilkan ur audio dan visual. c. Menggunakan
mengingat benda yang sangat b. Bersifat interaktif, bahan ajar bersifat
e. Berguna untuk tidak mungkin ke dalam pengertian mandiri
belajar dalam kelas memiliki
keterampilan c. Memungkinkan kemampuan untuk
diagnosis yang adanya rekayasa mengakomodasi
melibatkan bunyi (animasi) respon pengguna.

51
c. Bersifat mandiri,
dalam pengertian
memberi
kemudahan dan
kelengkapan isi
sedemikian rupa
sehingga pengguna
bisa menggunakan
tanpa bimbingan
orang lain.
B. Matriks Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Non Cetak
Setiap bahan ajar tidak ada yang sempurna. Masing-masing bahan ajar ajar non cetak memiliki kelebihan dan
kekurangan, yaitu:
Tabel 2. Matriks Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Non Cetak
Jenis Bahan Ajar Non Cetak Kelebihan Kekurangan
Audio a. Dengan menggunakan alat perekam, a. Sifat komunikasinya satu arah
program audio dapat disesuaikan dengan b. Lebih banyak menggunakan suara
kebutuhan pendengar. bahasa verbal, hanya dapat dimengerti
b. Media audio dapat melatih siswa untuk oleh pendengar yang memiliki
mengembangkan daya imajinasi yang kemampuan bahasa yang baik.

52
abstrak. c. Hanya akan melayani secara baik
c. Media audio dapat merangsang untuk mereka yang suka berfikir
partisipasi aktif para pendengar. abstrak.
d. Program audio dapat menggugah rasa d. Dapat menimbulkan verbalisme bagi
ingin tahu siswa tentang sesuatu pendengar.
sehingga merangsang kreativitas.
e. Media audio dapat menanamkan nilai-
nilai dan sikap positif terhadap para
pendengar
f. Media audio dapat menyajikan laporan-
laporan yang aktual dan orisinil yang
sulit menggunakan media lain.
g. Program audio dapat mengatasi batasan
waktu serta jangkauanya sangat luas
Audio Visual a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak a. Media audio visual tidak dapat
terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk digunakan dimana saja dan kapan saja,
kata-kata, tertulis atau lisan belaka). karena media audio visual cenderung
b. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan tetap di tempat.
daya indera. b. Biaya pengadaannya relative mahal.

53
c. Objek yang terlalu besar digantikan c. Apabila guru tidak mampu
dengan realitas, gambar, film bingkai, berpartisipasi aktif maka siswa akan
film atau video. cenderung menikmati visualisasi dan
d. Obyek yang kecil dibantu dengan suaranya saja.
proyektor micro, film bingkai, film atau
gambar.
e. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu
cepat dapat dibantu dengan time line
atau high speed photografi.
f. Kejadian atau peristiwa yang terjadi
masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat
rekaman film, video, film bingkai, foto
maupun secara verbal.
g. Konsep yang terlalu luas (gunung
merapi, gempa bumi, iklim dan lain-
lain) dapat di visualkan dalam bentuk
film, film bingkai, gambar, dan lain-
lain.
Multimedia a. Sistem pembelajaran lebih inovatif dan a. Design yang buruk menyebabkan

54
interaktif kebingungan dan kebosanan pesan tidak
b. Mampu menimbulkan rasa senang selama tersampaikan dengan baik
PBM berlangsung sehingga akan b. Kendala bagi orang dengan kemampuan
menambah motivasi peserta didik terbatas/cacat
c. Mampu menggabungkan anatar teks, c. Kemampuan SDM dalam penggunaan
gambar, audio, musik, animasi gambar multimedia masih perlu ditingkatkan
atau video dalam satu kesatuan yang d. Belum memadainya perhatian dari
saling mendukung sehingga tercapai pemerintah
tujuan pembelajaran e. Belum memadainya infrastruktur untuk
d. Mampu memvisualisasikan materi yang daerah tertentu
abstrak
e. Media penyimpanan yang relatif gampang
dan fleksibel
f. Membawa obyek yang sukar didapat atau
berbahaya ke dalam lingkungan belajar
g. Menampilkan obyek yang terlalu besar ke
dalam kelas
h. Menampilkan obyek yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang

55
Display a. Sifatnya konkrit. Gambar atau foto lebih a. Terlalu kecil untuk dimanfaatkan dalam
realistis menunjukkan pokok masalah proses pembelajaran, kecuali yang
dibanding dengan media verbal semata. telah dirancang khusus untuk
b. Gambar dapat mengatasai masalah batasan keperluan itu.
ruang dan waktu. Tidak semua benda, b. Jenis bahan ajar display merupakan
objek atau peristiwa dapat dibawa ke media diam, sehingga tidak cocok
kelas, dan tidak selalu bisa, anak-anak untuk mengajarkan hal-hal yang
dibawa ke objek tersebut. berkaitan dengan gerakan.
c. Dapat diletakkan dengan mudah di kelas
atau di ruang-ruang sekolah,
harganya relatif murah.
d. Dapat dikembangkan sendiri oleh guru
yang memiliki bakat senin dan dapat
dikembangkan untuk hampir semua mata
pelajaran.
e. Display yang bagus mampu menarik
perhatian siswa, merangsang minat.
f. Mampu memperjelas arti, dan mampu
menyederhanakan informasi yang

56
kompleks.

