Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENGAWASAN PELAYANAN PUBLIK DALAM RANGKA

MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE OLEH OMBUDSMAN RI


PERWAKILAN KALIMANTAN TENGAH

Proposal Ini Untuk Memenuhi Dari Tugas Mata Kuliah Birokrasi Dan Governansi Publik

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 (5B)
Astria Partika Puri (20.11.023117)
Ahmad Sandi (20.11.023356)
Nurlaila (20.11.023406)
Ridah (20.11.023333)
Sandi Falemom (20.11.023324)
Serli Eka Prasetia (20.11.023307)

Dosen Pengampu :
Wening Mustikaningsih, S.IP., M.A

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
2022/2023
KATA PENGANTAR

       Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan proposal tentang
“ANALISIS PENGAWASAN PELAYANAN PUBLIK DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE OLEH OMBUDSMAN RI PERWAKILAN
KALIMANTAN TENGAH” ini dapat diselesaikan dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga penyusun berterima kasih kepada ibu Wening
Mustikaningsih, S.IP., M.A selaku Dosen mata kuliah BIROKRASI DAN
GOVERNANSI PUBLIK yang telah memberikan tugas ini kepada penyusun.
Penyusun sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan lebih mengenai bagaimanan Pengawasan Pelayanan Dalam
Rangka Mewujudkan Good Governance Oleh Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan
Tengah Kota Palangka Raya ini. Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
proposal ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Penyusun
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan proposal yang telah penyusun buat
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga proposal sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya proposal yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun khususnya dan bagi
teman – teman pembaca umumnya. Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penyusun memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Palangka Raya, 22 November 2022

Penulis,
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan
pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintah
menyangkut aspek mental aparatur, pengawan, akuntabilitas, kelembagaan
(organisasi), tata laksana, sumber daya manusia aparatur, peraturan perundang-
undangan, dan pelayanan public.
Berbagai permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem
penyelenggaraan pemerinttah tidak berjalan atau diperkirakan tidak akan berjalan
dengan baik harus ditata ulang atau diperbaharui. Reformasi birokrasi dilaksanakan
dalam rangka mewujudkan tata Kelola pemerintah yang baik (good Governance).
Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah Langkah strategis untuk membangun
aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil dalam mengembangkan tugas
umum pemerintah dan pembangunan nasional. Selain itu dengan sangat pesatnya,
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi serta perubahan
lingkungan strategis untuk menuntut birokrasi pemerintahan untuk direformasi dan
disesuaikan dengan dinamika tutuntan masyarakat.
Oleh karena itu, harus segera diambil Langkah-langkah yang bersifat
mendasar, komprehensif dan sistematik, sehingga tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Reformasi disini merupakan
proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga
tidak termasuk upaya dan/atau Tindakan yang bersifat radikal dan revolusioner.
Birokrasi pemerintah harus dikelola berdasarkan prinsip tata pemerintahan
yang baik dan professional. Birokrasi harus sepenuhnya mengabdi kepada
kepentingan rakyat dan bekerja untuk memberikan pelayanan prima, transparan,
akuntabel, dan bebas dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Semangat
inilah yang mendasari pelaksanaan birokrasi pemerintah di Indonesia. Pelaksaan
reformasi birokrasi diamanatkan dalam Peraturan Presiden No 81 Tahun 2010 tentang
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.
Provinsi Kalimantan Tengah adalah salah satu provinsi yang bertekad untuk
mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance), dan
bersih serta bebas dari KKN (clean government).
Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam menciptakan good
governance dan clean goverment diterapkan dalam setiap kebijakan termasuk
pelayanan publik yang mengedepankan transparansi, akuntabilitas dan peran serta
masyarakat yang merupakan prinsip utama penyelenggaraan pemerintahan yang
bersih. Langkah yang ditempuh oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam
mewujudkan good governance dan clean goverment salah satunya adalah membentuk
Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Tengah.
Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Tengah berfungsi sebagai lembaga
pengawasan masyarakat yang bersifat independen yang diberi kewenangan untuk
klarifikasi dan monitoring terhadap laporan atau pengaduan dari masyarakat mengenai
penyelenggaraan pemerintah daerah khususnya pelaksanaan yang dilakukan oleh
aparatur pemerintah termasuk lembaga peradilan yang memberikan pelayanan publik
kepada masyarakat. Pengawasan oleh Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Tengah
bertujuan memberikan perlindungan hukum dan hak-hak masyarakat Provinsi
Kalimantan Tengah dalam menerima pelayanan publik dari aparatur pemerintah yang
sesuai dengan kepatutan dan peraturan yang berlaku.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelaksanaan pengawasan Ombudsman RI perwakilan Kalimantan
Tengah dalam penyelenggaraan pelayanan public Provinsi Kalimantan Tengah ?
2. Factor-faktor yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan pengawasan
Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Tengah ?

