PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ke orientasi pasar (market or public interest), dari pemerintahan yang kuat, besar
dan otoritarian ke orientasi small and less government, egalitarian dan demokratis,
Menurut Teras Narang (2007) dalam Meri Yarni dan Latifah Amir (2014:
yang terjadi adalah pemerintah yang dipilih oleh rakyat mengabaikan dan
korupsi, kolusi dan nepotisme yang sulit diberantas, monopoli dalam kegiatan
ekonomi, penegakan hukum yang sulit berjalan serta pelayanan publik yang tidak
memuaskan masyarakat.
daerah dari suatu negara tersebut. Karenanya tidak berlebihan jika dalam
1
demokratisasi sebagai upaya untuk mengembalikan kedaulatan daerah di suatu
negara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem yang
kesejahteraan dapat di wujudkan secara lebih tepat yang pada akhirnya akan
otonomi daerah yang sudah berjalan sejak lama, tentu tidak selalu berjalan sesuai
dengan tujuan dan rel yang seharusnya dilewati. Awal reformasi yang disambut
dengan suka cita dan euphoria oleh masyarakat, diharapakan mampu terbit fajar
baru untuk membawa masyarakat kepada kondisi sosial, ekonomi, politik dan
moral yang lebih baik. Akan tetapi pembentukan pemerintahan baru yang lebih
baik dan demokratis, bersifat terbuka atau transparan kepada masyarakat, yang
pada akhirnya melahirkan suatu sistem good governance, demi tercapainya tujuan
masyarakat adil dan makmur, ternyata hingga kini masih menjadi sebatas isu
nasional dan harapan semu yang sulit untuk diwujudkan. Pertanyaannya adalah
mengapa hal itu bisa terjadi, padahal dengan munculnya reformasi, sistem
2
demokrasi kita semakin baik dengan adanya pemilihan presiden dan kepala daerah
membawa perubahan dalam sistem pemerintahan Desa. Hal ini ditandai dari
elemen masyarakat,
c. kelembagaan seperti BPD, dan Ketua RT dan lembaga desa lainnya sudah
mempunyai peran penting yang sangat aktif karena lembaga desa tersebut
Desa, merubah kedudukan desa menjadi lebih kuat. Dalam hal ini, desa diberikan
asal-usul, adat istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat desa, serta menetapkan
Namun faktanya tidak semua desa dapat memanfaatkan momentum baik ini.
3
penyelewengan wewenang dan korupsi anggaran desa. Akibatnya yang menonjol
adalah antara lain tata kelola penyelenggaraan pemerintahan desa semakin buruk,
pemerintahan desa dari tahun ke tahun dan telah menerapkan berbagai ketentuan
yang terkandug dalam UU Desa. Hanya saja dalam prakteknya masih ditemui
pembangunan, dan
Barru”.
4
B. Rumusan Masalah
adalah:
C. Tujuan Penelitian
Kabupaten Barru.
D. Manfaat Penelitian
selanjutnya.
Desa.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia versi online (2020) bahwa kata
“tata” diartikan sebagai aturan (biasanya dipakai dalam kata majemuk); kaidah,
aturan, dan susunan; cara menyusun; sistem. Kemudian kata “kelola” diartikan :
d. Proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam
Pengertian tata kelola dapat pula dimaknai sebagai peraturan internal yang
menjalankan aktivitasnya menjadi lebih efisien, efektif dan produktif. Pola tata
kelola ini akan mengatur mengenai organisasi, tata laksana, akuntabilitas dan
transparansi organisasi.
