Anda di halaman 1dari 27

PROJECT ASSIGNMENT REPORT PERENCANAAN STRATEGI PEMBANGUNAN PLTS DI PLN NTT

Oleh :
RICHARD SAFKAUR
NIP : 6493018 - Z
UNIT : PT PLN (PERSERO) WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
EDUCATION EXECUTIVE 1 ANGKATAN 4 TAHUN 2012 PT PLN (PERSERO)

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rakhmat-Nya lah penulisan Project Assigment ini bisa terselesaikan tepat pad
a waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kep
ada : 1. Bapak Vickner Sinaga selaku Mentor yang telah memberikan bimbingan dan
arahan dalam penulisan Project Assigment ini. 2. Bapak Agustinus Dedy selaku pem
bimbing dari Binus University yang telah meluangkan waktu dan kesempatan memberi
kan bimbingan. 3. Kepala Pusdiklat, Staff Pengajar dan seluruh Pengelola Program
Executive Education I (EE-I) Angkatan 4 yang telah memberikan bantuan informasi
dan dukungan 4. Keluarga dan semua rekan-rekan kerja yang penulis tidak dapat s
ebutkan namanya satu per satu yang telah memberikan informasi, bimbingan, masuka
n, arahan dan petunjuk demi terselesainya Project Assigment ini. Penulis menyada
ri bahwa Telaahan ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu segala kritik,
saran dan masukan sangat diharapkan untuk penyempurnaan Project Assigment ini.
Akhir kata semoga penulisan Project Assigment ini bisa menjadi panduan ilmu peng
etahuan bagi berbagai pihak yang membutuhkan informasi pengembangan PLTS.
Jakarta , 01 Agustus 2012
( RICHARD SAFKAUR )
iii

PERENCANAAN STRATEGI PEMBANGUNAN PLTS DI PLN NTT


RICHARD SAFKAUR NIP : 6493018 - Z UNIT : PT PLN (PERSERO) WILAYAH NUSA TENGGARA
TIMUR
ABSTRAK
PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur merupakan Unit PLN yang memiliki Wi
layah kerja meliputi 3 pulau besar yakni, Pulau Timor, Pulau Sumba, dan Pulau Fl
ores. Dengan kondisi geografis terdiri dari berbagai pulau-pulau kecil yang ters
ebar membuat PLN NTT merasa kesulitan di dalam mencapai visi menjadikan NTT seba
gai wilayah Nusa Terang Terus. Dengan rasio elektrifikasi yang rendah dan tinggi
nya biaya pokok produksi menyebabkan PLN Pusat merencakana kerjasama dengan Bank
Dunia dalam bentuk penyertaan modal membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (
PLTS) yang lebih dikenal dengan nama Program PLTS 1000 Pulau. Dengan adanya proy
ek ini diharapkan nantinya permasalahan yang dialami oleh PLN NTT dalam mencapai
visi dan misi dapat terbantukan dan secara global akan memberikan keuntungan ek
onomi, sosial budaya bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur. Proyek PLTS ini merupa
kan suatu mega proyek dengan nilai investasi yang relatif besar, untuk itu diper
lukan suatu perencanaan strategis dari manajemen PLN NTT yang dapat menjamin ter
laksananya proyek PLTS 1000 pulau ini. Sebelum menyusun Perencanaan Strategis te
rlebih dahulu dilakukan analisa kuantitatif yakni pengukuran dengan analisa SWOT
(Strength, Weakness, Opportunities, Threathment) dan menghasilkan kesimpulan ba
hwa perusahaan berada pada posisi growth dengan memaksimalkan Kekuatan dan Kesem
patan yang dimiliki dan meminimalisir Kelemahan serta Ancaman yang ada. Kata kun
ci : Perencanaan Strategi, Analisis SWOT, PLTS NTT
iv

LEMBAR PERSETUJUAN PROJECT ASSIGMENT REPORT


NAMA NIP UNIT JUDUL
: RICHARD SAFKAUR : 6493018 Z : PT. PLN (PERSERO) WILAYAH NTT : PERENCANAAN STRA
TEGI PEMBANGUNAN PLTS DI PLN NTT
Jakarta, 01 Agustus 2012 Mengesahkan,
VICKNER SINAGA ( DIROP - IT )
RICHARD SAFKAUR ( PLT GM PLN WIL. NTT )
v

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................
........................................................... iii ABSTRAK ........
................................................................................
...................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN ...
................................................................................
..................................v DAFTAR ISI .................................
................................................................................
.......................... vi BAB I PENDAHULUAN ................................
................................................................................
........1 I.I. I.2. I.3. I.4. Latar Belakang Permasalahan ......................
..............................................................................1
Identifikasi Masalah Strategis .................................................
...................................................3 Tujuan Strategis ..........
................................................................................
...............................4 Metode Analisis dan Perhitungan ...............
...............................................................................4
BAB II STUDI PUSTAKA............................................................
.........................................................7 BAB III ANALISIS DAN
PEMBAHASAN .....................................................................
....................10 3.1 3.2 3.3 Analisis Internal ...........................
................................................................................
............10 Analisis Eksternal ..............................................
......................................................................10 Opportu
nity For Improvement (SWOT Analysis) ...........................................
........................11 3.3.1 3.3.2 3.3.3 3.3.4 Internal Factor Evaluation Ma
trix (IFE Matrix) ........................................................11 Ekt
ernal Factor Evaluation Matrix (EFE Matrix) ....................................
..................13 SWOT Analisis .............................................
.............................................................15 Strategic Manage
ment ...........................................................................
....................15
BAB IV REKOMENDASI .............................................................
.......................................................17 4.1. 4.2. Action For I
mprovement .....................................................................
.....................................17 Rencana Antisipasi .....................
................................................................................
..............18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................
............................................................21
vi

BAB I PENDAHULUAN
I.I.
Latar Belakang Permasalahan PT. PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur (PLN N
TT) merupakan salah satu Unit
Bisnis PT. PLN (Persero) berkedudukan di Kupang yang dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 087.K/010/DIR/2002 tanggal 25 Juni 2002
dimana sebelumnya PLN NTT masih merupakan satu kesatuan dengan PLN Wilayah XI Ba
li Nusra. Selama hampir 10 tahun PLN NTT sebagai unit yang baru terbentuk terus
membangun sistem kelistrikan di Provinsi NTT, masih terdapat beberapa hal belum
tercapai, diantaranya adalah rasio elektrifikasi yang masih rendah di Provinsi i
ni. Rasio Elektrifikasi merupakan perbandingan antara jumlah KK yang telah memil
iki listrik dibandingkan dengan jumlah KK. Sampai saat ini PLN masih merupakan s
atu-satunya penyedia tenaga listrik terbesar di wilayah Nusa Tenggara Timur, nam
un meskipun sebagai pemegang monopoli usaha ketenagalistrikan di NTT, PLN masih
belum dapat mencapai tarif keekonomian dikarenakan tarif dasar listrik (TDL) mas
ih diwajibkan menggunakan tarif nasional yakni TDL tahun 2003 yang ditetapkan la
ngsung oleh pemerintah sebagai pemegang saham di PT PLN (Persero). Menurut undan
g-undang no 30 tahun 2009, PLN masih merupakan Badan Usaha Milik Negara yang dia
kui sebagai salah satu pemegang usaha penyedia tenaga listrik di wilayah Negara
Indonesia. Sebagai Badan Usaha yang wajib mempertanggungjawabkan hasil kinerjany
a kepada pemegang saham maka disusunlah Visi dan Misi perusahaan sebagai pedoman
kerja untuk menjalankan kegiatan usaha kelistrikan yakni : Visi PLN : Diakui se
bagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan Terpercaya denga
n bertumpu pada Potensi Insani. Misi PLN : 1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan
bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusah
aan dan pemegang saham. 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningk
atkan kualitas kehidupan masyarakat. 3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi
pendorong kegiatan ekonomi. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingk
ungan. Dari Visi dan Misi PLN secara korporat diatas, PLN NTT telah menuangkan d
alam Visi Kerja yakni yakni menjadikan NTT sebagai Provinsi Nusa Terang Terus de
ngan menjadikan Listrik sebagai motor penggerak perekonomian dan meningkatkan ku
alitas kehidupan masyarakat dengan tetap menjalankan kegiatan usaha penyediaan t
enaga listrik yang berwawasan lingkungan.Visi PLN NTT ini selanjutnya di cascadi
ng menjadi beberapa langkah kerja yang disusun sebagai pedoman PLN NTT untuk mel
akukan kegiatan usaha kelistrikan dimana langkah kerja tersebut telah dituangkan
dalam 1

Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2011-2020 dan Rencana Jangka Panj
ang Perusahaan (RJPP) 2012-2016 yang kemudian disusun dalam Rencana Kerja dan An
ggaran Perusahaan (RKAP) 2012 antara lain : 1. Mencapai rasio elektrifikasi NTT
60% di tahun 2012. 2. Melaksanakan diversifikasi pembangkit energi listrik dari
penggunaan BBM Solar menjadi energi terbarukan. 3. Melaksanakan Kajian Proyek da
n Resiko dan serta mempersiapkan Strategi Manajemen untuk menjaga efisiensi dan
efektifitas dari setiap pelaksanaan proyek diversifikasi pembangkit energi listr
ik. 4. Mengusahakan tercapainya tarif keekonomian dan Break Even Point (BEP) den
gan penggunaan biaya operasional secara efektif dan efisien. Kondisi kependuduka
n di Provinsi NTT menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) NTT tahun 2010, diket
ahui jumlah rumah tangga yang berlistrik sebanyak 272.442, sedangkan jumlah KK t
ahun 2010 mencapai 1.014.040 jika dihitung menggunakan formula rasio elektrifika
si maka pada tahun 2010 Rasio Elektrifikasi di NTT hanya mencapai 26,87%, kemudi
an pada tahun 2011, rasio elektrifikasi naik menjadi 39,40% (Laporan Rasio Elekt
rifikasi PLN NTT : 2011) sedangkan target kinerja yang ingin dicapai oleh PLN NT
T adalah 60%. Pertumbuhan listrik di Provinsi NTT terus mengalami pertumbuhan se
jak tahun 2000. Pada data 3 tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan ekonomi sekto
r kelistrikan menurut BPS NTT tahun 2008-2010, ekonomi mengalami pertumbuhan men
ingkat dari 3,51% di tahun 2008 menjadi 8,60% di tahun 2009 dan pada tahun 2010
telah mencapai 10,67%. Pertumbuhan ekonomi ini mengakibatkan meningkatnya konsum
si listrik di NTT mencapai rata-rata sekitar 8,2% per tahun dari tahun 2007 s/d
tahun 2011. Grafik disamping memperlihatkan bahwa daerah NTT masih merupakan dae
rah berkembang yang terus mengalami pertumbuhan dimana proses pertumbuhan terseb
ut akan sangat membutuhkan listrik sebagai sarana utama mendorong tingkat pereko
nomian daerah (Mendag: Ketersediaan Listrik Penentu Pertumbuhan Ekonomi ; Harian
Berita Sore ; 2009). Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Ener
gi Nasional (KEN 2006). Dalam keputusan tentang rencana induk penggunaan energi
di Indonesia itu disebutkan bahwa pada tahun 2025 ditargetkan konsumsi energi ya
ng digunakan di Indonesia, 30 % menggunakan gas alam, 33 % menggunakan batu bara
, 20 % menggunakan minyak bumi, 5 % menggunakan biofuel (biodiesel 2

dan bioetanol), 5 % panas bumi, 5 % air, dan sisanya sumber energi lainnya. Kebi
jakan Energi Nasional ini selanjutnya menjadi pedoman bagi PLN Pusat untuk melak
sanakan usaha penyediaan tenaga listrik yang bersumber pada pembangkit energy te
rbarukan dan tidak melakukan kegiatan investasi pembangkit yang menggunakan sola
r sebagai bahan bakarnya. Secara umum tujuan yang harus dicapai oleh PLN NTT ada
lah mencapai rasio elektrifikasi sebesar 60% di tahun 2012 dan membuat strategi
manajemen pada setiap pelaksanaan proyek pengadaan mesin-mesin pembangkit yang r
amah lingkungan (Non Fosil). Proyek yang saat ini sedang dilakukan adalah melaks
anakan investasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 88 lokasi pulau dengan s
ebagian dana world bank dan menurut beberapa penelitian, wilayah NTT memiliki pr
ospek yang cukup tinggi untuk dilakukan pembangunan pembangkit listrik tenaga su
rya.
I.2.
Identifikasi Masalah Strategis Kondisi geografis di Provinsi NTT merupakan salah
satu kendala menghambat untuk
meningkatkan rasio elektrifikasi di PLN NTT. Lokasi penduduk yang umumnya terpen
car, terisolasi dan jauh dari jangkauan jaringan distribusi PLN membuat PLN meng
alami kesulitan di dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat NTT. Dis
amping itu pula tingginya biaya investasi dan operasional pembangkit di wilayah
kerja PLN NTT yang tidak sebanding dengan besarnya pendapatan dari Tarif Dasar L
istrik (TDL) yang masih belum mencerminkan tarif ke-ekonomian merupakan akar per
masalahan yang selalu menjadi tema pada setiap pembahasan energi kelistrikan di
wilayah NTT. Sampai dengan tahun 2011 akhir PLN NTT masih menggunakan hampir 100
% pembangkit listrik tenaga diesel yang menggunakan bahan bakar solar. Mesin die
sel yang menggunakan solar tentunya telah menghabiskan biaya operasional yang ti
nggi, utamanya harga BBM tersebut menggunakan harga minyak di pasar dunia yang b
erkisar rata-rata 9000-9500 Rp/Ltr. Pada laporan keuangan PLN NTT per 31 Desembe
r 2011 diketahui bahwa komponen biaya operasional dari BBM mencapai sekitar 70%
dari Total Biaya yang dikeluarkan oleh PLN NTT. Pada grafik disamping dapat dili
hat komposisi biaya operasi jauh mengalami peningkatan diatas pendapatan penjual
an tenaga listrik PLN NTT selama tahun 2008 s/d tahun 2011. Perbedaan 3

yang signifikan ini disebabkan oleh tingginya pemakaian bahan bakar minyak pemba
ngkit diesel (PLTD) dan belum tercapainya TDL tarif keekonomian. Pada awal tahun
2012 ini PLN Pusat telah menerima usulan dana pinjaman untuk membiayai proyek P
LTS 1000 Pulau dari Bank Dunia (World Bank) dan PLN NTT memperoleh 88 lokasi PLT
S yang tersebar di wilayah kerja Nusa Tenggara Timur. Beberapa risiko yang mungk
in timbul dari kerjasama pembangunan PLTS ini antara lain risiko politik, risiko
teknologi, risiko financial dan risiko lainnya yang bersumber dari kondisi inte
rnal maupun eksternal PLN, namun meskipun PLN dihadapkan dalam risiko-risiko ter
sebut, proyek PLTS ini tetap dilaksanakan, sehingga diperlukan strategi dari man
ajemen PLN dalam menghadapi risiko-risiko yang ada. Project Assigment ini dilaku
kan dengan tujuan untuk memberikan gambaran strategi manajemen PLN dalam mencapa
i misi perusahaan yakni mencapai rasio elektrifikasi 60%, melaksanakan diversifi
kasi pembangkit non BBM dan menjaga cost efisiensi dari proyek PLTS ini. Berdasa
rkan latar belakang diatas ada beberapa pokok permasalahan antara lain : 1. Fakt
or internal dan eksternal apa saja yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proyek PL
TS. 2. Bagaimana kondisi perusahaan dalam menghadapi faktor-faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi pelaksanaan proyek. 3. Langkah Strategis apa saja ya
ng bisa diambil manajemen dalam pelaksanaan sebagian proyek PLTS 1000 Pulau ini.
I.3.
Tujuan Strategis Project Assignment ini dilakukan untuk melaksanakan salah satu
misi PLN NTT yakni menjaga
efisiensi dari setiap pelaksanaan proyek diversifikasi pembangkit energi listrik
dan melakukan beberapa kajian analisis dengan tujuan: 1. Memberikan gambaran po
sisi perusahaan, kekuatan, kelemahan, ancaman dan kesempatan strategis yang dimi
liki perusahaan terhadap pelaksanaan Proyek PLTS 88 Lokasi. 2. Penambahan rasio
elektrifikasi. 3. Meningkatkan Reputasi & Citra PLN. 4. Rasionalisasi Biaya Poko
k Produksi.
I.4.
Metode Analisis dan Perhitungan Dalam Project Assignment ini akan dilakukan deng
an menggunakan beberapa metode analisis
dan perhitungan antara lain : 1. Metode Kuantitatif dan Kualitatif, analisa kuan
titatif dilakukan dengan menggunakan beberapa data-data perhitungan antara lain
dengan menghitung analisa kualitatif dengan penggunaan SWOT analisis terhadap fa
ktor-faktor yang mungkin timbul dari pelaksanaan proyek. 4

2. Jenis Data yang digunakan dalam Project Assignment ini adalah data sekunder y
akni data-data yang telah diolah oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan
yang berupa data kualitatif dan kuantitatif. Untuk pengumpulan data sekunder di
lakukan dengan mempelajari dokumendokumen dari PLN Wilayah NTT, buku-buku litera
tur yang digunakan sebagai dasar teori pemecahan permasalahan dan dokumen lain y
ang berhubungan dengan penelitian ini. Data-data tersebut antara lain :
Gambaran
Umum PLN Wilayah NTT Data Pengusahaan PLN NTT tahun 2007-2011 Laporan Keuangan
PLN NTT Tahun 2008-2011 Data Badan Pusat Statistik (BPS) NTT tahun 2010
3. Teknik Pengumpulan Data, dalam Project Assignment ini menggunakan beberapa te
knik dalam pengumpulan data yang bersumber pada internal maupun eksternal perusa
haan. Metode Wawancara, wawancara yang dilakukan dengan dua bentuk, yaitu wawanc
ara terstruktur (dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan se
suai dengan permasalahan yang akan diteliti). Sedang wawancara tak terstruktur (
wawancara dilakukan apabila adanya jawaban berkembang diluar pertanyaan-pertanya
an terstruktur namun tidak terlepas dari permasalahan penelitian) (Nasution, 200
6: 72) dan merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung (berk
omunikasi langsung) dengan responden/partisipan. Partisipan adalah orang-orang y
ang diajak berwawancara,
diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya (Sukmadin
ata, 2006:94). Dalam Project Assignment ini, teknik pengumpulan data dilakukan d
engan melakukan wawancara tatap muka, berkomunikasi via internet dan komunikasi
telp kepada beberapa responden diantaranya kepada Pembimbing, Bagian Teknik sela
ku penyedia data serta bagian lainnya yang turut mengetahui informasi yang terka
it dengan Project Assignment ini, terutama responden yang berada di Kantor Wilay
ah PT PLN (Persero) Wilayah NTT. Metode Dokumentasi,Menurut Arikunto (2006: 132)
, teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa ca
tatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda da
n sebagainya.Dalam Project Assignment ini, digunakan data-data berupa file-file l
aporan, buku-buku panduan dan literatur-literatur lainnya yang berhubungan denga
n penelitian ini.
4. Teknik analisis yang digunakan dalam Project Assignment ini antara lain denga
n melakukan analisa risiko dan membuat strategi manajemen dari kegiatan investas
i PLTS 88 Lokasi. 5

Analisa SWOT dilakukan oleh organisasi mempunyai tujuan yaitu untuk mengkaji dan
menambah kekuatan (strengths), mengurangi kelemahan (weaknesses), memperluas pe
luang (opportunities) dan mengeliminasi ancaman dari luar (threats) (Suharto, 20
04:53). Dengan adanya analisa tersebut maka suatu organisasi tidak hanya dapat m
engeliminasi ancaman yang ada tetapi organisasi juga dapat mengantisipasi ancama
n-ancaman yang akan timbul di masa yang akan datang. Analisa Strength, Weaknesse
s, opportunities, Threaths (SWOT analysis) oleh PLN NTT dilakukan dengan terlebi
h dahulu mencari data-data yang bersumber pada kemampuan perusahaan dilihat pada
kondisi internal dan eksternal perusahaan. Hasil yang diperoleh nantinya dapat
memberikan gambaran posisi perusahaan terhadap peluang dan ancaman eksternal yan
g dihadapi perusahaan yang disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimili
ki sehingga pada akhirnya dapat menyusun faktor-faktor strategis yang dapat dija
dikan pedoman PLN NTT untuk melaksanakan kegiatan investasi tersebut.
6

BAB II STUDI PUSTAKA Dalam Project Assignment ini digunakan beberapa teori yang
berhubungan dengan analisa kelayakan finansial Pembangunan PLTS 1000 Pulau antar
a lain : 1. PLTS merupakan pembangkit listrik tenaga surya yang menggunakan caha
ya matahari sebagai sumber energinya (SK Direksi No. 1227.K/DIR/2011). 2. Fred R
. David (2006:5,6-8) Pengertian Manajemen Strategi adalah seni dan ilmu untuk me
mformulasikan, mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang me
mungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses manajemen strategi terdir
i dari tiga tahap yaitu: a. Tahap pertama dari proses manajemen strategi adalah
formulasi strategi, termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi menen
tukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumus
kan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. b.
Tahap kedua dari proses manajemen strategi adalah implementasi strategi, sering
disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategi. Implementasi strategi melip
uti
mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi ya
ng efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan d
an memberdayakan sistem informasi dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kine
rja organisasi. c. Tahap ketiga dari proses manajemen strategi evaluasi strategi
adalah tahap final dalam manajemen strategi yang meliputi meninjau ulang faktor
eksternal dan internal yang menjadi strategi merupakan proses manajemen yang pe
luang dan ancaman eksternal perusahaan,dasar strategi saat ini, mengukur kinerja
dan mengambil tindakan korektif. 3. Analisa SWOT diartikan sebagai analisa yang
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesse
s) dan ancaman (threats) (Rangkuti, 2003:19). a. External Faktor Evaluation Matri
x (EFE Matrix), David (2006) Matriks EFE ini bertujuan untuk menganalisa faktorfaktor ekternal yang berupa peluang dan ancaman, yang terdiri dari faktor demogr
afi, politik sosial dan lain-lain. Tahapan dalam menghitung EFE Matriks antara l
Menuliskan faktor-faktor eksternal yang ada dalam perusahaan kurang lebih
ain :
10-20 faktor untuk peluang dan ancaman.
7

Memasukkan bobot untuk tiap faktor yang ada, penilaian untuk bobot adalah 0,0 (t
idak berpengaruh) sampai dengan 1,0 (sangat berpengaruh). Pemberian bobot dapat
berdasarkan perbandingan dengan pesaing ataupun hasil dari diskusi dengan pihak
manajemen. Pemberian bobot ini sebagai cara untuk mengindikasikan faktor tersebu
t memiliki pengaruh atu tidak di perusahaan. Total bobot harus 1,0.

Memberi rating untuk setiap faktor yang sudah diberi bobot, pemberian rating ini
didasarkan pada seberapa efektifnya strategi yang sudah dilakukan perusahaan, a
dapun penilaian untuk rating adalah 1 = response is poor, 2 = response is averag
e, 3 = response is above average, dan 4 = response is superior

Mengalikan antara bobot dan rating Total dari hasil perkalian disebut dengan tot
al weight score.
Perusahaan yang mendapat nilai diatas 2,5 (nilai rata-rata) termasuk perusahaan
yang baik dalam memanfaatkan peluang yang ada dan dapat menanggulangi ancaman se
dangkan apabila dibawah 2,5 maka perusahaan itu perlu untuk memperbaiki kinerjan
ya.
b.
Internal Faktor Evaluation Matrix (IFE Matix), David (2006) menyatakan matriks I
FE bertujuan untuk mengukur seberapa kuat dan lemahnya perusahaan dalam menghada
pi pesaingnya, IFE Matrix memperhatikan faktor-faktor internal yang berupa kekua
tan dan kelemahan. Terdapat beberapa tahapan antara lain :
Menuliskan faktor-fak
tor internal yang ada dalam perusahaan kurang lebih 10-20 faktor untuk kekuatan
dan kelemahan Memasukkan bobot untuk tiap faktor yang ada, penilaian untuk bobot
adalah 0,0 (tidak berpengaruh) sampai dengan 1,0 (sangat berpengaruh). Dasar da
lam pemberian bobot ini berdasarkan seberapa besar pengaruhnya terhadap kinerja
perusahaan. Total bobot harus 1,0. Memberi rating untuk setiap faktor yang sudah
diberi bobot, pemberian rating ini didasarkan pada seberapa besar dan kecilnya
faktor itu bagi perusahaan, adapun penilaian untuk rating adalah 1 = major weakn
ess, 2 = minor weakness, 3 = minor strength, dan 4 = major strength
Mengalikan a
ntara bobot dan rating Total dari hasil perkalian disebut dengan total weight sc
ore.
Perusahaan yang mendapat nilai diatas 2,5 (nilai rata-rata) termasuk perusahaan
yang kuat hal internalnya sedangkan apabila dibawah 2,5 maka perusahaan itu lema
h untuk hal internalnya.
8

4. Jenis Strategi lainnya yang menggunakan analisa SWOT dapat dilakukan dengan m
embuat matriks SWOT yang menghasilkan 4 buah strategi antara lain strategi SO, S
T, WO, WT. Secara tabel dapat digambarkan :
Model Matrik Analisis SWOT
IFE EFE
Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (Weaknesses)
Peluang (Opportunities)
Strategi SO
(Strategi yang menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada)
Strategi WO
(Strategi yang meminimalkan kelemahan dan memanfaatkan peluang)
Ancaman (Threats)
Strategi ST
(Strategi yang menggunakan kekuatan dan mengatasi ancaman)
Strategi WT
(Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman)
9

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Internal Analisa internal Perusahaa
n adalah analisa terhadap sumber daya, kapabilitas dan kompetensi inti dari PLN
NTT sebagai pelaksana project pembangunan PLTS 88 Lokasi. Di dalam melakukan ana
lisis internal beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : sumber daya pe
rusahaan merupakan segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan atau sering dise
but dengan nama asset terbagi menjadi tiga bentuk yaitu (1) asset yang terlihat,
seperti gedung, pabrik, peralatan dll, (2) asset yang tidak terlihat, seperti r
eputasi, merk (sering disebut sebagai goodwill). Sedangkan kapabilitas, adalah k
emampuan perusahaan untuk mendayagunakan seluruh asset yang dimilikinya untuk me
ncapai tujuan perusahaan. 3.2 Analisis Eksternal Kondisi Eksternal PLN Wilayah N
usa Tenggara Timur merupakan kondisi yang ada di lingkungan sekitar PLN yang dap
at mempengaruhi pelaksanaan proyek PLTS 1000 Pulau. David (2006;13) mengemukakan
analisa terhadap lingkungan eksternal bisa juga disebut audit eksternal, dimana
fokus dari audit eksternal adalah untuk menilai trend serta peristiwa-peristiwa
yang terjadi diluar kendali perusahaan. Obyek dari analisa lingkungan eksternal
dalam pembangunan PLTS ini dapat digolongkan menjadi 4 kategori antara lain : 1
. Ekonomi, kepastian ekonomi merupakan hal yang sangat menentukan di dalam pelak
sanaan PLTS 88 Lokasi, penggunaan teknologi PLTS yang sebagian besar berasal dar
i produk luar negeri akan menyebabkan proyek ini sangat bergantung pada nilai ku
rs valuta asing. Semakin tinggi kurs valuta asing menyebabkan nilai investasi PL
TS ini akan semakin meningkat. 2. Sosial, budaya, demografi dan lingkungan, Kond
isi social, budaya, demografi dan lingkungan akan mempengaruhi pelaksanaan proye
k PLTS ini karena perubahan yang terjadi di masyarakat akan membentuk cara hidup
, bekerja, berproduksi dan berkonsumsi dari masyarakat. Sulitnya memperoleh laha
n yang sesuai dengan persyaratan pembangunan PLTS, tingginya permintaan akan lis
trik dan kondisi geografis yang dapat menghambat PLN dalam melaksanakan proyek m
erupakan bagian dari lingkungan eksternal yang harus dievaluasi. 3. Politik, keb
ijakan-kebijakan pemerintah mempunyai pengaruh terhadap PLN yang akan melaksanak
an proyek pembangunan PLTS. Besarnya nilai pajak pengadaan barang dan jasa yang
dibebankan kepada perusahaan maupun kepada kontraktor, kebijakan pemerintah daer
ah serta kondisi politik secara umum yang ada di Wilayah Nusa Tenggara Timur. 4.
Teknologi, perkembangan teknologi yang pesat, secara langsung akan mempengaruhi
perusahaan, teknologi memberikan perbedaan-perbedaan hubungan dengan konsumen.
Semakin 10

tinggi teknologi yang digunakan, semakin mahal harga investasi yang akan dikelua
rkan, namun dapat memberikan banyak kemudahan dalam operasionalnya.
3.3
Opportunity For Improvement (SWOT Analysis) Analisa SWOT merupakan analisa yang
dilakukan untuk mengukur posisi PLN NTT didalam
melaksanakan proyek PLTS 88 Lokasi dengan menggunakan analisa internal dan ekter
nal perusahaan. Perhitungan dilakukan dengan menganalisa sumber-sumber daya masi
ng-masing analisa sebanyak 10 item yang menjadi faktor kekuatan, kelemahan, pelu
ang dan ancaman yang dihadapi oleh PLN NTT, selanjutnya memberikan bobot dan rat
ing dan kemudian menghitung rata-rata (weight average) dari setiap analisa. Peni
laian untuk bobot adalah mulai dari 0% (tidak berpengaruh) sampai dengan 100% (s
angat berpengaruh) sedangkan rating terdiri dari 4 kriteria antara lain : 1 = re
sponse is poor, 2 = response is average, 3 = response is above average, 4 = resp
onse is superior
3.3.1 Internal Factor Evaluation Matrix (IFE Matrix)
Strengths (Kekuatan), merupakan sumber daya yang dimiliki oleh PLN NTT dalam mel
aksanakan proyek PLTS 88 Lokasi ini terbagi dari beberapa segmen antara lain eko
nomi, Sosial budaya, politik dan teknologi. Dengan mencari 10 item sumber daya y
ang menjadi sumber kekuatan PLN NTT selanjutnya diperoleh weight average dari an
alisa strengths yakni sebesar 3,85 dari total bobot 4. Nilai yang mencapai diata
s 50% dari bobot menunjukkan bahwa PLN NTT memiliki kekuatan yang cukup besar un
tuk melaksanakan proyek tersebut. Beberapa komponen yang menjadi sumber utama ke
kuatan PLN antara lain : 1. Ketersediaan Dana Investasi Proyek PLTS 2. Memiliki
SDM yang berkompeten 3. Jangkauan Pelayanan Luas yang mendekati Pasar. Hasil ana
lisa Strength dari 10 item yang menjadi faktor kekuatan PLN NTT dalam melaksanak
an proyek PLTS dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini :
11

Tabel 3. 1 Analisa Kekuatan (Strengths)


No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Key Succes Factor Ketersediaan Dana Investasi
Proyek PLTS Murahnya Biaya Operasional Memiliki SDM yang Berkompeten Monopoli P
enyedia Sistem Kelistrikan di NTT Memiliki Asset yang Besar dan Tersebar Jangkau
an Pelayanan Luas Mendekati Pasar Tingginya Kepercayaan Masyarakat Dukungan Peme
rintah Pusat dan Daerah Berpengalaman meng-operasikan Pembangkit Menggunakan Tek
nologi Ramah Lingkungan Jumlah / Weight Average Bobot (%) 15 % 10 % 15 % 5 % 5 %
15 % 10 % 5 % 10 % 10 % 100 % Rating 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 Bobot x Rating 0,6 0,4
0,6 0,15 0,15 0,6 0,4 0,15 0,4 0,4 3,85
Weakness (Kelemahan), Selain memiliki faktor Kekuatan, PLN NTT juga memiliki beb
erapa kelemahan dalam melaksanakan proyek PLTS 88 Lokasi. Kelemahan dari PLN NTT
ini merupakan faktor-faktor yang harus diminimalisir oleh PLN NTT sehingga nant
inya tidak menjadi beban dalam pelaksanaan proyek pembangunan PLTS. Berdasarkan
data pada tabel 3.2 dibawah diperoleh 10 faktor yang merupakan kelemahan dari PL
N NTT dengan hasil analisa weight average 2,40. Angka 2,40 menunjukkan bahwa kel
emahan yang dimiliki PLN NTT masih dapat diminimalisir bila dilakukan penanganan
secara efektif dan efisien. Beberapa komponen kelemahan yang menjadi faktor pen
entu dari pelaksanaan proyek antara lain : 1. Keterbatasan Dana untuk Perluasan
Jaringan 2. Kondisi Perekonomian yang tidak menentu 3. Keterbatasan Dana untuk L
ahan Proyek
Tabel 3. 2 Analisa Kelemahan (Weaknesses)
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Key Succes Factor Keterbatasan Dana Anggaran
untuk Jaringan Ketergantungan dengan World Bank Kondisi Perekonomian yang tidak
menentu Keterbatasan Dana Investasi Lahan Proyek Administrasi yang Birokratif Ru
mitnya Proses Pelepasan Hak Lahan Ulayat Dijadikan komoditas politik Ketidakmamp
uan SDM di tingkat pelaksana Menggunakan Bahan Import yang sulit diperoleh Waktu
Pelaksanaan relatif lama Jumlah / Weight Average Bobot (%) 15 5 10 15 10 10 10
10 5 10 100 % % % % % % % % % % % Rating 3 4 3 3 2 2 1 2 2 2 Bobot x Rating 0,45
0,2 0,3 0,45 0,2 0,2 0,1 0,2 0,1 0,2 2,40
12

Hasil dari Internal Factor Evaluation Matrix (IFE matriks) diatas dapat diketahu
i nilai internal Perusahaan berada pada nilai positif pada kuadran Y dengan nila
i Kekuatan (Strength) sebesar 3,85, dan analisa Kelemahan (Weakness) bernilai 2,
40 IFE Matrix (Sumbu Y) = Strength Weakness = 3,85 2,40 = 1,45 3.3.2 Ekternal Fa
ctor Evaluation Matrix (EFE Matrix) Opportunities (Peluang), Peluang merupakan k
esempatan yang dimiliki oleh PLN NTT untuk menjamin pelaksanaan proyek PLTS. Pel
uang ini dapat menjadi sumber daya yang dapat menentukan pelaksanaan proyek apab
ila dapat dimaksimalkan oleh PLN NTT. Pada tabel 3.3 beberapa peluang yang dapat
dimanfaatkan oleh PLN NTT sebagai penunjang antara lain : Tabel 3. 3 Analisa Pe
luang (Opportunities)
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Key Succes Factor Tingginya pertumbuhan ekono
mi daerah Memperbaiki Biaya Pokok Penyediaan Adanya Dukungan Dana World Bank Mur
ahnya Biaya Pemasangan Tingginya Dukungan Masyarakat Ketersediaan Lahan yang cuk
up Luas Adanya Dukungan Pemerintah Pusat dan Daerah Masih merupakan satu-satunya
penyedia tenaga listrik Menggunakan Teknologi ramah lingkungan Memanfaatkan Ene
rgi Terbarukan Jumlah / Weight Average Bobot (%) 15 % 10 % 15 % 5 % 10 % 5 % 5 %
10 % 15 % 10 % 100 % Rating 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 Bobot x Rating 0,6 0,4 0,6 0,15
0,4 0,15 0,15 0,4 0,6 0,4 3,85
Pada tabel diatas, diketahui nilai average peluang yang dimiliki oleh PLN NTT be
rada pada skor 3,85, yang berarti bahwa PLN NTT memiliki peluang yang besar untu
k melaksanakan kegiatan proyek PLTS ini dengan berfokus pada : 1. Meningkatkan P
ertumbuhan Ekonomi Daerah 2. Adanya Dukungan Pemerintah Daerah dan Program EBT P
LN Pusat 3. Menggunakan Teknologi yang Ramah Lingkungan 13

Threats (Ancaman) merupakan hal harus diperhitungkan oleh PLN NTT dalam melaksan
akan kegiatan proyek. Ancaman dapat menyebabkan kegagalan apabila tidak dilakuka
n prediksi dan kegiatan preventif sebelumnya. Adapun beberapa komponen ancaman y
ang akan dihadapi oleh PLN NTT dalam melaksanakan kegiatan proyek PLTS dapat dil
ihat pada tabel dibawah. Pada tabel analisa Threats diperoleh nilai average sebe
sar 2,35. Nilai ini masih berada diatas 50% dari total bobot yang berarti bahwa
PLN NTT memiliki ancaman yang cukup tinggi dan dapat mempengaruhi keberhasilan p
elaksanaan proyek. Beberapa komponen yang menjadi fokus ancaman antara lain : 1.
Tingginya Biaya Investasi 2. Sulitnya Area jangkauan lahan Proyek 3. Besarnya L
ahan yang dibutuhkan
Tabel 3. 4 Analisa Ancaman (Threats)
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Key Succes Factor Tingginya Biaya Investasi P
erubahan Kurs Valuta Asing Legalitas Proses Pelelangan Hilangnya Dukungan Pendan
aan World Bank Sulitnya area jangkauan Lahan Proyek Besarnya Lahan yang dibutuhk
an Sulitnya Pelepasan Hak atas Lahan Proyek Lahan Proyek merupakan lahan konserv
atif Undang-undang yang tidak memihak Kompleksitas pengoperasian peralatan Jumla
h / Weight Average Bobot (%) Rating 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 Bobot x Rating 0,45 0,1
0,1 0,3 0,3 0,3 0,2 0,2 0,2 0,2 2,35
15 5 5 10 10 15 10 10 10 10 100
% % % % % % % % % % %
Hasil dari Eksternal Factor Evaluation Matrix (EFE matriks) diatas dapat diketah
ui nilai eksternal Perusahaan berada pada nilai positif pada kuadran X dengan ni
lai Peluang (Opportunities) sebesar 3,85, dan analisa Ancaman (Threats) bernilai
2,35 IFE Matrix (Sumbu X) = Opportunities Threats = 3,85 2,35 = 1,50
14

3.3.3
SWOT Analisis Berdasarkan hasil analisa Kekuatan (Strengths) diperoleh nilai 3,8
5, analisa Kelemahan
(Weaknesses) bernilai 2,40, Nilai analisis Peluang (Opportunities) 3,85 dan nila
i Ancaman (Threats) 2,35. Maka dari nilai-nilai tersebut dilakukan perhitungan u
ntuk menunjukkan posisi PLN yakni : a. Selisih antara Kekuatan Kelemahan = 3,85
2,40 = 1,45 b. Selisih antara Peluang Ancaman = 3,85 2,35 = 1,50 Nilai 1,45 dan
1,50 ini selanjutnya dituangkan dalam grafik kuadran yang akan memberikan gambar
an posisi PLN dalam melaksanakan kegiatan proyek PLTS 1000 Pulau.
Kekuatan (Strengths)
Stability
Growth
Ancaman (Threats)
(1,45 - 1,50)
Peluang (Opportunities)
Survival
Diversification
Kelemahan (Weaknesses)
Hasil analisa SWOT membawa posisi PLN NTT berada pada Kuadran I (1,45 1,50) memb
erikan gambaran situasi yang sangat menguntungkan dimana memiliki kekuatan yang
cukup besar dan tingginya peluang yang ada sehingga menurut gambar diatas posisi
PLN berada pada posisi tumbuh dan berkembang (Growth). Kondisi ini Strategi yan
g diterapkan dalam kondisi ini adalah peluang kebijakan pertumbuhan yang agresif
. 3.3.4 Strategic Management Memperhatikan kondisi kekuatan dan peluang yang dim
iliki PLN maka strategi yang dapat diambil oleh PLN :
15

Strategi SO, merupakan strategi yang diambil perusahaan dengan memanfaatkan keku
atan dan peluang yang dimiliki : a. Menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah
untuk pengadaan lahan PLTS, baik itu secara hibah maupun secara pembebasan hak p
enuh b. Memanfaatkan PLN sebagai perusahaan monopoli dengan asset terbesar sebag
ai dasar untuk mendapatkan dukungan dana dari world bank.
Strategi ST diterapkan dengan memperhatikan kondisi kekuatan dan tantangan yang
dihadapi PLN : a. Jangkauan wilayah kerja PLN yang tersebar akan memudahkan peru
sahaan untuk menjangkau area proyek dan memudahkan operasional PLTS. b. Terpenuh
inya tuntutan pelanggan dengan pembangunan proyek yang lebih mendekati pusat beb
an. c. Berkoordinasi dengan Tokoh Politik untuk melakukan pembebasan lahan.
Strategi WO diterapkan dengan melihat kondisi kelemahan dan memanfaatkan peluang
yang dimiliki perusahaan yakni : a. Memperbaiki biaya pokok produksi dengan men
yelesaikan pembangunan proyek PLTS 1000 pulau b. Ketersediaan dukungan pemerinta
h daerah untuk meningkatkan kehidupan masyarakat NTT
Dengan melihat tantangan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan maka strategi WT
yang dapat diambil oleh PLN adalah : a. Optimalisasi pemanfaatan PLTS sebagai p
enyedia energi listrik yang murah dan ramah lingkungan dengan tingkat teknologi
yang baru b. Tercapainya rasio elektrifikasi untuk daerah-daerah yang tersambung
aliran listrik
16

BAB IV REKOMENDASI Rencana pembangunan PLTS ini telah dimulai sejak awal tahun 2
012, dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan survey dengan tujuan untuk mempe
roleh beberapa informasi sehubungan dengan pembangunan PLTS antara lain : a. Lua
s Lahan yang cukup b. Tingkat Intensitas Cahaya pada lokasi yang ditentukan c. S
tatus Kepemilikan lahan d. Kondisi Alam dan Geografi Sampai dengan bulan Maret t
ahun 2012 survey di beberapa lokasi telah dilakukan dan dapat disimpulkan bahwa
wilayah kerja PLN NTT memiliki potensial lokasi yang cukup tinggi untuk melaksan
akan sebagian pembangunan proyek PLTS 88 Lokasi. Hasil dari survey ini selanjutn
ya nanti akan digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran keuangan dengan aplika
si yang telah ditentukan oleh bank Dunia. Diharapkan perhitungan ini akan selesa
i paling lambat akhir tahun 2012. Seiring dengan perhitungan dan penyelesaian ad
ministrasi lainnya maka PLN NTT juga melakukan pendekatan kepada pihak-pihak yan
g berhubungan dengan pembangunan PLTS ini antara lain dengan PEMDA dan masyaraka
t sekitar sehingga nantinya tidak muncul permasalahan di kemudian hari. Proses s
urvey s/d penyelesaian administrasi dengan PEMDA, Masyarakat dan hasil survey ya
ng telah dilengkapi dengan data-data pendukung meupakan proses awal sebelum dila
kukannya lelang sedangkan proses pada tahap kedua akan dimulai pada tahun 2013 d
engan asumsi bahwa PLN Pusat telah memiliki kerjasama pendanaan dengan world ban
k dan PLN NTT dberikan kuasa penuh untuk melaksanakan lelang pengadaan. Proses P
engadaan s/d Comissioning Test ditargetkan bisa selesai dalam waktu 1 tahun (tah
un 2013) sebanyak 50% dari target 88 Lokasi karena secara spesifik pembangunan i
ni tidak memerlukan banyak material seperti layaknya pembangunan pembangkit PLTU
maupun PLTD melainkan lebih banyak menghabiskan waktu pada saat proses pengadaa
n tanah di lokasi yang ditentukan. David (2004;33), menjelaskan hasil analisa li
ngkungan dimasukkan ke dalam matrik dan selanjutnya menentukan strategi yang aka
n diambil manajemen dalam pelaksanaan proyek. Posisi PLN menurut analisa SWOT di
atas memberikan gambaran posisi Perusahaan berada pada kuadran I yakni posisi pe
rusahaan mengalami pertumbuhan (growth). 4.1. Action For Improvement Pencapaian
pembangunan PLTS 1000 Pulau ini sangat ditentukan dengan penetapan rencana kerja
dan pendelegasian tanggungjawab dengan tepat antara lain :
17

Action Plan merupakan alur pekerjaan yang didalamnya memuat rencana kegiatan, wa
ktu pelaksanaan dan dilengkapi dengan PIC dari setiap kergiatan. Action plan dib
uat dengan tujuan : a. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan proyek pembangunan PLTS
b. Men-disposisikan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing PIC c. Sebagai
target kinerja perusahaan d. Mempercepat tercapainya tujuan perusahaan dengan pe
mbangunan PLTS Tujuan penunjukkan PIC (Person in Charge) : a. Mengoptimalkan pen
gawasan pelaksanaan proyek, mulai dari proses survey sampai dengan commissioning
test b. Memudahkan pengambilan keputusan strategis saat terjadi permasalahan di
lapangan. 4.2. Rencana Antisipasi Perencanaan strategis tidak terlepas dari beb
erapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kegagalan dalam pelaksanaan proye
k PLTS 88 Lokasi yakni : a. Faktor Teknis : kegagalan MOU dengan World Bank, keg
agalan proses lelang dan ketidak akuratan dalam menentukan spesifikasi teknis se
rta sulitnya proses pembebasan lahan yang terkena kategori lahan konservatif b.
Faktor Non Teknis : kondisi alam yang tidak menentu 18

Kondisi saat ini telah selesai pada tahap survey dan penentuan lokasi, luas area
yang ditentukan. Untuk area yang terkena lahan konservatif akan dilakukan penan
ganan yakni dengan pembentukan team khusus yang akan berkoordinasi dengan pihak p
ihak yang berkepentingan baik itu tingkat PEMDA maupun tingkat Pusat. Kesiapan S
DM bermula dari kaderisasi panitia pengadaan yang berkompeten dalam melaksanakan
lelang baik itu dalam menentukan spesifikasi teknis PLTS maupun dalam penentuan
pemenang lelang sampai dengan penunjukkan PIC dilapangan yang merupakan perpanj
angan tangan manajemen terhadap pelaksanaan proyek pembangunan PLTS. Khusus untu
k proses pelelangan akan dibantu dengan jasa konsultan sehingga hasil maupun pro
ses lelang tidak mengalami hambatan Keterlambatan proses lelang umumnya berawal
dari internal PLN sendiri, mulai dari keterlambatan penerbitan Surat Kuasa Inves
tasi (SKI) sampai dengan bagaimana penentuan RKS dan HPS yang menjadi dasar pele
langan. Antisipasi yang akan dilakukan adalah dengan memonitor terus sejauh mana
proses asministrasi antara PLN Pusat dengan World Bank diiringi dengan studi ba
nding pembuatan dokumen lelang di unit PLN lain yang telah melakukan proyek PLTS
sejenis. Proses ini bisa dilakukan sejalan sehingga jika tiba saatnya surat kua
sa investasi diterbitkan oleh PLN Pusat maka PLN NTT telah siap pula melakukan p
elelangan dengan data-data yang akurat. Faktor Non Teknis akan diusahakan semini
mal mungkin menekan dampaknya terhadap pembangunan PLTS antara lain dengan menca
ri informasi data-data cuaca di wilayah NTT, jadwal operasional pengangkutan mat
erial dari luar NTT, serta mempercepat proses tender agar tidak sampai akhir tah
un 2013 dimana kondisi cuaca saat itu sangat tidak menentu.
19

BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa SWOT dan Rencana Strategik yang akan
diambil oleh PLN NTT maka dapat disimpulkan antara lain : 1. Secara eksternal pr
ogram sebagian pembangunan PLTS 88 Lokasi akan memberikan dampak sosial dan ekon
omi yang cukup tinggi di wilayah kerja PLN NTT. Secara garis besar pembangunan p
royek ini akan memberikan keuntungan : a. b. Membantu peningkatan pertumbuhan Ek
onomi daerah Membantu pertumbuhan sosial budaya dan kemasyarakatan Provinsi NTT
2.
Secara internal, pembangunan PLTS 88 Lokasi juga dapat memberikan keuntungan bag
i PLN antara lain : a. Meningkatkan Rasio Elektrifikasi sebesar + 4 % untuk daer
ah-daerah yang masih belum terjangkau jaringan distribusi apabila asumsi jumlah
pelanggan potensial yang dapat disambung dapat direalisasikan seluruhnya yakni d
engan bertambahnya pelanggan PLN sebanyak + 39.800 KK sehingga target pencapaian
RE tahun 2012 dapat mencapai 64 %. b. Mengurangi Biaya Pokok Produksi (BPP) PLN
sebesar + Rp.2.700 / kWh sebab BPP PLTS rata-rata Rp. 800 / kWh sedangkan BPP P
LN NTT tahun 2011 mencapai angka sebesar Rp.3.506 / KWh.
3.
Faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proyek PLTS 1000 pula
u secara garis besar terdiri dari kemampuan dan kapabilitas perusahaan baik itu
dari segi SDM, kemampuan Financial, dan dukungan management untuk menjamin dan m
empercepat pelaksanaan proyek PLTS 1000 pulau.
4.
Faktor-faktor ekternal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proyek PLTS antara la
in a. Faktor Ekonomi seperti valuta asing, pertumbuhan ekonomi dan dukungan pend
anaan dari World Bank b. Sosial, budaya, demografi dan lingkungan masyarakat NTT
c. Politik seperti adanya kebijakan-kebijakan pemerintah, besarnya pajak daerah
dan kondisi politik di wilayah Nusa Tenggara Timur. d. Teknologi
20

DAFTAR PUSTAKA
1. David, Fred R, 2004. Manajemen Strategi, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga, PT Inde
ks, Jakarta 2. David, Fred R, 2006. Manajemen Strategi, Buku 1, Edisi Sepuluh, S
alemba Empat, Jakarta 3. Husein Umar (2003), Strategic Management in Action, Gra
media Pustaka Utama, Jakarta 4. Sukmadinata (2005), Metodelogi Penelitian, Bandu
ng Remaja Rosdakarya, Bandung 5. SK Direksi PT PLN (Persero) No. 1227.K/DIR/2011
6. Data Pengusahaan PLN NTT tahun 2007-2011 7. Laporan Keuangan PLN NTT Tahun 2
008-2011 8. NTT dalam Angka, Badan Pusat Statistik (2010)
21

Anda mungkin juga menyukai