Anda di halaman 1dari 179

DISTRIK PRAFI LAPORAN ANTARA

DISTRIK WARMARE
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

BAB
4 MATERI TEKNIS

ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN

ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN


4.1. ANALISIS STRUKTUR INTERNAL WP
Analisis struktur internal kawasan dilakukan untuk merumuskan kegiatan fungsional sebagai
pusat dan jaringan yang menghubungkan antarpusat di dalam wilayah pengembangan ruang dari
RTRW Kabupaten ke RDTR. Untuk analisis struktur internal WP (wilayah pengembangan), pada
Kawasan Warmare - Prafi dapat dilihat pada uraian dibawah :

Gambar 4.1. Urban Form Kawasan WP Warmare – Prafi

Perkembangan urban form pada WP Warmare - Prafi menyebar mengikuti jaringan jalan
eksisting dan jika mengacu pada perkembangan by target, maka perkembangan perkotaan diarahkan
pada bagian barat Wilayah Perencanaan menuju Distrik Prafi.

BAB 4 - 1
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.1.1. Analisa Sistem Pusat Pelayanan


Analisa sistem pusat pelayanan pada WP Warmare - Prafi akan menggunakan pendekatan
analisis pemusatan kegiatan dan pemusatan jaringan yang nantinya akan dilakukan pembobotan
dengan metode Weighted Overlay. Setelah dilakukan analisis Weighted Overlay kemudian dilakukan
penentuan titik ideal dari pusat kegiatan yang mempertimbangkan arahan dari dokumen perencanaan
yang memiliki hirarki lebih makro yaitu RTRW Kabupaten Manokwari, kemudian
mempertimbangkan aksesbilitas yang menunjang titik fasilitas dan tarikan yang ditimbulkan dari titik
fasilitas ditinjau dari review google maps dari hasil Web Scrapping. Untuk alur analisis secara lebih
sistemartis, dapat dilihat pada Gambar dibawah :

Gambar 4.2. Alur Analisis Sistem Pusat Pelayanan

BAB 4 - 2
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Dari hasi analisis dapat diketahui bahwa :


Pemusatan Fasilitas dan Jaringan Prasarana cenderung berada di sebagian kampung Umcen,
Indisey, Maniy, Dinday di Distrik Warmare dan Kampung Aimasi, Udapi hilir, Lismaungu, Desay,
Prafi Mulya, Mebji, Umbuy Distrik Prafi ;

Gambar 4.3. Weighted Overlay Pemusatan Fasilitas dan Pemusatan Jaringan

Arahan RTRW Kabupaten Manokwari terkait pusat pelayanan pada Kawasan Warmare
- Prafi berada pada Kampung Aimasi, Udapi Hilir, Lismaungu, Desay , Prafi Mulya di
Distrik Prafi dengan fungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan ;

BAB 4 - 3
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.4. Arahan Pusat Kegiatan Kawasan Warmare - Prafi Berdasarkan RTRW

Dari hasil webscrapping, berasarkan fasilitas dengan tingkat tarikan tertinggi sebagai acuan titik
ideal dalam penentuan pusat pelayanan diketahui terdapat 48 titik ideal dalam penentuan pusat
pelayanan pada Kawasan Warmare - Prafi, meliputi :
Balai Kampung Umcen Distrik Warmare
Puskesmas Warmare
Kantor distrik Warmare
SMA 1 Warmare
Kantor Polsek Warmare
Kantor Kodim TNI AD Distrik Warmare
Kantor Pos Warmare
Gereja Thomas Warmare
SMPN 5 Warmare
Wisata Manneken Prafi
SMKN 4 Prafi
SMA 1 Prafi
MIN 1 Prafi
MTS Negeri Prafi Manokwari

BAB 4 - 4
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

SMPN 8 Prafi
Pasar Warmare
Masjid Nurul Quba Warmare
Masjid Jami Baitulamin SP 2 Prafi
Masjid Baitul Hikmah SP 3 Prafi
Masjid Baiturrohim SP 1 Prafi
Gereja Bukit Zaitun Prafi
Gereja Kristen Injil Prafi
Gereja Penta Prafi
Gereja Bethel Prafi
Gereja Kristen Al Kitab Warmare
Gereja Pantekosta Prafi
Pura Surya Chandra Buana Prafi
KUD Kampung Amasi SP3 Distrik Prafi
Kantor Polsek Prafi
Kantor PLN Prafi
Kantor Kampung Udapi Hilir Distrik Prafi
Kantor Urusan Agama Distrik Prafi
Telkom Prafi
Kantor Pos Prafi
Kantor Kepala Kampung Desay Distrik Prafi
Kantor Kepala Kampung Prafi Mulya Dsitrik Prafi
SDN inpres 43 Prafi
SDN Inpres 14 Prafi
SDN Inpres 77 Prafi
SDN Inpres 34 Warmare
PAUD dan TK Beringin Prafi
PAUD Bethel Warmare
SMPN 17 Meniy Warmare
SDN Inpres 18 Warmare
Pasar Tradisonal Warmare
Pasar SP1 Distrik Prafi
Pasar SP2 Distrik Prafi
Pasar SP3 Distrik Prafi

BAB 4 - 5
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Setelah diketahui terkait dengan titik ideal pusat pelayanan dengan mempertimbangkan tarikan
dari masing-masing fasilitas dan juga hasil weighted overlay antara pemusatan fasilitas dan juga
pemusatan jaringan, ditentukan pusat pelayanan pada WP Warmare - Prafi, meliputi :

Tabel 4.1. Arahan Sistem Pusat Pelayanan WP Warmare - Prafi

Sumber : Hasil anlisa 2023

BAB 4 - 6
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.5. Hasil Analisis Penentuan Pusat Pelayanan Kawasan WP Warmare – Prafi

4.1.2. Analisis Pembagian SWP (Sub Wilayah Pengembangan) Wilayah


Pengembangan
Analisis penentuan SWP didasarkan pada analisis spasial berupa analisa ANALISIS CLUSTER
K-MEANS untuk mengelompokkan bangunan-bangunan di wilayah perencanaan dan Analisis
Hubungan Pusat Pelayanan dan Pembagian Wilayah (ANALISIS NEAREST NEIGHBOR DAN
VORONOI (POLYGON THIESSEN)).
K-Means adalah metode clustering berbasis jarak yang membagi data ke dalam sejumlah
cluster dan algoritma ini hanya bekerja pada atribut numerik. K-Means merupakan salah satu metode
data clustering non hirarki yang berusaha mempartisi data yang ada ke dalam bentuk satu atau lebih
cluster/kelompok. Metode ini mempartisi data ke dalam cluster/kelompok sehingga data yang
memiliki karakteristik yang sama dikelompokkan ke dalam satu cluster yang sama dan data yang
mempunyai karakteristik yang berbeda dikelompokkan ke dalam kelompok yang lain (Surmayanti,
Marfalino, & Rahmi, 2015). Algoritma K-Means termasuk partitioning clustering yang memisahkan
data ke k daerah bagian yang terpisah. Algoritma K-Means sangat terkenal karena kemudahan dan
kemampuannya untuk mengcluster data yang besar dan data outlier dengan sangat cepat.Dalam
algoritma K-Means, setiap data harus termasuk ke cluster tertentu dan bisa dimungkinkan bagi setiap
data yang termasuk cluster tertentu pada suatu tahapan proses, pada tahapan berikutnya berpindah
ke cluster lainnya (Metisen & Sari, 2015).

BAB 4 - 7
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.6. Alur Analisis Penentuan SWP

Dari hasil analisis penentuan SWP dapat diketahui bahwa optimalnya, Kawasan Warmare -
Prafi dilakukan pembagian menjadi SWP sebanyak 3 (tiga) SWP dengan mempertimbangkan cakupan
pusat pelayanan, batas fisik yaitu jaringan jalan serta alas kepemilikan tanah yang ada pada Kawasan
Perencanaan Warmare - Prafi. Untuk pembagaian SWP pada Kawasan Warmare - Prafi, adalah
sebagai berikut :
SWP A, meliputi kampung Aimasi, Bogor, Kali Amin, Lismaungu, Udapi Hilir, Waseki Pop
dengan luasan SWP mencapai 1.229,12 hektar;
SWP B, meliputi kampung Bedip Matoa, Bogor, Desay, Ibuwau, Indisey, Inguisi, Lismaungu,
Mebji, Ngungguen, Nimbay, Prafi Mulya, Snaimboy, Subsay, Udapi Hilir, Umbuy dengan luasan
mencapai 3.036,10 hektar;
SWP C, meliputi kampung Dindey, Duwin, Ibuwau, Indisey, Indonbey, Madrat, Meny, Sotea,
Subsay, Umcen, Warmare dengan luasan mencapai 1734,80 hektar

Gambar 4.7. Hasil Analisis Pembagian SWP

BAB 4 - 8
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.1.3. Analisis Sistem Jaringan Jalan


Analisa sistem jaringan jalan pada Kawasan Warmare - Prafi ditujukan untuk mendukung
struktur internal wilayah perencanaan akan menggunakan metode Netwok Analysist yaitu
pendekatan Route Analysist. Network Analyst menggunakan impedansi dalam menentukan jalur
terbaik. Default impedansi adalah panjang garis. Dapat menggunakan lainnya juga, seperti estimasi
waktu tempuh dengan catatan bahwa nilai harus ada pada tabel atribut dan ditentukan sebelum
analisis.Network analyst memiliki berbagai fungsi. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya adalah:
Analisis jalur langsung. Analisis ini digunakan untuk mencari jalur terdekat dari suatu titik ke titik
lainnya seperti mencari rute terdekat untuk menuju supermarket dari rumah.
Pada Network Analysis juga terdapat fungsi optimum routing yang digunakan untuk mencari
rute-rute untuk menuju banyak lokasi dalam sekali jalan. Fungsi ini memudahkan delivery-man
dalam mengunjungi beberapa rumah agar lebih efisien, cepat dan hemat.
Selain rute atau jalur, analisis jaringan juga dapat digunakan untuk menganalisis fasilitas terdekat
untuk mendapatkan pelayanan. Hal ini juga berkaitan dengan jangkauan pelayanan dari fasilitas
itu sendiri. Pencarian fasilitas terdekat seperti saat terjadi kecelakaan, maka dapat dicari rumah
sakit terdekat dengan mempertimbangkan aksesibilitas tercepat.
Analisis Drive Time merupakan analisis yang digunakan untuk menganalisis waktu tempuh
menuju pusat fasilitas seperti digunakan untuk membantu suatu toko menentukan berapa
banyak konsumen dalam radius 5 mil.
Menjadi penunjuk arah pengemudi seperti menggantukan peta kertas atau berfungsi sebagai
mapquest)
Dari hasil analisis route atau Route Analysist didapatkan hasil bahwa, terdapat beberapa ruas
jaringan jalan yang berindikasi mendukung integrasi antar pusat pelayanan, diantarnya adalah :
ruas jalan lingkungan primer yang tersebar di semua kampung;
12 ruas jalan lokal perimer, meliputi :
Jalan Kompleks Perumahan PKS
Jalan IV SP 4
Jalan Melintang I Kampung Sidomuncul
Jalan Kampung Indisey Jalur III
Jalan V SP 4
Jalan Wasegi Indah Jalur III
Jalur Melintang XII SP IV
Jalur IX Desay
Jalur I SP 4
Jalur III Wasekipop

BAB 4 - 9
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Jalan Wasegi Indah Jalur 5 Kali Amin


Jalan Wasegi Indah Jalur 8
6 ruas jalan kolektor primer, meliputi :
Jalan Prafi - Mayambouw
Jalan Kampung Nimbay
Jalan Perumahan Sawit Prafi Mulya
Jalan Poros – Wasegi Indah
Jalan Poros Udapi Hilir
Jalan Kampung Kimiasti Jalur 1

Gambar 4.8. Hasil Analisis Sistem Jaringan Jalan Kawasan WP Warmare – Prafi

4.1.4. Analisis Intensitas Pengembangan Ruang pada Seluruh Kawasan


Perencanaan
Analisis intensitas pengembangan ruang bertujuan untuk mengetahui intensitas penggunaan
lahan pada Kawasan Warmare - Prafi secara eksisting sebagai dasar perkiraan perkembangan
pemanfaatan ruang di masa mendatang. Metode yang digunakan dalam analisis intensitas
pengembangan ruang pada seluruh wilayah perencanaan adalah metode Regresi Polynomial sebagai
dasar dalam perhitungan trend pertubuhan lahan terbangun untuk mengindikasikan perkembangan
intensitas pemanfaatan ruang.
Regresi polinomial merupakan model regresi linier yang dibentuk dengan menjumlahkan
pengaruh masing-masing variabel prediktor (X) yang dipangkatkan meningkat sampai orde ke-k.
Secara umum, model regresi polinomial ditulis dalam bentuk :

BAB 4 - 10
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Dimana :
Y = variabel respons
b0 = intersep b1,b2,…,
bk = koefisien-koefisien regresi
X = variabel predictor
 = faktor pengganggu yang tidak dapat dijelaskan oleh model regresi.
Dari hasil analisis trend perubahan lahan dalama kurun waktu 2018-2022, trend yang
cenderung tinggi berada pada bagian barat wilayah perencanaan yaitu pada kampung Aimasi,
Kampung Udapi Hilir, Kampung Desay, Kampung Prafi Mulya Warmare - Prafi. Intensitas
pemanfaatan tinggi pada Kawasan Warmare - Prafi diindikasikan karena adanya jaringan jalan
eksisting berupa kolektor primer dan jalan lokal primer yang juga terintegrasi untuk menuju pusat
pelayanan kawasan Distrik Warmare dan Distrik Prafi dan juga akibat dari adanya konurbasi
pertumbuhan dari Distrik Prafi yang mengarah jalan poros perbatasan dengan Distrik Masni, Distrik
Sidey, Distrik Manokwari Utara, Manokwari Barat dan Kabupaten Pegunungan Arfak. Hasil dari
analisis intenistas pemanfaatan ruang dapat dilihat pada Gambar dibawah:

Gambar 4.9. Hasil Analisis Intensitas Pemanfaatan Ruang pada Seluruh Kawasan
Perencanaan

BAB 4 - 11
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.1.5. Analisis Cellular Automata


Terdapat 2 pendekatan dalam melakukan pemodelan spasial prediksi perubahan penggunaan
lahan dengan cellular automata, yaitu dengan pendekatan trend atau pendekatan target. Perbedaan
keduanya yaitu:
Pendekatan Trend
Berorientasi pada data perubahan lahan sebelumnya
Prediksi nya menggunakan angka rata-rata pertumbuhan lahan sebelumnya
Pendekatan Target
Berorientasi pada data jumlah dan proyeksi jumlah penduduk
Prediksinya menggunakan angka proyeksi kebutuhan lahan permukiman berdasar
jumlah penduduk
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses pemodelan ini meliputi:
Menyiapkan peta initial land-cover.
Analisis perubahan tutupan lahan dan trend perkembangan lahan terbangun.
Menyusun peta transisi (faktor pendorong pertumbuhan).
Pemasukan Faktor Penghambat (Zona Constrain)
Simulasi prediksi tutupan lahan.
Berikut proses pemodelan perkembangan lahan terbangun di Kawasan WP Warmare - Prafi
hingga 20 tahun mendatang :

4.1.6. Analisis Perubahan Penutup Lahan Tahun 2018-2022


Analisis perubahan penutup lahan adalah analisis awal yang harus dilakukan untuk
mengetahui berapa nilai perubahan masing-masing penggunaan lahan serta mengetahui pola
perubahan lahannya. Selain itu analisis ini juga memiliki tujuan untuk mengidentifikasi perubahan
penggunaan lahan yang dapat dijadikan masukan untuk ke Langkah selanjutnya. Dari perbandingan
data penggunaan lahan tahun 2018 sampai dengan tahun 2022 dan juga berdasarkan hasil pehitungan
stadia penggunaan lahan secara keseluruhan dengan metode regresi polynomial. Dari hasil
perhitungan analisis perubahan penggunaan lahan, Pertumbuhan Lahan terbangun dalam kurun waktu
5 tahun adalah seluas 229,04 hektar, dampak perubahan yang paling signfikan adalah mengkonversi
tutupan lahan Hutan seluas 1.051,11 hektar.

BAB 4 - 12
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.10. Intervensi yang Ditimbulkan dari Pertumbuhan Lahan Terbangun Kawasan
WP Warmare - Prafi

4.1.7. Penyusunan Peta Probabilitas Transisi


Analisa potensi transisi perubahan penggunaan lahan akan mengggunakan metode
perumusan peta potensi transisi yaitu metode Multi Layer Perceptron, dimana nantinya akan
diketahui terkait dengan potensi transisi yang akan terjadi pada masing-masing transisi penggunaan
lahan dan juga untuk mengetahui pengaruh variabel yang telah dilakukan proses seleksi sebelumnya.
Untuk variabel masukan awal hasil dari proses seleksi sebelumnya yaitu:
Jarak Dari Fasilitas
Jarak Dari Jaringan Jalan
Jarak Dari Jaringan Listrik
Jarak Dari Jaringan Telekomunikasi
Jarak Dari Jaringan Drainase

BAB 4 - 13
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.11. Faktor Pendorong Pemodelan yang Digunakan

Dari hasil perhitungan dengan metode Crammer,s untuk mengetahui tingkat


keterpengaruhan faktor pendorong terhadap hasil simulasi, diketahui bahwa nilai overall v memiliki
besaran nilai mencapai 0,32. Hal ini diindikasikan bahwa faktor pendorong yang digunakan memiliki
keterpengaruhan dalam kategori sedang atau bisa diartikan cukup terkait dengan perubahan penutup
lahan. Sedangkan jika dirinci per jenis penutup lahan, faktor pendorong yang digunakan sangat
berpengaruh terhadap Penutup lahan hutan tanaman dalam perubahannya yaitu sebesar 0,54.
Setelah dilakukan penentuan faktor pendorong, selanjutnya dilakukan analisis terkait dengan
faktor penghambat atau zona konstrain. Zona konstrain difungsikan untuk menunjukkan landuse
yang memiliki batasan pengembangan, sehingga landuse tersebut tidak akan berubah dan tetap terkait
dengan berkembangnya penggunaan lahan yang ada pada lokasi studi.Zona konstrain yang digunakan
dalam pemodelan kali ini adalah :
Badan Air
Kawasan Hutan Lindung
Kawasan Hutan Produksi Tetap; dan
Kawasan Tanaman Pangan.

BAB 4 - 14
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.12. Analogi Pemasukan Faktor Penghambat kedalam Pemodelan

4.1.8. Hasil Pemodelan Prediksi Perubahan Penutup Lahan


Hasil dari pemodelan prediksi tutupan lahan pada Kawasan Warmare - Prafi,
diketahui bahwa untuk jenis tutupan lahan yang mengalami pertumbuhan adalah lahan
terbangun dengan total luasan pada akhir tahun perencanaan yaitu tahun 2044 adalah seluas
1.395,96 hektar. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel dibawah :
Tabel 4.2. Hasil Simulasi Prediksi Perubahan Penutup Lahan Kawasan Warmare - Prafi
Klasifikasi Penutup
2029 2034 2039 2044
Lahan
Badan Air 59,43 59,43 59,43 59,43
Hutan 3.024,78 3.024,78 3.024,78 3.024,78
Hutan Tanaman 326,49 326,49 326,49 326,49
Lahan Terbangun 1.337,25 1.366,21 1.378,75 1.395,96
Tanah Kosong 24,37 24,37 24,37 24,37
Semak Belukar 33,07 22,81 22,05 14,72
Sumber : Hasil Analisis, 2023

BAB 4 - 15
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.13. Hasil Analisa Cellular Automata Kawasan Warmare – Prafi

Dari hasil diatas diketahui perembetan/prediksi dari perkembangan penggunaan lahan berada
di bagian utara kawasan. Hal ini dikarenakan pada bagian tengah dan selatan sudah tidak tersedia
lahan pengembangan dikarenakan kondisi eksisting yang padat. Perlu diwaspadai terkait
perkembangan kawasan di sekitar hutan agar perkembangan kawasan terbangun tidak mengkonversi
peruntukan kawasan hutan.

4.2. ANALISIS SISTEM PENGGUNAAN LAHAN (LAND USE)


Analisis sistem penggunaan lahan dilakukan untuk mendetailkan pola ruang dari RTRW
Kabupaten/Kota ke RDTR. Analisis sistem penggunaan lahan didasarkan pada kondisi fisik kawasan
perencanaan, kondisi eksisting, status lahan, dan kerentanan terhadap risiko bencana. Muatan dari
analisis sistem penggunaan lahan tersebut meliputi: analisis simpangan antara pola ruang RTRW dan
kondisi eksisting, analisis tutupan lahan dan run-off yang ditimbulkan dan juga analisis kepemilikan
tanah. Analisis sistem penggunaan lahan pada Kawasan Warmare - Prafi, meliputi :
Analisis Simpangan Pola Ruang RTRW dan Landuse Eksisting;
Analisis Tutupan Lahan dan Run-Off yang Ditimbulkan; dan
Analisis kepemilikan tanah.
Terkait dengan uraian dari masing-masing sub analisis yang tergabung dalam analisis sistem
penggunaan lahan Kawasan Warmare - Prafi, dapat dilihat pada Uraian dibawah :

BAB 4 - 16
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.2.1. Analisis Simpangan Pola Ruang RTRW dan Landuse Eksisting


Analisis simpangan terhadap RTRW berfungsi untuk mengetahui lahan eksisiting yang
dibandingkan dengan peruntukan menurut RTRW. Analisis simpangan antara rencana pola ruang
dengan penggunaan lahan eksisting adalah dengan melihat perubahan penggunaan lahan yang
direncanakan dalam RTRW Kabupaten Manokwari serta kondisi eksisting saat ini. Cara yang
dilakukan adalah dengan melakukan overlay peta rencana pola ruang RTRW Kabupaten Manokwari
serta citra guna lahan eksisting.

Gambar 4.14. Alur Analisis Simpangan

Adapun hasil simpangan antara rencana pola ruang dan penggunaan lahan eksisting pada
Kawasan Warmare - Prafi, dapat dilihat pada Gambar berikut ini :

Gambar 4.15. Hasil Analisis Simpangan Kawasan Warmare – Prafi

BAB 4 - 17
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.2.2. Analisis Tutupan Lahan dan Run-off yang Ditimbulkan


Perkembangan wilayah tidak terlepas dari pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat
dan adanya peningkatan akan kebutuhan dasar manusia berupa sandang, pangan, dan papan. Upaya
dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia memberikan konsekuensi akan adanya dampak pada
perubahan penggunaan lahan. Perubahan penggunaan lahan yang umumnya terjadi adalah kebutuhan
akan ruang (space) untuk tempat tinggal/pemukiman (settlement). Pembangunan permukiman akibat
pertumbuhan penduduk yang tidak diikuti oleh upaya pelestarian air, jelas akan menimbulkan
permasalahan terhadap sumberdaya air. Dampak yang langsung dirasakan akibat adanya
permasalahan pada sumber daya air adalah bencana banjir. Perubahan karakteristik lahan dan
intensitas hujan yang cukup tinggi serta perubahan penggunaan lahan merupakan faktor yang ikut
berperan dalam munculnya gejala banjir.
Penggunaan lahan dan penutupan lahan memiliki perbedaan yang mendasar. Penggunaan
lahan berkaitan dengan aktivitas manusia yang secara langsung berhubungan dengan lahan, dimana
terjadi penggunaan dan pemanfaatan lahan dan sumber daya yang ada serta menyebabkan dampak
pada lahan, sedangkan penutupan lahan berhubungan dengan vegetasi (alam atau ditanam) atau
konstruksi oleh manusia (bangunan dan lain-lain) yang menutupi permukaan tanah (Baja dan Phil,
2012). Pengertian ini juga dijelaskan oleh Lillesand dkk. (2015) bahwa penggunaan lahan berkaitan
dengan aktivitas manusia atau fungsi ekonomi yang terkait dengan pengalihfungsian lahan tersebut,
sedangkan penutupan lahan berkaitan dengan semua hal yang menutupi permukaan bumi.
Limpasan permukaan dapat didefinisikan sebagai bagian dari curah hujan, salju yang meleleh,
atau air irigasi yang berjalan di atas permukaan tanah menuju sungai bukan menyusup ke dalam tanah
(Dauwani, 2012). Definisi lain mengenai limpasan permukaan adalah kelebihan air dari kecepatan
infiltrasi dan tampungan permukaan. Aliran air tanah merupakan jumlah volume aliran air tanah dari
tiap lapisan air tanah di akhir tiap interval waktu (Agustianto, 2014). Besarnya nilai aliran permukaan
dipengaruhi oleh curah hujan, vegetasi (penutup lahan), adanya bangunan penyimpan air dan faktor
lainnya (Verrina dkk., 2013). Koefisien limpasan adalah persentase jumlah air yang dapat melimpas
melalui permukaan tanah dari keseluruhan air hujan yang jatuh pada suatu daerah. Semakin kedap
suatu permukaan tanah, maka semakin tinggi nilai koefisien pengalirannya (Verrina dkk., 2013). Angka
koefisien (C) air larian merupakan salah satu indikator untuk menentukan apakah suatu DAS telah
mengalami gangguan. Nilai C yang besar menunjukkan bahwa lebih banyak air hujan yang menjadi air
larian (Asdak, 2010).
Berdasarkan SNI 03-2415-1991, metode yang digunakan untuk menggambarkan hubungan
antara debit limpasan dengan besar curah hujan secara praktis berlaku untuk luas DAS hingga 6.000
hektar adalah metode rasional. Dua komponen utama ialah waktu konsetrasi (tc) dan intensitas
curah hujan (I). Persamaan yang digunakan menurut SNI tersebut di atas adalah :

BAB 4 - 18
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Q = 0,00278 CIA
Dimana :
C= Koefisien limpasan yang merupakan fungsi penutup dan kemiringan lahan;
I = Intensitas hujan (mm/jam);
A = Luas daerah tangkapan air (ha);
Q= debit puncak banjir (m3 /s).
Jika daerah aliran terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran yang
berbeda, nilai C pada daerah aliran dapat dengan persamaan berikut:

Dimana :
Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i (ha);
Ci = koefisien limpasan jenis penutup tanah i,
N = jumlah jenis penutup lahan.
Identifikasi koefisien run off digunakan untuk mengukur seberapa besar air limpasan yang
tidak terserap menuju tanah berdasarkan tutupan lahan. Berikut nilai koefisien pada setiap tutupan
lahan:
Tabel 4.3. Nilai Koefisien Limpasan pada Kawasan Warmare - Prafi
Jenis
Koefisien
Daerah/Kondisi Nilai C Yang Digunakan
Limpasan
Permukaan
Daerah Perdagangan
Diambil nilai C = 0.80 mengingat Kawasan Warmare - Prafi
• Kota 194– 194,9
merupakan Kota Kecil
• Sekitar Kota 0,50 – 0,70
Daerah Permukiman
• Satu rumah Untuk pemukiman diambil C = 194 karena mengingat
• Banyak rumah, 194 - 234 beragamnya jenis rumah yang ada di Kawasan Warmare - Prafi
terpisah 234 – 273 maka diambil nilai rata-rata C untuk pemukiman
• Banyak rumah, 351 - 389
rapat 273 – 312 Untuk perkantoran , fasilitas umum dan social diambil dari
• Pemukiman, pemukiman yaitu C = 389 mengingat perkantoran juga berupa
Pinggiran kota 312 – 351 bangunan
• Rusunawa
Daerah industry
C = 0.65 karena industri yang ada berupa kegiatan industry dan
• Ringan 0.50-0.80
pergudangan
• padat 0.60-0.90
Lapangan olahraga, TPU diambil C = 0.25, dengan
Lapangan, kuburan dan
0.10-0.25 mempertimbangkan rencana perubahan keadaan daerah di
sejenisnya
masa yang akan datang
Halaman, jalan dan Diambil C = 0.35 dengan mempertimbangkan rencana
0.20-0.35
sejenisnya perubahan keadaan daerah di masa yang akan datang
Lahan terbuka diambil nilai C = 0.30, dengan
Lahan tidak terpelihara 0.10-0.30 mempertimbangkan rencana perubahan keadaan daerah di
masa yang akan datang

BAB 4 - 19
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Jenis
Koefisien
Daerah/Kondisi Nilai C Yang Digunakan
Limpasan
Permukaan
Jalan Aspal
• Aspal dan Beton Jalan Diambil nilai C = 0.8 karena tidak semua jalan beraspal,
0,70 – 0,95
• Batu bata dan yang tidak dirinci dalam tata guna lahan
0,70 -0,85
batako
Halaman berumput,
tanah pasir
Nilai C untuk Kolam disamakan dengan padang rumput dengan
• Datar, 2%
0.05-0.10 C = 0.15 karena mampu menahan air hujan, meningkatkan
• Rata-rata, 2-7%
0.10-0.15 masuknya air ke dalam tanah melalui infiltrasi
• Curam, 7% atau 0.15-0.20
lebih
Sumber : Hasil Analisis, 2023

4.2.3. Analisis Kepemilikan Tanah


Di Indonesia, status kepemilikan tanah diatur dalam Undang–Undang Pertanahan No. 5
Tahun 1960 tentang Pokok Agraria. Terdapat beberapa macam hak atas tanah yang diatur dalam UU
tersebut, antara lain: Hak milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai. Keseluruhan
hak atas tanah ini dibukukan dalam bentuk Sertipikat yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang,
yakni Badan Pertanahan Nasional (BPN). BPN mengeluarkan duplikat kepada pemilik properti,
dikarenakan untuk mencegah adanya risiko yang akan timbul di kemudian hari seperti sertipikat yang
hilang, terbakar, sertipikat ganda.
Jenis Sertipikat yang umum bagi masyarakat yakni: Sertipikat Hak Milik (SHM) dan Sertipikat
Hak Guna Bangunan (SHGB). Sertipikat Hak Guna Usaha yang diberikan kepada Badan Hukum yang
didirikan menurut hukum Indonesia, pada umumnya merupakan tanah negara yang digunakan sebagai
Hutan tanaman Industri, perkebunan, perikanan, atau pertanian. Sedangkan, Hak Pakai pada
umumnya diberikan kepada instansi atas tanah negara, tanah hak pengelolaan serta tanah hak milik
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. SHM merupakan hak terkuat dan terpenuh atas kepemilikan
suatu tanah dan melekat kepada individu yang merupakan Warga Negara Indonesia serta tidak
memiliki jatuh tempo (bersifat kekal). Hak milik dapat dipindah tangan melalui mekanisme jual – beli
dan riwayat pembeli-penjual selalu tercatat pada lembar SHM.
Pasal 16 Ayat (1) UUPA menyatakan bahwa terdapat hak-hak atas tanah antara lain sebagai
berikut: hak milik; hak guna usaha; hak guna bangunan; hak pakai; hak sewa; hak membuka tanah;
dan hak memungut hasil hutan. Selain itu, diakui pula hak-hak lain yang diatur pada peraturan lain
dan hak lain yang memiliki sifat sementara. Definisi terkait dengan jenis hak tanah yang ada di
Indonesia, adalah sebagai berikut :
Hak milik mengandung hak untuk melakukan atau memakai bidang tanah yang bersangkutan
untuk kepentingan apapun. Hubungan yang ada bukan hanya bersifat kepemilikan saja, melainkan
bersifat psikologis-emosional. Hak milik hanya diperuntukan untuk berkewarganegaraan tunggal

BAB 4 - 20
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Indonesia. Hanya tanah berhak milik yang dapat diwakafkan. Hak ini adalah model hak atas tanah
yang terkuat dan terpenuh.
Hak guna usaha adalah hak untuk mengusahakan langsung tanah yang dikuasai oleh Negara untuk
usaha pertanian, perikanan, atau peternakan.
Hak guna usaha dapat diperoleh oleh perorangan Indonesia atau perusahaan Indonesia. Jangka
waktu hak guna usaha adalah 25 tahun bagi perorangan dan 35 tahun bagi perusahaan. Waktu
tersebut dapat diperpanjang untuk jangka waktu 25 tahun.
Hak guna bangunan adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah
yang bukan miliknya sendiri untuk jangka waktu paling lama 30 tahun dan dapat diperpanjang
paling lama 20 tahun. Hak guna bangunan dapat diperoleh oleh perorangan Indonesia atau badan
hukum Indonesia. Hak guna bangunan dapat diletaki di atas tanah negara atau tanah hak milik.
Hak pakai adalah hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai
langsung oleh Negara atau milik orang lain. Namun, hak tersebut muncul bukan karena
perjanjian sewa atau perjanjian pengolahan tanah. Baik warganegara Indonesia maupun
warganegara asing dapat memiliki hak pakai. Begitu pula badan hukum Indonesia dan badan
hukum asing.
Hak membuka tanah dan hak memungut hasil hutan adalah hak untuk memanfaatkan sumber
daya dalam hutan yang bersangkutan tanpa hutan tersebut dimiliki oleh si penerima hak.
Status kepemilikan tanah dalam aspek perencanaan/penataan ruang digunakan sebagai dasar
untuk penentuan alokasi rencana pola ruang, sehingga deliniasi/ploting kawasan tidak menyalahi atau
melanggar alas kepemilikan tanah yang sudah ada secara eksisting. pada Kawasan Warmare - Prafi
didominasi dengan status kepemilkan berupa hak miliki seluas 936,157 hektar yang tersebar pada
semua kampung. Data terkait dengan kepemilikan tanah didapat dari webservices kementrian
atr/bpn. Jika diprosentasekan dengan luas keseluruhan Kawasan Warmare – Prafi.

BAB 4 - 21
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.3. ANALISIS KEDUDUKAN DAN PERAN KAWASAN PERENCANAAN TERHADAP


WILAYAH YANG LEBIH LUAS
Analisis Kawasan perencanaan pada wilayah yang lebih luas, dilakukan untuk memahami
kedudukan dan keterkaitan kawasan dalam sistem regional yang lebih luas dalam aspek sosial,
ekonomi, lingkungan, sumber daya buatan atau system prasarana, budaya, pertahanan, dan
keamanan. Sistem regional tersebut dapat berupa sistem kota, wilayah lainnya, kabupaten atau kota
yang berbatasan, pulau, dimana kawasan perencanaan tersebut dapat berperan dalam perkembangan
regional. dalam analisis regional ini dilakukan analisis pada aspek berikut:
analisis kedudukan dan keterkaitan sosial-budaya dan demografi kawasan perencanaan pada
wilayah yang lebih luas;
analisis kedudukan dan keterkaitan ekonomi kawasan perencanaan pada wilayah yang lebih luas;
analisis kedudukan dan keterkaitan sistem prasarana wilayah perencanaan dengan wilayah yang
lebih luas. Sistem prasarana yang diperhatikan dalam analisis ini adalah sistem prasarana
kabupaten/kota dan wilayah;
analisis kedudukan dan keterkaitan aspek lingkungan (pengelolaan fisik dan SDA) kawasan
perencanaan pada wilayah yang lebih luas;
analisis kedudukan dan keterkaitan aspek pertahanan dan keamanan kawasan perencanaan; dan
analisis kedudukan dan keterkaitan aspek pendanaan kawasan perencanaan.
analisis spesifik terkait kekhasan kawasan.
Untuk analisis kedudukan dan peran wilayah perencanaan dalam wilayah yang lebih luas pada
WP Warmare - Prafi, dapat dilihat pada uraian berikut:

4.3.1. Analisis Kedudukan dan Keterkaitan Sosial-Budaya dan Demografi WP


pada Wilayah yang Lebih Luas
Analisis kedudukan dan keterkaitan sosial budaya dan demografi Wilayah Perencanaan
Warmare - Prafi pada wilayah yang lebih luas digunakan untuk mengetahui peran aspek sosial budaya
dan demografi pada WP Warmare - Prafi terhadap wilayah di sekitarnya. Analisis keterkaitan sosial
budaya dan demografi pada WP Warmare - Prafi akan memuat terkait dengan ranksize penduduk
WP Warmare - Prafi dalam lingkup Kabupaten Manokwari, untuk lebih jelasnya,dapat dilihat pada
Point dibawah :
Penduduk Kawasan perencanaan Warmare - Prafi memiliki proprosi sebesar 1,04 % dari total
jumlah penduduk keseluruhan Kab. Manokwari;
Jumlah Penduduk Produktif pada Distrik Warmare - Prafi mencapai 125.332 Jiwa atau sebesar
81,08 % dari total penduduk produktif keseluruhan Kab. Manokwari; dan
Sedangkan, jika ditinjau dari aspek kultur sosial masyarakat pada WP Warmare - Prafi
termasuk dalam karakteristik hsitoris dan kultur social yang sangat dipengaruhi oleh budaya Suku
Prafi.

BAB 4 - 22
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.16. Keterkaitan Demografi dan Sosial Budaya Kawasan WP Warmare – Prafi

4.3.2. Analisis Kedudukan dan Keterkaitan Ekonomi WP Terhadap Wilayah


yang Lebih Luas
Pembahasan terkait dengan keterkaitan ekonomi WP terhadap wilayah yang lebih luas akan
ditinjau berdasarkan aspek Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Manokwari. Sektor
yang memiliki pengaruh paling besar dalam PDRB Kabupaten Manokwari adalah sektor perdagangan
besar dan eceran bukan motor dan mobil, Penyediaan Akomodasi makanan dan minuman serta
sektor pertanian ,perkebunan, dan Hutan . Untuk detail besaran dalam satuan rupiah ke-3 sektor
tersebut, meliputi :
Pertanian dan Kehutanan (Rp. 944.958,9)
Pertambangan dan Penggalian (Rp. 195.905,0)
Penyediaan Akomodasi Makanan Dan Minuman (Rp. 121.061,0)
Pengadaan Listrik Distrik Warmare (Rp. 10.052,2)
Pengadaan Air (Bendungan Air Sungai Distrik Prafi) (Rp. 26.769,9)
Persewaan Alat Kontruksi (Rp. 1.061.404,4)
Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (Rp. 977.879,0)
Jika dikorelasikan dengan WP Warmare - Prafi, terkait dengan sektor dominan pada PDRB,
WP Warmare - Prafi merupakan wilayah yang sangat berpengaruh terhadap sektor pertanian,
perkebunan, pertambangan dan perdagangan jasa yang ada di Wilayah perencanaan KaKabupaten
Manokwari karena adanya PPN (Perkebunan Sawit Yang dikelola oleh Pihak investor dan kegiatan
pertambagan) uyang tersebar di wilayah perencanaan Warmare - Prafi.

BAB 4 - 23
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Lebih jelas terkait dengan keterkaitan ekonomi pada Wilayah Perencanaan WP Warmare -
Prafi terhadap wilayah yang lebih luas, dapat dilihat pada Gambar dibawah :

Gambar 4.17. Keterkaitan Ekonomi kawasan wilayah perencanaan Terhadap Wilayah


yang Lebih Luas

4.3.3. Analisis Kedudukan Dan Keterkaitan Aspek Lingkungan


Kawasan/Wilayah Perencanaan Pada Wilayah Yang Lebih Luas
Pembahasan terkait dengan aspek lingkungan pada WP Warmare - Prafi akan memuat terkait
dengan arahan rencana pola ruang pada WP Warmare - Prafi yang secara langsung akan berkorelasi
dengan Kabupaten Manokwari dan juga dalam internal Kawasan Warmare - Prafi sendiri. Untuk
Lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar dibawah

BAB 4 - 24
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.18. Arahan Pola Ruang pada WP Warmare – Prafi

4.3.4. Analisis Kedudukan dan Keterkaitan Aspek Pendanaan Kawasan atau


Wilayah Perencanaan
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare - Prafi Kabupaten Manokwari bersumber
dari Dana APBD Provinsi Papua Barat Tahun 2023 dengan besar Pagu Anggaran Rp. 999.979.000,00
(Sembilan Ratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Tujuh Puluh Sembilan Ribu Rupiah)
termasuk PPN 11%.
Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan secara kontraktual sesuai dengan ketentuan tentang
pengadaan seleksi jasa konsultansi yang berlaku. Hal ini menjadi motivasi tersendiri bagi pihak
penyedia jasa konsultasi agar dapat bekerja secara maksimal. Konsultan akan menggunakan alokasi
dana yang dianggarkan oleh pemberi kerja dengan menerapkan prinsip efektif, efisien dan
transparansi.

4.3.5. Analisis Spesifik Terkait Kekhasan Kawasan


Terkait dengan kekhasan WP Warmare - Prafi terdiri dari aspek kawasan pertanian dan juga
kawasan perkebunan. Untuk lebih jelasnya, adalah sebagai berikut :
Terdapat sebaran lahan pertanian tanaman pangan dan perkebunan sawit di kawasan
perencanaan Warmare – Prafi.
Sebaran lahan pertanian tanaman pangan dan perkebunan sawit di suatu kawasan perencanaan
akan sangat tergantung pada faktor-faktor geografis, iklim, kebijakan pemerintah, serta
preferensi dan sumber daya petani. Namun, berikut ini adalah beberapa pertimbangan umum
yang dapat mempengaruhi sebaran lahan pertanian tanaman pangan dan perkebunan sawit
dikawasan perencanaan Warmare – Prafi :

BAB 4 - 25
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

1. Faktor Iklim:
Tanaman pangan biasanya cocok ditanam di daerah dengan curah hujan yang mencukupi dan
iklim yang mendukung pertumbuhan mereka. Sebaliknya, perkebunan sawit lebih cocok
untuk daerah dengan iklim tropis dan banyak sinar matahari.
Variabilitas iklim juga bisa memengaruhi pilihan tanaman. Tanaman yang toleran terhadap
kekeringan mungkin lebih cocok untuk daerah dengan musim kering yang panjang.
2. Kebijakan Pemerintah:
Kebijakan pemerintah, seperti insentif pajak atau subsidi untuk perkebunan sawit, dapat
mempengaruhi keputusan petani dan perusahaan dalam menentukan sebaran lahan mereka.
Zonasi atau regulasi lingkungan yang mengatur di mana perkebunan sawit dapat didirikan
juga bisa mempengaruhi sebaran lahan perkebunan sawit.
3. Keberlanjutan Lingkungan:
Pemahaman akan dampak lingkungan perkebunan sawit telah mempengaruhi pilihan lokasi
perkebunan. Ada upaya untuk menghindari deforestasi dan merusak ekosistem alam.
4. Kondisi Tanah:
Kondisi tanah seperti keasaman, tekstur, dan kesuburan dapat memengaruhi jenis tanaman
yang dapat tumbuh dengan baik di suatu daerah. Tanaman pangan dan sawit memiliki
persyaratan tanah yang berbeda.
5. Perubahan Permintaan Pasar:
Permintaan global terhadap produk pertanian dan minyak kelapa sawit dapat memengaruhi
keputusan petani dan produsen dalam menentukan sebaran lahan. Permintaan yang tinggi
dapat mendorong ekspansi perkebunan sawit.
6. Aksesibilitas dan Infrastruktur:
Aksesibilitas ke pasar dan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan fasilitas pengolahan juga
akan memengaruhi keputusan petani dan produsen dalam menentukan lokasi lahan.
Penting untuk mencatat bahwa pertimbangan ini akan sangat bervariasi berdasarkan lokasi
geografis dan konteks sosial-ekonomi tertentu. Kebijakan yang mendukung pertanian
berkelanjutan dan pemantauan lingkungan yang ketat telah menjadi fokus penting dalam
menentukan sebaran lahan pertanian dan perkebunan sawit. Pemerintah Kabupaten
Manokwari dan organisasi terkait berperan penting dalam mengatur dan mengawasi aktivitas
ini untuk memastikan bahwa sebaran lahan memenuhi kebutuhan pangan, lingkungan, dan
sosial.
Kawasan hutan lindung adalah kawasan yang diperuntukkan untuk melindungi ekosistem hutan
dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Hutan lindung biasanya dilindungi oleh
peraturan dan regulasi tertentu untuk mencegah aktivitas yang dapat merusak hutan dan
ekosistemnya.

BAB 4 - 26
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

a) Hutan Lindung yang Luas: Distrik Warmare dan Distrik Prafi memiliki sejumlah besar hutan
lindung. Hutan ini berfungsi sebagai kawasan konservasi alam yang melindungi berbagai
spesies tumbuhan dan satwa liar. Hutan lindung juga berperan penting dalam menjaga
keseimbangan ekosistem dan mengurangi kerusakan lingkungan.
b) Topografi Perbukitan dan Pegunungan: Kawasan ini ditandai oleh topografi yang
bergelombang, dengan bukit-bukit dan pegunungan yang melintasi wilayah ini. Topografi ini
menciptakan pemandangan yang indah dan beragam, serta berkontribusi pada
keanekaragaman ekosistem.
c) Keanekaragaman Alam: Kondisi alam yang seperti ini menciptakan habitat yang beragam
untuk berbagai spesies tumbuhan dan hewan. Distrik Warmare dan Distrik Prafi mungkin
menjadi rumah bagi banyak spesies endemik atau langka yang bergantung pada lingkungan ini
untuk bertahan hidup.
d) Air Terjun dan Sungai: Topografi perbukitan dan pegunungan seringkali menyebabkan
terbentuknya sungai-sungai dan air terjun yang indah di kawasan ini. Air terjun Warmare
dan sungai Prafi dan Sungai Aimasi ini sering menjadi tujuan wisata alam yang populer.
e) Potensi Ekoturisme: Kondisi alam yang khas ini dapat menjadi daya tarik untuk ekoturisme.
Pengunjung dapat menikmati keindahan alam, menjelajahi hutan lindung, melakukan hiking di
pegunungan, dan mengamati satwa liar yang hidup di kawasan ini.
f) Pelestarian Lingkungan: Dengan hutan lindung yang luas dan keanekaragaman alamnya,
Distrik Warmare dan Distrik Prafi memiliki peran penting dalam pelestarian lingkungan dan
menjaga ekosistem Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat yang unik.

BAB 4 - 27
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Rencana untuk menanam kelapa


sawit di lahan seluas 344 hektar di
Distrik Warmare dan Distrik Prafi
di Kabupaten Manokwari
menunjukkan kegiatan pertanian
yang signifikan. Ini adalah proyek
yang memerlukan perencanaan
dan pelaksanaan yang cermat
untuk memastikan keberhasilan
dan keberlanjutan.
Program LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan)
dan LSD (Lahan Sawah Desa yang Di Lindungi) adalah
dua program yang bertujuan untuk menciptakan
ketahanan pangan di sektor ekonomi pertanian Kawasan
Perencanaan Warmare - Prafi. Program ini fokus pada
pengembangan lahan pertanian untuk memastikan
pasokan pangan yang cukup dan berkelanjutan bagi
masyarakat.

Kawasan Distrik Warmare dan Distrik


Prafi terletak di Provinsi Papua,
Indonesia, yang terkenal dengan
kondisi lahan hutan lindung yang luas
dan topografi kawasan perbukitan dan
pegunungan

Gambar 4.19. Kekhasan Kawasan Kawasan WP Warmare – Prafi

4.3.6. Analisis Kedudukan dan Keterkaitan Aspek Hankam pada WP


Kedudukan terkait aspek pertahanan dan keamanan pada Wilayah Perencanaan, dapat dilihat
pada Gambar dibawah :

BAB 4 - 28
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.20. Keterkaitan Aspek Hankam pada WP Kawasan Warmare – Prafi

4.3.7. Analisis Kedudukan dan Keterkaitan Sistem Prasarana Wilayah


Perencanaan dengan Wilayah yang Lebih Luas.
Analisis kedudukan dan keterkaitan sistem prasarana wilayah perencanaan dengan wilayah
yang lebih luas akan memuat terkait dengan positioning prasarana regional yang terhubung dengan
WP Warmare - Prafi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar dibawah:

Gambar 4.21. Keterkaitan Prasarana Regional Kawasan WP Warmare – Prafi

BAB 4 - 29
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.4. ANALISIS SUMBER DAYA ALAM DAN ATAU FISIK LINGKUNGAN KAWASAN
PERENCANAAN
Analisis dilakukan untuk memberikan gambaran kerangka fisik pengembangan wilayah serta
batasan dan potensi alam Kawasan Perencanaan dengan mengenali karakteristik sumber daya alam,
menelaah kemampuan dan kesesuaian lahan agar pemanfaatan lahan dalam pengembangan wilayah
dapat dilakukan secara optimal dengan tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem dan
meminimalkan kerugian akibat bencana. Analisis sumber daya alam dan fisik/lingkungan wilayah yang
perlu dilakukan mencakup beberapa analisis berikut: analisis sumber daya air, sumber daya tanah,
topografi/kelrengan, geologi lingkungan, klimatologi, analisis sumber daya alam zona lindung dan
budidaya serta analisa satuan kemampuan lahan, analisis daya dukung dan daya tampung wilayah serta
analisis terkait dengan kesesuaian lahan.

4.4.1. Analisis Sumber Daya Air


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, air adalah
semua air yang terdapat pada, di atas ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian
ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Daya air menurut Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air adalah potensi yang terkandung dalam air
dan/atau sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan
penghidupan manusia serta lingkungannya. Sedangkan sumber air adalah tempat/wadah air alami
dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas atau di bawah permukaan tanah. Sumberdaya air adalah
air, sumber air dan daya air yang terkandung di dalamnya. Terdapat berbagai jenis sumberdaya air
yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu:
Air Permukaan, Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah,
merupakan wadah air yang terdapat di permukaan bumi.

BAB 4 - 30
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Salah satu jenis air permukaan adalah aliran sungai. Sungai yang berada di Kawasan Warmare -
Prafi diantaranya adalah Sungai Warmare, Sungai Prafi. Untuk lebih jelasnya terkait sebaran
sungai dan panjang sungai dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Sebaran Sungai dan Panjangnya (M) di Kawasan Warmare - Prafi
Nama Sungai Total (M)
Sungai Prafi 65.000
Sungai Warmare 14.180
Total Keseluruhan 79.180
Sumber: Revisi RTRW Kabupaten Manokwari 2023-2033

Air Tanah, Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah. Kedalaman air tanah tidak sama di semua tempat. Hal itu tergantung pada
tebal tipisnya lapisan permukaan di atasnya dan kedudukan lapisan air tanah tersebut. Untuk air
tanah yang ada pada Kawasan Warmare - Prafi berupa sumber mata air sebanyak 2 titik yang
berada di luar kawasan perencanaan yaitu di kampung Kwau Warmare yang berada diluar
wilayah perencanaan dan Bendungan Air Prafi.

Gambar 4.22. Peta Sebaran Sugai di Kawasan WP Warmare - Prafi

BAB 4 - 31
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.23. Peta Sebaran Sumber Daya Air WP Warmare – Prafi

4.4.2. Analisis Sumber Daya Tanah


Kondisi eksisting jenis tanah yang ada pada Kawasan WP Warmare - Prafi terdiri dari 3
(tiga) kelas jenis tanah yaitu jenis tanah aluvial kelabu, asosiasi aluvial kelabu dan coklat kekelabuan
asosiasi dan juga kompleks litosol, mediteran dan renzina. Dominasi jenis tanah yang ada pada
Kawasan Warmare - Prafi adalah jenis tanah aluvial kelabu.
Jika ditinjau dari dominasi jenis tanah yang ada pada WP Warmare - Prafi yaitu jenis tanah
aluvial kelabu memiliki pemanfaatan yang cenderung sangat direkomendasikan untuk kegiatan
pertanian. Tanah aluvial banyak ditemukan di sekitaran sungai, danau, dan dataran rendah. Meskipun
secara tekstur jenis tanah ini memiliki sedikit perbedaan, namun secara umum baik tanah dengan
tekstur kasar maupun halus memiliki ciri yang sama. Adapun ciri ciri tanah aluvial yaitu sebagai
berikut:
Memiliki warna cokelat dan agak kelabu tergantung pada lokasi endapan
Memiliki kandungan mineral yang cukup banyak, karena jenis tanah ini tergolong tanah muda
yang mudah menyerap air
Bentuknya menyerupai tanah liat
Memiliki ph tanah yang cukup rendah rata-rata dibawah 6

BAB 4 - 32
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kandungan Posfor dan Kalium cukup rendah jika tanah ini berada di lokasi yang memiliki curah
hujan rendah.
Industri pertanian sangat diuntungkan dengan adanya tanah ini. Selain mengandung unsur
hara yang banyak, tanah ini juga mudah diolah sehingga sangat menghemat biaya produksi. Kandungan
air yang cukup banyak menjadikan tanah ini memiliki cadangan air yang sangat diperlukan oleh
tanaman terutama pada musim kemarau. Tanah yang berada di cekungan sungai dan danau ini banyak
tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Material yang hanyut terbawa aliran air sangat
mempengaruhi kualitas kesuburan dari tanah aluvial. Semakin banyak kandungan zat hara, maka
semakin tinggi pula tingkat kesuburan. Hal ini tentunya sangat bermanfaat bagi petani karena hasil
pertaniannya akan semakin melimpah.
Tabel 4.5. Kesesuaian Tanah Untuk Pengembangan Kawasan Terbangun
No. Jenis Tanah Kesesuaian
1 Alluvial, gleiplanosol, hidomorf kelabu,laterita Sangat Sesuai
2 Latosol Sesuai
3 Brown forest soil, noncalsic brown, mediteran Cukup Sesuai

4 Andosol, Laterit, Grumusol, Podsol, Podsolik Kurang Sesuai


5 Regosol, Litosol, Organosol, Renzina Tidak Sesuai
Sumber : Risk dkk, 2017, Hasil Analisa, 2023

Hasil dari analisis kesesuaian tanah dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB 4 - 33
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.6. Kesesuaian Tanah Untuk Pengembangan Kawasan Terbangun


LUAS KESESUAIAN TANAH (HA)
NO. DISTRIK KAMPUNG
SANGAT SESUAI CUKUP SESUAI TIDAK SESUAI TOTAL
1 Aimasi 88,24 88,24
2 Bedip Matoa 57,25 1,51 58,76
3 Bogor 118,73 118,73
4 Desay 569,75 569,75
5 Inguisi 40,54 40,54
6 Kali Amin 18,58 18,58
7 Prafi Lismaungu 658,24 658,24
8 Mebji 85,43 85,43
9 Nimbay 0,64 0,64
10 Prafi Mulya 414,40 414,40
11 Udapi Hilir 1.014,54 1.014,54
12 Umbuy 128,18 128,18
13 Waseki Pop 44,62 44,62
LUAS SKL TANAH PRAFI 3.239,15 1,51 0,00 3.240,66
1 Desay 0,89 0,89
2 Dindey 288,81 4,30 293,11
3 Duwin 89,42 22,07 111,49
4 Ibuwau 254,95 4,58 259,53
5 Indisey 145,85 145,85
6 Indonbey 26,00 5,07 31,07
7 Madrat 152,95 152,95
8 Mebji 1,19 1,19
9 Meny 153,38 11,49 164,87
Warmare
10 Ngungguen 12,89 12,89
11 Nimbay 778,43 778,43
12 Prafi Mulya 2,55 2,55
13 Snaimboy 68,13 4,21 72,33
14 Sotea 550,93 5,56 556,49
15 Subsay 111,72 50,27 161,99
16 Umbuy 0,95 0,95
17 Umcen 11,26 1,51 12,77
18 Warmare 0,02 0,02
LUAS SKL TANAH WARMARE 2.650,31 6,58 102,47 2.759,36
LUAS WILAYAH KP WARMARE PRAFI 5.889,46 8,09 102,47 6.000,02
Sumber: Hasil Analisa, 2023

Dari hasil analisa kesesuaian berdasarkan jenis tanah, diketahui bahwa dominasi kesesuaian
tanah untuk pengembangan kawasan terbangun adalah sangat sesuai.