adalah tata cara, kaidah atau aturan dalam mengendalikan atau menyelenggarakan
6
kegiatan tertentu agar lebih efisien, efektif dan produktif untuk mencapai tujuan
organisasi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia versi online (2020) bahwa kata
“pemerintah” diartikan :
suatu pemerintah)
f. Pengurus; pengelola
politik suatu negara atau bagian-bagiannya yang dilakukan oleh badan tertinggi
yang memerintah suatu negara atau dilakukan oleh sekelompok orang yang secara
(bahasa Perancis) yang keduanya berasal dari perkataan latin gubermaculun, yang
7
kadang juga diartikan sama dengan eksekutif, yakni pemegang atau yang
4. Istilah ini mengacu pada bentuk metode, sistem pemerintahan dalam suatu
Kemudian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia versi online (2020) bahwa
negara (seperti polisi, tentara) dan pegawai, pejabat, atau badan (instansi,
suatu organisasi atau lembaga yang diberikan legitimasi (keabsahan) oleh rakyat
pemerintahan (kekuasaan negara) pada suatu negara, serta dilengkapi dengan alat-
8
alat kelengkapan negara. Sehingga dapat diartikan bahwa unsur utama dari suatu
organisasi atau lembaga yang diberikan legitimasi dalam bentuk kewenangan oleh
masyarakat melalui suatu proses pemilihan umum, serta dilengkapai dengan alat-
tidak lain adalah menjalankan fungsi legislasi, fungsi eksekutif, dan fungsi
peraturan perundang-undangan.
pada saat diperlukan, sesuai dengan ketentuan (harapan) yang diperintah atau
publik. Oleh karena itu, Pemerintahan adalah sebuah sistem multi program yang
9
Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana
(good governance).
Menurut Hamdi (2002: 8) dalam Muh Nurdin, dkk. (2014: 70), bahwa
3. Pemerintahan Daerah
besar dengan rentang geografi yang luas dan kondisi sosoal budaya yang beragam,
10
menegaskan bahwa negara Indonesia dibagi dalam daerah (provinsi) dan daerah
asal-usul daerah yang bersangkutan sebagai keistimewaan. Hal ini berarti dalam
merupakan ketentuan yang telah diatur dengan tegas dalam konsitusi, karena itu
pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
menyejahterakan masyarakat.
11
pertimbangan yang harus dijadikan pegangan pokok agar konsep pelaksanaan
tersebut adalah penerapan tata kelola pemerintahan daerah yang baik (the good
local governance) yang merupakan salah satu prinsip yang perlu menjadi
perhatian.
oleh Mifta Farid dkk (2017: 72), bahwa urusan pemerintahan daerah telah diatur
lain lain. Sedangkan kewenangan pemerintah yang bersifat pilihan terkait dengan
politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional
pemerintah daerah.
12
Adapun cerminan penerapan Good Governance dalam pemerintahan daerah
1. Kepastian hukum;
3. Kepentingan umum;
4. Keterbukaan;
5. Proporsionalitas;
6. Profesionalitas;
7. Akuntabilitas;
8. Efisiensi;
9. Efektivitas; dan
10. Keadilan.
Menurut Sadjijono (2007: 203) dalam Neneng Siti Maryam (2016: 3),
yang dijalankan berdasarkan kepentingan rakyat dan norma yang berlaku untuk
penambahan kata sifat good dalam governance bisa diartikan sebagai tata
pemerintahan yang baik atau positif. Letak sifat baik atau positif itu adalah
13
manakala ada pengerahan sumber daya secara maksimal dari potensi yang
bersama terhadap visi yang ingin dicapai. Governance dikatakan memiliki sifat-
bahwa pengertian tata kelola pemerintahan yang baik (Good governance) adalah
f. Demokrasi (democracy);
j. Desentralisasi (decentralization);
14
k. Kemitraan dengan dunia usaha swasta dan masyarakat (private sector and
inequality);
protection);
Menurut Tony Dwi Susanto (2018) bahwa beberapa dasar hukum dari tata
15
3. Responsif (responsive)
4. Bertanggung-gugat (accountable)
