Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET TETAP

MENURUT PSAP NO. 7 PADA DINAS KESEHATAN KOTA


PALEMBANG

Disusun Oleh
RIZKI WULANDARI
18420041P
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

UNIVERSITAS SJAKHYAKIRTI
FAKULTAS EKONOMI
PALEMBANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Aset tetap merupakan harta milik entitas yang dipergunakan secara terus

menerus. Aset tetap memiliki peranan penting dalam Akuntansi memberikan

informasi mengenai gambaran keuangan baik dalam suatu perusahaan ataupun

pemerintah serta lembaga–lembaga lainnya yang berkaitan dengan adanya

pelaporan pertanggung jawaban keuangan, misalnya investor, karyawan pemberi

pinjaman, pemasok dan kreditur serta masyarakat lainnya yang menggunakan

laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi. Akuntansi merupakan

bagian dari system informasi yang menghasilkan informasi keuangan yang

relevan. Mengingat pentingnya sistem informasi tersebut maka setiap perusahaan

atau lembaga–lembaga lainnya yang berkaitan dengan adanya pelaporan

pertanggung jawaban keuangan dituntut untuk memiliki suatu sistem informasi

yang baik. Salah satu bagian akuntansi yang memiliki faktor yang cukup besar

dan memiliki andil untuk menghasilkan laporan keuangan adala aset tetap.

Memperhatikan sifatnya yang strategis, penyusunan kebijakan akuntansi

harus menjadi perhatian semua pihak. Dalam pembahasannya, perlu dijelaskan

setiap dampak dari metodeyang dipilih, baik pada proses penganggaran,

penatausahaan maupun pelaporan. Dengan demikian, kebijakan akuntansi yang

dihasilkan menjadi operasional serta dapat diantisipasi implementasinya.


Praktek selama ini menunjukan banyak kebijakan akuntansi disusun

dengan menuliskan kembali hampir seluruh isi standar akuntansi pemerintahan.

Praktek seperti ini menimbulkan inefisiensi karena adanya pengulangan

(redundancy) antara SAP yang diatur oleh peraturan pemerintah dan kebijakan

akuntansi yang diatur oleh peraturan kepala daerah. Oleh karena itu, peraturan

Gubernur/Bupati/Walikota yang mengatur kebijakan akuntansi pemerintah daerah

dapat mengambil unsur–unsur pokok dari SAP, lalu mengembangkan dalam

pilihan – pilihan metode, baik dalam pengakuan, pengukuran dan pengungkapan.

Suatu perencanaan yang matang pada saat pengadaan aset tetap sangat

diperlukan karena berakibat pada kinerja suatu entitas. Apabila perencanaan

pengadaan dan pemeliharaan aset tetap kurang baik, entitas membutuhkan dana

operasional yang besar untuk membiayainya. Begitu besarnya nilai aset tersebut

menyebabkan entitas akan menanggung beban pemeliharaan dan beban

penyusutan yang besar juga. Oleh karena itu penyajiannya memerlukan perlakuan

khusus dan perhitungan teliti. Dengan adanya suatu pencatatan yang tepat dan

baik terhadap aset tetap yaitu dalam perolehan maupun pengeluaran yang terjadi

serta pemilihan metode penyusutan akan menimbulkan suatu gambaran serta

penilaian yang wajar terhadap aset tersebut di laporan keuangan.

Akuntansi aset tetap telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintah (PSAP) Nomor 7 (PSAP 07), dari lampiran I Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010 PSAP 07 tersebut memberikan pedoman bagi pemerintah

dalam melakukan pengakuan, pengklasifikasian, pengukuran dan penyajian serta

pengungkapan aset tetap berdasarkan peristiwa terjadi, seperti perolehan aset tetap
pertama kali, pemeliharaan aset tetap, pertukaran aset tetap, perolehan aset dari

hibah/donasi dan penyusutan aset tetap.

Dinas Kesehatan Kota Palembang yang merupakan bagian dari pemerintah

wajib mengikuti kebijakan pemerintah. Dan sebagai entitas akuntansi unit

pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang Dinas Kesehatan Kota

Palembang diwajibkan menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan

keuangan untuk dilaporkan pada entitas pelaporan yang berpedoman dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Dimasa Pandemi ini, Penggunaan Aset Tetap pada Dinas Kesehatan Kota

Palembang sangatlah penting. Sebagian aset digunakan untuk membantu para

tenaga medis dalam hal pengobatan.Aset–aset ini memiliki masa manfaat yang

terbatas. Beberapa aset mungkin sudah habis masa manfaatnya namun bisa jadi

masih di catat dalam Neraca Dinas Kesehatan Kota Palembang. Disini peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian terhadap perlakuan akuntansi aset tetap di

Dinas Kesehatan Kota Palembang dikarenakan aset tetap selalu memiliki beberapa

masalah dalam pencatatan, penghapusan, penyusutan maupun pengungkapannya,

yang mana apakah sudah sesuai dengan PP No. 71 Tahun 2010 yang diatur dalam

PSAP No. 07 Tahun 2010 atau belum. Peneliti tertatik untuk mengevaluasi

apakah Dinas Kesehatan Kota Palembang sudah sesuai dengan PP No. 71 yang

telah diatur dalam PSAP No. 7 Tahun 2010, melihat jumlah aset tetap di Dinas

Kesehatan Kota Palembang. Maka dari uraian diatas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aktiva

Tetap Menurut PSAP No.7 Pada Dinas Kesehatan Kota Palembang “.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dijelaskan dalam latar

belakang tersebut, dapat diidentifikasikan masalah bahwa pengelolaan aktiva tetap

pada Dinas Kesehatan Kota Palembang, masih ditemukan berbagai persoalan

dalam pengelolaan aktiva tetap hal ini terlihat di Dinas Kesehatan Kota

Palembang belum menata usahakan aktiva tetap secara memadai sesuai ketentuan

yang berlaku.

