Anda di halaman 1dari 33

KONSULTASI PUBLIK DOKUMEN AWAL

RENCANA ZONASI KAWASAN WILAYAH


DIREKTORAT PERENCANAAN RUANG LAUT
LAUT UTARA PAPUA
DIREKTORAT JENERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Manokwari, 14 Juni 2023
“Rencana Tata Ruang Laut memiliki kedudukan
yang mendasar sebagai dokumen hukum dan
cerminan kebijakan pengelolaan ruang laut
yang berperan untuk memberikan ketertiban
penggunaan ruang, kepastian hukum dan
keadilan serta optimalisasi kepentingan
ekonomi dan lingkungan.”

Sakti Wahyu Trenggono


Menteri Kelautan dan Perikanan
Urgensi Rencana Tata Ruang Laut

• Rencana Tata Ruang/Rencana Zonasi merupakan


“PANGLIMA” dalam pengelolaan ruang/sumber
daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil secara
berkelanjutan.
• Penataan ruang laut sangat diperlukan karena laut
bersifat common property (milik bersama), artinya
pemanfaatan ruang laut dan sumber daya harus di
bawah kontrol pemerintah, sehingga berlaku rezim
open access.
• Pemanfaatan ruang laut harus dilaksanakan sesuai
dengan prinsip ekonomi biru (blue economy),
karena laut merupakan tempat penghidupan,
sumber bahan pangan, aktualisasi budaya, dan
penopang perekonomian bangsa, baik pada saat ini
maupun di masa yang akan datang.
Blue economy:
(International Guide on MSP- UNESCO, 2021).

Blue Economy dalam International Guide on Marine/Maritime Spatial Planning yang


dipublikasikan UNESCO tahun 2021, didefinisikan sebagai: pemanfaatan sumber daya
laut yang berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan mata
pencaharian dengan menjaga kesehatan ekosistem laut.

Sektor ekonomi
kelautan untuk
dikembangkan secara
berkelanjutan

Faktor-Faktor Pendukung Blue Economy


(UNESCO, 2021)
LANDASAN HUKUM

01 UU No 32 Tahun 2014 03
PP No 32 Tahun 2019
Tentang Kelautan Pasal 43 Tentang Rencana Tata Ruang Laut
Pasal 48

Dalam skala nasional, sudah disusun PP 32 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Laut, dalam PP 32
terdapat penetapan 20 lokasi kawasan antarwilayah, yaitu kawasan laut selat dan teluk yang
menghubungkan 2 (dua) provinsi atau lebih, dimana pengelolaannya diwujudkan melalui penyusunan
rencana zonasi Kawasan Antarwilayah (RZ KAW).

Rencana Zonasi Kawasan Antarwilayah mengatur wilayah teluk, selat, dan laut diluar wilayah kewenangan
Pemerintah Daerah (12 mil) sampai pada Batas Klaim Maksimum Negara Indonesia (ZEE dan/atau LK) yang
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
Rencana Zonasi Kawasan Antarwilayah

Muatan RZ KAW dalam PP Nomor 21 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Penataan Ruang

Pasal 37 ayat 2

RZ KAW meliputi : (1) Rencana Zonasi


Teluk (2) Rencana Zonasi Selat (3)
Rencana Zonasi Laut

Pasal 37 ayat 3

Teluk, selat, dan Laut merupakan kawasan


yang berada pada perairan pedalaman yang
berupa Laut pedalaman, perairan kepulauan,
dan/atau Laut teritorial yang berada di 2
wilayah lintas provinsi.

Pasal 38 ayat 1 dan


5
Penyusunan RZ KAW mengacu
pada Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional dan dituangkan ke dalam
peta dengan tingkat ketelitian skala
paling kecil 1:500.000

“ ”
Pasal 39 ayat 10

20
Rencana Zonasi Kawasan LAUT INDONESIA TERBAGI KE DALAM 20
KAWASAN ANTARWILAYAH DENGAN
Antarwilayah ditetapkan dengan
MENGACU PADA DRAFT BATAS LAUT
Peraturan Presiden. DAN SAMUDERA S-23 IHO TAHUN 2002
DAN LAMPIRAN XI PP 32/2019
SOSIAL