BAB 4 - 34
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.24. Peta Analisis Jenis Tanah Kawasan WP Warmare – Prafi

4.4.3. Analisis Topografi dan Kemiringan Lereng


Ditinjau dari karakteristik ketinggian/topografi wilayah, Kawasan Warmare - Prafi memiliki
ketinggian yang bervariasi yang berkisar dari rentang nilai 0-500 mdpl pada semua
kampung/kelurahan. Jika dikorelasikan dengan aspek pengembangan wilayah, utamanya untuk
mendukung Kawasan Warmare - Prafi sebagai kawasan perkotaan, dominasi kelas topografi pada
wilayah perencanaan dapat dikatakan sangat mendukung untuk dkembangkan sebagai kawasan
perkotaan karena sangat sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan budi daya.
Sedangkan untuk kondisi kemiringan lereng, pada Kawasan Warmare - Prafi didominasi
dengan kemiringan lereng 2-5%. Sedangkan kemiringan lereng dengan luasan terkecil yang terdapat
pada Kawasan Warmare - Prafi yaitu 25-40 %. Jika dikorelasikan dengan aspek pengembangan
kawasan sebagai sebuah perkotaan, dapat dikatakan bahwa Kawasan Warmare - Prafi memiliki
eksisting kelas kemiringan lereng yang mendukung untuk dikembangkan sebagai kawasan perkotaan
jika ditinjau dari aspek kemiringan lerengnya karena dengan dominasi kelas kemiringan lereng pada
nilai 2-5 % masih sangat mengakomodir untuk dikembangkan sebagai kawasan budi daya yang
mendukung perkotaan.

BAB 4 - 35
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.7. Kesesuaian Kemiringan Lereng Untuk Pengembangan Kawasan


Terbangun
No. Klasifikasi Kemiringan Kesesuaian
Lereng
1 0–2% Sangat Sesuai
2 2–8% Sesuai
3 8 – 15 % Cukup Sesuai
4 15 – 40 % Kurang Sesuai
5 >40 % Tidak Sesuai
Sumber : Risk dkk, 2017, Hasil Analisa 2023

Gambar 4.25. Peta Analisis Kelerengan Kawasan Warmare – Prafi

BAB 4 - 36
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.8. Kesesuaian Berdasarkan Kelerengan


LUAS KESESUAIAN LERENG (HA)
NO. KECAMATAN KAMPUNG
SANGAT SESUAI SESUAI CUKUP SESUAI KURANG SESUAI TIDAK SESUAI TOTAL
1 Aimasi 88,24 88,24
2 Bedip Matoa 58,76 58,76
3 Bogor 118,73 118,73
4 Desay 569,75 569,75
5 Inguisi 40,54 40,54
6 Kali Amin 18,58 18,58
7 Prafi Lismaungu 10,45 29,62 604,02 14,15 658,24
8 Mebji 85,43 85,43
9 Nimbay 0,64 0,64
10 Prafi Mulya 414,40 414,40
11 Udapi Hilir 1,93 1.012,61 1.014,54
12 Umbuy 1,46 11,68 115,04 128,18
13 Waseki Pop 8,24 36,38 44,62
LUAS SKL LERENG PRAFI 0,00 11,90 51,47 3.163,14 14,15 3.240,66
1 Desay 0,89 0,89
2 Dindey 293,11 293,11
3 Duwin 111,49 111,49
4 Ibuwau 12,50 12,07 21,43 213,52 259,53
5 Indisey 145,85 145,85
6 Indonbey 31,07 31,07
7 Madrat 152,95 152,95
8 Mebji 1,19 1,19
9 Meny 164,87 164,87
Warmare
10 Ngungguen 12,89 12,89
11 Nimbay 778,43 778,43
12 Prafi Mulya 2,55 2,55
13 Snaimboy 1,18 57,54 13,61 72,33
14 Sotea 9,93 5,97 27,28 512,49 0,82 556,49
15 Subsay 161,99 161,99
16 Umbuy 0,95 0,95
17 Umcen 12,77 12,77
18 Warmare 0,02 0,02
LUAS SKL LERENG WARMARE 22,44 18,04 49,89 2.654,55 14,44 2.759,36
LUAS WILAYAH KP WARMARE PRAFI 22,44 29,95 101,36 5.817,69 28,59 6.000,02

Sumber: Hasil Analisa, 2023

Berdasarkan kelerengan, kesesuaian untuk pengembangan kawasan terbangun


didominasi oleh klas sesuai.

4.4.4. Analisis Geologi Lingkungan


Menurut Noor (2003), geologi tata lingkungan merupakan disiplin ilmu geologi yang
mempelajari peranan geologi dalam berbagai lingkungan baik lingkungan alam, lingkungan binaan,
maupun perencanaan lingkungan binaan. Keadaan lingkungan dikontrol kuat oleh kondisi rona awal
geologi yang sangat mempengaruhi pembangunan lingkungan geologi. Dengan demikian dalam
menganalisis parameter geologi tata lingkungan dalam pengelolaan lingkungan dan penataan ruang
akan mencakup aspek geologi sebagai kendala pembangunan dan aspek geologi sebagai sumber daya
pembangunan.
Aspek geologi sebagai kendala pembangunan terkait dengan bahaya geologi seperti gempa
bumi, tsunami, likuifaksi, gerakan tanah, dan gunung api; sedangkan geologi sebagai pendukung
pembangunan terkait dengan sumber daya geologi mencakup keberadaan air tanah, bentuk
morfologi, serta daya dukung tanah/ batuan untuk pondasi bangunan. Kedua komponen geologi
tersebut perlu disajikan secara menyeluruh agar para perencana wilayah maupun pengambil
kebijakan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah dapat memahami gambaran fisik wilayahnya

BAB 4 - 37
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

secara keseluruhan, dengan demikian tujuan untuk mengurangi dan menyelesaikan masalah
lingkungan dan penataan ruang dapat tercapai.
Analisis geologi lingkungan sebagai informasi awal bagi para perencana penataan ruang,
pengelolaan lingkungan, dan pengambil kebijakan, maka dapat diwujudkan dalam tingkat keleluasaan
suatu wilayah untuk dikembangkan, baik sebagai kawasan pemukiman, industri, jasa, dan perdagangan
(Oktariadi, 2006). Tingkat keleluasaan yang merupakan zonasi pengembangan wilayah perkotaan
menggambarkan tingkat kesulitan dalam pengorganisasian ruang untuk alokasi kegiatan maupun
pemilihan jenis penggunaan lahan. Berdasarkan tingkat keleluasaan tersebut dapat dilakukan evaluasi
penggunaan lahan. Hasil evaluasi ini berupa rekomendasi penggunaan lahan. Gambaran tingkat
keleluasaan dan rekomendasi penggunaan lahan dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan
maupun untuk mengevaluasi rencana tata ruang wilayah. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara
memberi nilai (bobot) pada setiap parameter bahaya geologi dan sumber daya geologi. Besarnya nilai
ditentukan berdasarkan tingkat kepentingan suatu parameter terhadap pembangunan perkotaaan,
dalam hal ini kepentingan untuk alokasi kegiatan dengan jenis penggunaan lahan pemukiman, industri,
perdagangan, dan jasa. Semakin penting suatu parameter untuk pembangunan perkotaan maka
bobotnya akan semakin besar, sebaliknya semakin kurang penting suatu parameter dalam
pembangunan maka bobotnya semakin kecil.
Dalam mengintegrasikan informasi bahaya geologi dan sumber daya geologi dilakukan melalui
analisis kuantitatif dan tumpang susun dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Nilai
bobot setiap komponen satuan kelas geologi lingkungan perkotaan ditentukan sesuai tingkat
kepentingan pengembangan wilayah yang dimaksud. Dalam hal ini untuk kepentingan pengembangan
wilayah perkotaan. Zonasi Pengembangan Wilayah Perkotaan Zonasi Pengembangan wilayah
perkotaan merupakan hasil analisis komponen geologi lingkungan yang ditentukan berdasarkan total
nilai. Berdasarkan penjumlahan seluruh nilai parameter geologi lingkungan akan diperoleh nilai
tertinggi dan nilai terendah. Berdasarkan kisaran nilai tertinggi dan nilai terendah ditentukan 5 zonasi
pengembangan wilayah perkotaan/tingkat keleluasaan untuk pengembangan perkotaan, yakni leluasa,
cukup leluasa, agak leluasa, kurang leluasa, dan tidak leluasa. Adapun klasifikasi Zona Pengembangan
Wilayah Kota Berdasarkan Total Skor Komponen Geologi Lingkungan dapat dilihat pada Gambar
berikut.

Zona Leluasa adalah daerah yang memiliki sumber daya geologi yang tinggi dan faktor kendala
geologi yang rendah, mudah mengorganisasikan ruang kegiatan maupun pemilihan jenis

BAB 4 - 38
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

penggunaan lahan, tidak memerlukan rekayasa teknologi tinggi sehingga biaya pembangunannya
relatif rendah.
Zona Cukup Leluasa adalah daerah yang memiliki sumber daya geologi yang agak tinggi dan
terdapat kendala geologi yang agak rendah, agak mudah dalam pengorganisasian ruang kegiatan
maupun pemilihan jenis penggunaan lahan, namun perlu adanya rekayasa teknologi yang agak
memadai dan biaya pembangunan agak rendah.
Zona Agak Leluasa adalah daerah yang memiliki sumber daya geologi dan kendala geologi
menengah, cukup mudah dalam pengorganisasian ruang kegiatan maupun pemilihan jenis
penggunaan lahan, perlu adanya rekayasa teknologi yang agak memadai dan biaya pembangunan
sedang.
Zona Kurang Leluasa adalah daerah dengan kondisi fisik lahan yang memadai untuk
dikembangkan serta adanya faktor pembatas atau kendala geologi lingkungan cukup tinggi.
Dengan demikian kurang leluasa dalam melakukan pengorganisasian ruang untuk penggunaan
lahan/pengembangan wilayah dan pemilihan jenis penggunaan lahan dengan biaya pembangunan
yang agak mahal.
Zona Tidak Leluasa adalah daerah dengan kondisi fisik lahan yang memiliki sumber daya geologi
tidak memadai untuk dikembangkan serta adanya faktor pembatas atau kendala geologi
lingkungan tinggi. Dengan demikian tidak leluasa dalam melakukan pengorganisasian ruang untuk
penggunaan lahan/pengembangan wilayah dan pemilihan jenis penggunaan lahan dengan biaya
pembangunan agak mahal.
Analisa geologi lingkungan di Kawasan Warmare - Prafi dapat dilihat pada peta berikut:

BAB 4 - 39
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.9. Analisa Geologi Lingkungan


LUAS KESESUAIAN GEOLOGI (HA)
NO. KECAMATAN KAMPUNG
LELUASA CUKUP LELUASA AGAK LELUASA TOTAL
1 Aimasi 88,24 88,24
2 Bedip Matoa 58,76 58,76
3 Bogor 118,73 118,73
4 Desay 569,75 569,75
5 Inguisi 40,54 40,54
6 Kali Amin 18,58 18,58
7 Prafi Lismaungu 658,24 658,24
8 Mebji 85,43 85,43
9 Nimbay 0,64 0,64
10 Prafi Mulya 414,40 414,40
11 Udapi Hilir 1.014,54 1.014,54
12 Umbuy 128,18 128,18
13 Waseki Pop 44,62 44,62
LUAS SKL GEOLOGI PRAFI 3.240,66 0,00 0,00 3.240,66
1 Desay 0,89 0,89
2 Dindey 288,81 4,30 293,11
3 Duwin 89,42 22,07 111,49
4 Ibuwau 254,95 4,58 259,53
5 Indisey 145,85 145,85
6 Indonbey 31,07 31,07
7 Madrat 152,95 152,95
8 Mebji 1,19 1,19
9 Meny 153,38 11,49 164,87
Warmare
10 Ngungguen 12,89 12,89
11 Nimbay 778,43 778,43
12 Prafi Mulya 2,55 2,55
13 Snaimboy 68,13 4,21 72,33
14 Sotea 550,93 5,56 556,49
15 Subsay 111,72 50,27 161,99
16 Umbuy 0,95 0,95
17 Umcen 12,77 12,77
18 Warmare 0,02 0,02
LUAS SKL GEOLOGI WARMARE 2.656,89 98,26 4,21 2.759,36
LUAS WILAYAH KP WARMARE PRAFI 5.897,55 98,26 4,21 6.000,02
Sumber: Hasil Analisa, 2023

Berdasarkan tabel diatas, Kawasan WP Warmare - Prafi secara aspek geologi didominasi
oleh klasifikasi cukup leluasa. Hal ini berarti Kawasan WP Warmare - Prafi memiliki sumber daya
geologi yang agak tinggi dan terdapat kendala geologi yang agak rendah, agak mudah dalam
pengorganisasian ruang kegiatan maupun pemilihan jenis penggunaan lahan, namun perlu adanya
rekayasa teknologi yang agak memadai dan biaya pembangunan agak rendah

BAB 4 - 40
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.26. Peta Analisis Geologi Lingkungan WP Warmare – Prafi

4.4.5. Analisis Klimatologi


Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Tahun 2017 untuk Kawasan WP
Warmare - Prafi, Distrik Warmare - Prafi memiliki curah hujan yang berkisar antara 11,28 mm/hari
di semua kelurahan dan kampung. Curah hujan tertinggi terdapat pada bulan feburari yaitu sebesar
26,33 mm/hari. Jika dikorelasikan dengan aspek pengembangan wilayah, besaran curah hujan pada
Kawasan WP Warmare - Prafi tergolong dalam klasifikasi sangat sesuai.
Tabel 4.10. Kesesuaian Curah Hujan Untuk Pengembangan Kawasan Terbangun
No. Kelas Curah Hujan Kesesuaian
1 0 -13,6 mm/hari Sangat Sesuai
2 13,6 – 20,7 mm/hari Sesuai
3 20,7- 27,7 mm/hari Cukup Sesuai
4 27,7 – 34,8 mm/hari Kurang Sesuai
5 >34,8 mm/hari Tidak Sesuai
Sumber : Riski dkk, 2017

BAB 4 - 41
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Hasil analisa klimatologi dapat dilihat pada tabel berikut:


Tabel 4.11. Analisis Kesesuaian Lahan Berdasarkan Klimatologi
LUAS KESESUAIAN KLIMATOLOGI (HA)
NO. DISTRIK KAMPUNG
SANGAT SESUAI CUKUP SESUAI TIDAK SESUAI TOTAL
1 Aimasi 88,24 88,24
2 Bedip Matoa 58,76 58,76
3 Bogor 118,73 118,73
4 Desay 569,75 569,75
5 Inguisi 40,54 40,54
6 Kali Amin 18,58 18,58
7 Prafi Lismaungu 658,24 658,24
8 Mebji 85,43 85,43
9 Nimbay 0,64 0,64
10 Prafi Mulya 414,40 414,40
11 Udapi Hilir 1.014,54 1.014,54
12 Umbuy 128,18 128,18
13 Waseki Pop 44,62 44,62
LUAS SKL KLIMATOLOGI PRAFI 3.240,66 0,00 0,00 3.240,66
1 Desay 0,89 0,89
2 Dindey 293,11 293,11
3 Duwin 111,49 111,49
4 Ibuwau 259,53 259,53
5 Indisey 145,85 145,85
6 Indonbey 31,07 31,07
7 Madrat 152,95 152,95
8 Mebji 1,19 1,19
9 Meny 164,87 164,87
Warmare
10 Ngungguen 12,89 12,89
11 Nimbay 778,43 778,43
12 Prafi Mulya 2,55 2,55
13 Snaimboy 72,33 72,33
14 Sotea 556,49 556,49
15 Subsay 161,99 161,99
16 Umbuy 0,95 0,95
17 Umcen 12,77 12,77
18 Warmare 0,02 0,02
LUAS SKL KLIMATOLOGI WARMARE 2.759,36 0,00 0,00 2.759,36
LUAS WILAYAH KP WARMARE PRAFI 6.000,02 0,00 0,00 6.000,02
Sumber: Hasil Analisa, 2023

BAB 4 - 42
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.27. Peta Analisis Klimatologi

4.4.6. Sumber Daya Alam (Zona Lindung/ Zona Budi Daya)


Analisis sumber daya alam untuk penentuan kawasan yang terindikasi sebagai zona lindung
dan zona budi daya. Metode yang digunakan dalam analisis ini menggunakan analisis skoring dengan
masukan 3 variabel fisik dasar yaitu Jenis Tanah, Kemiringan Lereng dan Curah Hujan. Untuk alur
pendekatan dan proses analisis, dapat dilihat pada Gambar dibawah:

Gambar 4.28. Alur Analisis Sumber Daya Alam

Pada perhitungan yag dilakukan menggunakan beberapa parameter sesuai dengan SK Menteri
Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No.: 683/KPTS/UM/8/1981 untuk membuat fungsi
kawasan yang sesuai. Parameter tersebut adalah kelerengan, jenis tanah, dan curah hujan. Berikut
adalah tabel parameter tersebut.

BAB 4 - 43
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa dominasi kesesuaian peruntukan zona pada masing-
masing desa adalah sebagai zona budi daya, yaitu untuk peruntukan hutan produksi, hutan rakyat,
perkebunan dan permukiman bersyarat seluas 5.808,53 hektar. Sedangkan peruntukan untuk
kawasan Pertanian Lahan Kering, Perkebunan, Permukiman sebesar 35,13 Ha sedangkan untuk
pertanian dan permukiman perkotaan sebesar 103,98 Ha. Untuk lebih jelas terkait dengan luasan
kesesuaian zona pada masing-masing kampung/kelurahan, dapat dilihat pada Tabel dibawah :

BAB 4 - 44
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.12. Hasil Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Zona Lindung dan Zona Budi Daya
LUAS KESESUAIAN LAHAN (HA)
HUTAN PRODUKSI, PERTANIAN
PERTANIAN,
NO. DISTRIK KAMPUNG KAWASAN HUTAN RAKYAT, LAHAN KERING,
PERMUKIMAN TOTAL
LINDUNG PERKEBUNAN, PERKEBUNAN,
PERKOTAAN
PERMUKIMAN PERMUKIMAN
1 Aimasi 88,24 88,24
2 Bedip Matoa 57,25 1,51 58,76
3 Bogor 118,73 118,73
4 Desay 569,75 569,75
5 Inguisi 40,54 40,54
6 Kali Amin 18,58 18,58
7 Prafi Lismaungu 10,45 633,64 14,15 658,24
8 Mebji 85,43 85,43
9 Nimbay 0,64 0,64
10 Prafi Mulya 414,40 414,40
11 Udapi Hilir 1.014,54 1.014,54
12 Umbuy 1,46 126,73 128,18
13 Waseki Pop 44,62 44,62
LUAS SKL LAHAN PRAFI 11,90 3.213,10 14,15 1,51 3.240,66
1 Desay 0,89 0,89
2 Dindey 288,81 4,30 293,11
3 Duwin 89,42 22,07 111,49
4 Ibuwau 24,58 230,37 4,58 259,53
5 Indisey 145,85 145,85
6 Indonbey 26,00 5,07 31,07
7 Madrat 152,95 152,95
8 Mebji 1,19 1,19
9 Meny 153,38 11,49 164,87
Warmare
10 Ngungguen 12,89 12,89
11 Nimbay 778,43 778,43
12 Prafi Mulya 2,55 2,55
13 Snaimboy 54,55 13,58 4,21 72,33
14 Sotea 15,90 534,21 0,82 5,56 556,49
15 Subsay 111,72 50,27 161,99
16 Umbuy 0,95 0,95
17 Umcen 11,26 1,51 12,77
18 Warmare 0,02 0,02
LUAS SKL LAHAN WARMARE 40,48 2.595,43 20,98 102,47 2.759,36
LUAS WILAYAH KP WARMARE PRAFI 52,38 5.808,53 35,13 103,98 6.000,02

Sumber : Hasil Analisis, 2023

BAB 4 - 45
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.29. Peta Kesesuaian Lahan Kawasan Warmare – Prafi

Berdasarkan hasil analisa diatas, kesesuaian lahan di Kawasan WP Warmare - Prafi antara
lain:
Kawasan lindung berupa hutan lindung sebesar 57,38 Ha dari luas Kawasan Perencanaan.
Kawasan penyangga berupa Hutan Produksi, Hutan Rakyat, Perkebunan, Permukiman
(Bersyarat) sebesar 5.808,53 Ha dari luas Kawasan Perencanaan.
Kawasan budidaya berupa Pertanian Lahan Kering, Perkebunan, Permukiman, pertanian lahan
basah dan permukiman perkotaan sebesar 35,13 Ha dari luas Kawasan Perencanaan.
Luas Lahan Pertanian , Permukiman Pusat Pelayanan Kawasan adalah 103,98 Ha dari luas
kawasan perencanaan.

4.4.7. Analisis Kemampuan Lahan


Analisis kemampuan lahan dilakukan untuk memberikan gambaran kerangka fisik
pengembangan wilayah serta batasan dan potensi alam Kawasan Perkotaan dengan mengenali
karakteristik sumber daya alam, menelaah kemampuan dan kesesuaian lahan agar pemanfaatan lahan
dalam pengembangan wilayah dapat dilakukan secara optimal dengan tetap memperhatikan
keseimbangan ekosistem dan meminimalkan kerugian akibat bencana. Keluaran analisis fisik atau
lingkungan Kawasan Perkotaan ini digunakan sebagai bahan dalam sintesa analisis holistik dalam
melihat potensi, masalah, peluang penataan ruang Kawasan Perkotaan dalam penyusunan RDTR dan
peraturan zonasi.

BAB 4 - 46
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Berdasarkan Peraturan Menteri Penataan Ruang No 20. Tahun 2007 tentang Pedoman
Analisis Aspek Fisik & Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang, dijelaskan bahwa Satuan Kemampuan Lahan (SKL) adalah pengukuran karakteristik atau sifat-
sifat lahan untuk mendukung kehidupan atau kegiatan pada suatu hamparan lahan.
1. Analisis Satuan Kemampuan Lahan Terhadap Morfologi
Morfologi berarti bentang alam, kemampuan lahan dari morfologi tinggi berarti kondisi
morfologis suatu kawasan kompleks. Morfologi kompleks berarti bentang alamnya berupa gunung,
pegunungan, dan bergelombang. Tujuan analisis SKL Morfologi adalah memilah bentuk bentang
alam/morfologi pada wilayah dan/atau kawasan perencanaan yang mampu untuk dikembangkan
sesuai dengan fungsinya. Dalam analisis SKL Morfologi melibatkan data masukan berupa peta
morfologi dan peta kelerengan dengan keluaran peta SKL Morfologi dengan penjelasannya. Analisis
SKL Morfologi memiliki tujuan yakni memilah bentuk bentang alam/morfologi pada suatu kawasan
perencanaan yang nantinya akan mampu dikembangkan sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan hasil
analisis diketahui bahwa, hasil anlisis terkait dengan satuan kemampuan lahan (SKL) Morfologi terbagi
menjadi 3 (tiga) klasifikasi kemampuan lahan mengacu pada aspek morfologi yaitu kemampuan
morofologi tinggi, kemampuan morofologi sedang dan kemampuan morfologi kurang. Dominasi
kelas SKL Morfologi adalah SKL Morfologi yang terklasifikasi sebagai kelas mrofologi tinggi. Terkait
dengan hasil analisis SKL Morfologi pada Kawasan WP Warmare - Prafi, adalah sebagai berikut.

BAB 4 - 47
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.13. SKL Morfologi di Kawasan WP Warmare – Prafi


LUAS SKL MORFOLOGI (HA)
KEMAMPUAN KEMAMPUAN
NO. DISTRIK KAMPUNG LAHAN DARI LAHAN DARI
TOTAL
MORFOLOGI MORFOLOGI
RENDAH TINGGI
1 Aimasi 88,24 88,24
2 Bedip Matoa 58,76 58,76
3 Bogor 118,73 118,73
4 Desay 569,75 569,75
5 Inguisi 40,54 40,54
6 Kali Amin 18,58 18,58
7 Prafi Lismaungu 658,24 658,24
8 Mebji 85,43 85,43
9 Nimbay 0,64 0,64
10 Prafi Mulya 414,40 414,40
11 Udapi Hilir 1.014,54 1.014,54
12 Umbuy 128,18 128,18
13 Waseki Pop 44,62 44,62
LUAS SKL MORFOLOGI PRAFI 3.240,66 0,00 3.240,66
1 Desay 0,89 0,89
2 Dindey 260,90 32,21 293,11
3 Duwin 100,10 11,38 111,49
4 Ibuwau 240,64 18,89 259,53
5 Indisey 145,85 145,85
6 Indonbey 31,07 31,07
7 Madrat 149,56 3,39 152,95
8 Mebji 1,19 1,19
9 Meny 164,87 164,87
Warmare
10 Ngungguen 12,89 12,89
11 Nimbay 778,43 778,43
12 Prafi Mulya 2,55 2,55
13 Snaimboy 72,33 72,33
14 Sotea 556,49 556,49
15 Subsay 114,43 47,55 161,99
16 Umbuy 0,95 0,95
17 Umcen 12,77 12,77
18 Warmare 0,02 0,02
LUAS SKL MORFOLOGI WARMARE 2.645,94 113,42 2.759,36
LUAS WILAYAH KP WARMARE PRAFI 5.886,60 113,42 6.000,02
Sumber: Hasil Analisa, 2023

Apabila dilihat dari variabel morfologi, dominasi dari Kawasan WP Warmare - Prafi
termasuk pada kemampuan lahan dari morfologi rendah.

BAB 4 - 48
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.30. Peta SKL Morfologi Kawasan WP Warmare - Prafi


2. Analisis Satuan Kemampuan Lahan Kemudahan Dikerjakan
Dalam analisis ini, akan ditinjau faktor pembentukan tanah dari aspek waktu
pembentukkannya di mana tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat
pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Tujuan analisis SKL Kemudahan Dikerjakan adalah
untuk mengetahui tingkat kemudahan lahan di wilayah dan/atau kawasan untuk digali/dimatangkan
dalam proses pembangunan/ pengembangan kawasan. Dalam analisis ini membutuhkan masukan
berupa peta topografi, peta morfologi, peta kemiringan lereng, peta jenis tanah, peta penggunaan
lahan eksisting, dengan keluaran peta SKL Kemudahan Dikerjakan dan penjelasannya. Hasil analisis
skl kemudahan dikerjakan pada Kawasan WP Warmare - Prafi terdiri dari 2 (dua) klasifikasi
berdasarkan hasil analisa, meliputi kemudahan dikerjakan sedang dan tinggi. Dominasi terkait
komponen SKL kemudahan dikerjakan pada Kawasan Warmare - Prafi tergolong kedalam klasifikasi
kemudahan dikerjakan tinggi. Untuk lebih jelas terkait dengan hasil analisis SKL kemudahan
dikerjakan, dapat dilihat pada tabel dan Gambar dibawah:

BAB 4 - 49
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.31. Peta SKL Kemudahan Dikerjakan Kawasan WP Warmare - Prafi

BAB 4 - 50
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.14. SKL Kemudahan DIkerjakan di Kawasan Warmare – Prafi


LUAS SKL KEMUDAHAN (HA)
KEMAMPUAN KEMAMPUAN
NO. DISTRIK KAMPUNG
DIKERJAKAN DIKERJAKAN TOTAL
SEDANG TINGGI
1 Aimasi 88,24 88,24
2 Bedip Matoa 58,76 58,76
3 Bogor 118,73 118,73
4 Desay 569,75 569,75
5 Inguisi 40,54 40,54
6 Kali Amin 18,58 18,58
7 Prafi Lismaungu 658,24 658,24
8 Mebji 85,43 85,43
9 Nimbay 0,64 0,64
10 Prafi Mulya 414,40 414,40
11 Udapi Hilir 1.014,54 1.014,54
12 Umbuy 128,18 128,18
13 Waseki Pop 44,62 44,62
LUAS SKL KEMUDAHAN PRAFI 3.240,66 0,00 3.240,66
1 Desay 0,89 0,89
2 Dindey 293,11 293,11
3 Duwin 111,49 111,49
4 Ibuwau 259,53 259,53
5 Indisey 129,81 16,04 145,85
6 Indonbey 31,07 31,07
7 Madrat 152,95 152,95
8 Mebji 1,19 1,19
9 Meny 164,87 164,87
Warmare
10 Ngungguen 12,89 12,89
11 Nimbay 778,43 778,43
12 Prafi Mulya 2,55 2,55
13 Snaimboy 71,28 1,05 72,33
14 Sotea 556,49 556,49
15 Subsay 0,01 161,97 161,99
16 Umbuy 0,95 0,95
17 Umcen 12,77 12,77
18 Warmare 0,02 0,02
LUAS SKL KEMUDAHAN WARMARE 998,00 1.761,36 2.759,36
LUAS WILAYAH KP WARMARE PRAFI 4.238,66 1.761,36 6.000,02
Sumber: Hasil Analisa, 2023

Apabila dilihat dari variabel kemudahan dikerjakan, dominasi dari Kawasan WP Warmare -
Prafi termasuk pada kemampuan dikerjakan tinggi.

BAB 4 - 51
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

3. Analisis Satuan Kemampuan Lahan Kestabilan Lereng


Kestabilan lereng artinya wilayah tersebut dapat dikatakan stabil atau tidak kondisi lahannya
dengan melihat kemiringan lereng di lahan tersebut. Tujuan analisis SKL Kestabilan Lereng adalah
untuk mengetahui tingkat kemantapan lereng di wilayah pengembangan dalam menerima beban.
Dalam analisis ini membutuhkan masukan berupa peta topografi, peta morfologi, peta kemiringan
lereng, peta jenis tanah, peta hidrogeologi, peta curah hujan, peta bencana alam (rawan bencana
gunung berapi dan kerentanan gerakan tanah) dan peta penggunaan lahan, dengan keluaran peta SKL
Kestabilan Lereng dan penjelasannya. Hasil Analisis SKL kestabilan lereng pada Kawasan Warmare -
Prafi terdiri dari 3 (tiga) klasifikasi kestabilan lereng meliputi kestabilan lereng rendah, kestabilan
lereng tinggi dan kestabilan lereng cukup. Dominasi terkait kelas SKL kestabilan lereng pada Kawasan
Warmare - Prafi adalah kelas kestabilan lereng yang tergolong tinggi, terutama pada kawasan
terbangun eksisting dan beberapa sebaran lain yang terdapat pada semua desa. Lebih jelas terkait
hasil analisis SKL kestabilan lereng Kawasan Warmare - Prafi, dapat dilihat pada Peta dibawah :

Gambar 4.32. Peta SKL Kestabilan Lereng Kawasan WP Warmare – Prafi

BAB 4 - 52
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.15. SKL Kestabilan Lereng di Kawasan Warmare – Prafi


LUAS SKL KESTABILAN LERENG (HA)
NO. DISTRIK KAMPUNG KESTABILAN KESTABILAN KESTABILAN KESTABILAN
TOTAL
LERENG RENDAH LERENG KURANG LERENG SEDANG LERENG TINGGI
1 Aimasi 2,03 0,89 84,84 0,48 88,24
2 Bedip Matoa 0,14 2,77 55,83 0,02 58,76
3 Bogor 8,50 1,69 101,47 7,07 118,73
4 Desay 0,33 0,13 552,34 16,95 569,75
5 Inguisi 3,83 2,01 34,70 40,54
6 Kali Amin 0,89 17,69 18,58
7 Prafi Lismaungu 10,62 35,94 494,73 116,95 658,24
8 Mebji 1,90 83,52 85,43
9 Nimbay 0,64 0,64
10 Prafi Mulya 1,63 412,78 414,40
11 Udapi Hilir 5,63 2,56 938,01 68,34 1.014,54
12 Umbuy 2,54 12,79 112,83 0,01 128,18
13 Waseki Pop 2,48 8,01 34,14 44,62
LUAS SKL KESTABILAN LERENG PRAFI 40,53 66,80 2.923,52 209,81 3.240,66
1 Desay 0,89 0,89
2 Dindey 0,51 3,11 212,68 76,81 293,11
3 Duwin 1,23 2,87 105,73 1,65 111,49
4 Ibuwau 24,89 23,18 198,76 12,69 259,53
5 Indisey 0,01 137,50 8,33 145,85
6 Indonbey 0,07 0,71 18,54 11,75 31,07
7 Madrat 2,43 0,43 127,66 22,44 152,95
8 Mebji 1,19 1,19
9 Meny 1,67 121,85 41,35 164,87
Warmare
10 Ngungguen 0,24 0,00 12,65 12,89
11 Nimbay 5,52 0,67 770,11 2,13 778,43
12 Prafi Mulya 2,55 2,55
13 Snaimboy 3,15 1,09 48,48 19,61 72,33
14 Sotea 17,38 29,81 457,01 52,29 556,49
15 Subsay 1,29 5,37 150,07 5,26 161,99
16 Umbuy 0,95 0,95
17 Umcen 0,31 1,29 6,12 5,05 12,77
18 Warmare 0,02 0,00 0,02
LUAS SKL KESTABILAN LERENG WARMARE 58,68 68,56 2.372,75 259,38 2.759,36
LUAS WILAYAH KP WARMARE PRAFI 99,21 135,36 5.296,26 469,19 6.000,02

Sumber: Hasil Analisa, 2023

Apabila dilihat dari variabel kestabilan lereng, dominasi dari Kawasan WP Warmare - Prafi
termasuk pada kestabilan lereng tinggi dan kestabilan lereng kurang.
4. Analisis Satuan Kemampuan Lahan Kestabilan Pondasi
Kestabilan pondasi artinya kondisi lahan/wilayah yang mendukung stabil atau tidaknya suatu
bangunan atau kawasan terbangun. Tujuan analisis SKL Kestabilan Pondasi adalah untuk mengetahui
tingkat kemampuan lahan untuk mendukung bangunan berat dalam pengembangan perkotaan, serta
jenis-jenis pondasi yang sesuai untuk masing-masing tingkatan. Dalam analisis ini membutuhkan
masukan berupa peta SKL kestabilan lereng, peta jenis tanah, peta kedalaman efektif tanah, peta
tekstur tanah, peta hidrogeologi dan peta penggunaan lahan eksisting dengan keluaran peta SKL
Kestabilan Pondasi dan penjelasannya Hasil dari perhitungan/analisis SKL kestabilan pondasi pada
Kawasan WP Warmare - Prafi terdiri dari 4 (empat) klasifikasi kestabilan pondasi, diantaranya adalah
kestabilan pondasi kurang, kestabilan pondasi sedang, kestabilan pondasi cukup dan kestabilan
pondasi tinggi. Dominasi klasifikasi kestabilan pondasi pada Kawasan WP Warmare - Prafi adalah

BAB 4 - 53
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

kelas kestabilan pondasi yang masuk dalam klasifikasi kestabilan pondasi sedang dan juga kestabilan
pondasi tinggi yang tersebar pada semua desa dalam Kawasan Wilayah Perencanaan.
Tabel 4.16. SKL Kestabilan Pondasi di Kawasan WP Warmare – Prafi
LUAS SKL PONDASI (HA)
NO. DISTRIK KAMPUNG KESTABILAN KESTABILAN
TOTAL
PONDASI SEDANG PONDASI TINGGI
1 Aimasi 87,76 0,48 88,24
2 Bedip Matoa 58,74 0,02 58,76
3 Bogor 111,66 7,07 118,73
4 Desay 552,81 16,95 569,75
5 Inguisi 40,54 40,54
6 Kali Amin 18,58 18,58
7 Prafi Lismaungu 541,29 116,95 658,24
8 Mebji 85,43 85,43
9 Nimbay 0,64 0,64
10 Prafi Mulya 414,40 414,40
11 Udapi Hilir 946,20 68,34 1.014,54
12 Umbuy 128,17 0,01 128,18
13 Waseki Pop 44,62 44,62
LUAS SKL PONDASI PRAFI 3.030,85 209,81 3.240,66
1 Desay 0,89 0,89
2 Dindey 216,30 76,81 293,11
3 Duwin 109,83 1,65 111,49
4 Ibuwau 246,84 12,69 259,53
5 Indisey 137,51 8,33 145,85
6 Indonbey 19,33 11,75 31,07
7 Madrat 130,51 22,44 152,95
8 Mebji 1,19 1,19
9 Meny 123,52 41,35 164,87
Warmare
10 Ngungguen 12,89 12,89
11 Nimbay 776,30 2,13 778,43
12 Prafi Mulya 2,55 2,55
13 Snaimboy 52,72 19,61 72,33
14 Sotea 504,20 52,29 556,49
15 Subsay 156,73 5,26 161,99
16 Umbuy 0,95 0,95
17 Umcen 7,71 5,05 12,77
18 Warmare 0,02 0,00 0,02
LUAS SKL PONDASI WARMARE 2.499,99 259,38 2.759,36
LUAS WILAYAH KP WARMARE PRAFI 5.530,83 469,19 6.000,02
Sumber: Hasil Analisa, 2023

Apabila dilihat dari variabel kestabilan pondasi, pada Kawasan WP Warmare - Prafi antara
kestabilan pondasi tinggi dan kestabilan pondasi kurang memiliki luasan yang cukup berimbang.

BAB 4 - 54
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.33. Peta SKL Kestabilan Pondasi Kawasan WP Warmare – Prafi

5. Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air


Tujuan analisis SKL Ketersediaan Air adalah untuk mengetahui tingkat ketersediaan air dan
kemampuan penyediaan air pada masing-masing tingkatan, guna pengembangan kawasan. Dalam
analisis ini membutuhkan masukan berupa peta morfologi, peta kelerengan, peta curah hujan, peta
hidrogeologi, peta jenis tanah dan peta penggunaan lahan eksisting dengan keluaran peta SKL
Ketersediaan Air dan penjelasannya. Hasil analisis ketersediaan air Kawasan WP Warmare - Prafi
mengindikasikan bahwa Kawasan Warmare - Prafi memeiliki karakteristik ketersediaan air yang
tergolong menjadi 4 (empat) jenis ketersediaan ar, meliputi ketersediaan air kurang, ketersediaan
air sedang, ketersediaan air cukup dan ketersediaan air tinggi. Dominasi kelas ketersediaan air
Kawasan Warmare - Prafi berada pada klasifikasi ketersediaan air yang tergolong tinggi. Sebarannya
meliputi semua kampung yang masuk dalam wilayah perencanaan. Lebih jelasnya, dapat dilihat pada
Peta dibawah, terkait dengan hasil analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Ketersediaan Air pada
WP Warmare - Prafi.

BAB 4 - 55
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.17. SKL Ketersediaan Air di Kawasan WP Warmare – Prafi


LUAS SKL KETERSEDIAAN AIR (HA)
NO. DISTRIK KAMPUNG KETERSEDIAAN KETERSEDIAAN KETERSEDIAAN
TOTAL
AIR RENDAH AIR SEDANG AIR TINGGI
1 Aimasi 88,24 88,24
2 Bedip Matoa 58,76 58,76
3 Bogor 118,73 118,73
4 Desay 569,75 569,75
5 Inguisi 40,54 40,54
6 Kali Amin 18,58 18,58
7 Prafi Lismaungu 10,45 633,64 14,15 658,24
8 Mebji 85,43 85,43
9 Nimbay 0,64 0,64
10 Prafi Mulya 414,40 414,40
11 Udapi Hilir 1.014,54 1.014,54
12 Umbuy 1,46 126,73 128,18
13 Waseki Pop 44,62 44,62
LUAS SKL KETERSEDIAAN AIR PRAFI 11,90 3.214,61 14,15 3.240,66
1 Desay 0,89 0,89
2 Dindey 293,11 293,11
3 Duwin 111,49 111,49
4 Ibuwau 24,58 234,95 259,53
5 Indisey 145,85 145,85
6 Indonbey 31,07 31,07
7 Madrat 152,95 152,95
8 Mebji 1,19 1,19
9 Meny 164,87 164,87
Warmare
10 Ngungguen 12,89 12,89
11 Nimbay 778,43 778,43
12 Prafi Mulya 2,55 2,55
13 Snaimboy 58,72 13,61 72,33
14 Sotea 15,90 539,77 0,82 556,49
15 Subsay 161,99 161,99
16 Umbuy 0,95 0,95
17 Umcen 12,77 12,77
18 Warmare 0,02 0,02
LUAS SKL KETERSEDIAAN AIR WARMARE 40,48 2.704,44 14,44 2.759,36
LUAS WILAYAH KP WARMARE PRAFI 52,38 5.919,05 28,59 6.000,02

Sumber: Hasil Analisa, 2023

Apabila dilihat dari variabel ketersediaan air, dominasi dari Kawasan WP Warmare - Prafi
termasuk pada ketersediaan air rendah dan ketersediaan air sedang.

BAB 4 - 56
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.34. Peta SKL Ketersediaan Air Kawasan WP Warmare – Prafi

6. Analisis Satuan Kemampuan Lahan Untuk Drainase


Tujuan analisis SKL untuk Drainase adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan
dalam mengalirkan air hujan secara alami, sehingga kemungkinan genangan baik bersifat lokal maupun
meluas dapat dihindari. Dalam analisis ini membutuhkan masukan berupa peta morfologi, peta
kemiringan lereng, peta topografi, peta jenis tanah, peta curah hujan, peta kedalaman efektif tanah,
dan penggunaan lahan eksisting dengan keluaran peta SKL untuk Drainase dan penjelasannya.
Drainase berkaitan dengan aliran air, serta mudah tidaknya air mengalir. Drainase tinggi artinya aliran
air mudah mengalir atau mengalir lancar. Drainase rendah berarti aliran air sulit dan mudah
tergenang. Hasil analisis SKL Drainase pada Kawasan WP Warmare - Prafi tergolong menjadi 2
(dua) klasifikasi yaitu kemampuan lahan untuk pengembangan drainase dataran rendah, kemampuan
lahan untuk pengembangan drainase dataran sedang dan kemampuan lahan untuk drainase dataran
tinggi. Dominasi kelas kemampuan lahan untuk pengembangan drainase Kawasan WP Warmare -
Prafi tergolong kedalam klasifikasi tinggi, sehingga untuk tujuan Kawasan Warmare - Prafi sebagai
kawasan penunjang kawasan, ditinjau dari dominasi kelas kemampuan lahan untuk drainase sangat
mengakomodir untuk dikembangkan sebagai kawasan perkotaan, terutama sangat mengakomodir
dalam pengembangan jaringan prasarana/utilitas drainase. Lebih jelas terkait dengan hasil analisis SKL
Drainase pada Kawasan WP Warmare - Prafi, dapar dilihat pada Peta dibawah:

BAB 4 - 57
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.35. Peta Analisis SKL Untuk Drainase Kawasan WP Warmare - Prafi

BAB 4 - 58
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.18. SKL Drainase di Kawasan Warmare – Prafi


LUAS SKL DRAINASE (HA)
NO. DISTRIK KAMPUNG DRAINASE DRAINASE DRAINASE
TOTAL
RENDAH SEDANG TINGGI
1 Aimasi 2,93 85,31 88,24
2 Bedip Matoa 2,90 55,86 58,76
3 Bogor 10,19 108,54 118,73
4 Desay 0,46 569,29 569,75
5 Inguisi 5,84 34,70 40,54
6 Kali Amin 0,89 17,69 18,58
7 Prafi Lismaungu 16,25 641,99 658,24
8 Mebji 1,90 83,52 85,43
9 Nimbay 0,64 0,64
10 Prafi Mulya 1,63 412,78 414,40
11 Udapi Hilir 6,99 1.007,55 1.014,54
12 Umbuy 3,45 124,73 128,18
13 Waseki Pop 2,48 42,15 44,62
LUAS SKL DRAINASE PRAFI 0,00 55,92 3.184,74 3.240,66
1 Desay 0,89 0,89
2 Dindey 1,31 291,80 293,11
3 Duwin 2,88 108,61 111,49
4 Ibuwau 0,62 28,01 230,90 259,53
5 Indisey 0,01 145,84 145,85
6 Indonbey 0,78 30,29 31,07
7 Madrat 2,85 150,10 152,95
8 Mebji 1,19 1,19
9 Meny 1,67 163,21 164,87
Warmare
10 Ngungguen 0,24 12,65 12,89
11 Nimbay 6,19 772,24 778,43
12 Prafi Mulya 2,55 2,55
13 Snaimboy 3,57 68,77 72,33
14 Sotea 0,40 18,95 537,15 556,49
15 Subsay 1,29 160,69 161,99
16 Umbuy 0,95 0,95
17 Umcen 1,59 11,17 12,77
18 Warmare 0,02 0,00 0,02
LUAS SKL DRAINASE WARMARE 1,02 69,36 2.688,98 2.759,36
LUAS WILAYAH KP WARMARE PRAFI 1,02 125,27 5.873,73 6.000,02

Sumber: Hasil Analisa, 2023

Apabila dilihat dari variabel SKL Drainase, dominasi dari Kawasan WP Warmare - Prafi
termasuk pada SKL Drainase kurang.
7. Analisis Satuan Kemampuan Lahan Terhadap Erosi
Erosi berarti mudah atau tidaknya lapisan tanah terbawa air atau angin. Erosi tinggi berarti
lapisan tanah mudah terkelupas dan terbawa oleh angin dan air. Erosi rendah berarti lapisan tanah
sedikit terbawa oleh angin dan air. Tujuan analisis SKL Terhadap Erosi adalah untuk mengetahui
daerah-daerah yang mengalami keterkikisan tanah, sehingga dapat diketahui tingkat ketahanan lahan
terhadap erosi serta antispasi dampaknya pada daerah yang lebih hilir. Dalam analisis ini
membutuhkan masukan berupa peta morfologi, peta kemiringan lereng, peta jenis tanah, peta
hidrogeologi, peta tekstur tanah, peta curah hujan dan peta penggunaan lahan eksisting dengan
keluaran peta SKL Terhadap Erosi dan penjelasannya. Hasil analisis SKL terhadap erosi Kawasan WP
Warmare - Prafi, menunjukan bahwa Kawasan Warmare - Prafi memiliki karakteristik/klasifikasi
kemampuan lahan terhadap erosi yang tergolong dalam klasfikasi kemampuan lahan terhadap erosi
kurang, kemampuan lahan terhadap erosi cukup dan kemampuan lahan terhadap erosi tinggi. Ditinjau

BAB 4 - 59
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

dari dominasi kelas klasifikasi SKL terhadap erosi Kawasan WP Warmare - Prafi, tergolong kedalam
klasifikasi SKL terhadap erosi cukup yang tersebar pada semua desa yang masuk kedalam Kawasan
Perencanaan.
Dengan berdasarkan pada dominasi kelas kemampuan lahan terhadap erosi pada Kawasan
Warmare - Prafi yaitu kemampuan lahan terhadap erosi yang tergolong cukup mengindikasikan
bahwa, jika dikorelasikan dengan aspek pengembangan Kawasan WP Warmare - Prafi sebagai sebuah
perkotaan maka dapat diklasifikasikan cukup mengakomodir terkait aspek kemampuan lahan
terhadap erosi,artinya perlu pembatasan dan juga pengaturan pemanfaatan lahan terutama sebagai
kawasan budi daya utamanya pada pembangunan yang cenderung dapat memicu laju erosi pada
struktur tanah Kawasan WP Warmare - Prafi. Lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar dibawah
terkait hasil SKL Terhadap Erosi.
Tabel 4.19. SKL Erosi di Kawasan Warmare – Prafi
LUAS SKL TERHADAP EROSI (HA)
NO. DISTRIK KAMPUNG
EROSI RENDAH CUKUP EROSI TIDAK EROSI TOTAL
1 Aimasi 88,24 88,24
2 Bedip Matoa 58,76 58,76
3 Bogor 118,73 118,73
4 Desay 569,75 569,75
5 Inguisi 40,54 40,54
6 Kali Amin 18,58 18,58
7 Prafi Lismaungu 658,24 658,24
8 Mebji 85,43 85,43
9 Nimbay 0,64 0,64
10 Prafi Mulya 414,40 414,40
11 Udapi Hilir 1.014,54 1.014,54
12 Umbuy 128,18 128,18
13 Waseki Pop 44,62 44,62
LUAS SKL TERHADAP EROSI PRAFI 0,00 0,00 3.240,66 3.240,66
1 Desay 0,89 0,89
2 Dindey 293,11 293,11
3 Duwin 111,49 111,49
4 Ibuwau 259,53 259,53
5 Indisey 145,85 145,85
6 Indonbey 31,07 31,07
7 Madrat 152,95 152,95
8 Mebji 1,19 1,19
9 Meny 164,87 164,87
Warmare
10 Ngungguen 12,89 12,89
11 Nimbay 778,43 778,43
12 Prafi Mulya 2,55 2,55
13 Snaimboy 72,33 72,33
14 Sotea 556,49 556,49
15 Subsay 161,99 161,99
16 Umbuy 0,95 0,95
17 Umcen 12,77 12,77
18 Warmare 0,02 0,02
LUAS SKL TERHADAP EROSI WARMARE 0,00 0,00 2.759,36 2.759,36
LUAS WILAYAH KP WARMARE PRAFI 0,00 0,00 6.000,02 6.000,02

Sumber: Hasil Analisa, 2023

Apabila dilihat dari variabel SKL Erosi, dominasi dari Kawasan WP Warmare - Prafi
termasuk pada SKL Erosi sangat rendah dan tidak ada erosi dengna luasan cukup berimbang.

BAB 4 - 60
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.36. Peta Analisis SKL Terhadap Erosi Kawasan WP Warmare - Prafi
8. Analisis Satuan Kemampuan Lahan Terhadap Pembuangan Limbah
SKL pembuangan limbah adalah tingkatan untuk memperlihatkan wilayah tersebut cocok
atau tidak sebagai lokasi pembuangan. Tujuan analisis SKL Pembuangan Limbah adalah untuk
mengetahui mengetahui daerah-daerah yang mampu untuk ditempati sebagai lokasi penampungan
akhir dan pengeolahan limbah, baik limbah padat maupun cair. Dalam analisis ini membutuhkan
masukan berupa peta morfologi, peta kemiringan, peta topografi, peta jenis tanah, peta hidrogeologi,
peta curah hujan dan peta penggunaan lahan eksisting dengan keluaran peta SKL Pembuangan Limbah
dan penjelasannya. Hasil analisis kemampuan lahan untuk mengakomodir kegiatan pembuangan
limbah, Kawasan WP Warmare - Prafi tergolong dalam 3 (tiga) klasifikasi kemampuan lahan terhadap
pembuangan limbah, meliputi : kemampuan lahan terhadap pembuangan limbah kurang, kemampuan
lahan terhadap pembuangan limbah rendah dan kemampuan lahan terhadap pembuangan limbah
tinggi. Dominasi kemampuan lahan untuk pembuangan limbah pada Kawasan Warmare - Prafi
tegolong kedalam klasifikasi rendah yang tersebar pada semua kampung yang masuk dalam Wilayah
Perencanaan. Klasifikasi pembuangan limbah tinggi, berada pada Distrik Prafi SP3 dan SP2.

BAB 4 - 61
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.20. SKL Pembuangan Limbah di Kawasan WP Warmare – Prafi


LUAS SKL LIMBAH (HA)
NO. DISTRIK KAMPUNG
LIMBAH RENDAH LIMBAH SEDANG LIMBAH TINGGI TOTAL
1 Aimasi 20,68 2,07 65,49 88,24
2 Bedip Matoa 13,55 0,32 44,89 58,76
3 Bogor 82,68 0,31 35,74 118,73
4 Desay 437,27 3,08 129,40 569,75
5 Inguisi 24,21 0,01 16,32 40,54
6 Kali Amin 0,58 18,01 18,58
7 Prafi Lismaungu 623,37 0,37 34,50 658,24
8 Mebji 69,52 1,02 14,89 85,43
9 Nimbay 0,64 0,64
10 Prafi Mulya 287,81 5,40 121,19 414,40
11 Udapi Hilir 682,47 5,53 326,54 1.014,54
12 Umbuy 122,76 0,24 5,18 128,18
13 Waseki Pop 29,13 15,50 44,62
LUAS SKL LIMBAH PRAFI 2.394,67 18,36 827,64 3.240,66
1 Desay 0,89 0,89
2 Dindey 255,07 1,18 36,86 293,11
3 Duwin 78,47 0,67 32,34 111,49
4 Ibuwau 252,59 6,94 259,53
5 Indisey 127,30 0,06 18,49 145,85
6 Indonbey 24,28 0,45 6,34 31,07
7 Madrat 128,20 0,15 24,60 152,95
8 Mebji 1,19 1,19
9 Meny 156,92 0,07 7,88 164,87
Warmare
10 Ngungguen 12,89 12,89
11 Nimbay 771,38 7,05 778,43
12 Prafi Mulya 2,55 2,55
13 Snaimboy 63,45 8,88 72,33
14 Sotea 497,37 0,73 58,38 556,49
15 Subsay 144,74 17,24 161,99
16 Umbuy 0,95 0,95
17 Umcen 7,77 1,36 3,63 12,77
18 Warmare 0,02 0,02
LUAS SKL LIMBAH WARMARE 2.526,03 4,68 228,64 2.759,36
LUAS WILAYAH KP WARMARE PRAFI 4.920,70 23,04 1.056,28 6.000,02

Sumber: Hasil Analisa, 2023

Apabila dilihat dari variabel SKL Pembuangan Limbah, dominasi dari Kawasan WP Warmare
- Prafi termasuk pada SKL Pembuangan Limbah kurang.

