PRAFI
WARMARE
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB
3 MATERI TEKNIS
BAB 3 PROFIL DISTRIK WARMARE - PRAFI ini menjelaskan mengenai gambaran secara umum kondisi
Kabupaten Manokwari dan profil Distrik Warmare - Prafi mulai kondisi fisik, social dan kelengkapan sarana dan
prasarana dalam Penyusunan Dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan WP Warmare - Prafi, Kabupaten
Manokwari.
BAB 3 - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Secara geografis Kabupaten Manokwari terletak Kabupaten Manokwari terletak pada posisi
6008’ Lintang Utara dan 11015’ Lintang Selatan dan antara 94045’-141005’ Bujur Timur(BT).
Wilayah kabupaten Manokwari seluas 276.265,71 Ha. Luas wilayah ini mencakup sembilan distrik
yang tersebar di Kabupaten Manokwari. Distrik dengan luas wilayah terluas Distrik Sidey seluas
80.266,9 Ha sedangkan distrik dengan luas wilayah terkecil di Kabupaten Manokwari adalah distrik
Manokwari Timur yang berada di pesisir pantai timur yaitu sebesar 1.671,27 Ha. Kabupaten
Manokwari terletak di Timur Laut, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
• Sebelah Utara : Samudera Pasifik
• Sebelah Timur : Samudera Pasifik
• Sebelah Selatan : Kabupaten Manokwari Selatan/Pegunungan Arfak/Teluk
Bintuni/Maybrat
• Sebelah Barat : Kabupaten Tambrauw
BAB 3 - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB 3 - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Manokwari memiliki beberapa sungai, danau dan gunung yang tersebar di beberapa
wilayah. Sungai terpanjang adalah sungai Wariori yaitu sepanjang 96 km², Danau Kabori dengan
luas 10 Ha dan Gunung Umsini dengan tinggi 2.950 mdpl.
Wilayah dengan ketinggian tertinggi berada di Distrik Warmare dan Sidey dimana
wilayahnya berupa pegunungan khususnya berada di sebelah selatan.
Sungai mengalir dari hulu ke hilir, dimana hilir dari sungai adalah samudera pasifik dan
hulunya berada di wilayah pegunungan. Ketinggian wilayah mempengaruhi aliran sungai.
Beberapa sungai yang mengalir di Kabupaten Manokwaari adalah sebagai berikut.
BAB 3 - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Tabel 3.3. Nama dan Panjang Sungai Menurut Distrik di Kabupaten Manokwari
No Distrik Nama Sungai Panjang (Km)
1 Manokwari Utara Pami 25
Nuni 23
Mandopi 48
Kesi 43
2 Prafi Aimasi 10
Prafi 65
3 Masni Wariori 96
Sumber : BPS Kabupaten Manokwari, 2021
Tabel 3.4. Nama dan Luas Danau Menurut Distrik di Kabupaten Manokwari
No Distrik Nama Danau Luas (Ha)
1 Manokwari Selatan Kabori 10
Anggresi 3
2 Warmare Wabederi 7
Sumber : BPS Kabupaten Manokwari, 2021
Kemiringan lahan di Kabupaten Manokwari bervariasi mulai dari lahan datar (0-2%),
landai (2-40%) dan terjal (lebih dari 40%). Lahan datar yang ada di Kabupaten Manokwari adalah
40% dari luas lahan yang ada, lahan dengan kategori landai seluas 50% dari luas wilayah
Kabupaten Manokwari dan sisanya adalah lahan terjal. Gambaran kondisi wilayah yang ada di
Kabupaten Manokwari yang terbagi kedalam 2 (dua) tipologi wilayah yaitu pesisir dan
pegunungan.
Kondisi Geologi terdiri dari batuan sedimen Pratersier berupa batuan sedimen klastik,
karbonat, Plutonik (Granit), batuan Vulkanik berupa Lava, aglomerat, breksi, tufa dan lahar
serta batuan metamorfik. Batuan Sedimen tersier terdiri dari batuan sedimen klastik, vulkanik
dan karbonat. Batuan Kuarter terdiri endapan pantai, endapan sungai, endapan limpas banjir.
Endapan sedimen dengan umur Kuarter hanya muncul di beberapa tempat, sedang endapan
sedimen Resen (Qa) hanya mengisi lembah-lembah muda di mana saat ini sungai besar dan anak
sungainya mengalir.
Jenis tanah di Kabupaten Manokwari terdiri dari tanah alluvial (18,70%), tanah
mediterania (2,44%), tanah podsolid merah kuning (10,41%), pospolid coklat keabuan (7,57%),
tanah utama atau complex of soil (49,21%) , tanah latosol (4,49%) dan tanah organosol (7,17).
Kedalaman efektif tanah di seluruh wilayah Kabupaten Manokwari adalah rata-rata di atas 25
cm, kecuali wilayah-wilayah pegunungan kapur.
Lamanya penyinaran sinar matahari pada tahun 2020 di Kabupaten Manokwari
berbanding terbalik dengan jumlahnya hari hujan setiap bulannya. BMKG Rendani Kabupaten
Manokwari mencatat jumlah hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu mencapai 23
hari dengan lama penyinaran matahari hanya 56,4%. Dilihat dari suhu rata-rata Kabupaten
Manokwari bisa dikatakan daerah yang panas dengan suhu rata rata terendah sepanjang tahun
2021 mencapai 23,4°C sementara suhu tertinggi bisa mencapai 32,2°C.
BAB 3 - 5
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB 3 - 6
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB 3 - 7
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB 3 - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB 3 - 9
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 10
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 11
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 13
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 14
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 15
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 16
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
3.1.4. Kependudukan
Kabupaten Manokwari merupakan salah satu wilayah dengan penduduk terbesar di
Provinsi Papua Barat. Pada tahun 2020 jumlah penduduk mencapai 192.663 jiwa dengan jumlah
laki-laki dan perempuan masing-masing sebesar 100.006 jiwa dan 92.657 jiwa. Dengan
komnposisi seks rasio penduduk Kabupaten Manokwari adalah 1,08.
