Anda di halaman 1dari 20

DISTRIK

LAPORAN PENDAHULUAN
DISTRIK
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
PRAFI
WARMARE
Kabupaten Manokwari

BAB
2 MATERI TEKNIS

KETENTUAN UMUM

BAB 2 Ketentuan Umum


2.1. ISTILAH DAN DEFINISI
Dalam RDTR WP Warmare - Prafi ini yang dimaksud dengan:
Kabupaten adalah Kabupaten Manokwari
Bupati adalah Bupati Manokwari.
Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia dibantu oleh Wakil Presiden
dan Menteri sebagaimana dimaksud Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Pemerintah Provinsi yang selanjutnya disebut Provinsi adalah Provinsi Papua Barat.
Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggaraan
pemerintahan daerah Kabupaten Manokwari.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan
rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
Forum Penataan Ruang adalah wadah di tingkat pusat dan daerah yang bertugas untuk
membantu Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan memberikan pertimbangan dalam
Penyelenggaraan Penataan Ruang.
Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Online Single Submission) yang
selanjutnya disebut Sistem OSS adalah system elektronik terintegrasi yang dikelola dan
diselenggarakan oleh Lembaga OSS untuk penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek
fungsional.

BAB 2-1
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Ruang adalah wadah yang terdiri atas ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang
di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan Struktur Ruang dan Pola Ruang
yang meliputi penyusunan dan penetapan RTR.
Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan Struktur Ruang dan Pola Ruang sesuai
dengan RTR melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib Tata Ruang.
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang adalah kesesuaian antara rencana kegiatan
pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang.
Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang adalah dokumen yang menyatakan
kesesuaian antara rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan RDTR.
Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang selanjutnya disingkat RTRW, adalah Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari.
Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana secara terperinci
tentang tata ruang wilayah kabupaten yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten.
Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional.
Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang terdiri atas peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disingkat WP adalah bagian dari kabupaten dan/atau
kawasan strategis kabupaten yang akan atau perlu disusun RDTR-nya, sesuai arahan atau yang
ditetapkan di dalam RTRW Kabupaten yang bersangkutan.
Sub Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disebut SWP adalah bagian dari WP yang dibatasi
dengan batasan fisik dan terdiri atas beberapa Blok.
Blok adalah lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik yang nyata seperti jaringan
jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, saluran udara tegangan ekstra tinggi, pantai, dan lain-lain,
dan/atau yang belum nyata atau rencana jaringan jalan dan rencana jaringan prasarana lain yang
sejenis sesuai dengan rencana kabupaten.

BAB 2-2
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Pusat Pelayanan Kota yang selanjutnya disebut PPK adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial,
dan/atau administrasi yang melayani seluruh Wilayah Perencanaan dan/atau regional.
Sub Pusat Pelayanan Kota yang selanjutnya disebut SPPK adalah pusat pelayanan ekonomi,
sosial, dan/atau administrasi yang melayani Sub Wilayah Perencanaan.
Pusat Lingkungan Kecamatan/Distrik adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan/atau
administrasi pada lingkungan permukiman
Pusat Lingkungan Kelurahan/Desa/Kampung adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan/atau
administrasi pada lingkungan permukiman kelurahan/desa.
Jalan kolektor primer adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat
kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal.
Jalan kolektor sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan
kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.
Jalan lokal primer adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional
dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan,
antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta
antarpusat kegiatan lingkungan.
Jalan Lokal Sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan
seterusnya sampai ke perumahan.
Jalan lingkungan primer adalah jalan yang menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam kawasan
perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan.
Jalan lingkungan sekunder adalah jalan yang menghubungkan antarpersil dalam kawasan
perkotaan.
Terminal penumpang tipe C adalah Terminal Penumpang yang berfungsi melayani kendaraan
penumpang umum untuk angkutan angkutan kota (AK), serta angkutan perdesaan (ADES).
Jembatan adalah jalan yang terletak di atas permukaan air dan/atau di atas permukaan tanah.
Halte adalah tempat pemberhentian kendaraan bermotor umum untuk menaikkan dan
menurunkan penumpang.
Pembangkit listrik lainnya adalah Pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga lainnya.
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan
kawat telanjang (penghantar) di udara bertegangan di bawah 35 kV sesuai standar di bidang
ketenagalistrikan.