5. Adil (fair)
6. Partisipatif (participative)
10. Inovasi dan kesediaan untuk berubah lebih baik (innovation and opennes
to change)
Menurut Sugiman (2018 : 84) bahwa istilah desa hanya dikenal di Jawa,
dengan asal mula terbentuknya area desa tersebut, baik berdasarkan pada prinsip-
prinsip ikatan genealogis atau ikatan teritorial dan bahkan berdasarkan tujuan
Desa atau dengan istilah adat dengan sebutan Lurah, Kuwu, Bekel, Petinggi (Jawa
Tengah) Mandor, Lembur, Kokolot (Jawa Barat, Banten) Kejuron, Pengulu Suku,
Penyimbang, Kepala Marga (Sumatera Selatan) Orang Kaya, Kepala Desa (Hitu,
16
Ambon) Raja Penusunan (Sekitar Danau Toba) Kesair Pengulu (Karo Batak)
1. Pengertian desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Sesuai ketentuan, maka desa dipimpin oleh seorang kepala desa yang dipilih
secara langsung oleh, dan dari penduduk desa warga negara Republik Indonesia
yang memenuhi persyaratan dengan masa jabatan 6 (enam) tahun terhitung sejak
tanggal pelantikan. Kepala desa dapat menjabat paling banyak 3 (tiga) kali masa
Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOT) Pemerintahan Desa, Pemerintah desa
yang dipimpin oleh kepala desa, dibantu oleh sekretaris desa dan perangkat desa.
Perangkat desa terdiri dari atas kepala-kepala urusan, yaitu pelaksana urusan dan
melaksanakan urusan rumah tangga desa di lapangan. Kepala dusun adalah wakil
kepala desa di wilayahnya. Urusan rumah tangga Desa adalah urusan yang berhak
diatur dan diurus oleh pemerintah desa. Untuk mengatur, mengurus, dan
17
pengurusan urusannya, pemerintah desa membuat peraturan desa. Peraturan desa
selanjutnya disingkat BPD. Peraturan desa dilaksanakan oleh kepala desa dan
Tata Kerja (SOT) Pemerintahan Desa, untuk melaksanakan tugasnya, kepala desa
memiliki fungsi:
ketenagakerjaan;
lainnya.
18
Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
desa untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan persyaratan
Dalam hal ini, desa diberikan otonomi untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal-usul, adat istiadat, dan nilai sosial
hibah dan sumbangan pihak ketiga, dan lain-lain pendapatan yang sah. Ini
pembangunan baik fisik maupun non fisik sehingga tercapai pembangunan dan
194).
Arti dari Pemerintahan Desa, terlebih dahulu harus dapat dibedakan antara
19
Pemerintahan Desa dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka
pemerintahan, yaitu Pemerintah Desa (Himawan Pambudi, 2001: 50) dalam Anas
asas profesionalitas, asas akuntabilitas, asas efektivitas dan efisiensi, asas kearifan
Pada pasal 1 ayat 3 dirumuskan bahwa Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau
yang disebut dengan nama lain dibantu Perangkat Desa sebagai unsur
a. Sekretariat Desa;
b. Pelaksana Kewilayahan;
c. Pelaksana Teknis.
sebagai berikut:
20
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18B
1. Akuntabilitas:
21
2. Pengawasan:
masyarakat luas.
3. Daya Tanggap:
4. Profesionalisme:
terjangkau.
jawab.
6. Transparansi:
memperoleh informasi.
7. Kesetaraan:
meningkatkan kesejahteraannya.
8. Wawasan ke depan:
22
Membangun daerah berdasarkan visi & strategis yang jelas & mengikuti-
daerahnya.
9. Partisipasi:
langsung.
Pemerintahan Desa
adalah:
23
1. Partisipasi masyarakat
perlu ditingkatkan.
3. Kedisiplinan
belum maksimal. Masih terdapat aparat desa yang masuk kantor tidak sesuai
dengan jam yang telah ditentukan, hal ini tentunya menganggu proses
penelitian, yaitu:
24
1. Kurangnya partisipasi Masyarakat
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Dalam penelitian ini sesuai tujuan penelitian maka tipe penelitian yang
1. Lokasi Penelitian
Kabupaten Barru.