Menjadi Dasar Pelaksanaan • Menjamin kepastian ruang penghidupan


pemanfaatan ruang laut untuk masyakarat pesisir
melalui penerbitan • Meningkatkan keselarasan pemanfaatan
Kesesuaian Kegiatan ruang antar sektor
Pemanfaatan Ruang Laut EKONOMI
(KKPRL) oleh MKP
• Menjamin kepastian ruang dan hukum
Menjadi acuan Rencana Tata • Meminimalkan konflik keruangan antara sektor
Ruang di KSN dan di Wilayah • Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber
Provinsi. daya dan ruang laut secara berkelanjutan
EKOLOGIS
Mengarahkan Pemanfaatan Ruang
dan Pengendalian Pemanfaatan • Menjamin perlindungan terhadap ekosistem
Ruang di Kawasan Antarwilayah, pesisir dan laut, serta marine habitats penting
KSN, dan Wilayah Provinsi lainnya
“ 20 ”
LAUT INDONESIA TERBAGI KE DALAM
20 KAWASAN ANTARWILAYAH
DENGAN MENGACU PADA DRAFT
BATAS LAUT DAN SAMUDERA S-23
IHO TAHUN 2002 DAN LAMPIRAN XI
PP 32/2019
1. Selat Makassar (Perpres
DAFTAR

83/2020);
2. Laut Jawa (Perpres 3/2022 )
3. Laut Sulawesi (Perpres 4/2022)
4. Teluk Tomini (Pepres 5/2022)
5. Teluk Bone (Pepres 6/2022)
6. Laut Natuna-Natuna Utara
(Perpres 41/2022)
7. Laut Maluku (Perpres 40/2022)
8. Selat Malaka (Setneg)
9. Laut Flores (Setneg)
10. Laut Banda (persiapan PAK)
11. Laut Selatan Jawa, Bali, dan Nusa
Tenggara (Persiapan PAK)
12. Laut Bali (Persiapan PAK)
13. Laut Sawu (Persiapan PAK)
14. Laut Seram (Dok. Final)
15. Laut Halmahera (Dok. Final)
16. Laut Aru (Dok. Final)
17. Teluk Cendrawasih (Dok. Final)
18. Laut Barat Sumatera (Dok. Awal)
19. Laut Utara Papua (Dok. Awal)
20. Selat Sunda (tidak disusun)
Permen-KP 28/2021
Tahapan Penyusunan Rencana Zonasi Kawasan AntarWilayah

Pasal 39 ayat 1 Pasal 41 ayat 3

Tahapan Penyusunan RZ KAW Sistematika Dokumen RZ KAW

Latar belakang penyusunan RZ KAW yang memuat dasar hukum,


Pengumpulan dan pengolahan data profil wilayah, isu strategis, dan peta wilayah perencanaan

Deskripsi potensi sumber daya dan kegiatan pemanfaatan sumber


Penyusunan dokumen awal RZ KAW daya di Kawasan Antarwilayah

Rencana Struktur Ruang Laut dan rencana Pola Ruang Laut


Konsultasi Publik pertama
Rencana Pemanfaatan Ruang Laut
Penyusunan dokumen antara RZ
KAW
Rencana pengelolaan sumber daya
Konsultasi Publik kedua
Pengendalian Pemanfaatan Ruang Laut

Penyusunan dokumen final RZ KAW


lampiran peta tematik, peta rencana Struktur Ruang Laut dan
rencana Pola Ruang Laut
Proses Legislasi Ranperpres RZKAW
Konsepsi rancangan Peraturan Presiden tentang RZ KAW
Berikut adalah dataset dasar dan tematik yang
digunakan dalam penyusunan rencana zonasi
Kawasan antarwilayah.

Dataset dasar berupa:


a. garis pantai
b. Hipsografi
c. Batimetri

Dataset tematik berupa:


a. Sistem Jaringan prasarana dan
sarana laut
b. Bangunan dan instalasi di laut
c. hidro-oseanografi
d. Ekosistem P3K dan laut
e. Sumber daya ikan
f. Sistem logistic kelautan
g. Sosial, ekonomi kelautan dan
budaya maritime
h. Wilayah pertahanan negara
i. Pemanfaatan ruang laut eksisting
j. Neraca sumber daya kelautan
k. Data dan informasi kebencanaan
MUATAN RENCANA ZONASI KAWASAN
ANTARWILAYAH
RZ KAWASAN
ANTARWILAYAH
Penyusunan Rencana Zonasi Kawasan
Antarwilayah di Wilayah Yurisdiksi
berupa Rencana Struktur Ruang Laut
Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang dan Rencana Pola Ruang Laut yang
Alur Migrasi Biota Laut jangkauannya sampai dengan Wilayah
Laut Laut Yurisdiksi dan disusun dengan
1. Susunan Pusat memperhatikan ketentuan hukum
Pertumbuhan Kelautan internasional
1.1. Pusat Pertumbuhan
Kelautan dan Perikanan Kawasan Konservasi di Kawasan Pemanfaatan
a. Pelabuhan Perikanan Laut Umum Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang Laut
b. Sentra Kegiatan Perikanan Laut
Tangkap dan/atau Budidaya 1. Kawasan Konservasi di 1. Zona Perikanan Tangkap
c. Sentra Kegiatan Pergaraman Laut yang telah 1. Susunan Pusat 1. Kawasan Pemanfaatan
2. Zona Perikanan Budidaya
1.2. Pusat Industri Kelautan ditetapkan Pertumbuhan Kelautan Umum
a. Sentra Industri Bioteknologi 3. Zona Pariwisata a. Zona Perikanan
Kelautan
2. Pencadangan Kawasan 1.1. Pusat Pertumbuhan Tangkap
b. Sentra Industri Maritim 4. Zona Pertambangan Kelautan dan Perikanan
Konservasi di Laut b. Zona Pertambangan
2. Sistem Jaringan Mineral dan Batubara Minyak dan Gas Bumi
Prasarana dan Sarana Laut a. Pelabuhan Perikanan
c. Zona Pertahanan dan
2.1. Sistem Jaringan Transportasi 5. Zona Pertambangan
2. Sistem Jaringan Keamanan
Minyak dan Gas Bumi
a. Tatanan Kepelabuhanan Nasional
Prasarana dan Sarana Laut d. Zona Pengelolaan
b. Alur Pelayaran 6. Zona Pertahanan Energi
dan Keamanan 2.1. Sistem Jaringan Energi 2. Kawasan Konservasi di Laut
2.2. Sistem Jaringan Energi dan Ketenagalistrikan
dan Ketenagalistrikan 7. Zona Pengelolaan a. Pipa Bawah Laut
a. Pipa Bawah Laut Energi
…. 2.2. Sistem Jaringan Telekomunikasi
2.3. Sistem Jaringan Telekomunikasi
a. Kabel Bawah Laut
a. Kabel Bawah Laut

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN #KKPAccelerate


Batas Maritim Laut Utara Papua pada Umumnya telah disepakati di
hampir seluruh wilayah, baik itu dalam bentuk Batas ZEE, Batas LK,
Batas ZEE dan LK. Terdapat Batas ZEE yang belum disepakati di utara
Pulau Fani dengan Negara Palau

Nama
Kawasan LAUT UTARA
Luas
PAPUA
Kawasan
108.513,37 Km2
Kab/Kota
Pesisir 17 Kota/Kab.
Prov. Terkait 1. Prov. Papua
2. Prov. Papua Barat
3. Papua Barat Daya
4. Prov, Maluku Utara
5. Prov. Sulawesi
Utara
Pemanfaatan Ruang Laut
Eksisting di Kawasan Laut
Utara Papua relatif rendah,
pemanfaatan ruang laut
didominasi oleh Kawasan
konservasi di Utara Pulau
Papua dan perlintasan
pelayaran baik nasional serta
internasional di utara Pulau
Papua
Potensi Pengembangan Potensi pengembangan Perlindungan Pengembangan
Perikanan Tuna kawasan konservasi alur migrasi konektivitas koridor
perairan laut dalam biota laut Laut Utara Papua dan
Laut Sulawesi

Potensi Pengembangan Potensi pengembangan Kesepakatan Batas Submisi Ekstensi Landas


Energi Baru dan Terbarukan kegiatan pertambangan Maritim untuk stabilitas Kontinen Indonesia di Utara
mineral kawasan dan kedaulatan Papua
negara

Potensi dan ancaman Potensi pengembangan Pengembangan pusat Pengembangan Pulau –


kebencanaan serta jalur telekomunikasi pertumbuhan kelautan Pulau Kecil Terluar dan
perubahan iklim dan perikanan untuk pulau – pulau kecil
pengembangan disekitarnya
ekonomi kawasan
VISI PERENCANAAN

