KATA PENGANTAR
Feasibility Study (FS) ini merupakan Laporan yang disusun dalam pekerjaan
Perencanaan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara, Papua dan Papua Barat (FS, DED
dan Verifikasi) di Direktorat Jendral Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Tahun
Anggaran 2015.
Feasibility Study (FS) ini secara umum merupakan penjabaran dari hasil survey yang
telah kami lakukan di wilayah Desa Yoyok dan Tabalema, Kecamatan Mandioli Selatan,
Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara serta sesuai dengan perencanaan dan
metode pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara,
Papua dan Papua Barat (FS, DED dan Verifikasi).
Demikian Feasibility Study (FS) ini kami susun dan sampaikan dengan harapan dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai rencana pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.
1
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................
4.2 Saran...........................................................................................................................
2
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Setelah mempelajari, memahami dan melakukan pengkajian terhadap Kerangka Acuan Kerja
(KAK) pekerjaan Perencanaan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara, Papua dan
Papua Barat (FS, DED dan Verifikasi) yang didukung dengan informasi tambahan pada saat
mengukuti rapat penjelasan pekerjaan (aanwazjing) yang dilaksanakan oleh panitia
pelelangan pekerjaan pada Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konsevasi Energi
tahun anggaran 2015, berikut ini dapat kami uraikan tentang pendekatan dan metodologi
yang akan digunakan dalam penyelesaian pekerjaan ini, yang akan kami uraikan dalam
beberapa point bahasan berikut ini :
a. Latar Belakang
3
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
1. Maksud Kegiatan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan verifikasi dan perencanaan teknis
PLTS Terpusat pada lokasi-lokasi yang telah ditetapkan agar proses
pelaksanaan pembangunannya pada tahun anggaran berikutnya (2016) dapat
berjalan dengan baik dan sesuai peruntukannya.
2. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kelancaran kegiatan pembangunan
PLTS pada tahun anggaran berikutnya sehingga pelaksanaannya berjalan
lancar dan dapat tepat waktu.
4
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
c. Keluaran Pekerjaan
Keluaran pekerjaan Perencanaan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara,
Papua dan Papua Barat (FS, DED dan Verifikasi) ini telah dapat dipahami dengan
jelas sebagai beikut :
Tersedianya Laporan Penyusunan FS dan DED Pembangunan PLTS Terpusat
Maluku Utara, Papua dan Papua
5
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
e. Laporan
1. Laporan Pendahuluan
6
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
2. Laporan Antara
3. Laporan Akhir
Laporan akhir berisi perkembangan akhir dan hasil perbaikan dari laporan
berdasarkan masukan-masukan dari tim teknis, tim pengguna
Buku Studi Kelayakan (FS) dan DED dibuat tersendiri.
Laporan Akhir diserahkan paling lambat pada tanggal berakhirnya SPMK.
7
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
8
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
INSTRUMENTAL INPUT
INPUT
Undang-undang No. 30 Tahu 2007 Tentang Energi
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional.
Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolahan Pulau-Pulau Kecil Terluar
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral
Peraturan Menteri ESDM Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Kegiatan fisik Pemanfaatan Energi Baru dan
Energi Terbarukan
Rencana Strategis Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (Renstra KESDM) 2010-2014
9
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
N
TAHAPAN KEGIATAN MONITORING KOORDINASI
O
A. Pekerjaan persiapan dan » PPK » Direksi Pekerjaan
penyusunan RMK » Kasub Dit Terkait
» Kasi terkait
B. Survey dan inventarisasi
data2 » PPK » Direksi Pekerjaan
yang dibutuhkan » Kasub Dit Terkait » Dinas Terkait
» Kasi terkait » Pemda Kab & Kec
C. 1 Mengkaji studi2
. terdahulu » PPK » Direksi Pekerjaan
2 Mengkaji Aspek teknis
. dan » Kasub Dit Terkait » Dinas Terkait
lainnya » Kasi terkait » Dll nya
D. 1 Identifikasi
. permasalahan » PPK » Direksi Pekerjaan
2 Identifikasi kebutuhan » Kasub Dit Terkait » Dinas Terkait
. » Kasi terkait » Pemda
E. Analisa data dan detail » PPK » Direksi Pekerjaan
desain » Kasub Dit Terkait
» Kasi terkait
F. Penyusunan Laporan » PPK » Direksi Pekerjaan
» Kasub Dit Terkait
» Kasi terkait
G. Pembahasan (Diskusi) » PPK » Direksi Pekerjaan
» Kasub Dit Terkait
» Kasi terkait
10
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
BAB 2 PENDAHULUAN
Maksud dari kegiatan Studi Kelayakan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara,
Papua dan Papua Barat ini adalah sebagai berikut :
a. Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan verifikasi kelayakan lokasi PLTS
Terpusat pada lokasi-lokasi yang telah ditetapkan agar proses perancangan dan
pelaksanaan pembangunannya pada tahun anggaran berikutnya (2016) dapat
berjalan dengan baik dan sesuai peruntukannya.
b. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kelancaran kegiatan pembangunan PLTS
Terpusat pada tahun anggaran berikutnya sehingga pelaksanaannya berjalan
lancar dan dapat tepat waktu.
Sasaran dari kegiatan Studi Kelayakan adalah untuk memudahkan dalam proses
Perencanaan dan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara, Papua dan Papua Barat
ini dan diharapkan dapat memberi manfaat kepada instansi/ kementerian maupun
daerah terkait dalam rangka melaksanakan pemenuhan kebutuhan masyarakat Maluku
Utara, Papua dan Papua Barat agar pelaksanaan pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya dapat berjalan sesuai dengan rencana, baik dari sisi biaya, mutu, dan
waktu.