2. Waktu Penelitian
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data
kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.
Data kualitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitaitif yang
26
2. Sumber data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan survei lapangan yang
menggunakan semua metode pengumpulan data orisinal. Dalam hal ini yang
menjadi subjek dalam wawancara selaku informan adalah Staf Kantor Desa
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan
data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Dalam hal ini
diperoleh data tersebut dari berbagai literatur– literatur, diktat kuliah dan
sumber lainnya.
Menurut Sugiyono (2016: 156) bahwa bila dilihat dari segi cara atau teknik
1. Wawancara
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
27
2. Observasi
dengan perilaku manusia, proses kerja gejala-gejala alam, dan bila responden
3. Dokumentasi
secara jelas dan rinci yang kemudian dianalisis guna menjawab permasalahan
dalam rumusan masalah yang diteliti. Untuk teknik analisis data dalam
berikut :
28
diperoleh proposisi-proposisi pernyataan atau resume sebagai temuan
dibutuhkan.
29
BAB IV
sebelah timur Desa Harapan Kecamatan Tanete Riaja, dan sebelah barat
kemudian pada tahun 1993 menjadi Desa devinitif dan kemudian diadakan
pemilihan Kepala Desa Pertama pada tahun 1994 dan terpilih Marhaeni
pada tahun 2002 diadakan lagi pemilihan Kepala Desa yang kedua dan
terpilih saudara Sahnun dan menjabat Kepala Desa selama 2 (Dua) periode
yaitu sejak tahun 2002 sampai 2014, kemudian pada tahun 2014-2017
dijabat oleh Sekertaris Desa yaitu Zaenaruddin, dan Pada Tahun 2017
diadakan lagi pemilihan Kepala Desa yang ketiga dan terpilihlah saudara
30
A. Gambaran Umum Desa Anabanua
utuh tentang kondisi Desa. Data-data yang disusun diambil dari semua
yang ada gambaran umum Desa ini, dipercaya dengan data-data yang di
31
secara langsung.
penduduk yang tercatat secara administrasi adalah 2202 total jiwa. Dengan
umur mulai dari usia balita (0-5 tahun), usia wajib sekolah sampai pada
usia non produktif. Usia produktif yaitu usia 15-45 tahun adalah usia yang
akan dilakukan. Tetapi faktor usia tidak hanya berdiri sendiri tetapi harus
yang baik salah satunya yaitu dengan pembentukan kualitas sumber daya
manusia yang unggul. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat
sumber daya manusia di Desa Anabanua yang terdiri dari potensi sumber
32
pada tabel dibawah ini:
JUMLAH
33
Tabel 2. Klasifikasi Tingkat Pendidikan Desa Anabanua
Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 291 Orang 268 Orang
34
Tabel 3. Klasifikasi Mata Pencaharian Desa Anabanua
C. MATA PENCAHARIAN
35
1.Visi dan Misi Desa Anabanua
A. Visi
B. Misi
Tata Kerja Pemerintah Desa (SOTK) mulai dari Pasal 6 sampai Pasal 10 di
36
sebutkan bahwa, Kepala Desa dan Perangkat desa mempunyai tugas dan fungsi
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala Desa
ketenagakerjaan.
37
5. Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga
lainnya.
berbunyi:
pemerintahan.
laporan.
38
Pasal 8 menjelaskan tentang Tugas dan Fungsi Kepala Urusan (Kaur)
1. Kepala urusan tata usaha dan umum memiliki fungsi seperti melaksanakan urusan
penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa
lainnya.
39
2. Kepala seksi bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas
operasional.
taruna.
tugasnya di wilayahnya.