1.3 Pembatasan Masalah

Batasan masalah ini bertujuan untuk memudahkan pekerjaan dan

menghindari adanya kegiatan diluar sasaran, sehingga dalam pembuatan laporan

ini perlu ditentukan suatu batasan masalah. Dalam penelitian ini, peneliti

membatasi permasalahannya hanya pada aset tetap khususnya penyusutan aset

tetap di Dinas Kesehatan Kota Palembang.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perlakuan akuntansi atas aset pada Dinas Kesehatan Kota

Palembang?
2. Apakah perlakuan akuntansi atas aset tetap pada Dinas Kesehatan Kota

Palembang sudah sesuai dengan PSAP No.7 Tahun 2010?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengevaluasi dan menilai perlakuan akuntansi atas aset tetap pada

Dinas Kesehatan Kota Palembang

2. Untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi atas aset tetap Dinas

Kesehatan Kota Palembang sudah sesuai dengan PSAP No. 7 Tahun 2010

1.6 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat

diantaranya :

a. Aspek Teoritis

Secara teoritis, penelitan ini dapat bermanfaat bagi penulis yaitu dapat

menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman penulis mengenai pelakuan

akuntansi atas aset tetap pada Dinas Kesehatan Kota Palembang.

Penelitian ini juga dapat menjadi refrensi dan dapat menjadi acuan dalam

penelitian selanjutnya.

b. Aspek Praktis

Dapat dijadikan sebagai masukan dan sumber informasi dalam perlakuan

akuntansi atas aset tetap berwujud dan diharapkan perusahaan untuk

mengambil keputusan dan tindakan – tindakan selanjutnya dalam


perlakuan akuntansi atas aset tetap berwujud sesuai dengan PSAP No. 07

Tahun 2010
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Pengertian Akuntansi

Akuntansi merupakan suatu proses mencatat, mengklasifikasikan,

meringkas, mengelola dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang

berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang

menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu

keputusan serta tujuan lainnya. Akuntansi berasal dari kata asing accounting

yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah menghitung atau

mempertanggungjawabkan.

Sugiri dan Riyono (2008:1), akuntansi didefinisikan sebagai suatu

kegiatan jasa yang fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif,

khususnya yang berkaitan dengan keuangan. Informasi tersebut diharapkan

dapat menjadi masukan dalam proses pegambilan keputusan ekonomik dan

rasional. Berikut merupakan beberapa contoh keputusan ekonomik adalah

sebagai berikut :

1. Menerima atau menolak permintaan kredit (bagi bank atau lembaga

keuangan lain yang sedang mempertimbangkan permintaan kredit dari

nasabah atau colon nasabahnya).

2. Melepas kembali atau mempertahankan saham (surat tanda pemikiran

pada persero terbatas) yang sekarang dimiliki.


3. Mengeluarkan saham atau obligasi untuk menarik dana dari

masyarakat.Akuntansi terdiri dari tiga komponen utama yaitu sebagai

berikut :

1. Input (masukan) : berupa transaksi, yaitu peristiwa bisnis yang

bersifat keuangan.

2. Proses (prosedur) : meliputi berbagai fungsi mulai dari

pengidentifikasi transaksi sampai dengan penyajian informasi

keuangan. Proses utama akuntansi adalah pencatatan yang terdiri

dari dua fungsi yaitu penjumlahan dan pemindahbukuan.

3. Outuput (keluaran) : berupa informasi keuangan seperti laporan

laba

rugi, laporan perubahan ekuitas, perubahan posisi keuangan, dan

laporan arus kas.

Menurut Sumarsan (2013:1), menjelaskan bahwa : Akuntansi adalah

suatu seni untuk mengumpulkan, mengidentifikasikan, mengklasifikasikan,

mencatat transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan, sehingga

dapat menghasilkan informasi yaitu laporan keuangan yang dapat digunakan oleh

pihak-pihak yang berkepentingan. metode pencatatan, penggolongan, analisa dan

pengendalian transaksi serta kegiatan-kegiatan keuangan, kemudian melaporkan

hasilnya. Kegiatan akuntansi, diantaranya :

1. Pengidentifikasian dan pengukuran data yang relevan untuk suatau

pengambilan

keputusan.
2. Pemrosesan data yang bersangkutan kemudian pelaporan informasi yang

dihasilkan.

3. Pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan.

Menurut Yadianti dan Wahyudin (2006:6-7), Akuntansi adalah suatu

sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan

mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak

yang berkepentingan. Dari pengertian tersebut terkandung kegiatan

akuntasi yaitu :

1. Mengidentifikasi kejadian ekonomi berkaitan dengan aktivitas

ekonomi

yang relevan dari suatu oraganisasi tertentu. Pembayaran utang,

pembayaran pemebalian tunai, penjualan kredit adalah contoh dari

kejadian ekonomi tersebut.

2. Mencatat Secara historis aktivitas keuangan organisasi. Pencatatan

dilakukan secara sistematis, berurutan sesuai kronologi kejadian dan

harus dapat diukur dalam satuan moneter. Dalam proses pencatatan ini,

kejadian ekonomi kemudian diklasifikasikan dan diringkas.

3. Mengkomunikasikan kejadian ekonomi kepada pihak yang

berkepentingan dalam bentuk laporan keuangan yang memuat

informasi keuangan organisasi yang dapat dijadikan dasar dalam

pengambilan keputusan. Salah satu unsur penting dalam

mengkomunikasikan peristiwaperistiwa ekonomi adalah kemampuan


akuntan untuk menganalisis dan menginterprestasikan informasi yang

dilaporkan.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Aset Tetap

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah No. 07 Tahun 2010 (2010)

menyatakan bahwa aset tetap dalam pemerintah adalah aset berwujud yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan atau

dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau

dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

2.2.2 Kebijakan Akuntansi Aset Tetap

Kebijakan akuntansi yang di pakai di Dinas Kesehatan Kota

Palembang adalah Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 yang mana

Pelakuan Aset Tetap Diatur dalam Lampiran I yaitu PSAP No. 7 Tahun 2010

PSAP No. 7 Tahun 2010 tersebut memberikan pedoman bagi pemerintahan

dalam melakukan pengakuan, pengklasifikasian, pengukuran dan

pengungkapan aset tetap berdasarkan peristiwa yang terjadi, seperti perolehan

aset tetap pertama kali, pemeliharaan aset tetap, pertukaran aset tetap,

perolehan aset dari hibah/donasi dan penyusutan aset tetap.