3. Tujuan Pembuatan
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan Ombudsman RI Perwakilan
Kalimantan Tengah.
2. Untuk mengetahui factor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pengawasan
Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Tengah .
B. PEMBAHASAN
1. Good Governance
Secara umum, istilah good governance atau pemerintahan yang baik adalah suatu
penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang
sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi
dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara
administratif menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan political
framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.
Jadi, suatu pemerintahan dikatakan baik jika manajemen pembangunanya sudah solid
dan bertanggung jawab. Selain itu, juga tidak ada indikasi terjadinya praktek korupsi
yang membuat pihak tertentu diuntungkan sementara pihak lain cenderung dirugikan.
Suatu pemerintahan bisa baik adalah ketika kebijakan yang diterapkan mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi. Terlihat dari banyaknya aktivitas usaha yang bisa
berjalan karena proses perizinan yang tidak dibuat rumit, mudah, murah, dan
transparan.
Konsep dari good governance sendiri adalah untuk membangun suatu sistem yang
melahirkan kebijakan bertanggung jawab. Dimana tanggung jawab ini bisa
ditanggung bersama dan bisa menguntungkan semua pihak. Tanpa terkecuali dan
tanpa memihak.
Dalam prakteknya, membangun pemerintahan yang baik tidaklah mudah. Sebab
perlu dukungan dari banyak pihak yang memang memiliki satu frekuensi yang sama.
Dimana semua ingin bisa bermanfaat dan menghadirkan kebijakan yang adil bagi
masyarakat luas.
Sayangnya, tidak sedikit pemerintahan yang menjadi buruk karena ada beberapa
pihak yang masih fokus pada kepentingan pribadi. Perubahan menjadi pemerintahan
yang baik kemudian semakin terjal dan tentunya memakan waktu lebih lama.

Istilah good governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan


yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar
yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik
secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan
legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha (World Bank dalam
Mustafa (2013:187).

Menurut Nisjar, pemerintahan yang baik adalah sistem pemerintahan yang


mengandung unsur utama yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi, keterbukaan
dan aturan hukum.