40
Untuk melaksanakan tugas Kepala Kewilayahan/Kepala Dusun memiliki
fungsi:
B. Hasil Penelitian
merubah kedudukan desa menjadi lebih kuat. Desa akan diberikan otonomi untuk
istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat desa, serta menetapkan dan mengelola
Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tata kelola
41
Untuk mengetahui bagaimana tata kelola penyelenggaraan pemerintahan di Desa
menemukan beberapa hasil penelitian. Berikut ini akan disajikan hasil penelitian
a. Pengawasan
Pengawasan yang dilaksanakan oleh orang atau badan yang ada di dalam
42
Untuk mengetahui bagaimana tata kelola pemerintahan desa dalam aspek
lembaga yang ada di desa termasuk BPD untuk turun melihat dan menilai
jalannya tata kelola pemerintahan desa termasuk pengeloaan anggaran. Salah satu
tugas anggota BPD adalah melakukan pengawasan terhadap jalannya tata kelola
pemerintahan. Dengan adanya kerja sama antar Lembaga Pemerintah Desa, BPD
dan lembaga lembaga di desa lainnya sudah sesuai dengan amanah Undang-
43
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa pengawasan BPD
lebih memfokuskan pada satu kegiatan saja sehingga tata kelola penyelenggaraan
termasuk ketua BPD ikut menandatangani penetapan anggaran desa. Hal ini
menandai bahwa dalam menjalankan peran dan fungsi, BPD bukan saja sebagai
mitra pemerintah desa yang ikut menyetujui anggaran, tetapi juga ikut
secara keseluruhan.
b. Daya Tanggap
pemerintahan yang baik salah satu yang harus dijalankan adalah adanya daya
44
mereka sehingga melahirkan aspirasi mereka yang pada umunya disampaikan
Oleh karena itu sebagai pemerintah terdekat dan sebagai ujung tombak yang
memberi respon sesuai aspirasi masyarakat, maka lambat laun akan mendapat
respon negatif dari masyarakat yang pada gilirannya pemerintah desa akan kurang
Begitu pula di Desa Anabanua dalam hal ini sangat merespon aspirasi
(Musrembang).
“Saya selaku warga desa sering diundang dalam rapat, termasuk dalam rapat
Musrembang desa. Saya sangat menghargai karena diberi kesempatan untuk
menyampaikan aspirasi masyarakat. Jadi saya leluasa menyampaikan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat, termasuk jika ada keluhan-keluhan
masyarakat dan pihak pemerintah desa merespon ini semua” (Hasil
wawancara dengan Rahmawati, S.Pd selaku masyarakat Desa Anabanua, 10
Desember 2020).
bahwa Pemerintah Desa Anabanua telah memiliki daya tanggap terhadap semua
aspirasi masyarakat. Daya tanggap ini diperlihatkan pada setiap kegiatan rapat
45
apalagi pada saat Musrembang. Dengan demikian masyarakat merasa dihargai
bahkan keluhan-keluhannya.
Selain itu terkait dalam aspek daya tanggap, berdasarkan hasil observasi
dapat menyampaikan inisiatif – inisiatif mulai dari tingkat bawah sampai tingkat
atas, dikarenakan ada beberapa rapat – rapat yang menetapkan unsur – unsur
masyarakat, mulai dari RT terus kepala dusun, juga sudah ada kepedulian dari
pemerintah belum sesuai dengan yang seharusnya diterima oleh para lembaga
Nomor 6 Tahun 2014 RT hanya mendapat gaji ketika adanya kegiatan pesta dan
c. Transparansi
antara pemerintah dan masyarakat guna memperoleh suatu informasi yang dibuat
Transparansi bermakna tersedianya informasi yang cukup akurat dan tepat waktu
yang muncul bisa memberikan hasil yang optimal bagi masyarakat serta
46
mencegah terjadinya kecurangan dan manipulasi yang hanya akan
pemerintah desa dapat berjalan secara efektif. Sejalan dengan hal ini informan
mencolok antara sebelum dan sesudah berlakunya Undang – Undang Nomor 6 Tahun
ibadah dan dalam setiap kegiatan rapat. Dalam sosialisasi ini disampaikan kepada
d. Partisipasi
Partisipasi adalah prinsip bahwa setiap orang memiliki hak untuk terlibat dalam
47
Keterlibatan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Partisipasi
yang sangat penting karena mereka bukan saja berperan sebagai objek
pembangunan tetapi juga berperan sebagai pelaku dari pemabgnunan itu sendiri,
didukung oleh adanya komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat.
