PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Instansi/Perusahaan
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah unsur pelaksanaan Direktorat Jenderal
Pajak yang berada di bawah Kantor Wilayah dan bertanggung jawab langsung kepada
Kantor Wilayah.
Kantor inspeksi pajak Mojokerto pada awal berdiri beralamat di jalan
Pahlawan Kota Mojokerto, dan menjadi kantor pemeriksa Pajak. Pada tahun 1990
Kantor Inspeksi Pajak Mojokerto memisah dari kantor Pemerikasaan Pajak dan
mendirikan kantor Pelayanan Pajak Mojokerto sendiri di RA Basuni Km 5
Jampirogo, Sooko, Mojokerto.
Berdasarkan peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak stdtd peraturan
Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2007 bertempat di Jl. R.A Basuni No. Km. 5
Jampirogo, Sooko, Mojokerto. Kemudian pada awal tahun 2008 KPP Pratama
Mojokerto berpindah ke Jl. Gajah Mada no. 145 (dahulu tempat Kantor Pelayanan
Pajak Bumi dan Bangunan) karena ada renovasi dan Kantor Pelayanan Pajak Bumi
dan Bangunan tidak digunakan.
Pembagian Seksi dan Jabatan Fungsional pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama adalah sebagai berikut:
a. Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal;
b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi;
c. Seksi Pelayanan;
d. Seksi Penagihan;
e. Seksi Pemeriksaan;
f. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan;
g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I;
h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II;
KOTA
KAB.
MOJOKERT
MOJOKERT
KAB.
O
O
JOMBANG
PRAJURIT
KULON
setiap
Wajib
Pajak
dalam
KPKAPK
E
AEREA
P
SAPGLS
A
ILA&AIEU
LW
ALKPB
A
APKPSREA
SD2KIKEAINTLG
KIPFLNKAE
A
M2UAIGNYU
NO
OKKISAM
TN
PGSHFNU
OO
R1SJAKM
-AMINA
4RBOAS
AN
NA
GL
I
P
P
O
I
bahan
penyusunan
rebcaba
strategi
Kantor
Wilayah.
aplikasi e-SPT dan e-Filing, pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG, serta penyiapan
laporan kinerja.
d. Seksi Pelayanan.
Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan
produk
hukum
perpajakan,pengadministrasian
dokumen
dan
berkas
piutang
pajak,
serta
penyimpanan
dokumen-dokumen
penagihan.
f. Seksi Pemeriksaan.
Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan
penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan
perpajakan lainnya.
g. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
Seksi Ekstensifikasi mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi
perpajakan,pendataan objek dan subjek pajak, pembentukan dan pemutakhiran
basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi.
h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Seksi Pengawasan dan Konsultasi mempunyai tugas melakukan pengawasan
kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, bimbingan/himbauan kepada
Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak,
analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka
melakukan
intensifikasi,
usulan
pembetulan
ketetapan pajak,
usulan
pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan, serta melakukan evaluasi hasil banding.Terdapat dua Seksi
Pengawasan dan Konsultasi di KPP Pratama Ponorogo yaitu Seksi Waskon I
dan Seksi Waskon II.
pencarian
dan
pengolahan
data,
pengamatan
potensi
BAB II
HASIL IDENTIFIKASI
2.1 Latar Belakang Identifikasi Kasus
Salah satu tujun Negara Indonesia yang tercantum dalam undang-Undang
1945 adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menciptakan kemakmuran yang
berasaskan keadilan sosial. Adapun jalan untuk mencapai tujuan luhur tersebut adalah
melalui
pembangunan,
sedangkan
dalam
melakukan
pembangunan
tentu
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Negara Indonesia memiliki beberapa sumber
penerimaan diantaranya adalah penerimaan dari sektor pajak, kekayaan alam, bead an
cukai, retribusi, iuran, sumbangan, laba dari Badan Usaha Milik Negara, dan sumbersumber lainnya.