Sebagai implementasi dalam mewujudkan pengawasan yang dilakukan


masyarakat terhadap pemerintah untuk menciptakan penyelenggaraan pemerintahan
yang baik dan bersih (Good Governance), maka dibentuklah Ombudsman RI
Perwakilan Kalimantan Tengah, dengan melalui UU 37 Tahun 2008 Tentang
Ombudsman RI. Dibentuk Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Tengah untuk
melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan negara dan pemerintah serta
memberikan perlindungan terhadap kepentingan masyarakat agara mendapatkan
pelayanan public yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dapatlah dilihat peran penting Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan
Tengah sebagai wadah melakukan peningkatan control yang dilakukan oleh
masyarakat terhadap kinerja dari pemerintah dalam memberikan pelayanan public.
Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Tengah untuk menyalurkan aspirasi
masyarakat dengan menerima dan menindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan
hasil laporan-laporan yang masuk ke Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Tengah.
2. Pelayanan Publik
Itilah pelayanan berasal dari kata “layan” yang artinya menolong menyediakan segala
apa yang diperlukan oleh orang lainuntuk perbuatan melayani. Pada dasarnya setiap
manusiamembutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa
pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia (Sinambela, 2010:3).
Beberapa pakar yang memberikan pengertian mengenai pelayanan publik diantaranya
adalah Agung kurniawan (2005:6), mengatakan bahwa pelayanan publik adalah
pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara
yang ditetapkan.
Sedangkan menurut Sinambela Pelayanan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah disetiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau
kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu
produk secara fisik.
Dalam hal pengawasan pelayanan publik, selain menjadi tugas, fungsi dan
kewenangan Ombudsman RI masih belum banyak yang mengetahui bahwa ada
elemen lain yang memiliki tugas tersebut. Pasal 35 UU Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik (UU Pelayanan Publik) mengatur bahwa pengawas
pelayanan publik terbagi menjadi 2 yaitu pengawas internal dan eksternal.
Pengawasan internal penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan melalui:
(1) Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan oleh pengawas internal
dan pengawas eksternal.
(2) Pengawasan internal penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan melalui:
a. pengawasan oleh atasan langsung sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;dan
b. pengawasan oleh pengawas fungsional sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
(3) Pengawasan eksternal penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan melalui:
a. pengawasan oleh masyarakat berupa laporan atau pengaduan masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik,
b. pengawasan oleh Ombudsman sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
c. pengawasan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.
3. Birokrasi
Reformasi birokrasi menuntut pengelolaan administrasi pemerintahan dan pelayanan
pemerintah menjadi lebih transparan dan lebih dekat dengan masyarakat. Tujuan
utama dari reformasi birokrasi sendiri adalah pelayanan publik yang mudah dan
transparan memutus mata rantai perilaku koruptif. Guna memutus mata rantai
perilaku koruptif tersebut reformasi birokrasi salah satunya pada Kementerian
Keuangan dilakukan pada 3 (tiga) aspek yakni:
Aspek organisasi melalui penajaman fungsi tugas-tugas layanan sehingga dapat lebih
ekonomis dan efisien, eliminasi tugas yang tumpang tindih dalam rangka efisiensi,
modernisasi kantor guna memperbaiki kualitas fisik dan layout layanan, dan
pengelompokan tugas-tugas yang koheren agar lebih efektif dalam mencapai tujuan
pelayanan.
Aspek proses bisnis dengan melakukan penyempurnaan standar operasi dan prosedur
yang memberikan kejelasan janji dan standar layanan, evaluasi jabatan dan penetapan
peringkat jabatan sebagai bagian dari pemeringkatan jabatan dengan sistem merit,
pengelolaan balanced scorecard dalam pengukuran kinerja yang fair dan transparan,
serta pembangunan sistem dan infrastruktur teknologi informasi guna mendukung
pelaksanaan pelayanan.
Aspek SDM melalui penegakan disiplin pegawai yang tidak pandang bulu,
pembangunan assessment center dalam rangka pemenuhan kompetensi pegawai guna
memenuhi kompetensi jabatan yang dibutuhkan organisasi, pelaksanaan merit sistem
berbasis kinerja, penggunaan sistem kepegawaian yang komprehensif, dan penerapan
punishment dan reward secara konsisten.
4. Pengawasan Pelayanan Publik Ombudsman RI
Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi
penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara
negara dan pemerintahan termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik
Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan
swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik
tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Selama 2
dekade ini tentunya masih banyak hal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan oleh
Ombudsman RI dalam menjalankan fungsi, tugas dan kewenangannya.
Dalam hal pengawasan pelayanan publik, selain menjadi tugas, fungsi dan
kewenangan Ombudsman RI masih belum banyak yang mengetahui bahwa ada
elemen lain yang memiliki tugas tersebut. Pasal 35 UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (UU Pelayanan Publik) mengatur bahwa pengawas pelayanan
publik terbagi menjadi 2 yaitu pengawas internal dan eksternal.
Berdasarkan UU 37 Tahun 2008 Pasal 6-7 Fungsi dan Tugas Ombudsman RI, antara
lain :
Pasal 6
Ombudsman berfungsi mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh Penyelenggara Negara dan pemerintahan baik di pusat maupun
di daerah termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan
Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau
perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu.
Pasal 7
Ombudsman bertugas:
a. menerima Laporan atas dugaan Maladministrasi dalam penyelenggaraan
pelayanan publik;
b. melakukan pemeriksaan substansi atas Laporan;
c. menindaklanjuti Laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangan
Ombudsman;
d. melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan Maladministrasi
dalam
penyelenggaraan pelayanan publik;
e. melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara atau lembaga
pemerintahan lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan perseorangan;
f. membangun jaringan kerja;
g. melakukan upaya pencegahan Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan
publik; dan
h. melakukan tugas lain yang diberikan oleh undang-undang.

5. Pelaksanaan Pengawasan Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Tengah


dalam Penyelenggaraan Pelayanan Public Provinsi Kalimantan Tengah
Dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 pasal 7 membahas tentang
penyelenggaraan pengawasan pelayanan public oleh Ombusdman RI. Dalam hal ini
pelaksanaan pengawasan oleh Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Tengah,
melakukan tugas dan fungsinya sesuai dengan UU Nomer 37 Tahun 2008. Adapun
sistematis penerimaan laporan dimulai dari bagian PL (Penerimaan Laporan), Jika
menerima laporan dugaan tindakan maladministrasi dalam penyelenggaraan
pelayanan public yang penyelenggaraanya menggunakan APBN atau APBD.
Tugas PVL (Penerimaan Verifikasi Laporan)
Adalah menerima ,mencatat,dan mekakukan verifikasi laporan diwilayah
kerjanya dengan maladministrasi pelayanan publik, melakukan pemeriksaan substandi
laporan,menindak lanjuti laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangan
Ombusman, melakukan evakuasi dan pelaporan kegiatan dan melakukan tugas lain
yang diberikan Ombusman dan kepala perwakilan.

Anda mungkin juga menyukai