Komunikasi tersebut memberikan hal yang cukup baik yang dapat memajukan
48
2. Faktor–Faktor Penghambat Tata Kelola Penyelenggaraan Pemerintahan
di Desa Anabanua
desa yang juga sibuk melaksanakan tugas mereka masing-masing, baik sebagai
petani, tukang, dan pegawai (baik pegawai swasta maupun pegawai negeri).
49
2014 keterlibatan masyarakat sangat kurang. Penyusunan rencana kerja
asing dan atau terasing di daerahnya sendiri. Namun setelah UU desa diterapkan
masyarakat sendiri.
administrasi desa, aparat desa sudah dan masih berusaha untuk terus
pengaruh atau tekanan dari pihak lain, sehingga bisa mewujudkan tata kelola
administrasi yang baik dan membawa desa menjadi desa yang berhasil. Meskipun
masih ada beberapa administrasi yang belum bisa diterapkan ini menjadi alasan
yang memacu aparat desa untuk bekerja lebih keras agar bisa menerapkan semua
administrasi desa.
50
Dalam pengelolaan administrasi desa di Desa Anabanua, didapati bahwa
penyebabnya sehingga administrasi desa ini belum semua bisa diterapkan adalah
diterapkan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu warga Desa Anabanua
berikut ini:
“Pelayanan yang diberikan oleh staf Desa masih terkesan lambat karena
kurangnya kemampuan aparat Desa disebabkan kebanyakan staf Desa
honor belum mengerti cara mengaplikasikan komputer sehingga kami harus
mengantri lama”. (Hasil wawancara dengan ibu Asma selaku masyarakat,
11 Januari 2021).
kurangnya kemampuan sumber daya manusia aparat desa yaitu latar belakang
pendidikan dan pengalaman kerja yang masih kurang. belum semua aparat desa
pada kompetensi keahlian yang dimiliki oleh aparart desa. Sehingga untuk
ditingkatkan.
51
Berdasarkan tanggapan informan tersebut dapat pula diketahui bahwa
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat oleh aparat desa belum maksimal.
Beberapa faktor penyebab adalah kurangnya sarana dan prasarana pendukung dan
masih kurangnya sumber daya manusia aparat desa Anabanua. Jika kemampuan
SDM aparat desa dapat ditingkatkan akan meningkatkan kinerja dalam pelayanan,
sebaliknya jika dibiarkan seperti itu akan sulit melaksanakan pelayanan secara
optimal. Oleh karena itu kurangnya SDM ini akan menjadi penghambat dalam
Kedisiplinan berasal berasal dari kata latin "discipline" yang berarti latihan
tersebut jelas sekali bahwa arah dan tujuan disiplin pada dasarnya adalah
yang tergabung dalam organisasi induk pada peraturan-peraturan yang telah ada
dengan rasa senang hati. Kedisiplinan adalah suatu keadaan dimana seseorang
mampu melakukan peraturan yang ada, agar kedisiplinan berjalan dengan baik
seperti dalam berpakaian. Disiplin mengikuti jam masuk, istirahat dan pulang,
Sikap disiplin dikantor Desa dapat dilihat dari tata tertib kantor desa
52
ada paksaan dari siapapun dan taat dalam menjalankan tugas dan fungsi perangkat
desa.
