Penyeragaman Pengelolaan Laporan Keuangan pada seluruh satker
Pangadilan BAB I PENDAHULUAN
Dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan keuangan serta
memberikan informasi dan gambaran utuh mengenai pelaksanaan anggaran di seluruh Satker Pengadilan maka perlu adanya pemahaman yang sama dan mendalam para pengelola keuangan di setiap satker mengenai proses penganggaran, pencairan dan pelaporan serta memiliki pengetahuan yang cukup. Hal ini ditujukan untuk memberikan menyeragaman pengelolaan laporan keuangan agar dapat menyajkan informasi yang tepat. Hal tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan anggaran satker dan berdampak positif terhadap kualitas laporan keuangan seluruh Satker Pengadilan. Dalam penyusunan laporan keuangan terdapat tantangan yang tidak mudah. Penyusunan Laporan Keuangan pada seluruh Satker Pengadilan pada penganggaran dan penatausahaan perbendaharaan dalam rangka pengelolaan keuangan masih menjadi tantangan yang harus kita hadapi. Hal ini menjadi tanggungjawab bersama, oleh karenanya dibutuhkan komitmen yang tinggi dari para Kepala Satker agar permasalahan yang terjadi dapat dihindari dan dituntaskan sehingga kualitas Laporan Keuangan Satker Pengadilan dapat meningkatkan dan mendapatkan Opini yang terbaik yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Untuk meningkatkan dan mendapatkan Opini Wajar Tanpa Pengecualian atas laporan keuangan seluruh Satker Pengadilan, Biro Keuangan dan Biro Perlengkapan Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI mengadakan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi atas Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis Akrual. Namun dengan adanya kegiatan tersebut belum sepenuhnya dapat mengurangi kesalahan dalam pembuatan pengelolaan laporan keuangan setiap tahunnya. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut diperlukan penyeragaman pengelolaan keuangan pada Satker Pengadilan diseluruh Indonesia. BAB II PERMASALAHAN
Pelaporan Keuangan merupakan penutup dari Budget Cycle (Siklus
Penganggaran) yang diawali dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran sampai dengan pelaporan, tentunya segala permasalahan akan akhir siklus yaitu pada proses penyusunan pelaporan keuangan. Sebelum laporan diserahkan dalam bentuk Asersi Final (Laporan keuangan Audited) ke Mahkamah Agung, diadakan kegiatan Konsolidasi laporan keuangan seluruh Satker Pengadilan. Tujuan dari Kegiatan Konsolidasi ini adalah Persiapan penyusunan Laporan Keuangan Mahkamah Agung (Unaudited) melalui Telaah Data yang saat ini menggunakan Aplikasi e-Rekon LK Generasi ke-2 sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas Laporan Keuangan Mahkamah Agung. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan Opini WTP sebagai wujud kinerja pelaporan keuangan. Permasalahan yang sering ditemukan dalam penyajian dan pengelolaan laporan keuangan yaitu adanya selisih penyajian data, dan kesalahan penyajian data. Secara mendetail permasalahan yang masih terjadi yaitu 1. terdapat Pagu Minus pada Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal sehingga perlu dilakukan telaah lebih lanjut. 2. terdapat pengembalian belanja pegawai maupun belanja barang yang salah pada pembebanan akun. 3. terdapat akun Aset yang belum diregister karena adanya kesalahan penganggaran yang belum dilakukan jurnal penyesuaian oleh satuan kerja. 4. terdapat Jurnal Tidak Lazim akibat adanya kesalahan penganggaran. 5. Terdapat Penerimaan Negara Bukan Pajak yang tidak sesuai dengan tugas dan fungsi Mahkamah Agung sehingga perlu dilakukan perbaikan/ralat atau penjelasan yang memadai atas penggunaan akun tersebut. 6. terdapat realisasi belanja menggunakan akun yang tidak diperbolehkan seperti Belanja Jasa dan Giro, Belanja Persediaan Suku Cadang, Belanja Persediaan Pita Cukai, Materai dan Leges, Belanja Persediaan Bahan Baku sehingga perlu dilakukan telaah lebih lanjut atas adanya kesalahan penggunaan kode barang. 7. terdapat Hibah Langsung yang belum disahkan pada akhir tahun sehingga perlu dilakukan telaah lebih lanjut serta penjelasan yang memadai. 8. beberapa Satuan Kerja belum menyajikan transaksi basis akrual dan/atau telah menyajikan tetapi salah dalam pembebanan akun 9. Terdapat selisih Transaksi Antar Entitas (TAE) yaitu adanya selisih pencatatan pada Transfer Keluar dengan Transfer Masuk sehingga memerlukan telaah secara mendalam atas selisih yang terjadi. Permasalahan-permasalahan yang terjadi diatas, sering kali terjadi pada satuan kerja pengadilan yang ada di bawah Mahkamah Agung. Setiap tahunnya diadakan kegiatan konsolidasi sebagai upaya Audited pada setiap laporan keuangan di Satker Pengadilan, namun hal tersebut masih belum memberikan hasil yang optimal dan memerlukan waktu yang relative lama. Untuk itu diperlukan penyeragaman pengelolaan keuangan pada seluruh Satker Pengadilan agar dalam penyusunan laporan keuangan pada Satker tidak terjadi kesalahan dalam penyajian laporan dan informasi. BAB III PEMBAHASAN
Permasalahan sebagaimana yang telah diuraikan diatas merupakan
prioritas untuk diselesaikan, karena apabila dibiarkan tentu akan dapat menurunkan kualitas bahkan dapat menurunkan opini atas laporan keuangan Mahkamah Agung RI. Sebagai langkah awal untuk mengatasi permasalahan diatas yaitu perlu adanya kebijakan yang dikeluarkan, serta didukung dengan pelaksanaan kegiatan Monitoring Evaluasi, kegiatan Asistensi Pendampingan Penyusunan laporan keuangan, serta pelatihan dan kegiatan yang diselenggarakan oleh Biro Keuangan, Biro Perlengkapan dan Biro Perencanaan dan Organisasi yang diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam pelaporan keuangan. Selain penetapan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat dan dilaksanakan dalam menyelesaikan permasalahan teknis, diperlukan juga langkah-langkah dalam mengawal pelaporan dari sisi non teknis yang dibutuhkan sebagai komitmen dalam mempertahankan Wajar Tanpa Pengecualian, antara lain: 1. Peningkatan Komitmen dan dukungan Pimpinan terhadap pelaksanaan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) 2. Peningkatan koordinasi yang baik antar unit-unit terkait (perencanaan, keuangan, perlengkapan) dalam pelaksanaan akuntansi dan pelaporan keuangan. 3. Pengalokasian anggaran untuk mendukung pelaksanaan Sistem Akuntansi Instansi (SAI), berupa: peralatan Laptop/PC, Printer, ATK pendukung, insentif petugas SAI dan penyelenggaraan pelatihan secara berkala) 4. Peningkatan kompetensi SDM yang memadai di bidang pengelolaan keuangan negara (baik dari segi Peraturan Perundang-undangan, business process, accounting, aplikasi/ IT) dan penyiapan kaderisasi/regenerasi SDM di bidang akuntansi dan pelaporan, secanggih apapun sistem yang dipergunakan tanpa didukung Petugas Akuntansi/Operator yang kompeten tentu tidak akan ada peningkatan dalam kualitas pelaporan. 5. Tertib administrasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan anggaran termasuk pengadaan barang dan jasa 6. Peran aktif aparat pengawas intern dalam mensukseskan pelaksanaan akuntansi dan pelaporan keuangan. BAB IV PENUTUP
PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi Pada Satker Kanwil Kementerian Agama Propinsi Sulawesi Tengah)