“LAUT UTARA PAPUA SEBAGAI KAWASAN SAMUDERA PASIFIK DAN


PERBATASAN NEGARA UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI KELAUTAN
SECARA BERKELANJUTAN DAN MENJAGA STABILITAS PERTAHANAN
KEAMANAN, SERTA KEDAULATAN NKRI”
• Mewujudkan pengembangan kegiatan perikanan tangkap secara berkelanjutan untuk
mewujudkan kelestarian sumber daya ikan
• Mewujudkan pengembangan kawasan konservasi termasuk kawasan konservasi
perairan laut dalam (KKPLD/Blue Water MPA) dan jejaring kawasan konservasi, serta
kelestarian stok sumber daya ikan;
• Mewujudkan kelestarian alur migrasi biota laut;
• Mewujudkan pengembangan sistem jaringan prasarana dan sarana laut untuk
mendukung konektivitas maritim berskala nasional dan global, serta pengembangan
alur pipa dan/atau kabel bawah laut;
• Mewujudkan peningkatan peran dan fungsi pusat pertumbuhan kelautan untuk
memberikan dampak pertumbuhan ekonomi kawasan;
• Meningkatkan pendayagunaan sumberdaya dan jasa lingkungan pada pulau-pulau kecil
terluar (PPKT) melalui konsep agrominawisata;
• Mewujudkan sistem pertahanan dan keamanan untuk menjaga stabilitas dan ketertiban
kawasan, serta kedaulatan negara;
• Mewujudkan potensi pengembangan pertambangan minyak dan gas bumi serta Energi
Baru dan Terbarukan untuk mendukung pasokan energi kawasan;
• Mewujudkan pengembangan kawasan laut antarwilayah berbasis mitigasi bencana dan
adaptasi perubahan iklim;
• Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya kelautan di ZEE dan Landas Kontinen; dan
• Mengoptimalkan kerjasama terkait batas maritim dan pemanfaatan ruang laut di
kawasan perbatasan dan Samudera Pasifik
ISU : PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP BERKELANJUTAN
TUJUAN:
1. Mewujudkan pengembangan kegiatan perikanan tangkap secara berkelanjutan untuk mewujudkan kelestarian sumber daya ikan
KEBIJAKAN:
1. Peningkatan produktivitas perikanan tangkap yang didukung dengan modernisasi teknologi penangkapan ikan
2. Perlindungan nelayan tradisional berskala kecil dan penerapan kearifan lokal dalam kegiatan perikanan tangkap
3. Pengendalian dan pengawasan kegiatan pemanfaatan sumber daya ikan
4. Pengendalian intensitas kegiatan penangkapan ikan untuk mendukung pemulihan stok sumber daya ikan

STRATEGI:
1. Modernisasi teknologi untuk mendukung kegiatan perikanan tangkap secara berkelanjutan
2. Mengembangkan dan mengatur ketentuan armada kapal perikanan tangkap
3. Mengalokasikan ruang untuk kegiatan perikanan tangkap bagi nelayan tradisional berskala kecil
4. Mengimplementasikan peraturan perundangan-undangan terkait alat tangkap, zona penangkapan ikan dan pengaturan daerah larangan penangkapan ikan
5. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat lokal dan tradisional dalam kegiatan perikanan tangkap yang ramah lingkungan sesuai kearifan lokal setempat
6. Meningkatkan prasarana dan sarana pendukung untuk pengawasan kegiatan perikanan tangkap
7. Mengoptimalkan pelaksanaan MCS (Monitoring, Control, Surveillance) dalam pengelolaan perikanan dan pengawasan di laut dalam satu sistem pengawasan yang
terpadu
8. Memasang transmitter VMS bagi kapal berukuran > 30 GT dan menjadikan data VMS sebagai salah satu instrumen dalam penegakan hukum
9. Menegakkan hukum bagi pelanggaran yang terkait illegal dan destructive fishing
10. Meningkatkan tata kelola daerah penangkapan ikan untuk menjamin keberlanjutan usaha perikanan tangkap;
11. Meningkatkan keharmonisan antara kegiatan penangkapan ikan dengan kegiatan lainnya pada zona yang dapat diakses dan/atau dimanfaatkan secara bersama;
12. Meningkatkan law enforcement terkait pelanggaran yang terjadi dalam kegiatan perikanan tangkap sesuai dengan ketentuan yang berlaku
13. Meningkatkan tata kelola daerah penangkapan ikan untuk menjamin keberlanjutan usaha perikanan tangkap;
14. Meningkatkan keharmonisan antara kegiatan penangkapan ikan dengan kegiatan lainnya pada zona yang dapat diakses dan/atau dimanfaatkan secara bersama;
15. Meningkatkan law enforcement terkait pelanggaran yang terjadi dalam kegiatan perikanan tangkap sesuai dengan ketentuan yang berlaku
ISU : PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP BERKELANJUTAN

Berdasarkan data ZPPI Lapan (2019) diketahui bahwa potensi tertinggi berada di Musim Potensi perikanan tangkap belum sepenuhnya dimanfaatkan, terlihat dari aktivitas
Peralihan II di bagian barat timur laut Kepulauan Talaud dan utara Pulau Morotai. perikanan tangkap yang belum maksimal di Kawasan tersebut.
ISU : PENGEMBANGAN KAWASAN KONSERVASI DAN JEJARING KAWASAN KONSERVASI, SERTA KELESTARIAN STOK SUMBER DAYA IKAN

