Anda di halaman 1dari 3

FAQ APLIKASI PELITA

Panduan Umum
1. Q : Nomor induk KAP atau Cabang KAP dapat dilihat dimana?
A : Untuk melakukan login pada aplikasi PELITA digunakan nomor induk
KAP/Cabang KAP sebagai user name. Nomor induk KAP yang dimaksud
bukanlah nomor izin KAP yang tercantum dalam KMK, namun merupakan
nomor yang tercantum dalam kolom “Nomor Induk” pada Daftar Kantor
Akuntan Publik atau Daftar Cabang KAP di website pppk.kemenkeu.go.id
(http://www.pppk.kemenkeu.go.id/Publikasi/Index/12)

2. Q : Mengapa Cabang KAP tidak dapat menambah tahun takwim untuk


memulai pengisian laporan tahunan?
A : Hanya KAP Pusat yang diberi otorisasi menambah tahun takwim untuk
memulai pengisian laporan tahunan. KAP Cabang baru dapat mengisi
laporan tahunan setelah KAP Pusat melakukan input data Cabang terlebih
dahulu pada menu Daftar Cabang.

3. Q : Apakah KAP atau Cabang KAP dapat mengedit data laporan tahunan
setelah melakukan klik submit?
A : Data laporan tahunan tidak dapat diedit setelah KAP atau Cabang KAP
menekan tombol submit. Untuk dapat melakukan edit laporan, yang harus
dilakukan KAP Pusat adalah menghubungi admin PPPK untuk melakukan
unlock, sedangkan untuk Cabang KAP cukup menghubungi KAP Pusat
untuk untuk melakukan unlock pada icon gembok yang ada di menu
submit

Klien KAP
1. Q : Apakah terdapat aturan mengenai tata cara penomoran untuk laporan
non Audit Umum?
A : PPPK hanya mengatur standardisasi penomoran Laporan Audit Umum
sesuai dengan SE no. 6/PPPK/2018, sedangkan untuk penomoran Non
Audit Umum disesuaikan dengan kebijakan KAP masing-masing.

2. Q : Bagaimanakah cara melakukan input penomoran LAI sesuai SE no.


6/PPPK/2018 aplikasi PELITA?
A : Aplikasi Pelita telah dirancang untuk melakukan input sesuai SE no.
6/PPPK/2018, sehingga KAP cukup mengisi kolom yang telah disediakan
tanpa harus melakukan copy paste seluruh bagian format penomoran LAI
sebagaimana ketentuan SE. Misalnya pada kolom nomor urut LAI, KAP
cukup mencantumkan nomor urut LAI berupa angka saja, sedangkan
untuk bagian lain kode penomoran juga telah disediakan pilihan sesuai
dengan kondisi klien yang bersangkutan.

3. Q : Apakah entry LAI pada aplikasi PELITA harus berurutan?


A : Entry LAI melalui aplikasi PELITA tidak harus dilakukan secara berurutan.
(Contoh: entry LAI nomor urut 1, lalu entry untuk LAI nomor urut 5
(pengurutan nomor LAI dilakukan oleh admin PPPK).

4. Q : SE no. 6/PPPK/2018 maupun aplikasi PELITA tidak mengakomodir


penggunaan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai pilihan
standar yang digunakan. Standar apa yang harus dipilih oleh KAP apabila
dalam kenyataannya pemberian jasa audit untuk suatu klien
menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)?
A : KAP dapat memilih Standar Akuntansi Keuangan.

5. Q : Bagaimanakah menentukan perhitungan tahun pemberian jasa audit ?


A : Perhitungan tahun pemberian jasa audit menunjukkan jumlah pemberian
jasa audit untuk klien yang sama oleh AP yang dilakukan secara berturut-
turut. Apabila terdapat jeda, maka perhitungan dimulai lagi dari angka 1.
Perhitungan tahun audit melekat pada AP, jadi apabila AP tersebut pindah
KAP namun masih melakukan audit untuk klien yang sama maka
perhitungan tahun audit masih berlanjut.

6. Q : Apabila terdapat Rekan AP yang terlibat dalam penugasan audit umum


namun tidak menandatangani laporan, apakah harus di entry untuk jam
kerja auditnya?
A : Tidak perlu di entry jam kerja auditnya, Rekan AP non signing dientry pada
kolom “Rekan Terasosiasi”

Auditor KAP
1. Q : Apa yang dimaksud dengan Nomor Sertifikasi CPA?
A : Nomor Sertifikasi CPA adalah nomor pada sertifikat CPA di pojok kanan
atas.

2. Q : Pengertian untuk inputan Jabatan Auditor adalah?


A : Nomenklatur jabatan Auditor disesuaikan dengan kebijakan di KAP
masing-masing sehingga dimungkinkan untuk setiap KAP memiliki
nomenklatur jabatan yang berbeda. PPPK tidak mengatur mengenai
standar jabatan auditor tersebut.
3. Q : Apakah KAP harus menginput nama auditor yang sudah keluar dari KAP
dalam daftar Auditor?
A : Ya, KAP harus menginput nama seluruh auditor yang terlibat dalam suatu
penugasan terhadap suatu klien, baik auditor yang masih aktif maupun
yang sudah keluar dari KAP. Bahkan KAP juga harus menginput auditor
yang bukan merupakan auditor tetap pada KAP tersebut. Untuk auditor
tetap yang telah keluar dari KAP, status auditor yang dipilih adalah
“keluar”.

SE no-2/PPPK/2019
1. Q : Apakah KAP wajib melampirkan laporan keuangan auditan untuk setiap
klien?
A : PMK no. 154/PMK.01/2017 hanya mewajibkan beberapa kategori klien
yang harus dilampirkan laporan keuangan auditannya. Namun sesuai SE
no. 2/PPPK/2019, KAP harus mendapatkan persetujuan dari klien untuk
melampirkan laporan keuangan tersebut. Apabila klien merasa keberatan,
KAP tidak perlu untuk melampirkan laporan keuangan auditan tersebut
namun harus melampirkan surat keberatan dari klien yang bersangkutan.
KAP juga tidak perlu melampirkan laporan keuangan auditan apabila klien
sudah menyampaikan laporan keuangannya kepada Kementerian
Perdagangan dengan melampirkan bukti berupa STP-LKTP yang diterbitkan
oleh Kemendag.

2. Q : Bagaimana jika klien menolak untuk memberikan surat pernyataan


keberatan untuk melampirkan laporan keuangan auditan?
A : Apabila KAP tidak dapat memperoleh surat keberatan dari klien sehingga
tidak memungkinkan untuk melampirkan laporan keuangan auditan, KAP
dapat menyampaikan surat pernyataan dari KAP yang menyebutkan
bahwa klien tidak bersedia untuk membuat pernyataan keberatan.

Anda mungkin juga menyukai