57
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Bahan ajar non-cetak adalah bahan ajar yang dalam penggunaannya
menggunakan bantuan perangkat elektronik seperti komputer.
2. Karakteristik bahan ajar non cetak, yaitu: memanfaatkan keunggulan
komputer, memanfaatkan teknologi multibahan ajar, memanfaatkan teknologi
elektronik, menggunakan bahan ajar bersifat mandiri, memanfaatkan
pertukaran data
3. Jenis-jenis pengembangan bahan ajar non cetak, yaitu:
a. Bahan ajar audio adalah bahan ajar yang mengandung pesan dalam
bentuk auditif (pita suara atau piringan suara yanga dapat merangsang
pikiran dan persaan sehingga terjadinya proses belajar).
b. Bahan ajar audio visual adalah seperangkat alat yang dapat
memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara.
c. Multimedia,adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih
media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan
animasi secara terintegrasi
d. Display, adalah sarana yang dimanfaatkan untuk menampilkan gambar,
kartun, poster, dan objek-objek 3 dimensi yang kecil atatu material belajar
lainnya.
4. Prinsip bahan ajar non cetak, yaitu: prinsip relevansi, prinsip konsistensi,
prinsip kecukupan
5. Peran bahan ajar non cetak bagi kegiatan pembelajaran yaitu: membantu
terjadinya pembelajaran dan pengembangan kompetensi, memberikan
pengalaman belajar yang nyata, memotivasi terjadinya tindakan, dan
mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera

58
B. Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini belum sempurna, untuk itu diharapkan
kepada dosen pembimbing serta pembaca ikut memberikan saran agar makalah ini
lebih baik untuk selanjutnya.

59
DAFTAR PUSTKA

Arsyad, Azhar. (2016). Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Asrizal, A., Amran, A., Ananda, A., Festiyed, F., Sumarmin, R. (2018). The
Development Of Integrated Science Instructional Materials To Improve
Students Digital Literacy In Scientific Approach. Jurnal Pendidikan Indonesia,
DOI: 10. 15294/ JPII. V7i4. 13613

Anonim. Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI Nomor 14 Tahun 2005. Jakarta.

Depdiknas. (2006). Permendiknas No 22 Tentang Standar Isi. Jakarta : Departemen


Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta : Departemen


Pendidikan Nasional.

Fauzan, A., Plomp, T., and Gravemeijer, K. 2013. The Development of an RME-
based Geometry Course for Indonesian Primary Schools. In T. Plomp and N.
Niveen (Eds), Educational Design Research-Part B: Illus-trative Cases, 159-
178. Enschade, The Netherlands: SLO

Festiyed. (2013). “Effectiveness of Adaptive Contextual LearningModel of Integrated


Science by Integrating DigitalAge Literacy on Grade VIII Students”. IOP
Conference Series: Materials Science and Engineering.Hal 1-8.
doi:10.1088/1757-899X/335/1/012067

Heinich, Molenda & Russel. (1996). Teaching Reading Today’s In elementary.


Schools. Third Edition. Dallas Geneva. Illinois Hopewell, New Jersey Palo
Alto: Houghton Mifflin Company Boston.

Kemendiknas. (2010). Panduan Pengembangan Bahan Ajar Non Cetak. Jakarta :


Kemendiknas.

Legendari. (2016). Pengembangan Bahan Ajar Berbasisi Audio Visual terhadap


Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Pokok Bangun Ruang Kubus dan
Balok Kelas VIII SMP N 1 Ciledug. Jurnal EduMa. Vol. 5. No. 5. Hlm. 73-80.

Lestari, Ika. (2013). Pengembahan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Lampung :


Universitas Lampung.

60
Nieveen, Nienke. (1999). Prototyping to Reach Product Quality. In J. vam den
Akker,R Branch,K Gustafson, N Nieveen and Tj.Plomp (Eds). Design
Approaches and Tools in Education and Training (hlm. 125-136). Dodrecht :
Kluwer Academic Publisher

Normalasarie, dan Aulia, S. (2018). Penerapan Media dan Buku Ajar Siswa Berbasis
Meaningful Learning Pada Materi Bangun Datar Untuk Meningkatkan Kreatif
Siswa Kelas III Sekolah Dasar. Math Didatic: Jurnal Pendidikan Matematika.
Vol 4Edisi Dies Natalis XXXII 2018 p-ISSN 2442-3401; e- ISSN 2579-3977

Oktantia, Dilla. Dkk. (2014). Pembuatan Lembar Kerja Siswa berbasis ICT dengan
Mengintegrasikan MSTBK Materi Getaran, Energi, dan MomentumUntuk
Mencapai Kompetensi Siswa Kelas XI. Journal Pillar of Physics
Education.Vol 1: 73-80

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 Tentang Standar Pendidikan Nasional.

Prastowo, Andi. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta
: Diva Press.

Rochmad. (2012). ”Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran


Matematika”. Jurnal Kreano : 69.

Sudirman. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo


Persada.

Sungkowo. (2010). Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK. Jakarta :


Kementrian Pendidikan Nasional.

Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I. (1994). Instructional Development


for Training Teachers of Expectional Children. Minneapolis, Minnesota:
Leadership Training Institute/Special Education, University of Minnesota

Yezita, Elva. dkk. (2012). "Mengkonstruksi Pengetahuan Siswa Pada Materi Segitiga
dan Segiempat Menggunakan Bahan Ajar InterAktif Matematika Berbasis
Konstruktivisme." Jurnal Pendidikan Matematika , Vol. 1. No. 1. Hlm. 54-59.

61
62

Anda mungkin juga menyukai