Kebijakan Akuntnasi adalah prinsip–prinsip, dasar–dasar, konvensi

konvensi, aturan–aturan dan praktik–praktik spesifik yang dipilih oleh suatu

entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah adalah prinsip–prinsip, dasar–dasar,


konvensi–konvensi, aturan–aturan dan praktik–praktik spesifik yang dipilih

oleh pemerintah daerah sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan

laporan keuangan pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan pengguna

laporan keuangan dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan

keuangan terhadap anggaran, antar periode maupun entitas.

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat

SAPD adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan dan

elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai

dengan pelaporan keuangan dilingkungan organisasi pemerintahan daerah.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD

adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan

disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan

peraturan daerah.

2.2.3 Klasifikasi Aset Tetap

Klasifikasi Aset Tetap Komite Standar Akuntansi Pemerintahan

menyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 07 (2010)

mengklasifikasikan aset tetap sebagai berikut :

a. Tanah

b. Peralatan dan Mesin

c. Gedung dan Bangunan

d. Jalan, Irigasi dan Jaringan

e. Aset Tetap Lainnya

f. Konstruksi dalam Pengerjaan


Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh

dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan

dalam kondisi siap dipakai. Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung

dan bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan

operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Peralatan dan mesin

mencakup mesin–mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, inventaris

kantor dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya

lebih dari (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap dipakai.

Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam

proses pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai

seluruhnya. Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional

pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset

lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.

2.2.4 Pengakuan Aset Tetap

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 07 (2010) disebutkan

bahwa untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset memenuhi kriteria

berwujud, mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan, biaya

perolehan aset dapat diukur secara andal, tidak dimaksudkan untuk dijual

dalam operasi normal entitas dan diperoleh atau dibangun dengan maksud

untuk digunakan”. Suatu aset tetap akan diakui apabila manfaat ekonomis di

masa mendatang akan diperoleh entitas yang bersangkutan.Selain itu,suatu aset


dapat diakui menjadi milik entitas apabila terdapat bukti bahwa telah terjadi

perpindahan hak kepemilikan dengan didukung oleh bukti secara hukum.

2.2.5 Penilaian Aset Tetap

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 07 (2010)

menyatakan bahwa biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari “……… harga

belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat

diditribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang

membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan”.

2.2.6 Pengukuran Aset Tetap

Pengukuran Aset Tetap Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

No. 07 (2010) dinyatakan bahwa “Aset tetap dinilai dengan biaya

perolehan.Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan

tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada

saat perolehan”. Apabila aset tetap tersebut diperoleh dengan cara dibangun

secara swakelola. Dari Pengukuran Aset Tetap Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan No. 07 (2010:173) maka dapat dinyatakan bahwa “Biaya

perolehan aset tetap tersebut meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja,

bahan baku dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan

pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan dan semua biaya

lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut”.


Pengukuran berikutnya terhadap pengakuan awal dalam Pernyataan

Standar Akuntansi Pemerintahan No. 07 (2010) disebutkan bahwa “Aset tetap

disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi

penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian kembali,

maka aset tetap akan disajikan dengan penyesuaian pada masing–masing

akun aset tetap dan akun Tetap dan akun ekuitas”.

2.2.7 Pengungkapan Aset Tetap

Pengungkapan Aset Tetap Fungsi pelaporan keuangan efektif maka

semua informasi yang relevan harus disajikan secara tidak biasa, dapat

dipahami dan tepat pada waktunya. Dalam hal ini, laporan keuangan harus

menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

Mengenai pengungkapan aset tetap, Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan (2010) menyatakan bahwa “Laporan keuangan harus

mengungkapkan untuk masing–masing jenis aset tetap sebagai dasar

penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount),

rekonsilisasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukan

penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada

dan mutasi aset tetap lainnya.Informasi penyusutan, meliputi nilai

penyusutan, metode penyusutan yang digunakan, masa manfaat atau tarif

penyusutan yang digunakan, nilai tercatat bruto dan akumulai penyusutan

pada awal dan akhir periode.


2.3 Penelitian Terdahulu

Kumambouw (2016) melakukan penelitian mengenai Evaluasi

Penerapan Akuntansi Aset Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dimana peneliti

secara langsung mendatangi objek penelitian untuk memperoleh data–data

informasi yang dibutuhkan untuk melihat efektivitas pelaksanaan akuntansi

aset tetap. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Dinas Kesehatan Provinsi

Sulawesi Utara dalam hal melaksanakan kegiatan akuntansi aset tetapnya

berpedoman Kebijakan Akuntansi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara

yang pada prinsipnya sudah mendekati PSAP No. 07 Tahun 2010. Namun

pada pengungkapannya, ada beberapa informasi yang tidak jelas diungkapkan

dalam CLAK Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Utara tidak mengungkapkan dasar pengukuran yang

digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto. Serta informasi

mengenai jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tidak

diungkapkan.

Mualinda dan Tangkuman (2014) melakukan penelitian

mengenai Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur Akuntansi Aset Tetap

pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Sitaro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas

penerapan sistem dan prosedur akuntansi aset tetap pada Dinas PPKAD di

Kabupaten Sitaro. Sumber data yang digunakan adalah sekunder. Penelitian

ini menggunakan analisis deskriktif. Hasil penelitian menunjukan sistem dan


prosedur akuntansi aset tetap pada dinas PPKAD Kabupaten Sitaro sebaiknya

melaksanakan sistem dan prosedur aset atau barang milik daerah secara

efektif pada setiap subsistemnya khususnya pada pengadaan, penyimpanan,

penyaluran, penggunaan, pengamanan, pemeliharaan dan penghapusan sesuai

Permindagri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

Barang Milik Daerah.

Koapaha, Dkk (2014) melakukan penelitian mengenai Evaluasi

Penerapan Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap berdasarkan (PSAK) No.16

pada RSUP Prof. Dr. R. D. Kadao Manado. Metode Analisis data yang

digunakan adalah metode analisis deskriktif komparatif. Hasil penelitian

menunjukan bahwa RSUP Prof. Dr. R. D. Kandao Manado dalam hal ini

melaksanakan kegiatan akuntansinya berpedoman pada Kebijakan Akuntansi

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandao yang pada prinsipnya sudah mendekati

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16

Penelitian/pengukuran aktiva tetap pada Aktiva Tetap perusahaan dilakukan

sesuai kebijakan perusahaan dalam hal ini pihak rumah sakit da nada

beberapa hal yang tidak sesuai dengan PSAK No. 16.

