Anda di halaman 1dari 3

CRITICAL REVIEW JOURNAL

Judul Sistem Administrasi Perpajakan Modern


Preview Afifah Naila Bela Sadiva
NIM 22040210111
Program Studi Perbankan Syariah

Administrasi perpajakan modern yaitu salah satu hasil dari perubahan pajak di Indonesia dilakukan
dengan cara berjenjang dan komprehensif terhadap pengawasan, kebijakan perpajakan dan bidang hukum.
Sistem administrasi pajak modern menerapkan Good Governance serta melayani masyarakat secara prima.
Adanya sistem administrasi perpajakan modern memiliki tujuan untuk memperoleh target penerimaan pajak,
dan membuat perubahan paradigma perpajakan yang semakin baik lagi (Lia Septriliani & Ismet
Ismatullah, 2018). Sistem administrasi perpajakan modern merupakan suatu kegiatan dalam perpajakan
dalam hal bidang administrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk memaksimalkan penerimaan pajak
di suatu negara (Idzhar Syah Pradhitya & Kurnia, 2022). Dalam bidang administrasi, Direktorat Jendral
Pajak menitikberatkan pada pemberlakukan modernisasi administrasi perpajakan. Penerapan sistem
administrasi perpajakan modern pertama kali ditandai dengan dibentuknya Kantor Wilayah (Kanwil)
Direktorat Jendral Pajak Wajib Pajak Besar, lalu diikuti dengan pembentukan KPP Madya dan KPP Pratama
untuk melayani satiap jenis pajak. Konsep modernisasi administrasi pada prinsipnya adalah merupakan
perubahan sistem administrasi perpajakan yang dapat mengubah pola pikir dan perilaku aparat serta tata
nilai organisasi sehingga dapat menjadikan Direktorat Jendral Pajak menjadi institusi yang profesional
dengan citra yang baik dimata masyarakat dengan tujuan meningkatkan kinerja perpajakan serta
memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat (Daulat Freddy, 2013).
Maka, administrasi perpajakan modern ialah perubahan kegiatan dalam perpajakan di bidang administrasi
untuk meaksimalkan penerimaan pajak ditandai dengan dibentuknya kantor wilayah direktorat jendral pajak
wajib pajak besar.

Pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan mencakup 4 hal utama, yaitu (1) restrukturisasi
organisasi berdasarkan fungsi; (2) penyempurnaan proses bisnis melalui optimalisasi penggunaan teknologi
komunikasi dan informasi yang mengarah kepada full automation (automasi lengkap); (3) penyempurnaan
sistem manajemen sumber daya manusia melalui pengembangan manajemen sumber daya manusia berbasis
kompetensi yang berlandaskan prinsip “transparaency, fairness, dan performance based”; dan (4) penerapan
Kode Etik Pegawai secara tegas pada semua lini organisasi untuk menjamin terwujudnya pelaksanaan “good
governance”. Reformasi administrasi ini mempunyai tiga tujuan utama, yakni meningkatkan kepatuhan
sukarela Wajib Pajak, meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan meningkatkan produktivitas dan
integritas aparat pajak (Ni Luh Putu Yunika Antari & Ni Luh Supadmi, 2019). Dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Pajak disebutkan bahwa dasar pertimbangan dicanangkannya Sistem Administrasi Perpajakan Modern
adalah untuk meningkatkan tertib administrasi, pelayanan, pengawasan, dan penerimaan negara dari sektor
pajak, serta meningkatkan kinerja organisasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor
Pelayanan Pajak (M Ardi Wijaya, Tina Miniawati Barusman & Defrizal, 2020). Modernisasi sistem
administrasi perpajakan merupakan aspek yang bisa mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Pengembangan
sistem administrasi perpajakan yang semakin modern membuat pelaporan perpajakan menjadi mudah, lebih
efisien, dan menghemat waktu akan mempermudah wajib pajak dalam menyampaikan administrasi
perpajakannya sehingga kepatuhan perpajakan akan semakin meningkat (Deti Ratnasari, 2020).
Modernisasi administrasi perpajakan mencakup 4 hal utama dengan tujuan meningkatkan tertib administrasi,
pelayanan, pengawasan, dan penerimaan negara dari sektor pajak, serta meningkatkan kinerja organisasi
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak. Hal tersebut membuat pelaporan
perpajakan menjadi mudah, lebih efisien, dan menghemat waktu.

Manfaat dari program modernisasi bagi wajib pajak yaitu, Pelayanan yang lebih baik, terpadu, dan
personal, melalui: 1. Konsep One Stop Service yang melayani seluruh jenis pajak (PPh, PPN & BPHTB), 2.
Adanya tenaga Account Representative (AR), 3. Pemanfaatan IT secara maksimal: email, e-SPT, e-filling
dan lain-lain, 4. SDM yang professional, adanya fit and proper test dan competency mapping, pelaksanaan
kode etik yang tegas dan konsisten, pemberian tunjangan khusus (peningkatan remunisasi), 5. Pemeriksaan
yang lebih terbuka dan profesional dengan konsep spesialisasi (Razif & Rahmawati, 2017). Program dan
kegiatan sistem administrasi perpajakan modern diwujudkan Direktorat Jenderal Pajak dalam bentuk
menerapkan pelayanan berbasis teknologi informasi seperti e-Registration, e-SPT, e-Filing, dan e-Payment.
(Abdul Kadir, 2014). Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel penerapan e-SPT, e-Filing dan e-Billing
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan dalam melaporkan pelaporan perpajakan
tahunan (Stepanus Wisnu Wardana & Sabam Simbolon, 2016).
Dengan adanya program modernisasi bagi wajib pajak, memberikan manfaat Pelayanan yang lebih baik,
terpadu, dan personal. DJP menerapkan pelayanan berbasis teknologi informasi seperti e-Registration, e-
SPT, e-Filing, dan e-Payment dan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan dalam
melaporkan pelaporan perpajakan tahunan.
Link Jurnal Critical Review Afifah Naila Bela Sadiva

1. https://doi.org/10.29407/jae.v6i1.14750

2. https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/management/article/view/18764

3. https://doi.org/10.47007/jeko.v4i2.1033

4. https://doi.org/10.24843/EJA.2019.v26.i01.p09

5. https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2016733

6. https://ojs.stiesa.ac.id/index.php/prisma

7. https://doi.org/10.29103/jak.v5i2.1818

8. 10.31289/jap.v4i1.1359

9. https://doi.org/10.31253/aktek.v8i1.111

Anda mungkin juga menyukai