11
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
a. Survey Lapangan
Survey Lapangan bertujuan untuk mendapatkan data tentang semua aspek yang
terkait untuk kepentingan pembangunan PLTS Terpusat. Aspek-aspek yang perlu
diambil dalam tahap survey meliputi :
1. Moda Transportasi Bandara ke Lokasi PLTS
2. Sistem Pengamanan Lokasi
3. Kondisi keamanan
4. Kondisi Lokasi PLTS
5. Status Lahan PLTS
6. Kondisi Lahan PLTS
7. Tanggapan Penduduk Terhadap Pembangunan PLTS
8. Tipe Rumah
9. Tenaga Kerja Lokal
10. Kontak Person
11. Fasilitas Umum
12. Keberadaan Toko Bangunan
13. Informasi Banjir
14. Curah Hujan
15. Kondisi Ekonomi Masyarakat
16. Jarak Lokasi PLTS ke Beban
17. Jarak antar Rumah
18. Temperature rata-rata
19. Koordinat Lokasi PLTS
20. Iradasi Matahari saat Survey
21. Luas Area PLTS
22. Jenis Tanah
23. Gambaran Umum Layout Desa
12
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
13
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Lokasi Survey dari kegiatan Perencanaan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara,
Papua dan Papua Barat (FS, DED dan Verifikasi) ini adalah sebagai berikut :
14
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
BULAN
KETERANGAN
NO KEGIATAN Nov-15 Des-15
1 2 3 4 1 2 3 4
TAHAP PERSIAPAN DAN
I
KOORDINASI
II TAHAP PENGUMPULAN DATA
TAHAP ANALISIS DAN
III
EVALUASI
IV PENYERAHAN LAPORAN
Shedule Survey Studi Kelayakan PLTS Area Maluku Utara, Papua dan Papua Barat
KORDINATOR
FS DAN DED
15
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
ADMIN
Pengalaman
No Nama Klasifikasi Tenaga Ahli Kualifikasi Pendidikan
(Tahun)
Tenaga Ahli
1 Ir. Abdul Muis. M, MT Ketua Tim S1 - Teknik Elektro 27
2 Ir. Suganda Ahli Elektrikal S1 - Teknik Elektro 20
3 Reno Andriyono, ST Ahli Elektrikal S1 - Teknik Elektro 14
4 Ir. Iryandi, MT Ahli Elektrikal S1 - Teknik Elektro 19
5 R. Arta Heryudana, ST Ahli Sipil S1 - Teknik Sipil 15
6 Yanti Adriyani, ST Ahli Sipil S1 - Teknik Sipil 13
Tenaga Pendukung
1 Wahyudi Surveyor S1 - Teknik Sipil 12
2 Diana Setiawan Surveyor D3 - Sipil 10
3 Bayu Adi Nugroho Surveyor S1 - Teknik Elektro 6
4 Nova Prayoga Surveyor S1 - Teknik Sipil 10
5 Arif Imam Santosa Surveyor S1 - Teknik Sipil 13
6 Fatkul Ali Imron Surveyor S1 - Teknik Sipil 19
7 Sofyan Hadi Surveyor S1 - Teknik Elektro 10
8 Moh. Alfansyuri Eriyana Drafter S1 - Teknik Sipil 8
9 M. Alkindi Drafter S1 - Teknik Sipil 11
10 Gisca Ayu Trihastati Administrasi S1 - Ilmu Komunikasi 7
16
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
2.8 METODOLOGI
set
INSTRUMENTAL
setidaknya informasi
INPUT
yang
dimiliki mengenai kebutuhan energi
listrik (demand)di desa/kelompok
permukiman yang masuk ke dalam
Kon pulau terluar dan kawasan
disi perbatasan Perenc
SUBJECT OBJECT METODE
PERSIAPAN DAN
pot DATA KEBUTUHAN
IDENTIFIKASI
anaan
teknis
LISTRIK
INSTANSI TERKAIT LAPANGAN
ensi PEMDA KECAMATAN
ASPEK TEKNIK
KRITERIA &
dan FS
LOKASI PLTS
dan PEMANFAAT
AKSES LOKASI
KEBUTUHAN LISTRIK
yang
MASYARAKAT ANALISA
keb KONDISI
PERENCANAAN PLTS
matan
PENYALURAN g
utu INPUT
SKALA PRIORITAS
Undang-undang No. 30 Tahu 2007 Tentang Energi
han Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi
Nasional.
Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolahan Pulau-
Pulau Kecil Terluar
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bomor 18 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral
Peraturan Menteri ESDM Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Kegiatan fisik Pemanfaatan Energi Baru dan Energi Terbarukan
Rencana Strategis Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (Renstra
KESDM) 2010-2014
2.9 PERALATAN SURVEY
17
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
18
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Informasi
Siskamling
Perangkat
Warga
Desa
Swadaya
Masyarakat
Sering Terjadi
Kerusuhan/
Pencurian
Informasi
3. Kondisi keamanan Jarang Terjadi Perangkat
Kerusuhan/ Desa
Pencurian
Aman
Berbukit
4. Kondisi Lokasi PLTS Dataran Terbuka Kamera
Hutan
Sudah dibebaskan Informasi
5. Status Lahan PLTS Belum Perangkat
Desa
Dibebaskan
Berbukit
6. Kondisi Lahan PLTS Dataran Terbuka Kamera
Hutan
Tanggapan Penduduk Mendukung
7. Terhadap Interview
Pembangunan PLTS Menolak
21
36 Kamera
8. Tipe Rumah 45
60 Informasi
Perangkat
70 Desa
Elektrik
Informasi
9. Tenaga Kerja Lokal Sipil Perangkat
Desa
Kuli
Kepala Desa No.Telp………
Informasi
10
Kontak Person Polsek No.Telp……… Perangkat
.
Desa
Pihak Terkait No.Telp………
PJU Jumlah……..... Kamera
11 Fasilitas Umum Kapasitas…..
19
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
.
Informasi
Jumlah…………
Fasilitas Umum Perangkat
Kapasitas…..
Desa
14 Tinggi Informasi
Curah Hujan
. Sedang BMKG
Menengah
Informasi
15 Kondisi Ekonomi
Sedang Perangkat
. Masyarakat
Desa
Rendah
Jauh Jarak ... Meteran/
Sedang Jarak ... Walking
Jarak Lokasi PLTS ke distance
16 Dekat Jarak ...
Beban meter
Jauh Jarak ... Meteran/
Walking
17 Jarak antar Rumah Sedang Jarak ...
distance
Dekat Jarak ... meter
Tinggi
Temperature
18 Sedang Thermometer
rata-rata
Rendah
19 Koordinat Lokasi PLTS ... GPS
Tinggi ...
Iradasi Matahari saat
20 Sedang ... Pyranometer
Survey
Rendah ....
Informasi
21 Luas Area PLTS Perangkat
Desa/ Kamera
20
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Berbatu
Gambut
22 Jenis Tanah Kamera
Rawa
Tanah
21
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
KONSEP DED
BAB 3
PLTS TERPUSAT
1. Permen ESDM RI No.10 Tahun 2015 tentang petunjuk teknis pengunaan dana
alokasi khusus bidang energi perdesaan tahun anggaran 2015
4. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
TELKOM, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat maupun Daerah.
2. Khusus untuk izin dari Instansi PLN (PAS PLN dengan kelas yang sesuai)
diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki PAS
PLN yang dimaksud)
22
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
antara gambar dan persyaratan teknik, dan tidak ada klarifikasi pada dokumen
setelahnya, maka yang berlaku adalah pada ketentuan pada pesyaratan teknik.
2. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service/
maintenance jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur / Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan pekerjaan ini.
6. Kontraktor wajib mengajukan as-built drawing untuk peralatan atau instalasi yang
sudah terpasang perbagian pekerjaan, kompilasi gambar as-built drawing
dilakukan setelah semua system instalasi sudah terpasang dengan lengkap dan
benar. Kompilasi gambar tersebut sebagai dasar acuan untuk pembuatan final as-
built drawing.
1.4 KOORDINASI
1. Kontraktor instalasi ini wajib bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik wajib ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi yang lain.
23
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Membuat lubang core-drill melalui slab dengan alat yang sesuai untuk keperluan
ini. Semua opening, sleeve dan lubang di slab antar lantai dan partisi harus
ditutup kembali dengan seal, fire-proof, dan waterproof.
5. Hindarkan akumulasi kotoran, boks, serpihan, dll dari instalasi ini. Buang setiap
hari semua kotoran, boks, serpihan, dll tersebut dan area instalasi dijaga tetap
bersih.
24
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
7. Pastikan semua panel listrik, jalur kabel, dll sudah terpasang dengan baik dan
benar, sebelum mengaktifkan peralatan.
8. Sediakan lampu penerangan dan sistem distribusi listrik sementara dengan ukuran
yang cukup untuk peralatan yang ada termasuk ukuran kabel feeder yang cukup
untuk mengatasi penurunan tegangan. Panel dilengkapi dengan meter untuk
pembayaran kepihak lain jika diperlukan.
10. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan,
Kontraktor harus segera menghubungi Pemberi Tugas.
11. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
12. Gambar pelaksanaan /shop drawing yang digunakan di lokasi proyek mutlak
harus yang sudah disetujui oleh pemberi tugas / MK.