Distrik Manokwari Barat yang merupakan ibu kota Kabupaten Manokwari memiliki
penduduk terpadat dengan kepadatan 1.025 jiwa / km2. Sebagai distrik yang menjadi pusat
kegiatan perdagangan, jasa dan industri di Kabupaten Manokwari, tentunya akan menjadi daya
tarik bagi para imigran untuk tinggal dan menetap di distrik ini. Distrik ke dua dengan penduduk
terpadat adalah Distrik Prafi dengan penduduk 17.783 jiwa dengan tingkat kepadatan mencapai
57 jiwa/km2. Secara keseluruhan, kepadatan penduduk Kabupaten Manokwari pada tahun 2020
hanya mencapai 61 jiwa/km2. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 3.6. Distribusi Penduduk Kabupaten Manokwari Menurut Distrik dan Luas
Wilayah Tahun 2020
Jumlah Kepadatan
No Distrik Luas (Km2) Penduduk Penduduk
(Jiwa) (jiwa/km2 )
1 Warmare 674,84 8.993 13
2 Prafi 311,13 17.783 57
3 Manokwari Barat 93,46 95.837 1.025
4 Manokwari Timur 32,00 12.735 397
5 Manokwari Utara 450,53 4.191 9
6 Manokwari Selatan 311,13 25.239 81
7 Tanah Rubu 271,52 3.817 14
8 Masni 596,90 17.485 29
9 Sidey 426,77 6.583 15
Jumlah 3.168,28 192.663 61
Sumber: BPS Kabupaten Manokwari, 2021
25239
17783 12735 17485
8993 4191 3817 6583
BAB III - 17
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
0-4 tahun yaitu 20.073 jiwa dan paling rendah pada umur 75+ yaitu 713 jiwa. Persebaran jumlah
penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kabupaten Manokwari dapat dilihat
Tabel 3.8. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Kabupaten Manokwari
Jenis Kelamin
Kelompok Umur
Laki-Laki Perempuan Jumlah
0-4 10.292 9.781 20.073
5-9 9.541 9.181 18.722
10-14 8.486 8.033 16.519
15-19 8.545 7.902 16.447
20-24 10.460 8.908 19.368
25-29 10.156 8.859 19.015
30-34 8.605 7.357 15.962
35-39 6.775 5.777 12.552
BAB III - 18
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Jenis Kelamin
Kelompok Umur
Laki-Laki Perempuan Jumlah
40-44 5.853 4.736 10.589
45-49 4.252 3.725 7.977
50-54 3.167 2.737 5.904
55-59 2.174 1.770 3.944
60-64 1.541 1.228 2.769
65-69 886 662 1.548
70-74 518 400 918
75+ 385 328 713
Jumlah/Total 91.636 81.384 173.020
Sumber: Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2021
BAB III - 19
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Kecamatan
Puskesmas
Puskesmas
Masjid dan
Pembantu
Poliklinik
Katholik
Mushola
Apotek
Rumah
Gereja
Vihara
No
Sakit
SMA
Pura
SMP
TK
SD
1 Warmare 3 12 3 1 1 - 1 4 1 3 1 - -
2 Prafi 8 9 5 1 - 1 1 6 4 60 5 4 -
3 Manokwari Barat 39 33 11 9 2 4 2 1 6 13 5 2 1
4 Manokwari Timur 2 9 5 2 - - 1 3 - 8 1 - -
5 Manokwari Utara 1 9 2 - - - 4 4 - 3 - - -
6 Manokwari selatan 7 9 4 1 - - 2 1 2 12 3 1 -
7 Tanah Rubu - 5 1 - - - 2 - - - - - -
8 Masni 11 22 4 1 - - 2 7 4 20 12 1 -
9 Sidey 2 11 3 1 - - 1 5 1 4 1 - -
Sumber : Kab. Manokwari Dalam Angka, Tahun 2021
BAB III - 20
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
mendukung kelancaran distribusi barang dan jasa dari suatu daerah ke daerah lainnya. Sehingga
perekonomian nasional dapat berjalan stabil sepanjang waktu.
Tabel 3.11. Kondisi Jaringan Jalan
B. Jaringan Listrik
Energi listrik merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan dalam suatu wilayah.
Energi saat ini tidak hanya dipakai untuk penerangan, numun juga berperan penting dalam
pertumbuhan ekonomi dan perkembangan suatu wilayah. Tinggi rendahnya pemakaian listrik
oleh masyarkat merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Adanya peningkatan yaitu banyaknya listrik yang terjual dan yang didistribusikan selain untuk
pemerintah, lainnya dan susut dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang sejalan
dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya derajat kesejahteraan masyarakat di
Kawasan Warmare – Prafi Kabupaten Manokwari.
C. Air Minum
Air adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia
dan makhluk hidup lainnya, Sedangkan yang dimaksud air bersih adalah air yang digunakan
untuk keperluan sehari – hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu.
Sebagai batasannya air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan
air minum.
BAB III - 21
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 22
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BENTUK DATA
JENIS DATA KETERANGAN
LATITUDE LONGTITUDE
16. 51 unit SR 0,83687° S 134,05191° E Amban Rusun Marina TA. 2022
17. 57 unit SR 0,77220° S 134,00222° E Bremi Manokwari Utara TA. 2022
18. 96 unit SR 0,73109° S 133,96824° E Saubeba Manokwari Utara TA. 2022
b. Hidran Umum - - -
c. Hidran Kebakaran - - -
Permohonan data system penyediaan air minum (SPAM) pada bukan jaringan perpipaan
1) Sumur Dangkal - - -
a. Sumur Gali 2 Unit 0,93036° S 133,86483° E Nimbay Warmare TA. 2021
b. Sumur Gali 2 Unit 0,87290° S 134,09434° E Pasir Putih TA. 2021
c. Sumur Gali 4 Unit 0,81108° S 133,73351° E Bowisubur SP VI TA. 2021
d. Sumur Gali 1 Unit 0,76298° S 133,55002° E Kaironi TA. 2021
e. Sumur Gali 4 Unit 0,91308° S 134,03988° E Sowi TA. 2022
f. Sumur Gali 3 Unit 0,78194° S 133,60976° E Manggupi Sidey TA. 2022
2) Sumur Pompa - - -
a. 2 unit pompa 0,93036° S 133,86483° E Nimbay Warmare TA. 2021
b. 2 unit pompa 0,87290° S 134,09434° E Pasir Putih TA. 2021
c. 4 unit pompa 0,81108° S 133,73351° E Bowisubur SP VI TA. 2021
d. 1 unit pompa 0,76298° S 133,55002° E Kaironi TA. 2021
e. 4 unit Pompa 0,91308° S 134,03988° E Sowi TA. 2022
f. 3 unit Pompa 0,78194° S 133,60976° E Manggupi Sidey TA. 2022
g. 4 unit Pompa 0,83687° S 134,05191° E Amban Rusun Marina TA. 2022
3) Bak penampungan air hujan - - -
4) Terminal air - - -
5) Bangunan penangkap mata air - - -
a. Broncaptering 1 Unit 0,84055° S 133,63746° E Wambola Masni TA. 2021
b. Broncaptering 1 Unit 0,72713° S 133,95662° E Yoom II Manokwari Utara TA. 2021
c. Bak Penangkap Mata air 1 Unit 0,85121° S 134,06999° E Manokwari Barat Fanindi TA. 2022
d. Broncaptering 1 Unit 0,83835° S 133,62869° E Wambola Masni TA. 2022
e. Bak Penangkap Mata air 1 Unit 0,83687° S 134,05191° E Amban Rusun Marina TA. 2022
Sumber: Dinas PUPR Bidang Cipta Karya, 2022
D. Persampahan
Potensi timbulan sampah Kabupaten Manokwari tahun 2021 sebesar 160,02 ton per
hari. Timbulan sampah tersebut terdiri dari sampah domestic, sampah pasar, sampah fasilitas
public dan sampah pusat perniagaan. Berikut merupakan persebaran timbulan sampah pada
masing-masing distrik di Kabupaten Manokwari.
Tabel 3.13. Timbulan Sampah Kabupaten Manokwari Tahun 2021
BAB III - 23
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Rumah
Tangga,
131.70, 82%
Sarana prasarana persampahan Kabupaten Manokwari meliputi truck arm roll sebanyak
13 unit, dump truck sebanyak 5 unit, motor sampah sebanyak 65 unit, bak sampah sebanyak 58
unit, bulldozer sebanyak 3 unit dan excavator sebanyak 1 unit. Untuk jumlah TPS di Kabupaten
Manokwari sebanyak 32 titik dan terdapat TPA dengan luas 30 ha. Berikut merupakan
perhitungan proyeksi timbulan sampah di Kabupaten Manokwari.
BAB III - 24
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Tahun 2027
Distrik/ Jumlah Timbulan Jumlah Timbulan Jumlah Timbulan Jumlah Timbulan Jumlah Timbulan
No.