BAB 4 - 62
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.37. Peta Analisis SKL Pembuangan Limbah

9. Analisis Satuan Kemampuan Lahan terhadap Bencana Alam


Tujuan analisis SKL terhadap Bencana Alam adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan
lahan dalam menerima bencana alam khususnya dari sisi geologi, untuk menghindari/mengurangi
kerugian dari korban akibat bencana tersebut. Dalam analisis ini membutuhkan masukan berupa peta
peta morfologi, peta kemiringan lereng, peta topografi, peta jenis tanah, peta tekstur tanah, peta
curah hujan, peta bencana alam (rawan gunung berapi dan kerentanan gerakan tanah) dan peta
penggunaan lahan eksisting dengan keluaran peta SKL Terhadap Bencana Alam. Analisis SKL
terhadap Bencana Alam juga mengikutsertakan analisis terhadap jenis tanah yang sama dengan SKL
Terhadap Erosi. Hasil analisis menunjukan bahwa Kawasan Warmare - Prafi tergolong dalam
kemampuan lahan terhadap bencana alam dengan klasifikasi cukup dan tinggi. Jika dikorelasikan
dengan aspek pengembangan kawasan perkotaan, Kawasan Warmare - Prafi perlu pertimbangan
secara lebih lanjut mengenai aspek kebencanaan karena sangat krusial dampak yang ditimbulkan
terutama terhadap pengembangan kawasan Kawasan WP Warmare - Prafi sebagai sebuah perkotaan
kedepannya.

BAB 4 - 63
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.21. SKL Terhadap Bencana Alam di Kawasan WP Warmare – Prafi


LUAS SKL POTENSI BENCANA (HA)
POTENSI POTENSI POTENSI
NO. DISTRIK KAMPUNG
BENCANA BENCANA BENCANA TOTAL
RENDAH SEDANG TINGGI
1 Aimasi 2,84 85,40 88,24
2 Bedip Matoa 0,09 58,67 58,76
3 Bogor 27,52 91,22 118,73
4 Desay 14,53 555,22 569,75
5 Inguisi 40,54 40,54
6 Kali Amin 1,59 16,99 18,58
7 Prafi Lismaungu 201,69 456,54 658,24
8 Mebji 20,71 64,72 85,43
9 Nimbay 0,07 0,57 0,64
10 Prafi Mulya 4,95 409,45 414,40
11 Udapi Hilir 82,18 932,36 1.014,54
12 Umbuy 15,71 112,47 128,18
13 Waseki Pop 5,68 38,95 44,62
LUAS SKL POTENSI BENCANA PRAFI 0,00 377,55 2.863,11 3.240,66
1 Desay 0,67 0,22 0,89
2 Dindey 164,46 128,65 293,11
3 Duwin 110,67 0,82 111,49
4 Ibuwau 105,04 154,49 259,53
5 Indisey 30,83 115,01 145,85
6 Indonbey 10,57 20,50 31,07
7 Madrat 128,81 24,14 152,95
8 Mebji 0,92 0,27 1,19
9 Meny 163,33 1,54 164,87
Warmare
10 Ngungguen 8,78 4,10 12,89
11 Nimbay 287,14 491,29 778,43
12 Prafi Mulya 1,20 1,35 2,55
13 Snaimboy 0,38 55,90 16,05 72,33
14 Sotea 362,19 194,30 556,49
15 Subsay 152,29 9,69 161,98
16 Umbuy 0,95 0,95
17 Umcen 6,80 5,97 12,77
18 Warmare 0,02 0,02
LUAS SKL POTENSI BENCANA WARMARE 0,38 1.589,64 1.169,34 2.759,36
LUAS WILAYAH KP WARMARE PRAFI 0,38 1.967,19 4.032,45 6.000,02

Sumber: Hasil Analisa, 2023

Lebih jelas terkait dengan hasil analisis SKL Terhadap Bencana Alam Kawasan WP Warmare
- Prafi, dapat dilihat pada Peta dibawah :

BAB 4 - 64
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.38. Peta Analisis SKL Terhadap Bencana Alam WP Warmare – Prafi

Setelah dilakukan penentuan SKL maka selanjutnya dilakukan overlay peta untuk
mendapatkan peta kemampuan lahan di wilayah perencanaan. Setiap kelas lahan memiliki
kemampuan yang berbeda-beda seperti Kemampuan pengembangan sangat rendah, Kemampuan
pengembangan rendah, Kemampuan pengembangan sedang, Kemampuan pengembangan agak tinggi,
dan Kemampuan pengembangan sangat tinggi. Untuk hasil sekaligus klasifikasi kelas kemampuan
lahan Kawasan Perencanaan Warmare - Prafi dapat dilihat pada uraian dibawah:
10. Hasil Kemampuan Lahan Kawasan Perencanaan WP Warmare - Prafi
Pengklasifikasikan kemampuan lahan untuk Kawasan WP Warmare - Prafi dilakukan dengan
cara mengoverlay (intersect) setiap satuan kemampuan lahan yang telah diperoleh hasil pengalian
nilai akhir (tingkatan kemampuan lahan pada setiap SKL) dengan bobotnya secara satu persatu
sehingga diperoleh peta jumlah nilai akhir dikalikan bobot seluruh SKL secara kumulatif. Hasil
pengalian nilai akhir dengan bobot setiap satuan, dalam analisis ini disebut dengan istilah skor (Skor
= nilai akhir x Bobot). Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

BAB 4 - 65
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.22. Hasil Analisis Kemampuan Lahan Kawasan WP Warmare – Prafi


LUAS KESESUAIAN LERENG (HA)
KEMAMPUAN KEMAMPUAN KEMAMPUAN KEMAMPUAN KEMAMPUAN
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
NO. DISTRIK KAMPUNG
KAWASAN KAWASAN KAWASAN KAWASAN KAWASAN TOTAL
TERBANGUN TERBANGUN TERBANGUN TERBANGUN TERBANGUN
SANGAT RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI
1 Aimasi 0,30 24,68 62,78 0,01 0,47 88,24
2 Bedip Matoa 0,24 14,91 40,99 2,61 58,76
3 Bogor 8,74 54,22 48,77 6,69 0,31 118,73
4 Desay 0,39 421,10 130,64 17,37 0,25 569,75
5 Inguisi 1,62 26,33 12,54 0,05 40,54
6 Kali Amin 0,02 1,42 17,14 18,58
7 Prafi Lismaungu 14,42 476,01 73,68 80,31 13,81 658,24
8 Mebji 0,51 70,42 14,51 85,43
9 Nimbay 0,64 0,64
10 Prafi Mulya 1,42 291,80 121,19 414,40
11 Udapi Hilir 5,33 576,27 369,37 62,96 0,61 1.014,54
12 Umbuy 3,26 119,92 4,99 0,01 128,18
13 Waseki Pop 1,71 28,18 14,71 0,02 44,62
LUAS SKL LERENG PRAFI 37,96 2.105,91 911,31 170,03 15,45 3.240,66
1 Desay 0,89 0,89
2 Dindey 1,31 130,27 145,14 15,04 1,36 293,11
3 Duwin 2,20 68,02 37,83 3,44 111,49
4 Ibuwau 27,25 177,11 42,25 12,91 259,53
5 Indisey 0,01 116,12 21,76 7,96 145,85
6 Indonbey 0,33 12,20 10,16 8,37 0,01 31,07
7 Madrat 2,85 105,30 40,04 3,89 0,86 152,95
8 Mebji 1,19 1,19
9 Meny 1,66 115,98 45,23 2,00 164,87
Warmare
10 Ngungguen 0,24 12,65 12,89
11 Nimbay 5,74 763,95 8,73 778,43
12 Prafi Mulya 2,55 2,55
13 Snaimboy 3,20 41,96 9,30 15,94 1,94 72,33
14 Sotea 19,28 423,37 88,29 25,55 556,49
15 Subsay 0,99 95,06 62,08 3,85 161,99
16 Umbuy 0,95 0,95
17 Umcen 1,53 3,85 5,35 0,87 1,17 12,77
18 Warmare 0,02 0,00 0,02
LUAS SKL LERENG WARMARE 66,62 2.071,41 516,18 99,82 5,33 2.759,36
LUAS WILAYAH KP WARMARE PRAFI 104,58 4.177,31 1.427,49 269,85 20,79 6.000,02

Sumber : Hasil Analisis, 2023

Dominasi kelas kemampuan lahan pada Kawasan WP Warmare - Prafi berada pada kelas
kemampuan lahan sangat rendah yaitu seluas 104,58 hektar , rendah seluas 4,177,31 hektar dan
kemampuan pengembangan kawasan terbangun tinggi seluas 269,85 hektar dan kawasan terbangun
sangat tinggi 20,79 hektar yang terdapat di semua kampung. Hal ini tentunya harus memperhatikan
aspek kemampuan lahan untuk pengembangan pada Kawasan Warmare - Prafi kedepannya.

BAB 4 - 66
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.39. Peta Kemampuan Lahan Kawasan WP Warmare – Prafi

Dari hasil analisa kemampuan lahan diatas, ternyata terdapat beberapa wilayah dengan
kemampuan lahan sedang yang berada di kawasan hutan terbatas dengan luasan yang tinggi. Beberapa
kampung dengan kemampuan lahan sedang yang berada di kawasan hutan terbatas.

4.4.8. Analisis Daya Dukung Lingkungan Fisik


Analisis daya dukung lingkungan bertujuan untuk menghitung kemampuan lingkungan hidup
dalam mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain dan keseimbangan antar keduanya
(UU No. 32 Tahun 2009). Sedangkan analisis daya tampung lingkungan bertujuan untuk menghitung
kemampuan lingkungan untuk menampung/menyerap zat energi dan atau komponen lain yang masuk
atau dimasukan di dalamnya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel dibawah:

BAB 4 - 67
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.23. Analisis Daya Dukung Kawasan WP Warmare – Prafi


Luas Lahan
Proporsi Lahan Prosentase
(Ha)
Luas Kawasan (ha) y 6,074.86 100
Kawasan Lindung x 1,133.75 18.66
Proporsi Lahan
Lahan Potensial a=(y-x) 4,941.11 81.34
Proporsi Lahan Terbangun eksisting b 1,068.42 17.59
Eksisting
Non Terbangun Eksisting c 5,006.44 82.41
Proporsi Lahan RTH 20%*y d 1,214.97 20.00
Non Lahan
10%*y e 607.49 10.00
Terbangun Cadangan

Lahan Sisa (setelah dikurangi


a-(d+e) f 3,118.65 51.34
RTH dan Cadangan)

Sarana &
20%*f g 623.73 10.27
Prasarana
Proporsi Lahan Kavling Besar 17%*(f-g) h 424.14 6.98
Terbangun
Kavling Sedang 34%*(f-g) i 848.27 13.96

Kavling Kecil 49%*(f-g) j 1,222.51 20.12


Sumber : Hasil Analisis, 2023

4.4.9. Analisis Daya Tampung Lingkungan Hidup


Kemampuan tumbuh kembang suatu wilayah dipengaruhi oleh lingkungan alam, penduduk
dan kegiatan sosial ekonominya. Analisis sebelumnya telah menganalisis lingkungan alam di wilayah
perencanaan yang berpotensi untuk dikembangan menjadi lahan terbangun. Berdasarkan Peraturan
Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dengan Hunian Berimbang, ditetapkan proporsi rumah
mewah, sedahg, dan rendah adalah 3:2:1 dengan ketentuan sebagai berikut:
Rumah mewah adalah rumah komersial dengan harga jual lebih besar dari 4 (empat) kali harga
jual rumah sederhana.
Rumah menengah adalah rumah komersial dengan harga jual lebih besar dari 1 (satu) sampai
dengan 4 (empat) kali harga jual rumah sederhana.
Rumah sederhana adalah rumah umum yang dibangun di atas tanah dengan luas kavling antara
60 m2 sampai dengan 200 m2 dengan luas lantai bangunan paling sedikit 36 m2 dengan harga
jual sesuai ketentuan pemerintah.
Berdasarkan hal tersebut, dapat destimasi dimana kavling rumah kecil sebesar 72 m2, kavling
sedang 250 m2 dan kavling besar 450 m2. Langkah berikutnya adalah mengetahui kemampuan
wilayah perencanaan dalam menampung penduduk dan kegiatan sosial ekonominya. Perhitungan

BAB 4 - 68
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

daya tampung tersebut berkaitan erat dengan proporsi penggunaan lahan potensial yang telah
dihitung di analisis sebelumnya. Berikut merupakan rumus daya tampung lahan.
Tabel 4.24. Konsep 1 Analisis Daya Tampung Kawasan Perencanaan WP Warmare - Prafi
Proporsi Perumahan Luas (ha)
Sarana & Prasarana 187,93
Kavling Besar (200 m2) 22,839
Proporsi Terbangun (ha)
Kavling Sedang (120 m2) 13,704
Kavling Kecil (54 m2) 45,678
Total Luas Perumahan 82.221
Asumsi Perumahan Kepadatan Tinggi (67 rumah/ha) * Kavling kecil 131,55
Asumsi Perumahan Kepadatan Sedang (40 rumah/ha) * Kavling
197,33
sedang
Asumsi Perumahan Kepadatan Rendah (10 rumah/ha) * Kavling
328,88
besar
Asumsi jumlah rumah (Unit) 657,77
Daya Tampung (4 jiwa/rumah) 328,397
Sumber : Hasil Analisis, 2023

Tabel 4.25. Konsep II Analisis Daya Tampung Kawasan Warmare - Prafi


Distirbusi Kedalam Jumlah BangunanBerdasarkan
Proporsi Lahan
Jenis Penduduk Proyeksi
Klasifika
No Kampung Arahan Pola Ruang permukiman SPU 20 % Utilitas 10 % Luas Optimal Pengembangan Tipe Jumlah Rumah (Unit) (Unit Rumah x Penduduk Tahun
Tipe Mewah Tipe Mewah Tipe Sederhana (54 si
Tipe Menengah (30%) Tipe Sederhana (50%) Menengah 4 Jiwa) 2044
(20%) (200 m2) m2)
(120 m2)
1 Nimbay 6.27 1.25 0.63 4.39 0.88 1.32 2.19 30 91 305 427 1,706 632
2 Prafi Kampung / Indise 17.24 3.45 1.72 12.07 2.41 3.62 6.03 419 251 838 1,508 6,033 647
3 Subsay 17.24 3.45 1.72 12.07 2.41 3.62 6.04 419 251 838 1,509 6,035 632
4 Meniy 7.22 1.44 0.72 5.06 1.01 1.52 2.53 176 105 351 632 2,528 654
5 Madrat 23.16 4.63 2.32 16.21 3.24 4.86 8.11 563 338 1,126 2,026 8,105 637
6 Dindey 29.57 5.91 2.96 20.70 4.14 6.21 10.35 719 431 1,437 2,587 10,349 666
7 Umcen 3.41 0.68 0.34 2.39 0.48 0.72 1.20 83 50 166 299 1,195 827
8 Warmare 3.41 0.68 0.34 2.39 0.48 0.72 1.20 83 50 166 299 1,195 820
9 Ngunggen 0.10 0.02 0.01 0.07 0.01 0.02 0.04 2 1 5 9 35 592
10 Snaimboy 8.66 1.73 0.87 6.06 1.21 1.82 3.03 210 126 421 758 3,030 414
11 Ibuwau 5.93 1.19 0.59 4.15 0.83 1.25 2.08 144 86 288 519 2,076 547 Dapat
12 Cening/Sotea 57.32 11.46 5.73 40.12 8.02 12.04 20.06 1,393 836 2,786 5,015 20,061 456 Menamp
13 Duwin Umsini 4.91 0.98 0.49 3.44 0.69 1.03 1.72 119 72 239 430 1,718 388 ung
14 Indobey 6.00 1.20 0.60 4.20 0.84 1.26 2.10 146 87 291 525 2,098 614 Pertumb
15 Waseki 15.31 3.06 1.53 10.71 2.14 3.21 5.36 372 223 744 1,339 5,357 1,971 uhan
16 Aimasi/Sp Iii Aimasi 59.93 11.99 5.99 41.95 8.39 12.58 20.97 1,457 874 2,913 5,244 20,974 2,248 Pendudu
17 Udapi Hilir 283.31 56.66 28.33 198.32 39.66 59.50 99.16 6,886 4,132 13,772 24,790 99,159 2,435 k
18 Desay 119.06 23.81 11.91 83.34 16.67 25.00 41.67 2,894 1,736 5,788 10,418 41,670 2,062
19 Prafi Mulia 113.67 22.73 11.37 79.57 15.91 23.87 39.78 2,763 1,658 5,525 9,946 39,784 2,115
20 Ingkwoisi 15.80 3.16 1.58 11.06 2.21 3.32 5.53 384 230 768 1,382 5,529 1,872
21 Umbui 4.47 0.89 0.45 3.13 0.63 0.94 1.56 109 65 217 391 1,563 1,879
22 Bogor 26.91 5.38 2.69 18.84 3.77 5.65 9.42 654 392 1,308 2,355 9,420 1,974
23 Kali Amin 17.04 3.41 1.70 11.92 2.38 3.58 5.96 414 248 828 1,491 5,962 2,005
24 Matoa 44.64 8.93 4.46 31.25 6.25 9.37 15.62 1,085 651 2,170 3,906 15,625 1,734
25 Lismaungu 34.28 6.86 3.43 24.00 4.80 7.20 12.00 833 500 1,666 3,000 11,999 2,007
26 Jouben/Mebji 14.83 2.97 1.48 10.38 2.08 3.11 5.19 360 216 721 1,297 5,190 1,712
WP Warmare Prafi 939.67 187.93 93.97 657.77 131.55 197.33 328.88 22,839 13,704 45,678 82,221 328,397 32,538

Sumber : Hasil Analisis, 2023

4.4.10. Analisis Kesesuaian Lahan


Analisis kesesuaian lahan dilakukan dengan cara mengoverlay arahan lahan berdasarkan
parameter fisik kemampuan lahan terhadap pemanfaatan lahan eksisting di Kawasan WP Warmare
- Prafi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 Teknik Analisis Aspek
Fisik & Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan
bahwa terdapat 7 parameter fisik dalam menganalisa kesesuaian lahan. Berikut merupakan Analisa
kesesuaian lahan Kawasan WP Warmare - Prafi berdasarkan parameter fisik Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007.

BAB 4 - 69
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.26. Kesesuaian Lahan Kawasan Warmare – Prafi


LUAS KESESUAIAN LAHAN (HA)
HUTAN PRODUKSI, PERTANIAN
PERTANIAN,
NO. DISTRIK KAMPUNG KAWASAN HUTAN RAKYAT, LAHAN KERING,
PERMUKIMAN TOTAL
LINDUNG PERKEBUNAN, PERKEBUNAN,
PERKOTAAN
PERMUKIMAN PERMUKIMAN
1 Aimasi 88,24 88,24
2 Bedip Matoa 57,25 1,51 58,76
3 Bogor 118,73 118,73
4 Desay 569,75 569,75
5 Inguisi 40,54 40,54
6 Kali Amin 18,58 18,58
7 Prafi Lismaungu 10,45 633,64 14,15 658,24
8 Mebji 85,43 85,43
9 Nimbay 0,64 0,64
10 Prafi Mulya 414,40 414,40
11 Udapi Hilir 1.014,54 1.014,54
12 Umbuy 1,46 126,73 128,18
13 Waseki Pop 44,62 44,62
LUAS SKL LAHAN PRAFI 11,90 3.213,10 14,15 1,51 3.240,66
1 Desay 0,89 0,89
2 Dindey 288,81 4,30 293,11
3 Duwin 89,42 22,07 111,49
4 Ibuwau 24,58 230,37 4,58 259,53
5 Indisey 145,85 145,85
6 Indonbey 26,00 5,07 31,07
7 Madrat 152,95 152,95
8 Mebji 1,19 1,19
9 Meny 153,38 11,49 164,87
Warmare
10 Ngungguen 12,89 12,89
11 Nimbay 778,43 778,43
12 Prafi Mulya 2,55 2,55
13 Snaimboy 54,55 13,58 4,21 72,33
14 Sotea 15,90 534,21 0,82 5,56 556,49
15 Subsay 111,72 50,27 161,99
16 Umbuy 0,95 0,95
17 Umcen 11,26 1,51 12,77
18 Warmare 0,02 0,02
LUAS SKL LAHAN WARMARE 40,48 2.595,43 20,98 102,47 2.759,36
LUAS WILAYAH KP WARMARE PRAFI 52,38 5.808,53 35,13 103,98 6.000,02

Sumber : Hasil Analisis, 2023

BAB 4 - 70
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.40. Peta Hasil Analisis Kesesuaian Lahan Kawasan WP Warmare – Prafi

4.5. ANALISIS SOSIAL BUDAYA


Analisis dilakukan untuk mengkaji kondisi sosial budaya masyarakat yang mempengaruhi
pengembangan wilayah perencanaan seperti elemen-elemen kota yang memiliki nilai historis dan
budaya yang tinggi (urban heritage, langgam arsitektur, landmark kota) serta modal sosial dan budaya
yang melekat pada masyarakat (adat istiadat) yang mungkin menghambat ataupun mendukung
pembangunan, tingkat partisipasi/peran serta masyarakat dalam pembangunan, kepedulian
masyarakat terhadap lingkungan, dan pergeseran nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
setempat.
Kawasan WP Warmare - Prafi adalah salah satu wilayah yang memiliki potensi besar dalam
hal kegiatan sosial yang berhubungan dengan partisipasi pembangunan dan adat istiadat setempat.
Potensi-potensi tersebut bisa mencakup beberapa kegiatan sosial seperti::
Terdapat balai perkumpulan suku adat budaya berupa bangunan balai pertemuan yang bertema
budaya dan lingkungan;
Pemberdayaan Masyarakat Lokal: Melalui kegiatan seperti pelatihan keterampilan, pendidikan,
dan pelatihan usaha kecil, masyarakat setempat dapat diberdayakan untuk aktif berpartisipasi
dalam pembangunan lokal. Ini dapat membantu meningkatkan taraf hidup dan penghasilan
mereka.

BAB 4 - 71
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Pelestarian Budaya dan Adat Istiadat: Wilayah ini mungkin memiliki adat istiadat dan budaya
yang unik. Kegiatan yang mendukung pelestarian budaya, seperti festival, pertunjukan seni, dan
lokakarya tentang tradisi lokal, dapat mempromosikan identitas budaya dan memperkuat rasa
kebanggaan masyarakat terhadap warisan budaya mereka.
Ekowisata: Kawasan ini mungkin memiliki keindahan alam yang menakjubkan, seperti pantai,
hutan, atau situs sejarah. Memanfaatkan potensi ekowisata dapat menghasilkan pendapatan
tambahan bagi masyarakat setempat dan membantu dalam pelestarian lingkungan.
Program Kesejahteraan Sosial: Masyarakat yang kurang mampu mungkin membutuhkan
program-program bantuan sosial seperti pangan, pendidikan, kesehatan, dan perumahan.
Mendorong partisipasi masyarakat dalam program-program ini dapat membantu meningkatkan
kualitas hidup mereka.
Pembangunan Infrastruktur Lokal: Memperbaiki dan mengembangkan infrastruktur lokal seperti
jalan, jembatan, air bersih, dan listrik merupakan bagian penting dari pembangunan. Partisipasi
masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek infrastruktur ini dapat meningkatkan
aksesibilitas dan kualitas hidup mereka.
Pengembangan Agribisnis dan Peternakan: Jika wilayah ini memiliki potensi pertanian atau
peternakan, maka pengembangan agribisnis dan peternakan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat dan memajukan sektor pertanian lokal.
Pendidikan dan Pelatihan: Kegiatan pendidikan dan pelatihan dapat membantu meningkatkan
kualifikasi tenaga kerja setempat, sehingga mereka lebih siap untuk berkontribusi dalam
pembangunan lokal dan global.
Kegiatan Sosial Berkelanjutan: Penting untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan ini
berkelanjutan dan memperhitungkan dampak lingkungan. Dalam mengembangkan potensi di
Kawasan Warmare - Prafi, perlu juga diperhatikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi,
pelestarian lingkungan, dan keberlanjutan sosial.
Penting untuk melibatkan masyarakat setempat dalam perencanaan dan pelaksanaan semua
kegiatan ini sehingga mereka merasa memiliki dan mendukung pembangunan yang terjadi di
wilayah mereka.
Terkait kegiatan/partisipasi masyrakat dalam aspek pembangunan pada WP Warmare - Prafi,
diimplementasikan dengan pelaksanaan perbaikan sarana dan prasarana dalam lingkup
Dusun/RT/RW dalam bentuk “Kerja Bakti” untuk tujuan perbaikan sarana dan prasarana
maupun perbaikan kualitas lingkungan.

Penting untuk melibatkan masyarakat setempat dalam perencanaan dan pelaksanaan semua kegiatan
ini sehingga mereka merasa memiliki dan mendukung pembangunan yang terjadi di wilayah mereka.

BAB 4 - 72
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.41. Analisis Sosial Kawasan WP Warmare – Prafi

4.6. ANALISIS KEPENDUDUKAN


Analisis yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendapatkan proyeksi perubahan
demografi seperti pertumbuhan dan komposisi jumlah penduduk serta kondisi sosial kependudukan
dalam memberikan gambaran struktur dan karakteristik penduduk. Hal ini berhubungan erat dengan
potensi dan kualitas penduduk, mobilisasi, tingkat pelayanan dan penyediaan kebutuhan sektoral
(sarana, prasarana maupun utilitas minimum). Selain itu analisis terhadap penyebaran dan
perpindahan penduduk dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan memberikan gambaran dan
arahan kendala serta potensi sumber daya manusia untuk keberlanjutan pengembangan, interaksi,
dan integrasi dengan daerah di luar Kawasan Perencanaan. Analisis dilakukan dengan
mempertimbangkan proyeksi demografi terhadap batasan daya dukung dan daya tampung Kawasan
Perencanaan dalam jangka waktu rencana. Analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam
penyusunan RDTR dan peraturan zonasi.

BAB 4 - 73
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.6.1. Analisis Proyeksi Penduduk


Berbagai literature menyatakan proyeksi penduduk sebagai prediksi (ramalan) yang
didasarkan pada asumsi rational tertentu yang dibangun untuk kecenderungan masa yang akan datang
dengan menggunakan peralatan statistic atau perhitungan matematik. Untuk perhitungan penduduk
yang digunakan dalam analisa kali ini merupakan model ekstrapolasi trend. Untuk rumus
perhitungannya adalah sebagai berikut :
Model Aritmetik
𝑷𝒏 = 𝑷𝟎 𝒙 (𝟏 + 𝒓. 𝒏)
𝑷𝒏 = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐾𝑒 − 𝑛
𝑷𝟎 = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑎𝑟𝑢
𝒓 = 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
𝒏 = 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
Model Geometrik
𝑷𝒏 = 𝑷𝟎 𝒙 (𝟏 + 𝒓)𝒏
𝑷𝒏 = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐾𝑒 − 𝑛
𝑷𝟎 = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑎𝑟𝑢
𝒓 = 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
𝒏 = 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
Model Eksponensial
𝑷𝒏 = 𝑷𝟎 𝒙 𝒆𝒓.𝒏
𝑷𝒏 = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐾𝑒 − 𝑛
𝑷𝟎 = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑎𝑟𝑢
𝒓 = 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
𝒏 = 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
𝒆 = 𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 (2,72)

BAB 4 - 74
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Jumlah Penduduk (Jiwa)


No Kampung R R1
2018-2019 2019-2020 2020-2021 2021-2022
1 Nimbay 0,02 0,01 0,00 0,11 0,045694 0,013996
2 Prafi Kampung / Indise 0,01 0,02 - 0,00 0,18 0,070453 0,016057
3 Subsay 0,03 0,00 0,01 0,10 0,044460 0,017140
4 Meniy 0,02 0,01 0,00 0,17 0,064862 0,014217
5 Madrat 0,01 0,01 - 0,21 0,075479 0,008300
6 Dindey 0,09 0,00 0,01 0,12 0,072761 0,048094
7 Umcen 0,02 0,00 0,00 0,08 0,033164 0,010332
8 Warmare 0,03 0,00 0,84 0,07 0,034865 0,014968
9 Ngunggen 0,01 0,01 0,01 0,11 0,043293 0,009923
10 Snaimboy 0,01 0,01 0,00 0,17 0,063300 0,012426
11 Ibuwau 0,01 0,00 0,01 0,41 0,140828 0,006798
12 Cening/Sotea 0,03 0,01 0,01 0,32 0,118767 0,018150
13 Duwin Umsini 0,03 0,00 0,00 0,07 0,035263 0,019719
14 Indobey 0,04 0,00 0,01 0,53 0,190990 0,022536
15 Waseki 0,02 0,02 0,06 0,03 0,022105 0,019668
16 Aimasi/Sp Iii Aimasi 0,02 0,03 0,04 0,03 0,025313 0,022949
17 Udapi Hilir 0,05 0,03 0,12 0,03 0,036451 0,040088
18 Desay 0,00 0,01 0,14 0,07 0,028683 0,006188
19 Prafi Mulia 0,02 0,00 0,10 0,10 0,043638 0,014198
20 Ingkwoisi 0,02 0,09 0,03 0,07 0,059142 0,052645
21 Umbui 0,02 0,02 0,04 0,05 0,030167 0,020179
22 Bogor 0,01 0,01 0,03 0,12 0,045905 0,009170
23 Kali Amin 0,02 0,01 0,09 0,08 0,034895 0,012882
24 Matoa 0,06 0,02 0,08 0,02 0,031282 0,038834
25 Lismaungu 0,02 0,02 0,09 0,11 0,049744 0,018156
26 Jouben/Mebji 0,13 0,02 0,07 0,06 0,068019 0,072679
WP Warmare Prafi 0,029028 0,014071 0,068388 0,131076 0,058059 0,021550

Sumber : Hasil Analisa 2023

Berdasarkan hasil analisis menggunakan perbandingan 3 (tiga) metode diatas, metode yang
cocok digunakan dalam memproyeksikan jumlah penduduk Kawasan WP Warmare - Prafi adalah
Metode Eksponensial. Hal ini dikarenakan metode lainnya seperti geometrik memiliki hasil yang tidak
logis, selain itu metode eksponensial juga memiliki hasil yang logis dan memiliki lonjakan penduduk
yang tidak bisa dikatakan rasional. Berdasarkan metode tersebut Kawasan Warmare - Prafi. Berikut
adalah hasil analisis proyeksi penduduk by trend di tiap batas administrasi yaitu kampung:

BAB 4 - 75
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.27. Jumlah Penduduk Kawasan Perencanaan WP Warmare - Prafi


Jumlah Penduduk (Jiwa)
No Distrik Kampung Jumlah Rata-rata
2018 2019 2020 2021 2022
1 Warmare Nimbay 320 327 329 330 366 1.672 334
2 Warmare Prafi Kampung / Indise 309 313 319 318 375 1.634 327
3 Warmare Subsay 320 330 331 333 366 1.680 336
4 Warmare Meniy 315 322 324 325 379 1.665 333
5 Warmare Madrat 300 303 305 305 369 1.582 316
6 Warmare Dindey 311 340 341 344 386 1.722 344
7 Warmare Umcen 434 441 443 444 479 2.241 448
8 Warmare Warmare 233 239 240 442 475 1.629 326
9 Warmare Ngunggen 301 305 307 309 343 1.565 313
10 Warmare Snaimboy 200 203 205 206 240 1.054 211
11 Warmare Ibuwau 220 222 223 225 317 1.207 241
12 Warmare Cening/Sotea 192 198 199 200 264 1.053 211
13 Warmare Duwin Umsini 202 209 210 211 225 1.057 211
14 Warmare Indobey 221 230 231 233 356 1.271 254
15 Prafi Waseki 1.007 1.026 1.047 1.112 1.142 5.334 1.067
16 Prafi Aimasi/Sp Iii Aimasi 1.164 1.184 1.218 1.265 1.303 6.134 1.227
17 Prafi Udapi Hilir 1.127 1.186 1.219 1.371 1.411 6.314 1.263
18 Prafi Desay 968 970 980 1.113 1.195 5.226 1.045
19 Prafi Prafi Mulia 982 1.005 1.010 1.112 1.226 5.335 1.067
20 Prafi Ingkwoisi 889 905 984 1.012 1.085 4.875 975
21 Prafi Umbui 957 973 996 1.037 1.089 5.052 1.010
22 Prafi Bogor 977 985 995 1.022 1.144 5.123 1.025
23 Prafi Kali Amin 965 982 990 1.077 1.162 5.176 1.035
24 Prafi Matoa 851 902 918 989 1.005 4.665 933
25 Prafi Lismaungu 928 943 962 1.045 1.163 5.041 1.008
26 Prafi Jouben/Mebji 765 862 878 937 992 4.434 887
KP Warmare - Prafi 15.458 15.905 16.204 17.317 18.857 83.741 16.748

Sumber : Hasil Analisis, 2023

Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa, Kampung Udapi Hilir menjadi Kampung
dengan esitmasi jumlah penduduk terbesar pada tahun 2022, yaitu sebanyak 6.314 Jiwa dan menjadi
Kampung yang memiliki jumlah penduduk terbesar pada Kawasan perencanaan Warmare - Prafi.
Sedangkan dari hasil proyeksi Model Aritmatik penduduk terbesar adalah Kampung Indobey
Tabel 4.28. Hasil Proyeksi Penduduk Kawasan WP Warmare - Prafi Tahun 2024 - 2044
Model Aritmatik

Sumber : Hasil Analisa 2023

BAB 4 - 76
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Model Geometrik
Jumlah Penduduk (Jiwa) Proyeksi Geomterik
No Diistrik Desa/Kelurahan Jumlah Rata-rata
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2029 2034 2039 2044
1 Warmare Nimbay 320 327 329 330 366 1.672 0,02510604 335 366 435 493 558 632
2 Warmare Prafi Kampung / Indise 309 313 319 318 375 1.634 0,02510604 323 375 446 505 572 647
3 Warmare Subsay 320 330 331 333 366 1.680 0,02510604 339 366 435 493 558 632
4 Warmare Meniy 315 322 324 325 379 1.665 0,02510604 330 379 451 510 578 654
5 Warmare Madrat 300 303 305 305 369 1.582 0,02510604 308 369 439 497 562 637
6 Warmare Dindey 311 340 341 344 386 1.722 0,02510604 361 386 459 520 588 666
7 Warmare Umcen 434 441 443 444 479 2.241 0,02510604 449 479 570 645 730 827
8 Warmare Warmare 233 239 240 442 475 1.629 0,02510604 449 475 565 640 724 820
9 Warmare Ngunggen 301 305 307 309 343 1.565 0,02510604 312 343 408 462 523 592
10 Warmare Snaimboy 200 203 205 206 240 1.054 0,02510604 209 240 285 323 366 414
11 Warmare Ibuwau 220 222 223 225 317 1.207 0,02510604 227 317 377 427 483 547
12 Warmare Cening/Sotea 192 198 199 200 264 1.053 0,02510604 204 264 314 355 402 456
13 Warmare Duwin Umsini 202 209 210 211 225 1.057 0,02510604 215 225 268 303 343 388
14 Warmare Indobey 221 230 231 233 356 1.271 0,02510604 238 356 423 479 543 614
15 Prafi Waseki 1.007 1.026 1.047 1.112 1.142 5.334 0,02510604 1.134 1.142 1.358 1.538 1.741 1.971
16 Prafi Aimasi/Sp Iii Aimasi 1.164 1.184 1.218 1.265 1.303 6.134 0,02510604 1.294 1.303 1.550 1.755 1.986 2.248
17 Prafi Udapi Hilir 1.127 1.186 1.219 1.371 1.411 6.314 0,02510604 1.426 1.411 1.678 1.900 2.151 2.435
18 Prafi Desay 968 970 980 1.113 1.195 5.226 0,02510604 1.120 1.195 1.422 1.609 1.822 2.062
19 Prafi Prafi Mulia 982 1.005 1.010 1.112 1.226 5.335 0,02510604 1.128 1.226 1.458 1.651 1.869 2.115
20 Prafi Ingkwoisi 889 905 984 1.012 1.085 4.875 0,02510604 1.065 1.085 1.291 1.461 1.654 1.872
21 Prafi Umbui 957 973 996 1.037 1.089 5.052 0,02510604 1.058 1.089 1.295 1.466 1.660 1.879
22 Prafi Bogor 977 985 995 1.022 1.144 5.123 0,02510604 1.031 1.144 1.361 1.540 1.744 1.974
23 Prafi Kali Amin 965 982 990 1.077 1.162 5.176 0,02510604 1.091 1.162 1.382 1.565 1.771 2.005
24 Prafi Matoa 851 902 918 989 1.005 4.665 0,02510604 1.027 1.005 1.195 1.353 1.532 1.734
25 Prafi Lismaungu 928 943 962 1.045 1.163 5.041 0,02510604 1.064 1.163 1.383 1.566 1.773 2.007
26 Prafi Jouben/Mebji 765 862 878 937 992 4.434 0,02510604 1.005 992 1.180 1.336 1.512 1.712
WP Warmare - Prafi 15.458 15.905 16.204 17.317 18.857 83.741 0,02510604 17.739 18.857 22.431 25.392 28.744 32.538

Sumber Hasil Analisa 2023

BAB 4 - 77
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.29. Hasil Proyeksi Penduduk Kawasan WP Warmare - Prafi Tahun 2024 - 2044
eksponensial
Jumlah Penduduk (Jiwa) Proyeksi Eksponensial
No Distrik Kampung Jumlah Rata-rata
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2029 2034 2039 2044
1 Warmare Nimbay 320 327 329 330 366 1.672 0,02510604 335 366 436 495 561 636
2 Warmare Prafi Kampung / Indise 309 313 319 318 375 1.634 0,01436337 323 375 414 445 478 513
3 Warmare Subsay 320 330 331 333 366 1.680 0,00512632 339 366 379 389 399 410
4 Warmare Meniy 315 322 324 325 379 1.665 0,00798373 330 379 401 417 434 451
5 Warmare Madrat 300 303 305 305 369 1.582 0,04938660 308 369 517 658 837 1.066
6 Warmare Dindey 311 340 341 344 386 1.722 0,00488440 361 386 399 409 419 430
7 Warmare Umcen 434 441 443 444 479 2.241 0,01898918 449 479 546 600 660 725
8 Warmare Warmare 233 239 240 442 475 1.629 0,00317489 449 475 486 493 501 509
9 Warmare Ngunggen 301 305 307 309 343 1.565 0,00911239 312 343 365 382 400 419
10 Warmare Snaimboy 200 203 205 206 240 1.054 0,00967487 209 240 257 269 283 297
11 Warmare Ibuwau 220 222 223 225 317 1.207 0,02173764 227 317 368 410 457 509
12 Warmare Cening/Sotea 192 198 199 200 264 1.053 0,06164471 204 264 401 541 730 984
13 Warmare Duwin Umsini 202 209 210 211 225 1.057 0,04883621 215 225 314 399 506 642
14 Warmare Indobey 221 230 231 233 356 1.271 0,03475079 238 356 452 536 636 755
15 Prafi Waseki 1.007 1.026 1.047 1.112 1.142 5.334 0,03437193 1.134 1.142 1.447 1.713 2.028 2.402
16 Prafi Aimasi/Sp Iii Aimasi 1.164 1.184 1.218 1.265 1.303 6.134 0,05727637 1.294 1.303 1.924 2.542 3.359 4.437
17 Prafi Udapi Hilir 1.127 1.186 1.219 1.371 1.411 6.314 0,02863502 1.427 1.411 1.719 1.980 2.280 2.626
18 Prafi Desay 968 970 980 1.113 1.195 5.226 0,02863502 1.120 1.195 1.456 1.677 1.931 2.224
19 Prafi Prafi Mulia 982 1.005 1.010 1.112 1.226 5.335 0,02863502 1.128 1.226 1.494 1.720 1.981 2.282
20 Prafi Ingkwoisi 889 905 984 1.012 1.085 4.875 0,02863502 1.067 1.085 1.322 1.523 1.753 2.019
21 Prafi Umbui 957 973 996 1.037 1.089 5.052 0,02863502 1.058 1.089 1.327 1.528 1.760 2.027
22 Prafi Bogor 977 985 995 1.022 1.144 5.123 0,02863502 1.031 1.144 1.394 1.605 1.849 2.129
23 Prafi Kali Amin 965 982 990 1.077 1.162 5.176 0,02863502 1.091 1.162 1.416 1.631 1.878 2.162
24 Prafi Matoa 851 902 918 989 1.005 4.665 0,02863502 1.028 1.005 1.225 1.410 1.624 1.870
25 Prafi Lismaungu 928 943 962 1.045 1.163 5.041 0,02863502 1.064 1.163 1.417 1.632 1.879 2.164
26 Prafi Jouben/Mebji 765 862 878 937 992 4.434 0,02863502 1.008 992 1.209 1.392 1.603 1.846
WP Warmare - Prafi 15.458 15.905 16.204 17.317 18.857 83.741 0,02664499 17.747 18.857 23.087 26.799 31.227 36.534

Sumber : Hasil Analisa 2023

Sumber Hasil Analisa 2023


LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.6.2. Analisis Kepadatan Penduduk


Setelah mengetahui metode proyeksi yang dipakai untuk data dasar menghitung proyeksi
kepadatan, maka akan dihitung terkait dengan kepadatan penduduk . Kepadatan penduduk adalah
suatu keadaan yang dikatakan semakin padat bila jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu
semakin banyak dibandingkan dengan luas ruangannya (Sarwono, 1992). Kepadatan penduduk adalah
perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah yang dihuni (Mantra,2007). Kepadatan
penduduk merupakan indikator dari pada tekanan penduduk disuatu daerah. Kepadatan di suatu
daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditempati dinyatakan dengan banyaknya penduduk per
kilometer persegi. Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑆𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑊𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ (𝐽𝑖𝑤𝑎)


𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑊𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ (𝐻𝑎)

Terkait dengan kepadatan penduduk di Kawasan WP Warmare - Prafi, maka dipergunakan


kepadatan penduduk berdasarkan luas wilayah di luar kawasan hutan. Hal ini dikarenakan wilayah
perencanaan merupakan wilayah yang memiliki dominasi kawasan hutan. Untuk lebih jelas terkait
dengan perhitungan kepadatan penduduk netto pada Wilayah Perencanaan Kawasan Warmare -
Prafi, dapat dilihat pada Tabel dibawah :
Tabel 4.30. Estimasi Kepadatan Penduduk Kawasan WP Warmare - Prafi (Netto)

Sumber : Hasil Analisis, 2023

BAB 4 - 79
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.42. Peta Kepadatan Penduduk KP Warmare-Prafi

4.6.3. Analisis Migrasi


Analisis migrasi pada Kawasan WP Warmare - Prafi akan menguraikan terkait dengan
gambaran awal besaran perpindahan penduduk yang datang dan keluar pada Kabupaten Manokwari
(dirinci per Distrik). Diketahui bahwa besaran penduduk yang datang pada Kawasan WP Warmare
- Prafi adalah sebesar 5.808 jiwa dan penduduk yang pergi dari Distrik Warmare - Prafi dan menuju
daerah lain adalah sebesar 5.047 jiwa. Dominasi perpindahan penduduk Distrik Warmare - Prafi
adalah penduduk yang datang menuju Kota Manokwari ataupun ke Kabupaten/Kota Sorong maupun
dari provinsi lain menunu ke Di Distrik Prafi. Hal ini dapat ditarik beberapa point penjelasan,
diantaranya adalah :
Kawasan WP Warmare - Prafi memiliki kegiatan perekonomian eksisting yang dapat
mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah Kawasan Warmare - Prafi, maupun Kabupaten
Manokwari. (Hal ini secara eksisting pada Kawasan Warmare - Prafi sudah terakomodir dengan
adanya pertokoan ruko dan mini market yang sedang berkembang).
Kawasan WP Warmare - Prafi memiliki peluang kerja yang relatif tinggi dibandingkan dengan
daerah sekitarnya.

BAB 4 - 80
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peluang kerja di suatu wilayah, termasuk:
1. Sumber daya alam: Jika wilayah ini memiliki sumber daya alam yang bernilai seperti pertanian,
pertambangan, atau kehutanan, maka ada potensi bagi lapangan kerja terkait.
2. Pertumbuhan Ekonomi: Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan dapat
menciptakan peluang kerja. Jika ada investasi dalam sektor-sektor seperti manufaktur,
pariwisata, atau jasa, ini dapat menciptakan lapangan kerja.
3. Pendidikan dan Keterampilan: Ketersediaan tenaga kerja yang terampil dan berpendidikan
bisa menjadi faktor penting dalam menarik investasi dan menciptakan peluang kerja.
4. Kebijakan Pemerintah: Kebijakan pemerintah, seperti insentif perpajakan atau dukungan
untuk pengembangan usaha kecil dan menengah, dapat mempengaruhi peluang kerja di suatu
daerah.
5. Infrastruktur: Ketersediaan infrastruktur seperti jalan, listrik, dan telekomunikasi dapat
memengaruhi peluang kerja karena bisa memudahkan bisnis dan industri untuk berkembang.
6. Stabilitas Sosial dan Politik: Stabilitas sosial dan politik di suatu daerah penting dalam menarik
investasi dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk peluang kerja.
Dari ke-3 point penjelasan diatas tentunya dapat dioptimalkan menjadi potensi dan dapat
mendukung pengembangan kegiatan perkotaan pada Kawasan WP Warmare - Prafi.
Terkait dengan besaran perpindahan penduduk yang dirinci per kecamatan pada Kabupaten
Manokwari, dapat dilihat pada Tabel dibawah :
Tabel 4.31. Besaran Perpindahan Penduduk Per Distrik Kawasan Perencanaan
Warmare-Prafi di Kab. Manokwari
Luas Wilayah Estimasi Penduduk Penduduk
No Distrik Kampung Perencanaan Kepadatan Penduduk
(Ha) Lahir Mati Datang Pergi Akhir Tahun 2022
1 Warmare Nimbay 778,4321 0,47 116 22 261 122 366
2 Warmare Prafi Kampung / Indise 145,8465 2,57 125 22 270 125 375
3 Warmare Subsay 161,9853 2,26 116 22 261 122 366
4 Warmare Meniy 164,8724 2,30 129 22 274 126 379
5 Warmare Madrat 152,9496 2,41 119 22 264 123 369
6 Warmare Dindey 293,1101 1,32 136 23 281 129 386
7 Warmare Umcen 12,7652 37,52 229 28 374 160 479
8 Warmare Warmare 0,023 21.063 225 28 370 158 475
9 Warmare Ngunggen 12,8856 26,62 93 20 238 114 343
10 Warmare Snaimboy 72,3329 3,32 - 10 14 135 80 240
11 Warmare Ibuwau 259,530 1,22 67 19 212 106 317
12 Warmare Cening/Sotea 556,4914 0,47 14 16 159 88 264
13 Warmare Duwin Umsini 111,4884 2,02 - 25 13 120 75 225
14 Warmare Indobey 31,0724 11,46 106 21 251 119 356
15 Prafi Waseki 44,6231 25,59 892 67 1.037 381 1.142
16 Prafi Aimasi/Sp Iii Aimasi 88,2402 14,77 1.053 77 1.198 434 1.303
17 Prafi Udapi Hilir 1.014,5385 1,39 1.161 83 1.306 470 1.411
18 Prafi Desay 570,6408 2,09 945 70 1.090 398 1.195
19 Prafi Prafi Mulia 416,9495 2,94 976 72 1.121 409 1.226
20 Prafi Ingkwoisi 40,5400 26,76 835 64 980 362 1.085
21 Prafi Umbui 129,1340 8,43 839 64 984 363 1.089
22 Prafi Bogor 118,7306 9,64 894 67 1.039 381 1.144
23 Prafi Kali Amin 18,5821 62,53 912 68 1.057 387 1.162
24 Prafi Matoa 58,7628 17,10 755 59 900 335 1.005
25 Prafi Lismaungu 658,2364 1,77 913 68 1.058 388 1.163
26 Prafi Jouben/Mebji 86,6163 11,45 742 58 887 331 992
Kawasan Perencanaan Warmare Prafi 15.757,38 21.199 4.546 517 7.011 2.932 8.796

Sumber : Hasil Analisis, 2023

BAB 4 - 81
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.6.4. Analisis Sosial Kawasan Perencanaan WP Warmare - Prafi


Analisis sosial pada Kawasan WP Warmare - Prafi diantaranya melihat dari struktur mata
pencaharian penduduk. Jenis mata pencaharian pada Kawasan Warmare - Prafi ditinjau dari lingkup
Distrik yang ada di Kabupaten Manokwari didominasi oleh sektor pertanian yaitu sebanyak 2.475
jiwa. Selain penduduk yang bekerja pada sektor pertanian juga terdapat sektor lain yang mendominasi
Distrik dalam aspek mata pencaharian, diantaranya adalah :
Pekerja Lainnya sebanyak 32.606 jiwa;
Mengurus Rumah Tangga sebanyak 22.784 jiwa;
Perdagangan sebanyak 15.715 jiwa;
Wirasawasta sebanyak 18.893 jiwa; dan
Karyawan swasta sebanyak 45.968 jiwa.
Untuk tabel panjang terkait dengan jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di
Kabupaten Manokwari, dapat dilihat pada Gambar dibawah :
Tabel 4.32. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian WP Warmare - Prafi
Jenis Pekerjaan Distrik.Warmare - Prafi (Jiwa) Prosentase % Kab. Manokwari (Jiwa) %
Petani 1,165 6.2 3,680 1.9
Pelajar Mahasiswa 84 0.4 6,381 3.3
Belum/Tidak Bekerja 1,159 6.1 5,795 3.0
Mengurus Rumah Tangga 1,177 6.2 22,784 11.8
Wiraswasta 762 4.0 18,893 9.8
Karyawan Swasta 1,656 8.8 15,715 8.2
Pekerjaan Lainnya 987 5.2 28,606 14.8
Perdagangan Grosir 3,310 17.6 40,900 21.2
PNS 531 2.8 8,983 4.7
Pensiunan 793 4.2 6,786 3.5
Petani/Tukang kebun 1,934 10.3 2,949 1.5
Industri/Pergudangan 175 0.9 3,164 1.6
Penggali Tambang 256 1.4 851 0.4
Buruh Harian Lepas 190 1.0 6,307 3.3
Guru 224 1.2 1,208 0.6
Transportasi 131 0.7 1,806 0.9
Konstruksi 102 0.5 1,804 0.9
Perangkat Kampung/Distrik 126 0.7 894 0.5
Sopir 131 0.7 962 0.5
Karyawan Honorer 71 0.4 1946 1.0
TNI 125 0.7 901 0.5
Peternak 133 0.7 1906 1.0
POLRI 126 0.7 929 0.5
Tukang Batu 132 0.7 887 0.5
Karyawan BUMN 84 0.4 835 0.4
Tukang Kayu 530 2.8 848 0.4
Pedagang 2468 13.1 3987 2.1
Perawat 105 0.6 646 0.3
Tukang Jahit 17 0.1 528 0.3
Pembantu Rumah Tangga 152 0.8 604 0.3
Prakter Dokter 21 0.1 178 0.1
Jumlah 18,857 100 192,663 100

Sumber : Disdukcapil Kab. Manokwari, 2022

BAB 4 - 82
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Sektor yang mendominasi Kawasan Warmare - Prafi ditinjau dari jumlah penduduk atau
tenaga kerja yang berperan didalamnya adalah sektor karyawan swasta yaitu sebanyak sebanyak
45.968 jiwa dan pekerja lainnya 32.606 jiwa.
Terdapat beberapa kegiatan sosial yang berhubungan langsung dengan partisipasi
pembangunan maupun adat istiadat setempat yang mampu dikemas sebagai potensi, Kawasan
Warmare - Prafi memiliki beberapa potensi, diantaranya adalah :
Terdapat objek wisata Taman Rekreasi Kolam Pancing, Pemandian, dan Penginapan Manneken
Prafi Warmare - Prafi”.;
Salah satu tradisi yang melekat kuat dalam diri Suku Hatam adalah tradisi penguasaan tanah
tertentu. Di masa lampau, mereka akan mengklaim suatu daerah tertentu yang tidak bertuan
sebagai wilayahnya. Daerah tersebut kemudian akan ditandai dengan simbol atau batas-batas
tertentu, seperti gunung, sungai, dan lembah yang kemudian akan diberitahukan kepada orang
lain yang datang kemudian hari. Pemberitahuan kepada orang lain tersebut adalah proses
pernyataan legalisasi hak tuan tanah (pemilik tanah) kepada orang lain sekalipun
Terkait kegiatan/partisipasi masyrakat dalam aspek pembangunan pada Kawasan Warmare -
Prafi, diimplementasikan dengan pelaksanaan perbaikan sarana dan prasarana dalam lingkup
kampung dalam bentuk “Kerja Bakti” untuk tujuan perbaikan sarana dan prasarana maupun
perbaikan kualitas lingkungan.
Sementara dalam hal gaya hidup, suku Arfak di Distrik Prafi adalah suku yang bangga dengan
Identitas Kesukuan. Bila orang Arfak keluar dari daerahnya, mereka tidak segan mengaku sebagai
bagian dari suku besar Suku Arfak. Dari segi bahasa, Suku Arfak yang memiliki empat sub anak
suku memiliki bahasa yang berbeda, kecuali Suku Hatam dan Moilei masih memiliki kemiripan
penggunaan tata bahasa dengan Suku Arfak induknya.