25
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
14. Kontraktor wajib membuat as-built drawing setiap kali suatu bagian pekerjaan
selesai dipasang, kemudian secara bertahap disusun terintegrasi, sehinga pada
akhir pekerjaan dicapai as built drawing keseluruhan yang lengkap, terintegrasi
dan benar. Bagian-bagian as built drawing yang di buat tersebut harus diserahkan
kepada Pemberi Tugas atau MK setiap bulan, atau waktu lain yang di tentukan
kemudian berdasarkan kemajuan pekerjaan, dalam keadaan sudah diperiksa dan
benar. Jika terjadi keterlambatan atau kelalaian dalam menyerahkan as built
drawing tersebut, maka kontraktor dapat dikenakan denda kelalaian, dan atau
penundaan pembayaran pekerjaan.
15. Material yang diajukan dan akan digunakan pada proyek ini harus asli atau
original bukan hasil modifikasi.
16. Kontraktor wajib melakukan test lab independen terhadap material dan produk
yang akan digunakan di proyek dengan mengacu standar code yang berlaku pada
produk/material tersebut.
17. Semua spesifikasi peralatan yang digunakan dalam proyek ini tidak boleh diganti
dengan merek atau kualitas yang lebih rendah. Bila ada penggantian merek harus
dengan ijin MK/Pemberi Tugas.
26
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
terkait. Semua kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh kegiatan testing dan
commissioning merupakan tanggung jawab kontraktor.
3. Semua bahan dan perlengkapannya termasuk bahan bakar, tenaga listrik dan air
yang diperlukan serta tenaga kerja untuk mengadakan testing tersebut merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
7. Bila ada bagian pekerjaan yang telah diuji dan dicommissioning secara terpisah,
maka pada saat tahap akhir penyelesaian pekerjaan Kontraktor wajib
membuktikan bahwa bagian pekerjaan tersebut dapat berfungsi dengan baik
secara terus menerus, dimana hal ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi
dalam kontrak. Didalam jadwal pelaksanaan secara keseluruhan bila ada bagian
pekerjaan yang telah diserah terimakan dan Pemberi Tugas / MK yang ditunjuk
memandang perlu untuk dilaksanakan pengujian dan commissioning ulang maka
Kontraktor wajib melaksanakannya. Untuk hal ini Kontraktor wajib menaruh
perhatian yang cukup sehingga pelaksanaan Pengujian dan commissioning bagian
pekerjaan tersebut tidak mengganggu dan membahayakan aktivitas Pemberi
Tugas bila bekerja pada lokasi tersebut.
27
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
9. Semua peralatan test yang digunakan harus sudah dikalibrasi dengan masa
berlaku sesuai kontrak.
10. Kalibrasi peralatan harus dilakukan oleh badan resmi yang ditunjuk oleh
pemerintah.
2. Surat Keaslian Barang dari Pabrikan dengan menyebutkan serial number yang
sesuai dan dapat diverifikasi kebenarannya.
4. Sertifikat bahwa barang belum pernah dipakai (baru) dan teknologi terbaru serta
tahun pembuatan maksimal 1 tahun sebelum peralatan tersebut atau barang
tersebut dipasang. (khusus untuk peralatan utama)
28
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
6. Warranty asli dari pabrikan sesuai dengan ketentuan oleh pemberi tugas.
Semua diserahkan kepada MK sebanyak rangkap 5 (lima) termasuk 1 (satu) set asli
dan khusus untuk point b beserta 1 (satu) set softcopy (CD) elektrikal.
Kontraktor wajib melaksanakan perawatan rutin minimum satu kali dalam satu
bulan terhadap peralatan dan instalasi yang termasuk dalam lingkup tugasnya,
termasuk penyetelan-penyetelan, pemeriksaan-pemeriksaan, perbaikan-perbaikan,
penggantian-penggantian material untuk memastikan seluruh sistem dari pekerjaan
ini bekerja sempurna dengan pemakaian daya dan energi yang paling
efisien.Kontraktor harus membuat catatan-catatan tentang penyetelan dan kondisi
peralatan dan instalasi dan disampaikan secara baik dan teratur kepada Pemberi
Tugas. Perawatan yang dimaksud harus bersifat preventif maintenance dan
kontraktor wajib melaporkan kepada pemberi tugas mengenai hal-hal yang perlu
diantisipasi untuk mencegah terjadinya permasalahan seluruh akibat yang
disebabkan oleh ketidaksempurnaan pekerjaan seperti kebocoran, hubung singkat
listrik, beban listrik berlebih (overload), tekanan berlebih, tekanan kurang,
kebanjiran dan lain-lain merupakan tanggung jawab kontraktor pekerjaan ini.
Dalam hal diperlukan tindakan perawatan maka kontraktor harus menghadirkan
teknisi yang menguasai dan terampil pada bidangnya besesrta perlatan yang
29
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
memadai dan setidaknya material yang diperlukan untuk tindakan pertama dalam
waktu paling lambat 2 (dua) jam sejak diberitahukan oleh pemberi tugas atau pihak
yang ditugaskan untuk itu.
Kegiatan fisik
Catatan dan perintah Pemberi Tugas yang disampaikan secara lisan maupun
secara tertulis.
30
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda
tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/MK untuk
diketahui/ disetujui.
2. Laporan Pengetesan
dan lain-lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh
pihak Pemberi Tugas, MK, disaksikan dan disetujui oleh Konsultan Perencana.
31
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
1. Pengurusan dan biaya yang timbul untuk instalasi bangunan yang dikeluarkan
oleh PLN dan Depnaker
32
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada
permintaan dari pihak Pemberi Tugas dan atau bila ada gangguan dalam instalasi
ini.
3. Pemberi Tugas atau pihak lain yang ditugaskan dapat melakukan audit proyek
dan untuk itu kontraktor harus memberi ijin dan keleluasaan memberikan
informasi dan dokumen, bersedia melakukan pengetesan dan pengukuran
termasuk peralatan yang diperlukan, membantu pemeriksaan, dan sebagainya
untuk kelancaran proses audit. Kontraktor berkewajiban segera memperbaiki
cacat-cacat (defects), penyimpangan-penyimpangan, pengerjaan yang buruk,
melakukan penyetelan, penyesuaian-penyesuaian atas temuan audit sesuai
lingkup tugas dan ketentuan yang berlaku.
2.1 Umum
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.Bila
ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
33
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan dan
fixtures.
Detail denah perkabelan yang terkoordinasi dengan instalasi atau pekerjaan yang
lain.
Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
34
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Gambar koordinasi instalasi yang terkait dengan instalasi kontraktor lain dalam
bentuk gambar tumpang tindih terpadu (composite drawing) pada area-area
instalasi bersama, dengan cara berkoordinasi dan bekerja sama dengan kontraktor
terkait, sehingga dicapai instalasi yang rapi, benar, dan terkoordinasi secara baik.
Pemberi Tugas atau MK berhak menentukan kontraktor yang mengkoordinir
penggambaran tersebut.
1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard peraturan IEC dan PUIL dan
mengikuti standard VDE/DIN.
2. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan
cat powder coating dengan cat texture, warna dan cat dikonfirmasikan kepihak
Interior dan Direksi / Manajemen Konstruksi, dilengkapi dengan double cover
dengan tebal plat 2 mm, memakai sepatu kabel dan handslip, kapasitor bank harus
menggunakan sistem otomatik (APFR). Pintu dari panel-panel tersebut harus
dilengkapi dengan master key.
35
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
4. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T,
1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus
diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa
menyebabkan suhu yang lebih dari 650C dengan dimensi busbar minimum 1,5
kali dari kemampuan lewat arus (kapasitas incoming breaker). Setiap busbar
copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan
untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap
kenaikan suhu yang diperbolehkan. Semua Cu bar harus dilapisi oleh Tin Platting
(electro platting).
5. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan
getaran. Ampermeter dan Voltmeter yang digunakan berukuran 96 x 96 mm
dengan skala linear dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi, serta ada
sertifikat tera dari LMK / PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).
6. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan
sesuai dengan yang telah disetujui oleh Direksi / Manajemen Konstruksi
lapangan.
7. Unit Box Panel haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga mendapat ventilasi
udara yang cukup. Pada lubang ventilasi udara harus diberi filter yang
konstruksinya diperkuat sehingga didapatkan suatu konstruksi yang baik.
9. Main switch breaker tipe air break 3 pole atau 4 pole yang telah direkomendasi
dari NEMA serta karakteristiknya menurut standard IEC 947-2 dan kemampuan
arus hubung singkat alat tersebut tidak kurang dari 50 KA pada tegangan 500
VAC.
10. Unit Box Panel Indoor mempunyai IP rating minimum 31. Panel di daerah umum
dilengkapi dengan lockable double door lengkap dengan kaca.
11. Unit Box Panel Outdoor mempunyai IP rating minimum 55, lockable double door
lengkap dengan kaca.
36
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
12. Panel harus dilengkapi dengan gambar Single Line Diagram, ukuran A4 atau A3
disesuaikan dengan ukuran gambar sehingga terbaca dengan jelas. Gambar Single
Line Diagram harus delaminating dan ditempel dibalik pintu panel.
14. Main circuit breaker harus menggunakan tipe spring charged yang dapat
dioperasikan secara manual atau automatic yang dikombinasikan dengan sistem
motorized untuk versi fix dan drawout serta dilengkapi pengaman untuk tidak
merusak switch breaker pada saat posisi ON / OFF / TRIP.
15. Sistem penutupan atau kontak breaker harus menggunakan toggle action, free
type dan dilengkapi dengan indikator mekanikal untuk posisi ON atau OFF serta
indikasi charged dan discharged.
16. Jika main circuit breaker dioperasikan secara otomatis maka harus dilengkapi
dengan pelepas penutupan (XF) pemutus tegangan jatuh (MN) / pemutus shunt
(MX), saklar alarm dan saklar bantu.
17. Kapasitas dari kontak utama harus mampu dibebani dengan beban penuh pada
temperatur yang telah direkomendasikan dari pabrik serta waktu pemutusan tidak
lebih dari tiga detik.
18. Panel untuk sump pump dilengkapi dengan 1 buah kotak kontak yang diletakkan
di dalam panel.
19. Main circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi beban lebih (over current),
arus hubung singkat (short circuit), proteksi hubungan pentanahan.
37
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
b. Busbar Support
Sesuai standard IEC 439, VDE 0100-520 dan BS 5486 Bus-bar support
terdiri dari unipolar/multi polar.
Kapasitas dari Bus - bar harus sesuai dengan standard Puil dan DIN 43671
Spesifikasinya :
c. Isolator Support
High Temperature.
38
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Standard BS 88.
Jenis Fuse yang digunakan adalah HRC class Q sedangkan Fuse Carier
sebagai pengaman circuit control menggunakan type catridge & Holder.
Rating Tegangan 48 V
Arus Beban 80 A
I-max 320 A
39
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
h. Baterai
Tegangan 2 V
Harus dilengkapi dengan sistem koneksi yang dapat mencegah korosi dan
arus hubung singkat (termasuk pada waktu pemasangan).
i. Inverter
Kapasitas 5000 W
40
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Frekuensi : 50 Hz
Efisiensi : >92%
Garansi 3 tahun
41
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
3) Inbow dus untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push button harus
dipakai dari jenis bahan PVC. Bila dipasang inbow, maka inbow dus tersebut
terbuat dari metal dengan ketebalan 1 mm.
3.6. Grounding
1) Pada bak control, kawat grounding yang dipergunakan dari terminal grounding
sampai ke massive copper adalah kawat tembaga BC 70 mm2. Sedangkan dari
peralatan yang akan digrounding sampai ke bak kontrol menggunakan kawat
aluminium isolasi XLPE (NA2XY) ukuran 120 mm2 kecuali untuk penangkal
petir menggunakan kawat high voltage shielded dengan ukuran dan jenis sesuai
dengan rekomendasi dari supplier penangkal petir.
2) Pada bak kontrol terdapat terminal grounding yang terbuat dari bahan tembaga
untuk menghubungkan antara grounding bagian atas dan bagian bawah. Untuk
terminasi kabel pada terminal grounding pada bak kontrol, kawat grounding
ujungnya diberi cable shoe kemudian dibaut pada terminal grounding tersebut.
42
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Nilai hambatan diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut - turut.
2. Semua instalasi grounding pada bak kontrol yang belum dikerjakan pada
pekerjaan SAP 1 seperti terlihat pada gambar.
4.1 Panel-panel
1) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan
harus rata (horisontal).
2) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland, dan
diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang
43
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang
tajam.
3) Untuk panel-panel yang dipasang diluar ruangan (Outdoor Panel) type Free
Standing diberi kaki dengan jarak minimal 50 cm dengan permukaan tanah
dilengkapi dengan pondasi cor.
4.2 Kabel-Kabel
1) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas
dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
2) Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengindentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL 2000.
- Phasa R = Merah
- Phase S = Kuning
- Phase T = Hitam
- Netral = Biru
3) Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem dan
disusun yang rapi.
4) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan, dimana terminasi sambungan dilakukan pada termination / junction
box.
5) Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya. Material sepatu kabel harus sesuai dengan material
konduktor kabel, jika menggunakan kabel aluminium dan busbar tembaga maka
sepatu kabel harus menggunakan tipe bimetal (Al-Cu lug).
44
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
7) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum, dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya
diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah
40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
9) Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus menggunakan handslip.
10) Semua kabel yang berada didalam trench kabel harus diletakkan / disusun dalam
kabel ladder (Fabricated, hot deep galvanized) kabel ladder harus disupport setiap
jarak 100 cm.
11) Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel
ladder.
12) Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel dan dilengkapi dengan Cable Mark.
13) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis medium
dengan diameter minimum 2-1/2 kali penampang kabel.
14) Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu
trunking kabel.
15) Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel tidak menggunakan PVC High
Impact. Setiap kabel yang keluar dari Cable Tray harus dipasang dalam PVC
High Impact. Pada bagian pertemuan antara Conduit dan Cable Tray dipasang
Joining Coupling.
16) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2-1/2 kali
penampang kabel.
45
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
17) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak – kontak harus didalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tersebut
minimum 4 cm.
18) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1m disetiap
ujungnya.
19) Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.
20) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak - kontak harus didalam kotak
penyambungan dan memakai alat penyambungan berupa las – dop.
21) Semua kabel yang menuju / keluar dari panel - panel type outdoor harus di dalam
pipa Sleeve GIP Medium / PVC Conduit diameter 2-1/2 x diameter kabel.
22) Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan tanah, yang menuju
kabel ladder harus dilengkapi / dilindungi dengan GIP Medium sepanjang lebih
kurang 1 m dengan ketentuan ± 50 cm bagian yang berada di bawah permukaan
tanah sampai 50 cm dari permukaan tanah.
23) Semua kabel instalasi motor yang berada di daerah utility harus dipasang dalam
metal conduit, yang penampangnya minimum 1,5 penampang kabel dan lengkap
dengan Flexible Metal Conduit.
24) Setiap kabel dalam PVC High Impact Conduit yang dipasang pada Slab harus
diberi Saddle Spacers setiap jarak 150 cm.
25) Untuk instalasi kabel yang menggunakan PVC Hight Impact Conduit yang
melintas diatas balok, harus menembus balok dengan jarak minimum 10 Cm dari
atas balok yang ditembus, atau melintas dibawah balok.
46
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
tidak terdapat gambar detail, pihak Kontraktor harus meminta persetujuan dari
pihak Manajemen konstruksi (MK) dan pihak Interior atau Arsitektur.
2) Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab / tipe outdoor
harus menggunakan tipe weatherproof, Industrial Type IP 56.
3) Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus.
5) Flexible Conduit digunakan antara terminasi titik lampu dengan PVC High
Impact Conduit.
4.5 Grounding
1) Semua bagian dari sistim listrik harus digrounding.
2) Elektrode grounding harus ditanam sedalam minimum 6 m dan mencapai
permukaan air tanah.
47
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
5.1. PENGUJIAN
5.2. Umum
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang harus diadakan pengujian secara
individual parsial (Partial Test). Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah
dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan
LMK / PLN serta instansi lain yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut
dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistim, untuk menjamin
bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus
pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Kontraktor
menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.
48
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
tegangan. Ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan pada pengujian sistem
pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 250Wp :
1) Memeriksa dan mengamati ketelitian dan kecermatan alat ukur yang digunakan
pada pengujian.
2) Untuk mengetahui data-data yang akurat dari hasil pengujian digunakan alat
ukur berupa. Voltmeter analog 48 V, alat ini digunakan untuk mengetahui
tegangan DC yang keluar dari panel surya dan untuk mengetahui arus AC yang
keluar dari panel surya, maka alat ukur yang digunakan adalah Amperemeter
digital 1000Ah.
3) Mencatan data-data hasil pengukuran dari alat ukur yang digunakan dalam
pengujian, alat ukur yang digunakan berupa Voltmeter analog 48V dan
Amperemeter digital 1000Ah.
4) Selama pengujian dilakukan, keadaan cuaca harus benar-benar diperhatikan
karena keadaan cuaca sangat berpengaruh pada perfomansi atau unjuk kerja
pada panel surya.
5) Setelah data-data dari hasil pengujian terkumpul, langkah selanjutnya adalah
pembuatan tabel dan grafik hubungan antara arus terhadap waktu dan hubungan
antara tegangan terhadap waktu.
49
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Dan dilakukan pada keadaan cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-
turut.
6.1. PRODUK
6.1 Umum
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor harus mengajukan salah
satu merk yang tercantum dalam spesifikasi teknis dan akan mengikat dalam
pelaksanaan. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis
dari Pemberi Tugas. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah seperti
tercantum dalam outline specification
STANDARD
NO URAIAN SPESIFIKASI
CODE
ELEKTRIKAL
A Panel & Instalasi
Simetri, Panelindo, Inti Muara,
1 Panel Maker TR IEC 60439
Sinar Tekindo Mandiri
2 Panel Surya SNI, SPLN Sky Tech. , setara
Type cell monocrystalin
3 Baterai Charger Regulator SNI, SPLN View Star, setara
Type PWM
4 Baterai IEC,ISO3746 Rocket, setara
Type Calsium MF
5 Inverter SNI, SPLN Sente, Iwell, Belt, Setara
Type Pure sine wave
Scheneider, ABB, GE, LG,
6 Komponen Panel SPLN,LMK,IEC
Hager,
50
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
51
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Laporan Study Kelayakan Awal ini, disajikan sehubungan dengan rencana pelaksanaan
pekerjaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Yoyok dan
Tabalema, Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku
Utara.
Laporan Study Kelayakan awal ini memuat informasi mengenai kelayakan lahan, kondisi
jalur aksis, pemilihan konfigurasi system yang sesuai dengan hasil survey lokasi serta analisa
menggunkan sofware, perhitungan energi, dan analisa ekonomi yang berupa anggaran
pembangunan (CAPEX) dan anggaran operasional (OPEX).
Dari Study Kelayakan ini diharapkan agar para piphak pengambil keputusan dapat
memahami detil pembangunan PLTS yang akan menjadi acuan dalam memulai pekerjaan ini.
Dari hasil Study Kelayakan awal, diharapkan adanya rekomendasi untuk pembangunan PLTS
dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementrian Energi
dan Sumber Daya Mineral.
Berdasarkan data awal dipilih desa Yoyok dan Tabalema dan PLTS yang akan dibangun
direncanakan sebesar 30 kWp dan baterai 192 kWH.
Analisa Finansial juga dilakukan pada studi kelayakan ini, dan diperoleh harga investasi
sebesar Rp. ...........................,00
52
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
lingkungan. Cahaya atau sinar matahari dapat di konversi menjadi listrik dengan
menggunakan teknologi sel surya atau fotovoltaik.
Potensi energi surya di Indonesia sangat besar yakni sekitar 4.8 kWh/m 2 atau
setara dengan 112.000 GWp, namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 10 MWp.
Saat ini pemerintah telah mengeluarkan roadmap pemanfaatan energi surya yang
menargetkan kapasitas PLTS terpasang hingga tahun 2025 adalah sebesar 0.87 GW
atau sekitar 50 MWp/tahun. Jumlah ini merupakan gambaran potensi pasar yang cukup
besar dalam pengembangan energi surya di masa datang.
Pada asasnya sel surya fotovoltaik merupakan suatu dioda semikonduktor yang
bekerja dalam proses tak seimbang dan berdasarkan efek fotovoltaik. Dalam proses itu
sel surya menghasilkan tegangan 0,5-1 volt tergantung intensitas energi yang
terkandung dalam sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi besarnya sekitar
1000 Watt. Tapi karena daya guna konversi energi radiasi menjadi energi listrik
berdasarkan efek fotovoltaik baru mencapai 25 maka produksi listrik maksimal yang
dihasilkan sel surya baru mencapai 250 Watt per m 2. Dari sini terlihat bahwa PLTS itu
membutuhkan lahan yang luas. Hal itu merupakan salah satu penyebab harga PLTS
menjadi mahal. Ditambah lagi harga sel surya fotovoltaik berbentuk kristal mahal, hal
ini karena proses pembuatannya yang rumit. Namun, kondisi geografis Indonesia yang
banyak memiliki daerah terpencil sulit dihubungkan dengan jaringan listrik PLN.
Kemudian sebagai negara tropis Indonesia mempunyai potensi energi surya yang
tinggi. Hal ini terlihat dari radiasi harian yaitu sebesar 4,5 kWh/m2/hari. Berarti prospek
fotovoltaik di masa mendatang cukup cerah. Untuk itulah perlu diusahakan menekan
harga fotovoltaik misalnya dengan cara sebagai berikut. Pertama menggunakan bahan
semikonduktor lain seperti Kadmium Sulfat dan Galium Arsenik yang lebih kompetitif.
Kedua meningkatkan efisiensi sel surya dari 10% menjadi 15%.
Energi listrik yang berasal dari energi surya pertama kali digunakan untuk
penerangan rumah tangga dengan sistem desentralisasi yang dikenal dengan Solar
Home System (SHS), kemudian untuk TV umum, komunikasi dan pompa air.
Sementara itu evaluasi program SHS di Indonesia pada proyek Desa Sukatani,
Bampres, dan listrik masuk desa menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan
dengan keberhasilan penerapan secara komersial.