Kelurahan/Kampung Penduduk Sampah Penduduk Sampah Penduduk Sampah Penduduk Sampah Penduduk Sampah
(jiwa) (ton/hari) (jiwa) (ton/hari) (jiwa) (ton/hari) (jiwa) (ton/hari) (jiwa) (ton/hari)
1. Distrik Manokwari Barat 196.112 78,44 84,75 86,96
201.231 80,49 206.483 82,59 211.872 217.402
2. Distrik Manokwari Timur 21.414 8,57 9,25 9,50
21.973 8,79 22.547 9,02 23.135 23.739
3. Distrik Manokwari Selatan 35.053 14,02 15,15 15,54
35.968 14,39 36.906 14,76 37.870 38.858
4. Distrik Manokwari Utara 7.659 3,06 3,31 3,40
7.859 3,14 8.064 3,23 8.275 8.490
5. Distrik Tanah Rubuh 6.192 2,48 2,68 2,75
6.354 2,54 6.519 2,61 6.689 6.864
6. Distrik Warmare 14.208 5,68 6,14 6,30
14.579 5,83 14.959 5,98 15.350 15.751
7. Distrik Prafi 30.624 12,25 13,23 13,58
31.424 12,57 32.244 12,90 33.086 33.949
8. Distrik Masni 25.525 10,21 11,03 11,32
26.191 10,48 26.875 10,75 27.576 28.296
9. Distrik Sidey 9.869 3,95 4,26 4,38
10.126 4,05 10.390 4,16 10.662 10.940
TOTAL 346.657 138,66 355.704 142,28 364.988 146,00 374.514 149,81 384.289 153,72
Sumber: DLH Kabupaten Manokwari, 2022
BAB III - 25
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Tabel 3.16. Produk Domestik Regional Bruto Seri 2010 Atas Dasar Harga Konstan
Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Manokwari Tahun 2018 – 2020
No Lapangan Usaha 2018 2019 2020
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 938.239,9 961.547,1 950.648,0
2 Pertambangan dan Penggalian 174.556,3 191.477,4 188.639,1
3 Industri Pengolahan 264.662,7 294.882,2 315.726,8
4 Pengadaan Listrik dan Gas 5.404,6 5.891,2 6.387,4
5 Pengadaan Air; Pengelolaan Sampah, Limbah dan 22.560,1 24.864,5 25.197,1
Daur Ulang
6 Konstruksi 1.523.536,3 1.574.072,5 1.235.501,8
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan 832.045,2 881.636,2 925.209,1
Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 373.311,8 390.578,3 254.934,4
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 98.426,4 107.994,2 102.561,9
10 Informasi dan Komunikasi 298.213,8 305.097,0 328.980,0
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 236.239,2 248.146,6 266.662,0
12 Jasa Real Estate 210.159,1 216.811,9 205.658,3
13 Jasa Perusahaan 16.165,2 17.207,2 15.374,7
BAB III - 26
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Perekonomian Manokwari yang tercermin dari PDRB menunjukan bahwa pada tahun
2020, kategori perekonomian yang mendominasi perekonomian Manokwari masih ada di
kategori konstruksi. Tandanya bahwa pembangunan fisik Kabupaten Manokwari masih berjalan
sangat baik. Pembangunan fisik juga senantiasa terus dikembangkan untuk melengkapi sel uruh
prasarana di wilayah kabupaten Manokwari.
Selain konstruksi kategori perekonomian yang menyumbangkan nilai tambah besar bagi
perekonomian regional adalah jasa administrasi pemerintahan yaitu sebesar 1,4 triliun rupiah.
Nilai tambah jasa pemerintahan di kabupaten Manokwari masih mendominasi dikarenakan
pemerintah merupakan pelaku ekonomi utama dalam perekonomian regional.
Pertumbuhan ekonomi di Manokwari dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan di
tahun 2020. Hal ini dikarenakan kondisi perekonomian Manokwari mengalami penurunan
hamper keseluruhan lapangan usaha.
BAB III - 27
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Tabel 3.17.
Luas Wilayah Administrasi DiDistrik Warmare - Prafi
No Luas Jumlah Kepadatan
Distrik (Km2) Penduduk Penduduk
(Jiwa) (jiwa/km2 )
1 Warmare 674,84 8.993 13
2 Prafi 311,13 17.783 57
Jumlah 985,97 26.776 70
Sumber : Distrik Warmare - Prafi Dalam Angka, Tahun 2020
BAB III - 28
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 29
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 30
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 31
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 32
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Intensitas gempa bumi terbesar di Kabupaten Manokwari dari tahun 1902-2020 yang
tercatat sebesar 6.9 SR. Pada periode itu terjadi 123 kali gempa bumi yang menimbulkan
kerusakan/tidak menimbulkan kerusakan. Intensitas gempa bumi terbanyak yaitu pada tahun 2015.
Dilihat dari periode perulangan selang waktu terpendek yaitu 1 tahun dan selang waktu terlama 35
tahun. Selain itu, magnitude terbesar 6,9SR dan magnitude terkecil 3,5 SR.
BAB III - 33
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
B. Tsunami
Tsunami beberapa kali terjadi di Manokwari pada periode 1864-2018. Bencana tsunami yang
paling banyak memakan korban yaitu tsunami yang terjadi pada 10 Oktober 2002. Pada saat kejadian
itu, korban luka hingga 632 Jiwa dan 1000 rumah mengalami kehancuran atau kerusakan. Namun,
bencana tsunami pada 23 Mei 1864 merupakan bencana yang memakan korban jiwa sebanyak 250
jiwa, diikuti dengan kejadian tanggal 17 Februari 1996 yang memakan korban hingga 108 jiwa.
Tabel 3.19. Sejarah Gempa Bumi di Kabupaten Manokwari, Katalog Tsunami
Indonesia tahun 416-2018 (BMKG, 2018)
Korban Korban Rumah
No Tanggal
Meninggal Luka Rusak/Hancur
1 23 Mei 1864 250 - -
2 17 Februari 1996 108 - 505
3 10 Oktober 2002 8 632 1000
4 3 Januari 2009 - - -
Sumber: Pemetaan Bencana Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, 2020
C. Longsor
Hujan dengan intensitas tinggi terjadi di Kabupaten Manokwari, Papua Barat pada Jumat 27
Desember 2019 dari sekitar pukul 15.00 hingga 21.00 WIT memicu banjir bandang dan tanah longsor
di Dusun Isma dan Irmus, Distrik Sidey, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Selain itu,
tanggal 01 Maret 2020 terjadi longsor setinggi 20 meter di Jalan Pahlawan, Manokwari.
D. Banjir
Banjir adalah salah satu dari bencana hidrometeorologi yang pengaruhi oleh cuaca, iklim dan
perubahan iklim, kejadian banjir disebabkan faktor alam dan juga faktor manusia. Faktor alam seperti
curah hujan yang tinggi mengakibatkan sungai tidak mampu menampung air, sehingga menyebabkan
sungai meluap. Penyebab banjir karena faktor manusia adalah rusaknya daerah hulu sungai karena
perambahan hutan secara liar dan pendirian bangunan yang tidak mengikuti kaidah tata ruang yang
ada, sehingga mengurangi daerah resapan air (catchment area).
Tercatat 9 peristiwa Banjir yang signifikan dan merusak yang dilaporkan ke BNPB periode
2010-2020. Dimana banjir yang paling banyak memakan korban yaitu pada tanggal 22 Februari 2019
sebanyak 158 jiwa dan terimbas 665 Jiwa.
