SEJARAH SINGKAT
Pajak merupakan kontribusi wajib setiap warga negara kepada pemerintah yang
bersifat terikat dan memaksa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
dipergunakan sebagai sumber pendapatan negara. Pajak juga merupakan sumber pendapatan
terbesar yang berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sebelum Indonesia
merdeka, pajak telah dibebankan kepada rakyat Indonesia oleh Belanda (penjajah) sebagai
pihak yang menghitung jumlah yang harus dan akan dibayarkan atau saat ini disebut dengan
Official Assessment System. Hingga pada tahun 1983 dinyatakan sebagai Reformasi
perpajakan, yang juga menandai bahwa Indonesia telah Memiliki peraturan perundang
undangan perpajakan sendiri, yang Disebut dengan Undang-undang Republik Indonesia No
16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yang menjadi perubahan
keempat dari Undang-undang Republik Indonesia 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan. Dengan disahkannya perundang- undangan ini, Indonesia akan
menganut Self Assesment System, yaitu negara Memberikan kepercayaan sekaligus beban
kewajiban kepada Wajib pajak untuk mengambil peran penuh dalam mendaftarkan diri,
menghitung, membayar dan melaporkan kegiatan perpajakannya secara mandiri.
SEJARAH PENDIRIAN
Secara bertahap sejak tahun 2002, Kantor Pelayanan Pajak telah mengalami
modernisasi sistem dan struktur organisasi menjadi instansi yang berorientasi pada fungsi,
bukan lagi pada jenis pajak. Kantor Pelayanan Pajak modern juga merupakan penggabungan
dari Kantor Pelayanan Pajak konvensional dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak.
Pada Tahun 2002, dibentuk 2 KPP WP Besar atau LTO (Large Tax Office). KPP ini
menangani 300 WP Badan Terbesar di seluruh Indonesia dan hanya mengadministrasikan
jenis pajak PPH dan PPN. Pada tahun 2003 dibentuk 10 KPP Khusus yang meliputi KPP
BUMN, Perusahaan PMA, WP Badan dan Orang Asing, dan Perusahaan Masuk Bursa.
Kemudian pada tahun 2004 dibentuk pula KPP Madya atau MTO (Medium Tax Office).
Sedangkan KPP Modern yang menangani WP terbanyak adalah KPP Pratama atau STO
(Small Tax Office). KPP Pratama baru dibentuk pada tahun 2006 s.d 2008. Perbedaan utama
antara KPP STO dengan KPP LTO maupun MTO antara lain adalah dengan adanya Seksi
Ekstensifikasi pada KPP STO, sehingga dapat dikatakan pula KPP STO merupakan ujung
tombak bagi DJP untuk menambah rasio perpajakan di Indonesia. Kantor Pelayanan Pajak
konvensional terdiri dari sembilan seksi, yaitu:
1. Subbagian Umum
2. Seksi Tata Usaha Perpajakan
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
4. Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi
5. Seksi Pajak Penghasilan Badan
6. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan
7. Seksi Pajak Pertambahan Nilai
8. Seksi Penagihan
9. Seksi Penerimaan dan Keberatan
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) modern terbagi dalam empat jenis, yaitu :
1. Kantor Pelayanan Pajak Besar
2. Kantor Pelayanan Pajak Madya
3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama
4. Kantor Pelayanan Pajak Khusus
Kepala KPP merupakan jabatan eselon III a. Dalam proses reorganisasinya, saat ini
Kantor Pelayanan Pajak modern sudah dibentuk di seluruh wilayah Indonesia. Kantor
Pelayanan Pajak membawahi unit organisasi yang lebih kecil yaitu Kantor Pelayanan,
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP). Kantor ini dipimpin pejabat setingkat
eselon IV a.
a. VISI
Mewujudkan masyarakat di lingkungan KPP Pratama Langsa yang sadar dan tertib
pajak dengan edukasi, pengawasan, dan penegakan hukum melalui layanan PASTI
(Profesionalisme, Anti KKN, Solutif, Tepat Waktu dan Informatif). Menjamin
Penyelenggaraan Negara yang Berdaulat dan Mandiri dengan:
Kegiatan Utama Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Langsa adalah menangani wajib
pajak lokasi. Untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang
tidak terjangkau oleh KPP maka pelaksanaan pelayanan, penyuluhan, dan konsultasi
perpajakan dilaksanakan oleh unit KP2KP.
STRUKTUR ORGANISASI
No Seksi Jumlah
1. Kepala Kantor 1 Orang
2. Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal 8 Orang
3. Seksi Pelayanan 21 Orang
4. Seksi Penjamin Kualitas Data 6 Orang
5. Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan 13 Orang
6. Seksi Pengawasan I 6 Orang
7. Seksi Pengawasan II 9 Orang
8. Seksi Pengawasan III 9 Orang
9. Seksi Pengawasan IV 6 Orang
10. Seksi Pengawasan V 8 Orang
11. KP2KP Karang Baru 4 Orang
12. KP2KP Blangkerejen 5 Orang
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Langsa mempunyai beberapa Seksi yang
mempunyai tugas masing-masing, antara lain:
1. Meminta keterangan, data atau informasi kepada instansi yang melakukan perumusan
kebijakan perpajakan dan instansi yang berwenang menyelenggarakan administrasi
perpajakan.
2. Meminta data atau informasi kepada pihak-pihak yang terkait
3. Melakukan pengamatan
4. Menerima pengaduan dan masukkan masyarakat
5. Melakukan mediasi
6. Melakukan kajian
7. Memberikan edukasi kepada masyarakat
8. Memberikan saran dan rekomnedasi yang terkait dengan kebijakan perpajakan dan
penyelenggaraan administrasi perpajakan
9. Melakukan monitoring dan evaluasi kepda instasi yang melakukan perumusan
kebijakan perpajakan dan instansi yang berwenang menyelenggarakan administrasi
perpajakan atas tindak lanjut pengaduan dan saran atau rekomendasi
KPP PRATAMA LANGSA