Gambar 4.43. Analisis Sosial Kawasan WP Warmare - Prafi

BAB 4 - 83
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.7. ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN


Dalam mewujudkan ekonomi Kawasan yang berkelanjutan melalui keterkaitan ekonomi
lokal dalam sistem ekonomi kota, regional, nasional, maupun internasional, analisis ekonomi
dilakukan dengan menemukenali struktur ekonomi, pola persebaran pertumbuhan ekonomi, potensi,
peluang dan permasalahan perekonomian wilayah kota untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang
baik, terjadinya investasi dan mobilisasi dana yang optimal.
Analisis diarahkan untuk menciptakan keterkaitan intra-regional (antar kawasan/kawasan
perkotaan/perdesaan/kabupaten/kota) maupun inter-regional sehingga teridentifikasi sektor-sektor
riil unggulan, dan solusi-solusi secara ekonomi yang mampu memicu peningkatan ekonomi wilayah
kota. Analisis diharapkan dapat membaca potensi ekonomi lokal terhadap pasar regional, nasional
maupun global. Dari analisis ini, diharapkan diperoleh karakteristik perekonomian wilayah
perencanaan dan ciri-ciri ekonomi kawasan dengan mengidentifikasi basis ekonomi, sektor-sektor
unggulan, besaran kesempatan kerja, pertumbuhan dan disparitas pertumbuhan ekonomi di Kawasan
Perencanaan. Analisis ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan RDTR. Untuk
perhitungan analisis ekonomi pada WP Warmare - Prafi akan menggunakan metode LQ(Location
Quotient).

4.7.1. Analisis LQ
Analisis location quotient (LQ) merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat spesialisasi sektor-sektor ekonomi disuatu wilayah yang memanfaatkan sektor
basis atau leading sektor. Location quotient menghitung perbandingan share output sektor i di kota
atau kabupaten dan share out sektor i di provinsi. Sektor unggulan disini berarti sektor bisnis yang
tidak akan habis apabila dieksploitasi oleh pemerintah wilayah. Menurut Hood (1998 dalam
Hendayana 2003), menyatakan bahwa location quotient adalah suatu alat pengembangan ekonomi
yang lebih sederhana dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.
Teknik LQ merupakan salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam model ekonomi
basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi pemicu pertumbuhan. LQ
mengukur konsentrasi relatif atau derajat spesialisasi kegiatan ekonomi melalui pendekatan
perbandingan. Teknik LQ banyak digunakan untuk membahas kondisi perekonomian, mengarah pada
identifikasi spesialisasi kegiatan perekonomian atau mengukur konsentrasi relatif kegiatan ekonomi
untuk mendapatkan gambaran dalam penetapan sektor unggulan sebagai leading sektor suatu
kegiatan ekonomi industri. Dasar pembahasannya sering difokuskan pada aspek tenaga kerja dan
pendapatan.

BAB 4 - 84
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.33. Hasil Analisis LQ Kawasan WP Warmare - Prafi

Sumber : Hasil Analisis, 2023

Dari hasil analisis, dapat diketahui bawha :


Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi sektor basis yang berpotenis memenuhi
kebutuhan wilayahnya sendiri dan kebutuhan wilayah lain.
Sektor Pertambangan dan Galian menjadi sektor basis yang berpotenis memenuhi kebutuhan
wilayahnya sendiri dan kebutuhan wilayah lain.
Jasa Pendidikan dan Kesehatan menjadi sektor basis yang berpotenis memenuhi kebutuhan
wilayahnya sendiri dan kebutuhan wilayah lain.
Sektor Administrasi pemerintahan dan jasa lainnya menjadi sektor basis yang berpotenis
memenuhi kebutuhan wilayahnya sendiri dan kebutuhan wilayah lain.
Dari data yang didapat dari profil investasi pada Kabupaten Manokwari, Kawasan WP
Warmare - Prafi memiliki potensi investasi pada beberapa sektor, diantaranya adalah :
Potensi investasi sektor pertanian tanaman pangan sebagai bentuk pertanian keberlanjutan dan
ketahanan pangan di Kabupaten Manokwari
Potensi Tanaman Holtikultura
Potensi Perkebunan kopi, kelapa, pinang dan sawit,
Potensi sektor pariwisata yaitu Taman Rekreasi Manneken Prafi Kabupaten Manokwari.

4.7.2. Analisis Rantai Pohon Industri Komoditas Sawit


Analisis rantai pohon industri untuk komoditas Kebun sawit difungsikan untuk mengtahui
rantai hulu-hilir komoditas sawit sehingga dapat dijadikan sebagai komoditas penunjang untuk konsep
perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di Distrik Warmare - Prafi dan juga sebagai pembuka
lapangan/penyerapan tenaga pekerjaaan dari sumber potensi investasi Kabupaten Manokwari. Untuk
lebih jeleasnya, dapat dilihat pada Gambar dibawah :

BAB 4 - 85
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.44. Rantai Pohon Industri Kebun Sawit di Kawasan Warmare -- Prafi dan
Sekitarnya
Dari Gambar diatas, dapat diketahui bahwa, mengkomodir rantai industri komoditas sawit
adalah langkah penting dalam upaya memastikan keberlanjutan dan efisiensi produksi serta menjaga
dampak lingkungan yang minimal. Berikut adalah beberapa usulan konsep untuk mengakomodir
rantai industri komoditas sawit:
Sertifikasi Keberlanjutan: Mendorong produsen sawit untuk memperoleh sertifikasi
keberlanjutan seperti RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) atau ISCC (International
Sustainability & Carbon Certification). Sertifikasi ini menetapkan standar tinggi dalam hal
keberlanjutan lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Pemantauan Rantai Pasok: Memantau rantai pasok sawit dari hulu ke hilir untuk memastikan
tidak terjadi deforestasi, konversi lahan berharga, atau pelanggaran hak asasi manusia. Ini dapat
dicapai dengan bantuan teknologi seperti blockchain atau perangkat pemantauan lainnya.
Diversifikasi Produk Sawit: Mendorong diversifikasi produk sawit seperti minyak sawit
berkelanjutan, serat sawit, dan produk turunan lainnya untuk mengurangi ketergantungan pada
minyak sawit mentah dan memaksimalkan nilai tambah.
Perbaikan Teknologi Produksi: Mendorong investasi dalam teknologi modern yang lebih efisien
dan ramah lingkungan, seperti sistem irigasi yang cerdas, penggunaan pupuk yang lebih efisien,
dan teknik pengelolaan lahan yang berkelanjutan.
Perjanjian Kemitraan dan Keberlanjutan: Mendorong perjanjian kemitraan antara produsen,
pengolah, dan pembeli yang mengikat mereka pada komitmen keberlanjutan jangka panjang. Ini
dapat mencakup harga yang adil, praktek pertanian berkelanjutan, dan inisiatif pemulihan
lingkungan.

BAB 4 - 86
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Edukasi dan Pelatihan: Memberikan pelatihan kepada petani dan pekerja di sepanjang rantai
pasok untuk memastikan bahwa mereka memahami praktik keberlanjutan dan metode produksi
terbaik. Ini juga bisa termasuk pelatihan dalam hal penggunaan teknologi modern.
Konservasi dan Restorasi Lahan: Melibatkan upaya konservasi dan restorasi lahan di sekitar area
pertanian sawit untuk mengurangi dampak negatif dan memperbaiki kualitas lingkungan sekitar.
Pasar yang Adil: Membantu menciptakan pasar yang adil untuk produsen sawit, termasuk harga
yang adil dan akses yang lebih baik ke pasar global, yang pada gilirannya dapat mendorong
mereka untuk menerapkan praktik keberlanjutan.
Transparansi dan Pelaporan: Mendorong produsen dan perusahaan untuk mempublikasikan data
terkait rantai pasokan mereka, termasuk informasi tentang dampak lingkungan dan sosial
mereka.
Kemitraan dengan Pemerintah: Bekerja sama dengan pemerintah dan regulator untuk
mengembangkan kebijakan yang mendukung keberlanjutan dalam industri sawit, termasuk
peraturan yang ketat terhadap deforestasi dan kebijakan insentif untuk keberlanjutan.

4.7.3. Analisis Perumusan Konsep Pengembangan Pariwisata


Konsep pengembangan pariwisata dapat didasarkan pada rencana induk pengembangan
pariwisata di Kabupaten Manokwari, yang disinkronkan dengan kebijakan-kebijakan lain sehingga
dapat saling terpadu dengan arahan kebijakan dan rencana pada dokumen RDTR.
Obyek wisata alam yang ada di Kawasan Warmare - Prafi tersebut berupa wisata buatan
Taman Rekreasi Manneken yang cukup menarik untuk dikembangkan karena estetika tempat santai
dan makan / berkumpul bersama keluarga yang tentunya apabila dikelola dengan baik akan
memberikan kontribusi yang berarti bagi pemerintah Kabupaten. Ada enam jenis kawasan wisata
andalan yang ada di Distrik Warmare - Prafi khususnya yaitu kawasan wisata buatan. Kawasan wisata
buatan yang lainnya berupa Kolam Pancing di SP 2 dan Kolam berenang Allaza Pool Prafi , Beberapa
lokasi wisata yang telah menjadi trade mark atau tetenger bagi wilayah Distrik Warmare Prafi adalah
Taman Rekreasi dan Pemancingan Manneken Prafi, berikut beberapa wisata yang ada di kawasan
perencanaan Warmare Prafi:
Taman Rekrasi dan Pemancingan Manneken Prafi
Taman Playground The Arena Manokwari
Pemandian dan Pemancingan SP 2
Kolam Pemancingan Pak Suratman
Taman NSP
Bendungan Prafi
Taman Rekreasi Garden Alazaa Pool

BAB 4 - 87
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Taman Anggur Lismaungu


Matoa Fun Fishing
Perlunya Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) Kabupaten
Manokwari Dokumen tersebut menyebutkan bahwa untuk kawasan Distrik Warmare - Prafi
memiliki beberapa kawasan pengembangan pariwisata daerah (KPPD) dengan masing-masing daya
tarik wisata (DTW) maupun destinasi pariwisata daerah (DPD)-nya masing-masing yang potensial
untuk dipromosikan dan dikembangkan kedepannya, sebagaimana berikut.

Gambar 4.45. Destinasi Pariwisata Daerah Warmare -- Prafi dan Sekitarnya

Dari konsep pembagian struktur destinasi pariwisata diatas, maka bentuk integrasi pada
RDTR Kawasan perencanaan Warmare - Prafi adalah dengan meningkatkan konektivitas kawasan
antara kawasan pengembangan pariwisata dan kawasan strategis pariwisata dalam satu destinasi,
serta meningkatkan konektivitas antara destinasi Warmare dan Prafi dengan destinasi lain di
Kabupaten Manokwari. Begitu pula dalam konsep pengembangan ruang, dimana pemanfaatan ruang
yang mendukung pariwisata, sebisa mungkin didukung selama tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundangan dan tidak menimbulkan degradasi lingkungan yang masif.

BAB 4 - 88
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.7.4. Analisis Perumusan Konsep Pertanian Berkelanjutan


Konsep ketahanan pertanian tanaman pangan berkelanjutan mengacu pada kemampuan
sistem pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan
generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ini mencakup beberapa aspek utama,
termasuk keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Berikut adalah beberapa poin utama terkait
konsep ini:
1. Ketahanan Pangan: Sistem pertanian yang berkelanjutan harus dapat menghasilkan cukup pangan
untuk memenuhi kebutuhan penduduk saat ini dan di masa depan. Ini mencakup diversifikasi
tanaman, peningkatan produktivitas, dan pengurangan kerugian hasil.
2. Ketahanan Lingkungan: Ketahanan pertanian berkelanjutan mempertimbangkan dampak
lingkungan dari praktik pertanian. Ini mencakup penggunaan yang bijak dari sumber daya alam
seperti air dan tanah, serta upaya untuk mengurangi polusi dan kerusakan lingkungan.
3. Ketahanan Sosial: Sistem pertanian yang berkelanjutan harus mencakup aspek sosial, seperti akses
yang adil terhadap sumber daya pertanian dan manfaatnya, serta peningkatan kesejahteraan petani
dan masyarakat pedesaan.
4. Ketahanan Ekonomi: Sistem pertanian yang berkelanjutan harus menghasilkan pendapatan yang
cukup bagi petani untuk menjaga keberlanjutan praktik pertanian mereka. Ini juga mencakup akses
ke pasar yang adil dan stabil.
5. Diversifikasi Tanaman: Meningkatkan variasi tanaman yang ditanam dapat membantu mengurangi
risiko kerugian hasil dan kerentanan terhadap perubahan iklim. Tanaman yang beragam juga bisa
memberikan gizi yang lebih baik.
6. Praktik Pertanian Ramah Lingkungan: Menerapkan praktik-praktik pertanian berkelanjutan
seperti pertanian organik, agroforestri, dan pengurangan penggunaan pestisida kimia dapat
membantu menjaga keberlanjutan ekosistem.
7. Perubahan Iklim: Sistem pertanian berkelanjutan harus mempertimbangkan perubahan iklim. Ini
termasuk adaptasi terhadap kondisi iklim yang berubah dan kontribusi untuk mengurangi emisi
gas rumah kaca.
8. Pendidikan dan Inovasi: Investasi dalam pendidikan petani dan penelitian pertanian sangat penting
untuk meningkatkan praktik-praktik yang berkelanjutan.
9. Kerjasama Antar-petani: Kerjasama antara petani dan kelompok-kelompok pertanian dapat
memperkuat ketahanan mereka melalui pertukaran pengetahuan, sumber daya, dan dukungan.
10. Keterlibatan Pemerintah dan Lembaga: Pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya memiliki peran
penting dalam mendorong dan mendukung praktik pertanian berkelanjutan melalui kebijakan,
peraturan, dan insentif.

BAB 4 - 89
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Konsep ketahanan pertanian tanaman pangan berkelanjutan sangat penting dalam


menghadapi tantangan global seperti ketahanan pangan, perubahan iklim, dan degradasi lingkungan.
Ini mendorong pendekatan holistik untuk pertanian yang mempertimbangkan hubungan yang
kompleks antara sistem pertanian, lingkungan, sosial, dan ekonomi, sehingga dapat saling terpadu
dengan arahan kebijakan dan rencana pada dokumen RDTR. Beberapa arahan Visi dan Misi dari
Dokumen RTRW Kabupaten Manokwari serta konsep integrasi pada RDTR Kawasan Warmare -
Prafi dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Kawasan Budidaya
a. kawasan peruntukan pertanian
1) kawasan peruntukan tanaman hortikultura kawasan peruntukan tanaman hortikultura
dengan komoditas tanaman pepaya, cabe, tomat, dan tanaman hortikultura lainnya terdapat
di Distrik Prafi.
2) kawasan peruntukan perkebunan;
a) kawasan peruntukan perkebunan kakao terdapat di Warmare, dan Prafi,;
b) kawasan peruntukan perkebunan kelapa sawit terdapat di Distrik Prafi, dan Distrik
Warmare,
3) kawasan peruntukan peternakan
a) kawasan peruntukan peternakan ayam di Distrik Prafi; dan
b. kawasan peruntukan pertambangan;
4) kawasan peruntukan pertambangan batuan;
a) kawasan peruntukan pertambangan pasir di Distrik Prafi;
b. kawasan peruntukan industri;
1) Kawasan peruntukan industri besar terdapat di Distrik Prafi.

BAB 4 - 90
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.46. Peta Struktur Ruang Ekonomi Kawasan

4.8. ANALISIS TRANSPORTASI


Analisis transportasi dilakukan untuk menciptakan kemudahan dalam pergerakan,
mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan, dan mendukung fungsi masing-masing zona. Analisis
transportasi didasarkan pada pusat kegiatan, proyeksi kebutuhan lalu lintas. Analisis ini digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun rencana struktur ruang.

4.8.1. Analisis Sistem Kegiatan


Analisis sistem kegiatan menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan apa saja yang ada di jaringan
jalan yang menghubungkan antar sistem perkotaan (hirarki perkotaan) dan mengevaluasi sistem
kegiatan dengan kondisi kegiatan yang terdapat pada eksisting. Sistem kegiatan dibagi menjadi sistem
kegiatan primer, sekunder dan tersier.
Sistem kegiatan primer adalah kumpulan dari kegiatan-kegiatan yang ada di jaringan jalan arteri
dan memiliki skala pelayanan regional.
Sistem kegiatan sekunder adalah kumpulan dari kegiatan-kegiatan yang ada di jalan kolektor dan
memiliki skala pelayanan lokal (hanya skala perkotaan).
Sistem kegiatan tersier adalah kegiatan yang terdapat di hirarki jalan lokal/lingkungan dan
memiliki skala pelayanan lingkungan.

BAB 4 - 91
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Sistem kegiatan atau tata guna lahan mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan
membangkitkan pergerakan dan akan menarik pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan.
Sistem ini merupakan sistem pola kegiatan tata guna lahan yang terdiri dari sistem pola kegiatan
sosial, ekonomi, kebudayaan dan lain-lain. Besarnya pergerakan sangat berkaitan dengan jenis dan
intensitas kegiatan yang dilakukan.

Gambar 4.47. Alur Analisis Sistem Kegiatan

Dalam analisis ini analogi dasar yang dilakukan adalah menggunakan data hasil scrapping
fasilitas yang didapat dari Google Maps seagai bahan pertimbangan untuk penentuan sistem kegiatan
dominan Kawasan Warmare - Prafi berdasarkan jumlah review yang diindikasikan sebagai tarikan
kegiatan. Banyaknya review (kunjungan di dalam site) dari masyarakat digunakan sebagai asumsi
bahwa semakin banyak review fasilitas tersebut, maka semakin tinggi pula fasilitas tersebut dapat
menarik pergerakan masyarakat dan barang. Analisis ini meliputi beberapa tahapan yaitu:
Melakukan scrapping data fasilitas pada Google Maps untuk dasar penentuan sistem kegiatan

Melakukan komparasi dengan titik hasil survey primer dan juga konversi menjadi titik dari hasil
scrapping melalui Geocode dan Pengolahan pada Arcmap

BAB 4 - 92
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa, pusat tarikan terbesar pada Kawasan Warmare -
Prafi didominasi dengan kegiatan perdagangan dan jasa dan pariwisata. Untuk pusat tarikan terbesar
ditinjau dari hasil review fasilitas yang didapat dari hasil Web Scrapping adalah Toko, Ruko, Pasar,
Bank, Mini Market, dan Jasa Bengkel dan lain lain sebanyak 133 Review dengan domain kegiatan
berupa sarana perdagagangan dan jasa, selain itu juga terdapat 3 (tiga) wisata buatan yaitu Taman
NSP , Kolam Renang Alazza Pool dan Taman rekreasi Manneken Prafi yang memiliki review banyak
sejumlah 365 review dan menjadi pusat tarikan yang bisa diindikasikan sebagai kegiatan dominan
pada Kawasan Warmare - Prafi dengan domain kegiatan berupa kegiatan pariwisata.

4.8.2. Analisa Sistem Jaringan


Sistem jaringan merupakan moda transportasi (sarana) dan media (prasarana/infrastruktur)
tempat moda transportasi bergerak. Analisis jaringan jalan meliputi kajian kesesuaian fungsi dan lebar
jalan pada suatu fungsi jalan dengan standar lebar jalan berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan. Untuk mengevaluasi fungsi jalan, maka
dilakukan beberapa tahapan melalui analisa spasial yaitu:
Menginput jalan kolektor dan jalan lokal berdasarkan SK Jalan
Penentuan rute Optimal dengan menggunakan titik tarikan tertinggi untuk melakukan evaluasi
kelas jalan yang harus ditingkatkan
Melakukan analisis travelling salesman problem untuk menentukan peningkatan fungsi jalan.
Lokal primer, jika menghubungkan antar pusat pelayanan kawasan
Lokal sekunder, jika akses dalam kawasan
Sisa jalan di luar arahan arteri dan travelling salesman problem merupakan jalan lingkungan.
Jalan yang masuk dalam jalan optimal dapat dilakukan penyesuaian fungsi dan dimensi jalan untuk
mendukung moda pergerakan yang terjadi.

BAB 4 - 93
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.34. Ketentuan Lebar Jaringan Jalan


Fungsi Lebar jalan
Jalan Arteri Primer >11 (m)
minimum
Jalan Arteri Sekunder >11
Jalan Kolektor Primer >9
Jalan Kolektor Sekunder >9
Jalan Lokal Primer >7,5
Jalan Lokal Sekunder >7,5
Jalan Lingkungan 3,5 – 7,5
Sumber : PP Nomor 34 Tahun 2006

Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat beberapa ruas jalan yang perlu
diprioritaskan terkait dimensi jalan eksisting maupun penyesuaian fungsi jalan karena merupakan
jalan yang menghubungkan titik-titik kegiatan dominan yang ada pada Kawasan Warmare - Prafi

Gambar 4.48. Hasil Analisis Sistem Jaringan Jalan WP Warmare – Prafi

Untuk arahan terkait dengan jaringan jalan sesuai hasil analisis diatas, perlunya adanya
penyesuaian fungsi dan dimensi jalan pada beberapa ruas jalan, meliputi:
Dari hasil penyesuaian diatas, disandingkan dengan SK Jalan di Kabupaten Manokwari, maka
terdapat beberapa ruas jalan yang berdasarkan fungsi sudah sesuai dengan SK Jalan dimaksud. Ruas
jalan tersebut diantaranya:
Warmare- Prafi – Sorong

BAB 4 - 94
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.8.3. Analisis Parkir


Ruang parkir merupakan suatu bentuk ruang terbuka non hijau (RTNH) sebagai suatu
pelataran dengan fungsi utama meletakan kendaraan bermotor serta kendaraan lainnya seperti
sepeda. Lahan parkir dikenal sebagai salah satu bentuk RTNH yang memiliki fungsi ekonomis,
dikarenakan manfaatnya yang secara langsung dapat memberikan keuntungan ekonomis atau
fungsinya dalam menunjang berbagai kegiatan. Kedudukan lahan parkir menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari suatu sistem pergerakan suatu kawasan perkotaan.

Pada kawasan perkotaan berbagai kegiatan ekonomis mempunyai intensitas yang relatif
tinggi, namun di sisi lain lahan yang tersedia terbatas dengan nilai lahan yang tinggi maka
mengakibatkan keberadaan lahan parkir sangat dibutuhkan. Seringkali dengan berbagai kerterbatasan
yang ada, keberadaan lahan parkir yang memadai hal yang langka. Kekurangan lahan parkir dapat
menimbulkan berbagai permasalahan, mulai dari terganggunya aktivitas manusia pada suatu fungsi
bangunan tertentu sampai pada timbulnya kemacetan. Adapun jenis fasilitas parkir menurut
penempatannya terbagi atas:
Parkir di badan jalan (on street parking).
Pada tepi jalan tanpa pengendalian parkir.
Pada kawasan parkir dengan pengendalian parkir.
Parkir di luar badan jalan (off street parking).
Fasilitas parkir untuk umum adalah tempat berupa gedung parkir atau taman parkir untuk umum
yang diusahakan sebagai kegiatan sendiri, seperti pada rumah sakit, mall, pasar dan lain
sebagainya.
Fasilitas parkir sebagai fasilitas penunjang adalah tempat yang berupa gedung parkir atau taman
parkir yang disediakan untuk menunjang kegiatan pada bangunan utama.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
menyebutkan bahwa penyediaan fasilitas Parkir untuk umum hanya dapat diselenggarakan di luar
Ruang Milik Jalan sesuai dengan izin yang diberikan. Sedangkan fasilitas Parkir di dalam Ruang Milik
Jalan, hanya dapat diselenggarakan di tempat tertentu pada jalan kabupaten, jalan desa, atau jalan
kota yang harus dinyatakan dengan Rambu Lalu Lintas, dan/atau Marka Jalan. Parkir pada Ruang Milik
Jalan atau biasa disebut parkir on-street pada Kawasan Perencanaan Warmare - Prafi terdapat pada
pusat perdagangan dan jasa berupa parkir on street dan parkir off street pada kawasan pariwisata.

4.8.4. Analisis Sistem Pergerakan


Analisis sistem pergerakan pada Kawasan Warmare - Prafi akan menggunakan metode
observasi dan analisis desktriptif dari kondisi Traffic yang didapat dari Google Maps. Dari hasil analisis
dapat diketahui bahwa dari 2 (dua) sampel jalan yang diambil yaitu Jalan Raya Manokwari - Sorong

BAB 4 - 95
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

dan Jalan Raya Warmare – Pegunungan Arfak - Prafi dengan fungsi sebagai jalan Arteri primer dan
kolektor primer, pergerakan pada hari libur dan hari kerja cenderung berada pada kondisi arus lalu
lintas rendah. Kondisi tersebut stagnan dari rentang waktu pengamatan pukul 07.00, pukul 13.00,
pukul 15.00, pukul 18.00 dan pukul 21.00 WIB. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar
dibawah:

Gambar 4.49. Hasil Analisis Sistem Pergerakan

Selain melakukan tinjauan berdasarkan arus atau traffic yang bersumber dari google maps,
analisis aiatem pergerakan juga akan memuat mengenai pergerakan dominan yang ada pada Kawasan
Warmare - Prafi. Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan akan menghasilkan pergerakan
manusia dan barang dalam bentuk pergerakan kendaraan dan atau orang/pejalan kaki. Pergerakan
adalah aktivitas yang dilakukan setiap hari. Kebutuhan akan pergerakan selalu menimbulkan
permasalahan, khususnya pada saat orang ingin bergerak untuk tujuan yang sama di dalam daerah
tertentu dan pada saat yang bersamaan. Salah satu usaha untuk memahami hal tersebut adalah
dengan memahami pola pergerakan yang akan terjadi, misalnya dari mana akan ke mana, besarannya
dan kapan pergerakan tersebut terjadi.
Pergerakan untuk keperluan Pendidikan dengan tingginya ratiting pada masing-masing
Pergerakan untuk keperluan sehari-hari dengan tingginya ratting pada sarana perdagangan dan
jasa toko
Aktivitas masyarakat bekerja dan berbelanja atau ke pasar.
Pergerakan untuk keperluan bekerja pada sektor pertanian dan perkebunan.

BAB 4 - 96
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.9. ANALISIS SUMBER DAYA BUATAN


Sumber daya buatan merupakan sumber daya alam yang telah/akan ditingkatkan dayagunanya
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pemanfaatan sumber daya buatan akan mengurangi eksploitasi
sumber daya alam sehingga tetap dapat menjaga keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Misalnya,
waduk, dinding talud penahan tanah, reklamasi pantai, sodetan sungai, terasering, dan lain-lain.
Analisis sumber daya buatan dilakukan untuk memahami kondisi, potensi, permasalahan, dan kendala
yang dimiliki dalam peningkatan pelayanan sarana dan prasarana pada Kawasan Perencanaan. Melalui
analisis ini diharapkan teridentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
memaksimalkan fungsi Kawasan Perencanaan.

4.9.1. Analisis Kebutuhan Sarana


Pembahasan terkait dengan analisis sarana pada Kawasan Warmare - Prafi terbagi menjadi
beberapa sub bahasan analisis yaitu terkait aspek sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan dan
sarana perdagangan dan jasa. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Uraian dibawah :
Tabel 4.35. Standard Kebutuhan Penyediaan Sarana Pendidikan
Kebutuhan per
Kriteria
Jumlah satuan sarana
Jenis Penduduk Luas Luas Standar
No
Sarana Pendukung Lantai Lahan (m2/jiwa) Radius
Lokasi dan Penyelesaian
(jiwa) Min Min Pencapaian
(m2) (m2)
Taman Di tengah kelompok warga.
1. Kanak - 1.250 216 500 0,28 500 m Tidak menyebrang jalan raya,
Kanak bergabung dengan taman
sehingga terjadi pengelompokan
2. SD 1.600 633 2.000 1,25 1.000 m
kegiatan
3. SLTP 4.800 2.282 9.000 1,88 1.000 m Dapat dijangkau dengan
kendaraan umum. Disatukan
4. SLTA 4.800 3.835 12.500 2,6 3.000 m dengan lapangan olahraga. Tidak
selalu harus di pusat lingkungan.
Sumber : SNI-03-1733-2004

Tabel 4.36. Standard Kebutuhan Penyediaan Sarana Kesehatan


Kebutuhan per
Kriteria
Jumlah satuan sarana
Penduduk Luas Luas Standar
No Jenis Sarana
Pendukung Lantai Lahan (m2/jiwa) Radius
Lokasi dan Penyelesaian
(jiwa) Min Min Pencapaian
(m2) (m2)
Dapat dijangkau dengan
1. BKIA/Klinik Bersalin 30.000 1.500 3.000 0,1 4.000 m
kendaraan umum
Di tengah kelompok
2. Posyandu 1.250 36 60 0,048 500 m tetangga tidak menyebrang
jalan raya
Puskesmas
3. 30.000 150 300 0,006 1.500 m Dapat dijangkau dengan
Pembantu
kendaraan umum
4. Puskesmas 120.000 420 1.000 0,008 3.000 m
Tempat Praktek Dapat bersatu dengan
5. 5.000 18 - - 1.500 m
Dokter rumah tinggal/tempat
6. Apotik 30.000 120 250 0,025 1.500 m usaha/apotik
Sumber : SNI-03-1733-2004

BAB 4 - 97
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.37. Standard Kebutuhan Penyediaan Sarana Peribadatan


Kebutuhan per
Kriteria
Jumlah satuan sarana
Jenis Penduduk Luas Luas Standar
No
Sarana Pendukung Lantai Lahan (m2/jiwa) Radius
Lokasi dan Penyelesaian
(jiwa) Min Min Pencapaian
(m2) (m2)
Musholla/ Di tengah kelompok tetangga.
1. 250 45 100 0,36 100 m Dapat merupakan bagian dari
langgar bangunan sarana lain
Di tengah kelompok tetangga
tidak menyeberang jalan raya.
2. Masjid 2.500 300 600 0,24 1.000 m
Dapat bergabung dalam lokasi
balai warga
Sumber : SNI-03-1733-2004

Perhitungan tingkat pelayanan fasilitas dibutuhkan standar fasilitas berupa luasan yang
dibutuhkan setiap penduduk guna menilai kelayakan dari keberadaaan fasilitas tersebut. Perhitungan
prosentase tingkat pelayanan fasilitas sebagai berikut :
Pasar
Sesuai dengan jumlah penduduk minimum yang digunakan sebagai standar perhitungan
kebutuhan pasar adalah sebanyak 30.000 jiwa penduduk.
Toko/ Warung
Sesuai dengan jumlah penduduk minimum yang digunakan sebagai standar perhitungan
kebutuhan kios adalah sebanyak 250 jiwa penduduk dengan luas lahan minimal untuk masing-
masing kios adalah 50 m2.
Zona perdagangan dan jasa adalah peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan
budi daya difungsikan untuk pengembangan kegiatan usaha yang bersifat komersial, tempat bekerja,
tempat berusaha, serta tempat hiburan dan rekreasi, serta fasilitas umum/sosial pendukungnya.
Tujuan penetapan zona perdagangan dan jasa antara lain:
Menyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja dalam wadah berupa perkantoran,
pertokoan, jasa, rekreasi dan pelayanan masyarakat.
Menyediakan ruang yang cukup bagi penempatan kelengkapan dasar fisik berupa sarana-sarana
penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial,
dan budaya sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Menyediakan ruang yang cukup bagi sarana-sarana umum, terutama untuk melayani kegiatan-
kegiatan produksi dan distribusi, yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerah.
Bentuk bangunan untuk kegiatan perdagangan dan jasa antara lain:
Bangunan tunggal (lingkungan kepadatan rendah, sedang, tinggi),

BAB 4 - 98
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Bangunan kopel (lingkungan kepadatan rendah sampai sedang),


Bangunan deret (lingkungan kepadatan sedang sampai tinggi).
Terkait dengan hasil perhitungan kebutuhan sarana pada Kawasan Warmare - Prafi, secara
lebih jelas, dapat dilihat pada Gambar dan Tabel dibawah :
Tabel 4.38. Kebutuhan Sarana Kawasan Perencanaan Warmare - Prafi
Jenis Sarana Eksisting 2023 2029 2034 2039 2044 Total Kebutuhan
TK 7 2 2 2 2 8
SD 9 3 3 2 1 9
SMP/Sederajat 7 1 1 1 1 4
SMA/Sederajat 3 1 1 1 1 4
Taman Bacaan 0 2 2 2 2 8
Polindes 1 0 0 0 0 4
Rumah Sakit 2 2 2 2 2 8
Posyandu 1 4 4 4 4 16
Puskesmas 1 0 0 0 0 0
Tempat Praktek Dokter 0 1 1 1 1 4
Musholla/Langgar 30 5 3 3 2 13
Masjid 5 3 2 2 1 8
Gereja Protestan 35 5 5 5 5 20
Gereja Katholik 5 3 2 2 1 8
Pura 1 2 2 2 1 7
Toko/Warung 214 30 20 16 13 79
Pertokoan 331 15 12 6 6 39
Pusat Pertokoan +Pasar Lingkungan 51 10 5 3 2 20
Pusat Perbelanjaan dan Niaga (Toko +Pasar + Bank + Kantor) 20 5 5 5 5 20

tidak perlu penambahan

Perlu Penambahan

Perlu Penambahan dan disesuaikan dengan kebutuhan

Gambar 4.50. Cakupan Pelayanan Fasilitas pada WP Warmare – Prafi

BAB 4 - 99
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.9.2. Analisis Kebutuhan Prasarana


Analisa terkait dengan sistem prasarna dan jarngan akan dibagi berdasarkan komponen yang
dimuat dala sub bahasan prasarana/jaringan yaitu listrik, telekomunikasi, air bersih, drainase, air
limbah dan jaringan persampahan. Untuk lebih jelasnya, adalah sebagai berikut :

4.9.2.1. Prasarana dan Jaringan Listrik


Berdasarkan SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Di
Perkotaan terdapat beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi terkait
jaringan listrik yaitu:
Penyediaan kebutuhan daya listrik
Setiap lingkungan perumahan harus mendapatkan daya listrik dari PLN atau dari sumber
lain.
Setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik minimum 450 VA per jiwa dan
untuk sarana lingkungan sebesar 40% dari total kebutuhan rumah tangga.
Penyediaan jaringan listrik
Disediakan jaringan listrik lingkungan dengan mengikuti hirarki pelayanan, dimana besar
pasokannya telah diprediksikan berdasarkan jumlah unit hunian yang mengisiblok siap
bangun.
Disediakan tiang listrik sebagai penerangan jalan yang ditempatkan pada areadamija (daerah
milik jalan) pada sisi jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasipejalan kaki di trotoar.
Disediakan gardu listrik untuk setiap 200 kva daya listrik yang ditempatkan padalahan yang
bebas dari kegiatan umum.
Adapun penerangan jalan dengan memiliki kuat penerangan 500lux dengan tinggi >5 meter
dari muka tanah. Sedangkan untuk daerah di bawah tegangan tinggi sebaiknya tidak
dimanfaatkanuntuk tempat tinggal atau kegiatan lain yang bersifat permanen karena akan
membahayakan keselamatan.
Berdasarkan SNI 03-1773-2004 tentang “Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan”, penyediaan jaringan listrik di Kawasan Warmare - Prafi mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
Disediakan jaringan listrik lingkungan dengan mengikuti hirarki pelayanan, dimana besar
pasokannya telah diprediksikan berdasarkan jumlah unit hunian yang mengisi blok siap bangun.
Disediakan tiang listrik sebagai penerangan jalan yang ditempatkan pada area damija (daerah
milik jalan) pada sisi jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki di trotoar.
Disediakan gardu listrik untuk setiap 200 KVA daya listrik yang ditempatkan pada lahan yang
bebas dari kegiatan umum.

BAB 4 - 100
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Adapun penerangan jalan dengan memiliki kuat penerangan 500 lux dengan tinggi >5 meter dari
muka tanah. Sedangkan untuk daerah dibawah tegangan tinggi sebaiknya tidak dimanfaatkan
untuk tempat tinggal atau kegiatan lain yang bersifat permanen karena akan membahayakan
keselamatan.
Berikut adalah perhitungan estimasi kebutuhan energi yang didasarkan pada jumlah
penduduk dan standard kebutuhan listrik sesuai dengan SNI pada Kawasan Warmare – Prafi:
Tabel 4.39. Perhitungan Kebutuhan Listrik Kawasan Warmare – Prafi

Sumber : Hasil Analisis, 2023

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2023 kebutuhan listrik pada Kawasan
Warmare - Prafi sebesar 48.304,08 kilowatt/hari, yang terbagi menjadi kebutuhan untuk sektor
rumah tangga, sosial,komersial, cadangan dan PJU. Sedangkan untuk tahun 2043, kebutuhan listrik
Kawasan Warmare - Prafi mencapai 6.60,46 kilowatt/hari. Dengan melihat semakin bertambahnya
kebutuhan listrik Kawasan Warmare - Prafi, dapat dijadikan sebagai dasar terkait penambahan
prasarana energi/kelistrikan sehingga kebutuhan bisa terpenuhi.

4.9.2.2. Prasarana dan Jaringan Telekomunikasi


Jenis elemen perencanaan prasarana dan utilitas jaringan telepon pada lingkungan perumahan
perkotaan yaitu kebutuhan sambungan telepon dan jaringan telepon, dengan beberapa persyaratan
yaitu:
Penyediaan kebutuhan sambungan telepon
Tiap lingkungan rumah perlu dilayani sambugan telepon rumah dan atau telepon umum
sejumlah 0.13 sambungan telepon rumah per jiwa.
Dibutuhkan sekurang-kurangnya 1 sambungan telepon umum untuk setiap 250 jiwa
penduduk (unit RT) yang ditempatkan pada pusat-pusat kegiatan lingkungan RT tersebut.
Ketersediaan antar sambungan telepon umum ini harus memiliki jarak radius bagi pejalan
kaki yaitu 200-400 m.
Penempatan pesawat telepon umum diutamakan di area-area publik seperti ruang terbuka
umum, pusat lingkungan, ataupun berdekatan dengan bangunan sarana lingkungan.
Penempatan pesawat telepon harus terlindungi terhadap cuaca (hujan dan panas matahari)
yang dapat diintegrasikan dengan kebutuhan kenyamanan pemakai telepon umum tersebut.
Penyediaan jaringan telepon
Tiap lingkungan rumah perlu dilayani jaringan telepon lingkungan dan jaringan telepon ke
hunian.

BAB 4 - 101
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Jaringan telepon ini dapat diintegrasikan dengan jaringan pergerakan (jaringan jalan) dan
jaringan prasarana / utilitas lain.
Tiang listrik yang ditempatkan pada area Damija (Daerah Milik Jalan) pada sisi jalur hijau
yang tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki di trotoar.
Stasiun telepon otomat (STO) untuk setiap 3.000 – 10.000 sambungan dengan radius
pelayanan 3–5 km dihitung dari copper center, yang berfungsi sebagai pusat pengendali
jaringan dan tempat pengaduan pelanggan.
Selain sambungan telepon rumah/kabel, keberadaan menara telekomunikasi atau tower Base
Transceiver Sistem (BTS) sangatlah penting untuk perkembangan teknologi saat ini, mengingat
dengan prasarana ini masyarakat dengan mudah bisa menerima informasi terbaru. Pengembangan
jaringan nirkabel ini berupa hot spot area/wifi yang arahan penempatan lokasi yaitu di area
perkantoran, pendikan dan fasilitas umum lainnya, dan saat ini sudah menjadi pemakaian umum di
rumah tangga. Dalam pengembangan menara telekomunikasi hendaknya memperhatikan :
Penggunaan tanah sekitar tower difungsikan sebagai kawasan RTH, jauh dari permukiman.
Pemagaran yang rapat pada sepanjang tower demi keamanan, karena mempunyai tegangan tinggi.
Jarak antara menara pemancar minimal 3 Km agar tidak frekuensi dapat lebih maksimal.
Jaringan telepon berupa kabel di atas tanah yang dipasang pada tiang-tiang penyangga.
Jaringan telepon berada di dekat jaringan listrik untuk mengefisiensi penggunaan ruang.
Pengembangan jaringan telepon mengikuti pola jaringan yang telah ada saat ini. Pengembangan yang
akan dilakukan mempertimbangkan jumlah calon pelanggan, rencana jaringan yang akan
dikembangkan oleh Telkom, tingkat perkembangan kawasan yang akan terjadi, dan efisiensi serta
efektifitas pemasangan sambungan. Kawasan yang berada di sekitar bangunan tower Base Trancaiser
Sistem (BTS), di WP Warmare - Prafi diarahkan pada daerah yang aman. Dimana, pada lokasi di
sekitar tower tersebut dikendalikan dari kegiatan berupa pengembangan kawasan terbangun, dengan
penentuan jarak sebagai berikut:
Perumahan: ketinggian tower 45 meter sampai dengan lebih 45 meter dengan jarak tower dari
bangunan sebesar 20 hingga 30 meter.
Komersil : ketinggian tower 45 meter sampai dengan lebih 45 meter dengan jarak tower dari
bangunan sebesar 10 hingga 15 meter.
Industri: ketinggian tower 45 meter sampai dengan lebih 45 meter dengan jarak tower dari
bangunan sebesar 5 hingga 10 meter.

BAB 4 - 102
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Sumber : Hasil Analisa 2023

4.9.2.3. Prasarana dan Jaringan Air Bersih


Air bersih menurut Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2005 tentang Penyediaan Air
Bersih adalah air yang layak untuk dijadikan air baku bagi air minum dengan demikian air tersebut
juga layak untuk mandi, cuci dan kakus. Standar yang dipergunakan dalam penyediaan prasarana air
bersih untuk mengetahui tingkat kebutuhan penduduk, yaitu:
Setiap penduduk membutuhkan 100 liter/orang/hari, sehingga rumah tangga dengan jumlah
keluarga 4 orang dibutuhkan 400 liter/KK/hari.
Fasilitas sosial dan kantor membutuhkan 15% dari kebutuhan rumah tangga
Fasilitas komersial membutuhkan sebesar 20% dari kebutuhan rumah tangga
Industri sebesar 10% dari kebutuhan rumah tangga
Cadangan kebocoran 10% dari kebutuhan total.
Pemadam kebakaran sebesar 10% dari kebutuhan total.
Tabel 4.40. Perhitungan Kebutuhan Jaringan dan Prasarana Air Bersih Kawasan
Warmare – Prafi

Sumber : Hasil Analisis, 2023

Dari kebutuhan diatas diketahui kebutuhan air bersih hingga akhir tahun perencanaan
Kawasan Warmare - Prafi mencapa 1.869.047 L/hari. Untuk penyediaan air bersih, diperlukan
pengembangan SPAM memiliki potensi debit lebih besar daripada keperluan per harinya. Sistem
penyediaan air bersih harus dapat melayani kebutuhan perumahan dengan sarana sebagai berikut :
Sambungan Rumah
Sambungan rumah adalah tiap sambungan dari sistem penyediaan air minum yang dilengkapi
dengan sebuah meteran air dan disambungkan pada sistem plambing rumah. Kapasitas 100
liter/orang/hari. Harus tersedia sistem plambing dalam rumah.
Ukuran minimal pipa dinas 18 Mm.
Harus dipasang meter air dengan ukuran 12,5 Mm.

BAB 4 - 103
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Pipa tertanam dalam tanah dipakai pipa PVC.


Pipa diatas tanah tanpa perlindungan dapat dipakai pipa GIP (Galvanized Iron Pipe).
Sambungan Halaman
Sambungan halaman adalah tiap sambungan dari sistem penyediaan air bersih yang hanya
berhenti sampai halaman rumah dan dilengkapi dengan meteran air dan sebuah katup.
Kapasitas minimal 60 liter/orang/hari.
Ukuran pipa dinas 12,5 Mm.
Harus dipasang meter air dengan ukuran 12,5 Mm.
Pipa tertanam dalam tanah dipakai pipa PVC.
Pipa diatas tanah tanpa perlindungan dapat dipakai pipa GIP.
Sambungan Kran Umum
Kapasitas minimal 30 liter/orang/hari
Ditempatkan pada jarak pelayanan tidak lebih dari 100 meter.
Jumlah rumah yang dilayani tidak lebih dari 20 unit.
Tiap unit dilengkapi dengan meter air.
Tiap unit dilengkapi dua kran.
Hydran Kebakaran
Ditempatkan 100 meter untuk bangunan yang berfungsi komersil dan 200 meter untuk
perumahan.
Mudah dilihat dan mudah dicapai oleh unit mobil pemadam kebakaran.
Jika tidak tersedia saluran air minum kota perlu dibuat sumur – sumur kebakaran dalam
jarak sesuai persyaratan untuk kran kebakaran.

4.9.2.4. Prasrana dan Jaringan Air Limbah


Sistem sanitasi pada Kawasan Warmare - Prafi sudah dapat dikatakan cukup baik secara
keseluruhan, namun ada beberapa kawasan yang masih belum menerapkan sistem pengolahan limbah
yang sesuai dengan standard dan cenderung memakai sistem tradisional yang nantinya dapat
menimbulkan efek buruk kepada lingkungan sekitar, khususnya pada jenis limbah rumah tangga dan
juga limbah peternakan. Grey water yang dihasilkan oleh masyarakat Kawasan Warmare - Prafi yaitu
berupa air bekas cucian dan air bekas mandi disalurkan ke drainase dan langsung dilairkan menuju
sungai serta limbah dari kegiatan pertanian. Timbulan air limbah Kawasan Warmare - Prafi yang
berasal dari limbah rumah tangga dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Semakin meningkat jumlah
penduduk maka semakin meningkat pula beban timbulan limbah suatu wilayah. Analisa apske
prasrana air limbah menggunakan pendekatan jumlah timbulan air limbah, baik air hujan maupun
limbah cair rumah tangga. Adapun asumsi-asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Rumah Tangga : 70% dari air bersih

BAB 4 - 104
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kebutuhan Komersial : 60% dari air bersih


Kebutuhan Sosial : 60% dari air bersih
Untuk perhitungan analisa timbulan air limbah pada Kawasan Warmare - Prafi dan sarana
pengelolaan air limbah yang dibutuhkan, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 4.41. Perhitungan Timbulan Air Limbah Kawasan Warmare – Prafi

Sumber : Hasil Analisis, 2023

Diketahui bahwa jumlah timbulan air limbah pada tahun akhir perencanaan yang terdapat di
Kawasan Warmare - Prafi mencapai 8,665,628.39 liter/hari. Hal ini tentunya harus diimbangi dengan
adanya sarana pengelolaan air limbah yang mampu mengakomodir timbulan air limbah yang
dihasilkan. Terkait dengan perhitungan kebutuhan saran pengelolaan air limbah pada Kawasan
Warmare – Prafi.
Hasil proyeksi pada tahun 2024 untuk kebutuhan sarana pengolahan limbah berupa Ipal
komunal mempertimbangkan hasil timbulan air limbah pada WP Warmare - Prafi dibutuhkan
sebanyak 4 unit untuk mengakomodir limbah rumah tangga dan sebanyak 7 unit untuk
mengakomodir timbulan limbah lain-lain. Sedangkan pada tahun akhir perencanaan yaitu tahun 2044,
dibutuhkan sebanyak 5 unit IPAL komunal untuk mengakomodir kebutuhan limbah rumah tangga
dan 9 unit IPAL untuk mengakomodir limbah lain-lain. Pembuangan Air Limbah dilakukan melalui
sistem pembuangan air limbah setempat dan/atau terpusat. Sistem pembuangan air limbah setempat
dilakukan secara individual melalui pengolahan dan pembuangan air limbah setempat. Sedangkan
sistem pembuangan air limbah terpusat dilakukan secara kolektif melalui jaringan pengumpul dan
diolah serta dibuang secara terpusat. Kemudian juga diarahkan terdapat ketetuan bagi setiap orang
perseorangan atau kelompok masyarakat untuk dilarang membuang air limbah secara langsung tanpa
pengolahan ke media lingkungan.
Pelayanan minimal sistem pembuangan air limbah berupa unit pengolahan kotoran
manusia/tinja dilakukan dengan menggunakan sistem setempat atau sistem terpusat agar tidak
mencemari daerah tangkapan air/resapan air baku. Sistem pembuangan air limbah setempat
diperuntukkan bagi orang perseorangan/rumah tangga. Sedangkan Sistem pembuangan air limbah
terpusat diperuntukkan bagi kawasan padat penduduk dengan memperhatikan kondisi daya dukung

BAB 4 - 105
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

lahan dan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) serta mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi
masyarakat.
Hasil pengolahan air limbah terpusat meliputi bentuk cairan dan padatan.
Kualitas hasil pengolahan air limbah yang berbentuk cairan wajib memperhatikan standar baku
mutu air buangan dan baku mutu sumber air baku yang mencakup syarat fisik, kimia, dan
bakteriologi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Hasil pengolahan air limbah yang berbentuk padatan dan sudah tidak dapat dimanfaatkan kembali
wajib diolah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga tidak
membahayakan manusia dan lingkungan.
Pemantauan kualitas dan kuantitas hasil pengolahan air limbah wajib dilakukan secara rutin dan
berkala sesuai dengan standar yang ditetapkan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang lingkungan hidup.

4.10. ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN BINAAN


Analisis kondisi lingkungan binaan dilakukan untuk menciptakan ruang yang berkarakter,
layak huni dan berkelanjutan secara ekonomi, lingkungan, dan sosial. Analisis kondisi lingkungan
binaan didasarkan pada kondisi fisik kawasan perencanaan dan kriteria lokal minimum.

4.10.1. Analisis Figure and Ground


Analisis Figure and Ground merupakan penjelasan struktur ruang perkotaan dan masalah
keteraturan massa/ruang perkotaan. Fungsi analisis ini untuk mengetahui kepadatan bangunan dan
penyediaan ruang terbuka publik dalam kota. Perancang kota harus menciptakan void (ruang
terbuka) yang berguna bagi publik diantara solid (massa bangunan). Ruang publik (void) memberikan
simbol dan makna bagi kota dengan menyediakan tempat bersama, tempat berjalan, ruang transisi
dari publik ke privat, dan arena untuk berinteraksi (Trancik, 1986).
Terdapat 3 hal penting yang perlu diperhatikan dalam Figure and Ground, meliputi
keteraturan, keseimbangan dan kepadatan. Karakteristik komponen figure and ground pada Kawasan
Warmare - Prafi, meliputi :
Tingkat keteraturan dalam kategori sedang, dengan bentuk bangunan tunggal yang mengikuti
jaringan jalan.
Tingkat kepadatan bangunan cendrung Sedang.
Elemen solid mendominasi dengan lahan terbangun berupa perumahan dan bangunan SPU dan
Perjas
Pola tekstur sebuah tempat sangat penting di dalam perancangan kota dan secara teknis
sering disebut sebagai landasan pengumpulan informasi. Pola-pola tekstur perkotaan dapat sangat
berbeda karena perbedaan tekstur pola-pola tersebut mengungkapkan perbedaan rupa kehidupan

BAB 4 - 106
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

dan kegiatan masyarakat perkotaan secara arsitektural. Di dalam pola-pola kawasan kota secara
tekstural mengekspresikan rupa kehidupan dan kegiatan perkotaan secara arsitektural. Kawasan
Warmare - Prafi berdasarkan pola teksturnya tergolong sebagai susunan kawasan bersifat heterogen
dimana terdapat pola perkembangan yang berbeda.

Gambar 4.51. Hasil Analisis Figure and Ground Kawasan WP Warmare - Prafi

4.10.2. Analisis Aksesbilitas Pejalan Kaki dan Pedestrian


Berjalan kaki dapat menjadi ciri dari kehidupan masyarakat perkotaan. Motif orang berjalan kaki juga
beragam. Beberapa orang memilih berjalan kaki dari asal ke tujuan, beberapa lainnya memilih berjalan kaki
untuk menuju ke titik-titik transit, dan terdapat sejumlah orang yang memilih menjadikan kegiatan berjalan
kaki untuk berwisata, berkeliling kota. Berjalan kaki menjadi opsi pertama orang untuk berpindah dikarenakan
berjalan kaki adalah kegiatan yang tidak membutuhkan biaya. Selain memberikan keuntungan ekonomi, berjalan
kaki memberikan beragam keuntungan lainnya yang antara lain (Institute for Transportation Development
Policy, 2019):
Kesehatan Masyarakat
Meningkatkan aktivitas fisik
Menurunkan polusi udara
Menurunkan polusi suara
Menurunkan tingkat stres mental dan fisik
Kualitas Hidup
Meningkatkan interaksi sosial
Meningkatkan penciptaan ruang publik
Menghubungkan manusia dengan manusia lainnya
Menghidupkan suasana dan menjadikan kota aktif

BAB 4 - 107
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Keberlanjutan Lingkungan
Meningkatkan akses ke ruang hijau
Menurunkan emisi karbon
Meningkatkan tata kelola air akibat adanya tambahan ruang hijau di ruang pejalan kaki
Tambahan vegetasi selain sebagai peneduh dapat membantu memperbaiki iklim
Ekonomi
Meningkatkan kesempatan bisnis dan/atau usaha
Meningkatkan nilai investasi pada koridor yang dilalui pejalan kaki
Menciptakan nilai tambah ekonomi pada masyarakat sekitar
Meningkatkan nilai kawasan
Keadilan Sosial
Dapat digunakan oleh semua segmen masyarakat berdasarkan kemampuan, umur, dan golongan
pendapatan
Memfasilitasi kelompok rentan, seperti orang tua, anak-anak, dan penyandang disabilitas
Dalam analisis penentuan jalur pejalan kaki dan pedestrian pada Kawasan Warmare - Prafi akan
mempertimbangkan beberapa aspek diantaranya adalah Pemusatan Fasilitas pada Kawasan Warmare - Prafi
dan juga Global Heatmaps untuk kegiatan berjalan kaki yang didapat dari Global Heatmaps Strava :
Berdasarkan hasil analisis dengan mempertimbangkan komponen yang telah disebutkan pada uraian
diatas, didapatkan hasil sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan jalur pejalan kaki dan pedestrian pada
Kawasan Warmare - Prafi diantaranya adalah :
Ruas Jalan Prafi-Warmare-Maruni dengan fungsi sebagai jalan Arteri Primer;
Ruas Jalan Acet Umbuy I dengan fungsi jalan kolektor primer;
Ruas Jalan Kampung Kimiasti Jalur I dengan fungsi sebagai jalan kolektor primer;
Ruas jalan Melintang II Persawahan Aimasi dengan fungsi sebagai jalan kolektor primer;
Ruas jalan Jalur III Prafi Mulya dengan fungsi sebagai jalan lokal primer;
Ruas Jalan Kampung Indisey Jalur I dengan fungsi jalan lokal primer;
Ruas jalan Kampung Dindey Jalur Melintang II dengan fungsi sebagai jalan lokal primer; dan
Bebrapa ruas jalan lingkungan primer dan lokal primer.