Dimulai pada tahun 2002 Direktorat jenderal pajak (DJP) telah memulai
melakukan reformasi birokrasi pada institusinya. Pada tahun 2007, Kementrian
Keuangan sebagai institusi yang membawahi DJP, mulai mengimplementasikan
Balance Scorecard pada institusinya. Pada kementrian Keuangan sendiri Balance
Scorecard dibagi ke dalam 6 (enam) level, yaitu Kemenkeu-Wide (Level
Kementrian/personal scorecard menteri keuangan), Kemenkeu-One (Level Unit
Eselon II/personal scorecard Pimpinan Unit Eselon I), Kemenkeu-Two (level Unit
Eselon II/personal scorecard Pimpinan Unit Eselon II), Kemenkue-Three (level Unit
Eselon III), Kemenkeu-Four (level Unit Eleson IV/Personal Pimpinan Unit Eselon
IV) dan Kemenkeu-Five (level Pelaksana/personalscorecard untuk Tenaga Pengkaji,
Pejabat Fungsional dan Pelaksana). DJP yang masuk dalam Kemenkeu-One mulai
menerapkan Balance scorecard sebagai metode pengelolaan kinerja pada tahun 2008
yang gunanya adalah untuk mengetahui keberhasilan kinerja karyawan. Balance
Scorecard itu sendiri merupakan suatu pendekatan dalam pengukuran kinerja
manajemen perusahaan, yang juga diterapkan sebagai suatu organisasi dalam
menterjemahkan visi, misi serta strategi organisasi kedalam tindakan-tindakan nyata.
(Kaplan dan Norton, 1992).
Tolok ukur yang digunakan dalam metode Balance Scorecard terdapat empat
perspektif yang meliputi persepektif financial atau keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Karena peneliti ingin mengetahui bagaimana implementasi atau penerapan balance
scorecard pada penilaian kinerja karyawan KPP Pratama Mojokerto maka peneliti
mengajukan
judul:
IMPLEMENTASI
BALANCE
SCORECARD
PADA
BAB III
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
3.1 Pembahasan
3.1.1 Balance Scorecard
A. Definisi Balance Scorecard
Balanced Scorecard (BSC) merupakan konsep manajemen yang
diperkenalkan Robert Kaplan tahun 1992, sebagai perkembangan dari konsep
pengukuran kinerja (performance measurement) yang mengukur kinerja
perusahaan. Robert Kaplan mempertajam konsep pengkuran kinerja dengan
menentukan suatu pendekatan efektif yang seimbang (balanced) dalam
mengukur kinerja dan strategi perusahaan. Pendekatan tersebut berdasarkan 4
perspektif, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan
pertumbuhan. Key Performance Indicators (KPI), performance measurement
sebenarnya bukanlah konsep yang baru. Dalam literatur akuntansi manajemen,
konsep-konsep tersebut sudah banyak dibahas. Dalam dunia sumber daya
manusia, kita mengukur angka perputaran karyawan, analisis hari absen dan lainlain.
Maksud dari BSC adalah mengusulkan penciptaan suatu daftar tolok ukur,
kedua-duanya
finansial
dan
non-finansial,
dimana
perusahaan
dapat
balanced
scorecard menurut
Garrison
dalam
bukunya
sesungguhnya
merupakan
hasil
dari
tiga
perspektif
lainnya
kinerja yang cocok dalam tahap ini adalah, misalnya tingkat pertumbuhan pendapatan atau
penjualan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan.
Sustain adalah tahapan kedua dimana perusahaan masih melakukan investasi dan
reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini,
perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya,
jika mungkin. Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan untuk menghilangkan
bottleneck, mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan perbaikan operasional secara
konsisten. Sasaran finansial pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian
atas investasi yang dilakukan. Tolok ukur yang kerap digunakan pada tahap ini, misal ROI,
ROE, dan Profit Margin.
Harvest adalah tahapan ketiga dimana perusahaan benar-benar menuai hasil investasi
di tahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun
pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan
fasilitas. Sasaran finansial utama dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolok ukur, adalah
memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja.
Faktor-faktor pendorong untuk tercapainya keberhasilan kinerja finansial jangka
panjang adalah sebagai berikut:
atau
memuaskan
pelanggan
dan
pemegang
sahamnya
melalui