BAB 2-3
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat
(penghantar) di udara bertegangan di 220 volt sampai dengan 1000 volt sesuai standar di bidang
ketenagalistrikan.
Gardu induk adalah gardu yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari jaringan subtransmisi
menjadi tegangan menengah.
Jaringan serat optik adalah jaringan telekomunikasi utama yang berbasis serat optik,
menghubungkan antaribu kota provinsi dan/atau antarjaringan lainnya yang menghubungkan
kota/kabupaten sehingga terbentuk konfigurasi ring, termasuk pipa/kabel bawah laut
telekomunikasi.
Telepon fixed line adalah telepon yang mengacu pada link transmisi nirkabel menggunakan
seluler untuk menghubungkan pelanggan di lokasi tetap untuk pertukaran lokal, termasuk
pipa/kabel bawah laut telekomunikasi.
Menara base transceiver station adalah bangunan sebagai tempat yang merupakan pusat
automatisasi sambungan telepon.
Jaringan irigasi sekunder adalah Bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas saluran sekunder,
saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya..
Bangunan penampung air adalah Bangunan atau konstruksi yang dibangun dengan segala
perlengkapannya dan dipergunakan sebagai tempat untuk menampung air minum.
Jaringan distribusi pembagi adalah pipa yang digunakan untuk pengaliran Air Minum dari
bangunan penampungan sampai unit pelayanan.
Hidran kebakaran adalah alat yang dilengkapi dengan selang dan mulut pancar (nozzle) untuk
mengalirkan air bertekanan yang digunakan bagi keperluan pemadaman kebakaran.
Sumur pompa adalah sarana berupa sumur yang bertujuan untuk mendapatkan air baku untuk
air minum yang dibuat dengan mengebor tanah pada kedalaman tertentu.
Bak penampung air hujan adalah sarana untuk menampung air hujan sebagai air baku.
IPAL skala kawasan tertentu/permukiman adalah IPAL untuk cakupan pelayanan skala
permukiman atau skala Kawasan tertentu.
Tempat penampungan sementara (TPS) adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat
pendaur ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu.
Tempat pemrosesan akhir (TPA) adalah tempat memroses dan mengembalikan sampah ke
media lingkungan.
Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) adalah tempat dilaksanakannya kegiatan
pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan
akhir sampah.

BAB 2-4
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Jaringan drainase primer adalah jaringan untuk menampung dan mengalirkan air lebih dari
saluran drainase sekunder dan menyalurkan ke badan air penerima.
Jaringan drainase sekunder adalah jaringan untuk menampung air dari saluran drainase tersier
dan membuang air tersebut ke jaringan drainase primer.
Jaringan drainase tersier adalah jaringan untuk menampung air dari saluran drainase tersier dan
membuang air tersebut ke jaringan drainase primer.
Jalur evakuasi bencana adalah Jalur yang menghubungkan hunian dengan TES dan jalur yang
menghubungkan TES dengan TEA.
Tempat evakuasi sementara adalah tempat berkumpul sementara bagi pengungsi yang dapat
berfungsi sebagai tempat hunian sementara saat terjadi bencana alam geologi yang juga berfungsi
sebagai pos informasi bencana.
Tempat evakuasi akhir adalah tempat berkumpul akhir bagi pengungsi yang dapat berfungsi
sebagai tempat hunian sementara saat terjadi bencana alam geologi yang juga berfungsi sebagai
pos informasi bencana.
Jalur sepeda adalah bagian jalur yang memanjang, dengan atau tanpa marka Jalan, yang memiliki
lebar cukup untuk dilewati satu sepeda, selain sepeda motor.
Jalur pejalan kaki adalah ruas pejalan kaki, baik yang terintegrasi maupun terpisah dengan jalan,
yang diperuntukkan untuk prasarana dan sarana pejalan kaki serta menghubungkan pusat-pusat
kegiatan dan/atau fasilitas pergantian moda.
Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik spesifik.
Sub Zona adalah suatu bagian dari Zona yang memiliki fungsi dan karakteristik tertentu yang
merupakan pendetailan dari fungsi dan karakteristik pada zona yang bersangkutan.
Zona Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
Zona Badan Air dengan kode BA adalah air permukaan bumi yang berupa sungai, danau,
embung, waduk, dan sebagainya.
Zona hutan lindung dengan kode HL adalah hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
Zona Perlindungan Setempat dengan kode PS adalah daerah yang diperuntukan bagi kegiatan
pemanfaatan lahan yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dalam tata kehidupan masyarakat
untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari, serta dapat menjaga kelestarian
jumlah, kualitas penyediaan air, kelancaran, ketertiban pengaturan, dan pemanfaatan air dari
sumber-sumber air, termasuk didalamnya kawasan kearifan lokal dan sempadan yang berfungsi