Salainti (2013) melakukan penelitian mengenai Evaluasi Penerapan

Akuntansi Aset Tetap Pada PT PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo Area

Manado. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

penerapan akuntansi terhadap transaksi perolehan, pelepasan dan

pengunkapan aset tetap yang diterapkan oleh PT PLN (Persero) Wilayah

Sulutenggo Area Manado dengan PSAK No. 16, teknik analisa data
dilakukan dengan mengumpulkan data yaitu gambaran umum perusahaan,

penerapan akuntansi terhadap aset tetap. Hasil evaluasi menunjukan pada

prinsipnya penilaian aset tetap pada PT PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo

Area Manado dilakukan melalui harga perolehan yaitu faktur, biaya angkut,

biaya pemasangan, PPN dan biaya–biaya lain yang dikeluarkan untuk

menyiapkan aset tersebut sehingga siap dipakai.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Menurut Sekaran (2014:152) menyatakan bahwa desain penelitian

merupakan struktur peneliti yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban

atas pertanyaan–pertanyaan penelitian. Rencana penelitian merupakan program

menyeluruh dari penelitian meliputi hal–hal yang akan di lakukan peneliti mulai

dari membangun sumber data dan implikasinya secara operasional sampai kepada

analisis data. Desain peneliti melibatkan serangkaian pilihan yang sangat

tergantung seberapa hati–hati peneliti memilih berbagai alternatif desain yang

dapat memenuhi tujuan tertentu penelitian.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif, yaitu penelitian

yang berusaha mengumpulkan dan menyajikan data dari laporan keuangan dan

hasil wawancara kepada salah satu staff sub bagian keuangan Dinas Kesehatan

Kota Palembang untuk dianalisis sehingga memberikan gambaran yang cukup

jelas atas objek yang diteliti. Penelitian ini mendeskripsikan Penyajian Aset Tetap

Pemerintah sesuai dengan PSAP No. 7 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

2010.

3.2 Definisi Konsep dan Operasional Variabel

3.2.1 Definisi Konsep

Definisi Konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Akuntansi

Aset Tetap. Akuntansi Aset tetap yaitu proses pencatatan aset tetap dalam buku

besar akuntansi serta pelaporan aset tetap mengenai pengakuan, pengukuran,

penyusutan, dan pengungkapan dalam laporan keuangan Dinas Kesehatan Kota

Palembang. Akuntansi Aset Tetap ini diukur dengan menggunakan data laporan
keuangan dan melalui wawancara kepada salah satu staff subbag keuangan

mengenai penerapan PSAP No. 7 yang diterapkan pada Dinas Kesehatan Kota

Palembang.

3.2.2 Operasional Variabel

Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana pentingnya

variabel yang digunakan dalam penelitian ini dan untuk mempermudah

pemahaman dalam membahas penelitian.

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Akuntansi

Aset Tetap. Akuntansi aset tetap yaitu proses pencatatan aset tetap dalam buku

besar akuntansi serta pelaporan aset tetap mengenai pengakuan, pengukuran,

penyusutan, dan pengungkapan dalam laporan keuangan Dinas Kesehatan Kota

Palembang. Akuntansi Aset Tetap ini diukur dengan menggunakan data laporan

keuangan dan melalui wawancara kepada salah satu staff sub bagian keuangan

mengenai penerapan PSAP No. 7 yang diterapkan pada Dinas Kesehatan Kota

Palembang.
Tabel III.1

Variabel Indikator

Akuntansi Aset Tetap a. Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 71


Tahun 2010

b. Penyusunan Laporan Keuangan

c. Pengelolaan Aset Tetap

d. Penerapan PSAP 07

e. Kendala dalam penerapan PSAP 07

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2016:135).

Populasi laporan keuangan Dinas Kesehatan Kota Palembang yaitu neraca

aset tetap. Objek penelitian data yang berhubungan dengan pencatatan aset

berdasarkan Pelaporan Standar Akuntansi Keuangan PSAP No.7 di kantor Dinas

Kesehatan Kota Palembang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik yang

dimiliki oleh sebuah populasi (Sugiyono 2008: 118).


Sampel : Laporan Neraca Aset Tetap Tahun 2020. Berdasarkan tujuan

yang akan diteliti, maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, karena

tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pencatatan aset Dinas

Kesehatan Kota Palembang berdasarkan Pelaporan Standar Akuntansi Keuangan

PSAP No. 7 di kantor Dinas Kesehatan Kota Palembang.

3.4 Unit Analisis

Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan

selama tahap analisis data selanjutnya (Sekaran, 2014:173). Penelitian ini

melakukan pengujian terhadap pencatatan aset Dinas Kesehatan Kota Palembang

di Jalan Merdeka No. 72 Palembang berdasarkan Pelaporan Standar Akuntansi

Keuangan PSAP No. 7.

3.5 Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Sumber Data Primer

Menurut Arikunto (2013–172) pengertian data primer adalah data yang

dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya dapat melalui wawancara, jejak,

dan lain-lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi data primer adalah hasil

penelitian melakukan wawancara mengenai penerapan PSAP No. 7 akuntansi aset

tetap dengan salah satu staff sub bagian keuangan Dinas Kesehatan Kota

Palembang.
Sumber Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2012:141) mendefinisikan data sekunder adalah

sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami

melalui media lain yang bersumber dari literature, buku – buku, serta dokumen.

Dalam penelitian ini, yang menjadi data sekunder adalah data yang diperoleh dari

perusahaan seperti angka-angka aset tetap yang tertuang, sudah diolah, dan

terdokumentasikan dalam laporan keuangan Dinas Kesehatan Kota Palembang.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

a. Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dan menganalisa laporan

keuangan Dinas Kesehatan Kota Palembang.

b. Wawancara yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan pada pihak – pihak terkait sehubungan dengan

masalah yang dibahas, untuk memperoleh data tentang penerapan

PSAP No. 7 pada Dinas Kesehatan Kota Palembang.