Dari hasil wawancara dengan informan diatas, dapat dilihat dari kinerja
aparatur Desa Anabanua masih kurang bagus dilihat dari kedisiplinan masuk di
jam kerja, bisa dilihat dari kantor balai desa. Bisa dihitung berapa orang yang
hadir, terkadang juga ada yang tidak hadir dikantor balai Desa. Kinerja dari
aparatur Desa masih sangat kurang, mulai dari keefektifan jam kantor yang
harusnya jam 08:00 sampai jam 04:00 tapi kenyataan dilapangan kadang belum
buka, kadang juga tidak sampai jam 04:00 sore sudah tutup dan juga tidak
keseluruan dari aparatur Desa hadir di kantor Desa atau balai Desa. Dan juga
mengenai kordinator antar perangkat satu dengan yang lain masih belum
terbentuk, sehingga mengakibatkan job dari perangkat tidak teratur seperti bagian
pemerintahan, hal itu biasanya terbentuk karena adanya dominasi dari kepala Desa
yang masih melekat di pemerintah Desa, contohnya ketika kepala Desa menyuruh
bawahan untuk mengerjakan laporan tentang keuangan, yang disuruh yang ada di
53
kantor bukan orang yang bertanggung jawab bagian itu, sehingga kerancuan kerja
terjadi.
Dari penjelasan Kepala Desa tersebut di atas dapat dilihat bahwa begitu
aparat desa harus dapat ditingkatkan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Sebaliknya jika aparat desa kurang disiplin akan menghambat jalannya tata kelola
2. Pembahasan
Pada bagian ini penulis akan memaparkan tentang apa yang menjadi fokus
penelitian pada bab yang telah diuraikan yaitu tentang tata kelola penyelenggaraan
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang kemudian diterbitkan lagi aturan
Dalam hal ini, desa diberikan otonomi untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal-usul, adat istiadat, dan nilai sosial
54
budaya masyarakat desa, serta menetapkan dan mengelola kelembagaan desa.
hibah dan sumbangan pihak ketiga, dan lain-lain pendapatan yang sah.
program kegiatan pembangunan baik fisik maupun non fisik sehingga tercapai
yang lebih baik. Begitupun aparatur Desa harus pandai melihat faktor-faktor apa
saja yang bisa menghambat masyarakat untuk tidak mencapai kepuasan, itu semua
harus mampu diatasi oleh aparatur Desa supaya masyarakat bisa merasakan
a. Pengawasan
hanya memfokuskan pada satu kegiatan saja sehingga tata kelola penyelenggaraan
55
merata. Pengawasan yang dilakukan yaitu pengawasan keuangan. Bentuk
desa.
seluruh lembaga yang ada di desa termasuk BPD untuk turun melihat dan menilai
pemerintahan. Dengan adanya kerja sama antar Lembaga Pemerintah Desa, BPD
dan lembaga lembaga di desa lainnya sudah sesuai dengan amanah Undang-
Nomor 6 Tahun 2014 lebih memfokuskan pada satu kegiatan saja sehingga tata kelola
56
termasuk ketua BPD ikut menandatangani penetapan anggaran desa. Hal ini
menandai bahwa dalam menjalankan peran dan fungsi, BPD bukan saja sebagai mitra
pemerintah desa yang ikut menyetujui anggaran, tetapi juga ikut bertanggungjawab
b. Daya Tanggap
Pemerintah Desa Anabanua telah memiliki daya tanggap terhadap semua aspirasi
masyarakat. Daya tanggapa ini diperlihatkan pada setiap kegiatan rapat apalagi
pada saat Musrembang sehingga masyarakat merasa dihargai kerena telah diberi
mulai dari tingkat bawah sampai tingkat atas, dikarenakan ada beberapa rapat –
rapat yang menetapkan unsur – unsur masyarakat, mulai dari RT terus kepala
dusun, juga sudah ada kepedulian dari pemerintah dengan memberikan insentif
c. Transparansi
Pada prinsip ketiga ini dalam good governance yaitu transparansi yang
57
d. Partisipasi
pembangunan adalah hal yang sangat penting karena mereka bukan saja berperan
dengan cukup baik, meskipun masih terdapat beberapa hal yang perlu
ditingkatkan.