BAB 4 - 108
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.52. Hasil Analisis Penentuan Jalur Pejalan Kaki dan Pedestrian

4.10.3. Analisis Aksesbilitas Pesepeda


Karakteristik bersepeda pada kawasan urban yang didapat dari kajian pustaka pada jurnal
penelitan yang disampaikan oleh Adinda Laksamana dalam Jurnal Pariwisata Terapan, 2020 terdiri
dari beberapa karakteristik, diantaranya adalah :
Pesepeda urban secara demografi adala kelompok usia produktif, dimana sebagian besar terdiri
dari rentang usia 40-50 tahun dan 20-30 tahun dengan sebagian besar profesi sebagai pekerja
(swasta dan pemerintah).
Rata-rata pesepeda urban telah menggemari kegiatan bersepeda lebih dari 8 tahun dengan
memiliki jumlah sepeda sebanyak 2-5 unit.
Penggunaan sepeda bagi pesepeda urban tidak terbatas hanya untuk beraktifitas harian saja,
namun juga untuk keperluan berwisata.
Kendala bersepeda di perkotaan adalah infrastruktur pendukung dan kondisi lalu lintas.
Mayoritas persepeda urban melakukan solo cycling untuk menuju tempat beraktivitas harian.
Destinasi wisata favorit pesepeda urban adalah tempat bernuansa alami (petualangan), wisata
alam, wisata perkotaan.
Pesepeda urban setuju untuk menjaga kondisi dan keasrian lingkungan destinasi dan jalur yang
terlintasinya.
Untuk penentuan jalur sepeda pada Kawasan Warmare - Prafi mempertimbangkan
beberapa komponen diantaranya adalah :
Jejak Heatmaps Strava untuk kegiatan bersepeda

BAB 4 - 109
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Pemusatan fasilitas pada Kawasan Warmare - Prafi


Dari hasil pertimbangan komponen dalam penentuan jalur pesepeda, arahan terkait jalur
pesepeda pada Kawasan Warmare - Prafi berada pada beberapa ruas jalan, diantaranya adalah :
Ruas jalan III SP I dengan fungsi sebagai jalan lokal primer;
Ruas jalan Poros Prafi Mulya dengan fungsi sebagai jalan kolektor prime; dan
Beberapa ruas jalan lingkungan primer
Terkait visualisasi hasil analisis mengenai ruas jalan yang direkomendasikan sebagai jalur
pesepeda, untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar dibawah :

Gambar 4.53. Hasil Analisis Terkait Jalur Pesepeda Kawasan Warmare – Prafi

4.10.4. Analisis Karaktersitik Kawasan (Langgam Bangunan)


Ada lima elemen pembentuk citra kota menurut Kevin Lynch yang mampu memberikan
kualitas visual bagi kota itu sendiri. Elemen-elemen inilah yang terlihat dan terasa di kawasan kota.
Semakin kuat kelima elemen ini maka semakin baik kota itu akan memberikan kualitas citra kota
terhadap pengamat. Lima elemen pembentuk citra kota adalah Landmark (Tetenger/ Penanda), Path
(Jalur), District (Kawasan), Nodes (Simpul), Edge (Batas atau Tepian).
Dalam menganalisis karakteristik kawasan atau langgam bangunan dilakukan analisis lebih
dalam terkait komponen citra kota dengan menggunakan Big Data, dengan hasil analisis sebagai
berikut:

4.10.4.1. Elemen Landmark


Dari hasil pembobotan data Google Maps Photos pada bulan Oktober tahun 2022, dihasilkan
terdapat 11 fasilitas yang paling banyak di review dan di datangi oleh masyarakat meliputi:

BAB 4 - 110
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tugu Madrat Warmare


Taman Wisata Manneken
Taman Arena Manokwari
Bank BNI, Mandiri, BRI, dan Bank Papua
Pasar Warmare
Pasar SP1. SP2., SP3
RM. Sabar Menanti
Hadi Mart, Toko Singgah dulu
Kebun Anggur
Bendungan Prafi

Gambar 4.54. Sebaran Potensi Landmark Kawasan Warmare – Prafi

4.10.4.2. Elemen Path


Untuk menentukan path, maka dilakukan analisis STP (Salessman Travling Problem) dengan
titik acuan adalah pusat kegiatan/arahan pusat kegiatan, dimana dari hasil analisis STP, elemen path
pada Kawasan Warmare - Prafi, meliputi ruas jalan :
Ruas Jalan Poros Prafi Mulya dengan fungsi sebagai jalan kolektor primer;
Ruas Jalan Poros Udapi Hilir dengan fungsi jalan kolektor primer;
Ruas Jalan Prafi – Mayambouw dengan fungsi sebagai jalan kolektor primer;

BAB 4 - 111
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Ruas jalan Wasekipop-Bendung Aimasi dengan fungsi sebagai jalan kolektor primer;
Ruas Jalan Indisey Jalur Idengan fungsi jalan lokal sekunder;
Ruas jalan Jalur III Wasekipop dengan fungsi sebagai jalan lokal primer; dan
Bebrapa ruas jalan lingkungan primer dan lokal primer.

Gambar 4.55. Potensi Elemen Path pada Kawasan Warmare - Prafi


4.10.4.3. Elemen Nodes
Nodes merupakan titik utama dalam sebuah kawasan/kota, area/lokasi strategis dalam
sebuah kota yang mudah dimasuki oleh warga. Elemen nodes pada Kawasan Warmare - Prafi
menggunakan pertimbangan pusat sikulasi dan persebaran fasilitas dengan metode weighted overlay
antara pemusatan jaringan dan pemusatan fasilitas. Dimana lokasi pemusatan tersebut berada pada
bagian tengah Kawasan Warmare - Prafi.

Gambar 4.56. Potensi Nodes pada Kawasan Warmare – Prafi

BAB 4 - 112
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.10.5. Analisis Land Value Capture


Analisis Land Value Capture digunakan untuk mengetahui potensi nilai lahan, khusunya pada
Kawasan Warmare - Prafi. Adapun data yang dibutuhkan untuk memperkirakan potensi nilai lahan
adalah nilai lahan eksisting, perencanaan pola ruang dan rencana struktur ruang. Diketahui bahwa
dominasi nilai lahan yang didasrkan pada perhitungan PBB (Pajak Bumi Bangunan) pada Kawasan
Warmare - Prafi adalah nilai lahan dalam rentang harga Rp. <100.000. Untuk lebih jelasnya, dapat
dilihat pada Gambar dibawah :

Gambar 4.57. Zona Nilai Tanah Kawasan Warmare – Prafi

4.10.6. Analisis Ketersediaan RTH dan Prioritas Kebutuhan RTH


Ketersediaan RTH pada Kawasan Warmare - Prafi tersebar di semua Kampung yang berupa
Taman kelurahan maupun rth dalam bentuk lapangan olahraga. Hal tersebut didapat dari proses
survey primer secara menyeluruh pada Kawasan Warmare - Prafi.

Gambar 4.58. Sebaran RTH Eksisting Kawasan Warmare - Prafi

BAB 4 - 113
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Berdasarkan hasil survey, RTH eksisting di Kawasan Warmare - Prafi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.42. RTH eksisting di Kawasan Warmare - Prafi
Luas
No. Penggunaan Lahan %
(Ha)
1 Jalur Hijau 0,76 0,02%
2 Lapangan Olahraga 5,82 0,12%
3 Makam 5,10 0,11%
4 Taman 1,96 0,04%
Total 13,64 0,28%
Berdasarkan tabel diatas, secara luasan, RTH di Kawasan Warmare - Prafi seluas 13,64 Ha
atau 0,28 eprsen dari luas wilayah. Jenis RTH yang ada di Kawasan Warmare - Prafi didominasi oleh
pemakaman dan lapangan olahraga. untuk itu perlu effort yang besar agar ketersediaan RTH di
Kawasan Warmare - Prafi sesuai dengan standar yang ditentukan.
Dari ketersediaan RTH eksisting tersebut kemudian dievaluasi dengan analisis prioritas
kebutuhan RTH untuk menentukan tingkat efektivitas RTH eksisting dan prioritas penambahan RTH
pada lokasi yang tergolong prioritas dalam aspek perlunya ketersediaan RTH. Untuk aspek analisa
ketersediaan ruang terbuka hijau, karena dominasi Kawasan Warmare - Prafi merupakan kawasan
non terbangun, maka akan dibahas terkait dengan prioritas penentuan RTH yang ditinjau dari aspek
urban heat island. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar dibawah terkait dengan kerangka
pengerjaan :

Gambar 4.59. Alur Analisis Prioritas RTH

Dari hasil analisa dapat diketahui bahwa, prioritas terkait kebutuhan RTH ditinjau dari aspek
urban heat island berada pada Kawasan Warmare - Prafi terbagi menjadi 4 (empat) klasifikasi

BAB 4 - 114
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

prioritas yaitu prioritas sangat tinggi, prioritas tinggi, prioritas sedangdan prioritas rendah. Untuk
dominasi wilayah pada Kawasan Warmare - Prafi termasuk dalam prioritas tinggi dan sedang yaitu
tidak membuthkan RTH secara urgent, namun harus tetap menyediakan alokasi RTH sebesar 20 %
sesuai dengan ketentuan. Prioritas penanganan RTH atau urgensi perlunya RTH terdapat pada
Kampung Aimasi, Kampung Udapi Hilir, Kampung Wasekipop, dan Kampung Prafi Mulya khususnya
pada kawasan yang padat permukiman. Untuk lebih jelas terkait hasil analisa, dapat dilihat pada
Gambar dibawah :

4.10.7. Analisis Vista Kawasan


Vista berhubungan dengan view yang berarti pandangan sejauh yang dapat tertangkap oleh
mata manusia. View hanya dapat dibatasi oleh sesuatu yang menghalangi. Vista adalah objek yang
dibingkai secara semu dan bisa dengan mudah dinikmati keindahannya. Dikatakan semu, karena
bingkai ini bukan bingkai sesungguhnya, melainkan sebuah benda dengan tugas seolah-olah
membingkai. Department of Planning and Urban Development, Western Australia (1995)
menjelaskan bahwa kajian karakter kawasan dan arsitektur kota perlu dilakukan pemeriksaan
(investigation) terhadap elemen wilayah, warisan nenek moyang, visual, pandangan, dan latar
belakang komunitas. Kesemua elemen yang dimaksud sangat berpotensi membentuk karakter
sebuah kawasan kota baik dari aspek positif maupun aspek negatifnya
Kawasan Warmare - Prafi memiliki vista atau pelataran pandang yang perlu di preservasi,
sehingga kedepannya, perlu adanya pengaturan tinggi bangunan . Berikut merupakan view shed
azimuth angle Kawasan Warmare - Prafi.

BAB 4 - 115
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.60. Azzimuth Angle Kawasan Warmare - Prafi

• DARI SEGI SISI UTARA TAMPAK WP WARMARE PRAFI ADALAH HUTAN DENGAN ADANYA ZONA SUNGAI WARMARE DAN SUNGAI PRAFI
• DARI SISI SELATAN TAMPAK WP WARMARE PRAFI MERUPAKAN HUTAN LINDUNG DENGAN BATAS PEGUNUNGAN KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK
• DARI SISI BARAT TAMPAK WP WARMARE PRAFI ADALAH RUAS JALAN POROS UTAMA MENUJU MASNI DAN LAHAN TERBANGUN YANG BERBATASAN
DENGAN LAHAN PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
• DARI SISI TIMUR TAMPAK WP WARMARE ADALAH KAN HUTAN , PERKEBUNAN DAN PERTANIAN SERTA JALAN POROS UTAMA MENUJU MANOKWARI

Gambar 4.61. View Sheed Azzimuth Kawasan Warmare – Prafi

4.10.8. Analisis Tata Massa Bangunan


Produk dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya sebagai wujud
pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasuk pembentukan citra/karakter fisik lingkungan,
besaran, dan konfigurasi dari elemen-elemen: blok, kaveling/petak lahan, bangunan, serta ketinggian
dan elevasi lantai bangunan yang dapat menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas ruang kota
yang akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada, terutama yang berlangsung dalam ruang-
ruang publik. Tata Bangunan juga merupakan sistem perencanaan sebagai bagian dari
penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya, termasuk sarana dan prasarananya pada
suatu lingkungan binaan. Analisis terkait tata bangunan meliputi garis sempadan bangunan, jarak
bebas antar bangunan, ketinggian bangunan, dan arah hadap bangunan.

4.10.8.1. Analisis Garis Sempadan Bangunan


Garis sempadan adalah garis yang pada pendirian bangunan ke arah yang berbatasan di atas
permukaan tanah yang tidak boleh terlampaui. Garis sempadan ini terdiri dari:
Sempadan muka yaitu bagian yang berbatasan dengan jalan
Sempadan belakang bagian yang berbatasan dengan jalan atau bangunan di belakangnya.
Sempadan samping yaitu bagian yang berbatasan dengan jalan atau bangunan di sampingnya.
Sempadan pagar yaitu garis dimana harus dipasang bagian luar dari pagar-pagar persil atau pagar-
pagar pekarangan.

BAB 4 - 116
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.62. Ilustrasi Sempadan Bangunan

Dalam menentukan GSB terdapat beberapa pendekatan, yaitu:


Jika jalan dengan rumija > 8m, maka GSB = (0,5 x Rumija) + 1
Jika jalan dengan rumija = 8m, maka GSB = 0,5 x Rumija Berikut ini arahan GSB pada jalan-jalan
di Kawasan Warmare – Prafi
Tabel 4.43. Arahan GSB pada Jaringan Jalan Berdasarkan Fungsi Jalan
GSB (m)
Lebar Jalan
Jika jalan dengan rumija > 8m, maka
(Menurut PP
Fungsi Jalan GSB = (0,5 x Rumija) + 1
Jalan No
Jika jalan dengan rumija = 8m, maka
32/2006)
GSB = 0,5 x Rumija
Kolektor 9 5,5
Lokal 7,5 4
Lingkungan (diperuntukan kendaraan 6,5 3,5
bermotor roda tiga/lebih)
Lingkungan (tidak diperuntukan bagi 3,5 1,8
kendaraan bermotor roda tiga/lebih)
Sumber : Standard Penentuan GSB dan Hasil Analisis, 2023

4.10.8.2. Analisis Garis Sempadan Sungai, SUTET, SUTT dan Bendungan


Sungai di perkotaan terdiri dari sungai bertanggul dan sungai tidak bertanggul.
Sungai bertanggul
Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditetapkan sekurang-
kurangnya 3 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul
Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditetapkan sekurang-
kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul
Sungai tidak bertanggul
Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 m, garis sempadan ditetapkan
sekurang-kurangnya 10 m dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan
Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 m sampai dengan 20 m, garis sempadan
ditetapkan sekurang-kurangnya 15 m dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 m, garis sempadan ditetapkan sekurang-
kurangnya 30 m dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan

BAB 4 - 117
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kawasan Warmare - Prafi berada pada wilayah yang dilewati oleh sungai. Pengaturan terkait
sempadan ini ditujukan untuk rencana pengembangan jaringan PLTMH kedepannya.

4.10.8.3. Analisis Jarak Bebas Antar Bangunan, Ketinggian Bangunan dan Jumlah Lantai
Bangunan
Jarak bebas antar bangunan adalah jarak yang terkecil, diukur di antara permukaan-
permukaan denah dari bangunan-bangunan atau jarak antara dinding terluar yang berhadapan antara
dua bangunan. Sedangkan ketinggian bangunan adalah tinggi maksimum bangunan gedung yang
diizinkan pada lokasi tertentu dan diukur dari jarak maksimum puncak atap bangunan terhadap
(permukaan) tanah yang dinyatakan dalam satuan meter. Ketinggian bangunan ditentukan oleh
perhitungan rumus Angle of Light (ALO). ALO merupakan sudut pencahayaan yang terkena
bayangan matahari. Kriteria ini dapat digunakan untuk menentukan tinggi dan jarak bangunan atau
blok bangunan maksimum berdasarkan pertimbangan pencahayaan alami dengan tujuan penghematan
energi, kesehatan dan berhubungan dengan iklim mikro setempat. Adapun rumus ALO adalah
sebagai berikut.

h’ = tinggi bangunan maksimum yang diizinkan


htot = tinggi total maksimum
Jd = jarak ukur depan
ls = panjang site
Jb = jarak ukur belakang
tgα = 45º 53,25

Tabel 4.44. Arahan Ketinggian Bangunan Menurut Rumus ALO Kawasan Warmare - Prafi
Fungsi Jalan Kolektor Lokal Lingkungan
(Menurut PP Jalan No
Lebar Jalan 9 7,5 6,5
34/2006)
Jika jalan dengan rumija Jika jalan dengan
GSB (jd) > 8m, maka GSB = (0,5 x rumija = 8m, maka 5,5 4 3,5
Rumija) + 1 GSB = 0,5 x Rumija
Arahan
Ukuran Tapak panjang x lebar (m) 9x6 5x6 4x4
Minimal
Total (m2) 54 30 16
Panjang Site (ls) 9 5 4
Jarak belakang (jb) 5 27 3
Tinggi Bangunan Maksimal (lantai) 2 4 1
Tinggi Bangunan Maksimal (meter) 8 17 4
Sumber : Hasil Analisis, 2023

Tabel diatas menunjukkan bahwa Kawasan Warmare - Prafi memiliki arahan ketinggian
bangunan maksimum 17 meter dengan jumlah lantai maksimal 4 lantai. Namun arahan tersebut
merupakan ketentuan umum, dimana ketika terdapat beberapa spot kawasan akan direncanakan

BAB 4 - 118
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

sebagai superblock yang didalamnya sebagai pengembangan komersil, maka perlu untuk membuat
ketentuan khusus didalamnya. Berikut merupakan persyaratan jarak antar bangunan berdasarkan
ukuran ketinggian bangunan yang telah diarahkan.

4.10.8.4. Analisis Arah Hadap Bangunan


Arah hadap bangunan dihasilkan dari analisis view dan pencapaian ke dalam bangunan. Pada
kawasan yang beriklim tropis-lembap, dibutuhkan kenyamanan thermal untuk mencegah radiasi
panas. Perolehan panas dapat dikurangi dengan menggunakan bahan atau material yang mempunyai
tahan panas yang besar, sehingga laju aliran panas yang menembus bahan tersebut akan terhambat.
Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk, antara lain (Yuliasari dalam Prosiding Temu Ilmiah
IPLBI 2018):
Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat;
Melindungi dinding dengan alat peneduh;
Perolehan panas dapat juga dikurangi dengan memperkecil penyerapan panas dari permukaan,
terutama untuk permukaan atap.

4.10.9. Analisis Intensitas Bangunan


Pembahasan mengenai analisis intensitas bangunan Kawasan Warmare - Prafi memuat sub
bahasan terkait 3 (tiga) komponen intensitas bangunan yaitu koefisien dasar bangunan (KDB),
koefisien lantai bangunan (KLB), dan koefisien dasar hijau atau (KDH).
Untuk pembahasan mengenai ke-3 (tiga) komponen intensitas bangunan adalah sebagai
berikut :

60% 1-3 Lt

0,6 –
60% 1-3 Lt 10%
1,8

0,6 –
10%
1,8

Gambar 4.63. Intensitas Bangunan Eksisting Kawasan Warmare – Prafi

BAB 4 - 119
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Dari hasil survey primer, didapatkan hasil bahwa :


Dominasi KDB pada Kawasan Warmare - Prafi berkisar antara 85 – 100 %
Dominasi KLB pada Kawasan Warmare - Prafi berkisar antara 0,5 – 1 yang mencirikan kawasan
perkotaan; dan
KDH pada Kawasan Warmare - Prafi berkisar antara nilai 10 – 25 %.

BAB 4 - 120
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 4.64. Konsep Penentuan KDB Kawasan Warmare – Prafi

Terkait rumus perhitungan intensitas pada Kawasan Warmare - Prafi, mengacu pada Permen
ATR/KBPN Nomor 11 Tahun 2021, adalah sebagai berikut :

Tabel 4.45. Perhitungan Intensitas Bangunan Kawasan Warmare - Prafi


Kelerangan 5% 10% 10%-30%
Luas 1.874,00 1.206,25 656,30
Koefisien Infiltrasi 1,80 1,00 1,20
Intensitas Infiltrasi 1985/176 1985/176 1985/176
Q inf 8505,64 1250,29 350,04
65.158,79 17.240,42 4.022,25
I Inf
1.085,98 287,34 67,04
Q1ha 2,35 1,31 1,57
OS 462,18 220,12 42,80
KDB Maks 0,87 0,77 0,81
Sumber : Hasil Analisis, 2023

4.10.10. Analisis Kebencanaan


Analisis kebencanaan akan menggunakan metode analaisis deskriptif dan juga pertimbangan
dengan hsitory kejadian bencana pada Kawasan Warmare - Prafi serta langkah antisipasi yang telah
dimuat dalam dokumen sektoral terkait tematik kebencanaan. Menurut Asian Disaster Reduction

BAB 4 - 121
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Center (2003) yang dikutip Wijayanto (2012), Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap
masyarakat yang menimbulkan kerugian secara meluas dan dirasakan baik oleh masyarakat, berbagai
material dan lingkungan (alam) dimana dampak yang ditimbulkan melebihi kemampuan manusia guna
mengatasinya dengan sumber daya yang ada. Lebih lanjut, menurut Parker (1992) dalam dikutip
Wijayanto (2012), bencana adalah sebuah kejadian yang tidak biasa terjadi disebabkan oleh alam
maupun ulah manusia, termasuk pula di dalamnya merupakan imbas dari kesalahan teknologi yang
memicu respon dari masyarakat, komunitas, individu maupun lingkungan untuk memberikan
antusiasme yang bersifat luas.
Salah satu ancaman bencana geologi potensial di Manokwari adalah gerakan tanah selain
gempa bumi dan tsunami. Ancaman/bahaya gerakan tanah dibagi menjadi tiga kategori: rendah,
sedang, dan tinggi. Hasil analisis menunjukkan wilayah yang termasuk kategori tingkat ancaman tinggi
sekitar 219 Km2 (64,74%) kategori tingkat ancaman sedang sekitar 751 Km2 (18,88%) dan tingkat
ancaman rendah sekitar 190 Km2 (16,38%) (Mamengko, 2019). Tindakan aksi mitigasi dan upaya
pengurangan risiko merupakan hal penting yang perlu dilakukan guna mengoptimalisasikan
pemanfaatan pola ruang sebagi “Kawasan Lindung Bencana Geologi” untuk area yang memiliki
katerogi tingkat ancaman tinggi; kategori sedang sebagai pola ruang dengan fungsi lindung dan
kawasan budidaya terbatas 2) Kawasan dengan tingkat ancaman rendah dapat difungsikan sebagai
kawasan budidaya dan areal pengguana lain yang disesuaikan dengan prinsip penataan ruang dan
peraturan yang berlaku.
Tingkat ancaman tinggi berada di bagian selatan dan tenggara Kabupaten Manokwari yang
tersusun oleh batuan batuan gunungapi Arfak, batuan metamorf Formasi Kemum dengan intensitas
struktur yang tinggi. Oleh karena itu, Manokwari bagian selatan dan timur dengan tingkat ancaman
perlu diusulkan sebagai “Kawasan Konservasi Geologi/Bencana Geologi dalam pengurangan risiko
bencana gerakan tanah dan kebijakan pembangunan yang berkelanjutan Papua Barat sebagai “Provinsi
Konservasi”.
Tingkat Ancaman Sedang diusulkan sebagai “Kawasan Budidaya”, seperti perkebunan,
pertanian dan kawasan budidaya lainnya dengan pemanfaatan terbatas. Jika memang harus dilakukan
pembangunan fisik infrastruktur dalam percepatan pembangunan maka perlu dilakukan kajian
terhadap sifat tanah/soil properties untuk melakukan kajian dan perlakuan teknis terhadap mitigasi
dan adaptasi ancaman gerakan tanah di Kabupaten Manokwari.
❖ Potensi Ancaman Banjir
Di seluruh Kabupaten Manokwari tercatat memiliki 12 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang
berpotensi menimbulkan banjir. Daerah rawan banjir yang dicakup DAS-DAS besar ini mencapai +
7.163 m2 .

BAB 4 - 122
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Secara histori banjir yang terjadi di Wilayah Kabupaten Manakwari merupakan banjir
tahunan dan terjadi di beberapa pemukiman padat penduduk seperti di Keluruhan Wosi. Selain itu,
penyebab lainnya adalah penggunaan lahan dataran banjir seperti pada Kampung Kali Merah, Distrik
Masni. Wilayh-wilayah banjir di Kabupaten Manokwari memiliki karakteristik kemiringan lereng
datar hingga landau, litologi penyusunnya didominasi batulempung-batulanau, merupakan fungsi
lindung sepadan sungai, pola ruang area penggunaan lain (APL) dengan tata guna lahan pemukiman,
semak belukar dan lahan terbuka.
Hal ini yang menjadi penyebab potensi ancaman banjir di Kabupaten Manokwari mengalami
risiko bencana bajir pada saat musim penghujan.
Semua area yang potensial ancaman banjir terletak di sepadan sungai dan pesisir pantai atau
muara sungai seperti Kampung Tanimbar, Kampung Jawa, Pasar Wosi dan Kampung Kali Merah serta
Warmare.

Gambar 4.65. Pola Struktur Geologi Dan Morfologi Sebagai Parameter Penyebab Potensi
Ancaman Bencana Geologi Di Manokwari Dan Papua Barat (Mamengko, 2019)

Strategi generik dan strategi spesifik dalam penanganan bencana meliputi tahap Sebelum
terjadinya bencana, saat terjadinya bencana dan pra kejadian bencana. Untuk lebih jelasnya, dapat
dilihat pada Point dibawah :

BAB 4 - 123
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Perkuatan Kebijakan dan Kelembagaan


Penerapan Peraturan daerah terkait Penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana sesuai dengan Peraturan daerah yang ditetapkan
diharapkan mampu mengurangi risiko bencana di Kabupaten Manokwari secara efektif dan
sistematis.
Penerapa aturan teknis terkait pelaksanaan fungsi BPBD yang telah terbentuk di Kabupaten
Manokwari.
penguatan aturan dan mekanisme forum PRB.
optimalisasi penerapan aturan dan mekanisme penyebaran informasi kebencanaan.
penguatan Peraturan daerah tentang Rencana Penanggulangan Bencana.
penguatan Peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) berbasis Kajian
Risiko Bencana (KRB) untuk Pengurangan Risiko Bencana.
penguatan Forum PRB agar dapat mempermudah koordinasi lintas lembaga tekait PRB
dengan masyarakat yang tergabung dalam Forum PRB.
Pengkajian Resiko dan Perencanaan Terpadu
penyusunan Peta Bahaya, Peta Kerentanan dan Peta Kapasitas serta melakukan
pembaharuan peta sesuai dengan aturan.
penyusunan Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) daerah.
Pengembangan Sistem Informasi, Diklat dan Logistik.
pengaturan tentang penyebaran data dan informasi tentang kejadian kebencanaan melalui
PUSDALOP PB.
penguatan struktur dan mekanisme informasi kebencanaan daerah.
membangun kemandirian informasi kebencanaan untuk pencegahan dan kesiapsiagaan
bencana bagi masyarakat.
penguatan kebijakan dan mekanisme komunikasi bencana lintas lembaga.
mengoptimalkan fungsi dan peran pusdalops PB yang sudah terbentuk.
Penanganan Tematik Kawasan Rawan Bencana
Strategi Spesifik
melakukan upaya pengurangan frekuensi dan dampak bencana banjir melalui penerapan
sumur resapan dan biopori, khususnya di Wilayah rawan banjir, Distrik Warmare dan
Distrik Prafi.
pengurangan frekuensi dan dampak bencana banjir melalui perlindungan daerah tangkapan
air.
pengurangan frekuensi dan dampak bencana banjir melalui restorasi sungai.

BAB 4 - 124
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

penguatan lereng, khususnya di daerah yang berpotensi bahaya longsor, seperti Distrik
Warmare maupun Prafi diwilayah yang berbatasan dengan Distrik lainnya. Penguatan lereng
dapat dilakukan oleh masyarakat dan Pemda dengan membuat tanggul penahan tanah pada
lereng-lereng terjal.
penguatan aturan daerah tentang pemanfaatan dan pengelolaan air permukaan.
penguatan aturan daerah tentang pengembangan sistem pengelolaan dan pemantauan area
Hulu DAS untuk deteksi dan pencegahan bencana banjir bandang.
penerapan bangunan tahan Gempabumi pada pemberian IMB.
pembangunan/ revitalisasi tanggul, embung, waduk dan taman kota di daerah berisiko
banjir.
pengurangan frekuensi dan dampak bencana longsor melalui konservasi vegetatif DAS.

4.11. ANALISIS KELEMBAGAAN


Dalam kepengurusan bupati dibantu oleh wakil bupati, sekretaris daerah serta staf ahli.
Berikut adalah struktur organisasi dan tata kerja perangkat daerah Kabupaten Manokwari.

Gambar 4.66. Struktur Organisasi Perangkat Daerah


PP Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang memberikan terobosan
di bidang pengawasan ruang, yakni dengan memberikan kesempatan bagi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah untuk membentuk forum penataan ruang, yang ditujukan untuk mendorong

BAB 4 - 125
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

inklusivitas masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan melalui kolaborasi dengan masyarakat di bidang
penataan ruang. Hal tersebut tertuang dalam pasal 237 yang berbunyi “Dalam rangka
penyelenggaraan penataan ruang secara partisipatif, Menteri dapat membentuk forum penataan
ruang”.
Adapun forum penataan ruang memiliki peran untuk merekomendasikan perubahan RDTR
akibat adanya perubahan kebijakan yang bersifat nasional serta memberikan pertimbangan untuk
persetujuan KKPR. Hal ini berarti, apabila terdapat kebijakan yang bersifat strategis nasional, maka
forum penataan ruang dapat merekomendasikan untuk terjadinya perubahan muatan RDTR. Selain
itu, forum penataan ruang juga dapat memberikan pertimbangan untuk persetujuan KKPR. Hal ini
juga sejalan dengan ketentuan terkait RDTR yang memungkinkan untuk dapat direvisi lebih dari 1
kali dalam periode 5 tahun, apabila terdapat kebijakan yang bersifat strategis nasional.
Berdasarkan Peraturan Menteri ATR No. 15 Tahun 2021 Tentang Koordinasi
Penyelenggaraan Penataan Ruang sebagaimana diubah dengan Permen Agraria/Kepala BPN No. 9
Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 15 Tahun 2021 tentang Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang,
interpretasi struktur kelembagaan yang tercantum dalam kebijakan tersebut untuk kegiatan
penyusunan RDTR khususnya dalam perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang
adalah sebagai berikut:

Gambar 4.67. Interpretasi Struktur Kelembagaan FPR

BAB 4 - 126
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.12. ANALISIS KARAKTERISTIK PERUNTUKAN ZONA


Analisis karakteristik peruntukan zona/sub zona berdasarkan kondisi yang diharapkan
dilakukan untuk mengidentifikasi definisi dan kualitas lokal minimum pada masing-masing zona/sub
zona. Analisis ini diperlukan untuk menjadi dasar rumusan ketentuan penggunaan lahan, ketentuan
intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata bangunan dan ketentuan khusus. Berikut adalah analisis
peruntukan zona di Kawasan WP Warmare - Prafi.
Tabel 4.46. Analisis Peruntukan Zona Lindung
Zona/Sub
Kode Definisi Kriteria Perencanaan Kualitas Lokal Minimum
Zona
Zona Badan
BA
Air
Air permukaan bumi
Sub-zona yang berupa sungai,
BA
Badan Air danau, embung, waduk,
dan sebagainya.
Zona
Perlindungan PS
Setempat
Daerah yang ▪ Sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian ▪ Terjaganya kelestarian fungsi
diperuntukkan bagi yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan pantai, waduk, dan sungai.
kegiatan pemanfaatan kondisi fisik pantai, minimal 100 (seratus) meter ▪ Terjaganya kawasan dari
lahan yang menjunjung dari titik pasang tertinggi ke arah darat. aktifitas manusia
tinggi nilai-nilai luhur ▪ Sempadan waduk daratan sepanjang tepian danau
dalam tata kehidupan yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan
masyarakat untuk kondisi fisik danau/waduk antara 50 (lima puluh)-
melindungi dan 100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke
mengelola lingkungan arah darat.
hidup secara lestari, ▪ sempadan sungai
serta dapat menjaga i. garis sempadan sungai bertanggul
kelestarian jumlah, ditetapkan dengan batas lebar paling sedikit
kualitas penyediaan tata 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang
Sub-zona air, kelancaran, kaki tanggul
Perlindungan PS ketertiban pengaturan, ii. garis sempadan sungai tidak bertanggul
Setempat dan pemanfaatan air ditetapkan berdasarkan pertimbangan
dari sumber-sumber air. teknis dan sosial ekonomis oleh pejabat
Termasuk didalamnya yang berwenang
kawasan kearifan lokal iii. garis sempadan sungai yang bertanggul dan
dan sempadan yang tidak bertanggul yang berada di wilayah
berfungsi sebagai perkotaan dan sepanjang jalan ditetapkan
kawasan lindung antara tersendiri oleh pejabat yang berwenang
lain sempadan pantai,
sungai, mata air, situ,
danau, embung, dan
waduk, serta kawasan
lainnya yang memiliki
fungsi perlindungan
setempat.
Zona Ruang
Terbuka RTH
Hijau
taman yang ditujukan ▪ Lokasi taman berada pada wilayah kecamatan ▪ Tersedianya ruang untuk
untuk melayani yang bersangkutan kawasan pengendalian air larian
Sub-zona penduduk satu ▪ Luas taman minimal 0,2 m2 per penduduk RW, dengan menyediakan kolam
RTH-
Taman kecamatan denganluas minimal 24.000 m2 retensi
3
Kecamatan ▪ Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) ▪ Tersedianya area penciptaan
minimal seluas 80%-90% dari luas taman, sisanya iklim mikro dan pereduksi
polutan di Kawasan perkotaan

BAB 4 - 127
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Zona/Sub
Kode Definisi Kriteria Perencanaan Kualitas Lokal Minimum
Zona
dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai ▪ Tersedianya tempat rekreasi
tempat melakukan berbagai aktivitas. dan olahraga masyarakat skala
▪ Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai kecamatan
tanaman, juga ▪ Tersedianya area terbuka
terdapat minimal 50 (lima puluh) pohon pelindung sebagai ruang alternatif
dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis mitigasi/evakuasi bencana
taman aktif dan minimal 100 (lima puluh) pohon ▪ Tersedianya ruang untuk
pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untuk melestarikan dan melindungi
jenis taman pasif. keanekaragaman hayati
Taman yang ditujukan ▪ Lokasi taman berada pada wilayah kelurahan yang ▪ Tersedianya ruang untuk
untuk melayani bersangkutan kawasan pengendalian air larian
penduduk satu kelurahan ▪ Luas taman minimal 0,3 m2 per penduduk RW, ▪ Tersedianya area penciptaan
dengan luas minimal 9.000 m2. iklim mikro dan pereduksi
▪ Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) polutan di kawasan perkotaan
minimal seluas 80%-90% dari luas taman, sisanya ▪ Tersedianya tempat rekreasi
Sub-zona dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai dan olahraga masyarakat skala
RTH-
Taman tempat melakukan berbagai aktivitas. kelurahan
4
Kelurahan ▪ Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai ▪ Tersedianya area terbuka
tanaman, juga terdapat minimal 25 (dua puluh sebagai ruang alternatif
lima) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau mitigasi/evakuasi bencana
sedang untuk jenis taman aktif dan minimal 50 ▪ Tersedianya ruang untuk
(lima puluh) pohon pelindung dari jenis pohon melestarikan dan melindungi
kecil atau sedang untuk jenis taman keanekaragaman
pasif. hayati
Penyediaan ruang ▪ Ukuran makam 1 m x 2 m; ▪ Tersedianya ruang untuk
terbuka hijau yang ▪ Jarak antar makam satu dengan lainnya minimal tempat pemakaman umum
berfungsi utama sebagai 0,5 m; ▪ Tersedianya ruang untuk
tempat penguburan ▪ Tiap makam tidak diperkenankan dilakukan Kawasan pengendalian air larian
jenazah. Selain itu juga penembokan/perkerasan ▪ Tersedianya area penciptaan
dapat berfungsi sebagai ▪ Pemakaman dibagi dalam beberapablok, luas dan iklim mikro dan pereduksi
daerah resapan air, jumlah masing masing blok disesuaikan dengan polutan di Kawasan perkotaan
tempat pertumbuhan kondisi pemakaman setempat; ▪ Tersedianya ruang untuk
Sub-zona RTH-
berbagai jenis vegetasi, ▪ Batas antar blok pemakaman berupa pedestrian melestarikan dan melindungi
Pemakaman 7
pencipta iklim mikro lebar 150-200cm dengan deretan pohon keanekaragaman hayati
serta tempat hidup pelindung disalah satu sisinya;
burung serta fungsi sosial ▪ Batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman
syarakat disekitar seperti atau kombinasi antara pagar buatan dengan pagar
beristirahat dan sebagai tanaman, atau dengan pohon pelindung;
sumber pendapatan ▪ Ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman
tanpa perkerasan minimal 70% dari total area
pemakaman.
Jalur penempatan
tanaman serta elemen
lansekap lainnya yang
terletak di dalam ruang
milik jalan (RUMIJA)
maupun di dalam ruang
Sub-zona RTH- pengawasan jalan
Jalur Hijau 8 (RUWASJA), Sering
disebut jalur hijau karena
dominasi elemen
lansekapnya adalah
tanaman yang pada
umumnya berwarna
hijau.
Zona Hutan
HL
Lindung
Hutan yang mempunyai ▪ kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng,
Sub-zona
fungsi pokok sebagai jenis tanah, dan intensitas hujan yang jumlah hasil
Hutan HL
perlindungan sistem perkalian bobotnya sama dengan 175 (seratus
Lindung
tujuh puluh lima) atau lebih;

BAB 4 - 128
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Zona/Sub
Kode Definisi Kriteria Perencanaan Kualitas Lokal Minimum
Zona
penyangga kehidupan ▪ kawasan hutan yang mempunyai kemiringan
untuk mengatur tata air, lereng paling sedikit 40% (empat puluh persen);
mencegah banjir, ▪ kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling
mengendalikan erosi, sedikit 2.000 (dua ribu) meter di atas permukaan
mencegah intrusi air laut, laut; atau
dan memelihara ▪ kawasan hutan yang mempunyai tanah sangat
kesuburan tanah. peka terhadap erosi dengan kelerengan di atas
lebih dari 15% (lima belas persen).
Sumber : Hasil Analisis, 2023

Tabel 4.47. Analisis Peruntukan Zona Budi Daya


Zona/Sub Zona Kode Definisi Kriteria Perencanaan Kualitas Lokal Minimum
Zona Badan Jalan BJ
Bagian jalan yang berada di
antara kisi-kisi jalan dan
Sub-zona Badan
BJ merupakan lajur utama yang
Jalan
meliputi jalur lalu lintas dan
bahu jalan.
Zona Hutan Produksi (KHP)
Hutan dengan faktor-faktor ▪ Kawasan hutan dengan faktor kelas -
kelas lereng, jenis tanah, dan lereng, jenis tanah dan intensitas hujan
intensitas hujan setelah setelah masing-masing dikalikan
masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai
dengan angka penimbang skor 125 atau lebih
Sub-zona Hutan
HP mempunyai jumlah nilai di ▪ Kawasan hutan yang mempunyai
Produksi Tetap
bawah 125 (seratus dua lereng lapangan 25-40 % (empat
puluh lima) di luar kawasan puluh) persen atau lebih dari 40 %
hutan lindung, hutan suaka
alam, hutan pelestarian alam,
dan taman buru.
Zona Pertanian P
Peruntukan ruang lahan Peruntukan pertanian berupa: ▪ Tersedianya lahan untuk:
basah beririgasi, rawa pasang ▪ Ruang yang secara teknis dapat ▪ Menghasilkan bahan pangan,
surut dan lebak dan lahan digunakan untuk lahan pertanian palawija,
Sub-zona Tanaman basah tidak beririgasi serta basah (irigasi maupun non irigasi) tanaman keras, hasil
P-1
Pangan lahan kering potensial untuk ataupun lahan kering tanaman pangan peternakan, dan hasil
pemanfaatan dan maupun palawija perikanan
pengembangan tanaman ▪ Ruang yang apabila digunakan untuk ▪ Sebagai daerah resapan air
pangan. kegiatan pertanian lahan basah hujan untuk kawasan
Kawasan yang memiliki ataupun lahan kering sekitarnya
potensi untuk dimanfaatkan dapat memberikan manfaat baik ▪ Membantu penyediaan
dan dikembangkan baik pada ekonomi, ekologi maupun sosial lapangan kerja bagi masyarakat
lahan basah dan atau lahan ▪ Kawasan pertanian tanaman lahan setempat
kering untuk komoditas basah dengan irigasi teknis tidak
perkebunan. boleh dialihfungsikan memperhatikan
ketentuan pokok tentang
perencanaan dan penyelenggaraan
budi daya tanaman serta tata ruang
Sub-zona dan tata guna tanah budi daya
P-3
Perkebunan tanaman mengacu kepada Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 1992
tentang Sistem Budi Daya Tanaman
peruntukan perkebunan, peternakan,
perikanan:
▪ Tidak mengganggu permukiman
penduduk terkait dengan limbah yang
dihasilkan
▪ Pada lingkungan dengan kepadatan
rendah

BAB 4 - 129
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Zona/Sub Zona Kode Definisi Kriteria Perencanaan Kualitas Lokal Minimum


▪ Memperhatikan ketentuan pokok
tentang pemakaian tanah dan air
untuk usaha peternakan; serta
penertiban dan keseimbangan tanah
untuk ternak mengacu kepada
Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1967 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Peternakan dan Kesehatan
Hewan
Zona Perikanan IK
Peruntukan ruang yang ▪ Dikembangkan dengan luasa lahan ▪ Adanya percepatan
ditetapkan dengan fungsi paling sedikit 50 Ha dalam satu penyebebaran dan
utama untuk budi daya ikan hamparan pemerataan pembangunan
atas dasar potensi sumber ▪ Dikembangkan pada lingkungan inudstri
daya alam, sumber daya dengan tingkat kepadatan rendah ▪ Meningkatkan upaya
manusia, dan kondisi ▪ Tidak berada maupun berbatasan pembangunan industri yang
lingkungan serta kondisi langsung dengan zona perumahan berwawasan lingkungan
Sub-zona Perikanan prasarana sarana umum yang ▪ Penentuan lokasi industri dilakukan ▪ Meningkatkan daya saing
IK-2
Budidaya ada. dengan memperhatikan rencana investasi dan daya saing
transportasi yang berhubungan industri
dengan simpul bahan baku industri ▪ Tersedianya lokasi untuk
dan simpul-simpul pemasaran hasil kegiatan industri
produksi ▪ Tersedianya fasilitas bersama
▪ Memperhatikan ketentuan peratura
perundang-undangan terkait dengan
pengembangan lahan industri
Zona Kawasan
KPI
Peruntukan Industri
Bentangan lahan yang
diperuntukkan bagi kegiatan
Industri berdasarkan
Sub-zona Kawasan Rencana Tata Ruang
KPI
Peruntukan Industri Wilayah yang ditetapkan
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang
undangan.
Zona Pariwisata W
Peruntukan ruang yang Kawasan wisata yang dikembangkan di ▪ Tersedianya ruang untuk:
merupakan bagian dari tempat berlangsungnya atraksi budaya, ▪ Pengembangan
kawasan budi daya yang prosesi upacara adat, dan akomodasi pariwisata dengan
dikembangkan untuk sekitarnya yang ditujukan untuk kepadatan yang bervariasi di
mengembangkan kegiatan mengakomodasi wisata dengan minat seluruh kawasan
pariwisata baik alam, buatan, khusus (tengeran/landmark, cagar ▪ Mengakomodasi bermacam
maupun budaya budaya) kawasan wisata di tempat objek tipe
Sub-zona Pariwisata W
alam (gunung, sawah, pantai, laut, teIuk, akomodasi pariwisata seperti
lembah) dan kawasan di sekitarnya yang hotel, vila, resort, homestay,
ditujukan untuk mengakomodasi wisata dll yang mendorong
minat alam yang memiliki penyediaan
kecenderungan mendapatkan sesuatu akomodasi bagi wisatawan
dan pengalaman baru yang bermanfaat
dari objek wisata alam yang dikunjungi
Zona Perumahan R
Peruntukan ruang yang ▪ Zona dengan wilayah perencanaan Tersedianya unit hunian dengan
merupakan bagian dari yang memiliki kepadatan bangunan tingkat kepadatan tinggi
kawasan budidaya 100 (seratus)-1000 (seribu)
Sub-zona
difungsikan untuk tempat rumah/hektar
Perumahan R-2
tinggal atau hunian dengan ▪ Zona peruntukan hunian dengan luas
Kepadatan Tinggi
perbandingan yang besar persil dari 60 m2 sampai dengan 150
antara jumlah bangunan m2
rumah dengan luas lahan

BAB 4 - 130
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Zona/Sub Zona Kode Definisi Kriteria Perencanaan Kualitas Lokal Minimum


Peruntukan ruang yang ▪ Zona dengan wilayah perencanaan Tersedianya unit hunian dengan
merupakan bagian dari yang memiliki kepadatan bangunan 40 tingkat kepadatan sedang
kawasan budidaya (empat puluh)-100 (seratus)
Sub-zona
R-3 difungsikan untuk tempat rumah/hektar
Perumahan
dan tinggal atau hunian dengan ▪ Zona peruntukan hunian dengan luas
Kepadatan Sedang
R-4 perbandingan yang hampir persil dari 150 m2 sampai dengan 250
dan Rendah
seimbang antara jumlah m2
bangunan rumah dengan luas
lahan
Zona Sarana
SPU
Pelayanan Umum
Peruntukan ruang yang ▪ Lokasi SPU dapat disebar pada titik- ▪ Tersedianya sarana pelayanan
merupakan bagian dari titik strategis atau sekitar pusat kota. pendidikan, kesehatan,
kawasan budi daya yang ▪ Terdiri atas kantor pemerintahan; olahraga,
Sub-zona SPU Skala SPU- dikembangkan untuk gedung social budaya (serbaguna, peribadatan, transportasi, dan
Kota 1 melayani peduduk skala kota alun-alun), sarana peribadatan (masjid sosial budaya untuk kebutuhan
agung, gereja), sarana Kesehatan penduduk skala kota.
(rumah sakit), sarana olahraga
(lapangan besar)
Peruntukan ruang yang ▪ Lokasi SPU dapat disebar pada titik- Tersedianya sarana pelayanan
merupakan bagian dari titik strategis atau sekitar pusat pendidikan, kesehatan, olahraga,
kawasan budi daya yang kecamatan. peribadatan, transportasi, dan
dikembangkan untuk ▪ Terdiri atas kantor kecamatan; kantor sosial budaya untuk kebutuhan
Sub-zona SPU Skala SPU-
melayani peduduk skala polisi; pos pemadam penduduk skala Kecamatan.
Kecamatan/Distrik 2
kecamatan kebakaran; kantor pos pembantu;
balai nikah/KUA/BP4; parkir umum;
Gedung pertemuan/serba guna,
puskesmas, sekolah
Peruntukan ruang yang ▪ Lokasi SPU dapat disebar pada titik- Tersedianya sarana pelayanan
merupakan bagian dari titik strategis atau sekitar pusat pendidikan, kesehatan, olahraga,
kawasan budi daya yang kelurahan. peribadatan, transportasi, dan
dikembangkan untuk ▪ Terdiri atas kantor kelurahan; pos sosial budaya untuk kebutuhan
melayani peduduk skala kamtib; pos pemadam kebakaran; penduduk skala kelurahan.
kelurahan agen pelayanan pos; loket
Sub-zona SPU Skala SPU-
pembayaran air bersih; loket
Kelurahan/Kampung 3
pembayaran listrik; puskesmas,
sekolah, bak sampah besar; dan parkir
umum
dengan standar satuan parkir 25 m2
▪ Lokasi SPU dapat dijangkau dengan
kendaraan umum.
Peruntukan ruang yang ▪ Lokasi SPU dapat disebar pada titik- Tersedianya sarana pelayanan
merupakan bagian dari titik strategis atau sekitar pusat RW. pendidikan, kesehatan, olahraga,
kawasan budi daya yang ▪ Terdiri atas balai pertemuan warga; peribadatan, transportasi, dan
dikembangkan untuk pos hansip; gardu listrik; sosial budaya untuk kebutuhan
melayani peduduk skala RW bak sampah kecil; posyandu; dan penduduk skala RW.
parkir umum dengan standar satuan
parkir 25 m2
Sub-zona SPU Skala SPU-
▪ Pada lingkungan perumahan dengan
RW 4
dengan kasus tertentu, dapat
disediakan MCK Bersama yang
ketentuannya mengikuti
standar yang berlaku
▪ Parkir umum yang disediakan
diintegrasikan dengan kebutuhan balai
pertemuan warga
Zona Perdagangan
K
dan Jasa
Peruntukan ruang yang, ▪ Lingkungan dengan tingkat kepadatan ▪ Tersedianya ruang untuk:
Sub-zona
merupakan bagian dari tinggi, sedang, dan ▪ Menampung tenaga kerja,
Perdagangan dan K-1
Kawasan budidaya rendah dan akan diatur lebih lanjut pertokoan, jasa, rekreasi, dan
Jasa Skala Kota
difungsikan untuk didalam peraturan zonasi pelayanan masyarakat

BAB 4 - 131
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Zona/Sub Zona Kode Definisi Kriteria Perencanaan Kualitas Lokal Minimum


pengembangan kelompok ▪ Lingkungan yang diarahkan untuk ▪ Menyediakan fasilitas
kegiatan perdagangan membentuk karakter ruang kota pelayanan perdagangan dan
dan/atau jasa, tempat melalui pengembangan bangunan jasa yang dibutuhkan
bekerja, tempat berusaha, bangunan tunggal masyarakat dalam skala
tempat hiburan dan rekreasi ▪ Skala pelayanan perdagangan dan pelayanan regional dan kota
dengan skala pelayanan kota jasa yang direncanakan adalah tingkat
nasional, regional, dan kota
▪ Jalan akses minimum adalah
jalan kolektor
▪ Tidak berbatasan langsung dengan
perumahan
penduduk
Peruntukan ruang yang ▪ Lingkungan dengan tingkat kepadatan ▪ Tersedianya ruang untuk:
merupakan bagian dari rendah sampai sedang ▪ Menampung tenaga kerja,
kawasan budidaya ▪ Skala pelayanan perdagangan dan jasa pertokoan, jasa, rekreasi, dan
difungsikan untuk yang direncanakan adalah tingkat pelayanan masyarakat
pengembangan kelompok regional, kota, dan lokal ▪ Menyediakan fasilitas
Sub-zona
kegiatan perdagangan ▪ Jalan akses minimum adalah Jalan pelayanan
Perdagangan dan K-2
dan/atau jasa, tempat kolektor perdagangan dan jasa yang
Jasa Skala Kawasan
bekerja, tempat berusaha, ▪ Sebagai bagian dari fasilitas dibutuhkan masyarakat dalam
tempat hiburan dan rekreasi perumahan dan dapat berbatasan skala pelayanan kota dan lokal
dengan skala pelayanan langsung dengan perumahan
wilayah penduduk
perencanaan
Zona Perkantoran KT
Peruntukan ruang yang ▪ Kantor pemerintahan baik tingkat ▪ Tersedianya lahan untuk
merupakan bagian dari pusat maupun daerah (provinsi, menampung tenaga kerja
kawasan budidaya kota/kabupaten, kecamatan, dalam wadah berupa
difungsikan untuk kelurahan) perkantoran, pemerintah
pengembangan kegiatan ▪ Kantor atau instalasi hankam dan/atau swasta;
pelayanan pemerintahan dan termasuk tempat latihan baik pada ▪ Tersedianya ruang yang cukup
tempat bekerja/berusaha, tingkatan nasional, Kodam, Korem, bagi penempatan kelengkapan
tempat berusaha, dilengkapi Koramil, Polda, Polwil, Polsek, dan dasar fisik berupa sarana
dengan fasilitas umum/sosial sebagainya sarana penunjang yang
pendukungnya. ▪ Untuk pemerintah tingkat pusat, berfungsi untuk
provinsi dan kota aksesibilitas penyelenggaraan dan
Sub-Zona
KT minimum adalah jalan kolektor pengembangan kegiatan
Perkantoran
▪ Untuk pemerintah tingkat kecamatan perkantoran yang produktif
dan dibawahnya aksesibilitas sehingga dapat berfungsi
minimum adalah jalan lingkungan sebagaimana mestinya; dan
utama ▪ Tersedianya ruang yang cukup
bagi sarana-sarana umum,
terutama untuk melayani
kegiatan kegiatan
perkantoran, yang diharapkan
dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi
daerah.
Zona Pengelolaan
PP
Persampahan
Peruntukan ruang di daratan
dengan batas-batas tertentu
Sub-Zona
yang digunakan sebagai
Pengelolaan PP
tempat untuk
Persampahan
mengumpulkan dan
mengelola persampahan.
Zona Transportasi TR
Peruntukan ruang yang ▪ Memperhatikan kebijakan sistem ▪ Tersedianya ruang untuk
merupakan bagian dari transportasi nasional. pengembangan fungsi
Sub-Zona
TR Kawasan budi daya yang ▪ Memperhatikan kebijakan pemerintah transportasi udara, jalan raya,
Transportasi
dikembangkan untuk yang menunjang pusat pertumbuhan kereta api, laut, sungai, dan
manampung fungsi ekonomi; danau.