BAB 2-5
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

sebagai kawasan lindung antara lain sempadan pantai, sungai, mata air, situ, danau, embung, dan
waduk, serta kawasan lainnya yang memiliki fungsi perlindungan setempat.
Zona Ruang Terbuka Hijau dengan kode RTH adalah area yang memanjang berbentuk jalur dan
atau area mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman,
baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
Sub Zona Taman RW dengan kode RTH-5 adalah Taman yang ditujukan untuk melayani
penduduk satu RW.
Sub Zona Pemakaman dengan kode RTH-7 adalah penyediaan ruang terbuka hijau yang
berfungsi utama sebagai tempat penguburan jenazah. Selain itu juga dapat berfungsi juga sebagai
daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim mikro serta
tempat hidup burung serta fungsi social masyarakat di sekitar seperti beristirahat dan sebagai
sumber pendapatan.
Zona Budi Daya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas
dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
Zona Badan Jalan dengan kode BJ adalah bagian jalan yang berada di antara kisi-kisi jalan dan
merupakan lajur utama yang meliputi jalur lalu lintas dan bahu jalan.
Sub Zona Hutan Produksi Yang Dapat Di Konversi dengan kode HPK adalah Kawasan Hutan
Produksi yang tidak produktif dan produktif yang secara ruang dapat dicadangkan untuk
pembangunan di luar kegiatan kehutanan atau dapat dijadikan lahan pengganti Tukar Menukar
Kawasan Hutan.
Zona Pertanian dengan kode P adalah peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung
kegiatan yang berhubungan dengan pengusahaan mengusahakan tanaman tertentu, pemberian
makanan, pengkandangan, dan pemeliharaan hewan untuk pribadi atau tujuan komersial.
Sub Zona Tanaman Pangan dengan kode P-1 adalah jenis kawasan pertanian yang menghasilkan
bahan pangan sebagai sumber energi untuk menopang kehidupan manusia.
Sub Zona Holtikutura dengan kode P-2 adalah jenis kawasan pertanian agribisnis sebagai
peruntukan ruang lahan kering potensial untuk pemanfaatan dan pengembangan tanaman
hortikultura secara monokultur maupun tumpang sari.
Sub Zona Perkebunan dengan kode P-3 adalah peruntukan ruang yang memiliki potensi untuk
dimanfaatkan dan dikembangkan baik pada lahan basah dan atau lahan kering untuk komoditas
perkebunan.
Zona Pariwisata dengan kode W adalah Peruntukan ruang yang memiliki fungsi utama pariwisata
atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata baik alam, buatan, maupun budaya.

BAB 2-6
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Sub Zona Perumahan Kepadatan Tinggi dengan kode R-2 adalah Peruntukan ruang yang
difungsikan untuk tempat tinggal atau hunian dengan perbandingan yang besar antara jumlah
bangunan rumah dengan luas lahan.
Sub Zona Perumahan Kepadatan Sedang dengan kode R-3 adalah Peruntukan ruang yang
difungsikan untuk tempat tinggal atau hunian dengan perbandingan yang hampir seimbang antara
jumlah bangunan rumah dengan luas lahan.
Sub Zona Perumahan Kepadatan Rendah dengan kode R-4 adalah Peruntukan ruang yang
difungsikan untuk tempat tinggal atau hunian dengan perbandingan yang kecil antara jumlah
bangunan rumah dengan luas lahan.
Sub Zona SPU Skala Kota dengan kode SPU-1 adalah Peruntukan ruang yang dikembangkan
untuk melayani penduduk skala kota.
Sub Zona SPU Skala Kecamatan dengan kode SPU-2 adalah Peruntukan ruang yang
dikembangkan untuk melayani penduduk skala kecamatan.
Sub Zona SPU Skala Kelurahan dengan kode SPU-3 adalah Peruntukan ruang yang
dikembangkan untuk melayani penduduk skala kelurahan.
Sub Zona SPU Skala RW dengan kode SPU-4 adalah Peruntukan ruang yang dikembangkan
untuk melayani penduduk skala RW.
Sub Zona Perdagangan dan Jasa Skala Kota dengan kode K-1 adalah Peruntukan ruang yang
difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan/atau jasa, tempat bekerja,
tempat berusaha, tempat hiburan dan rekreasi dengan skala pelayanan Kota.
Sub Zona Perdagangan dan Jasa Skala WP dengan kode K-2 adalah Peruntukan ruang yang
difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan/atau jasa, tempat bekerja,
tempat berusaha, tempat hiburan dan rekreasi dengan skala pelayanan WP.
Sub Zona Perdagangan dan Jasa Skala SWP dengan kode K-3 adalah Peruntukan ruang yang
difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan atau jasa, tempat bekerja,
tempat berusaha, tempat hiburan dan rekreasi dengan skala pelayanan SWP.
Zona Perkantoran dengan kode KT adalah Peruntukan ruang yang difungsikan untuk
pengembangan kegiatan pelayanan pemerintahan dan tempat bekerja/berusaha, tempat
berusaha, dilengkapi dengan fasilitas umum/sosial pendukungnya.
Sub Zona Pergudangan dengan kode PL-6 adalah Peruntukan ruang untuk melakukan proses
penyimpanan, pemeliharaan, dan pemindahan barang.
Sub Zona pertambangan mineral bukan logam dengan kode MNL adalah kegiatan dalam rangka
pengusahaan mineral bukan logam dan batuan sesuai pengelompokan komoditas tambang dan
dibatasi oleh undang-undang kegiatan lingkungan.