Tabel 3.20. Sejarah Bencana Banjir yang Signifikan dan Merusak di kabupaten
Manokwari, (http://dibi.bnpb.go.id/ ,diakses 28 November 2020)
Luka- Rumah Rumah
No Tanggal Meninggal Korban Terimbas
Luka Hancur Rusak
1 4 Oktober 2011 - - - - 250 -
2 5 Januari 2013 - - - - 85 -
3 25 April 2016 - - 5 - 35 -
4 13 Februari 2018 - - - - - -
5 14 Juli 2018 - - - - - 441
6 16 Januari 2019 - - - 301 - -
7 21 Januari 2019 - - 1 - - -
BAB III - 34
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Gambar 3.16. Tatanan Tektonik dan Kondisi Geologi Papua. Poligon Merah
Menunjukkan Kabupaten Manokwari dan Sekitarnya dengan Tatanan Tektonik dan
Struktur Geologi yang Kompleks (Sapiie & Cloos, 2013)
Iklim wilayah Kabupaten Manokwari dan kepulauan yang terletak selatan Khatulistiwa, dan
Zona Konvergensi Pasifik Selatan dikendalikan oleh sifat Samudera Pasifik termasuk rezim angina,
sirkulasi Hadley dan Walker, musiman zona konvergensi tropis yang bervariasi, sabuk tekanan tinggi
subtropis semi permanen, dan zona barat daya ke selatan (Salinger et al., 1995).
BAB III - 36
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Berdasarkan tatanan tektonik dan dampak dari pengaruh Iklim Regional Pasifik Selatan maka
posisi wilayah Kabupaten Manokwari dan sekitaranya berpotensi terhadap ancaman bencana seperti
gempa bumi dan tsunami, banjir, angin topan dan badai, perubahan iklim dan permukaan laut karena
sebagian besar populasi penduduk berdomisili dan beraktivitas di wilayah pesisir sehingga kajian
ancaman bencana gempabumi, tsunami, gerakan tanah/longsor dan banjir perlu dilakukan untuk
memperbaharui informasi berdasarkan data kebencanaan terkini.
Menurut Haddow et al (2020), ancaman (hazard) adalah “sumber bahaya atau ancaman yang
mungkin atau mungkin tidak mengarah pada keadaan darurat atau bencana” dan dinamai sesuai
keadaan darurat atau bencana yang bisa terjadi begitu cepat. Selain itu, ancaman didefinisikan sebagai
BAB III - 37
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
suatu kejadian atau kondisi fisik yang dimilikinya berpotensi menimbulkan korban jiwa, luka-luka,
kerusakan harta benda, kerusakan infrastruktur, kerugian pertanian, kerusakan lingkungan, gangguan
bisnis, atau jenis lainnya bahaya atau kerugian (FEMA, 1997). Setiap bahaya atau ancaman terkait
dengan risiko, yang diwakili oleh kemungkinan bahaya yang mengarah ke peristiwa bencana aktual
dan konsekuensi dari peristiwa yang harus terjadi. Shroder dan Davies (2015), menyebutkan bahwa
ancaman (Hazard) adalah proses-proses yang menghasilkan bahaya (danger) kepada kehidupan
manusia dan infrastruktur sedangkan risiko (risk) adalah sesuatu hal buruk yang potensial atau
mungkin akan terjadi dikarenakan ancaman atau bahaya (hazard). Berdsarkan beberapa pengertian
ancaman (hazard) oleh para ahli maka dapat disimpulkan bahwa ancaman (hazard) adalah suatu
fenomena alam atau buatan manusia yang berpotensi mengancam kehidupan manusia, menyebabkan
korban jiwa, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan dan psikologi. Ancaman yang dimaksud di
atas oleh United Nations-International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR) diklasifikasikan
menjadi menjadi 5 (lima) kelompok ancaman atau bahaya, yaitu:
1. Bahaya geologi (geological hazard), yaitu: gempabumi, tsunami dan gunungapi, gerakan tanah
(mass movement) atau longsor.
2. Bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological hazard), yaitu: banjir, kekeringan, angin
topan, gelombang pasang.
3. Bahaya biologi (biological hazard), yaitu: wabah penyakit, hama dan penyakit tanaman dan
hevan/ternak.
4. Bahaya teknologi (technological hazard), yaitu: Kegagalan teknologi
5. Bahaya lingkung (environmental hazard), yaitu: kebakaran hutan, kerusakan lingkungan,
pencemaran limbah.
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis disebut sebagai Bencana (Disaster) (UU Nomor 24
Tahun 2007).
Berdasarkan factor penyebabnya, bencana dikelompokan menjadi 3 (tiga) kelompok (UU
Nomor 24 Tahun 2007), yaitu:
1. Bencana alam (factor penyebabnya adalah alam)
2. Bencana non alam (factor penyebabnya adalah no alam)
3. Bencana social (factor penyebabnya adalah manusia)
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan longsor. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh
BAB III - 38
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror (UU No. 24 Tahun 2007).
Ancaman bencana yang berhubungan dengan air dan iklim disebut sebagai ancaman
hidrometeorologi (hydrometeorological hazard) seperti banjir, kekeringan, kebakaran hutan,
gelombang ekstrim, abrasi dan ancaman yang berhubungan dengan geologi bumi dikenal dengan nama
Ancaman Geologi (geologic hazards) seperti Gempabumi, tsunami, gerakan tanah dan lainnya.
GEMPA
Proses interkasi lempeng tektonik sebagai batas konvergen dikenal sebagai zona subduksi.
Pada zona subduksi ini terjadi pelepasan energy yang berhubungan erat dengan sesar aktif sebagai
penyabab gempa. Letak terjadinya gempa di bawah permukaan bumi dikenal sebagai hiposenter, dan
lokasi tepat di atas permukaan bumi disebut pusat gempa (epicentrum).
Besaran gempa pada titik episentrum dapat diketahui besarannya dengan menggunakan
pendekatan skala logaritma sehingga diketahui besar energy yang dilepaskan. Gelombang gempa dan
getaran (vibrasi) gempa dapat diukur menggunakan alat yang disebut seismograf. Besaran gempa
dihitung dari logaritma amlitudo gelombang gempa. Skala untuk mengetahui besaran kegempaan ini
dikenal dengan Skala Richter. Besaran magnitut gempa dengan skala 5,1 dapat dikategorikan sebagai
gempa dengan kekuatan menengah dan skala 6,1 dikategorikan sebagai gempa dengan kekuatan kuat
atau besar. Namun Skala Richter ini tidak digunakan untuk menghitung tingkat kerusakan yang
sebabkan gempa. Seismologists Amarika Harry Wood and Frank Neumann mengembangkan skala
ini menjadi 12 (dua belas) tingkatan yang mewakili peningkatan intensitas berdasarkan efek yang
diamati. Skala ini tidak menggunakan metode matematik namun lebih kepada dampak gempa yang
dirasakan manusia dan tingkatan yang lebih tinggi didasarkan pada kerusakan structural yang diamati
(Islam & Ryan, 2016).
Gempabumi di wilayah Manokwari merupakan tipe gempabumi tektonik. Proses
kegempabumian terjadi akibat adanya proses pergerakan lempeng samudera pasifik dengan lempeng
benua Australia. Lempeng Pasifik bergerak relatif ke arah barat dengan kecepatan 11 cm/tahun
sedangkan Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah utara dengan Keceptan 8 cm/tahun (Gambar
2.18). Pertemuan dari aktifitas kedua lempeng tersebut menyebabkan penujaman lempeng (subduksi)
di bagian utara Pulau Papua, memanjang dari bagian utara Sorong hingga utara Jayapura dan wilayah
Papua New Guinea. Jalur penujaman ini merupakan sumber utama pelepasan energi yang
mengakibatkan getaran gempabumi. Selain itu pada wilayah Utara Manokwari juga terbentuk
pengangkatan atau akresi (sesar naik). Zona akresi ini juga merupakan sumber pelepasan energi
sehingga memicu gempabumi ditunjukan oleh penyebaran titik-titik episentrum di wilayah
Manokwari dan sekitarnya.