BAB 4 - 132
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Zona/Sub Zona Kode Definisi Kriteria Perencanaan Kualitas Lokal Minimum


transportasi dalam upaya ▪ Memperhatikan ketersediaan lahan ▪ Kriteria penyediaan jaringan
untuk mendukung kebijakan sesuai dengan kebutuhan pelayanan sirkulasi kendaraan pribadi
pengembangan sistem transportasi yang akan dikembangkan dan umum berikut terminal/
transportasi yang tertuang serta sarana pergantian moda tempat pemberhentian
didalam rencana tata ruang angkutan. disusun berdasarkan
yang meliputi transportasi ▪ Aksesibilitas yang menghubungkan penggolongan jalan
darat, udara, dan perairan antar lokasi kegiatan transportasi ▪ Kriteria yang harus dipenuhi
minimal jalan kolektor pada perencanaan jalur
▪ Tidak berbatasan langsung dengan pedestrian adalah asas
zona perumahan keterkaitan/ keterhubungan,
▪ Area pusat kegiatan pada unit azas kemudahan pencapaian,
kelurahan (30.000 penduduk) azas keselamatan/keamanan
sekurang kurangnya harus ada tempat dan atraktif), azas
pemberhentian kendaraan umum kenyamanan, dan azas
antar lingkungan dan juga pangkalan- kejelasan/kemudahan
pangkalan kendaraan yang dapat pengenalan
langsung membawa penumpang ke ▪ Luas lahan parkir bruto di
daerah perumahan, misalnya lingkungan zona perumahan
pangkalan becak, bajaj, ojek, dan adalah tiga persen dari luas
sejenisnya; dan daerah yang dilayani
▪ Area pusat kegiatan pada unit ▪ Standar besaran lahan parkir
kecamatan (120.000 penduduk) untuk zona perdagangan dan
sekurang kurangnya harus ada jasa adalah setiap luas 60
pangkalan kendaraan umum (enam puluh) m2 terdapat 1
jenis angkutan kecil yang dapat (satu) lot parkir mobil
meneruskan penumpang ke pusat- ▪ Standar besaran lahan parkir
pusat kegiatan atau ke pusat-pusat untuk zona perkantoran
lingkungan hunian dengan catatan adalah setiap luas 100
tidak menerobos daerah perumahan (seratus) m2 terdapat 1 (satu)
dan tidak mangkal di pusat lingkungan. lot parkir mobil
Luas pangkalan oplet / angkot ini ▪ Penyediaan kebutuhan
sekurang kurangnya 500 m2. terminal wilayah adalah
▪ Jalur pejalan kaki diletakkan menyatu sekurang kurangnya memiliki
secara bersisian dengan jalur jalan luas layanan 2.000 (dua ribu)
pada kedua m
sisi jalan pada area daerah milik jalan /
damija
▪ Dalam kondisi tertentu, jika memang
terpaksa jalur pedestrian ini dapat
hanya pada satu sisi saja
▪ Permukaan perkerasan jalur pejalan
kaki secara umum terbuat dari bahan
anti slip
▪ Perkerasan jalur pejalan kaki ini harus
menerus dan tidak terputus terutama
ketika menemui titik-titik konflik
antara jalur pejalan kaki dengan moda
transportasi lain seperti jalur masuk
kapling, halte, dan lain sebagainya
▪ Penyelesaian pada titik-titik konflik ini
harus diselesaikan dengan pendekatan
kenyamanan sirkulasi pejalan kaki
sebagai prioritas utamanya
▪ Lebar jalur untuk pejalan kaki saja
minimal 1,2 (satu koma dua) meter
▪ Kemiringan jalur pedestrian (trotoar)
memiliki rasio 1:2
▪ Tata hijau pada sisi jalur pedestrian
mutlak diperlukan sebagai elemen
▪ Pembatas dan pengaman (barrier)
bagi pejalan kaki, sebagai peneduh
yang memberi kenyamanan, serta

BAB 4 - 133
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Zona/Sub Zona Kode Definisi Kriteria Perencanaan Kualitas Lokal Minimum


turut membentuk karakter wajah
jalan dari koridor jalan secara
keseluruhan pembatas fisik lain yang
bersifat ringan, seperti penggunaan
bollards diperlukan sebagai elemen
pengaman dan pembatas antara
sirkulasi manusia pejalan kaki dengan
sirkulasi kendaraan
▪ Harus dihindari bentukan jalur pejalan
kaki yang membentuk labirin yang
tertutup dan
terisolasi dengan lingkungan
sekitarnya karena dapat memicu
terjadinya kejahatan
▪ Ukuran lebar jalur pejalan kaki sesuai
dengan hirarki jalan yang
bersangkutan
▪ Luas dari lahan parkir tergantung pada
jumlah pemilikan kendaraan, jenis
kegiatan dari pusat kegiatan yang
dilayani, dan sistem pengelolaan
parkir
Pertahanan dan
HK
Keamanan
Peruntukan ruang untuk ▪ Memiliki akses dengan kualitas jalan ▪ Tersedianya ruang untuk:
melakukan proses setara dengan kleas I ▪ Mengumpulkan, menyimpan,
penyimpanan, pemeliharaan, ▪ Memiliki area untuk proses bongakr memelihara dan
dan pemindahan barang. muat mendistribusikan barang
Pergudangan PL-6
▪ Tidak berbatasan langsung dengan ▪ Memabantu proses distribusi
zona perumahan barang
▪ Untuk gudang kecil memiliki luasan ▪
kurang lebih 36 m2
Sumber : Hasil Analisis, 2023

4.13. ANALISIS JENIS DAN KARAKTERISTIK KEGIATAN YANG SAAT INI


BERKEMBANG DAN MUNGKIN AKAN BERKEMBANGA DI MASA MENDATANG
5. Analisis jenis dan karakteristik kegiatan eksisting dan pn.
Tabel 4.48. Analisis Karakteristik Kegiatan yang Saat Ini Berkembang dan Mungkin
Akan Berkembang di Masa Mendatang
Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode
Pertanian Padi KBLI
0112
Pertanian Sayuran, Buah Dan Aneka Umbi 0113
Perkebunan Tebu 0114
Perkebunan Tembakau 0115
Pertanian Tanaman Berserat 0116
Pertanian Tanaman Semusim Lainnya 0119
Pertanian Buah Anggur 0121
Pertanian Buah-Buahan Tropis Dan Subtropis 0122
Pertanian Buah Jeruk 0123
Pertanian Buah Apel Dan Buah Batu (Pome And Stone) 0124
Pertanian Sayuran Dan Buah Semak Dan Buah Biji Kacang- Kacangan Lainnya 0125
Perkebunan Buah-Buahan Penghasil Minyak (Oleaginous) 0126
Pertanian Tanaman Untuk Bahan Minuman 0127
Perkebunan Tanaman Rempah-Rempah, Aromatik/Penyegar, Narkotik Dan Obat 0128
Perkebunan Tanaman Tahunan Lainnya 0129
Pertanian Tanaman Hias Dan Pengembangbiakan Tanaman 0130
Peternakan Sapi Dan Kerbau 0141

BAB 4 - 134
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode


Peternakan Kuda Dan Sejenisnya KBLI
0142
Peternakan Domba Dan Kambing 0144
Peternakan Babi 0145
Peternakan Lainnya 0149
Jasa Penunjang Pertanian 0161
Jasa Penunjang Peternakan 0162
Jasa Pasca Panen 0163
Pemilihan Benih Tanaman Untuk Pengembangbiakan 0164
Perburuan Dan Penangkapan Satwa Liar 0171
Penangkaran Tumbuhan/Satwa Liar 0172
Pemanfaatan Hutan Tanaman 0211
Jasa Penunjang Kehutanan 0240
Penangkapan Ikan Di Laut 0311
Penangkapan Ikan Di Perairan Darat 0312
Jasa Penangkapan Ikan Di Laut 0313
Jasa Penangkapan Ikan Di Perairan Darat 0314
Penangkapan/Pengambilan Jenis Ikan Yang Dilindungi Dan/Atau Termasuk Dalam Appendiks Cites 0315
Budidaya Ikan Laut 0321
Budidaya Ikan Air Tawar 0322
Jasa Budidaya Ikan Laut 0323
Jasa Budidaya Ikan Air Tawar 0324
Budidaya Ikan Air Payau 0325
Jasa Budidaya Ikan Air Payau 0326
Pengembangbiakan Jenis Ikan Yang Dilindungi Dan/Atau Termasuk Dalam Appendiks Cites 0327
Pertambangan Batu Bara 0510
Pertambangan Lignit 0520
Pertambangan Minyak Bumi 0610
Pertambangan Gas Alam Dan Pengusahaan Tenaga Panas Bumi 0620
Pertambangan Pasir Besi Dan Bijih Besi 0710
Pertambangan Bijih Uranium Dan Torium 0721
Pertambangan Bijih Logam Lainnya Yang Tidak Mengandung Besi, Tidak Termasuk Bijih Logam Mulia 0729
Pertambangan Bijih Logam Mulia 0730
Penggalian Batu, Pasir Dan Tanah Liat 0810
Pertambangan Mineral, Bahan Kimia Dan Bahan Pupuk 0891
Ekstraksi Tanah Gemuk (Peat) 0892
Ekstraksi Garam 0893
Pertambangan Dan Penggalian Lainnya Ytdl 0899
Aktivitas Penunjang Pertambangan Minyak Bumi Dan Gas Alam 0910
Aktivitas Penunjang Pertambangan Dan Penggalian 0990
Kegiatan Rumah Potong Dan Pengepakan Daging Bukan 1011
Kegiatan Rumah Potong Dan Pengepakan Daging Unggas 1012
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Produk Daging Dan Daging Unggas 1013
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Ikan Dan Produk Ikan 1021
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Ikan Dan Biota Air Dalam Kaleng 1022
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Biota Air Lainnya 1029
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Buah-Buahan Dan Sayuran Dengan Cara Diasinkan, Dilumatkan, Dikeringkan 1031
Dan Dibekukan
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Buah-Buahan Dan Sayuran Dalam Kaleng 1032
Industri Pengolahan Sari Buah Dan Sayuran 1033
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Lainnya Buah-Buahan Dan Sayuran 1039
Industri Minyak Dan Lemak Nabati Dan Hewani (Bukan Kelapa Dan Kelapa Sawit) 1041
Industri Kopra, Minyak Mentah Dan Minyak Goreng Kelapa, Dan Pelet Kelapa 1042
Industri Minyak Mentah/Murni Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) Dan Minyak Goreng Kelapa Sawit 1043
Industri Minyak Mentah Dan Lemak Nabati Dan Hewani Lainnya 1049
Industri Pengolahan Susu Segar Dan Krim 1051
Industri Pengolahan Susu Bubuk Dan Susu Kental 1052
Industri Pengolahan Es Krim Dan Sejenisnya 1053
Industri Pengolahan Produk Dari Susu Lainnya 1059
Industri Penggilingan Serelia Dan Biji-Bijian Lainnya (Bukan Beras Dan Jagung) 1061

BAB 4 - 135
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode


Industri Penggilingan Beras Dan Jagung Dan Industri Tepung Beras Dan Jagung KBLI
1063
Industri Pati Dan Produk Pati (Bukan Beras Dan Jagung) 1062
Industri Produk Roti Dan Kue 1071
Industri Gula 1072
Industri Kakao, Cokelat Dan Kembang Gula 1073
Industri Makaroni, Mie Dan Produk Sejenisnya 1074
Industri Makanan Dan Masakan Olahan 1075
Industri Pengolahan Kopi, Teh Dan Herbal (Herb Infusion) 1076
Industri Bumbu-Bumbuan Dan Produk Masak Lainnya 1077
Industri Produk Makanan Lainnya 1079
Industri Makanan Hewan 1080
Industri Minuman Ringan 1104
Industri Air Kemasan Dan Air Minum Isi Ulang 1105
Industri Minuman Lainnya 1109
Industri Rokok Dan Produk Tembakau Lainnya 1201
Industri Pengolahan Tembakau Lainnya 1209
Industri Persiapan Dan Pemintalan Serat Tekstil 1311
Industri Pertenunan Tekstil 1312
Industri Penyempurnaan Tekstil 1313
Industri Kain Rajutan Dan Sulaman 1391
Industri Pembuatan Barang Tekstil, Bukan Pakaian Jadi 1392
Industri Karpet Dan Permadani 1393
Industri Tali Dan Barang Dari Tali 1394
Industri Tekstil Lainnya Ytdl 1399
Industri Pakaian Jadi (Bukan Penjahitan Dan Pembuatan Pakaian) 1411
Penjahitan Dan Pembuatan Pakaian Sesuai Pesanan 1412
Industri Pakaian Jadi Dan Barang Dari Kulit Berbulu 1420
Industri Pakaian Jadi Rajutan Dan Sulaman/Bordir 1430
Industri Kulit Dan Kulit Komposisi, Termasuk Pencelupan Kulit Berbulu 1511
Industri Barang Dari Kulit Dan Kulit Komposisi, Koper, Tas Tangan Dan Sejenisnya, Pelana Dan Alat Pengekang 1512
(Harness)
Industri Alas Kaki 1520
Industri Penggergajian Dan Pengawetan Kayu, Rotan, Bambu Dan Sejenisnya 1610
Industri Veneer, Kayu Lapis, Kayu Laminasi Dan Sejenisnya 1621
Industri Barang Bangunan Dari Kayu 1622
Industri Wadah Dari Kayu 1623
Industri Barang Lainnya Dari Kayu; Industri Barang Dari Gabus Dan Barang Anyaman Dari Jerami, Rotan, Bambu Dan 1629
Sejenisnya
Industri Bubur Kertas, Kertas Dan Papan Kertas 1701
Industri Kertas Dan Papan Kertas Bergelombang Dan Wadah Dari Kertas Dan Papan Kertas 1702
Industri Barang Dari Kertas Dan Papan Kertas Lainnya 1709
Industri Produk Dari Batu Bara 1910
Industri Pencetakan 1811
Kegiatan Jasa Penunjang Pencetakan 1812
Industri Bahan Bakar Dan Minyak Pelumas Hasil Pengilangan Minyak Bumi 1921
Industri Produk Pengilangan Minyak Bumi Lainnya 1929
Industri Kimia Dasar 2011
Industri Pupuk Dan Bahan Senyawa Nitrogen 2012
Industri Plastik Dan Karet Buatan Dalam Bentuk Dasar 2013
Industri Pestisida Dan Produk Agrokimia Lainnya 2021
Industri Cat Dan Tinta Cetak, Pernis Dan Bahan Pelapisan Sejenisnya Dan Lak 2022
Industri Sabun Dan Deterjen, Bahan Pembersih Dan Pengilap, Parfum Dan Kosmetik 2023
Industri Barang Kimia Lainnya Ytdl 2029
Industri Serat Buatan 2030
Industri Farmasi Dan Produk Obat Kimia 2101
Industri Obat Tradisional 2102
Industri Ban Dan Vulkanisir Ban 2211
Industri Pengasapan, Remilling Dan Karet Remah 2212
Industri Barang Dari Karet Lainnya 2219
Industri Barang Dari Plastik Untuk Bangunan 2221

BAB 4 - 136
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode


Industri Barang Dari Plastik Untuk Pengemasan KBLI
2222
Industri Pipa Plastik Dan Perlengkapannya 2223
Industri Barang Dari Plastik Lainnya 2229
Industri Kaca 2311
Industri Barang Dari Kaca 2312
Industri Barang Refraktori (Tahan Api) 2391
Industri Bahan Bangunan Dari Tanah Liat/Keramik 2392
Industri Barang Tanah Liat/Keramik Dan Porselen Bukan Bahan Bangunan 2393
Industri Semen, Kapur Dan Gips 2394
Industri Barang Dari Semen, Kapur, Gips Dan Asbes 2395
Industri Barang Dari Batu 2396
Industri Barang Galian Bukan Logam Lainnya Ytdl 2399
Industri Logam Dasar Besi Dan Baja 2410
Industri Logam Dasar Mulia Dan Logam Dasar Bukan Besi Lainnya 2420
Industri Pengecoran Besi Dan Baja 2431
Industri Pengecoran Logam Bukan Besi Dan Baja 2432
Industri Barang Logam Siap Pasang Untuk Bangunan 2511
Industri Tangki, Tandon Air Dan Wadah Dari Logam 2512
Industri Generator Uap, Bukan Ketel Pemanas 2513
Industri Senjata Dan Amunisi 2520
Industri Penempaan, Pengepresan, Pencetakan Dan Pembentukan Logam; Metalurgi Bubuk 2591
Jasa Industri Untuk Berbagai Pengerjaan Khusus Logam Dan Barang Dari Logam 2592
Industri Alat Potong, Perkakas Tangan Dan Peralatan Umum 2593
Industri Ember, Kaleng, Drum Dan Wadah Sejenis Dari Logam 2594
Industri Barang Dari Kawat Dan Paku, Mur Dan Baut, Bukan Kabel Logam 2595
Industri Barang Logam Lainnya Ytdl 2599
Industri Tabung Elektron Dan Konektor Elektronik 2611
Industri Semi Konduktor Dan Komponen Elektronik Lainnya 2612
Industri Komputer Dan/Atau Perakitan Komputer 2621
Industri Perlengkapan Komputer 2622
Industri Peralatan Telepon Dan Faksimili 2631
Industri Peralatan Komunikasi Tanpa Kabel (Wireless) 2632
Industri Peralatan Komunikasi Lainnya 2639
Industri Peralatan Komunikasi Lainnya 2639
Industri Televisi Dan/Atau Perakitan Televisi 2641
Industri Peralatan Perekam, Penerima Dan Pengganda Audio Dan Video, Bukan Industri Televisi 2642
Industri Peralatan Audio Dan Video Elektronik Lainnya 2649
Industri Alat Ukur, Alat Uji, Peralatan Navigasi Dan Kontrol 2651
Industri Alat Ukur Waktu 2652
Industri Peralatan Iradiasi, Elektromedikal Dan Elektroterapi 2660
Industri Peralatan Fotografi 2671
Industri Peralatan Fotografi Dan Instrumen Optik Lainnya 2679
Industri Media Magnetik Dan Media Optik 2680
Industri Motor Listrik, Generator Dan Transformator 2711
Industri Peralatan Pengontrol Dan Pendistribusian Listrik 2712
Industri Batu Baterai Dan Akumulator Listrik 2720
Industri Kabel Serat Optik 2731
Industri Kabel Listrik Dan Elektronik Lainnya 2732
Industri Perlengkapan Kabel 2733
Industri Peralatan Penerangan Listrik (Termasuk Peralatan Penerangan Bukan Listrik) 2740
Industri Peralatan Listrik Rumah Tangga 2751
Industri Peralatan Elektrotermal Rumah Tangga 2752
Industri Peralatan Pemanas Dan Masak Bukan Listrik Rumah Tangga 2753
Industri Peralatan Listrik Lainnya 2790
Industri Mesin Dan Turbin, Bukan Mesin Pesawat Terbang Dan Kendaraan Bermotor 2811
Industri Peralatan Tenaga Zat Cair Dan Gas 2812
Industri Pompa Lainnya, Kompresor, Kran Dan Klep/Katup 2813
Industri Bearing, Roda Gigi Dan Elemen Penggerak Mesin 2814

BAB 4 - 137
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode


Industri Oven, Perapian Dan Tungku Pembakar KBLI
2815
Industri Alat Pengangkat Dan Pemindah 2816
Industri Mesin Dan Peralatan Kantor (Bukan Komputer Dan Peralatan Perlengkapannya) 2817
Industri Perkakas Tangan Yang Digerakkan Tenaga 2818
Industri Mesin Untuk Keperluan Umum Lainnya 2819
Industri Mesin Pertanian Dan Kehutanan 2821
Industri Mesin Dan Perkakas Mesin Untuk Pengerjaan 2822
Industri Mesin Metalurgi 2823
Industri Mesin Penambangan, Penggalian Dan Konstruksi 2824
Industri Mesin Pengolahan Makanan, Minuman Dan Tembakau 2825
Industri Mesin Tekstil, Pakaian Jadi Dan Produk Kulit 2826
Industri Mesin Keperluan Khusus Lainnya 2829
Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih 2910
Industri Karoseri Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih Dan Industri Trailer Dan Semi Trailer 2920
Industri Suku Cadang Dan Aksesori Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih 2930
Industri Pembuatan Kapal, Perahu Dan Struktur Bangunan Terapung 3011
Industri Pembuatan Kapal Dan Perahu Untuk Tujuan Wisata Atau Rekreasi Dan Olahraga 3012
Industri Lokomotif Dan Gerbong Kereta 3020
Industri Kendaraan Perang 3040
Industri Sepeda Motor 3091
Industri Sepeda Dan Kursi Roda 3092
Industri Alat Angkutan Lainnya Ytdl 3099
Industri Furnitur 3100
Industri Perhiasan Dan Barang Sejenis 3211
Industri Perhiasan Imitasi Dan Barang Sejenis 3212
Industri Alat Musik 3220
Industri Alat Olahraga 3230
Industri Alat Permainan Dan Mainan Anak-Anak 3240
Industri Peralatan Kedokteran Dan Kedokteran Gigi Serta Perlengkapannya 3250
Industri Pengolahan Lainnya Ytdl 3290
Reparasi Produk Logam Pabrikasi 3311
Reparasi Mesin 3312
Reparasi Peralatan Elektronik Dan Optik 3313
Reparasi Peralatan Listrik 3314
Reparasi Alat Angkutan, Bukan Kendaraan Bermotor 3315
Reparasi Peralatan Lainnya 3319
Instalasi/Pemasangan Mesin Dan Peralatan Industri 3320
Penyediaan Tenaga Listrik 3511
Penunjang Tenaga Listrik 3512
Pengadaan Dan Distribusi Gas Alam Dan Buatan 3520
Pengadaan Uap/Air Panas, Udara Dingin Dan Produksi Es 3530
Treatment Air 3600
Pengumpulan Air Limbah 3701
Treatment Dan Pembuangan Air Limbah 3702
Pengumpulan Limbah Dan Sampah Tidak Berbahaya 3811
Treatment Dan Pembuangan Sampah Tidak Berbahaya 3821
Treatment Dan Pembuangan Limbah Berbahaya 3822
Pemulihan Material 3830
Aktivitas Remediasi Dan Pengelolaan Limbah Dan Sampah Lainnya 3900
Konstruksi Gedung 4101
Jasa Pekerjaan Konstruksi Prapabrikasi Bangunan Gedung 4102
Konstruksi Jalan Dan Jalan Rel 4210
Konstruksi Jaringan Irigasi, Komunikasi Dan Limbah 4220
Konstruksi Bangunan Sipil Lainnya 262 4291
Konstruksi Khusus Bangunan Sipil Lainnya 4292
Asa Pekerjaan Konstruksi Prapabrikasi Bangunan Sipil 4293
Pembongkaran 4311
Penyiapan Lahan 4312

BAB 4 - 138
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode


Instalasi Sistem Kelistrikan KBLI
4321
Instalasi Saluran Air (Plambing), Pemanas Dan Pendingin 4322
Instalasi Konstruksi Lainnya 4329
Penyelesaian Konstruksi Bangunan 4330
Konstruksi Khusus Lainnya 4390
Perdagangan Mobil 4510
Reparasi Dan Perawatan Mobil 4520
Perdagangan Suku Cadang Dan Aksesori Mobil 4530
Perdagangan, Reparasi Dan Perawatan Sepeda Motor Dan Perdagangan Suku Cadang Dan Aksesorinya 4540
Perdagangan Besar Atas Dasar Balas Jasa (Fee) Atau Kontrak 4610
Perdagangan Besar Hasil Pertanian Dan Hewan Hidup 4620
Perdagangan Besar Bahan Makanan Dan Minuman Hasil Pertanian 4631
Perdagangan Besar Bahan Makanan Dan Minuman Hasil Peternakan Dan Perikanan 4632
Perdagangan Besar Makanan Dan Minuman Lainnya Dan Tembakau 4633
Perdagangan Besar Tekstil, Pakaian Dan Alas Kaki 4641
Perdagangan Besar Alat Tulis Dan Hasil Pencetakan Dan Penerbitan 4642
Perdagangan Besar Alat Fotografi Dan Barang Optik 4643
Perdagangan Besar Farmasi, Obat, Dan Kosmetik 4644
Perdagangan Besar Barang Keperluan Rumah Tangga Lainnya 4649
Perdagangan Besar Komputer, Perlengkapan Komputer Dan Piranti Lunak 4651
Perdagangan Besar Suku Cadang Elektronik Dan Peralatan Telekomunikasi Dan Bagian-Bagiannya 4652
Perdagangan Besar Mesin, Peralatan Dan Perlengkapan Pertanian 4653
Perdagangan Besar Mesin, Peralatan Dan Perlengkapan Lainnya 4659
Perdagangan Besar Bahan Bakar Padat, Cair Dan Gas Dan Produk Ybdi 4661
Perdagangan Besar Logam Dan Bijih Logam 4662
Perdagangan Besar Bahan Dan Perlengkapan Bangunan 4663
Perdagangan Besar Mineral Bukan Logam, Mineral Radioaktif, Zat Radioaktif Dan Pembangkit Radiasi Pengion 4664
Perdagangan Besar Bahan Dan Barang Kimia 4665
Perdagangan Besar Produk Lainnya Termasuk Barang Sisa Dan Potongan Ytdl 4669
Perdagangan Besar Berbagai Macam Barang 4690
Perdagangan Eceran Yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Di Toko 4711
Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang Yang Didominasi Oleh Barang Bukan Makanan Dan Tembakau Di Toko 4719
Perdagangan Eceran Khusus Komoditi Makanan Dari Hasil Pertanian Di Toko 4721
Perdagangan Eceran Khusus Minuman Di Toko 4722
Perdagangan Eceran Khusus Rokok Dan Tembakau Di Toko 4723
Perdagangan Eceran Khusus Makanan Hasil Industri Di Toko 4724
Perdagangan Eceran Khusus Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4730
Perdagangan Eceran Khusus Komputer Dan Perlengkapannya; Piranti Lunak Dan Perlengkapan Telekomunikasi Di 4741
Toko
Perdagangan Eceran Khusus Peralatan Audio Dan Video Di Toko 4742
Perdagangan Eceran Khusus Tekstil Di Toko 4751
Perdagangan Eceran Khusus Barang Dan Bahan Bangunan, Cat Dan Kaca Di Toko 4752
Perdagangan Eceran Khusus Karpet, Permadani Dan Penutup Dinding Dan Lantai Di Toko 4753
Perdagangan Eceran Khusus Furnitur, Peralatan Listrik Rumah Tangga, Peralatan Penerangan Dan Peralatan Rumah 4759
Tangga Lainnya
Perdagangan Di Toko
Eceran Khusus Alat Tulis Dan Hasil Pencetakan Dan Penerbitan Di Toko 4761
Perdagangan Eceran Khusus Rekaman Musik Dan Video Di Toko 4762
Perdagangan Eceran Khusus Peralatan Olahraga Di Toko 4763
Perdagangan Eceran Khusus Alat Permainan Dan Mainan Anak-Anak Di Toko 4764
Perdagangan Eceran Kertas, Kertas Karton Dan Barang Dari Kertas/Karton 4765
Perdagangan Eceran Khusus Pakaian, Alas Kaki Dan Barang Dari Kulit Di Toko 4771
Perdagangan Eceran Khusus Barang Baru Lainnya Di Toko 4773
Perdagangan Eceran Khusus Barang Bekas Di Toko 4774
Perdagangan Eceran Khusus Hewan Piaraan Dan Hewan Ternak 4775
Perdagangan Eceran Khusus Barang Baru Lainnya Di Toko 4773
Perdagangan Eceran Khusus Barang Bekas Di Toko 4774
Perdagangan Eceran Khusus Hewan Piaraan Dan Hewan Ternak 4775
Perdagangan Eceran Bunga Potong, Tanaman, Pupuk Dan Ybdi Di Toko 4776
Perdagangan Eceran Bahan Kimia, Aromatik/Penyegar (Minyak Atsiri), Dan Bahan Bakar Bukan Bahan Bakar Untuk 4777
Bahan Bakar Untuk
Perdagangan EceranKendaraan Bermotor
Barang Kerajinan DanLainnnya
Lukisan Di Toko 4778

BAB 4 - 139
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode


Perdagangan Eceran Khusus Barang Lainnya Ytdl KBLI
4779
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Komoditi Hasil Pertanian 4781
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Makanan, Minuman Dan Produk Tembakau Hasil Industri Pengolahan 4782
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Tekstil, Pakaian Dan Alas Kaki 4783
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Bahan Kimia, Farmasi, Kosmetik Dan Ybdi 4784
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Barang Pribadi 4785
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Perlengkapan Rumah Tangga 4786
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Kertas, Barang Dari Kertas, Alat Tulis, Barang Cetakan, Alat Olahraga, 4787
Alat Musik, Alat
Perdagangan Fotografi
Eceran Dan Komputer
Kaki Lima Dan Los Pasar Barang Kerajinan, Mainan Anak-Anak Dan Lukisan 4788
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Barang Lainnya Dan Barang Bekas 4789
Perdagangan Eceran Melalui Pemesanan Pos Atau Internet 4791
Perdagangan Eceran Atas Dasar Balas Jasa (Fee) Atau Kontrak 4792
Perdagangan Eceran Bukan Di Toko, Kios, Kaki Lima Dan Los Pasar Lainnya 4799
Angkutan Bus Dalam Trayek 4921
Angkutan Bus Tidak Dalam Trayek 4922
Angkutan Darat Bukan Bus Untuk Penumpang, Dalam Trayek 4941
Angkutan Darat Lainnya Untuk Penumpang 4942
Angkutan Darat Untuk Barang 4943
Angkutan Jalan Rel Perkotaan Dan Wisata Untuk Penumpang 4944
Angkutan Jalan Rel Lainnya 4945
Angkutan Laut Dalam Negeri Untuk Penumpang 5011
Angkutan Laut Dalam Negeri Untuk Barang 5013
Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan Untuk Penumpang 5021
Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan Untuk Barang 5022
Pergudangan Dan Penyimpanan 5210
Aktivitas Penunjang Angkutan Darat 5221
Aktivitas Penunjang Angkutan Perairan 5222
Penanganan Kargo (Bongkar Muat Barang) 5224
Aktivitas Penunjang Angkutan Lainnya 5229
Aktivitas Pos 5310
Aktivitas Kurir 5320
Hotel Bintang 5511
Hotel Melati 5512
Pondok Wisata 5513
Restoran Dan Penyediaan Makanan Keliling 5610
Jasa Boga Untuk Suatu Event Tertentu (Event Catering) 5621
Penyediaan Jasa Boga Periode Tertentu 5629
Penyediaan Minuman 5630
Penerbitan Buku 5811
Penerbitan Direktori Dan Mailing List 5812
Aktivitas Penerbitan Lainnya 5819
Penerbitan Piranti Lunak (Software) 5820
Aktivitas Produksi Gambar Bergerak, Video Dan Program Televisi 5911
Aktivitas Pascaproduksi Film, Video Dan Program Televisi 5912
Aktivitas Distribusi Gambar Bergerak, Video Dan Program Televisi 5913
Aktivitas Pemutaran Film 5914
Aktivitas Perekaman Suara Dan Penerbitan Musik 5920
Penyiaran Radio 6010
Aktivitas Penyiaran Dan Pemrograman Televisi 6020
Aktivitas Telekomunikasi Dengan Kabel 6110
Aktivitas Telekomunikasi Tanpa Kabel 6120
Aktivitas Telekomunikasi Satelit 6130
Jasa Nilai Tambah Teleponi 6191
Jasa Multimedia 6192
Aktivitas Telekomunikasi Lainnya Ytdl 6199
Aktivitas Pemrograman Komputer 6201
Aktivitas Konsultasi Komputer Dan Manajemen Fasilitas Komputer 6202
Aktivitas Teknologi Informasi Dan Jasa Komputer Lainnya 6209

BAB 4 - 140
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode


Aktivitas Pengolahan Data, Hosting Dan Ybdi KBLI
6311
Portal Web Dan/Atau Platform Digital 6312
Aktivitas Kantor Berita 6391
Aktivitas Jasa Informasi Lainnya Ytdl 6399
Bank Sentral 6411
Bank Umum 6412
Bank Perkreditan Rakyat Dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 6413
Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam 6414
Lembaga Keuangan Mikro 6415
Perantara Moneter Lainnya 6419
Aktivitas Perusahaan Holding 6420
Trust, Pendanaan Dan Entitas Keuangan Sejenis 6430
Otoritas Jasa Keuangan (Ojk) 6440
Lembaga Penjamin Simpanan (Lps) 6450
Perusahaan Pembiayaan 6491
Pergadaian 6492
Perusahaan Modal Ventura 6493
Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur 6494
Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (Fintech Pp Lending) 6495
Aktivitas Jasa Keuangan Lainnya Ytdl, Bukan Asuransi Dan Dana Pensiun 6499
Asuransi Jiwa 6511
Asuransi Umum 6512
Perusahaan Penjaminan 6513
Reasuransi 6521
Perusahaan Penjaminan Ulang 6522
Dana Pensiun Pemberi Kerja 6531
Dana Pensiun Lembaga Keuangan 6532
Penyelenggara Infrastruktur Perdagangan Di Pasar Modal 6611
Penyelenggara Infrastruktur Perdagangan Di Pasar Berjangka Komoditi 6612
Penyelenggara Infrastruktur Pasar Uang Dan Pasar Valuta Asing 6613
Perusahaan Efek Selain Manajemen Investasi 6614
Perantara Perdagangan Berjangka Komoditi 6615
Kegiatan Penukaran Valuta Asing (Money Changer) 6616
Aktivitas Penunjang Perdagangan Berjangka Komoditi 6617
Aktivitas Penunjang Jasa Keuangan Lainnya 6619
Aktivitas Penilaian Risiko Dan Kerugian 6621
Aktivitas Agen, Broker, Pialang Asuransi Dan Penjaminan 6622
Aktivitas Penunjang Lainnya Untuk Asuransi, Penjaminan, Dan Dana Pensiun 6629
Manajemen Investasi 6631
Penasihat Investasi 6632
Aktivitas Manajemen Dana Lainnya 6639
Penasihat Investasi 6632
Aktivitas Manajemen Dana Lainnya 6639
Penyelenggara Sistem Pembayaran 6641
Penyelenggara Kegiatan Jasa Pengolahan Uang Rupiah 6642
Real Estat Yang Dimiliki Sendiri Atau Disewa 6811
Kawasan Pariwisata 6812
Kawasan Industri 6813
Real Estat Atas Dasar Balas Jasa (Fee) Atau Kontrak 6820
Aktivitas Hukum 6910
Aktivitas Akuntansi, Pembukuan Dan Pemeriksa; Konsultasi Pajak 6920
Aktivitas Kantor Pusat 7010
Aktivitas Konsultasi Manajemen 7020
Aktivitas Arsitektur Dan Keinsinyuran Serta Konsultasi Teknis Ybdi 7110
Analisis Dan Uji Teknis 7120
Penelitian Dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam Dan Ilmu Teknologi Dan Rekayasa 7210
Penelitian Dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial Dan Humaniora 7220
Periklanan 7310

BAB 4 - 141
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode


Penelitian Pasar Dan Jajak Pendapat Masyarakat KBLI
7320
Aktivitas Desain Industri 7411
Aktivitas Desain Interior 7412
Aktivitas Desain Komunikasi Visual/ Desain Grafis 7413
Aktivitas Desain Konten Kreatif 7414
Aktivitas Fotografi 7420
Aktivitas Sertifikasi Hasil Pendidikan Dan/Atau Pelatihan Berbasis Kompetensi 7431
Aktivitas Sertifikasi Profesi/Personel Independen 7432
Aktivitas Profesional, Ilmiah Dan Teknis Lainnya Ytdl 7490
Aktivitas Kesehatan Hewan 7500
Aktivitas Penyewaan Dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi Mobil, Bus, Truk Dan Sejenisnya 7710
Aktivitas Penyewaan Dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi Alat Rekreasi Dan Olahraga 7721
Aktivitas Penyewaan Kaset Video, Cd, Vcd/Dvd Dan Sejenisnya 7722
Aktivitas Penyewaan Dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi Barang Pribadi Dan Rumah Tangga Lain Ytdl 7729
Aktivitas Penyewaan Dan Sewa Guna Tanpa Hak Opsi Alat Transportasi 7731
Aktivitas Penyewaan Dan Sewa Guna Tanpa Hak Opsi Mesin Dan Peralatan Industri Kreatif 7732
Aktivitas Penyewaan Dan Sewa Guna Tanpa Hak Opsi Mesin, Peralatan, Dan Barang Berwujud Lainnya 7739
Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi Intelektual Properti, Bukan Karya Hak Cipta 7740
Aktivitas Penempatan Tenaga Kerja 7810
Aktivitas Penyediaan Tenaga Kerja Waktu Tertentu 7820
Penyediaan Sumber Daya Manusia Dan Manajemen Fungsi Sumber Daya Manusia 7830
Pelatihan Kerja Pemerintah 7841
Pelatihan Kerja Swasta 7842
Pelatihan Kerja Perusahaan 7843
Aktivitas Agen Perjalanan 7911
Aktivitas Biro Perjalanan 7912
Jasa Informasi Pariwisata Dan Daya Tarik Wisata 7991
Jasa Pramuwisata Dan Interpreter Wisata 7992
Jasa Reservasi Lainnya Ybdi Ytdl 7999
Aktivitas Keamanan Swasta 8010
Aktivitas Jasa Sistem Keamanan 8020
Aktivitas Penyelidikan 8030
Aktivitas Penyedia Gabungan Jasa Penunjang Fasilitas 8110
Aktivitas Kebersihan Umum Bangunan 8121
Aktivitas Kebersihan Bangunan Dan Industri Lainnya 8129
Aktivitas Jasa Perawatan Dan Pemeliharaan Taman 8130
Aktivitas Penyedia Gabungan Jasa Administrasi Kantor 8211
Aktivitas Fotokopi, Penyiapan Dokumen Dan Aktivitas Khusus Penunjang Kantor Lainnya 8219
Aktivitas Call Centre 8220
Jasa Penyelenggara Pertemuan, Perjalanan Insentif, 8230
Aktivitas Debt Collection Dan Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan 8291
Aktivitas Pengepakan 8292
Aktivitas Jasa Penunjang Usaha Lainnya Ytdl 8299
Kegiatan Administrasi Pemerintahan 8411
Administrasi Pelayanan Pemerintah Bidang Kesehatan, Pendidikan, Kebudayaan Dan Pelayanan Sosial Lain Bukan 8412
Jaminan
KegiatanSosial
Lembaga Pemerintahan Untuk Menciptakan Efisiensi Produksi Dan Bisnis 8413
Hubungan Luar Negeri 8421
Pertahanan Dan Keamanan 8422
Jaminan Sosial Wajib 8430
Pendidikan Dasar Pemerintah 8511
Pendidikan Dasar Swasta 8512
Pendidikan Anak Usia Dini 8513
Satuan Pendidikan Kerjasama Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Dasar 8514
Pendidikan Pesantren Dan Pendidikan Keagamaan Islam Anak Usia Dini Dan Dasar 8515
Pendidikan Keagamaan Anak Usia Dini Dan Dasar 8516
Pendidikan Menengah Atas/Aliyah Pemerintah 8521
Pendidikan Menengah/Aliyah Swasta 8522
Pendidikan Menengah Kejuruan Dan Teknis/Aliyah Kejuruan Pemerintah 8523

BAB 4 - 142
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode


Pendidikan Menengah Kejuruan/Aliyah Kejuruan Swasta KBLI
8524
Pendidikan Menengah Kejuruan/Aliyah Kejuruan Swasta 8524
Satuan Pendidikan Kerjasama Pendidikan Menengah 8525
Pendidikan Pesantren Menengah 8526
Pendidikan Keagamaan Menengah 8527
Pendidikan Tinggi Pemerintah 8531
Pendidikan Tinggi Swasta 8532
Pendidikan Tinggi Keagamaan 8533
Pendidikan Pesantren Tinggi (Ma’had Aly) 8534
Pendidikan Olahraga Dan Rekreasi 8541
Pendidikan Kebudayaan 8542
Pendidikan Lainnya Pemerintah 8543
Satuan Pendidikan Kerjasama Pendidikan Nonformal 8544
Pendidikan Pesantren Dan Pendidikan Keagamaan Lainnya 8545
Pendidikan Lainnya Ytdl 8549
Kegiatan Penunjang Pendidikan 8550
Aktivitas Rumah Sakit 8610
Aktivitas Praktik Dokter Dan Dokter Gigi 8620
Aktivitas Pelayanan Kesehatan Manusia Lainnya 8690
Aktivitas Sosial Di Dalam Panti Untuk Perawatan Dan Pemulihan Kesehatan 8710
Aktivitas Sosial Di Dalam Panti Untuk Keterbelakangan Mental, Gangguan Mental Dan Penyalahgunaan Obat 8720
Terlarang
Aktivitas Sosial Di Dalam Panti Untuk Lanjut Usia Dan Penyandang Disabilitas 8730
Aktivitas Sosial Di Dalam Panti Lainnya Ytdl 8790
Aktivitas Sosial Tanpa Akomodasi Untuk Lanjut Usia Dan Penyandang Disabilitas 8810
Aktivitas Sosial Pengumpulan Dana 8891
Aktivitas Sosial Tanpa Akomodasi Lainnya Ytdl 8899
Aktivitas Seni Pertunjukan 9001
Aktivitas Pekerja Kreatif Dan Pekerja Seni 9002
Aktivitas Impresariat Bidang Seni Dan Festival Seni 9003
Aktivitas Operasional Fasilitas Seni 9004
Aktivitas Hiburan, Seni Dan Kreativitas Lainnya 9009
Perpustakaan Dan Arsip 9101
Museum Dan Operasional Bangunan Dan Situs Bersejarah 9102
Aktivitas Kebun Binatang, Taman Botani Dan Cadangan 9103
Pengelolaan Fasilitas Olahraga 9311
Aktivitas Klub Olahraga 9312
Aktivitas Lainnya Yang Berkaitan Dengan Olahraga 9319
Aktivitas Taman Bertema Atau Taman Hiburan 9321
Daya Tarik Wisata Alam 9322
Daya Tarik Wisata Buatan/Binaan Manusia 9323
Wisata Tirta 9324
Aktivitas Hiburan Dan Rekreasi Lainnya Ytdl 9329
Aktivitas Organisasi Bisnis Dan Pengusaha 9411
Aktivitas Organisasi Profesi 9412
Aktivitas Organisasi Buruh 9420
Aktivitas Organisasi Keagamaan 9491
Aktivitas Organisasi Politik 9492
Aktivitas Organisasi Keanggotaan Lainnya Ytdl 9499
Reparasi Komputer Dan Peralatan Sejenisnya 9511
Reparasi Peralatan Komunikasi 9512
Reparasi Alat-Alat Elektronik Konsumen 9521
Reparasi Peralatan Rumah Tangga Dan Peralatan Rumah Dan Kebun 9522
Reparasi Alas Kaki Dan Barang Dari Kulit 9523
Reparasi Barang Keperluan Pribadi Dan Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya 9529
Aktivitas Pangkas Rambut Dan Salon Kecantikan 9611
Aktivitas Kebugaran 9612
Aktivitas Penatu 9620
Aktivitas Pemakaman Dan Kegiatan Ybdi 9691

BAB 4 - 143
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode


Aktivitas Jasa Perorangan Lainnya Ytdl KBLI
9699
Aktivitas Rumah Tangga Sebagai Pemberi Kerja Dari Personil Domestik 9700
Aktivitas Yang Menghasilkan Barang Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Untuk Memenuhi Kebutuhan Sendiri 9810
Aktivitas Yang Menghasilkan Jasa Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Untuk Memenuhi Kebutuhan Sendiri 9820
Aktivitas Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 9900
Sumber : Hasil Analisis, 2023

4.14. ANALISIS KESESUAIAN KEGIATAN TERHADAP PERUNTUKAN ZONA/SUB


ZONA
Analisis kesesuaian kegiatan terhadap peruntukan/zona/sub zona dilakukan untuk
mengindentifikasi kompatibilitas kegiatan dengan zona/sub zona serta kompatibilitas kegiatan dengan
kualitas lokal minimum zona/sub zona. Analisis ini merupakan dasar dalam perumusan ketentuan
kegiatan dan penggunaan lahan (matriks ITBX). Berikut adalah analisis kesesuaian kegiatan terhadap
peruntukan/zona/sub zona di Kawasan Warmare - Prafi :
Tabel 4.49. Analisis Kesesuaian Kegiatan Terhadap Peruntukan
Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode Kesesuaian Zona dan Sub Zona
Pertanian Padi KBLI
0112 Pertanian
Pertanian Sayuran, Buah Dan Aneka Umbi 0113 Pertanian
Perkebunan Tebu 0114 Pertanian
Perkebunan Tembakau 0115 Pertanian
Pertanian Tanaman Berserat 0116 Pertanian
Pertanian Tanaman Semusim Lainnya 0119 Pertanian
Pertanian Buah Anggur 0121 Pertanian
Pertanian Buah-Buahan Tropis Dan Subtropis 0122 Pertanian
Pertanian Buah Jeruk 0123 Pertanian
Pertanian Buah Apel Dan Buah Batu (Pome And Stone 0124 Pertanian
Pertanian Sayuran Dan Buah Semak Dan Buah Biji Kacang- Kacangan Lainnya 0125 Pertanian
Perkebunan Buah-Buahan Penghasil Minyak (Oleaginous) 0126 Pertanian
Pertanian Tanaman Untuk Bahan Minuman 0127 Pertanian
Perkebunan Tanaman Rempah-Rempah, Aromatik/Penyegar, Narkotik Dan Obat 0128 Pertanian
Perkebunan Tanaman Tahunan Lainnya 0129 Pertanian
Pertanian Tanaman Hias Dan Pengembangbiakan Tanaman 0130 Pertanian
Peternakan Sapi Dan Kerbau 0141 Pertanian
Peternakan Kuda Dan Sejenisnya 0142 Pertanian
Peternakan Domba Dan Kambing 0144 Pertanian
Peternakan Babi 0145 Pertanian
Peternakan Lainnya 0149 Pertanian
Jasa Penunjang Pertanian 0161 Perdagangan dan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Jasa Penunjang Peternakan 0162 Perdagangan dan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Jasa Pasca Panen 0163 Perdagangan dan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Pemilihan Benih Tanaman Untuk Pengembangbiakan 0164 Perdagangan dan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perburuan Dan Penangkapan Satwa Liar 0171 Badan Air, Ruang Terbuka Hijau
Penangkaran Tumbuhan/Satwa Liar 0172 Badan Air, Ruang Terbuka Hijau
Pemanfaatan Hutan Tanaman 0211 RTH
Jasa Penunjang Kehutanan 0240 Perdagangan dan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penangkapan Ikan Di Laut 0311 Badan Air
Penangkapan Ikan Di Perairan Darat 0312 Badan Air
Jasa Penangkapan Ikan Di Laut 0313 Badan Air
Jasa Penangkapan Ikan Di Perairan Darat 0314 Badan Air
Penangkapan/Pengambilan Jenis Ikan Yang Dilindungi Dan/Atau Termasuk Dalam 0315 Badan Air
AppendiksIkan
Budidaya Cites
Laut 0321 Badan Air
Budidaya Ikan Air Tawar 0322 Badan Air
Jasa Budidaya Ikan Laut 0323 Badan Air

BAB 4 - 144
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode Kesesuaian Zona dan Sub Zona
Jasa Budidaya Ikan Air Tawar KBLI
0324 Badan Air
Budidaya Ikan Air Payau 0325 Badan Air
Jasa Budidaya Ikan Air Payau 0326 Badan Air
Pengembangbiakan Jenis Ikan Yang Dilindungi Dan/Atau Termasuk Dalam 0327 Badan Air
Appendiks
PertambanganCites
Batu Bara 0510 -
Pertambangan Lignit 0520 -
Pertambangan Minyak Bumi 0610 -
Pertambangan Gas Alam Dan Pengusahaan Tenaga Panas Bumi 0620 -
Pertambangan Pasir Besi Dan Bijih Besi 0710 -
Pertambangan Bijih Uranium Dan Torium 0721 -
Pertambangan Bijih Logam Lainnya Yang Tidak Mengandung Besi, Tidak Termasuk 0729 -
Bijih Logam Mulia
Pertambangan Bijih Logam Mulia 0730 -
Penggalian Batu, Pasir Dan Tanah Liat 0810 -
Pertambangan Mineral, Bahan Kimia Dan Bahan Pupuk 0891 -
Ekstraksi Tanah Gemuk (Peat) 0892 -
Ekstraksi Garam 0893 Perdagangan dan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Pertambangan Dan Penggalian Lainnya Ytdl 0899 -
Aktivitas Penunjang Pertambangan Minyak Bumi Dan Gas Alam 0910 Perdagangan dan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Penunjang Pertambangan Dan Penggalian 0990 Perdagangan dan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Kegiatan Rumah Potong Dan Pengepakan Daging Bukan 1011 Perdagangan dan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Kegiatan Rumah Potong Dan Pengepakan Daging Unggas 1012 Perdagangan dan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Produk Daging Dan Daging Unggas 1013 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Ikan Dan Produk Ikan 1021 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Ikan Dan Biota Air Dalam Kaleng 1022 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Biota Air Lainnya 1029 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Buah-Buahan Dan Sayuran Dengan Cara 1031 Kawasan Peruntukan Industri
Diasinkan,
Industri Dilumatkan,
Pengolahan DanDikeringkan
PengawetanDan DibekukanDan Sayuran Dalam Kaleng
Buah-Buahan 1032 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pengolahan Sari Buah Dan Sayuran 1033 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Lainnya Buah-Buahan Dan Sayuran 1039 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Minyak Dan Lemak Nabati Dan Hewani (Bukan Kelapa Dan Kelapa Sawit) 1041 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Kopra, Minyak Mentah Dan Minyak Goreng Kelapa, Dan Pelet Kelapa 1042 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Minyak Mentah/Murni Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) Dan Minyak Goreng 1043 Kawasan Peruntukan Industri
Kelapa Sawit
Industri Minyak Mentah Dan Lemak Nabati Dan Hewani Lainnya 1049 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pengolahan Susu Segar Dan Krim 1051 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pengolahan Susu Bubuk Dan Susu Kental 1052 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pengolahan Es Krim Dan Sejenisnya 1053 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pengolahan Produk Dari Susu Lainnya 1059 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Penggilingan Serelia Dan Biji-Bijian Lainnya (Bukan Beras Dan Jagung) 1061 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Penggilingan Beras Dan Jagung Dan Industri Tepung Beras Dan Jagung 1063 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pati Dan Produk Pati (Bukan Beras Dan Jagung) 1062 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Produk Roti Dan Kue 1071 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Gula 1072 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Kakao, Cokelat Dan Kembang Gula 1073 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Makaroni, Mie Dan Produk Sejenisnya 1074 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Makanan Dan Masakan Olahan 1075 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pengolahan Kopi, Teh Dan Herbal (Herb Infusion) 1076 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Bumbu-Bumbuan Dan Produk Masak Lainnya 1077 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Produk Makanan Lainnya 1079 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Makanan Hewan 1080 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Minuman Ringan 1104 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Air Kemasan Dan Air Minum Isi Ulang 1105 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Minuman Lainnya 1109 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Rokok Dan Produk Tembakau Lainnya 1201 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pengolahan Tembakau Lainnya 1209 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Persiapan Dan Pemintalan Serat Tekstil 1311 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pertenunan Tekstil 1312 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Penyempurnaan Tekstil 1313 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Kain Rajutan Dan Sulaman 1391 Kawasan Peruntukan Industri