TUJUAN:
1. Mewujudkan pengembangan kawasan konservasi perairan yang efektif untuk mendukung kelestarian stok sumber daya ikan

KEBIJAKAN:
1. Pengembangan kawasan konservasi perairan laut dalam (KKPLD) di luar kawasan perairan pesisir
2. Pengembangan jejaring kawasan konservasi untuk efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan dalam rangka mendukung
perikanan berkelanjutan
3. Perlindungan Kawasan yang memiliki nilai yang siginifikan secara biologis dan ekologis

STRATEGI:
1. Mengidentifikasi dan memetakan kawasan konservasi perairan laut dalam (KKPLD) berbasis keanekaragaman hayati maupun non hayati
2. Mencadangkan dan menetapkan kawasan konservasi perairan laut dalam (KKPLD).
3. Membentuk dan mengelola jejaring kawasan konservasi
4. Mengevaluasi kinerja dan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan
5. Meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan
6. Rehabilitasi dan restorasi ekosistem di kawasan konservasi perairan
7. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian kegiatan pemanfaatan ruang laut di kawasan konservasi perairan
8. Mengidentifikasi dan memetakan kawasan konservasi maritim yang berada diluar perairan pesisir
9. Mencadangkan dan menetapkan kawasan konservasi maritim yang berada diluar perairan pesisir
10. mengidentifikasi dan memetakan indikasi daerah EBSA di perairan sebelah utara Papua
11. melindungi daerah EBSA dari kegiatan pemanfaatan ruang laut yang bersifat ekstraktif untuk mendukung keberlanjutan stock sumber daya ikan
ISU : PENGEMBANGAN KAWASAN KONSERVASI DAN JEJARING KAWASAN KONSERVASI, SERTA KELESTARIAN STOK SUMBER DAYA IKAN
Sebaran Alur Migrasi Laut Utara Papua menjadi alur
Biota (Data Tracking perlintasan biota penyu dan
Biota) beberapa biota lain yang muncul
di wilayah tersebut seperti
Dugong, Hiu, dan Hiu Paus

Terdapat 5Kawasan Sebaran Kawasan


Konservasi Konservasi (KKHL dan KLHK
dan/atau Kawasan 2020)
Lindung

Di sekitar Pulau Morotai dan


Kepulauan Sangihe banyak
ditemukan gunung api bawah
laut dan hydrothermal vent
ISU : PERWUJUDAN KELESTARIAN ALUR MIGRASI BIOTA LAUT

TUJUAN: Sebaran Alur Migrasi Biota (Data Tracking Biota)


1. Mewujudkan kelestarian alur migrasi biota laut

KEBIJAKAN:
1. Perlindungan dan pelestarian alur migrasi biota laut
secara efektif dan berkesinambungan

STRATEGI:
1. Mengembangkan sistem pemantauan,
pengawasan dan pengamanan alur migrasi
biota laut, untuk Penyu, Tuna, Hiu, Pari dan
Mamalia Laut
2. Melaksanakan perlindungan alur migrasi biota
laut dari kegiatan pelayaran, kenavigasian,
pertambangan dan pemanfaatan ruang laut
lainnya
Ekosistem Pesisir di Wilayah Laut Utara Papua terdiri dari sebaran terumbu
3. Meningkatkan kegiatan pelestarian alur migrasi karang yang terdapat di beberapa tempat seperti Sekitar Kepala Burung.
biota laut melalui pelibatan masyarakat Ekosistem Mangrove pada umumnya berada di sekitar Pesisir Pulau Papua. Laut
setempat Utara Papua menjadi alur perlintasan biota penyu dan beberapa biota lain yang
muncul di wilayah tersebut seperti dugong, hiu, dan hiu paus
ISU : PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN PRASARANA DAN SARANA LAUT

TUJUAN:
1. Mewujudkan pengembangan sistem jaringan prasarana dan sarana laut untuk mendukung konektivitas maritim berskala nasional dan global, serta pengembangan alur
pipa dan/atau kabel bawah laut

KEBIJAKAN:
1. Peningkatan peran dan fungsi pelabuhan laut untuk mendukung konektivitas antarwilayah dan antar negara
2. Pengelolaan alur pelayaran untuk mendukung pengembangan konektivitas maritim nasional dan global
3. Pengembangan dan pelindungan alur pipa dan/atau kabel bawah laut secara efektif dan ramah lingkungan

STRATEGI:
1. Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung pelabuhan laut
2. Meningkatkan intensitas kegiatan pelabuhan laut untuk mendukung transportasi laut skala nasional dan global
3. Meningkatkan prasarana dan sarana pendukung alur pelayaran dan pengamanan di koridor ALKI
4. Mengoptimalkan aktivitas dan intensitas kegiatan pelayaran pada alur pelayaran nasional dan global secara efektif
5. Menjamin penyelenggaraan hak lintas alur kepulauan
6. Meningkatkan efektifitas keamanan alur pelayaran dengan memperhatikan pelaksanaan perlindungan lingkungan Laut
7. Menata dan mengendalikan aktivitas pemasangan alur pipa dan kabel bawah laut secara efektif dan ramah lingkungan dengan
memperhatikan pemanfaatan ruang laut lainnya
8. mengendalikan aktivitas pemasangan alur kabel bawah laut
9. Meningkatkan pengawasan, pemantauan, pengamanan jaringan pipa dan kabel bawah laut secara efektif dan berkesinambungan
ISU : PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN PRASARANA DAN SARANA LAUT

Alur pelayaran di
Kawasan Laut Utara
Papua relatif sedang
dengan kepadatan
tinggi berada di timur
Kepulauan Talaud
(ALKI III). Pelayaran
didominasi oleh
pelayaran
antarpulau.

Kawasan Laut Utara Papua terdapat 2 pelabuhan umum dengan kelas


Pelabuhan Pengumpan Lokal, 1 Pelabuhan Pengumpan Regional, 2
Pelabuhan Pengumpul, dan 1 Pelabuhan Utama

Terdapat jalur kabel


internasional ke arah Filipina
dan Papua New Guinea, serta
jalur kabel untuk kebutuhan
antarpulau (Palapa Ring Tengah)
ISU : PENINGKATAN PERAN DAN FUNGSI PUSAT PERTUMBUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI KAWASAN

KEBIJAKAN: TUJUAN:
1. Pengembangan sentra kegiatan Perikanan Tangkap dan/atau 1. Mewujudkan peningkatan peran dan fungsi pusat pertumbuhan kelautan
Perikanan Budi Daya untuk memberikan dampak pertumbuhan ekonomi kawasan
2. Pengembangan Sentra Industri Bioteknologi Kelautan
3. Pengembangan Sentra Industri Maritim STRATEGI:
4. Peningkatan peran Pelabuhan perikanan untuk optimalisasi 1. Mengembangkan dan mengefektifkan usaha sentra produksi perikanan tangkap
kegiatan perikanan tangkap dan mendukung pengembangan dan/atau perikanan budi daya
kawasan 2. Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung sentra kegiatan perikanan tangkap
dan/atau perikanan budi daya
3. Menata konektivitas dan peran antar sentra kegiatan perikanan tangkap dan/atau
perikanan budi daya
4. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengembangan sentra produksi perikanan
tangkap dan/atau perikanan budi daya
5. Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung sentra industri bioteknologi kelautan
6. Meningkatkan peran dan fungsi sentra industri bioteknologi kelautan
7. Meningkatkan peran masyarakat dan perguruan tinggi dalam pengembangan inovasi
sentra industri bioteknologi kelautan
8. Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung sentra industri maritim
9. Meningkatkan peran dan fungsi sentra industri maritim bagi pertumbuhan ekonomi
kawasan
10. Mengembangkan kegiatan dan kemitraan dengan masyarakat/sektor swasta untuk
mendukung sentra industri maritim
11. Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung pelabuhan perikanan
12. Meningkatkan peran dan keterkaitan antar pelabuhan perikanan sebagai simpul
distribusi produksi perikanan tangkap

Terdapat 2 PPI (Pangkalan Pendaratan Ikan)


ISU : PERWUJUDAN SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN UNTUK MENJAGA STABILITAS KAWASAN DAN KEDAULATAN NEGARA

KEBIJAKAN: TUJUAN:
1. Peningkatan upaya pengamanan dan penegakan 1. Mewujudkan sistem pertahanan dan keamanan untuk menjaga stabilitas dan ketertiban kawasan, serta
kedaulatan negara
hukum di perairan Laut Utara Papua
2. Penguatan Sarana Sistem Pengawasan Perikanan
STRATEGI:
3. Penguatan kegiatan pengawasan di laut untuk
1. Menetapkan daerah militer atau zona pertahanan dan keamanan di laut.
menanggulangi tindak pidana kejahatan di laut 2. Meningkatkan prasarana dan sarana pertahanan dan keamanan di laut
4. Penegasan batas wilayah negara di laut melalui 3. Meningkatkan kerjasama pertahanan keamanan dan penegakkan hukum dengan Negara tetangga di kawasan
diplomasi perundingan dengan negara tetangga perbatasan laut
4. Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam kegiatan pengawasan kegiatan di wilayah
perbatasan negara
5. Meningkatkan prasarana dan sarana pendukung untuk pelaksanaan kegiatan pemantauan, pengendalian, dan
pengawasan kegiatan perikanan dalam rangka pengelolaan Sumber Daya Ikan dengan sistem pengawasan
terpadu
6. Meningkatkan jumlah stasiun pengawasan dan/atau sistem lain yang terintegrasi dengan Sistem Pemantauan
Kapal Perikanan terutama di titik-titik pintu masuknya kapal perikanan berbendera asing ke perairan Indonesia
di Laut Utara Papua
7. Pemasangan Sistem Pemantauan Kapal Perikanan bagi kapal perikanan berukuran > 30 GT
8. Memperkuat prasarana dan sarana pengawasan masyarakat
9. Meningkatkan dan menambah sarana dan prasarana pengawasan di laut secara terpadu
10. Meningkatkan frekuensi pengawasan dengan menambah jumlah kapal patroli (penjagaan laut dan pantai) serta
koordinasi antara daerah dengan pusat, serta antar negara
11. Penegakkan hukum terkait kegiatan ilegal di wilayah perbatasan
12. melakukan perundingan bilateral dengan negara tetangga terkait penyelesaian batas maritim
13. melakukan negosiasi internasional dalam rangka mendukung posisi Indonesia pada perundingan batas maritim

Beberapa Batas Maritim yang belum disepakati ZEE perlu kesepakatan


dengan India dan Thailand. Terdapat juga isu potensi ekstensi landas
kontinen yang sedang diteliti oleh Peneliti Indonesia
ISU : PENGEMBANGAN KEGIATAN PERTAMBANGAN MINERAL UNTUK MENDUKUNG PASOKAN ENERGI KAWASAN

TUJUAN: KEBIJAKAN:
1. Mewujudkan potensi pengembangan pertambangan mineral 1. Pengelolaan kegiatan pertambangan mineral
serta Energi Baru dan Terbarukan untuk mendukung pasokan 2. pengembangan sumber daya energi baru dan terbarukan berbasis kelautan
energi kawasan

OTEC

Laut Utara Papua memiliki


Laut Utara Papua beberapa potensi
memiliki beberapa pengembangan Energi Baru
cekungan potensi dan Terbarukan.
mineral yang belum
dimanfaatkan secara
sepenuhnya.

STRATEGI:
1. Mengalokasikan ruang laut untuk kegiatan pertambangan mineral
2. Mengembangkan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya mineral secara berkelanjutan
3. Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan pertambangan mineral
Gelombang Laut 4. mengalokasikan ruang laut dan mengendalikan pemanfaatan ruang laut untuk pembuangan tailing kegiatan
pertambangan mineral dan batubara
5. Mengalokasikan ruang laut untuk kegiatan pengembangan sumber daya energi baru dan terbarukan
6. Mengembangkan kegiatan riset dan teknologi untuk pemanfaatan sumber daya energi baru dan terbarukan
7. Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan pengembangan sumber daya energi baru dan
terbarukan
ISU : PENDAYAGUNAAN SUMBERDAYA DAN JASA LINGKUNGAN PADA PPKT DAN PULAU–PULAU KECIL MELALUI KONSEP AGROMINA WISATA

KEBIJAKAN: TUJUAN:
1. Pengembangan agromina wisata di PPKT dan pulau–pulau kecil 1. Meningkatkan pendayagunaan sumberdaya dan jasa lingkungan
secara terpadu dan berkelanjutan pada PPKT melalui konsep agrominawisata

STRATEGI:
1. Membangun agromina wisata secara terpadu antara
darat dan laut sesuai dengan potensi dan sumber daya
yang dimiliki
2. Memberdayakan dan menguatkan kapasitas dan
peran masyarakat serta pemangku kepentingan dalam
mengelola agromina wisata secara berkelanjutan
3. Membangun dan meningkatkan kinerja industri
maritim di PPKT sehingga mampu menghasilkan
produk-produk yang berkualitas dan berdaya saing
baik di pasar domestik maupun ekspor
4. Membangun infrastruktur serta prasarana dan sarana
untuk meningkatkan konektivitas antar PPKT, pulau–
pulau kecil, dan pulau besar dalam rangka mendukung
pengembangan agromina wisata dan pemasaran
produk
5. Meningkatkan pendayagunaan sumber daya dan jasa
lingkungan PPKT yang inovatif dan bernilai tambah Terdapat 11 PPKT di Kawasan Laut Utara Papua
ISU : PENGEMBANGAN KAWASAN LAUT ANTARWILAYAH BERBASIS MITIGASI BENCANA DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

TUJUAN:
1. Mewujudkan kawasan laut berbasis mitigasi dan adaptasi terhadap kebencanaan dan perubahan iklim

KEBIJAKAN:
1. Peningkatan ketahanan wilayah berbasis mitigasi dan adaptasi terhadap bencana
gempa bumi dan tsunami
2. Peningkatan ketahanan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil berbasis mitigasi dan
adaptasi terhadap fenomena perubahan iklim

STRATEGI:
1. mengembangkan prasarana dan sarana sistem peringatan dini
pendeteksi bencana gempa dan tsunami
2. mengembangkan riset terkait kebencanaan gempa dan tsunami
3. membina dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menghadapi
bencana gempa dan tsunami
4. mengembangkan prasarana dan sarana sistem peringatan dini untuk
kejadian-kejadian ekstrim seperti badai, gelombang tinggi, dll Kawasan pesisir Laut
5. mengembangkan riset terkait fenomena alam perubahan iklim Utara Papua rentan
6. mengembangkan teknologi tepat guna untuk menanggulangi kenaikan terhadap bencana gempa
bumi dan tsunami.
permukaan air laut dan erosi/abrasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau Kawasan tersebut
kecil merupakan Kawasan
7. meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam subduksi lempeng yang
rentan terhadap kejadian
menghadapi dampak perubahan iklim gempa bumi dan tsunami.
ISU : OPTIMALISASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA KELAUTAN DI ZEE DAN LANDAS KONTINEN

TUJUAN:
1. Mewujudkan pemanfaatan sumber daya kelautan yang optimal di ZEE dan Landas Kontinen

KEBIJAKAN: Potensi ekstensi Landas Kontinen Indonesia


1. Pengelolaan zona perikanan tangkap dengan memperhatikan potensi sebesar ±196 ribu km2 dan kaya akan potensi
mineral. Presentasi Partial Submission di
lestarinya dan didukung teknologi tepat guna Pertemuan Sesi ke-52 the Commission on the
2. Pengelolaan zona pertambangan Limit of the Continental Shelf (CLCS) di New
York pada 4 Maret 2020.

STRATEGI:
1. mengoptimalkan kegiatan penangkapan ikan di perairan ZEE
2. modernisasi dan/atau pemanfaatan teknologi tepat guna
dalam pemanfaatan Sumber Daya Ikan
3. mengintegrasikan kebijakan pengelolaan sumber daya ikan
yang beruaya terbatas di ZEE, ikan yang beruaya jauh dengan
ikan di wilayah perairan
4. Mengalokasikan ruang laut untuk kegiatan pertambangan
minyak dan gas bumi
5. Mengembangkan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber
daya minyak dan gas bumi secara berkelanjutan
6. Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan
pertambangan minyak dan gas bumi
ISU : OPTIMALISASI KERJASAMA TERKAIT BATAS MARITIM DAN PEMANFAATAN RUANG LAUT DI KAWASAN PERBATASAN

TUJUAN:
1. Mengoptimalkan kerjasama terkait batas maritim dan pemanfaatan ruang laut di kawasan perbatasan dan Samudera Pasifik

KEBIJAKAN:
1. Percepatan perundingan batas maritim dengan negara Filipina dan Papua New Guinea
2. Kerjasama dan koordinasi dalam forum regional dan internasional terkait pengelolaan ruang laut di kawasan perbatasan dan Samudera Pasifik

STRATEGI:
1. Melakukan kegiatan perundingan penetapan batas maritim dengan negara Filipina dan Papua New Guinea
2. Mempercepat proses ratifikasi batas maritim dengan negara Filipina dan Papua New Guinea
3. Melakukan koordinasi dan harmonisasi dengan negara tetangga terkait pemanfaatan ruang laut dalam optimalisasi sumber daya kelautan
4. Berpartisipasi aktif dalam forum regional dan internasional terkait dengan Perencanaan Ruang Laut (Marine Spatial Planning)
TERIMA KASIH

DIREKTORAT PERENCANAAN RUANG LAUT


DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
TERIMA KASIH
atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/I peserta Konsultasi Publik Dokumen
Awal RZ Kawasan Antarwilayah Laut Utara Papua

Masukan, Data, dan Informasi dapat disampaikan melalui Email Pada:


trln.prlkkp@gmail.com

Kepada para peserta yang hadir melalui zoom meeting mohon agar dapat
mengisi daftar hadir serta dapat mengunduh bahan paparan serta
Dokumen Awal RZ KAW Laut Utara Papua pada link:

https://s.id/kprzkawutarapapua

Bahan paparan pada kegiatan akan diunggah pada saat acara telah usai

atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

DIREKTORAT PERENCANAAN RUANG LAUT


DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Anda mungkin juga menyukai