3.6 Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah analisis

deskriptif yang didasarkan pada penggambaran yang mendukung analisa tersebut,

analisis ini menekankan pada pemahaman mengenai masalah–masalah dalam

kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis,

kompleks, dan rinci yang sifatnya menjelaskan secara uraian atau dalam bentuk
kalimat. Adapun tahapan–tahapan yang dilakukan dalam penelitin ini adalah

sebagai berikut :

a. Membandingkan antara data dan aset tetap pada laporan keuangan Dinas

Kesehatan Kota Palembang dengan penyajian PSAP No. 7

b. Melakukan wawancara kepada staff sub bagian keuangan dan Pembantu

Pengurus Barang Pengguna mengenai penerapan PSAP No. 7 pada Dinas

Kesehatan Kota Palembang,

c. Merumuskan penerapan aset tetap pada Dinas Kesehatan Kota Palembang

dengan PSAP No. 7

d. Menganalisa penyebab ketidaksesuaian penerapan aset tetap Dinas

Kesehatan Kota Palembang dengan PSAP No. 7

e. Memberikan kesimpulan maupun saran – saran dari hasil menganalisis dan

membandingkan penerapan PSAP No 7 dengan hasil yang diterapkan

Dinas Kesehatan Kota Palembang

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Gambar Umum Dinas Kesehatan Kota Palembang

Dinas Kesehatan Kota Palembang sebelumnya bernama Dinas Kesehatan

Rakyat yang dibentuk berdasarkan Perda Nomor 08 Tahun 2006. Kemudian

Badan Dinas Kesehatan Rakyat mengalami momenklatur baru menjadi Dinas

Kesehatan Kota Palembang yang beralamat di Jln. Merdeka No. 72 Palembang.

Dinas Kesehatan Kota Palembang merupakan salah satu instansi Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) yang bertugas membantu Kepala Daerah dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kesehatan dalam rangka

mewujudkan visi Kota Palembang yaitu “Palembang Kota Internasional, Sejahtera

dan Berbudaya 2013”.

Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Palembang

Visi Dinas Kesehatan Kota Palembang :

“Tercapainya Palembang Emas Darussalam 2023”

Misi Dinas Kesehatan Kota Palembang :

1. Mewujudkan masyarakat yang religious, berbudaya, beretika, melalui

pembangunan budaya integritas yang didukung Pemerintah yang bersih,

berwibawa dan profesional

2. Mewujudkan Palembang kota yang dinamis sebagai simpul pembangunan

regional, nasional dan internasional yang kompetitif dan komperatif

dengan menjamin rasa aman untuk berinvestasi


Tujuan Dinas Kesehatan Kota Palembang

Tujuan Dinas Kesehatan Kota Palembang adalah :

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan

jaringannya

2. Meningkatkan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan

3. Meningkatkan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan

jaringannya

4. Meningkatkan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan

wabah

5. Perbaikan gizi masyarakat

6. Revitalisasi sistem kesehatan

Sasaran Dinas Kesehatan Kota Palembang

Sasaran Dinas Kesehatan Kota Palembang adalah :

1. Tercapainya pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan

jaringannya

2. Tercapainya peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan

3. Tercapainya peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas

dan jaringannya

4. Tercapainya peningkatan pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular

dan wabah

5. Tercapainya perbaikan gizi masyarakat


6. Tercapainya revitalisasi sistem kesehatan

Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kota Palembang

Struktur Jabatan :

Plt. Kepala Dinas : dr. Hj. Fauzia, M.Kes

Plt. Sekretaris : dr. Yuliarni,M.Kes

1. Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan : Arfansyah, SKM, MSi

2. Kasubbag Umum dan Kepegawaian: Hj. Sri Hartini, SKM, M.Kes

3. Kasubbag Keuangan : Novi Herlina, SE

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan : dr. Yuliarni, M.Kes.

1. Kasi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional: Erikson Siregar, SKM

2. Kasi Pelayanan Kesehatan Rujukan : dr. Femi Welrado, M.Kes

3. Kasi Peningkatan Mutu Fasyankes : M.Daud Rusdi, SKM, MKM

 Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit : 

dr. Hj. Fauzia, M.Kes

1. Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular : Yudhi Setiawan,

SKM, M.Epid

2. Kasi Surveilans dan Imunisasi: Sri Darlina, SKM, M.Kes

3. Kasi Pencegahan dan Pengendalian PTM, Kesehatan Jiwa serta NAPZA:

Dedy, SKM, M.Kes

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan :


Hj. Sri Yulianingsih, SKM, M.Kes

1. Kasi Kefarmasian : Tien Atika Stiawati, S.Si. Apt.

2. Kasi Alat Kesehatan : Yolanita Septriumi, SKM, M.ScPH

3. Kasi Sumber Daya Kesehatan : M. Yamin, SIP, M.Si

Plt  Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat : dr. Mirza Susanty

1. Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi : dr. Mirza Susanty

2. Kasi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat : Zarianis, SKM, M.Si

3. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kes.Kerja dan Olah Raga: Zulkifli, ST, M.Si

Sebagai salah satu SKPD di Kota Palembang, Dinas Kesehatan Kota

Palembang memiliki kewajiban untuk menyusun Laporan Keuangan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (LK-SKPD). Dalam menjalankan aktifitas operasionalnya

Dinas Kesehatan Kota Palembang memiliki aset tetap agar tujuan dan maksud

didirikannya Dinas Kesehatan Kota Palembang dapat tercapai dengan baik dan

maksimal. Laporan tentang Aset Dinas Kesehatan Kota Palembang disajikan

dalam Neraca. Laporan Barang Milik Daerah yang merupakan rangkaian tabel

berisi angka nilai aset, yang terdiri atas Aset Tetap Tanah, Aset Tetap Peralatan

dan Mesin, Aset Tetap Gedung dan Bangunan, Aset Tetap Jalan, Irigasi dan

Jaringan, Aset Tetap Lainnya, serta Konstruksi Dalam Pengerjaan.