BAB III - 39
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Gambar 3.18. Tatanan Tektonik Papua Tatanan Tektonik dan Kondisi Geologi
Papua. Poligon Merah Menunjukan Kabupaten Manokwari dan Sekitarnya
dengan Tatanan Tektonik dan Struktur Geologi yang Kompleks (Modifikasi
Sapiie & Cloos, 2013; Mamengko, 2019).
BAB III - 40
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
TSUNAMI
Tsunami merupakan gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan
impulsif pada medium laut yang bersifat transien (gelombangnya bersifat sesar) dan nondispersive
(fasa gelombang tidak bergantung pada panjang gelombang). Gangguan impulsif tersebut disebabkan
oleh aktivitas gempa tektonik, erupsi vukanik atau longsoran bawah laut (Diposaptono dan Budiman,
2006).
Tsunami bergerak keluar dari daerah pembangkitannya dalam bentuk serangkaian
gelombang. Kecepatannya bergantung pada kedalaman perairan, akibatnya gelombang tersebut
mengalami percepatan atau perlambatan sesuai dengan bertambah atau berkurangnya kedalaman
dasar laut. Proses ini menyebabkan arah pergerakan gelombang berubah dengan energi gelombang
bisa menjadi terfokus atau menyebar (UNESCO-IOC, 2006).
Tsunami memiliki bentuk gelombang yang memanjang hingga ke seluruh kolom air yaitu dari
permukaan sampai ke dasar lautan. Karakteristik inilah yang menjadi penyebab gelombang tsunami
berbeda dengan gelombang laut yang terjadi karena terpaan angin dan pasang surut yang hanya
mengganggu permukaan laut. Hal ini juga yang merupakan penyebab dasar besarnya jumlah tenaga
yang dibentuk oleh suatu gelombang tsunami.
Pada laut dalam, gelombang tsunami dapat bergerak pada kecepatan 500 sampai 1.000
kilometer per jam. Periode tsunami (waktu untuk siklus satu gelombang) bisa berkisar dari beberapa
menit hingga satu jam. Saat mendekati pantai, kecepatan gelombang melambat menjadi beberapa
puluh kilometer per jam dan tinggi tsunami bisa mencapai hingga puluhan meter pada garis pantai
(Gambar 2. 20) (UNESCO-IOC, 2006).
Tinggi tsunami tersebut disebabkan karena terjadi konversi energi kinetik gelombang
menjadi energi potensial. Artinya, kehilangan energi akibat berkurangnya kecepatan ditransfer ke
dalam bentuk pembesaran tinggi gelombang (run up) (Diposaptono dan Budiman, 2006). Kecepatan
run up ke daratan bisa mencapai 25-100 km/jam. Kecepatan gelombang tsunami ini yang
menyebabkan jatuhnya korban jiwa, rusaknya lahan pertanian, sarana prasarana wilayah, dan dataran
rendah menjadi tergenang membentuk lautan baru. Kembalinya air ke laut setelah mencapai puncak
gelombang (run-down) juga bersifat merusak karena menyeret segala sesuatu kembali ke laut
(Diposaptono dan Budiman, 2006).
Secara umum faktor penyebab terjadinya tsunami adalah gempa tektonik letusan vulkanik,
dan longsoran (landslide) (BMG, 2007; Fauzi dan Wandono, 2005; Diposaptono dan Budiman, 2006).
1. Gempa Tektonik
Gempa tektonik merupakan gempa yang diakibatkan oleh aktivitas tektonik, yaitu
pergerakan, pergeseran dan tumbukan lempeng tektonik (Diposaptono dan Budiman,
2006). Gempa ini merupakan penyumbang terbesar terjadinya tsunami.yang biasanya
terjadi di zona subduksi atau zona tumbukan antar lempeng tektonik. Pada zona ini,
BAB III - 41
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
lempeng yang mempunyai berat jenis yang lebih tinggi (lempeng samudera) akan menyusup
di bawah lempeng yang berat jenisnya lebih ringan (lempeng benua). Apabila akumulasi
tegangan lempeng benua di sekitar tumbukan mencapai batas maksimum maka ujung
lempeng samudera akan melenting ke atas yang mengakibatkan terjadinya patahan (sesar)
dan selanjutnya menimbulkan tsunami (UNESCO-IOC, 2006; gambar berikut Proses
Terjadinya Tsunami Akibat Gempa Tektonik (UNESCO-IOC, 2006)).
Gambar 3.20. Proses Terjadinya Tsunami Akibat Gempa Tektonik (UNESCO-IOC, 2006)
Secara umum karakteristik gempa yang dapat menimbulkan terjadinya tsunami adalah
sebagai berikut:
• Lokasi pusat gempa (episenter) berada di laut dengan magnitudo lebih besar dari 6.0
SR.
• Kedalaman pusat gempa (hiposenter) kurang dari 60 km dari permukaan bumi (gempa
dangkal).
• Mekanisme patahan gempa tektonik bertipe sesar naik (reverse fault) atau sesar turun
(normal fault) (BMG, 2007; International Tsunami Information Center, 2006;
Himpunan Ahli Geologi Indonesia, 2006 dan Diposaptono dan Budiman, 2006).
Kabupaten Manokwari merupakan wilayah yang memikliki sumber gempa aktif sebagai
hasil interaksi tektonik Lempeng Australia, Lempeng Pasifik-Carolina dan Lempeng Eurasia
serta Lempeng Laut Filipina, Interaksi lempeng tersebut yang sangat berdampak langsung
terhadap kegempaan dan tsunami serta ancaman lainnya adalah interaksi lempeng Australia
dan Lempeng Pasifik-Carolina yang menghasilkan sumber gempa aktif di Kabupaten
BAB III - 42
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
3. Longsoran
Longsoran (landslide) bawah laut dapat mengakibatkan terjadinya tsunami dan biasanya
longsoran ini terjadi akibat gempa bumi yang kuat, letusan vulkanik, longsor di dasar laut
dan longsor di atas permukaan laut (sea level) seperti halnya bencana tsunami Palu-
Sulawesi Tengah dan tsunami Anyar-Banten pada tahun 2018. Berdasarkan jaraknya dari
sumber gempa atau pusat gempa, tsunami dapat klasifikan menjadi 2 (dua), yaitu: tsunami
local (near field/local field tsunami) dan tsunami jarak jauh (far field tsunami) ( ITIC, 2006).
BAB III - 43
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
4. Tsunami Lokal
Tsunami lokal adalah tsunami yang terjadi bilamana jarak antara pusat gempa dan daerah
bencana tsunami kurang dari 100 km (ITIC, 2006). Dari segi waktu terjadinya tsunami,
tsunami lokal terjadi antara 5 sampai 40 menit setelah gempa utamanya. Hal ini
menyebabkan bahwa secara teoritis kejadian tsunami lebih mudah diprediksi dibandingkan
dengan kejadian gempa (Puspito, 2007). Adanya tenggang waktu antara terjadinya gempa
dan tibanya tsunami di pantai memungkinkan tindakan untuk dapat menganalisis
karakteristik apakah suatu gempa dapat menimbulkan tsunami atau tidak.
Secara umum tsunami yang terjadi di Indonesia adalah tsunami lokal dan mengingat sistem
informasi di Indonesia belum memadai maka biasanya sebelum informasi kejadian tsunami
sampai ke masyarakat, gelombang tsunami telah menyapu pantai. Hal ini menyebabkan
Indonesia belum bisa memaksimalkan sistem peringatan dini tsunami (Tsunami Early
Warning System) (Puspito, 2007).