53
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Fotovoltaik
Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit
baterai dan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara
pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal
dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel
fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel
fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk
membuat modul sel surya yaitu sebesar 60 dari biaya total. Jadi, jika modul sel surya itu
bisa di produksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat biay pembangunan
PLTS. Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah
membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih
diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam negeri.
Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan poly
cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada
PLTS, Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan
sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi untuk elektrifikasi untuk pedesaan.
Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih,
mudah dipasang dan di operasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama yang
dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi awal yang
besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan
subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan
kebutuhannya.
54
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Sistem PLTS
PLTS dengan sistem sentralisasi artinya pembangkit tenaga listrik dilakukan
secara terpusat dan suplai daya ke konsumen dilakukan melalui jaringan distribusi.
Sistem ini cocok dan ekonomis pada daerah dengan kerapatan penduduk yang tinggi.
Contohnya PLTS di Desa Kentang Gunung Kidul mempunyai kapasitas daya 19 kWp,
kapasitas baterai 200 volt dan beban berupa penerangan yang terpasang pada 85 rumah.
Sementara itu PLTS dengan sistem individu daya terpasangnya relatif kecil yaitu
sekitar 48-55 Wp. Jumlah daya sebesar 50 Wp per rumah tangga diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan penerangan, informasi (TV dan Radio) dan komunikasi (Radio
Komunikasi). Dan sampai tahun 95 sistem ini sudah terpasang sekitar 10.000 unit yang
tersebar di seluruh pedesaan Indonesia dan pengelolaannya yang meliputi pemeliharaan
dan pembayaran dilaksanakan KUD.
Meliaht trend harga sel surya yang sembaterain menurun dan dalam rangka
memperkenalkan sistem pembangkit yang ramah lingkungan, pemanfaatan PLTS
dengan sistem individu sembaterain ditingkatkan. Pada tahap pertama direncanakan
akan dipasang 36.000 unit SHS selama tiga tahun dengan prioritas 10 propinsi di
kawasan timur Indonesia. Paling tidak ada 5 keuntungan pembangkit dengan surya
fotovoltaik. Pertama energi yang digunakan adalah energi yang tersedia secara cuma-
cuma. Kedua perawatannya mudah dan sederhana. Ketiga tidak terdapat peralatan yang
bergerak, sehingga tidak perlu penggantian suku cadang dan penyetelan dan pelumasan.
Keempat peralatan bekerja tanpa suara dan tidak berdampak negatif terhadap
lingkungan. Kelima dapat bekerja secara otomatis.
Komponen utama sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan
menggunakan teknologi fotovoltaik adalah sel surya. Saat ini terdapat banyak teknologi
pembuatan sel surya. Sel surya konvensional yang sudah komersil saat ini
menggunakan teknologi wafer silikon kristalin yang proses produksinya cukup
kompleks dan mahal. Secara umum, pembuatan sel surya konvensional diawali dengan
proses permurnian silika untuk menghasilkan silika solar grade (ingot), dilanjutkan
dengan pemotongan silika menjadi wafer silika. Selanjutnya wafer silika di proses
menjadi sel surya, kemudian sel-sel surya disusun membentuk modul surya. Tahap
terawal adalah mengintergrasi modul surya dengan BOS (Balance of System) menjadi
55
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
sistem PLTS. BOS adalah komponen pendukung yang digunakan dalam sistem PLTS
seperti inverter, batere, sistem kontrol, dan lain-lain.
Saat ini pengembangan PLTS di Indonesia telah mempunyai basis yang cukup
kuat dari aspek kebijakan. Namun pada tahap implementasi, potensi yang ada belum
dimanfaatkan secara optimal. Secara teknologi, industri photovoltaic (PV) di Indonesia
baru mampu melakukan pada tahap hilir, yaitu memproduksi modul surya dan
mengintergrasikannya menjadi PLTS, sementara sel suryanya masih impor. Padahal sel
surya adalah komponen utama dan yang paling mahal dalam sistem PLTS. Harga yang
masih tinggi menjadi isu penting dalam perkembangan industri sel surya. Berbagai
teknologi pembuatan sel surya terus diteliti dan dikembangkan dalam rangka upaya
penurunan harga produksi sel surya agar mampu bersaing dengan sumber energi lain.
Mengingat ratio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 55-60% dan hampir
seluruh daerah yang belum dialiri listrik adalah daerah pedesaan yang jauh dari pusat
pembangkit listrik, maka PLTS yang dapat dibangun hampir di semua lokasi
merupakan alternatif sangat tepat untuk dikembangkan. Dalam kurun waktu tahun
2005-2025, Pemerintah telah merencanakan menyediakan 1 juta Solar Home System
berkapasitas 50 Wp untuk masyarakat berpendapatan rendah serta 346,5 MWp PLTS
hibrid untuk daerah terpencil. Hingga tahun 2025 pemerintah merencanakan akan ada
sekitar 0,87 GW kapasitas PLTS terpasang.
Dengan asumsi penguasaan pasar hingga 50% pasar energi surya di Indonesia
sudah cukup besar untuk menyerap keluaran dari suatu pabrik sel surya berkapasitas
hingga 25 MWp per tahun. Hal ini tentu merupakan peluang besar bagi industri lokal
untuk mengembangkan bisnisnya ke pabrikasi sel surya.
a. PLTS TERPUSAT
56
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
5) Jaringan distribusi
6) Monitor Performansi PLTS
7) Performansi Solar Cell Panel
Uraian dan penjelasan fungsi dan pengertian teknik lainnya berkaitan dengan
komponen-komponen utama PLTS tersebut adalah sebagai berikut :
57
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
2. Baterai
Baterai adalah alat penyimpan tenaga listrik arus searah (DC). Ada beberapa jenis
baterai di pasaran yaitu jenis baterai basah/konvensional, hybrid dan MF
(Maintenance Free).
58
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
59
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
harga yang jauh maka produsen baterai juga memproduksi jenis baterai
kalsium ( calcium battery ) yang harganya diantara keduanya.
Secara garis besar, battery dibedakan berdasarkan aplikasi dan
krontruksinya. Berdasarkan aplikasi battery dibedakan untuk outomotif, marine
dan deep cycle. Deep cycle itu meliputi battery yang biasa digunakan untuk PV
(Photo Voltaic) dan back up power. Sedangkan secara kontruksi maka battery
dibedakan menjadi type basah, gel dan AGM (Absored Glass Mat). Battery jenis
AGM biasanya juga dikenal dengan VRLA (Valve Regulated Lead Acid).
Battery kering Deep Cycle juga dirancang untuk menghasilkan tegangan
yang stabil dan konsisten. Penurunan kemampuannya tidak lebih dari 1-2% per
bulan tanpa perlu dicharger. Bandingkan dengan battery konvensional yang bisa
mencapai 2% per minggu untuk self discharger. Konsekuensinya untuk charging
pengisian arus ke dalam battery Deep Cycle harus lebih kecil dibandingkan
battery konvensional sehingga butuh waktu yang lebih lama untuk mengisi
muatannya. Antara type gel dan AGM hampir mirip hanya saja battery AGM
mempunyai semua kelebihan yang dimiliki type gel tanpa memiliki
kekurangannya. Kekurangan type Gel adalah pada waktu dicharger maka
tegangannya harus 20% lebih rendah dari battery type AGM ataupun basah. Bila
overcharged maka akan timbul rongga didalam gelnya yang sulit diperbaiki
sehingga berkurang kapasitas muatannya.
Karena tidak ada cairan yang dapat membeku maupun mengembang,
membuat battrey Deep Cycle tahan terhadap cuaca ekstrim yang membekukan.