Deskripsi Data

Aset Tetap Dinas Kesehatan Kota Palembang

Pada neraca Dinas Kesehatan Kota Palembang diketahui bahwa aset tetap

memiliki nilai yang paling besar diantara aset lainnya. Adapun aset tetap pada

Dinas Kesehatan Kota Palembang yang terdapat pada neraca dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel IV.I

Data Aset Tetap


Dinas Kesehatan Kota Palembang
Per 31 Desember 2019

Uraian Perkiraan Aktiva Saldo Per 31 Des Saldo Per 31 Des


Tetap 2018 2019
ASET TETAP 207.891.241.009,12 245.532.353.233,83

TANAH 18.342.224.101,00 21.224.563.865,00

Tanah 18.342.224.101,00 21.224.563.865,00

PERALATAN DAN MESIN 102.654.236.029,52 107.234.512.643,52

Alat Besar 108.871.421,00 153.265.720,00

Alat Angkutan 10.534.643.235,00 12.472.265.843,00

Alat Bengkel dan Alat Ukur 499.523.536,20 507.791.935,20

Alat Pertanian 4.030.523.521,00 4.300.218.476,00

Alat Kantor dan Rumah 11.532.643.421,52 18.442.721.091,49

Tangga
Alat Studio, Komunikasi dan 1.891.423.432,12 2.102.388.041,23

Pemacar
Alat Kedokteran dan Kesehatan 25.542.001.643,00 32.103.221.234,00

Alat Laboratorium 18.632.362.235,25 23.823.737.348,94

Alat Persenjataan 10.350.246,00 18.123.241,00

Komputer 8.254.002.000,12 9.532.632.123,23

Alat Eksplorasi 0,00 0,00

Alat Pengeboran 0,00 0,00

Alat Produksi, Pengolahan dan 0,00 0,00

Pemurnian
Alat Bantu Eksplorasi 0,00 0,00

Alat Keselamatan Kerja 199.421.532,00 209.123.099,00

Alat Praga 0,00 0,00

Peralatan Proses – Produksi 0,00 0,00


Rambu-rambu 3.000.000,00 3.546.000,00

Peralatan Olahraga 2.532.123,00 3.345.892,00

GEDUNG DAN 103.244.064.003,01 112.251.692.142,78

BANGUNAN
Bangunan Gedung 100.543.635.124,77 109.533.263.264,45

Monumen 0,00 0,00

Bangunan Menara 0,00 0,00

Tugu Titik Kontrol/Pasti 2.700.428.878,33 2.718.428.878,33

JALAN, JARINGAN DAN 3.435.253.125,00 3.774.101.178,00

IRIGASI
Jalan dan Jembatan 0,00 0,00

Bangunan Air 1.000.231.500,00 1.345.234.500,00

Instalasi 1.304.092.245,00 1.789.409.910,00

Jaringan 597.124.523,00 639.456.768,00

ASET TETAP LAINNYA 4.325.000,00 6.073.250,00

Bahan Perpustakaan 2.260.000,00 2.260.000,00

Barang Bercorak 0,00 0,00

Kesenian/Kebudayaan/Olahrag
a
Hewan 0,00 0,00

Biodata Perairan 0,00 0,00

Tanaman 2.431.000,00 4.813.250,00

Barang Koleksi Non Budaya 0,00 0,00

Aset Tetap dalam Renovasi 0,00 0,00

KONSTRUKSI DALAM 360.234.532,00 400.204.942,00

PENGERJAAN
Konstruksi Dalam Pengerjaan 360.234.532,00 400.204.942,00

ASET LAINNYA 5.071.784.533,00 5.090.026.354,00

Kemitraan Dengan Pihak 0,00 0,00

Ketiga
Kemitraan Dengan Pihak 0,00 0,00

Ketiga
ASET TIDAK TERWUJUD 88.352.532,00 98.423.230,00

Aset Tidak Terwujud 88.352.532,00 98.423.230,00

ASET LAIN-LAIN 4.983.432.001,00 5.002.430.234,00

Aset Lain-Lain 4.983.432.001,00 5.002.430.234,00


(Sumber Data Skunder, Laporan Keuangan Dinas Kesehatan Kota Palembang)