BAB 2-7
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Zona Transportasi dengan kode TR adalah Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari
peruntukan budi daya yang dikembangkan untuk menampung fungsi transportasi skala regional
dalam upaya untuk mendukung kebijakan pengembangan sistem transportasi yang tertuang di
dalam rencana tata ruang yang meliputi transportasi darat.
Zona Pertahanan dan Keamanan dengan kode HK adalah Peruntukan ruang yang dikembangkan
untuk menjamin kegiatan dan pengembangan bidang pertahanan dan keamanan seperti instalasi
pertahanan dan keamanan, termasuk tempat latihan, kodam, korem, koramil, dan sebagainya.
Ketentuan Pemanfaatan Ruang merupakan upaya mewujudkan RDTR dalam bentuk indikasi
program pengembangan wilayah perencanaan dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan
sampai akhir tahun masa perencanaan.
Peraturan Zonasi yang selanjutnya disebut PZ adalah ketentuan yang mengatur tentang
persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap
blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana detail tata ruang.
Aturan dasar merupakan persyaratan pemanfaatan ruang meliputi, ketentuan kegiatan dan
penggunaan lahan, ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata bangunan, ketentuan
prasarana dan sarana minimal, ketentuan khusus, dan/atau ketentuan pelaksanaan.
Pemanfaatan diperbolehkan/diizinkan adalah pemanfaatan yang sesuai dengan peruntukan Ruang
yang direncanakan, yang berarti tidak akan ada peninjauan, atau pembahasan atau tindakan dari
pemerintah setempat.
Pemanfaatan yang diizinkan secara terbatas adalah pemanfaatan dengan syarat pembatasan
standar pembangunan minimum, pembatasan pengoperasian, atau peraturan tambahan lainnya
baik yang tercakup dalam ketentuan ini maupun ditentukan kemudian oleh pemerintah
setempat.
Pemanfaatan yang diizinkan secara bersyarat adalah pemanfaatan dengan syarat izin berupa
analisis mengenai dampak lingkungan hidup, dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup yang diperlukan untuk penggunaan yang memiliki potensi
dampak penting pembangunan di sekitarnya pada areal yang luas.
Pemanfaatan yang tidak diperbolehkan adalah pemanfaatan yang tidak diizinkan karena tidak
sesuai dengan peruntukan lahan yang direncanakan dan dapat menimbulkan dampak yang cukup
besar bagi lingkungan di sekitarnya.
Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah angka persentase
perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah
perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan RTBL.
Koefisien Daerah Hijau yang selanjutnya disingkat KDH adalah angka persentase perbandingan
antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi

BAB 2-8
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai


rencana tata ruang dan RTBL.
Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah angka persentase perbandingan
antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang
dikuasai sesuai rencana tata ruang dan RTBL.
Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat GSB adalah sempadan yang membatasi
jarak terdekat bangunan terhadap tepi jalan; dihitung dari batas terluar saluran air kotor (riol)
sampai batas terluar muka bangunan, berfungsi sebagai pembatas ruang, atau jarak bebas
minimum dari bidang terluar suatu massa bangunan terhadap lahan yang dikuasai, batas tepi
sungai atau pantai, antara massa bangunan yang lain atau rencana saluran, jaringan tegangan
tinggi listrik, jaringan pipa gas, dan sebagainya.
Tinggi Bangunan yang selanjutnya disingkat TB adalah jarak tegak lurus yang diukur dari rata-
rata permukaan tanah asal di mana bangunan didirikan sampai kepada garis pertemuan antara
tembok luar atau tiang struktur bangunan dengan atap.
Jarak Bebas Bangunan Samping yang selanjutnya disingkat JBBS adalah jarak minimum yang
membatasi antara struktur bangunan terluar dengan tembok penyengker atau pagar samping
pada persil yang dikuasai.
Jarak Bebas Bangunan Belakang yang selanjutnya disingkat JBBB adalah jarak minimum yang
membatasi antara struktur bangunan terluar dengan tembok penyengker atau pagar belakang
pada persil yang dikuasai.
Ketentuan khusus sebagaimana merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan kegiatan dan
penggunaan lahan pada zona dan atau sub-zona yang memiliki fungsi khusus dan terjadi
pertampalan atau overlay dengan fungsi zona dan atau sub-zona lainnya.
Teknik Pengaturan Zonasi yang selanjutnya disingkat TPZ, adalah ketentuan lain dari zonasi
konvensional yang dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas dalam penerapan aturan zonasi
dan ditujukan untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam penerapan peraturan zonasi dasar,
mempertimbangkan kondisi kontekstual kawasan dan arah penataan ruang.
Orang adalah orang perseorangan dan /atau korporasi.
Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum adat,
korporasi, dan /atau pemangku kepentingan nonpemerintah lain dalam penyelenggaran penataan
ruang.
Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,
pelaksanaan, dan pengawasan Penataan Ruang.
Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan Masyarakat dalam Penataan Ruang.

BAB 2-9
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Pembinaan Penataan Ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja Penataan Ruang yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat.
Pelaksanaan Penataan Ruang adalah upaya pencapaian tujuan Penataan Ruang melalui
pelaksanaan Perencanaan Tata Ruang, Pemanfaatan Ruang, dan Pengendalian Pemanfaatan
Ruang.
Pengawasan Penataan Ruang adalah upaya agar Penyelenggaraan Penataan Ruang dapat
diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Perizinan Berusaha adalah legalitas yang diberikan kepada Pelaku Usaha untuk rnemulai dan
menjalankan usaha dan/atau kegiatannya.
Perizinan Berusaha, Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission yang
selanjutnya disingkat OSS adalah Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh lembaga OSS untuk
dan atas nama menteri, pimpinan lernbaga, gubernur, atau bupati/Bupati kepada Pelaku Usaha
melalui system elektronik yang terintegrasi.
Pelaku Usaha adalah orang perseorangan atau badan usaha yang melakukan usaha dan/atau
kegiatan pada bidang tertentu.
Usaha Mikro dan Kecil yang selanjutnya disingkat UMK adalah usaha mikro dan usaha kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Lembaga Pengelola dan Penyelenggara Online Single Submission yang selanjutnya disebut
Lembaga OSS adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang penanaman modal.
Peran Masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

2.2. KEDUDUKAN RDTR


Kedudukan RDTR adalah sebagai rencana rinci dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten/Kota dan peraturan zonasi sebagai salah satu perangkat pengendalian pemanfaatan ruang.
RDTR selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Bagian dari kabupaten/kota dan/atau kawasan strategis kabupaten/kota yang akan atau perlu disusun
RDTRnya, sesuai arahan atau yang ditetapkan di dalam RTRW kabupaten/kota yang bersangkutan,
disebut dengan Wilayah Perencanaan (WP). RDTR disusun apabila RTRW Kab/Kota perlu dilengkapi
dengan acuan lebih detail untuk pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten/kota, termasuk
peraturan zonasi didalamnya yang berisikan zoning map dan zoning text.
RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai
penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antar kegiatan dalam
kawan fungsional agar tercipta harmonisasi antara kegiatan utama dan penunjang dalam kawasan
fungsional tersebut. RDTR dan PZ merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam suatu WP

BAB 2-10
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

yang ditetapkan dengan peraturan daerah kab/kota. Sesuai ketentuan Pasal 56 Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, RDTR Kabupaten/kota mengacu
pada rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. Selain itu, RDTR kabupaten/kota harus
memperhatikan:
Rencana pembangunan jangka panjang daerah kabupaten/kota
Rencana pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota
Perkembangan permasalahan wilayah serta hasil pengkajian implikasi penataan ruang
kabupaten/kota
Optimasi pemanfaatan ruang darat, ruang laut, ruang udara termasuk ruang di dalam bumi; dan
Kriteria pemanfaatan pulau-pulau kecil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
RDTR WP Warmare - Prafi disusun berdasarkan kebutuhan RTRW Kabupaten Manokwari
yang perlu dilengkapi dengan acuan lebih detail mengenai pengendalian pemanfaatan ruang
Kabupaten Manokwari. Dalam hal RTRW Kabupaten Manokwari memerlukan RDTR, maka disusun
RDTR yang muatan materinya lengkap, termasuk PZ, sebagai salah satu dasar dalam pengendalian
pemanfatan ruang dan sekaligus menjadi dasar penyusunan RTBL bagi zona-zona yang pada RDTR
ditentukan sebagai zona yang penangannya diprioritaskan.