Itulah sebabnya mengapa pada cuaca dingin yang ekstrim, kendaraan yang
menggunakan baterai konvensional tidak dapat distart alias mogok.
Ada 2 ranting untuk battery yaitu CCA dan RC.
CCA ( Cold Cranking Ampere ) menunjukan seberapa besar arus yang
dapat dikeluarkan serentak selama 30 detik pada titik beku air yaitu 0°C.
RC ( Reserve Capacity ) menunjukan berapa lama ( dalam menit ) battery
tersebut dapat menyalurkan arus sebesar 25A sambil tetap menjaga
tegangannya diatas 10,5 Volt.
Battery Deep Cycle mempunyai 2-3 kali lipat nilai RC dibandingkan battery
konvensional. Umur battrey AGM rata-rata antara 5-8 tahun
60
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
61
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
62
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Fase bulk : baterai akan dichargr sesuai dengan tegangan setup (bulk -
antara 14.4 – 14.6 Volt) dan arus diambil secara maksimum dari panel
surya / solar cell. Pada saat baterai sudah pada tegangan setup (bulk)
dimulailah fase absorption.
Fase absorption: pada sase ini, tegangan baterai akan dijaga sesuai dengan
tegangan bulk, sampai BCR timer (umumnya satu jam) tercapai, arus yang
dialirkan menurun sampai tercapai kapasitas dari baterai.
Fase flloat: baterai akan dijaga pada tegangan float setting ( umumnya 13.4
– 13.7 Volt ). Beban yang terhubung ke baterai dapat menggunakan arus
maksimum dari panel surya / solar cell pada stage ini.
4. Inverter
63
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Pengguna inverter dari dalam Pembangki Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah
untuk perangkat yang menggunakan AC ( Alternating Current ). Beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan inverter:
Kapasitas beban dalam Watt, usahakan memilih inverter yang beban
kerjanya mendekati dengan beban yang hendak kita gunakan effisiensi
kerjanya maksimal
Input DC 12 Volt atau 24 Volt
Sinewave ataupun square wave output AC
True sine wave inverter diperlukan terutama ntuk beban-beban yang masih
mengunakan motor agar bekerja lebih mudah, lancar dan tidak cepat panas, oleh
karena itu dari sisi harga maka true sine wave inverter adalah yang paling mahal
diantara yang lainnya karena dialah yang paling mendekati bentuk gelombang asli
dari jaringan listrik PLN.
Dalam perkembangnanya dipasaran juga beredar modified sine wave
inverter yang merupakan kombinasi anatara square wave dan sine wave. Bentuk
gelombangnya bila dilihat melalui oscilloscope berbentuk sinus dengan ada garis
putus-putus di antara sumbu y=0 dan grafiknya sinusnya. Perangkatnya yang
menggunakan kumparam masih bisa beroperasi dengan modified sine wave
inverter, hanya saja kurang maksimal.
Sedangkan pada square wave inverter beban-beban listrik yang
menggunakan kumparan / motor tidak dapat bekerja sama sekali.
Selain itu dikenal juga istilah Grid Tie Inverter yang merupakan special
inverter yang biasanya digunakan dalam sistem energi listrik terbarukan, yang
64
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
5. Jaringan Distribusi
65
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
66
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Perbedaan utama dari solar cell panel adalah bahan produksi dari solar cell
panel. Bahan solar cell panel yang paling umum adalah crystalline silicon.
Bahan crystalline dapat terdiri dari single crystal, mono or single crystalline, dan
poli or multi-crystalline. Selain itu solar cells panel ada yang terbuat dari lapisan
tipis amorphous silicon. Sel cristalline silicon mempunyai 2 tipe yang hampir
serupa, meskipun sel single cristalline lebih effisien dibandingkan dengan poly-
crystalline karena poly-crystalline merupakan ikatan antara sel-sel. Keunggulan
dari amorphous silicon adalah harga yang terjangkau tetapi tidak seefisien
crystalline silicon solar cell.
Total pengeluaran listrik (wattage) dari solar cell panel adalah sebanding
dengan voltase/ tegangan operasi dikalikan dengan arus operasi saat ini. Solar
cell panel dapat menghasilkan arus dari voltase yang berbeda-beda. Hal ini
berbeda dengan baterai, yangmenghasilkan arus dari voltase yang relatif konstan.
Karakteristik output dari solar cell panel dapat dilihat dari kuva
performansi, disebut I-V curve. I-V curve menunjukan hubungan antara arus dan
votase.
Gambar di atas menunjukan tipikal kurva I-V. Voltase (V) adalah sumbu
horizontal. Arus (I) adalah sumbu vertikal. Kebanyakan kurva I-V diberikan
dalam Standar Test Conditions (STC) 1000 watt per meter persegi radiasi (atau
disebut satu matahari puncak/ one peak sun hour) dan 25 derajat Celcius/ 77
derajat Fahrenheit suhu solar cell panel. Sebagai informasi STC mewakili
67
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
kondisi optimal dalam lingkungan laboratorium.Kurva I-V terdiri dari 3 hal yang
penting :
a) Maximum Power Point (Vmp dan Imp)
b) Open Circuit Voltage (Voc)
c) Short Circuit Current (Isc)
68
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
69
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Effisiensi paling tinggi adalah saat solar panel cell beroperasi dekat
pada maximum power point. Pada contoh di atas tegangan baterai harus
mendekati tegangan Vmp, maka effisiensi nya berkurang.
70
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Solar cell panel, terdiri dari beberapa silikon yang diserikan untuk
menghasilkan daya yang diinginkan. Satu silikon menghasilkan 0.46
Volt, untuk membentuk solar cell panel 12 Volt, 36 silikon diserikan,
hasilnya adalah 0.46 Volt x 36 = 16.56.
Shading adalah dimana salah satu atau lebih sel silikon dari solar
cell panel tertutup darisinar matahari. Shading akan mengurangan
pengeluaran daya dari solar cell panel. beberapa jenis solar cell module
sangat terpengaruh oleh shading dibandingkan yang lain. Tabel dibawah
ini menunjukan efek yang sangat ekstrim pengaruh shading pada satu sel
dari modul panel suryasingle crystalline yang tidak memiliki internal
bypass diodes. Untuk mengatasi hal tersebut solar cell panel dipasang
bypass diodes, bypass diode untuk arus mengalir kesatu arah, mencegah
arus silikon yang kena bayangan.
71
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
72
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Untuk mendapatkan arus listrik yang lebih besar dari pada keluaran
arus listrik dari setiap modul surya, maka modul surya dihubungkan
secara paralel, dengan cara menghubungkan kutub-kutub yang sama
(kutub negatif saling dihubungkan dan kutub positif juga saling
dihubungkan).
Apabila masing-masing modul surya mempunyai tegangan kerja 30
Volt dan menghasilkan arus listrik maksimum sebesar masing-masing
8,28 Ampere, kemudian kedua dihubungkan secara paralel maka akan
didapatkan tegangan tetap listrik total sebesar 60V
73
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
74
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Gambar 3.7 Susunan dua buah modul surya dihubungkan secara seri
75
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Keadaan iklim
Keadaan iklim di Daerah Kabupaten Halmahera Selatan dipengaruhi oleh besar
kecilnya tekanan angin yang berasal dari laut seram dan laut maluku. Musim angin
yang terjadi adalah pada musim barat atau utara dan musim selatan atau timur tenggara
yang diselingi dengan dua musim pancaroba akibat dari transisi kedua musim tersebut.
76
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Pada musim barat atau utara umumnya berlangsung pada bulan Desember sampai
dengan bulan Maret dan bulan April adalah masa transisi ke musim selatan atau timur
tenggara dan pada saat itu biasanya diikuti dengan musim kemarau. Sedangkan musim
selatan atau timur tenggara umumnya berlangsung selama enam bulan, yang berawal
dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober. Masa transisi kemusim barat adalah pada
bulan November dan biasanya terjadi musim hujan.Pada masa transisi antara bulan
April dan bulan November kecepatan angin yang terjadi rata-rata 10,2 Km/Jam dengan
kecepatan terbesar 14,3 Km/Jam sedangkan curah hujan yang terjadi rata-rata 1500-
2500 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 80-150 Hari. Besarnya curah hujan tersebut
menurut klasifikasi Schmidt F.H. dan J.H.A. Ferguson yang menunjukan Daerah
Halmahera Selatan tergolong dalam klasifikasi Tipe Iklim A dan B terkecuali daerah
Saketa yang beriklim C dan daerah Laiwui yang bertipe Am (Klasifikasi Koppen).
Salah satu daerah di Kabupaten Halmahera Selatan yang berada pada garis Katulistiwa
yaitu Gugusan Pulau Gura Ici yang berakibat suhu udara didaerah tersebut cukup
tinggi, yaitu antara 20 - 31º C sedangkan daerah-daerah lainya berada pada suhu udara
27 - 30º.
Topografi
Jika dilihat dari sifat permukaan dan kemiringan ( Topografi ) di Kabupaten Halmahera
Selatan terdapat 4 kategori yaitu :
Tanah datar dengan kelas lereng 0-2% Seluas 107.874,05 Ha.
Tanah landai dengan kelas lereng 2-15% seluas 243.991,08 Ha.
Tanah agak curam kelas lereng 15-40% seluas 415.448,00 Ha.
Tanah curam dengan kelas lereng 40% seluas 137.144,05 Ha.
Sebagai wilayah kepulauan maka topografi wilayah Kabupaten Halmahera
Selatan seluas 61,1 persen tergolong lahan agak curam (derajat kemiringan 15-40%)
dan lahan curam (derajat kemiringan >40%). Hanya 38,9 persen saja tergolong datar
dan landai yang banyak terdapat di wilayah pesisir. Semakin ke dalam dan jauh dari
pantai maka kebanyakan lahan berbukit-bukit. Wilayah kecamatan yang memiliki
mayoritas daerah dengan jenis kelerengan datar - landai (0 - 2 º) antara lain kecamatan
Kayoa, Kayoa Utara, Kayoa Selatan, Gane Timur, Gane Timur Tengah, Gane Timur
Selatan, Kepulauan Joronga, Kepulauan Botanglomang, Mandioli Utara, Mandioli
77
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Selatan, Obi Utara, dan Obi Timur. Sedangkan wilayah kecamatan yang memiliki
kondisi kelerengan curam – sangat curam (15 - >40 º) adalah kecamatan Makian,
Makian Barat, Gane Barat Utara, Gane Barat, Gane Barat Selatan, Bacan, Bacan
Timur, Bacan Selatan, Bacan Timur Selatan, Bacan Timur Tengah, Obi, dan Obi
Selatan.
Moda Waktu
No Dari Ke
Transportasi Tempuh
Ibu Kota Provinsi Ibu Kota Provinsi
1 Mobil 4 jam
(Pontianak) (Bengkayang)
Ibu Kota Provinsi Ibu Kota Provinsi
2 Motor 4,5 jam
(Bengkayang) (Sidding)
Ibu Kota Provinsi Ibu Kota Provinsi
3 Motor <0,5 jam
(Sidding) hlibuei dan sidding
Koordinat lokasi PLTS yang akan dibangun di Desa Hlibuei, Kecamatan Sidding, ialah
1˚52’54.00’’N109˚22’24.00’’E. Data potensi energi matahari yang diperoleh dari
database NASA untuk Koordinat tersebut ialah sebagai berikut :
78
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
1 Januari 4.09
2 Februari 4.69
3 Maret 5.05
4 April 5.32
5 Mei 5.13
6 Juni 5.05
7 Juli 4,95
8 Agustus 5.00
9 September 4.73
10 Oktober 4.67
11 November 4.44
12 Desember 4.17
13 Rata-rata 4.77
Lahan yang tersedia dilokasi tersebut berupa tanah keras berpasir putih dengan kondisi
awal ditumbuhi semak. Ukuran lahan yang disediakan untuk lokasi PLTS ialah sebasar
364 m2 namun dapat ditambah sesuai kebutuhan. Gambar kontur lahan PLTS sesuai
dengan data koordinat dari google earth ialah sebagai beriku. perbedaan ketinggian
antar titik maksimal sebesar 1 meter
IMAGE
Terdapat 50 rumah pada saat survey yang terbagi ke dalam 2 rumah betang.
Diperkirakan jumlah rumah meningkat menjadi 70 rumah ditahun 2014 yang terpusat
dirumah betang dan beberapa rumah di sekitar rumah betang tersebut. Setiap rumah
akan diperoleh supply energy sebesar 350 Wh tiap hari dari PLTS sedangkan sarana
umum yang jumlah 5 unit akan memperoleh supply energy sebesar 700 Wh. Selain itu
akan dipasang penerangan jalan umum disepanjang jalur distribusi listrik. Jumlah titik
penerangan disesuaikan dengan panjang jaringan. Untuk desa Semuntik, jumlah titik
penerangan ialah 15 titik.
79
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Total kebutuhan beban di Desa Wirayudha ialah 28.900Wh per hari. Untuk memenuhi
kebutuhanbeban tersebut maka diperlukan PLTS dengan kapasitas sebesar 15kWp.
Berdasarkan hasil simulasi menggunakan software, diperolah grafik produksi energy
PLTS dan performance ratio untuk lokasi desa Sungai Bening sebagai berikut
GRAFIK
Dari grafik diketahui bahwa energy yang dihasilkan oleh PLTS mencukupi kebutuhan
beban dan terdapat kelebihan energy sekitar 89% untuk antisipasi pertumbuhan beban
hingga beberapa tahun kedepan.
Lahan yang dibutuhkan untuk PLTS 15 kWp di desa Nanga Bugau ialah sekitar 19 x 22
meter atau 418 m2. Kebutuhan lahan ini lebih besar dari lahan yang tersedia dilokasi.
Analisa Keekonomian PLTS yang disampaikan pada laporan studi kelayakan ini lebih
bertujuan untuk mengetahui pembiayaan yang diperlukan untuk pembangunan PLTS di
desa Hlibuei dapat digambarkan sebagai berikut :
SUBSISTEM HARGA SUBSISTEM
Photovoltaic System Rp 323,581,250.00
Battery System, VRLA Rp 423,561,258.00
Controller Rp 295,801,275.00
Penangkal Petir Rp 49,479,375.00
Panel Distribusi, Power Cable & Grounding Rp 50,050,000.00
Remote Monitoring System Rp 10,182,445.00
Pyranometer Rp 40,130,013.00
Rumah Pembangkit/Shelter Rp 153,755,000.00
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah Rp 121,946,000.00
80
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
Instalasi Rumah Pelanggan Rp 89,640,000.00
TV LCD 32" + Antena Parabola Rp 8,050,000.00
Rekayasa, Biaya Mobilisasi, Instalasi dan Pelatihan Rp 360,387,518.00
Total Rp 1,926,564,134.00
Dengan skema pembiayaan tersebut maka Total Cost of Ownership dari PLTS dapat
digambarkan sebagai berikut :
81
Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema
Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
KESIMPULAN
BAB 4
DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
82