BAB 4 - 145
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode Kesesuaian Zona dan Sub Zona
Industri Pembuatan Barang Tekstil, Bukan Pakaian Jadi KBLI
1392 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Karpet Dan Permadani 1393 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Tali Dan Barang Dari Tali 1394 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Tekstil Lainnya Ytdl 1399 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pakaian Jadi (Bukan Penjahitan Dan Pembuatan Pakaian) 1411 Kawasan Peruntukan Industri
Penjahitan Dan Pembuatan Pakaian Sesuai Pesanan 1412 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pakaian Jadi Dan Barang Dari Kulit Berbulu 1420 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pakaian Jadi Rajutan Dan Sulaman/Bordir 1430 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Kulit Dan Kulit Komposisi, Termasuk Pencelupan Kulit Berbulu 1511 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Barang Dari Kulit Dan Kulit Komposisi, Koper, Tas Tangan Dan 1512 Kawasan Peruntukan Industri
Sejenisnya, Pelana Dan Alat Pengekang (Harness)
Industri Alas Kaki 1520 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Penggergajian Dan Pengawetan Kayu, Rotan, Bambu Dan Sejenisnya 1610 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Veneer, Kayu Lapis, Kayu Laminasi Dan Sejenisnya 1621 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Barang Bangunan Dari Kayu 1622 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Wadah Dari Kayu 1623 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Barang Lainnya Dari Kayu; Industri Barang Dari Gabus Dan Barang 1629 Kawasan Peruntukan Industri
Anyaman Dari Jerami,
Industri Bubur Kertas, Rotan,
Kertas Bambu Dan Kertas
Dan Papan Sejenisnya 1701 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Kertas Dan Papan Kertas Bergelombang Dan Wadah Dari Kertas Dan 1702 Kawasan Peruntukan Industri
Papan Kertas
Industri Barang Dari Kertas Dan Papan Kertas Lainnya 1709 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Produk Dari Batu Bara 1910 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pencetakan 1811 Kawasan Peruntukan Industri
Kegiatan Jasa Penunjang Pencetakan 1812 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Bahan Bakar Dan Minyak Pelumas Hasil Pengilangan Minyak Bumi 1921 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Produk Pengilangan Minyak Bumi Lainnya 1929 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Kimia Dasar 2011 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pupuk Dan Bahan Senyawa Nitrogen 2012 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Plastik Dan Karet Buatan Dalam Bentuk Dasar 2013 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pestisida Dan Produk Agrokimia Lainnya 2021 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Cat Dan Tinta Cetak, Pernis Dan Bahan Pelapisan Sejenisnya Dan Lak 2022 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Sabun Dan Deterjen, Bahan Pembersih Dan Pengilap, Parfum Dan 2023 Kawasan Peruntukan Industri
Kosmetik
Industri Barang Kimia Lainnya Ytdl 2029 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Serat Buatan 2030 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Farmasi Dan Produk Obat Kimia 2101 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Obat Tradisional 2102 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Ban Dan Vulkanisir Ban 2211 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pengasapan, Remilling Dan Karet Remah 2212 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Barang Dari Karet Lainnya 2219 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Barang Dari Plastik Untuk Bangunan 2221 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Barang Dari Plastik Untuk Pengemasan 2222 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pipa Plastik Dan Perlengkapannya 2223 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Barang Dari Plastik Lainnya 2229 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Kaca 2311 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Barang Dari Kaca 2312 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Barang Refraktori (Tahan Api) 2391 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Bahan Bangunan Dari Tanah Liat/Keramik 2392 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Barang Tanah Liat/Keramik Dan Porselen Bukan Bahan Bangunan 2393 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Semen, Kapur Dan Gips 2394 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Barang Dari Semen, Kapur, Gips Dan Asbes 2395 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Barang Dari Batu 2396 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Barang Galian Bukan Logam Lainnya Ytdl 2399 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Logam Dasar Besi Dan Baja 2410 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Logam Dasar Mulia Dan Logam Dasar Bukan Besi Lainnya 2420 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pengecoran Besi Dan Baja 2431 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pengecoran Logam Bukan Besi Dan Baja 2432 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Barang Logam Siap Pasang Untuk Bangunan 2511 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Tangki, Tandon Air Dan Wadah Dari Logam 2512 Kawasan Peruntukan Industri

BAB 4 - 146
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode Kesesuaian Zona dan Sub Zona
Industri Generator Uap, Bukan Ketel Pemanas KBLI
2513 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Senjata Dan Amunisi 2520 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Penempaan, Pengepresan, Pencetakan Dan Pembentukan Logam; 2591 Kawasan Peruntukan Industri
Metalurgi Bubuk
Jasa Industri Untuk Berbagai Pengerjaan Khusus Logam Dan Barang Dari Logam 2592 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Alat Potong, Perkakas Tangan Dan Peralatan Umum 2593 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Ember, Kaleng, Drum Dan Wadah Sejenis Dari Logam 2594 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Barang Dari Kawat Dan Paku, Mur Dan Baut, Bukan Kabel Logam 2595 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Barang Logam Lainnya Ytdl 2599 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Tabung Elektron Dan Konektor Elektronik 2611 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Semi Konduktor Dan Komponen Elektronik Lainnya 2612 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Komputer Dan/Atau Perakitan Komputer 2621 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Perlengkapan Komputer 2622 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Peralatan Telepon Dan Faksimili 2631 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Peralatan Komunikasi Tanpa Kabel (Wireless) 2632 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Peralatan Komunikasi Lainnya 2639 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Peralatan Komunikasi Lainnya 2639 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Televisi Dan/Atau Perakitan Televisi 2641 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Peralatan Perekam, Penerima Dan Pengganda Audio Dan Video, Bukan 2642 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Televisi
Industri Peralatan Audio Dan Video Elektronik Lainnya 2649 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Alat Ukur, Alat Uji, Peralatan Navigasi Dan Kontrol 2651 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Alat Ukur Waktu 2652 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Peralatan Iradiasi, Elektromedikal Dan Elektroterapi 2660 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Peralatan Fotografi 2671 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Peralatan Fotografi Dan Instrumen Optik Lainnya 2679 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Media Magnetik Dan Media Optik 2680 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Motor Listrik, Generator Dan Transformator 2711 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Peralatan Pengontrol Dan Pendistribusian Listrik 2712 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Batu Baterai Dan Akumulator Listrik 2720 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Kabel Serat Optik 2731 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Kabel Listrik Dan Elektronik Lainnya 2732 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Perlengkapan Kabel 2733 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Peralatan Penerangan Listrik (Termasuk Peralatan Penerangan Bukan 2740 Kawasan Peruntukan Industri
Listrik) Peralatan Listrik Rumah Tangga
Industri 2751 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Peralatan Elektrotermal Rumah Tangga 2752 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Peralatan Pemanas Dan Masak Bukan Listrik Rumah Tangga 2753 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Peralatan Listrik Lainnya 2790 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Mesin Dan Turbin, Bukan Mesin Pesawat Terbang Dan Kendaraan 2811 Kawasan Peruntukan Industri
Bermotor
Industri Peralatan Tenaga Zat Cair Dan Gas 2812 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pompa Lainnya, Kompresor, Kran Dan Klep/Katup 2813 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Bearing, Roda Gigi Dan Elemen Penggerak Mesin 2814 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Oven, Perapian Dan Tungku Pembakar 2815 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Alat Pengangkat Dan Pemindah 2816 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Mesin Dan Peralatan Kantor (Bukan Komputer Dan Peralatan 2817 Kawasan Peruntukan Industri
Perlengkapannya)
Industri Perkakas Tangan Yang Digerakkan Tenaga 2818 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Mesin Untuk Keperluan Umum Lainnya 2819 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Mesin Pertanian Dan Kehutanan 2821 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Mesin Dan Perkakas Mesin Untuk Pengerjaan 2822 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Mesin Metalurgi 2823 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Mesin Penambangan, Penggalian Dan Konstruksi 2824 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Mesin Pengolahan Makanan, Minuman Dan Tembakau 2825 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Mesin Tekstil, Pakaian Jadi Dan Produk Kulit 2826 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Mesin Keperluan Khusus Lainnya 2829 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih 2910 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Karoseri Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih Dan Industri 2920 Kawasan Peruntukan Industri
Trailer
IndustriDan
SukuSemi Trailer
Cadang Dan Aksesori Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih 2930 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pembuatan Kapal, Perahu Dan Struktur Bangunan Terapung 3011 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pembuatan Kapal Dan Perahu Untuk Tujuan Wisata Atau Rekreasi Dan 3012 Kawasan Peruntukan Industri
OlahragaKendaraan Perang
Industri 3040 Kawasan Peruntukan Industri

BAB 4 - 147
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode Kesesuaian Zona dan Sub Zona
Industri Sepeda Motor KBLI
3091 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Sepeda Dan Kursi Roda 3092 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Alat Angkutan Lainnya Ytdl 3099 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Furnitur 3100 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Perhiasan Dan Barang Sejenis 3211 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Perhiasan Imitasi Dan Barang Sejenis 3212 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Alat Musik 3220 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Alat Olahraga 3230 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Alat Permainan Dan Mainan Anak-Anak 3240 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Peralatan Kedokteran Dan Kedokteran Gigi Serta Perlengkapannya 3250 Kawasan Peruntukan Industri
Industri Pengolahan Lainnya Ytdl 3290 Kawasan Peruntukan Industri
Reparasi Produk Logam Pabrikasi 3311 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Reparasi Mesin 3312 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Reparasi Peralatan Elektronik Dan Optik 3313 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Reparasi Peralatan Listrik 3314 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Reparasi Alat Angkutan, Bukan Kendaraan Bermotor 3315 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Reparasi Peralatan Lainnya 3319 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Instalasi/Pemasangan Mesin Dan Peralatan Industri 3320 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penyediaan Tenaga Listrik 3511 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penunjang Tenaga Listrik 3512 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Pengadaan Dan Distribusi Gas Alam Dan Buatan 3520 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Pengadaan Uap/Air Panas, Udara Dingin Dan Produksi Es 3530 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Treatment Air 3600 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Pengumpulan Air Limbah 3701 Pengelolaan Persampahan
Treatment Dan Pembuangan Air Limbah 3702 Pengelolaan Persampahan
Pengumpulan Limbah Dan Sampah Tidak Berbahaya 3811 Pengelolaan Persampahan
Treatment Dan Pembuangan Sampah Tidak Berbahaya 3821 Pengelolaan Persampahan
Treatment Dan Pembuangan Limbah Berbahaya 3822 Pengelolaan Persampahan
Pemulihan Material 3830 Pengelolaan Persampahan
Aktivitas Remediasi Dan Pengelolaan Limbah Dan Sampah Lainnya 3900 Pengelolaan Persampahan
Konstruksi Gedung 4101 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Jasa Pekerjaan Konstruksi Prapabrikasi Bangunan Gedung 4102 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Konstruksi Jalan Dan Jalan Rel 4210 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Konstruksi Jaringan Irigasi, Komunikasi Dan Limbah 4220 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Konstruksi Bangunan Sipil Lainnya 262 4291 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Konstruksi Khusus Bangunan Sipil Lainnya 4292 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Asa Pekerjaan Konstruksi Prapabrikasi Bangunan Sipil 4293 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Pembongkaran 4311 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penyiapan Lahan 4312 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Instalasi Sistem Kelistrikan 4321 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Instalasi Saluran Air (Plambing), Pemanas Dan Pendingin 4322 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Instalasi Konstruksi Lainnya 4329 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penyelesaian Konstruksi Bangunan 4330 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Konstruksi Khusus Lainnya 4390 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Mobil 4510 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Reparasi Dan Perawatan Mobil 4520 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Suku Cadang Dan Aksesori Mobil 4530 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan, Reparasi Dan Perawatan Sepeda Motor Dan Perdagangan Suku 4540 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Cadang Dan Aksesorinya
Perdagangan Besar Atas Dasar Balas Jasa (Fee) Atau Kontrak 4610 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Besar Hasil Pertanian Dan Hewan Hidup 4620 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Besar Bahan Makanan Dan Minuman Hasil Pertanian 4631 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Besar Bahan Makanan Dan Minuman Hasil Peternakan Dan Perikanan 4632 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Besar Makanan Dan Minuman Lainnya Dan Tembakau 4633 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Besar Tekstil, Pakaian Dan Alas Kaki 4641 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Besar Alat Tulis Dan Hasil Pencetakan Dan Penerbitan 4642 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Besar Alat Fotografi Dan Barang Optik 4643 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Besar Farmasi, Obat, Dan Kosmetik 4644 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Besar Barang Keperluan Rumah Tangga Lainnya 4649 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP

BAB 4 - 148
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode Kesesuaian Zona dan Sub Zona
Perdagangan Besar Komputer, Perlengkapan Komputer Dan Piranti Lunak KBLI
4651 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Besar Suku Cadang Elektronik Dan Peralatan Telekomunikasi Dan 4652 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Bagian-Bagiannya
Perdagangan Besar Mesin, Peralatan Dan Perlengkapan Pertanian 4653 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Besar Mesin, Peralatan Dan Perlengkapan Lainnya 4659 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Besar Bahan Bakar Padat, Cair Dan Gas Dan Produk Ybdi 4661 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Besar Logam Dan Bijih Logam 4662 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Besar Bahan Dan Perlengkapan Bangunan 4663 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Besar Mineral Bukan Logam, Mineral Radioaktif, Zat Radioaktif Dan 4664 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Pembangkit
PerdaganganRadiasi Pengion
Besar Bahan Dan Barang Kimia 4665 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Besar Produk Lainnya Termasuk Barang Sisa Dan Potongan Ytdl 4669 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Besar Berbagai Macam Barang 4690 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Di Toko 4711 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang Yang Didominasi Oleh Barang Bukan 4719 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Makanan DanEceran
Perdagangan Tembakau Di Toko
Khusus Komoditi Makanan Dari Hasil Pertanian Di Toko 4721 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Khusus Minuman Di Toko 4722 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Khusus Rokok Dan Tembakau Di Toko 4723 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Khusus Makanan Hasil Industri Di Toko 4724 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Khusus Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4730 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Khusus Komputer Dan Perlengkapannya; Piranti Lunak Dan 4741 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
PerlengkapanEceran
Perdagangan Telekomunikasi Di TokoAudio Dan Video Di Toko
Khusus Peralatan 4742 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Khusus Tekstil Di Toko 4751 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Khusus Barang Dan Bahan Bangunan, Cat Dan Kaca Di Toko 4752 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Khusus Karpet, Permadani Dan Penutup Dinding Dan Lantai 4753 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Di Toko
Perdagangan Eceran Khusus Furnitur, Peralatan Listrik Rumah Tangga, Peralatan 4759 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penerangan Dan
Perdagangan Peralatan
Eceran KhususRumah Tangga
Alat Tulis Lainnya
Dan Di Toko Dan Penerbitan Di
Hasil Pencetakan 4761 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Toko
Perdagangan Eceran Khusus Rekaman Musik Dan Video Di Toko 4762 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Khusus Peralatan Olahraga Di Toko 4763 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Khusus Alat Permainan Dan Mainan Anak-Anak Di Toko 4764 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Kertas, Kertas Karton Dan Barang Dari Kertas/Karton 4765 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Khusus Pakaian, Alas Kaki Dan Barang Dari Kulit Di Toko 4771 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Khusus Barang Baru Lainnya Di Toko 4773 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Khusus Barang Bekas Di Toko 4774 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Khusus Hewan Piaraan Dan Hewan Ternak 4775 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Khusus Barang Baru Lainnya Di Toko 4773 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Khusus Barang Bekas Di Toko 4774 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Khusus Hewan Piaraan Dan Hewan Ternak 4775 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Bunga Potong, Tanaman, Pupuk Dan Ybdi Di Toko 4776 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Bahan Kimia, Aromatik/Penyegar (Minyak Atsiri), Dan Bahan 4777 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Bakar BukanEceran
Perdagangan BahanBarang
Bakar Kerajinan
Untuk Bahan Bakar Di
Dan Lukisan Untuk
TokoKendaraan Bermotor 4778 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Lainnnya
Perdagangan Eceran Khusus Barang Lainnya Ytdl 4779 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Komoditi Hasil Pertanian 4781 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Makanan, Minuman Dan Produk 4782 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Tembakau Hasil
Perdagangan Industri
Eceran KakiPengolahan
Lima Dan Los Pasar Tekstil, Pakaian Dan Alas Kaki 4783 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Bahan Kimia, Farmasi, Kosmetik 4784 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Dan Ybdi Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Barang Pribadi
Perdagangan 4785 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Perlengkapan Rumah Tangga 4786 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Kertas, Barang Dari Kertas, Alat 4787 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Tulis, Barang Eceran
Perdagangan Cetakan,Kaki
AlatLima
Olahraga, AlatPasar
Dan Los Musik,Barang
Alat Fotografi Dan
Kerajinan, Komputer
Mainan Anak- 4788 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Anak Dan Lukisan
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Barang Lainnya Dan Barang Bekas 4789 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Melalui Pemesanan Pos Atau Internet 4791 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Atas Dasar Balas Jasa (Fee) Atau Kontrak 4792 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perdagangan Eceran Bukan Di Toko, Kios, Kaki Lima Dan Los Pasar Lainnya 4799 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Angkutan Bus Dalam Trayek 4921 Transportasi, Badan Jalan
Angkutan Bus Tidak Dalam Trayek 4922 Transportasi, Badan Jalan
Angkutan Melalui Saluran Pipa 4930 Transportasi, Badan Jalan
Angkutan Darat Bukan Bus Untuk Penumpang, Dalam Trayek 4941 Transportasi, Badan Jalan
Angkutan Darat Lainnya Untuk Penumpang 4942 Transportasi, Badan Jalan
Angkutan Darat Untuk Barang 4943 Transportasi, Badan Jalan

BAB 4 - 149
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode Kesesuaian Zona dan Sub Zona
Angkutan Jalan Rel Perkotaan Dan Wisata Untuk Penumpang KBLI
4944 Transportasi, Badan Jalan
Angkutan Jalan Rel Lainnya 4945 Transportasi, Badan Jalan
Angkutan Laut Dalam Negeri Untuk Penumpang 5011 Transportasi, Badan Jalan
Angkutan Laut Dalam Negeri Untuk Barang 5013 Transportasi, Badan Jalan
Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan Untuk Penumpang 5021 Transportasi
Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan Untuk Barang 5022 Transportasi
Pergudangan Dan Penyimpanan 5210 Kawasan Peruntukan Industri, Perdagangan Jasa
Aktivitas Penunjang Angkutan Darat 5221 Skala Kota, WP dan SWP
Transportasi
Aktivitas Penunjang Angkutan Perairan 5222 Transportasi
Penanganan Kargo (Bongkar Muat Barang) 5224 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Penunjang Angkutan Lainnya 5229 Transportasi, Perdagangan Jasa Skala Kota, WP
Aktivitas Pos 5310 dan SWP
Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP,
Aktivitas Kurir 5320 Perkantoran, Jasa
Perdagangan SPUSkala Kota, WP dan SWP
Hotel Bintang 5511 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Hotel Melati 5512 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Pondok Wisata 5513 Pariwisata
Restoran Dan Penyediaan Makanan Keliling 5610 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Jasa Boga Untuk Suatu Event Tertentu (Event Catering) 5621 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penyediaan Jasa Boga Periode Tertentu 5629 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penyediaan Minuman 5630 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penerbitan Buku 5811 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penerbitan Direktori Dan Mailing List 5812 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Penerbitan Lainnya 5819 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penerbitan Piranti Lunak (Software) 5820 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Produksi Gambar Bergerak, Video Dan Program Televisi 5911 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Pascaproduksi Film, Video Dan Program Televisi 5912 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Distribusi Gambar Bergerak, Video Dan Program Televisi 5913 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Pemutaran Film 5914 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Perekaman Suara Dan Penerbitan Musik 5920 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penyiaran Radio 6010 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Penyiaran Dan Pemrograman Televisi 6020 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Telekomunikasi Dengan Kabel 6110 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Telekomunikasi Tanpa Kabel 6120 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Telekomunikasi Satelit 6130 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Jasa Nilai Tambah Teleponi 6191 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Jasa Multimedia 6192 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Telekomunikasi Lainnya Ytdl 6199 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Pemrograman Komputer 6201 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Konsultasi Komputer Dan Manajemen Fasilitas Komputer 6202 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Teknologi Informasi Dan Jasa Komputer Lainnya 6209 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Pengolahan Data, Hosting Dan Ybdi 6311 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Portal Web Dan/Atau Platform Digital 6312 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Kantor Berita 6391 Perkantoran, Perdagangan Jasa Skala Kota, WP
Aktivitas Jasa Informasi Lainnya Ytdl 6399 dan SWP
Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Bank Sentral 6411 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Bank Umum 6412 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Bank Perkreditan Rakyat Dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 6413 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam 6414 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Lembaga Keuangan Mikro 6415 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perantara Moneter Lainnya 6419 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Perusahaan Holding 6420 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Trust, Pendanaan Dan Entitas Keuangan Sejenis 6430 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Otoritas Jasa Keuangan (Ojk) 6440 Perkantoran
Lembaga Penjamin Simpanan (Lps) 6450 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perusahaan Pembiayaan 6491 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Pergadaian 6492 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perusahaan Modal Ventura 6493 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur 6494 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP

BAB 4 - 150
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode Kesesuaian Zona dan Sub Zona
Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (Fintech Pp KBLI
6495 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Lending) Jasa Keuangan Lainnya Ytdl, Bukan Asuransi Dan Dana Pensiun
Aktivitas 6499 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Asuransi Jiwa 6511 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Asuransi Umum 6512 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perusahaan Penjaminan 6513 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Reasuransi 6521 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perusahaan Penjaminan Ulang 6522 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Dana Pensiun Pemberi Kerja 6531 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Dana Pensiun Lembaga Keuangan 6532 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penyelenggara Infrastruktur Perdagangan Di Pasar Modal 6611 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penyelenggara Infrastruktur Perdagangan Di Pasar Berjangka Komoditi 6612 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penyelenggara Infrastruktur Pasar Uang Dan Pasar Valuta Asing 6613 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perusahaan Efek Selain Manajemen Investasi 6614 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Perantara Perdagangan Berjangka Komoditi 6615 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Kegiatan Penukaran Valuta Asing (Money Changer) 6616 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Penunjang Perdagangan Berjangka Komoditi 6617 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Penunjang Jasa Keuangan Lainnya 6619 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Penilaian Risiko Dan Kerugian 6621 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Agen, Broker, Pialang Asuransi Dan Penjaminan 6622 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Penunjang Lainnya Untuk Asuransi, Penjaminan, Dan Dana Pensiun 6629 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Manajemen Investasi 6631 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penasihat Investasi 6632 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Manajemen Dana Lainnya 6639 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penasihat Investasi 6632 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Manajemen Dana Lainnya 6639 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penyelenggara Sistem Pembayaran 6641 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penyelenggara Kegiatan Jasa Pengolahan Uang Rupiah 6642 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Real Estat Yang Dimiliki Sendiri Atau Disewa 6811 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Kawasan Pariwisata 6812 Pariwisata
Kawasan Industri 6813 Kawasan Peruntukan Industri
Real Estat Atas Dasar Balas Jasa (Fee) Atau Kontrak 6820 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Hukum 6910 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP,
Aktivitas Akuntansi, Pembukuan Dan Pemeriksa; Konsultasi Pajak 6920 Perkantoran, Jasa
Perdagangan Sarana
SkalaPelayanan
Kota, WP Umum Skala
dan SWP,
Kota
Perkantoran,
Aktivitas Kantor Pusat 7010 Perkantoran Sarana Pelayanan Umum Skala
Kota
Aktivitas Konsultasi Manajemen 7020 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP,
Aktivitas Arsitektur Dan Keinsinyuran Serta Konsultasi Teknis Ybdi 7110 Perkantoran,
Perdagangan JasaSPUSkala
SkalaKota,
Kota,
WPKecamatan,
dan SWP,
Kelurahan, RWSPU Skala Kota, Kecamatan,
Perkantoran,
Analisis Dan Uji Teknis 7120 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP,
Kelurahan, RWSPU Skala Kota, Kecamatan,
Perkantoran,
Penelitian Dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam Dan Ilmu Teknologi Dan 7210 Sarana Pelayanan Umum
Rekayasa Dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial Dan Humaniora Kelurahan, RW
Penelitian 7220 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Periklanan 7310 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penelitian Pasar Dan Jajak Pendapat Masyarakat 7320 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Desain Industri 7411 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Desain Interior 7412 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Desain Komunikasi Visual/ Desain Grafis 7413 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Desain Konten Kreatif 7414 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Fotografi 7420 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Sertifikasi Hasil Pendidikan Dan/Atau Pelatihan Berbasis Kompetensi 7431 Perkantoran, SPU Skala Kota, Kecamatan,
Aktivitas Sertifikasi Profesi/Personel Independen 7432 Kelurahan, RWSPU Skala Kota, Kecamatan,
Perkantoran,
Aktivitas Profesional, Ilmiah Dan Teknis Lainnya Ytdl 7490 Kelurahan, RWSPU Skala Kota, Kecamatan,
Perkantoran,
Aktivitas Kesehatan Hewan 7500 Kelurahan, RW
Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Penyewaan Dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi Mobil, Bus, Truk 7710 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Dan Sejenisnya
Aktivitas Penyewaan Dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi Alat Rekreasi Dan 7721 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Olahraga
Aktivitas Penyewaan Kaset Video, Cd, Vcd/Dvd Dan Sejenisnya 7722 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Penyewaan Dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi Barang Pribadi Dan 7729 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Rumah
AktivitasTangga Lain Ytdl
Penyewaan Dan Sewa Guna Tanpa Hak Opsi Alat Transportasi 7731 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Penyewaan Dan Sewa Guna Tanpa Hak Opsi Mesin Dan Peralatan 7732 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Industri Kreatif
Aktivitas Penyewaan Dan Sewa Guna Tanpa Hak Opsi Mesin, Peralatan, Dan 7739 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
BarangGuna
Sewa Berwujud
UsahaLainnya
Tanpa Hak Opsi Intelektual Properti, Bukan Karya Hak Cipta 7740 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP

BAB 4 - 151
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode Kesesuaian Zona dan Sub Zona
Aktivitas Penempatan Tenaga Kerja KBLI
7810 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Penyediaan Tenaga Kerja Waktu Tertentu 7820 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Penyediaan Sumber Daya Manusia Dan Manajemen Fungsi Sumber Daya Manusia 7830 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Pelatihan Kerja Pemerintah 7841 Perkantoran, Perdagangan Jasa Skala Kota, WP
Pelatihan Kerja Swasta 7842 dan SWP
Perkantoran, Perdagangan Jasa Skala Kota, WP
Pelatihan Kerja Perusahaan 7843 dan SWP
Perkantoran, Perdagangan Jasa Skala Kota, WP
Aktivitas Agen Perjalanan 7911 dan SWP
Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Biro Perjalanan 7912 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Jasa Informasi Pariwisata Dan Daya Tarik Wisata 7991 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Jasa Pramuwisata Dan Interpreter Wisata 7992 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Jasa Reservasi Lainnya Ybdi Ytdl 7999 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Keamanan Swasta 8010 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Jasa Sistem Keamanan 8020 Pertahanan dan Keamanan
Aktivitas Penyelidikan 8030 Pertahanan dan Keamanan
Aktivitas Penyedia Gabungan Jasa Penunjang Fasilitas 8110 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Kebersihan Umum Bangunan 8121 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Kebersihan Bangunan Dan Industri Lainnya 8129 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Jasa Perawatan Dan Pemeliharaan Taman 8130 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Penyedia Gabungan Jasa Administrasi Kantor 8211 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Fotokopi, Penyiapan Dokumen Dan Aktivitas Khusus Penunjang Kantor 8219 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Lainnya
Aktivitas Call Centre 8220 Perkantoran, Perdagangan Jasa Skala Kota, WP
Jasa Penyelenggara Pertemuan, Perjalanan Insentif, 8230 dan SWP
Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Debt Collection Dan Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan 8291 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Pengepakan 8292 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Jasa Penunjang Usaha Lainnya Ytdl 8299 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Kegiatan Administrasi Pemerintahan 8411 Perkantoran, SPU Skala Kota, Kecamatan,
Administrasi Pelayanan Pemerintah Bidang Kesehatan, Pendidikan, Kebudayaan 8412 Kelurahan, RWSPU Skala Kota, Kecamatan,
Perkantoran,
Dan Pelayanan
Kegiatan LembagaSosial Lain Bukan Untuk
Pemerintahan JaminanMenciptakan
Sosial Efisiensi Produksi Dan Bisnis 8413 Kelurahan,
Perkantoran,RWSPU Skala Kota, Kecamatan,
Hubungan Luar Negeri 8421 Kelurahan,
PerkantoranRW
Pertahanan Dan Keamanan 8422 Pertahanan dan Keamanan
Jaminan Sosial Wajib 8430 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP,
Pendidikan Dasar Pemerintah 8511 Perkantoran,
SPU Skala Kota,SPU Skala Kota,
Kecamatan, Kecamatan,
Kelurahan, RW
Kelurahan, RW
Pendidikan Dasar Swasta 8512 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Pendidikan Anak Usia Dini 8513 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Satuan Pendidikan Kerjasama Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Dasar 8514 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Pendidikan Pesantren Dan Pendidikan Keagamaan Islam Anak Usia Dini Dan Dasar 8515 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Pendidikan Keagamaan Anak Usia Dini Dan Dasar 8516 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Pendidikan Menengah Atas/Aliyah Pemerintah 8521 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Pendidikan Menengah/Aliyah Swasta 8522 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Pendidikan Menengah Kejuruan Dan Teknis/Aliyah Kejuruan Pemerintah 8523 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Pendidikan Menengah Kejuruan/Aliyah Kejuruan Swasta 8524 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Pendidikan Menengah Kejuruan/Aliyah Kejuruan Swasta 8524 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Satuan Pendidikan Kerjasama Pendidikan Menengah 8525 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Pendidikan Pesantren Menengah 8526 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Pendidikan Keagamaan Menengah 8527 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Pendidikan Tinggi Pemerintah 8531 SPU Skala Kota
Pendidikan Tinggi Swasta 8532 SPU Skala Kota
Pendidikan Tinggi Keagamaan 8533 SPU Skala Kota
Pendidikan Pesantren Tinggi (Ma’had Aly) 8534 SPU Skala Kota
Pendidikan Olahraga Dan Rekreasi 8541 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW,
Pendidikan Kebudayaan 8542 RuangSkala
SPU Terbuka
Kota,Hijau, Pariwisata
Kecamatan, Kelurahan, RW,
Pendidikan Lainnya Pemerintah 8543 Pariwisata
SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Satuan Pendidikan Kerjasama Pendidikan Nonformal 8544 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Pendidikan Pesantren Dan Pendidikan Keagamaan Lainnya 8545 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Pendidikan Lainnya Ytdl 8549 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Kegiatan Penunjang Pendidikan 8550 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW,
Aktivitas Rumah Sakit 8610 Perdagangan
SPU danKecamatan,
Skala Kota, Jasa Skala Kota, WP danRW
Kelurahan, SWP
Aktivitas Praktik Dokter Dan Dokter Gigi 8620 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW

BAB 4 - 152
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Kode Kesesuaian Zona dan Sub Zona
Aktivitas Pelayanan Kesehatan Manusia Lainnya KBLI
8690 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Aktivitas Sosial Di Dalam Panti Untuk Perawatan Dan Pemulihan Kesehatan 8710 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Aktivitas Sosial Di Dalam Panti Untuk Keterbelakangan Mental, Gangguan Mental 8720 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Dan Penyalahgunaan
Aktivitas ObatPanti
Sosial Di Dalam Terlarang
Untuk Lanjut Usia Dan Penyandang Disabilitas 8730 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Aktivitas Sosial Di Dalam Panti Lainnya Ytdl 8790 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Aktivitas Sosial Tanpa Akomodasi Untuk Lanjut Usia Dan Penyandang Disabilitas 8810 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Aktivitas Sosial Pengumpulan Dana 8891 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Aktivitas Sosial Tanpa Akomodasi Lainnya Ytdl 8899 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW
Aktivitas Seni Pertunjukan 9001 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW,
Aktivitas Pekerja Kreatif Dan Pekerja Seni 9002 Pariwisata
SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW,
Aktivitas Impresariat Bidang Seni Dan Festival Seni 9003 Pariwisata
SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW,
Aktivitas Operasional Fasilitas Seni 9004 Pariwisata
SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW,
Aktivitas Hiburan, Seni Dan Kreativitas Lainnya 9009 Pariwisata
SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW,
Perpustakaan Dan Arsip 9101 Pariwisata
SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW,
Museum Dan Operasional Bangunan Dan Situs Bersejarah 9102 Pariwisata
SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW,
Aktivitas Kebun Binatang, Taman Botani Dan Cadangan 9103 Pariwisata
SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW,
Pengelolaan Fasilitas Olahraga 9311 Pariwisata
SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW,
Aktivitas Klub Olahraga 9312 Pariwisata
SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW,
Aktivitas Lainnya Yang Berkaitan Dengan Olahraga 9319 Pariwisata
SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW,
Aktivitas Taman Bertema Atau Taman Hiburan 9321 Pariwisata
Ruang Terbuka, Pariwisata
Daya Tarik Wisata Alam 9322 Pariwisata
Daya Tarik Wisata Buatan/Binaan Manusia 9323 Pariwisata
Wisata Tirta 9324 Pariwisata
Aktivitas Hiburan Dan Rekreasi Lainnya Ytdl 9329 Pariwisata
Aktivitas Organisasi Bisnis Dan Pengusaha 9411 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW,
Aktivitas Organisasi Profesi 9412 Perdagangan dan
Perkantoran, SPUJasaSkala
Skala Kota,
Kota,WP dan SWP
Kecamatan,
Aktivitas Organisasi Buruh 9420 Kelurahan, RWSPU Skala Kota, Kecamatan,
Perkantoran,
Aktivitas Organisasi Keagamaan 9491 Kelurahan, RW,SPU
Perkantoran, Kawasan
Skala Peruntukan Industri
Kota, Kecamatan,
Aktivitas Organisasi Politik 9492 Kelurahan, RW
Perkantoran, SPU Skala Kota, Kecamatan,
Aktivitas Organisasi Keanggotaan Lainnya Ytdl 9499 Kelurahan, RWSPU Skala Kota, Kecamatan,
Perkantoran,
Reparasi Komputer Dan Peralatan Sejenisnya 9511 Kelurahan, RW
Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Reparasi Peralatan Komunikasi 9512 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Reparasi Alat-Alat Elektronik Konsumen 9521 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Reparasi Peralatan Rumah Tangga Dan Peralatan Rumah Dan Kebun 9522 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Reparasi Alas Kaki Dan Barang Dari Kulit 9523 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Reparasi Barang Keperluan Pribadi Dan Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya 9529 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Pangkas Rambut Dan Salon Kecantikan 9611 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Kebugaran 9612 SPU Skala Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW,
Aktivitas Penatu 9620 Perdagangan dan
Perdagangan Jasa Jasa
SkalaSkala
Kota,Kota,
WPWP dan dan
SWPSWP
Aktivitas Pemakaman Dan Kegiatan Ybdi 9691 RTH
Aktivitas Jasa Perorangan Lainnya Ytdl 9699 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Rumah Tangga Sebagai Pemberi Kerja Dari Personil Domestik 9700 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
Aktivitas Yang Menghasilkan Barang Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Untuk 9810 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
MemenuhiYang
Aktivitas Kebutuhan Sendiri Jasa Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Untuk
Menghasilkan 9820 Perdagangan Jasa Skala Kota, WP dan SWP
MemenuhiBadan
Aktivitas Kebutuhan SendiriDan Badan Ekstra Internasional Lainnya
Internasional 9900 Perkantoran
Sumber : Hasil Analisis, 2023

4.15. ANALISIS DAMPAK KEGIATAN TERHADAP PERUNTUKAN ZONA/SUB ZONA


Analisis dampak kegiatan terhadap jenis peruntukan/zona/sub zona dilakukan sebagai dasar
dalam perumusan ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan (matriks ITBX) serta penentuan
kebutuhan TPZ. Berikut adalah analisis dampak kegiatan terhadap jenis peruntukan/zona/sub zona
di Kawasan Warmare - Prafi.
Tabel 4.50 Analisis Dampak Kegiatan

BAB 4 - 153
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Dampak Kegiatan


Pertanian Padi Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Pertanian Sayuran, Buah Dan Aneka Umbi lahan pertanian ialah:
❖ Terkendalinya kegiatan pembangunan di lahan LCP2B dan LP2B
Perkebunan Tebu
❖ Pengoptimalan fungsi sarana-prasarana pertanian (irigasi, dll)
Perkebunan Tembakau
Pertanian Tanaman Berserat
Pertanian Tanaman Semusim Lainnya
Pertanian Buah Anggur
Pertanian Buah-Buahan Tropis Dan Subtropis
Pertanian Buah Jeruk
Pertanian Buah Apel Dan Buah Batu (Pome And Stone)
Pertanian Sayuran Dan Buah Semak Dan Buah Biji Kacang-
Kacangan Lainnya
Perkebunan Buah-Buahan Penghasil Minyak (Oleaginous)
Pertanian Tanaman Untuk Bahan Minuman
Perkebunan Tanaman Rempah-Rempah, Aromatik/Penyegar,
Narkotik
PerkebunanDan Obat Tahunan Lainnya
Tanaman
Pertanian Tanaman Hias Dan Pengembangbiakan Tanaman
Peternakan Sapi Dan Kerbau
Peternakan Kuda Dan Sejenisnya
Peternakan Domba Dan Kambing
Peternakan Babi
Peternakan Lainnya
Jasa Penunjang Pertanian Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Jasa Penunjang Peternakan lahan perdagangan dan jasa ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan
Jasa Pasca Panen
❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Pemilihan Benih Tanaman Untuk Pengembangbiakan
Perburuan Dan Penangkapan Satwa Liar Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Penangkaran Tumbuhan/Satwa Liar ruang terbuka hijau ialah:
❖ Peningkatan kualitas lingkungan
Pemanfaatan Hutan Tanaman
❖ Terkendalinya pembangunan di sekitar kawasan sempadan (sungai, irigasi,
SUTET dan SUTT)
Jasa Penunjang Kehutanan Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
lahan perdagangan dan jasa ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Penangkapan Ikan Di Laut Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Penangkapan Ikan Di Perairan Darat badan air ialah:
❖ Peningkatan ekonomi masyarakat jika terdapat aktivitas perokonomian
Jasa Penangkapan Ikan Di Laut
yang dapat dimanfaatkan di badan air
Jasa Penangkapan Ikan Di Perairan Darat
Penangkapan/Pengambilan Jenis Ikan Yang Dilindungi Dan/Atau
TermasukIkan
Budidaya Dalam
LautAppendiks Cites
Budidaya Ikan Air Tawar
Jasa Budidaya Ikan Laut
Jasa Budidaya Ikan Air Tawar
Budidaya Ikan Air Payau
Jasa Budidaya Ikan Air Payau
Pengembangbiakan Jenis Ikan Yang Dilindungi Dan/Atau
Termasuk Dalam
Pertambangan Appendiks
Batu Bara Cites Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Pertambangan Lignit lahan pertambangan ialah:
❖ Peningkatan ancaman tanah longsor dan gerakan massa tanah
Pertambangan Minyak Bumi
❖ Diperlukan penanganan khusus terhadap bekas lubang aktivitas
Pertambangan Gas Alam Dan Pengusahaan Tenaga Panas Bumi pertambangan
Pertambangan Pasir Besi Dan Bijih Besi
Pertambangan Bijih Uranium Dan Torium
Pertambangan Bijih Logam Lainnya Yang Tidak Mengandung Besi,
Tidak Termasuk
Pertambangan Bijih
Bijih Logam
Logam Mulia
Mulia
Penggalian Batu, Pasir Dan Tanah Liat
Pertambangan Mineral, Bahan Kimia Dan Bahan Pupuk
Ekstraksi Tanah Gemuk (Peat)

BAB 4 - 154
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Dampak Kegiatan


Ekstraksi Garam Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
lahan perdagangan dan jasa ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan

Pertambangan Dan Penggalian Lainnya Ytdl Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
lahan pertambangan ialah:
❖ Peningkatan ancaman tanah longsor dan gerakan massa tanah
❖ Diperlukan penanganan khusus terhadap bekas lubang aktivitas
pertambangan
Aktivitas Penunjang Pertambangan Minyak Bumi Dan Gas Alam Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Aktivitas Penunjang Pertambangan Dan Penggalian lahan perdagangan dan jasa ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
Kegiatan Rumah Potong Dan Pengepakan Daging Bukan
❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Kegiatan Rumah Potong Dan Pengepakan Daging Unggas
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Produk Daging Dan Daging Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Unggas Pengolahan Dan Pengawetan Ikan Dan Produk Ikan
Industri lahan kawasan peruntukan industri ialah:
❖ Penurunan keseimbangan ekosistem
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Ikan Dan Biota Air Dalam
❖ Pencemaran lingkungan karena limbah industri, sehingga dibutuhkan upaya
Kaleng
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Biota Air Lainnya pengelolaan dan pengendalian dampak terhadap komponen lingkungan
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Buah-Buahan Dan Sayuran sekitar
Dengan Cara Diasinkan,
Industri Pengolahan Dilumatkan,
Dan Pengawetan Dikeringkan
Buah-Buahan Dan
Dan Sayuran ❖ Peningkatan ekonomi masyarakat karena adanya penyerapan tenaga kerja
Dibekukan
Dalam Kaleng industri
Industri Pengolahan Sari Buah Dan Sayuran
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Lainnya Buah-Buahan Dan
Sayuran
Industri Minyak Dan Lemak Nabati Dan Hewani (Bukan Kelapa
Dan Kelapa
Industri Kopra,Sawit)
Minyak Mentah Dan Minyak Goreng Kelapa, Dan
Pelet Kelapa
Industri Minyak Mentah/Murni Kelapa Sawit (Crude Palm Oil)
Dan Minyak
Industri MinyakGoreng Kelapa
Mentah Dan Sawit
Lemak Nabati Dan Hewani Lainnya
Industri Pengolahan Susu Segar Dan Krim
Industri Pengolahan Susu Bubuk Dan Susu Kental
Industri Pengolahan Es Krim Dan Sejenisnya
Industri Pengolahan Produk Dari Susu Lainnya
Industri Penggilingan Serelia Dan Biji-Bijian Lainnya (Bukan Beras
Dan Jagung)
Industri Penggilingan Beras Dan Jagung Dan Industri Tepung
Beras Dan
Industri PatiJagung
Dan Produk Pati (Bukan Beras Dan Jagung)
Industri Produk Roti Dan Kue
Industri Gula
Industri Kakao, Cokelat Dan Kembang Gula
Industri Makaroni, Mie Dan Produk Sejenisnya
Industri Makanan Dan Masakan Olahan
Industri Pengolahan Kopi, Teh Dan Herbal (Herb Infusion)
Industri Bumbu-Bumbuan Dan Produk Masak Lainnya
Industri Produk Makanan Lainnya
Industri Makanan Hewan
Industri Minuman Ringan
Industri Air Kemasan Dan Air Minum Isi Ulang
Industri Minuman Lainnya
Industri Rokok Dan Produk Tembakau Lainnya
Industri Pengolahan Tembakau Lainnya
Industri Persiapan Dan Pemintalan Serat Tekstil
Industri Pertenunan Tekstil
Industri Penyempurnaan Tekstil
Industri Kain Rajutan Dan Sulaman
Industri Pembuatan Barang Tekstil, Bukan Pakaian Jadi
Industri Karpet Dan Permadani
Industri Tali Dan Barang Dari Tali
Industri Tekstil Lainnya Ytdl
Industri Pakaian Jadi (Bukan Penjahitan Dan Pembuatan Pakaian)
Penjahitan Dan Pembuatan Pakaian Sesuai Pesanan
Industri Pakaian Jadi Dan Barang Dari Kulit Berbulu
Industri Pakaian Jadi Rajutan Dan Sulaman/Bordir

BAB 4 - 155
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Dampak Kegiatan


Industri Kulit Dan Kulit Komposisi, Termasuk Pencelupan Kulit
Berbulu
Industri Barang Dari Kulit Dan Kulit Komposisi, Koper,Tas
Tangan
Industri Dan
Alas Sejenisnya,
Kaki Pelana Dan Alat Pengekang (Harness)
Industri Penggergajian Dan Pengawetan Kayu, Rotan, Bambu
Dan Sejenisnya
Industri Veneer, Kayu Lapis, Kayu Laminasi Dan Sejenisnya
Industri Barang Bangunan Dari Kayu
Industri Wadah Dari Kayu
Industri Barang Lainnya Dari Kayu; Industri Barang Dari Gabus
Dan Barang
Industri Anyaman
Bubur Kertas,Dari Jerami,
Kertas DanRotan,
Papan Bambu
Kertas Dan Sejenisnya
Industri Kertas Dan Papan Kertas Bergelombang Dan Wadah
Dari Kertas
Industri Dan
Barang Papan
Dari Kertas
Kertas Dan Papan Kertas Lainnya
Industri Produk Dari Batu Bara
Industri Pencetakan
Kegiatan Jasa Penunjang Pencetakan
Industri Bahan Bakar Dan Minyak Pelumas Hasil Pengilangan
Minyak
Industri Bumi
Produk Pengilangan Minyak Bumi Lainnya
Industri Kimia Dasar
Industri Pupuk Dan Bahan Senyawa Nitrogen
Industri Plastik Dan Karet Buatan Dalam Bentuk Dasar
Industri Pestisida Dan Produk Agrokimia Lainnya
Industri Cat Dan Tinta Cetak, Pernis Dan Bahan Pelapisan
Sejenisnya Dan Dan
Industri Sabun Lak Deterjen, Bahan Pembersih Dan Pengilap,
Parfum Dan Kosmetik
Industri Barang Kimia Lainnya Ytdl
Industri Serat Buatan
Industri Farmasi Dan Produk Obat Kimia
Industri Obat Tradisional
Industri Ban Dan Vulkanisir Ban
Industri Pengasapan, Remilling Dan Karet Remah
Industri Barang Dari Karet Lainnya
Industri Barang Dari Plastik Untuk Bangunan
Industri Barang Dari Plastik Untuk Pengemasan
Industri Pipa Plastik Dan Perlengkapannya
Industri Barang Dari Plastik Lainnya
Industri Kaca
Industri Barang Dari Kaca
Industri Barang Refraktori (Tahan Api)
Industri Bahan Bangunan Dari Tanah Liat/Keramik
Industri Barang Tanah Liat/Keramik Dan Porselen Bukan Bahan
Bangunan
Industri Semen, Kapur Dan Gips
Industri Barang Dari Semen, Kapur, Gips Dan Asbes
Industri Barang Dari Batu
Industri Barang Galian Bukan Logam Lainnya Ytdl
Industri Logam Dasar Besi Dan Baja
Industri Logam Dasar Mulia Dan Logam Dasar Bukan Besi
Lainnya
Industri Pengecoran Besi Dan Baja
Industri Pengecoran Logam Bukan Besi Dan Baja
Industri Barang Logam Siap Pasang Untuk Bangunan
Industri Tangki, Tandon Air Dan Wadah Dari Logam
Industri Generator Uap, Bukan Ketel Pemanas
Industri Senjata Dan Amunisi
Industri Penempaan, Pengepresan, Pencetakan Dan
Pembentukan Logam;Berbagai
Jasa Industri Untuk MetalurgiPengerjaan
Bubuk Khusus Logam Dan
Barang
IndustriDari
Alat Logam
Potong, Perkakas Tangan Dan Peralatan Umum
Industri Ember, Kaleng, Drum Dan Wadah Sejenis Dari Logam
Industri Barang Dari Kawat Dan Paku, Mur Dan Baut, Bukan
Kabel Logam
Industri Barang Logam Lainnya Ytdl
Industri Tabung Elektron Dan Konektor Elektronik
Industri Semi Konduktor Dan Komponen Elektronik Lainnya

BAB 4 - 156
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Dampak Kegiatan


Industri Komputer Dan/Atau Perakitan Komputer
Industri Perlengkapan Komputer
Industri Peralatan Telepon Dan Faksimili
Industri Peralatan Komunikasi Tanpa Kabel (Wireless)
Industri Peralatan Komunikasi Lainnya
Industri Peralatan Komunikasi Lainnya
Industri Televisi Dan/Atau Perakitan Televisi
Industri Peralatan Perekam, Penerima Dan Pengganda Audio
Dan Video,
Industri Bukan Audio
Peralatan Industri Televisi
Dan Video Elektronik Lainnya
Industri Alat Ukur, Alat Uji, Peralatan Navigasi Dan Kontrol
Industri Alat Ukur Waktu
Industri Peralatan Iradiasi, Elektromedikal Dan Elektroterapi
Industri Peralatan Fotografi
Industri Peralatan Fotografi Dan Instrumen Optik Lainnya
Industri Media Magnetik Dan Media Optik
Industri Motor Listrik, Generator Dan Transformator
Industri Peralatan Pengontrol Dan Pendistribusian Listrik
Industri Batu Baterai Dan Akumulator Listrik
Industri Kabel Serat Optik
Industri Kabel Listrik Dan Elektronik Lainnya
Industri Perlengkapan Kabel
Industri Peralatan Penerangan Listrik (Termasuk Peralatan
Penerangan BukanListrik
Industri Peralatan Listrik)Rumah Tangga
Industri Peralatan Elektrotermal Rumah Tangga
Industri Peralatan Pemanas Dan Masak Bukan Listrik Rumah
Tangga
Industri Peralatan Listrik Lainnya
Industri Mesin Dan Turbin, Bukan Mesin Pesawat Terbang Dan
Kendaraan Bermotor
Industri Peralatan Tenaga Zat Cair Dan Gas
Industri Pompa Lainnya, Kompresor, Kran Dan Klep/Katup
Industri Bearing, Roda Gigi Dan Elemen Penggerak Mesin
Industri Oven, Perapian Dan Tungku Pembakar
Industri Alat Pengangkat Dan Pemindah
Industri Mesin Dan Peralatan Kantor (Bukan Komputer Dan
Peralatan Perlengkapannya)
Industri Perkakas Tangan Yang Digerakkan Tenaga
Industri Mesin Untuk Keperluan Umum Lainnya
Industri Mesin Pertanian Dan Kehutanan
Industri Mesin Dan Perkakas Mesin Untuk Pengerjaan
Industri Mesin Metalurgi
Industri Mesin Penambangan, Penggalian Dan Konstruksi
Industri Mesin Pengolahan Makanan, Minuman Dan Tembakau
Industri Mesin Tekstil, Pakaian Jadi Dan Produk Kulit
Industri Mesin Keperluan Khusus Lainnya
Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih
Industri Karoseri Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih
Dan Industri
Industri SukuTrailer
CadangDan
DanSemi Trailer
Aksesori Kendaraan Bermotor Roda
Empat
IndustriAtau Lebih
Pembuatan Kapal, Perahu Dan Struktur Bangunan
Terapung
Industri Pembuatan Kapal Dan Perahu Untuk Tujuan Wisata
Atau Rekreasi
Industri Dan Dan
Lokomotif Olahraga
Gerbong Kereta
Industri Kendaraan Perang
Industri Sepeda Motor
Industri Sepeda Dan Kursi Roda
Industri Alat Angkutan Lainnya Ytdl
Industri Furnitur
Industri Perhiasan Dan Barang Sejenis
Industri Perhiasan Imitasi Dan Barang Sejenis
Industri Alat Musik
Industri Alat Olahraga
Industri Alat Permainan Dan Mainan Anak-Anak

BAB 4 - 157
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Dampak Kegiatan


Industri Peralatan Kedokteran Dan Kedokteran Gigi Serta
Perlengkapannya
Industri Pengolahan Lainnya Ytdl
Reparasi Produk Logam Pabrikasi Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Reparasi Mesin lahan perdagangan dan jasa ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
Reparasi Peralatan Elektronik Dan Optik
❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Reparasi Peralatan Listrik kolektor
Reparasi Alat Angkutan, Bukan Kendaraan Bermotor
Reparasi Peralatan Lainnya
Instalasi/Pemasangan Mesin Dan Peralatan Industri
Penyediaan Tenaga Listrik
Penunjang Tenaga Listrik
Pengadaan Dan Distribusi Gas Alam Dan Buatan
Pengadaan Uap/Air Panas, Udara Dingin Dan Produksi Es
Treatment Air
Pengumpulan Air Limbah Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Treatment Dan Pembuangan Air Limbah lahan pengelolaan persampahan adalah:
❖ Meningkatnya kualitas lingkungan
Pengumpulan Limbah Dan Sampah Tidak Berbahaya
Treatment Dan Pembuangan Sampah Tidak Berbahaya
Treatment Dan Pembuangan Limbah Berbahaya
Pemulihan Material
Aktivitas Remediasi Dan Pengelolaan Limbah Dan Sampah
Lainnya
Konstruksi Gedung Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Jasa Pekerjaan Konstruksi Prapabrikasi Bangunan Gedung lahan perdagangan dan jasa ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
Konstruksi Jalan Dan Jalan Rel
❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Konstruksi Jaringan Irigasi, Komunikasi Dan Limbah kolektor
Konstruksi Bangunan Sipil Lainnya
Konstruksi Khusus Bangunan Sipil Lainnya
Asa Pekerjaan Konstruksi Prapabrikasi Bangunan Sipil
Pembongkaran
Penyiapan Lahan
Instalasi Sistem Kelistrikan
Instalasi Saluran Air (Plambing), Pemanas Dan Pendingin
Instalasi Konstruksi Lainnya
Penyelesaian Konstruksi Bangunan
Konstruksi Khusus Lainnya
Perdagangan Mobil
Reparasi Dan Perawatan Mobil
Perdagangan Suku Cadang Dan Aksesori Mobil
Perdagangan, Reparasi Dan Perawatan Sepeda Motor Dan
Perdagangan
Perdagangan Suku
BesarCadang Dan Balas
Atas Dasar Aksesorinya
Jasa (Fee) Atau Kontrak
Perdagangan Besar Hasil Pertanian Dan Hewan Hidup
Perdagangan Besar Bahan Makanan Dan Minuman Hasil
Pertanian
Perdagangan Besar Bahan Makanan Dan Minuman Hasil
Peternakan Dan
Perdagangan Perikanan
Besar Makanan Dan Minuman Lainnya Dan
Tembakau
Perdagangan Besar Tekstil, Pakaian Dan Alas Kaki
Perdagangan Besar Alat Tulis Dan Hasil Pencetakan Dan
Penerbitan
Perdagangan Besar Alat Fotografi Dan Barang Optik
Perdagangan Besar Farmasi, Obat, Dan Kosmetik
Perdagangan Besar Barang Keperluan Rumah Tangga Lainnya
Perdagangan Besar Komputer, Perlengkapan Komputer Dan
Piranti Lunak Besar Suku Cadang Elektronik Dan Peralatan
Perdagangan
Telekomunikasi
Perdagangan Besar Dan Bagian-Bagiannya
Mesin, Peralatan Dan Perlengkapan Pertanian
Perdagangan Besar Mesin, Peralatan Dan Perlengkapan Lainnya
Perdagangan Besar Bahan Bakar Padat, Cair Dan Gas Dan
Produk Ybdi Besar Logam Dan Bijih Logam
Perdagangan
Perdagangan Besar Bahan Dan Perlengkapan Bangunan
Perdagangan Besar Mineral Bukan Logam, Mineral Radioaktif,
Zat RadioaktifBesar
Perdagangan Dan Bahan
Pembangkit RadiasiKimia
Dan Barang Pengion