5. Tsunami Jarak Jauh
Tsunami jarak jauh (far field tsunami) adalah tsunami yang diakibatkan oleh gempa laut
yang jaraknya ribuan kilometer dari pantai (ITIC, 2006). Waktu datang tsunami berkisar
antara beberapa jam sampai 24 jam setelah gempa utamanya. Contoh tsunami jarak jauh
ini adalah tsunami Aceh yang terjadi tahun 2004, dimana gelombang tsunami tersebut
merambat menyebrangi Samudera Hindia sampai ke Pantai Afrika Selatan.
Longsor
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (2005) menyatakan bahwa longsor bisa
disebut juga dengan gerakan tanah. Didefinisikan sebagai masa tanah atau material campuran
lempung, kerikil, pasir dan kerakal serta bongkah dan lumpur, yang bergerak sepanjang lereng atau
keluar lereng karena faktor gravitasi bumi. Longsor secara umum adalah perpindahan material
pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah atau material laporan yang bergerak ke
bawah atau keluar lereng.
Secara geologi longsor adalah suatu peristiwa geologi dimana terjadi pergerakan tanah atau
material batuan seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Longsor terjadi bila gaya
pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penahan pada umumnya dipengaruhi
oleh kekuatan bebatuan dan kepadatan tanah. Daya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut
lereng, air, beban serta jenis tanah batuan.
Proses terjadinya longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap ke dalam
tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang
berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan diatasnya akan
bergerak mengikuti lereng dan luar lereng (Nandi, 2007).
BAB III - 44
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Banjir
Ancaman banjir adalah potensi hilangnya nyawa, cedera, dan kerugian ekonomi yang
disebabkan oleh peristiwa banjir di masa mendatang. Tingkat bahaya bervariasi sesuai dengan tingkat
keparahan banjir dan dipengaruhi oleh perilaku banjir (luas, kedalaman, kecepatan, isolasi, laju
kenaikan air banjir, durasi), topografi dan manajemen darurat (The Australian Institute for Disaster
Resilience, 2017). Menurut Schanze et al.,(2006), banjir dapat diartikan sebagai penutupan sementara
tanah oleh air di luarnya pada batas normal. Secara umum bajir terjadi di cekungan sungai kecil dan
besar, di muara, di pantai secara lokal. Selain itu, banjir juga didefinisikan sebagi suatu keadaan sungai
dimana aliran air sungai tiak dapat tertampung oleh palung sungai sehingga terjadi limpasan aliran air
sungai pada lahan yang semestinya kering. Banjir juga dapat melanda area mana saja pada waktu yang
mendadak tanpa peringatan, terjadi kerika sejumlah air melimpah dalam waktu yang singkat.
Disamping kondisi umum tersebut, banjir dapat disistematisasi sesuai dengan penyebab
kejadiannya, seperti banjir curah hujan musim dingin, banjir akibat badai konveksi musim panas, banjir
salju yang mencair, gelombang laut dan pasang surut. Banjir dalam banyak kasus merupakan fenomena
alam yang, misalnya terjadi di dataran banjir alami tidak dapat diklasifikasikan sebagai ancaman.
Ancaman banjir dapat didefisikan sebagai kemungkinan terjadinya banjir yang berpotensi
merusak (Schanze et al., 2006).
Ancaman banjir dapat saja menjadi bencana dan hal ini tergantung parameter atau elemen
kerentanan yang terpapar yang berpotensi dapat dirugikan atau akan mengalami kerusakan.
1. Potensi Bencana di Kabupaten Manokwari
Kabupaten Manokwari merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliko potensi
ancaman bencana yang tinggi. Hal ini disebabkan beberapa alasan, antara lain adalah: posisi Wilayah
Manokwari berada tepat di antara pertemuan beberapa lempeng besar, yaitu Lempeng Benua
Eurasia, Lempeng Samudera Hindia Australia, Lempeng Samudera Pasifik-Carolina dan Lempeng
Lautan Filipina (Gambar 2.18). Interaksi pertemuan lempeng-lempeng tektonik ini menyebabkan
terjadinya dinamika pergerakan lempeng yang berdampak terhadap terjadinya potensi ancaman
bencana geologi, seperti: gempa bumi, tsunami, dan gerakan tanah (longsor) serta bencana lainnya.
Wilayah Kabupaten Manokwari terletak di sebelah selatan Samudera Pasifk dan sangat
dikontrol oleh zona iklim regional Pasifik. Zona iklim Pasifik bagian selatan merupakan zona iklim
yang berpotensi terhadap ancaman hidrometeorologi.
BAB III - 45
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Manokwari (Manokwari Basin), Blok Arfak (Arfak Block), Blok Tambrau (Tambrau Block) dan
Tinggian Kemum (Kemum High) dengan intensitas rekahan yang tinggi. Lempeng Carolina-Pasifik
relatif bergerak 10 cm/tahun ke arah barat-baratdaya. Terbentuknya tatanan tektonik dan kondisi
geologi sebagai akibat intraksi lempeng menyebabkan Kepala Burung khususnya wilayah Manokwari
berpotensi terhadap ancaman bencana (Gempa, tsunami, gerakan tanah/longor).
Kegempaan di Papua didominasi oleh gempa-gempa kecil. Sebaran gempa dengan
magnitudo >5,5 tidak tersebar merata, daerah sebelah barat Kepala Burung cenderung tidak ada
aktivitas gempa sedangkan di utara Kepala Burung banyak terdapat gempa dengan mekanisme sesar
naik. Bagian timur Manokwari ke selatan hingga Semenanjung Wandamen terlihat pernah terjadi
beberapa gempa dengan mekanisme yang pada umumnya adalah sesar normal dan sesar mendatar.
Di bagian timur, gempa banyak terjadi di Pulau Yapen dan sebelah pantai timur Pulau Biak
(Pamumpuni, 2016 dalam Tim Pusat Studi Gempa Nasional, 2017).
Gempa di bagian timur Pulau Biak ini disebabkan adanya Palung New Guinea menyebabkan
gempa besar tahun 1996 dan menyebabkan tsunami hingga 7 m (Henry dan Das, 2002 dalam Tim
Pusat Studi Gempa Nasional, 2017). Gempa dengan magnitudo >7 Mw terjadi pada 1979 di bagian
tengah Pulau Yapen, 1985 di sebelah barat Pulau Yapen, 1996, 1947, dan 1941 di sebelah timur Pantai
Biak (Okal, 1999; Henry dan Das, 2002 dalam Tim Pusat Studi Gempa Nasional, 2017). Selain itu,
dilaporkan terjadi gempa pada 1957 dan 1972 yang terjadi di sebelah utara dan selatan bagian timur
Pulau Yapen (Henry dan Das, 2002 dalam Tim Pusat Studi Gempa Nasional, 2017). Gempa pada
tahun 1979 di Pulau Yapen dilaporkan menyebabkan tsunami (Okal, 1999; NGDC/WDS- NOAA,
2016 dalam Tim Pusat Studi Gempa Nasional, 2017).
BAB III - 46
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 47
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Gempa dengan mekanisme sesar mendatar di sekitar Pulau Yapen. Sementara itu, di sekitar
Pulau Biak dan pantai utara Kepala Burung didominasi oleh gempa dengan mekanisme sesar naik.
