Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA JUKNIS

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menjelaskan tentang latar belakang penyusunan RISPAM Kabupaten
Sambas
1.1.1. Maksud dan Tujuan
Menguraikan maksud dan tujuan penyusunan RISPAM
1.1.2. Keluaran Pelaksanaan Pekerjan
Hasil keluaran dari kegiatan penyusunan RISPAM berupa
laporan awal, laporan antara dan laporan akhir
1.1.3. Otorisasi
Menjelaskan yang di beri kewenangan dalam penyusunan
RISPAM Kabupaten Sambas
1.1.4. Landasan Hukum Penyusunan RISPAM
Landasan hukum yang melandasi penyusunan RISPAM
Kabupaten Sambas
1.2. Ruang Lingkup Pekerjaan
Menguraikan lingkup kegiatan untuk penyusunan RISPAM Sambas
1.3. Sistematika Laporan
Menjelaskan secara singkat uraian penyusunan RISPAM dari bab 1-9

BAB II KONDISI UMUM DAERAH


2.1. Kondisi Fisik Daerah
Keadaan daerah: geografis (dataran rendah, pegunungan), geologis,
hidrologis, topografis, klimatologis. Manfaatkan data sekunder. Harus
ada peta-peta kab/kota, kecamatan, berisi batas administrasi, kawasan
perumahan, industri, pendidikan, fasilitas umum, fasilitas sosial, jalan,
dll.
2.2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang ada, meliputi: pengelolaan air limbah,
persampahan, drainase, listrik, telefon, jalan, daerah wisata.
2.3. Sosial Ekonomi dan Budaya
Kondisi sosial,  ekonomi,  dan budaya masyarakat Kabupaten, PDRB
Kabupaten Sambas, pekerjaan, dan adat-tradisi-budaya.
2.4. Sarana Kesehatan Lingkungan
Sarana kesehatan dan sanitasi lingkungan, statistik kesehatan, insidensi
sakit, angka kelahiran, kematian.
2.5. Ruang dan Lahan
Fungsi dan Peran Kabupaten Sambas, semua penataan ruang dan lahan,
rencana pengembangan kota, perubahan tataguna lahan.
2.6. Kependudukan
Data kependudukan, yang meliputi jumlah penduduk, kepadatan, dan
penyebarannya, dirinci perkecamatan / kelurahan / desa
2.7. Keuangan Daerah
APBD Kabupaten Sambas dan lembaga keuangan yang ada di
Kabupaten Sambas

BAB III KONDISI EKSISTING


3.1. Aspek teknis
3.1.1. SPAM PDAM Kabupaten Sambas
Jaringan perpipaan yang meliputi unit air baku, unit produksi,
unit distribusi dan unit pelayanan. Bukan jaringan perpipaan, data
tingkat pelayanan air minum PDAM, data tingkat konsumsi air
(liter/orang/hari) tingkat konsumsi jaringan perpipaan dan
Tingkat konsumsi bukan jaringa perpipaan, data air tak
berekening (ATR) dan kebocoran air.
3.1.2. SPAM IKK
Jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan SPAM IKK di
Kabupaten Sambas.
3.1.3. SPAM Pedesaan
Daerah mana yang sudah terlayani SPAM dan yang belum
terlayani jaringan perpipaan maupun bukan jaringan perpipaan
terlindungi.
3.2. Aspek Non Teknis
3.2.1. Aspek Kelembagaan
Kelembagaan PDAM yang sudah ada yang meliputi struktur
organisasi, tugas/wewenang masing-masing personil yang sudah
di-SK-kan oleh Bupati/Walikota (sebagai Pembina PDAM).
 Badan usaha atau lembaga yang mengurus JP non PDAM
yang ditetapkan oleh Bupati.
 Lembaga pengelola SPAM swasta/Badan Usaha Swasta atau
KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat).
  Pengurus distribusi air minum TA (terminal air), HU (hidran
umum) yang ditetapkan oleh Direktur PDAM
3.2.2. Aspek Pengaturan
Peraturan tentang pembentukan PDAM, kelompok masyarakat
dan peraturan pelayanan.
3.2.3. Aspek Keuangan
Identifikasi pola pembiayaan pembangunan prasarana SPAM
(APBN, APBD, Pamsimas, PDAM, Swadaya Masyarakat)
 Indentifikasi pembiayaan operasional SPAM
  Kinerja pengelola SPAM (manajemen, teknis dan keuangan)
3.3. Kendala dan Permasalahan SPAM
Kendala dan permasalahan aspek teknis dan non teknis yang di hadapai
oleh PDAM Kabupaten Sambas

BAB IV KRITERIA PERENCANAAN


4.1. Kriteria Perencanaan
Kriteria perencanaan untuk unit Air Baku, Unit Transmisi, Unit Produksi
Unit Distribusi, Unit Pelayanan
4.2. Standar Kebutuhan Air
Berisi standar dan kriteria yang akan digunakan dalam pengembangan
SPAM, Parameter, Cara menentukan Standar kebutuhan Domestik dan
kebutuhan non domestik sesuai dengan Permen PU No. 18/2007
4.3. Periode Perencanaaan
Periode perencanaan antara 15 – 20 tahun dan dievaluasi setiap 5 tahun.
4.4. Kriteria Daerah Pelayanan
Daerah yang diprioritaskan daerah rawan air, tinggi kepadatan
penduduknya, daerah strategis (wisata, industri, perkantoran). Upayakan
daerah yang BJP tak terlindungi dijadikan BJP terlindungi atau diubah
menjadi JP dengan parameter sosial ekonominya.

BAB V PROYEKSI KEBUTUHAN AIR


5.1 Arah Perkembangan Kota
Uraian mengacu pada data RTRW, disertai petapemanfaatan ruang.
5.2 Rencana Daerah Pelayanan
Pembuatan blok pelayanan yang disesuaikan dengan kondisi topografi,
sebaran penduduk, dan peruntukan daerah (wisata, industri, perkantoran)
kemudian dipetakan.
5.3 Proyeksi Jumlah Penduduk
Data demografi 10 tahun terakhir. Sebaran dan kepadatan penduduk.
Proyeksi Menggunakan dataproyeksi penduduk dari  data sekunder
5.4 Proyeksi Kebutuhan Air Minum
Jumlah kebutuhan air Kabupaten Sambas selama 20 tahun perencanaan
meliputi tingkat pelayanan, penduduk yang terlayani dan jumlah
sambungan rumah

BAB VI POTENSI AIR BAKU


6.1 Potensi Air Permukaan
Semua air permukaan yang ada: sungai, danau, waduk, embung, muara
baik tulisan maupun berupa peta. Debit rerata musim hujan & kemarau
dan debit minimumnya. Kualitas air musim hujan & kemarau.
6.2 Potensi Air Tanah
Semua air tanah yang ada elevasi sumber air (broncaptering), intake dan
jaraknya dari daerah pelayanan
6.3 Neraca Air
Neraca air: debit yang sudah dimanfaatkan, debit sisa, potensi yang
masih bisa dimanfaatkan, data curah hujan 5 tahun terakhir.
6.4 Alternatif Sumber Air Baku
Pilihan sumber air yang digunakan. Kaji secara teknis pemanfatannya,
secara eknomis, dan aman bagi lingkungan, kualitas air menjadi
pertimbangan dalam pemilihan sumber air yang digunakan
6.5 Usulan Perizinan Pengambilan Air Baku
Usulan izin pemanfaatan air baku  (SIPA) dan debit yang dimanfaatkan,
bagi lokasi pengambilan yang belum ada SIPA-nya, uraikan tata-cara
proses pembuatan SIPA.

BAB VII RENCANA PENGEMBANGAN SPAM


7.1. Kebijakan, Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah
Berisikan kebijakan dan strategis pengembangan pola ruang Kabupaten
Sambas
7.2. Rencana Sistem Pelayanan dan pengembangan SPAM
Rencana pola pemanfaatan ruang wilayah pengembangan pelayanan
(zonasi) serta tingkat pelayanannya
7.3. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum
Kiat-kiat penurunan kebocoran berdasarkan informasi dari data eksisting
SPAM

BAB VIII RENCANA PENDANAAN/INVESTASI


8.1. Kebutuhan Investsi Sumber dan Pola Pendanaan
Besaran rencana biaya/investasi yang dibutuhkan yang dituangkan dalam
rencana anggaran biaya pengembangan SPAM. Pola Investasi
disesuaikan dan dilakukan dengan rencana pentahapannya termasuk
sumber pendanaan disesuaikan dengan peraturan dan ketentuan yang ada
8.2. Dasar Penentuan Asumsi Keuangan
Asumsi-asumsi yang berhubungan langsung dan tidak langsung dengan
perhitungan proyeksi keuangan /finansial seperti: Indeks / tingkat inflasi,
tahun dasar proyeksi, jangka waktu proyeksi, tingkat suku bunga/diskon
faktor/BI rate, tingkat inflasi, kebijakan kenaikan tarif (yang
diharapkan), masa tenggang pembayaran bunga dan cicilan, dan
kebijakan lainnya.
8.3. Analisa Kelayakan Keuangan
Analisis kelayakan keuangan dinilai dengan melihat kelayakan
keuangan/finansial untuk investasi pengembangan RI SPAM yaitu
besaran IRR, NPV,PayBack Periode,  sensitivity analysis, BCR. 

BAB IX PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN


PELAYANAN AIR MINUM
9.1. Kelembagaan
Bentuk altermatif kelembagaan pengelolaan SPAM: BUMD (Badan
Usaha Milik Daerah/PDAM), BUS (Badan Usaha Milik Swasta),
Koperasi, BLU (Badan Layanan Umum), KSM (kelompok Swadaya
Masyarakat)
9.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi kelembagaan pengelolaan SPAM (BUMD) yang
diperlukan, uraikan tugas dan tanggung jawabnya.
9.3. Sumber Daya Manusia
SDM yang dibutuhkan untuk operasi/rawat SPAM: sarjana teknik
lingkungan, teknik mesin/elektro, teknik sipil, ekonomi, hukum, dll
(sesuai dengan kebutuhan). Sesuaikan latar belakang pendidikan dengan
job deskripsi dari struktur organisasi.

Anda mungkin juga menyukai