BAB 4 - 158
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Dampak Kegiatan


Perdagangan Besar Produk Lainnya Termasuk Barang Sisa Dan
Potongan YtdlBesar Berbagai Macam Barang
Perdagangan
Perdagangan Eceran Yang Utamanya Makanan, Minuman Atau
Tembakau
Perdagangan DiEceran
Toko Berbagai Macam Barang Yang Didominasi
Oleh
Perdagangan EceranMakanan
Barang Bukan KhususDan Tembakau
Komoditi Di TokoDari Hasil
Makanan
Pertanian Di Eceran
Perdagangan Toko Khusus Minuman Di Toko
Perdagangan Eceran Khusus Rokok Dan Tembakau Di Toko
Perdagangan Eceran Khusus Makanan Hasil Industri Di Toko
Perdagangan Eceran Khusus Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Perdagangan Eceran Khusus Komputer Dan Perlengkapannya;
Piranti Lunak Dan
Perdagangan Perlengkapan
Eceran Telekomunikasi
Khusus Peralatan Di Toko
Audio Dan Video Di
Toko
Perdagangan Eceran Khusus Tekstil Di Toko
Perdagangan Eceran Khusus Barang Dan Bahan Bangunan, Cat
Dan Kaca Di Toko
Perdagangan Eceran Khusus Karpet, Permadani Dan Penutup
Dinding Dan Lantai
Perdagangan EceranDiKhusus
Toko Furnitur, Peralatan Listrik Rumah
Tangga, Peralatan Penerangan
Perdagangan Eceran Khusus Alat Dan Peralatan
Tulis Rumah
Dan Hasil Tangga
Pencetakan
Lainnya
Dan Di TokoDi Toko
Penerbitan
Perdagangan Eceran Khusus Rekaman Musik Dan Video Di Toko
Perdagangan Eceran Khusus Peralatan Olahraga Di Toko
Perdagangan Eceran Khusus Alat Permainan Dan Mainan Anak-
Anak Di TokoEceran Kertas, Kertas Karton Dan Barang Dari
Perdagangan
Kertas/Karton
Perdagangan Eceran Khusus Pakaian, Alas Kaki Dan Barang Dari
Kulit Di TokoEceran Khusus Barang Baru Lainnya Di Toko
Perdagangan
Perdagangan Eceran Khusus Barang Bekas Di Toko
Perdagangan Eceran Khusus Hewan Piaraan Dan Hewan Ternak
Perdagangan Eceran Khusus Barang Baru Lainnya Di Toko
Perdagangan Eceran Khusus Barang Bekas Di Toko
Perdagangan Eceran Khusus Hewan Piaraan Dan Hewan Ternak
Perdagangan Eceran Bunga Potong, Tanaman, Pupuk Dan Ybdi
Di Toko
Perdagangan Eceran Bahan Kimia, Aromatik/Penyegar (Minyak
Atsiri), Dan Bahan
Perdagangan EceranBakar Bukan
Barang Bahan Dan
Kerajinan BakarLukisan
Untuk Di
Bahan
TokoBakar
Untuk Kendaraan Bermotor Lainnnya
Perdagangan Eceran Khusus Barang Lainnya Ytdl
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Komoditi Hasil
Pertanian
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Makanan,
Minuman
Perdagangan DanEceran
ProdukKaki
Tembakau
Lima DanHasil
LosIndustri
Pasar Pengolahan
Tekstil, Pakaian
Dan Alas Kaki
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Bahan Kimia,
Farmasi,
PerdaganganKosmetik
EceranDan
KakiYbdi
Lima Dan Los Pasar Barang Pribadi
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Perlengkapan
Rumah TanggaEceran Kaki Lima Dan Los Pasar Kertas, Barang
Perdagangan
Dari Kertas, Eceran
Perdagangan Alat Tulis,
Kaki Barang
Lima DanCetakan, Alat
Los Pasar Olahraga,
Barang Alat
Kerajinan,
Musik, Alat
Mainan Fotografi
Anak-Anak Dan Komputer
Perdagangan EceranDan Lukisan
Kaki Lima Dan Los Pasar Barang Lainnya
Dan Barang Bekas
Perdagangan Eceran Melalui Pemesanan Pos Atau Internet
Perdagangan Eceran Atas Dasar Balas Jasa (Fee) Atau Kontrak
Perdagangan Eceran Bukan Di Toko, Kios, Kaki Lima Dan Los
Pasar Lainnya
Angkutan Bus Dalam Trayek Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Angkutan Bus Tidak Dalam Trayek lahan transportasi ialah:
❖ Peningkatan arus lalu lintas di sekitar aktivitas transportasi
Angkutan Melalui Saluran Pipa
Angkutan Darat Bukan Bus Untuk Penumpang, Dalam Trayek
Angkutan Darat Lainnya Untuk Penumpang
Angkutan Darat Untuk Barang
Angkutan Jalan Rel Perkotaan Dan Wisata Untuk Penumpang
Angkutan Jalan Rel Lainnya
Angkutan Laut Dalam Negeri Untuk Penumpang
Angkutan Laut Dalam Negeri Untuk Barang
Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan Untuk Penumpang
Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan Untuk Barang

BAB 4 - 159
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Dampak Kegiatan


Pergudangan Dan Penyimpanan Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
lahan terbangun ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Aktivitas Penunjang Angkutan Darat Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Aktivitas Penunjang Angkutan Perairan lahan transportasi ialah:
❖ Peningkatan arus lalu lintas di sekitar aktivitas transportasi
Penanganan Kargo (Bongkar Muat Barang) Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Aktivitas Penunjang Angkutan Lainnya lahan perdagangan dan jasa ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
Aktivitas Pos
❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Aktivitas Kurir
Hotel Bintang
Hotel Melati
Pondok Wisata Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
lahan pariwisata ialah:
❖ Peningkatan ekonomi masyarakat karena adanya penyerapan tenaga kerja
di sektor pariwisata
❖ Peningkatan arus lalu lintas di sekitar aktivitas pariwisata
Restoran Dan Penyediaan Makanan Keliling Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Jasa Boga Untuk Suatu Event Tertentu (Event Catering) lahan perdagangan dan jasa ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
Penyediaan Jasa Boga Periode Tertentu
❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Penyediaan Minuman kolektor
Penerbitan Buku
Penerbitan Direktori Dan Mailing List
Aktivitas Penerbitan Lainnya
Penerbitan Piranti Lunak (Software)
Aktivitas Produksi Gambar Bergerak, Video Dan Program
Televisi
Aktivitas Pascaproduksi Film, Video Dan Program Televisi
Aktivitas Distribusi Gambar Bergerak, Video Dan Program
Televisi
Aktivitas Pemutaran Film
Aktivitas Perekaman Suara Dan Penerbitan Musik
Penyiaran Radio
Aktivitas Penyiaran Dan Pemrograman Televisi
Aktivitas Telekomunikasi Dengan Kabel
Aktivitas Telekomunikasi Tanpa Kabel
Aktivitas Telekomunikasi Satelit
Jasa Nilai Tambah Teleponi
Jasa Multimedia
Aktivitas Telekomunikasi Lainnya Ytdl
Aktivitas Pemrograman Komputer
Aktivitas Konsultasi Komputer Dan Manajemen Fasilitas
Komputer
Aktivitas Teknologi Informasi Dan Jasa Komputer Lainnya
Aktivitas Pengolahan Data, Hosting Dan Ybdi
Portal Web Dan/Atau Platform Digital
Aktivitas Kantor Berita
Aktivitas Jasa Informasi Lainnya Ytdl
Bank Sentral
Bank Umum
Bank Perkreditan Rakyat Dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam
Lembaga Keuangan Mikro
Perantara Moneter Lainnya
Aktivitas Perusahaan Holding
Trust, Pendanaan Dan Entitas Keuangan Sejenis
Otoritas Jasa Keuangan (Ojk) Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
lahan perkantoran ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
❖ Peningkatan arus lalu lintas di sekitar aktivitas perkantoran pada jam-jam
tertentu
Lembaga Penjamin Simpanan (Lps)

BAB 4 - 160
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Dampak Kegiatan


Perusahaan Pembiayaan
Pergadaian
Perusahaan Modal Ventura
Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur
Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi
(Fintech Pp
Aktivitas JasaLending)
Keuangan Lainnya Ytdl, Bukan Asuransi Dan Dana
Pensiun
Asuransi Jiwa
Asuransi Umum
Perusahaan Penjaminan
Reasuransi
Perusahaan Penjaminan Ulang
Dana Pensiun Pemberi Kerja
Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Penyelenggara Infrastruktur Perdagangan Di Pasar Modal
Penyelenggara Infrastruktur Perdagangan Di Pasar Berjangka Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Komoditi
Penyelenggara Infrastruktur Pasar Uang Dan Pasar Valuta Asing lahan perdagangan dan jasa ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
Perusahaan Efek Selain Manajemen Investasi
❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Perantara Perdagangan Berjangka Komoditi kolektor
Kegiatan Penukaran Valuta Asing (Money Changer)
Aktivitas Penunjang Perdagangan Berjangka Komoditi
Aktivitas Penunjang Jasa Keuangan Lainnya
Aktivitas Penilaian Risiko Dan Kerugian
Aktivitas Agen, Broker, Pialang Asuransi Dan Penjaminan
Aktivitas Penunjang Lainnya Untuk Asuransi, Penjaminan, Dan
Dana Pensiun
Manajemen Investasi
Penasihat Investasi
Aktivitas Manajemen Dana Lainnya
Penasihat Investasi
Aktivitas Manajemen Dana Lainnya
Penyelenggara Sistem Pembayaran
Penyelenggara Kegiatan Jasa Pengolahan Uang Rupiah
Real Estat Yang Dimiliki Sendiri Atau Disewa
Kawasan Pariwisata Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
lahan pariwisata ialah:
❖ Peningkatan ekonomi masyarakat karena adanya penyerapan tenaga kerja
di sektor pariwisata
❖ Peningkatan arus lalu lintas di sekitar aktivitas pariwisata
Kawasan Industri Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
lahan kawasan peruntukan industri ialah:
❖ Penurunan keseimbangan ekosistem
❖ Pencemaran lingkungan karena limbah industri, sehingga dibutuhkan upaya
pengelolaan dan pengendalian dampak terhadap komponen lingkungan
Real Estat Atas Dasar Balas Jasa (Fee) Atau Kontrak sekitaryang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Dampak
❖ Peningkatan
lahan perdagangan ekonomi masyarakat karena adanya penyerapan tenaga
dan jasa ialah:
kerja industriintensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
❖ Perkembangan
❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Aktivitas Hukum Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Aktivitas Akuntansi, Pembukuan Dan Pemeriksa; Konsultasi lahan terbangun ialah:
Pajak ❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
Aktivitas Kantor Pusat
❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Aktivitas Konsultasi Manajemen kolektor
Aktivitas Arsitektur Dan Keinsinyuran Serta Konsultasi Teknis ❖ Terlayani sepenuhnya oleh sarana-prasarana lingkungan permukiman
Ybdi
Analisis Dan Uji Teknis ❖ Keterbatasan lahan untuk penyediaan permukiman dan sarana-prasarana
(akibat urbanisasi)
❖ Berkurangnya lahan pertanian, berdampak pada penurunan produksi
sehingga diperlukan upaya pengendalian pembangunan
❖ Dibutuhkan perlindungan terhadap LP2B dan LCP2B
❖ Penurunan fungsi sarana prasarana pengairan pertanian

BAB 4 - 161
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Dampak Kegiatan


Penelitian Dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam Dan Ilmu Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Teknologi Dan Rekayasa lahan sarana pelayanan umum
❖ Terlayani sepenuhnya oleh sarana-prasarana lingkungan permukiman
❖ Keterbatasan lahan untuk penyediaan permukiman dan sarana-prasarana
(akibat urbanisasi)
❖ Berkurangnya lahan pertanian, berdampak pada penurunan produksi
Penelitian Dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial Dan sehingga diperlukan upaya pengendalian pembangunan
Humaniora ❖ Dibutuhkan perlindungan terhadap LP2B dan LCP2B
❖ Penurunan fungsi sarana prasarana pengairan pertanian
Periklanan Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Penelitian Pasar Dan Jajak Pendapat Masyarakat lahan perdagangan dan jasa ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
Aktivitas Desain Industri
❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Aktivitas Desain Interior kolektor
Aktivitas Desain Komunikasi Visual/ Desain Grafis
Aktivitas Desain Konten Kreatif
Aktivitas Fotografi
Aktivitas Sertifikasi Hasil Pendidikan Dan/Atau Pelatihan Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Berbasis Kompetensi
Aktivitas Sertifikasi Profesi/Personel Independen lahan terbangun ialah:
❖ Perkantoran
Aktivitas Profesional, Ilmiah Dan Teknis Lainnya Ytdl
o Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
o Peningkatan arus lalu lintas di sekitar aktivitas perkantoran pada jam-
jam tertentu
❖ Sarana Pelayanan Umum
o Terlayani sepenuhnya oleh sarana-prasarana lingkungan permukiman
o Keterbatasan lahan untuk penyediaan permukiman dan sarana-
prasarana (akibat urbanisasi)
o Berkurangnya lahan pertanian, berdampak pada penurunan produksi
sehingga diperlukan upaya pengendalian pembangunan
o Dibutuhkan perlindungan terhadap LP2B dan LCP2B
o Penurunan fungsi sarana prasarana pengairan pertanian

Aktivitas Kesehatan Hewan Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Aktivitas Penyewaan Dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi lahan perdagangan dan jasa ialah:
Mobil, Bus, Truk Dan DanSejenisnya ❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
Aktivitas Penyewaan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi
❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Alat Rekreasi Dan Olahraga
Aktivitas Penyewaan Kaset Video, Cd, Vcd/Dvd Dan Sejenisnya kolektor
Aktivitas Penyewaan Dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi
Barang
AktivitasPribadi Dan Rumah
Penyewaan Dan Tangga Lain Ytdl
Sewa Guna Tanpa Hak Opsi Alat
Transportasi
Aktivitas Penyewaan Dan Sewa Guna Tanpa Hak Opsi Mesin
Dan Peralatan
Aktivitas IndustriDan
Penyewaan Kreatif
Sewa Guna Tanpa Hak Opsi Mesin,
Peralatan,
Sewa GunaDan Barang
Usaha TanpaBerwujud Lainnya
Hak Opsi Intelektual Properti, Bukan
Karya HakPenempatan
Aktivitas Cipta Tenaga Kerja
Aktivitas Penyediaan Tenaga Kerja Waktu Tertentu
Penyediaan Sumber Daya Manusia Dan Manajemen Fungsi
Sumber Daya
Pelatihan KerjaManusia
Pemerintah Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Pelatihan Kerja Swasta lahan terbangun ialah:
❖ Perkantoran
Pelatihan Kerja Perusahaan
o Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
o Peningkatan arus lalu lintas di sekitar aktivitas perkantoran pada jam-
jam tertentu
❖ Perdagangan dan Jasa
o Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
o Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Aktivitas Agen Perjalanan Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Aktivitas Biro Perjalanan lahan perdagangan dan jasa ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
Jasa Informasi Pariwisata Dan Daya Tarik Wisata
❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Jasa Pramuwisata Dan Interpreter Wisata
Jasa Reservasi Lainnya Ybdi Ytdl
Aktivitas Keamanan Swasta
Aktivitas Jasa Sistem Keamanan Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Aktivitas Penyelidikan lahan pertahanan keamanan ialah:
❖ Peningkatan rasa aman terhadap masyarakat sekitar
Aktivitas Penyedia Gabungan Jasa Penunjang Fasilitas Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Aktivitas Kebersihan Umum Bangunan lahan perdagangan dan jasa ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
Aktivitas Kebersihan Bangunan Dan Industri Lainnya

BAB 4 - 162
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Dampak Kegiatan


Aktivitas Jasa Perawatan Dan Pemeliharaan Taman ❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Aktivitas Penyedia Gabungan Jasa Administrasi Kantor
Aktivitas Fotokopi, Penyiapan Dokumen Dan Aktivitas Khusus
Penunjang Kantor
Aktivitas Call Lainnya
Centre
Jasa Penyelenggara Pertemuan, Perjalanan Insentif,
Aktivitas Debt Collection Dan Lembaga Pengelola Informasi
Perkreditan
Aktivitas Pengepakan
Aktivitas Jasa Penunjang Usaha Lainnya Ytdl
Kegiatan Administrasi Pemerintahan Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Administrasi Pelayanan Pemerintah Bidang Kesehatan, lahan terbangun ialah:
Pendidikan,
Kegiatan Kebudayaan
Lembaga Dan Pelayanan
Pemerintahan Sosial Lain Efisiensi
Untuk Menciptakan Bukan ❖ Perkantoran
Jaminan
ProduksiSosial
Dan Bisnis o Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
o Peningkatan arus lalu lintas di sekitar aktivitas perkantoran pada jam-
jam tertentu
❖ Sarana Pelayanan Umum
o Terlayani sepenuhnya oleh sarana-prasarana lingkungan permukiman
o Keterbatasan lahan untuk penyediaan permukiman dan sarana-
prasarana (akibat urbanisasi)
o Berkurangnya lahan pertanian, berdampak pada penurunan produksi
sehingga diperlukan upaya pengendalian pembangunan
o Dibutuhkan perlindungan terhadap LP2B dan LCP2B
o Penurunan fungsi sarana prasarana pengairan pertanian

Hubungan Luar Negeri Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
lahan perkantoran ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
❖ Peningkatan arus lalu lintas di sekitar aktivitas perkantoran pada jam-jam
tertentu
Pertahanan Dan Keamanan Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
lahan pertahanan keamanan ialah:
❖ Peningkatan rasa aman terhadap masyarakat sekitar
Jaminan Sosial Wajib Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
lahan terbangun ialah:
❖ Perdagangan dan Jasa
o Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
o Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
❖ Sarana Pelayanan Umum
o Terlayani sepenuhnya oleh sarana-prasarana lingkungan permukiman
o Keterbatasan lahan untuk penyediaan permukiman dan sarana-
prasarana (akibat urbanisasi)
o Berkurangnya lahan pertanian, berdampak pada penurunan produksi
sehingga diperlukan upaya pengendalian pembangunan
o Dibutuhkan perlindungan terhadap LP2B dan LCP2B
o Penurunan fungsi sarana prasarana pengairan pertanian
Pendidikan Dasar Pemerintah Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Pendidikan Dasar Swasta lahan sarana pelayanan umum:
❖ Terlayani sepenuhnya oleh sarana-prasarana lingkungan permukiman
Pendidikan Anak Usia Dini
❖ Keterbatasan lahan untuk penyediaan permukiman dan sarana-prasarana
Satuan Pendidikan Kerjasama Pendidikan Anak Usia Dini Dan (akibat urbanisasi)
Pendidikan Dasar
Pendidikan Pesantren Dan Pendidikan Keagamaan Islam Anak ❖ Berkurangnya lahan pertanian, berdampak pada penurunan produksi
Usia Dini Dan
Pendidikan Dasar Anak Usia Dini Dan Dasar
Keagamaan sehingga diperlukan upaya pengendalian pembangunan
Pendidikan Menengah Atas/Aliyah Pemerintah ❖ Dibutuhkan perlindungan terhadap LP2B dan LCP2B
❖ Penurunan fungsi sarana prasarana pengairan pertanian
Pendidikan Menengah/Aliyah Swasta
Pendidikan Menengah Kejuruan Dan Teknis/Aliyah Kejuruan
Pemerintah
Pendidikan Menengah Kejuruan/Aliyah Kejuruan Swasta
Pendidikan Menengah Kejuruan/Aliyah Kejuruan Swasta
Satuan Pendidikan Kerjasama Pendidikan Menengah
Pendidikan Pesantren Menengah
Pendidikan Keagamaan Menengah
Pendidikan Tinggi Pemerintah
Pendidikan Tinggi Swasta
Pendidikan Tinggi Keagamaan
Pendidikan Pesantren Tinggi (Ma’had Aly)
Pendidikan Olahraga Dan Rekreasi

BAB 4 - 163
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Dampak Kegiatan


Pendidikan Kebudayaan
Pendidikan Lainnya Pemerintah
Satuan Pendidikan Kerjasama Pendidikan Nonformal
Pendidikan Pesantren Dan Pendidikan Keagamaan Lainnya
Pendidikan Lainnya Ytdl
Kegiatan Penunjang Pendidikan
Aktivitas Rumah Sakit
Aktivitas Praktik Dokter Dan Dokter Gigi
Aktivitas Pelayanan Kesehatan Manusia Lainnya
Aktivitas Sosial Di Dalam Panti Untuk Perawatan Dan Pemulihan
Kesehatan
Aktivitas Sosial Di Dalam Panti Untuk Keterbelakangan Mental,
Gangguan Mental
Aktivitas Sosial Dan Penyalahgunaan
Di Dalam Obat Terlarang
Panti Untuk Lanjut Usia Dan
Penyandang
Aktivitas Disabilitas
Sosial Di Dalam Panti Lainnya Ytdl
Aktivitas Sosial Tanpa Akomodasi Untuk Lanjut Usia Dan
Penyandang Disabilitas
Aktivitas Sosial Pengumpulan Dana
Aktivitas Sosial Tanpa Akomodasi Lainnya Ytdl
Aktivitas Seni Pertunjukan Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Aktivitas Pekerja Kreatif Dan Pekerja Seni lahan terbangun ialah:
❖ Pariwisata
Aktivitas Impresariat Bidang Seni Dan Festival Seni
o Peningkatan ekonomi masyarakat karena adanya penyerapan tenaga
Aktivitas Operasional Fasilitas Seni kerja di sektor pariwisata
Aktivitas Hiburan, Seni Dan Kreativitas Lainnya o Peningkatan arus lalu lintas di sekitar aktivitas pariwisata
Perpustakaan Dan Arsip ❖ Sarana Pelayanan Umum
Museum Dan Operasional Bangunan Dan Situs Bersejarah o Terlayani sepenuhnya oleh sarana-prasarana lingkungan permukiman
o Keterbatasan lahan untuk penyediaan permukiman dan sarana-
Aktivitas Kebun Binatang, Taman Botani Dan Cadangan
prasarana (akibat urbanisasi)
Pengelolaan Fasilitas Olahraga o Berkurangnya lahan pertanian, berdampak pada penurunan produksi
Aktivitas Klub Olahraga sehingga diperlukan upaya pengendalian pembangunan
Aktivitas Lainnya Yang Berkaitan Dengan Olahraga o Dibutuhkan perlindungan terhadap LP2B dan LCP2B
o Penurunan fungsi sarana prasarana pengairan pertanian
Aktivitas Taman Bertema Atau Taman Hiburan Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
ruang terbuka hijau ialah:
❖ Peningkatan kualitas lingkungan
❖ Terkendalinya pembangunan di sekitar kawasan sempadan (sungai, irigasi,
SUTET dan SUTT
Daya Tarik Wisata Alam Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Daya Tarik Wisata Buatan/Binaan Manusia lahan pariwisata ialah:
❖ Peningkatan ekonomi masyarakat karena adanya penyerapan tenaga kerja
Wisata Tirta
di sektor pariwisata
Aktivitas Hiburan Dan Rekreasi Lainnya Ytdl ❖ Peningkatan arus lalu lintas di sekitar aktivitas pariwisata
Aktivitas Organisasi Bisnis Dan Pengusaha Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
lahan terbangun ialah:
❖ Perdagangan dan Jasa
o Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
o Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
❖ Sarana Pelayanan Umum
o Terlayani sepenuhnya oleh sarana-prasarana lingkungan permukiman
o Keterbatasan lahan untuk penyediaan permukiman dan sarana-
prasarana (akibat urbanisasi)
o Berkurangnya lahan pertanian, berdampak pada penurunan produksi
sehingga diperlukan upaya pengendalian pembangunan
o Dibutuhkan perlindungan terhadap LP2B dan LCP2B
o Penurunan fungsi sarana prasarana pengairan pertanian
Aktivitas Organisasi Profesi Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Aktivitas Organisasi Buruh lahan perdagangan dan jasa ialah:
❖ Terlayani sepenuhnya oleh sarana-prasarana lingkungan permukiman
Aktivitas Organisasi Keagamaan
❖ Keterbatasan lahan untuk penyediaan permukiman dan sarana-prasarana
Aktivitas Organisasi Politik (akibat urbanisasi)
Aktivitas Organisasi Keanggotaan Lainnya Ytdl ❖ Berkurangnya lahan pertanian, berdampak pada penurunan produksi
sehingga diperlukan upaya pengendalian pembangunan
❖ Dibutuhkan perlindungan terhadap LP2B dan LCP2B
❖ Penurunan fungsi sarana prasarana pengairan pertanian
Reparasi Komputer Dan Peralatan Sejenisnya Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Reparasi Peralatan Komunikasi lahan perdagangan dan jasa ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
Reparasi Alat-Alat Elektronik Konsumen

BAB 4 - 164
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Kegiatan Sesuai Dengan KBLI Dampak Kegiatan


Reparasi Peralatan Rumah Tangga Dan Peralatan Rumah Dan ❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Kebun Alas Kaki Dan Barang Dari Kulit
Reparasi
Reparasi Barang Keperluan Pribadi Dan Perlengkapan Rumah
Tangga
AktivitasLainnya
Pangkas Rambut Dan Salon Kecantikan
Aktivitas Kebugaran Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
lahan terbangun ialah:
❖ Perdagangan dan Jasa
o Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
o Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
❖ Sarana Pelayanan Umum
o Terlayani sepenuhnya oleh sarana-prasarana lingkungan permukiman
o Keterbatasan lahan untuk penyediaan permukiman dan sarana-
prasarana (akibat urbanisasi)
o Berkurangnya lahan pertanian, berdampak pada penurunan produksi
sehingga diperlukan upaya pengendalian pembangunan
o Dibutuhkan perlindungan terhadap LP2B dan LCP2B
o Penurunan fungsi sarana prasarana pengairan pertanian

Aktivitas Penatu Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
lahan perdagangan dan jasa ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Aktivitas Pemakaman Dan Kegiatan Ybdi Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
ruang terbuka hijau ialah:
❖ Peningkatan kualitas lingkungan
❖ Terkendalinya pembangunan di sekitar kawasan sempadan (sungai, irigasi,
SUTET dan SUTT
Aktivitas Jasa Perorangan Lainnya Ytdl Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Aktivitas Rumah Tangga Sebagai Pemberi Kerja Dari Personil lahan perdagangan dan jasa ialah:
Domestik ❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
Aktivitas Yang Menghasilkan Barang Oleh Rumah Tangga Yang
❖ Perkembangan pola penggunaan lahan bersifat linier mengikuti jalan
Digunakan UntukMenghasilkan
Aktivitas Yang Memenuhi Kebutuhan
Jasa OlehSendiri
Rumah Tangga Yang
Digunakan Untuk Memenuhi Kebutuhan
Aktivitas Badan Internasional Dan Badan Sendiri
Ekstra Internasional Dampak yang ditimbulkan dari perubahan suatu penggunaan lahan menjadi
Lainnya lahan perkantoran ialah:
❖ Perkembangan intensitas bangunan jika dilihat dari KDB dan KLB
❖ Peningkatan arus lalu lintas di sekitar aktivitas perkantoran pada jam-jam
tertentu
Sumber : Hasil Analisis, 2023

4.16. ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERTAMBAHAN PENDUDUK PADA SUATU


ZONA
Analisis Pertumbuhan Dan Pertambahan Penduduk Pada Suatu Zona Dilakukan Sebagai
dasar penentuan kebutuhan prasarana dan sarana minimum/maksimum di setiap zona/sub zona.
Analisis ini juga dapat dilakukan untuk mengidentifikasi standar teknis dari sektor-sektor terkait.
Analisis daya tampung dilakukan dengan melihat peruntukan lahan rencana, terutama permukiman.
Pada tahap ini akan dihitung apakah ruang/lahan di Kawasan Kawasan Warmare - Prafi masih bisa
untuk memenuhi pertumbuhan penduduk atau sudah mencapai ambang batas. Luas permukiman
menjadi acuan, sebab rumah adalah kebutuhan utama penduduk dalam menempati suatu wilayah.
Dalam perhitungan daya tampung, luas lahan perumahan dibagi menjai 3 bagian, yaitu: tipe mewah
dengan asumsi kebutuhan standart PU dikali 10000 m dan dibagi 288m2. Angka pembagi merupakan
asumsi luasan bagi masing-masing tipe rumah. Dimana rumah tipe mewah membutuhkan luas lahan
288 m2, tipe menengah membutuhkan lahan seluas 144 m2, dan tipe sederhana 72m2. Daya tampung
rumah dihitung dengan menjumlahkan semua total kebutuhan rumah. Sedangkan daya tampung

BAB 4 - 165
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

penduduk diasumsikan bahwa dalam 1 rumah terdapat 4 jiwa, yang akan dikalikan dengan daya
tampung permukiman. Hasil perkalian yang didapat merupakan ambang batas kemampuan lahan
Kawasan Warmare - Prafi dalam menampung jumlah penduduk.

BAB 4 - 166
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.50. Analisis Daya Tampung Kawasan Warmare – Prafi


Luas Lahan Bagi Perumahan BaruTipe Jumlah Unit Rumah
Lahan permukiman
Perumahan Tipe Menengah Sederhana Daya Tampung Daya Tampung
Eksisting
No` Distrik Desa/ Kelurahan PSU (30%) (70%) Tipe Mewah (1) (2) (3) Tipe Mewah (1) Tipe Menengah (2) Tipe Sederhana (3) Rumah (unit) Penduduk (jiwa) Jumlah penduduk 2043 Keterangan
A H = (Dx10.000 m/ I = (E x10.000 m/144 J = (Fx 10.000 m/ 72
B = (Ax30%) C = (Ax70%) D= (Cx1/3) E= (Cx2/3) F=(Cx3/3) 288 m2) m2) m2) K = H+I+J L = Kx 4 jiwa
1 Warmare Prafi Kampung / Indise 17,23680613 5,1710 12,0658 2,0110 4,0219 6,0329 70 279 838 1.187 4.748 474 Tidak memenuhi
2 Warmare Subsay 17,24367733 5,1731 12,0706 2,0118 4,0235 6,0353 70 279 838 1.187 4.750 456 Tidak memenuhi
3 Warmare Meniy 7,221794208 2,1665 5,0553 0,8425 1,6851 2,5276 29 117 351 497 1.989 439 Tidak memenuhi
4 Warmare Madrat 23,1580978 6,9474 16,2107 2,7018 5,4036 8,1053 94 375 1.126 1.595 6.379 382 Tidak memenuhi
5 Warmare Dindey 29,56874868 8,8706 20,6981 3,4497 6,8994 10,3491 120 479 1.437 2.036 8.145 686 memenuhi
6 Warmare Umcen 3,414952883 1,0245 2,3905 0,3984 0,7968 1,1952 14 55 166 235 941 532 memenuhi
7 Warmare Warmare 3,414952883 1,0245 2,3905 0,3984 0,7968 1,1952 14 55 166 235 941 330 Tidak memenuhi
8 Warmare Ibuwau 5,930169086 1,7791 4,1511 0,6919 1,3837 2,0756 24 96 288 408 1.634 267 Tidak memenuhi
9 Warmare Cening/Sotea 57,31658181 17,1950 40,1216 6,6869 13,3739 20,0608 232 929 2.786 3.947 15.789 302 Tidak memenuhi
10 Warmare Duwin Umsini 4,909824665 1,4729 3,4369 0,5728 1,1456 1,7184 20 80 239 338 1.352 323 Tidak memenuhi
11 Warmare Indobey 5,995657948 1,7987 4,1970 0,6995 1,3990 2,0985 24 97 291 413 1.652 353 Tidak memenuhi
12 Prafi Waseki 15,30585453 4,5918 10,7141 1,7857 3,5714 5,3570 62 248 744 1.054 4.216 1.648 memenuhi
13 Prafi Aimasi/Sp Iii Aimasi 59,92645163 17,9779 41,9485 6,9914 13,9828 20,9743 243 971 2.913 4.127 16.508 2.461 memenuhi
14 Prafi Udapi Hilir 283,3113742 84,9934 198,3180 33,0530 66,1060 99,1590 1.148 4.591 13.772 19.510 78.042 2.757 memenuhi
15 Prafi Bogor 26,91381996 8,0741 18,8397 3,1399 6,2799 9,4198 109 436 1.308 1.853 7.414 1.384 memenuhi
16 Prafi Kali Amin 17,03544005 5,1106 11,9248 1,9875 3,9749 5,9624 69 276 828 1.173 4.693 3.399 memenuhi
17 Prafi Lismaungu 34,28161932 10,2845 23,9971 3,9995 7,9990 11,9986 139 555 1.666 2.361 9.443 3.511 memenuhi

Sumber : Hasil Analisa 2023


LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.17. ANALISIS GAP ANTARA KUALITAS PERUNTUKAN ZONA/SUB ZONA YANG


IDHARAPKAN DENGAN KONDISI YANG TERJADI DI LAPANGAN
Analisis gap antara kualitas peruntukan/zona/sub zona yang diharapkan dengan kondisi
eksisting dilakukan untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi dengan karakteristik spesifik yang
membutuhkan pengaturan yang berbeda. Analisis ini merupakan dasar dalam perumusan ketentuan
khusus serta dapat menjadi masukan bagi analisis kewenangan dalam perencanaan, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Berikut adalah analisis analisis gap antara kualitas
peruntukan/zona/ sub zona yang diharapkan dengan kondisi yang terjadi di lapangan Kawasan
Warmare - Prafi.
Tabel 4.51. Analisis GAP Antara Kualitas Peruntukan Zona
Klasifikasi Penutup Arahan Pola Ruang RTRW Kabupaten Luas(
Lahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Ha)
Badan Air 6,4 - - - - - - - 4,94 0,2 - 11,65
Badan Jalan 6
0,1 - - - - - - - - 5- - 0,12
Bangunan Industri 2- - - 1,87 0,2 0,1 0,0 - - - 0,0 2,21
Bangunan Kesehatan - 0,0 - - 1- 0,2
1 1- - - - 1- 0,22
Bangunan Olah Raga - 0- - 0,11 - 2
0,2 - - - - - 0,40
Bangunan Pariwisata - - - 5,97 9
- 0,9 - - - - 0,0 6,95
dan Hiburan
Bangunan Pendidikan - 0,1 - 0,59 8
- 0,4 - - - 0,0 0- 1,15
Bangunan - 4
0,0 - 3,57 0,3 1 0,2
0,4 - - 0,41 0,0 5,20
Perdagangan
Bangunan dan Jasa - 6- - 150, 3 9
- 26, 1,85 - - 3- 7- 178,74
Pergudangan
Bangunan Peribadatan - - 55 0,0
- 0,06 34 0,1
0,1 5 - - - 0,0 0,35
Bangunan Perikanan - - - 5,43 9,61 6
1,5 1- - - - 1- 16,63
Bangunan - 0,0 - 0,53 0,40 9
0,2 - - - - - 1,29
Perkantoran
Bangunan - 7
1,6 0,2 11,4 0,5 5 5 7,5
16, - - 0,4 1,1 39,23
Permukiman
Bangunan Sosial - 6- 0- 0,02
8 1- 0,0
18 7- - - 5- 8- 0,08
Bangunan - - - 0,01 4,0 6- - - - - - 4,02
Transportasi
Hamparan Pasir - - - 1,58 0,21 - - - - - - 1,86
Hutan 6,3 - - - 1,28 - - - 4,15 - - 11,70
Kebun Campur 5- - - 0,04 0- - - - 0,09 - - 0,13
Pariwisata - - - 0,46 - - - - - - - 0,46
Pekarangan - - 0,4 171, 3,7 - - 103, - - - 278,96
Perkebunan - - 7 322,
49, 16 12, 7 - 56
- 6,05 183, 1,6 - 576,56
Pertanian - - 77- 31,5
78 6,0
84 - 46
- 2,71 102, 6
22, - 166,13
Taman - - 1
- 0,44 5- - - - 91- 96- 0,0 0,45
WP Warmare - 12, 1, 50, 708, 39, 47, 9, 112, 295, 25, 1,1 1.304,
Sumber : Prafi 94
Hasil Analisis, 2023 93 44 16 27 08 79 32 55 77 28 53

Kode
Klasifikasi
1 Badan Air
2 Kawasan Hortikultura
3 Kawasan Hutan Lindung
4 Kawasan Hutan Produksi Tetap
5 Kawasan Perikanan Budidaya
6 Kawasan Perkebunan
7 Kawasan Perkebunan Rakyat

BAB 4 - 168
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

8 Kawasan Permukiman Perdesaan


9 Kawasan Permukiman Perkotaan
10 Kawasan Peruntukan Industri
11 Kawasan Tanaman Pangan

4.18. ANALISIS KARAKTERISTIK SPESIFIK LOKASI


Terkait spesifik lokasi, perlu mempertimbangkan kawasan-kawasan yang memiliki kawasan
cagar budaya atau memiliki keterikatan budaya dan juga kawasan yang membutuhkan treatment
khusus untuk mendukung pengembangannya. Beberapa lokasi yang perlu secara spesifik nantinya
diperhatikan dalam penyusunan zonasi adalah sebagai berikut :
Pemanfaatan Lahan sebagai rencana peruntukan lahan skala lokal dan regional menjadi kawasan
yang berkembang dan berkelanjutan.

Gambar 4.68. Deliniasi Kawasan

4.19. ANALISIS KETENTUAN DAN STANDAR SETIAP SEKTOR TERKAIT


Analisis karakteristik spesifik lokasi dilakukan untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi dengan
karakteristik spesifik yang membutuhkan pengaturan yang berbeda. Analisis ini dilakukan sebagai
dasar perumusan dalam perumusan ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan (matriks ITBX),
ketentuan khusus dan kebutuhan TPZ. Berikut merupakan hasil analisis pada Kawasan Warmare -
Prafi :

BAB 4 - 169
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.19.1. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang


Intensitas pemanfaatan ruang adalah ketentuan teknis tentang kepadatan zona terbangun
yang dipersyarakatkan pada zona tersebut dan diukur melalui Koefisien Dasar Bangunan (KDB),
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), dan Koefisien Dasar Hijau (KDH). Berikut merupakan tabel
ketentuan intensitas pemanfaatan ruang yang diperoleh dari berbagai peraturan.
Tabel 4.52. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang Pada Konsep Pola Ruang
Kawasan Warmare - Prafi
Intensitas Pemanfaatan
ZONA/SUB ZONA Ruang
KDB KLB KDH
Hutan Lindung 0% - 100%
Badan Air - - -
Perlindungan Setempat - - -
Taman RW 20-30% 0,2-0,3 70-80%
Pemakaman 0-30% 0,3 70-100%
Jalur Hijau - - -
Badan Jalan
Hutan Produksi Tetap Yang Dapat Di Konversi 10% 0,1 90%
Perumahan Kepadatan Tinggi >60% >0,6 0-60%
Perumahan Kepadatan Sedang 40-60% 0,4-0,6 40-60%
Perumahan Kepadatan Rendah 40-60% 0,4-0,6 40-60%
Perdagangan dan Jasa Skala Kota >60% >0,6 0-60%
Perdagangan dan Jasa Skala WP >60% >0,6 0-60%
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 40-60% 0,4-0,6 40-60%
Perkantoran 40-60% 0,4-0,6 40-60%
SPU Skala Kota >60% >0,6 0-60%
SPU Skala Kecamatan 40-60% 0,4-0,6 40-60%
SPU Skala Kelurahan 0-40% 0-0,4 0-100%
SPU Skala RW 0-40% 0-0,4 0-100%
Transportasi 40-60% 0,4-0,6 40-60%
Tanaman Pangan 0-40% 0-0,4 0-100%
Perkebunan 0-40% 0-0,4 0-100%
Pariwisata 40-60% 0,4-0,6 40-60%
Pengelolaan Persampahan - - -
Pertambangan 0-20 % 0-0,4 80%
Pertahanan dan Keamanan 40-60% - 40-60%
Pergudangan 40-60% 0,4-1,8 0-15 %
Sumber : Studi Literasi Ketentuan Stnadard Setiap Sektor dan Hasil Analisis, 2023

4.19.2. Ketentuan Tata Bangunan


Ketentuan tata bangunan adalah ketentuan yang mengatur bentuk, besaran, peletakan, dan
tampilan bangunan pada suatu zona untuk menjaga keselamatan dan keamanan bangunan. Komponen
ketentuan tata bangunan terdiri dari ketinggian bangunan maksimum, garis sempadan bangunan
(GSB), jarak bebas antar bangunan, jarak bebas samping bangunan, jarak bebas belakang bangunan,
ketinggian maksimal bangunan, jumlah lantai maksimal bangunan, dan arahan langgam bangunan.
Ketentuan tata bangunan ruang dalam RDTR Kawasan Kawasan Warmare - Prafi dijelaskan dalam
tabel berikut :

BAB 4 - 170
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.53. Ketentuan Tata Bangunan Kawasan Warmare - Prafi


Ketentuan Tata Bangunan

Sempadan Samping Sempadan Belakang Jarak Bebas Antar


GSB (m) Ketinggian Bangunan Maksimal (m) Jumlah Lantai Maksimal
ZONA/SUB Bangunan (m) Bangunan (m) Bangunan (m)
ZONA Jalan Jalan Jalan Jalan
Jalan Jalan Jalan Lingkungan Lingkungan 0- 8- 14- 0- 8- 14- Jalan Jalan Jalan Lingkungan Lingkungan 0- 8- 14-
>40 >40 Arteri Kolektor Lokal Lingkungan >40
Arteri Kolektor Lokal (Roda Dua Khusus 8 14 40 8 14 40 Arteri Kolektor Lokal (Roda Dua Khusus 8 14 40
Lebih) Roda Dua Lebih) Roda Dua
3- 6- 3- 3-
Perlindungan 7,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
6m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 6
Setempat m m m m m m 4 lantai 3 lantai 3 lantai lantai m m m
m m m m
3- 6- 3- maksimal 3-
6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
Taman RW 5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
m m m m
3- 6- 3- maksimal 3-
6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
Pemakaman 5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
m m m m
3- 6- 3- maksimal 3-
6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
Jalur Hijau 5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
m m m m
Perumahan 3- 6- 3- maksimal 3-
6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
Kepadatan 5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
Tinggi m m m m
Perumahan 3- 6- 3- maksimal 3-
6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
Kepadatan 5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
Sedang m m m m
Perumahan 3- 6- 3- maksimal 3-
6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
Kepadatan 5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
Rendah m m m m
Perdagangan 3- 6- 3- maksimal 3-
6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
dan Jasa Skala 5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
Kota m m m m
Perdagangan 3- 6- 3- maksimal 3-
6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
dan Jasa Skala 5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
Kawasan m m m m
Perdagangan 3- 6- 3- maksimal 3-
6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
dan Jasa Skala 5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
SKP m m m m
3- 6- 3- maksimal 3-
6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
Perkantoran 5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
m m m m
3- 6- 3- maksimal 3-
SPU Skala 6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
Kota m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
m m m m
3- 6- 3- maksimal 3-
SPU Skala 6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
Distrik m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
m m m m
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Ketentuan Tata Bangunan

Sempadan Samping Sempadan Belakang Jarak Bebas Antar


GSB (m) Ketinggian Bangunan Maksimal (m) Jumlah Lantai Maksimal
ZONA/SUB Bangunan (m) Bangunan (m) Bangunan (m)
ZONA Jalan Jalan Jalan Jalan
Jalan Jalan Jalan Lingkungan Lingkungan 0- 8- 14- 0- 8- 14- Jalan Jalan Jalan Lingkungan Lingkungan 0- 8- 14-
>40 >40 Arteri Kolektor Lokal Lingkungan >40
Arteri Kolektor Lokal (Roda Dua Khusus 8 14 40 8 14 40 Arteri Kolektor Lokal (Roda Dua Khusus 8 14 40
Lebih) Roda Dua Lebih) Roda Dua
3- 6- 3- maksimal 3-
SPU Skala 6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
Kampung m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
m m m m
3- 6- 3- maksimal 3-
6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
SPU Skala RW 5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
m m m m
3- 6- 3- maksimal 3-
6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
Transportasi 5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
m m m m
3- 6- 3- maksimal 3-
Tanaman 6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
Pangan m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
m m m m
3- 6- 3- maksimal 3-
6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
Perkebunan 5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
m m m m
3- 6- 3- maksimal 3-
6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
Pariwisata 5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
m m m m
3- 6- 3- maksimal 3-
6,5 3 >8 3 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 3 6-8 >8
Pertambangan 5,5 m 4m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
m m m m
3- 6- 3- maksimal 3-
6,5 4 >8 4 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 4 6-8 >8
Pergudangan 5,5 m 5m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
m m m m
3- 6- 3- maksimal 3-
Pengelolaan 6,5 5 >8 5 27 3 maksimal maksimal maksimal 3 5 6-8 >8
5,5 m 6m 3,5 m 3,5 m 6 8 6 16 9 7 4 4 4 lantai 6
Persampahan m m m m m m 3 lantai 3 lantai lantai m m m
m m m m
Sumber : Hasil Analisa 2023
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

4.19.3. Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal


Ketentuan prasarana dan sarana pendukung minimal mengatur jenis prasarana dan sarana
apa saja yang harus ada pada setiap zona peruntukan berdasarkan sifat dan tuntutan kegiatan pada
zona peruntukan tersebut. Ketentuan ini berfungsi untuk melengkapi kebutuhan dasar fisik
lingkungan dalam rangka menciptakan lingkungan yang nyaman. Ketentuan ini merujuk kepada SNI
03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.
Tabel 4.54. Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal pada Masing-Masing Zona
Ketentuan Prasarana dan Sarana
Zona/Sub Zona
Minimal
Hutan Lindung -
Badan Air 1. Kawasan Sempadan
Perlindungan Setempat 1. Ruang Terbuka Hijau
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
4. Jaringan Air Limbah
Taman Kecamatan
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
8. Ruang Terbuka Non Hijau
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
4. Jaringan Air Limbah
Taman RW
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
8. Ruang Terbuka Non Hijau
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
4. Jaringan Air Limbah
Pemakaman
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
8. Pelayanan Penunjang
1. Jaringan Transportasi
Jalur Hijau
2. Ruang Terbuka Hijau
1. Ketersediaan dimensi jalan
2. PJU
Badan Jalan
3. Kawasan Sempadan Jalan
4. Street furniture
1. Jaringan Jalan
Hutan Produksi Yang Dapat Di Konversi
2. Sarana Penunjang
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
4. Jaringan Air Limbah
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
Perumahan Kepadatan Tinggi
8. Jaringan Telekomunikasi
9. Sarana pelayanan umum
10. Fasilitas perdagangan dan jasa
11. Fasiitas perkantoran
12. Fasilitas pertahanan dan keamanan
13. Fasilitas kesehatan
14. Fasilitas peribadatan

BAB 4 - 173
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Ketentuan Prasarana dan Sarana


Zona/Sub Zona
Minimal
15. Fasilitas rekreasi dan olahraga
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
4. Jaringan Air Limbah
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
Perumahan Kepadatan Sedang 8. Jaringan Telekomunikasi
9. Sarana pelayanan umum
10. Fasilitas perdagangan dan jasa
11. Fasiitas perkantoran
12. Fasilitas pertahanan dan keamanan
13. Fasilitas kesehatan
14. Fasilitas peribadatan
15. Fasilitas rekreasi dan olahraga
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
4. Jaringan Air Limbah
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
Perumahan Kepadatan Rendah 8. Jaringan Telekomunikasi
9. Sarana pelayanan umum
10. Fasilitas perdagangan dan jasa
11. Fasiitas perkantoran
12. Fasilitas pertahanan dan keamanan
13. Fasilitas kesehatan
14. Fasilitas peribadatan
15. Fasilitas rekreasi dan olahraga
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
Perdagangan dan Jasa Skala Kota 4. Jaringan Air Limbah
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
16. Ruang Terbuka Hijau
7. Jaringan Jalan
8. Jaringan Drainase
9. Jaringan Air Bersih
Perdagangan dan Jasa Skala WP 10. Jaringan Air Limbah
11. Jaringan Persampahan
12. Jaringan Listrik
13. Ruang Terbuka Hijau
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
Perdagangan dan Jasa Skala SWP 4. Jaringan Air Limbah
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
Perkantoran 4. Jaringan Air Limbah
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
1. Jaringan Jalan
SPU Skala Kota 2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih

BAB 4 - 174
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Ketentuan Prasarana dan Sarana


Zona/Sub Zona
Minimal
4. Jaringan Air Limbah
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
SPU Skala Kecamatan 4. Jaringan Air Limbah
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
SPU Skala Kelurahan 4. Jaringan Air Limbah
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
SPU Skala RW 4. Jaringan Air Limbah
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
4. Jaringan Air Limbah
Transportasi
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
8. Pelayanan Penunjang
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
4. Jaringan Air Limbah
Tanaman Pangan
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
8. Pelayanan Penunjang
9. Jaringan Jalan
10. Jaringan Drainase
11. Jaringan Air Bersih
12. Jaringan Air Limbah
Holtikultura
13. Jaringan Persampahan
14. Jaringan Listrik
15. Ruang Terbuka Hijau
16. Pelayanan Penunjang
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
4. Jaringan Air Limbah
Perkebunan
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
8. Pelayanan Penunjang
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
Pariwisata 3. Jaringan Air Bersih
4. Jaringan Air Limbah
5. Jaringan Persampahan

BAB 4 - 175
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Ketentuan Prasarana dan Sarana


Zona/Sub Zona
Minimal
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
8. Jaringan Telekomunikasi
9. Sarana pelayanan umum
10. Fasilitas perdagangan dan jasa
11. Fasiitas perkantoran
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
4. Jaringan Air Limbah
Pengelolaan Persampahan
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
8. Pelayanan Penunjang
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
4. Jaringan Air Limbah
Pertahanan dan Keamanan
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
8. Pelayanan Penunjang
1. Jaringan Jalan
2. Jaringan Drainase
3. Jaringan Air Bersih
4. Jaringan Air Limbah
Pergudangan
5. Jaringan Persampahan
6. Jaringan Listrik
7. Ruang Terbuka Hijau
8. Pelayanan Penunjang
Sumber : SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan

4.20. ANALISIS KEWENANGAN DALAM PERENCANAAN


Menurut Pasal 11 ayat (1) UUPR mengatur wewenang pemerintah daerah kabupaten/kota
dalam penyelenggaraan penataan ruang meliputi:
Pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanakan penataan ruang wilayah
kabupaten/kota dan kawasan strategis kabupaten/kota.
Pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten/kota.
Pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota.
Kerja sama penataan ruang antarkabupaten/kota.
Menurut ayat (2) wewenang pemerintah daerah kabupaten/kota dalam melaksanakan
penataan ruang wilayah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
Perencanaan tata ruang wilayah kabupaten/kota.
Pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota.
Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota.
Dalam ayat (3) diatur bahwa dalam pelaksanaan ruang kawasan strategis kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, pemerintah daerah kabupaten/kota melaksanakan:
Penetapan kawasan strategis kabupaten/kota.
Perencanaan tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota.

BAB 4 - 176
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Pemanfaatan ruang kawasan strategis kabupaten/kota.


Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis kabupaten/kota.
Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
pemerintah daerah kabupaten/kota harus mengacu pada pedoman bidang penataan ruang dan
petunjuk pelaksanaanya. (ayat (4). Dalam ayat 5 diatur tugas daripada pemerintah daerah
kabupaten/kota dalam pelaksanaan wewenangnya haruslah:
Menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan rencana umum dan rencana rinci tata ruang
dalam rangka pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten/kota.
Melaksanakan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang.
Lebih lanjut dalam hal pemerintah daerah kabupaten/kota tidak dapat memenuhi standar
pelayanan minimal bidang penataan ruang, pemerintah daerah provinsi dapat mengambil langkah
penyelesaian dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hukum positif Indonesia
pengaturan mengenai kewenangan penataan ruang secara umum diatur dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah ("UU Peda") dan Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ("UUPR"). Dalam hal ini UU Pemda sebagai lex generalis secara
umum memuat pembagian kewenangan penataan ruang pemerintah pusat, pemerintah daerah
provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dan UUPR sebgai lex specialis mengatur lebih
spesifik tentang pembagian diantara ketiga utamanya mengenai zonasi dan wilayah administrarif
masing-masing pemerintahan. Secara umum pembagian kewenangan dan urusan mengenai
pemanfaatan ruang antar pemerintahan pada UU Pemda dapat dilihat pada bagian penjelasan undang-
undang, yakni sebagai berikut:
Huruf C mengenai Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan ruang angka 8 mengenai sub urusan
penataan bangunan dan lingkungan sebagai berikut:

BAB 4 - 177
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 4.55. Huruf C mengenai Bidang Pekerjaan Umum

Huruf J mengenai bidang pertanahan angka 1 mengenai sub urusan izin lokasi, sebagai berikut :
Tabel 4.56. Huruf J mengenai Bidang Pertanahan

Huruf K mengenai bidang lingkungan hidup angka 3 mengenai pengendalian pencemaran


dan/atau kerusakan lingkungan hidup
Tabel 4.57. Huruf K mengenai Bidang Lingkungan Hidup

Dalam tiga bagan pembagian urusan antar pemerintahan pada UU Pemda di atas dapat dilihat,
terlepas dari peran pusat dengan menganut asas desentralisasi, Daerah Provinsi, dan Daerah
Kabupaten/kota memiliki otonomi pada daerahnya masing-masing terkait urusan penataan bangunan
dan lingkungannya, Izin Lokasi, dan Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup.
Ketiga hal tersebut memiliki kaitan langsung dengan praktik pemanfaatan ruang di tingkat daerah
provinsi dan kabupaten/kota. Berdasarkan pembagian kewenangan mengenai urusan penataan ruang
baik di dalam UU Pemda ataupun UUPR, dapat disimpulkan bahwa kewenangan di antara kedua
pemerintah daerah adalah pemerintah kabupaten/kota memiliki kewenangan sendiri untuk mengurus

BAB 4 - 178
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

penataan ruang wilayahnya sepanjang itu masih ada di wilayah administratifnya sebgai suatu
kabupaten/kota yang otonom.
Sedangkan kewenangan pemerintah provinsi yang dapat disimpulkan pada bagan pembagian
urusan UU pemda, muncul sesuai perannya sebagai wakil pemerintah pusat di daerah dengan fungsi
pengawasan dan pembina kota/kabupaten, ketika terdapat persinggungan antara wilayah namun tetap
tanpa mengeliminasi kemandirian daerah untuk mengolah wilayahnya sendiri.

BAB 4 - 179

Anda mungkin juga menyukai