di Desa Anabanua
ini dikarenakan dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat di desa yang juga sibuk
58
melaksanakan tugas mereka masing-masing, baik sebagai petani, tukang, dan
masih dilaksanakan secara internal (kantor) tanpa melibatkan unsur – unsur yang
terkait seperti masyarakat sehingga masyarakat menjadi asing dan atau terasing di
semakin tinggi dan manfaatnya telah dinikmati oleh masyarakat sendiri. Oleh
pemerintahan.
tekanan dari pihak lain, namun dalam prakteknya masih ada beberapa administrasi
desa yang belum bisa diterapkan ini menjadi alasan yang memacu aparat desa
59
yang dilatarbelakangi oleh pendidikan yang masih rendah yang pada umumnya
belum sarjana dan juga sarana dan prasarana yang belum lengkap. Faktor lain
kinerja dalam pelayanan, sebaliknya jika dibiarkan seperti itu akan sulit
melaksanakan pelayanan secara optimal. Oleh karena itu kurangnya SDM ini
Ananbanua.
dalam organisasi induk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa
melakukan peraturan yang ada, agar kedisiplinan berjalan dengan baik seperti
dengan penuh tanggung jawab, melakukan sesuatu tanpa ada paksaan dari
siapapun dan taat dalam menjalankan tugas dan fungsi perangkat desa.
diktahui bahwa kinerja aparatur Desa Anabanua masih kurang bagus dilihat dari
60
kedisiplinan masuk di jam kerja, bisa dilihat dari kantor balai desa. Bisa dihitung
berapa orang yang hadir, terkadang juga ada yang tidak hadir dikantor balai Desa.
Masuk kantor seharusnya dari jam 08:00 sampai jam 04:00 tapi kenyataan
dilapangan kadang belum buka, kadang juga tidak sampai jam 04:00 sore sudah
tutup dan juga tidak keseluruan dari aparatur Desa hadir di kantor Desa atau balai
Desa. Begitu pula belum ada keterauturan perangkat desa antara yang satu
dengan yang lain sehingga mengakibatkan job dari perangkat tidak teratur seperti
bagian pemerintahan.
aparat desa setiap bulannya. Dengan adanya berbagai regulasi tersebut, maka
tugas dan fungsinya. Sebaliknya jika aparat desa kurang disiplin akan
61
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
62
3. penyelenggaraan pemerintah desa di Desa Anabanua kecamatan Barru
Kabupaten Barru.
Desa Anabanua.
63
DAFTAR PUSTAKA
Abd Mu’id Aris Shofa. 2015. Dari Desentralisasi Hingga Good Governance:
15 Agustus 2020
64
Kostadia Yunita San Roja. 2017. Skripsi. Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam
Meri Yarni1 dan Latifah Amir. 2014. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan Yang
https://media.neliti.com/media/publications/43280-ID-penguatan-tata-
kelola-pemerintahan-yang-baik-dalam-pembentukan-peraturan-perunda.pdf
65
Neneng Siti Maryam. 2016. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan
Publik. Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Volume VI No. 1 / Juni 2016
Bandung.
Vol 4, No 3 (2012).
8433-02-5.
66
Sugiman . 2018. Pemerintahan Desa. Binamulia Hukum .Vol. 7 No. 1, Juli
Wahyu Waskito. 2013. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih.
https://waskitozx.wordpress.com/makalah/makalah-
pendidikanumum/pendidikankewarga-negaraan/tata-kelola-pemerintahan-
yang-baik-dan-bersih
Tony Dwi Susanto 2018. Government Resource Planning (GRP): Peluang dan
67
Dokumen Perundang-undangan
Inovasi Daerah.
Desa.
68
MOTTO
Karena hidup cuma sekali, maka dari itu jangan menua tanpa cerita.
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk kedua orang tua beserta kerabat
yang telah mendukung, sebagai wujud terima kasih yang mendalam atas
69
Wawancara dengan Faharuddin kepala Desa Anabanua
70
Wawancara dengan Asmah C. masyarakat Dusun Banga – Bangae
71
Kondisi di depan kantor Desa Anabanua
72