2.3. FUNGSI DAN MANFAAT RDTR


Pembahasan terkait dengan fungsi dan manfaat RDTR akan diuraikan menjadi 2 (dua) sub
pembahasan yaitu terkait fungsi RDTR dan juga manfaat dari RDTR. Untuk lebih jelasanya, dapat
dilihat pada Uraian dibawah :
2.3.1. Fungsi RDTR
RDTR berfungsi sebagai :
Kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan RTRW
Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang yang
diamanatkan dalam RTRW
Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;
Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang;
Acuan dalam penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dan rencana yang lebih rinci
lainnya.
2.3.2. Manfaat RDTR
RDTR dalam lingkup wilayah kota/perkotaan, bermanfaat sebagai :
Penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi maupun lingkungan
permukiman dengan karakteristik tertentu;

BAB 2-11
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik
kabupaten/kota baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan
masyarakat;
Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian-bagian wilayahsesuai dengan
fungsinya di dalam struktur ruang kabupaten/kota secara keseluruhan; dan
Ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusunprogram penanganan dan
pengembangan kawasan dan lingkungan, seperti RTBL atau rencana lain yang sejenis.

BAB 2-12
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

2.4. MUATAN RDTR


Berdasarkan Pasal 56 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, pada ayat (3), RDTR Kabupaten/kota paling sedikit memuat:
Tujuan penataan wilayah perencanaan;
Rencana struktur ruang
Rencana pola ruang;
Ketentuan pemanfaatan ruang; dan
Peraturan zonasi
RDTR kabupaten/kota menjadi acuan untuk:
Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah kabupaten/kota;
Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota;
Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang;
Perwujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan antar sektor; dan
Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.

2.5. KRITERIA DAN LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN RDTR


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Pemanfaatan Ruang, pasal 55 dijelaskan sebagai berikut:
Penyusunan RDTR kabupaten/kota dapat mencakup kawasan dengan karakteristik perkotaan,
karakteristik perdesaan, serta kawasan lintas kabupaten/kota.
Kawasan dengan karakteristik perkotaan merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama
kegiatan ekonomi, lingkungan hidup, sosial, dan budaya dengan karakteristik perkotaan.
Kawasan dengan karakteristik perdesaan merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama
kegiatan ekonomi, lingkungan hidup, sosial, dan budaya dengan karakteristik perdesaan.
Kawasan lintas kabupaten/kota yang secara fungsional terdapat di lebih dari 1 (satu) wilayah
kabupaten/kota yang berbatasan, penyusunan RDTR dimaksud dilaksanakan secara terintegrasi
oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota terkait.
RDTR ditetapkan dengan peraturan kepala daerah kabupaten/ kota sesuai wilayah
administrasinya.
Pertimbangan dalam penentuan wilayah perencanaan Penyusunan RDTR WP Warmare -
Prafi adalah berdasarkan karakteristik perkotaan. Ketentuan Pasal 55 ayat (1) dan ayat (2), Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang:
Penyusunan RDTR kabupaten/kota dapat mencakup kawasan dengan karakteristik perkotaan,
karakteristik perdesaan, serta kawasan lintas kabupaten/kota
Kawasan dengan karakteristik perkotaan merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama
kegiatan ekonomi, lingkungan hidup, sosial dan budaya dengan karakteristik perkotaan.