Tabel IV.II

Data Aset Tetap


Dinas Kesehatan Kota Palembang
Per 31 Desember 2020

Uraian Perkiraan Aktiva Saldo Per 31 Des Saldo Per 31 Des


Tetap 2019 2020
ASET TETAP 245.532.353.233,83 287.670.134.425,71

TANAH 21.224.563.865,00 24.033.503.874,00

Tanah 21.224.563.865,00 24.033.503.874,00

PERALATAN DAN MESIN 107.234.512.64,52 133.029.618.683,52

Alat Besar 153.265.720,00 181.505.083,00

Alat Angkutan 12.472.265.843,00 15.032.056.675,19

Alat Bengkel dan Alat Ukur 507.791.935,20 576.078.197,30

Alat Pertanian 4.300.218.476,00 4.489.019.593,16

Alat Kantor dan Rumah 18.442.721.091,49 23.001.546.812,73

Tangga
Alat Studio, Komunikasi dan 2.102.388.041,23 2.224.563.865,83

Pemacar
Alat Kedokteran dan Kesehatan 32.103.221.234,00 52.943.265.104,49

Alat Laboratorium 23.823.737.348,94 23.823.737.348,37

Alat Persenjataan 18.123.241,00 30.310.500,00

Komputer 9.532.632.123,23 10.472.117.647,45

Alat Eksplorasi 0,00 0,00

Alat Pengeboran 0,00 0,00

Alat Produksi, Pengolahan dan 0,00 0,00

Pemurnian
Alat Bantu Eksplorasi 0,00 0,00

Alat Keselamatan Kerja 209.123.099,00 242.112.720,00

Alat Praga 0,00 0,00

Peralatan Proses – Produksi 0,00 0,00

Rambu-rambu 3.546.000,00 6.985.000,00

Peralatan Olahraga 3.345.892,00 6.320.136,00

GEDUNG DAN 112.251.692.142,78 125.848.278.180,19

BANGUNAN
Bangunan Gedung 109.533.263.264,45 123.129.849.301,86

Monumen 0,00 0,00

Bangunan Menara 0,00 0,00

Tugu Titik Kontrol/Pasti 2.718.428.878,33 2.718.428.878,33

JALAN, JARINGAN DAN 3.774.101.178,00 4.256.791.998,00

IRIGASI
Jalan dan Jembatan 0,00 0,00

Bangunan Air 1.345.234.500,00 1.664.324.500,00

Instalasi 1.789.409.910,00 1.816.738.910,00

Jaringan 639.456.768,00 775.728.588,00

ASET TETAP LAINNYA 6.073.250,00 7.073.250,00

Bahan Perpustakaan 2.260.000,00 2.260.000,00

Barang Bercorak 0,00 0,00

Kesenian/Kebudayaan/Olahrag
a
Hewan 0,00 0,00

Biodata Perairan 0,00 0,00

Tanaman 4.813.250,00 4.813.250,00

Barang Koleksi Non Budaya 0,00 0,00

Aset Tetap dalam Renovasi 0,00 0,00

KONSTRUKSI DALAM 400.204.942,00 494.868.440,00

PENGERJAAN
Konstruksi Dalam Pengerjaan 400.204.942,00 494.868.440,00

ASET LAINNYA 5.090.026.354,00 5.428.026.194,85

Kemitraan Dengan Pihak 0,00 0,00

Ketiga
Kemitraan Dengan Pihak 0,00 0,00

Ketiga
ASET TIDAK TERWUJUD 98.423.230,00 101.265.200,00

Aset Tidak Terwujud 98.423.230,00 101.265.200,00

ASET LAIN-LAIN 5.002.430.234,00 5.326.760.994,85

Aset Lain-Lain 5.002.430.234,00 5.326.760.994,85


(Sumber Data Skunder, Laporan Keuangan Dinas Kesehatan Kota Palembang)

Berdasarkan tabel IV.I dan IV.II neraca aset pada Dinas Kesehatan Kota

Palembang telah menerapkan basis akrual. Yaitu sudah disajikannya akumulasi

penyusutan pada neraca aset tetap Dinas Kesehatan Kota Palembang, hal ini telah

sesuai dengan PSAP 07 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis PSAP 07 pada Dinas Kesehatan Kota Palembang

Pengakuan Aset Tetap Dinas Kesehatan Kota Palembang

Berdasarkan PSAP 07 Paragraf 15 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

2010 dijelaskan bahwa: Aset tetap diakui pada saat masa manfaat ekonomi masa

depan dapat dipeoleh dan nilainya dapat diukur dengan andal. Untuk dapat diakui

sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Berwujud

2. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan

3. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal

4 Tidak dimaksud untuk dijual dalam operasi normal entitas

5. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.


Selanjutnya pada PSAP 07 Paragraf 18 dijelaskan bahwa, pengakuan aset

tetap akan handal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak

kepemilikannya. Hal ini sesuai dengan yang diterapkan di Dinas Kesehatan Kota

Palembang. Aset tetap Dinas Kesehatan Kota Palembang mencakup seluruh aset

berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik

yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Selain itu aset tetap diakui

ketika:

1. Telah terjadi serah terima barang dari pihak ketiga, dengan bukti

transaksi Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan

2. Memenuhi nilai satuan minimum kapitalisasi.

Pengukuran Aset Tetap Dinas Kesehatan Kota Palembang

Berdasarkan pengukuran aset tetap yang terdapat pada PSAP No. 7 Paragraf 20

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, asset tetap dinilai dengan biaya

perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan

tidak memungkinkan nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat

perolehan. Lebih lanjut pada PSAP No. 7 Paragraf 23 dijelaskan bahwa, “barang

berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aset dan

dikelompokkan sebagai aset tetap pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya

perolehan”. Hal ini sudah sesuai dengan yang diterapkan Dinas Kesehatan Kota

Palembang. Nilai aset tetap Dinas Kesehatan Kota Palembang dicatat berdasarkan

harga perolehan (Sumber:CALK).


Berdasarkan neraca pada laporan keuangan yang telah disajikan, diketahui

bahwa Dinas Kesehatan Kota Palembang telah melakukan penyusutan aset tetap

pada akhir periode (tahun). Data akumulasi penyusutan aset tetap yang terdapat

pada pos laporan keuangan Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2018, 2019,

dan 2020 hanya menjelaskan total penyusutan saja. Untuk pengungkapan

penyusutan hanya sebesar nilai yang disusutkan, tidak dijelaskan mengenai

pengungkapan informasi penyusutannya seuai dengan penerapan PSAP No. 7

paragraf 79 point c. Agar sesuai dengan PSAP No. 7 Paragraf 79 point c,

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 adalah :

a. Kebijakan penyusutan yang tercatat jelas mengenai metode penyusutan

yang digunakan, masa manfaat/tarif penyusutan yang digunakan, nilai

tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.

b. Rekonsilasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang

menunjukkan penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan, dan

perubahan nilai serta mutasi aset tetap lainnya.

Pengungkapan Aset Tetap pada Dinas Kesehatan Kota Palembang

Berdasarkan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK),

Dinas Kesehatan Kota Palembang telah mengungkapkan hal-hal menyangkut aset

tetap sesuaidengan PSAP No. 7 Paragraf 80 Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010 yaitu, kebijakan akuntansi yang digunakan sebagai dasar pengakuan

dan penilian aset tetap. Sesuai dengan tujuan dibuatnya CALK, yaitu menjelaskan
rincian pos-pos laporan keuangan yang disajikan secara naratif sehingga dapat

dipahami dan dimengerti oleh pembaca laporan keuangan (Kerangka Konseptual

Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Paragraf 83). Tetapi dalam catatan atas

laporan keuangan Dinas Kesehatan Kota Palembang belum sepenuhnya sesuai

dengan PSAP No. 7 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Pengungkapan

penyusutan Dinas Kesehatan Kota Palembang tidak dijelaskan sesuai dengan

PSAP 07 Paragraf 79 point c.

4.2.2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Terhadap Penyusutan

Aset

Tetap Pada Dinas Kesehatan Kota Palembang

Berdasarkan dari wawancara hasil penelitian diatas. Menurut Ibu Rizka

Afrianie sebagai salah satu staff bagian keuangan, pada Dinas Kesehatan Kota

Palembang menyatakan bahwa penerapan Standar Akuntansi Pemerintah terhadap

Penyusutan Aset Tetap Pada Dinas Kesehatan Kota Palembang sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 berbasis akrual.

Dinas Kesehatan Kota Palembang melakukan penyusutan aset tetap dengan

menggunakan metode garis lurus dan semuanya sudah melalui komputerisasi

dengan program aplikasi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

2010. Hanya saja untuk penyajian laporan keuangan penjelasan tentang

penyusutan belum tersajikan dengan baik, dikarenakan kurangnya SDM

yang memadai di bidang pengelolaan aset tetap.