Daerah sekitar Manokwari ke selatan sampai dengan Semenanjung Wandamen, gempa yang terjadi
beragam dengan mekanisme sesar mendatar dan sesar normal. Selain itu, informasi dari geologi
regional menyatakan terjadi pergeseran besar berkisar antara 200 hingga 1000 km (Dow dan
Sukamto, 1984; Ego dan Pubellier, 2001; Stevens dkk., 2002; Sapiie dkk., 2010 dalam Tim Pusat Studi
Gempa Nasional, 2017) dan ditunjang oleh data vektor kecepatan dari GPS yang menunjukkan
kecepatan pergeseran Lempeng Pasifik adalah sebesar 112mm/th ke arah barat daya relatif terhadap
Australia (DeMets dkk., 1990; Puntodewo dkk., 1994; Stevens dkk., 2002 dalam Tim Pusat Studi
Gempa Nasional, 2017). Pergeseran dengan kecepatan ~90mm/thn juga terjadi di Pulau Biak dan
~80mm/thn di Pulau Yapen dengan arah yang sama. Kepala Burung secara umum bergerak searah
dengan pergerakan Pasifik dengan kecepatan sekitar 80mm/thn. Perbedaan kecepatan pergerakan
antara Pasifik dan Kepala Burung seharusnya diakomodasi di bagian utara dan tengah Papua.
Akomodasi tersebut selain dalam bentuk pergerakan pergeseran mendatar barat timur juga
BAB III - 48
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
diakomodasi dengan pergerakan ke selatan yang ditandai dengan kegempaan dan pembentukan
lipatan dan sesar anjak di Pegunungan Tengah Papua (Puntodewo dkk., 1994; Stevens dkk., 2002,
dalam Tim Pusat Studi Gempa Nasional, 2017). Steven dkk. (2002) menginterpretasikan bahwa zona
gerusan antara Indo-Australia dan Pasifik memanjang dari Sesar Tarera-Aiduna dan Sabuk Lipatan
dan Sesar Anjak Papua di bagian selatan, sampai dengan Zona Sesar Sorong-Yapen dan Palung New
Guinea di sebelah utara. Interpretasi tersebut didasarkan pada pengamatan GPS dan pemodelan
pergeseran (dislokasi)( Tim Pusat Studi Gempa Nasional, 2017). Berdasarkan sejarah kegempaan,
mekanisme focus gempa dengan magnitude besar (Sumber: Pamumpuni, 2016 dalam KPPUPR, 2017).
Gambar 3.24. Sebaran Sumber Tsunami Wilayah Papua Barat (Triyono et al. 2019)
Tsunami dari gempa Yapen dan Biak tahun 19779 dan 1996 merupakan tsunami sebagai
aktifitas tektonik. Tsunami 1996 terjadi di wilayah Biak berdampak hingga wilayah pesisir Manokwari
dengan intensitas terbesar terjadi di kawasan Teluk Sawaibu karena terjadi refraksi gelombang pada
dinding teluk sehingga mempengaruhi tinggi dinding tsunami (runup) mencapai 2 - 3,5 meter (BPBD
Kabupaten Manokwari, 2012).
BAB III - 49
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Berdasarkan data yang dapat terekam dalam catatan ilmuah maupun informasi saksi
masyarakat, peristiwa tsunami terjadi 3 (tiga) kali. Kejadian terbesar adalah tsunami kiraman dari
gempa subduksi New Guinea pada tahun 1996 dikenal sebagai Tsunami Gempa Biak. Tanggal 10
Oktober 2002 pada gempabumi Ransiki berkekuatan Mangnitude 7,6 Mw, kedalaman 10 Km,
menyebabkan tsunami akibat longsoran bukit kapur ke dalam laut menimbulkan tsunami dengan
ketinggian gelombang sekitar 3 sampai 5 meter di Oransbari dan Ransiki, dan 1 meter di Manokwari
(Triyono et al., 2019). Pada Tahun 2009, gempa dan tsunami Jepang berdampak hingga ke wilayah
Manokwari dengan ketinggian gelombang tsunami sekitar 78 cm (Triyono et al., 2019).
Gambar 3.25. Pola Struktur Geologi Dan Morfologi Sebagai Parameter Penyebab
Potensi Ancaman Bencana Geologi Di Manokwari Dan Papua Barat (Mamengko,
2019)
BAB III - 50
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Salah satu ancaman bencana geologi potensial di Manokwari adalah gerakan tanah selain
gempa bumi dan tsunami. Ancaman/bahaya gerakan tanah dibagi menjadi tiga kategori: rendah,
sedang, dan tinggi. Hasil analisis menunjukkan wilayah yang termasuk kategori tingkat ancaman tinggi
sekitar 219 Km2 (64,74%) kategori tingkat ancaman sedang sekitar 751 Km2 (18,88%) dan tingkat
ancaman rendah sekitar 190 Km2 (16,38%) (Mamengko, 2019). Tindakan aksi mitigasi dan upaya
pengurangan risiko merupakan hal penting yang perlu dilakukan guna mengoptimalisasikan
pemanfaatan pola ruang sebagi “Kawasan Lindung Bencana Geologi” untuk area yang memiliki
katerogi tingkat ancaman tinggi; kategori sedang sebagai pola ruang dengan fungsi lindung dan
kawasan budidaya terbatas 2) Kawasan dengan tingkat ancaman rendah dapat difungsikan sebagai
kawasan budidaya dan areal pengguana lain yang disesuaikan dengan prinsip penataan ruang dan
peraturan yang berlaku.
Tingkat ancaman tinggi berada di bagian selatan dan tenggara Kabupaten Manokwari yang
tersusun oleh batuan batuan gunungapi Arfak, batuan metamorf Formasi Kemum dengan intensitas
struktur yang tinggi. Oleh karena itu, Manokwari bagian selatan dan timur dengan tingkat ancaman
perlu diusulkan sebagai “Kawasan Konservasi Geologi/Bencana Geologi dalam pengurangan risiko
bencana gerakan tanah dan kebijakan pembangunan yang berkelanjutan Papua Barat sebagai “Provinsi
Konservasi”.
Tingkat Ancaman Sedang diusulkan sebagai “Kawasan Budidaya”, seperti perkebunan,
pertanian dan kawasan budidaya lainnya dengan pemanfaatan terbatas. Jika memang harus dilakukan
pembangunan fisik infrastruktur dalam percepatan pembangunan maka perlu dilakukan kajian
terhadap sifat tanah/soil properties untuk melakukan kajian dan perlakuan teknis terhadap mitigasi
dan adaptasi ancaman gerakan tanah di Kabupaten Manokwari.
BAB III - 51
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Semua area yang potensial ancaman banjir terletak di sepadan sungai dan pesisir pantai
atau muara sungai seperti Kampung Tanimbar, Kampung Jawa, Pasar Wosi dan Kampung Kali Merah
serta Warmare.
BAB III - 52
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Gambar 3.26. Diagram Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Lahan di Distrik
Warmare
Gambar 3.27. Diagram Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Lahan di Distrik Prafi
Penggunaan lahan merupakan hasil akhir dari setiap bentuk campur tangan kegiatan
(intervensi) manusia terhadap lahan di permukaan bumi yang bersifat dinamis dan berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan hidup baik material maupun spiritual. Penggunaan lahan di Distrik Warmare -
Prafi ini beragam dari penggunaan lahan yang menggambarkan mata pencaharian sampai penggunaan
lahan berupa lahan potensial yang bisa dikembangkan sebagai karakter Distrik.
Penggunaan lahan pada suatu kota umumnya berbentuk tertentu dan pola perkembangannya
dapat diestimasikan. Keputusan-keputusan pembangunan kota biasanya berkembang bebas, tetapi
diupayakan sesuai dengan perencanaan penggunaan lahan. Motif ekonomi adalah motif utama dalam
BAB III - 53
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
pembentukan struktur penggunaan tanah suatu kota dengan timbulnya pusat-pusat bisnis yang
strategis. Selain motif bisnis terdapat pula motif politik, bentuk fisik kota, seperti topografi, drainase.
Berikut penggunaan lahan yang ada di Distrik Warmare - Prafi meliputi: penggunaan lahan
perdagangan dan jasa, pergudangan, perkantoran, permukiman, persawahan, pertambangan, industry
dan lainnya.
Gambar 3.28. Penggunaan Lahan di Distrik Warmare - Prafi (Industri, Persawahan,
Perjas dan lainnya)
BAB III - 54
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Meskipun struktur kota tampak tidak beraturan, namun kalau dilihat secara seksama memiliki
keteraturan pola tertentu. Bangunan-bangunan fisik membentuk zona-zona intern kota. Bentuk-
bentuk penggunaan lahan yang ada di Distrik Warmare - Prafi terdiri dari penggunaan lahan untuk
perumahan,peribadatan, perkantoran, kesehatan, pertanian/perkebunan dan jasa.
Kantor Pegadaian
BAB III - 55
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 56
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 57
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Ruang Terbuka Hijau atau RTH adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah
maupun yang sengaja ditanam. Zona ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah Distrik Warmare - Prafi
berupa makam dan lapangan.
BAB III - 58
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 59
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 60
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 61
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 62
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 63
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
PT. Nursyam , PT. INKHA ,Pabrik Tahu, BUMDES tepung , Industri Kecil menengah gula merah dan Sawit
BAB III - 64
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 65
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 66
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 67
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 68
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 69
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Tabel 3.22. Luas Lahan, Jumlah Penduduk & Kepadatan Penduduk Distrik Warmare
– Prafi Di Kabupaten Manokwari
Jumlah Kepadatan
No Luas (Km2) Penduduk Penduduk
Distrik
(Jiwa) (jiwa/km2 )
1 Warmare 674,84 8.993 13
2 Prafi 311,13 17.783 57
Jumlah 985,97 26.776 70
Sumber : Distrik Warmare – Prafi Kabupaten Manokwari Dalam Angka, Tahun 2021
Persebaran jumlah penduduk di Kawasan Distrik Warmare - Prafi menurut jenis kelamin ini
lebih banyak penduduk laki-laki dibandingkan perempuan. Jumlah penduduk laki-laki adalah 12.995
jiwa dan perempuan 12.279 jiwa. Rasio jenis kelamin tertinggi terdapat di Distrik Warmare -Prafi
yaitu 210,52. Jumlah penduduk dan rasio jenis kelamin menurut distrik dapat dilihat pada table
berikut ini.
Tabel 3.23. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Distrik di
Kabupaten Manokwari
Jenis Kelamin
Rasio Jenis
No. Distrik Laki-Laki Perempuan Jumlah
Kelamin
(Jiwa) (Jiwa)
1. Warmare 4.482 4.339 8.821 103,30
2. Prafi 8.513 7.940 16.453 107,22
Total 12.995 12.279 25.274 210,52
Sumber: Distrik Warmare - Prafi Dalam Angka 2021
Jumlah penduduk menurut umur di Warmare - Prafi mayoritas di dominasi umur 0-4 tahun
yaitu 20.073 jiwa dan paling rendah pada umur 75+ yaitu 713 jiwa. Persebaran jumlah penduduk
menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kabupaten Manokwari dapat dilihat pada table berikut
ini.
Tabel 3.24. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Kabupaten Manokwari
Kelompok Umur Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan Jumlah
0-4 10.292 9.781 20.073
5-9 9.541 9.181 18.722
10-14 8.486 8.033 16.519
15-19 8.545 7.902 16.447
20-24 10.460 8.908 19.368
25-29 10.156 8.859 19.015
30-34 8.605 7.357 15.962
35-39 6.775 5.777 12.552
40-44 5.853 4.736 10.589
45-49 4.252 3.725 7.977
50-54 3.167 2.737 5.904
55-59 2.174 1.770 3.944
60-64 1.541 1.228 2.769
65-69 886 662 1.548
70-74 518 400 918
75+ 385 328 713
Jumlah/Total 91.636 81.384 173.020
Sumber: Kabupaten Manokwari (Distrik Warmare – Prafi) Dalam Angka 2021
BAB III - 70
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 71
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
B. Jaringan Listrik
Energi listrik merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan dalam suatu wilayah. Energi
saat ini tidak hanya dipakai untuk penerangan, numun juga berperan penting dalam pertumbuhan
ekonomi dan perkembangan suatu wilayah. Tinggi rendahnya pemakaian listrik oleh masyarkat
merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Adanya peningkatan
yaitu banyaknya listrik yang terjual dan yang didistribusikan selain untuk pemerintah, lainnya dan
susut dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang sejalan dengan bertambahnya penduduk
dan meningkatnya derajat kesejahteraan masyarakat di Kawasan Warmare – Prafi Kabupaten
Manokwari.
Saluran SUTM Udapi Hilir Distrik Prafi Jaringan Listrik SUTM Prafi Mulia Distrik Prafi
C. Air Minum
Air adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya, Sedangkan yang dimaksud air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari – hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu.
Sebagai batasannya air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem
penyediaan air minum.
BAB III - 72
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
D. Jaringan Persampahan
Saat ini sampah telah menjadi masalah serius yang harus ditangani, terutama dalam memelihara
kelestarian dan kesehatan lingkungan. Sampah yang berserakan dapat merusak lingkungan yang
berakibat terjadinya pencemaran lingkungan. Dalam pengolahan sampah pada lingkungan masyarakat
desa kebanyakan masih bertumpu pada unsur penimbunan sampah kemudian dilakukan pembuangan
dan pemusnahan dengan dibakar atau dibuang, atau pada pendekatan akhir, yaitu sampah
dikumpulkan, diangkut dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah.
Membangun kesadaran masyarakat desa tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu
kerja sama dari semua pihak, baik warga, pemerintah maupun pihak ketiga sebagai pendukung. Usaha
itu juga perlu waktu yang cukup lama, selain itu juga diperlukan pula contoh serta teladan yang positif
dan konsistensi dari pihak pengambil kebijakan. Kegiatan sosialisasi tentang pengelolaan sampah
dapat mendorong partisipasi masyarakat desa dalam hal pengelolaan persampahan, hal itu juga dapat
didukung dengan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dapat mendukung peningkatan
kesadaran.
BAB III - 73
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
Pengelolaan sampah secara efektif dapat dimulai dari pengelolaan dengan memilah sampah
secara mandiri oleh tiap keluarga. Pengelolaan sampah dapat dipilah menjadi sampah layak jual dan
layak buang. Pada tahap awal gerakan yang dilakukan adalah dengan memberi bekal kemampuan pada
masyarakat agar mampu dan memiliki kesadaran melakukan pemilahan sampah secara mandiri.
Sosialisasi mengenai cara pemilahan sampah ini akan sangat penting dalam menambah wawasan dan
memberikan inspirasi peluang ekonomis dibalik pengelolaan sampah secara mandiri, berkelompok,
berjejaring dan berkelanjutan terutama pada kawasan Warmare – Prafi.
E. Jaringan Drainase
Masih perlunya perencanaan saluran drainase dikawasan Warmare Prafi , dikawasan terebut
masih banyak data yang menyebutkan saluran drinase yang kurang optimal maupun belum terbangun
secara merata.
F. Jaringan Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang
digunakan dalam melakukan aktivitas telekomunikasi. Dalam penyelenggaraan jaringan
telekomunikasi, penyelenggara jaringan telekomunikasi wajib membangun dan/atau menyediakan
jaringan telekomunikasi, serta wajib menjamin terselenggaranya telekomunikasi melalui jaringan yang
diselenggarakannya, khusunya pemerataan dikawasan perencanaan Warmare –Prafi.
BAB III - 74
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 75
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 76
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 77
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari
BAB III - 78