BAB 2-13
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Selain itu, pada Pasal 1 angka 26, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang “Kawasan Perkotaan adalah adalah wilayah yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi”. Parameter dan kriteria delineasi berdasarkan peraturan kebijakan, kondisi eksisting, dan
juga potensi pengembangan. Berikut ini adalah dasar pertimbangan yang digunakan dalam
mementukan delineasi wilayah perencanaan :
Tabel 2.1. Parameter dan Kriteria Penentuan Delinaisi WP

No Dasar Pertimbangan Keterangan


Deliniasi

Berdasarkan arahan dari Revisi RTRW Kabupaten Manokwari:


❖ penetapan WP Warmare - Prafi memiliki fungsi perkotaan
sebagai Pusat Pelayanan Kawasan.
❖ Kawasan permukiman perkotaan meliputi Kampung Udapi Hilir,
Kampung Aimasi dan Prafi Mulya
❖ Termuat dalam rencana struktur meliputi Kampung Indisey,
Subsay, meniy, madrat, Dindey, dan Distrik Prafi Kampung
Aimasi , Udapi Hilir , Desay, Prafi Mulya, Lismaungu.
1 Dasar Hukum ❖ Potensi pengembangan berdasarkan rencana pola ruang
meliputi Aimasi, Udapi Hilir, Bogor, Wasekipop, Kali amin,
Liasmaungu, Desay, Prafi Mulia Kampung , Subsay, Meniy,
Madrat, Dindey , Umcen, Warmare, Ibuwau, Sotea, Duwin, dan
Indobey
❖ Terkait penetapan kawasan strategis berada di Kawasan
Dataran Prafi sebagai kawasan pengembangan agropolitan di
Kampung Aimasi, Udapi Hilir, Prafi Mulya, Desay, Lismaungu,
Subsay, Dindey, Umcen , Duwin.

❖ WP Warmare - Prafi memiliki potensi strategis pada aspek


pengembangan Sarana Pelayanan Umum dan Pemerintahan.
❖ Terdapat potensi kegiatan pariwisata lokal.
Peluang Pengambangan
2. ❖ Terdapat potensi pengembangan hilirisasi kegiatan agropolitan
Kawasan
❖ Potensi pengembangan kegiatan ekstraktif pada aspek pertanian.
❖ Trend perizinan berada di Kampung Udapi Hilir, Aimasi,
Wasekipop, Kampung Desay dan Kampung Lismaungu.

BAB 2-14
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

No Dasar Pertimbangan Keterangan


Deliniasi

❖ Penambahan pusat kegiatan pada zona/kawasan yang terindikasi


Peluang Pengembangan
mengalami pusat kegiatan.
3 dan distribusi sistem
❖ Daya dukung pengembangan tinggi berada pada Kampung Udapi
pusat permukiman
Hilir, Kampung Aimasi, Kampung Prafi mulya

❖ Menggunakan batas administrasi fungsional dan administrasi.


4 Kemudahan Pengelolaan ❖ Dominasi kepadatan penduduk pada Distrik Warmare - Prafi
masih tergolong sedang

❖ Masih terdapat kawasan hutan dan potensi RTH untuk


5 Lingkungan
mendukung keberlanjutan lingkungan perkotaan.

❖ Berdasarkan analisa LISA berada di Udapi Hili, Aimasi, Prafi


Mulya, Wasekipop,Indisey, Dindey, Indobey, Warmare
❖ Analisa network centrality berada di Udapi Hilir , Aimasi,
Pertimbangan korelasi
6 Wasekipop, Indisey, Subsay, Warmare, Dindey, Indobey,
spasial
Umcen, Duwin.
❖ Analisa Urban Facility Density berada di Kampung Udapi Hilir,
Aimasi, Prafi Mulya, Desay, Matoa, , indisey, Dindey, Madrat

❖ Pola Perkembangan Kawasan Distrik Warmare Prafi cenderung


mengarah barat agak ke atas dengan mengikuti pola linier jalan
7 Trend Perkembangan
kolektor primer yang menghubungkan Warmare – Prafi –
Masni – Sidey (WARPRAMASI).
Sumber : Hasil Perumusan Tim Penyusun, 2022

BAB 2-15
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 2.1 Hasil Overlay dari Hasil Analisa Penentuan Delineasi


Untuk penetapan deliniasi Wilayah Perencanaan (WP) Warmare - Prafi, berdasarkan
beberapa kriteria yang telah direkomendasikan pada tahapan sebelumnya, maka delineasi wilayah
perencanaan (WP) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Warmare - Prafi meliputi 26 (dua puluh
enam) Kampung yaitu Kampung Nimbay, Kampung Indisey, Kampung subsay, Kampung Meniy,
Kampung Madrat, Kampung Dindey, Kampung Umcen, Kampung Warmare, Kampung Ngunggen,
Kampung Snoimboy, Kmpung Ibuwau, Kampung Sotea, Kampung Duwin, Kampung Indobey,
Kampung Wasekipop, Kampung Aimasi, Kampung Udapi Hilir, Kampung Desay, Kampung Prafi
Mulya, Kampung Ingkwoisi, Kampung Umbui, Kampung Bogor, Kampung Kali Amin, Kampung
Matoa, Kampung Lismaungu, dan Kampung Mebji . Jika dilakukan perhitungan menggunakan sistem
proyeksi World Cylindrical Equal Area (CEA) seluas kurang lebih 6.074,86 hektar, dengan cakupan
sebagai berikut:

BAB 2-16
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Tabel 2.2. Orientasi Wilayah Perencanaan (WP Warmare - Prafi)

DISTRIK KAMPUNG LUAS PROSENTASE

Warmare Nimbay 853.08 14.04


Warmare Prafi Kampung / Indise 145.85 2.40
Warmare Subsay 161.99 2.67
Warmare Meniy 164.87 2.71
Warmare Madrat 152.95 2.52
Warmare Dindey 293.11 4.82
Warmare Umcen 12.77 0.21
Warmare Warmare 0.02 0.00
Warmare Ngunggen 12.89 0.21
Warmare Snaimboy 72.33 1.19
Warmare Ibuwau 259.53 4.27
Warmare Cening/Sotea 556.49 9.16
Warmare Duwin Umsini 111.49 1.84
Warmare Indobey 31.07 0.51
Prafi Waseki 44.72 0.74
Prafi Aimasi/Sp Iii Aimasi 88.24 1.45
Prafi Udapi Hilir 1,014.57 16.70
Prafi Desay 570.64 9.39
Prafi Prafi Mulia 416.95 6.86
Prafi Ingkwoisi 40.54 0.67
Prafi Umbui 129.53 2.13
Prafi Bogor 118.73 1.95
Prafi Kali Amin 18.89 0.31
Prafi Matoa 58.76 0.97
Prafi Lismaungu 658.24 10.84
Prafi Jouben/Mebji 86.62 1.43
JUMLAH TOTAL LUASAN (Ha) 6,074.86 100
Sumber : Hasil Kesepakatan Deliniasi, 2022 dan Peta Dasar
Jika ditinjau dari luas wilayah administrasi, WP Warmare - Prafi memiliki luasan wilayah
mencapai 6.074,86 hektar yang terbagi menjadi 26 (dua puluh enam) kampung. Kampung Udapi Hilir
menjadi wilayah kampung dengan proporsi luas wilayah terbesar pada WP Warmare - Prafi yaitu
mencapai 1.014,57 hektar atau sekitar 16,7 % dari total luas wilayah perencanaan (WP) Warmare -
Prafi. Untuk batas-batas Wilayah Perencanaan (WP) Warmare - Prafi adalah sebagai berikut.
 Sebelah Utara : Kampung Somi, Kampung Lismaungu
 Sebelah Timur : Kampung Bedip Matoa, Kampung Somi, kampung Inguisi ,Distrik
Manokwari Selatan dan Samudera Pasifik
 Sebelah Selatan : Kampung Warmare,Kampung Ngunggen, Kampung Snoimboy
 Sebelah Barat : Kampung Uhyehebrik, Kampung Waseki Indah, Kampung Kaliamin
Dsitrik Masni

BAB 2-17
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 2.2 Batas Wilayah Perencanaan (WP) Warmare - Prafi

BAB 2-18
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

Gambar 2.3 Peta Delineasi WP Warmare - Prafi

BAB 2-19
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen RDTR Kawasan Warmare – Prafi
Kabupaten Manokwari

2.6. MASA BERLAKU RDTR


Masa berlaku Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perencanaan (WP) Warmare -
Prafi jika mengacu dalam pedoman/peraturan perundang-undangan terkait adalah 20 (dua puluh)
tahun. Peninjauan kembali RTR dilakukan 1 (satu) kali dalam setiap periode 5 (lima) tahunan. Tahapan
perencanaan RDTR WP Warmare - Prafi mulai dari Tahun 2024-2044. Peninjauan kembali terhadap
rencana rinci tata ruang berdasarkan pasal 93 PP Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang dilakukan 1 (satu) kali dalam setiap periode 5 (lima) tahunan. Peninjauan kembali
RTR dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam periode 5 (lima) tahunan apabila terjadi perubahan
lingkungan strategis berupa:
Bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan;
Perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan dengan undang-undang;
Perubahan batas daerah yang ditetapkan dengan undang-undang; atau
Perubahan kebijakan nasional yang bersifat strategis.
Peninjauan kembali peraturan kepala daerah kabupaten/kota tentang RDTR akibat adanya
perubahan kebijakan nasional yang bersifat strategis dapat direkomendasikan oleh Forum Penataan
Ruang berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri.

BAB 2-20

Anda mungkin juga menyukai