Kendala Pada Penerapan Penyusutan Akuntansi Aset Tetap


Kendala yang terjadi menurut wawancara adalah kurangnya kepahaman

sumber daya manusia di bidang akuntansi pemerintahan untuk mengelola aset

tetap dan ketidak adaanya sosialisasi dan pelatihan khusus yang diberikan

pemerintah kepada para pegawai dalam menerapkan penyusutan aset tetap. Agar

para pegawai dapat memahami pelaksanaan teknis aktivitas penyusutan dari

perhitungan penyusutan hingga pelaporan penyusutan. Munculnya Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 berbasis akrual untuk mengganti Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 basis kas menuju akrual membawa

konsekuensi perubahan dalam penyajian laporan. Oleh sebab itu, dibutuhkan

SDM yang yang memadai. Kualitas sumber daya manusia yang belum memadai

ini lah yang menjadi kendala akan keakuratan Penerapan Akuntansi Pemerintah

tentang Penyusutan Aset Tetap. Padahal akuntansi berbasis akrual membutuhkan

pembaharuan yang terus menerus, sehingga terjadinya bukti dana pemeliharaan

dan penyusutan sangat dibutuhkan.

Menurut Edward III, dkk (2016:259) sumber daya meliputi empat

komponen yaitu staf yang cukup (jumlah dan mutu), informasi yang dibutuhkan

guna pengambilan keputusan, kewenangan yang cukup guna melaksanakan tugas

atau tanggung jawab dan fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.

Menurut Biswas (2015:472) Setiap organisasi perlu meningkatkan

system IT (Information Technology) dan prosedur administrasi untuk memastikan

bahwa data akuntansi bisa didapatkan secara tepat waktu, lengkap, dan akurat.
Oleh karena itu, sumber daya merupakan faktor penting yang

mempengaruhi penerapan kebijakan, SDM yang belum memadai dari sisi jumlah

dan kemampuan akan mengakibatkan penerapan suatu kebijakan tidak akan

berjalan dengan baik, begitupun dengan aplikasi pendukung penerapan suatu

kebijakan dimana aplikasi yang ada seharusnya bias membantu proses

pelaksanaan penerapan kebijakan. Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Palembang

memerlukan pelatihan dan sosialisi mengenai PSAP No. 7 Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010, agar dapat menerapkan pelaporan asset tetap dan

kemudahan didalam pemanfaatan aplikasi untuk memudahkan suatu pekerjaan

sesuai dengan PSAP 07 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis mengenai Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintah pada Dinas Kesehatan Kota Palembang, maka penulis

memberikan kesimpulan
sebagai berikut :

1. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan Kota

Palembang belum sepenuhnya menerapkan PSAP No. 7 Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 pada pelaporan aset tetapnya.

2. Pada informasi penyusutan aset Dinas Kesehatan Kota Palembang

belum sepenuhnya menerapkan PSAP No. 7, mengakibatkan ketidak

akuratan pada informasi pengungkapan aset tetap yang dimilikinya.

3. Kurangnya SDM yang berkompeten dan memahami betul aset tetap

pada

pelaporan keuangan. Tidak adanya dijelaskan PSAP No. 7 paragraf 79

point c, yaitu: nilai penyusutan, metode penyusutan yang digunakan,

masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan dan nilai tercatat

bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran-saran yang diberikan adalah

sebagai berikut:

1. Dinas Kesehatan Kota Palembang diharapkan kedepan, penerapan

SAP

tetap sesuai aturan.

2. Dinas Kesehatan Kota Palembang perlu meningkatkan kompetensi

SDM dalam pengelolaan aset tetap, baik dengan pengembangan

internal maupun dengan penggunaan tenaga ahli dari luar (out

sourcing).
3. Pemerintah perlu memberikan sosialisai aturan beserta pelatihan teknis

dalam bentuk workshop kepada para pegawai dalam menerapkan

penyusutan dari perhitungan penyusutan aset tetap, agar para pegawai

dapat memahami pelaksanaan teknis aktivitas penyusutan dan

perhitungan penyusutan hingga pelaporan penyusutan aset tetap.

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Fanda Salainti (2013). Evaluasi Penerapan Akuntansi Aset Tetap pada PT
PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Area Manado, Jurnal Universitas
Sam
Ratulangi, Manado Sulawesi Utara.

Koapaha, V. Debora, Sondakh, J Jullie dan Pusung, J Rudy 2014. Evaluasi


Penerapan Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Berdasarkan PSAK No. 16
Pada RSUP Prof. Dr. RD Kamdou Manado, Jurnal Universitas Sam
Ratulangi, Manado Sulawesi Utara.

Leyvi Natalia Kumambouw (2016). Evaluasi Penerapan Akuntansi Aset Pada


Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, Jurnal Universitas Sam
Ratulangi, Manado Sulawesi Utara.

Maulinda, Steven Tangkuman (2014). Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan


Akuntansi, Jurnal Universitas Sam Ratulangi, Manado Sulawesi Utara.

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 7, tentang Akuntansi Aset


Tetap

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007, tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010, tentang Standar


Akuntansi Pemerintah

Riyanto Bambang (2001). Dasar-dasar Akuntansi, Edisi 5. BPFE, Yogyakarta.

Salianti, A. Fanda 2014. Evaluasi Penerapan Akuntansi Aset Tetap Pada PT PLN
(Persero) Wilayah Suluttenggo Area Manado, Jurnal Universitas Sam
Ratulangi, Manado Sulawesi Utara.

Sekaran (2014). Metedologi Penelitian Untuk Bisnis (Research Methods for


Business), Buku 1 Edisi 4, Jakarta : Salemba Empat.

Sugiri Selamet, Bogat Agus Riyono (2008). Akuntansi Pengantar 1, Yogyakarta :


STIM.

Thomas Sumarsan (2013). Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi 2, PT Indeks,


Jakarta.

Veronika Debora Koapaha, Julie J. Sondakh, Rudy J. Pusung (2014). Evaluasi


Penerapan Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Berdasarkan PSAK No. 16
pada RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado, Jurnal Universitas Sam
Ratulangi, Manado Sulawesi Utara.

Winwin Yadianti, Ilham Wahyudin (2006). Pengantar Akuntansi, Kencana


Prenada Media Group, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai