Anda di halaman 1dari 78

SAK IAI

ONLINE

PSAK 48
PENURUNAN NILAI ASET

HANYA UNTUK KEPERLUAN IAI


TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
SAK IAI
ONLINE

PSAK 48
PENURUNAN NILAI ASET
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

PENURUNAN NILAI ASET

PSAK 48 (2014): Penurunan Nilai Aset mengadopsi IAS 36 Impairment of Assets


per 1 Januari 2014 dan disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal 29 April 2014. PSAK 48 (2014)
menggantikan PSAK 48 (2009) dan PSAK 48 (1998).

Standar lain juga memberikan amendemen konsekuensial terhadap PSAK 48.


Amendemen konsekuensial tersebut termasuk PSAK 71: Instrumen Keuangan dan
PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan yang disahkan oleh DSAK

SAK IAI
IAI pada tanggal 26 Juli 2017.

Penyesuaian Tahunan PSAK 48 (2021) disahkan oleh DSAK IAI pada tanggal
27 Mei 2021.

ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak iii
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

PENGANTAR

PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan pada tanggal 29 April 2014.

PSAK 48 ini merevisi PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset yang telah disahkan
pada tanggal 22 Desember 2009.

Contoh yang disampaikan dalam PSAK 48 ini merupakan contoh-contoh yang diadopsi
dari IAS 36 Impairment of Assets. Penerapan contoh tersebut perlu memperhatikan
kesesuaian dengan praktik di Indonesia.

SAK IAI
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material.

ONLINE
Jakarta, 29 April 2014
Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Rosita Uli Sinaga Ketua


Danil S. Handaya Wakil Ketua
Djohan Pinnarwan Wakil Ketua
Setiyono Miharjo Anggota
Irsan Gunawan Anggota
Budi Susanto Anggota
Sylvia Veronica Siregar Anggota
Yunirwansyah Anggota
Patricia Anggota
Lianny Leo Anggota
Darul Dimasqy K. Anggota

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak v
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

PENGANTAR PENYESUAIAN TAHUNAN

Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah mengesahkan Penyesuaian Tahunan atas


PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset pada tanggal 27 Mei 2021.

Jakarta, 27 Mei 2021


Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Djohan Pinnarwan Ketua


Indra Wijaya Wakil Ketua

SAK IAI
Ersa Tri Wahyuni Anggota
Elvia R. Shauki Anggota
Supriyono Anggota
Devi S. Kalanjati Anggota

ONLINE
Hendradi Setiawan Anggota
Alexander Adrianto Tjahyadi Anggota
Dede Rusli Anggota
Endro Wahyono Anggota
Irwan Lawardy Lau Anggota
Bahrudin Anggota
Bambang Eko Budi Prasetyo Anggota
Elisabeth Imelda Anggota
Zuni Barokah Anggota

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak vii
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

PERBEDAAN DENGAN IFRSs

PSAK 48: Penurunan Nilai Aset mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 36
Impairment of Assets efektif per 1 Januari 2021, kecuali:

1. IAS 36 paragraf 139 tentang tanggal efektif dan ketentuan transisi.

2. IAS 36 paragraf 140–140D tentang tanggal efektif dan ketentuan transisi tidak
diadopsi karena tidak relevan.

3. IAS 36 paragraf 140E dan 140H–140J tentang tanggal efektif dan ketentuan

SAK IAI
transisi. Adopsi IAS 36 menjadi PSAK 48 telah menggunakan IAS 36 yang
telah mengakomodir amendemen tersebut.

4. IAS 36 paragraf 140E tentang tanggal efektif dan ketentuan transisi. Opsi

ONLINE
penerapan dini dihilangkan karena penerapan dini hanya dapat dilakukan dengan
tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS terkait diadopsi secara bersamaan
menjadi SAK.

5. IAS 36 Appendix B tentang amendemen terhadap PSAK 16: Aset Tetap tidak
diadopsi karena tidak relevan.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak ix
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

DAFTAR ISI

Paragraf
PENDAHULUAN......................................................................................... 01–06
Tujuan....................................................................................................................... 01
Ruang lingkup......................................................................................................... 02–05
Definisi...................................................................................................................... 06

IDENTIFIKASI ASET YANG MUNGKIN MENGALAMI


PENURUNAN NILAI.................................................................................. 07–17

PENGUKURAN JUMLAH TERPULIHKAN............................................. 18–57

SAK IAI
Pengukuran jumlah terpulihkan aset takberwujud
dengan umur manfaat takterbatas....................................................................... 24
Nilai wajar dikurangi biaya pelepasan................................................................ 25–29
Nilai pakai................................................................................................................ 30–57

ONLINE
Dasar estimasi arus kas masa depan.......................................................... 33–38
Komposisi estimasi arus kas masa depan................................................. 39–53A
Arus kas valuta asing masa depan............................................................. 54
Tingkat diskonto............................................................................................ 55–57

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN RUGI PENURUNAN NILAI........ 58–64

UNIT PENGHASIL KAS DAN GOODWILL............................................. 65–108


Identifikasi unit penghasil kas yang mana aset tercakup................................ 66–73
Jumlah terpulihkan dan jumlah tercatat unit penghasil kas.......................... 74–103
Goodwill........................................................................................................... 80–99
Alokasi goodwill pada unit penghasil kas......................................... 80–87
Pengujian unit penghasil kas dengan goodwill
untuk penurunan nilai......................................................................... 88–95
Waktu pengujian penurunan nilai..................................................... 96–99
Aset korporat.................................................................................................. 100–103
Rugi penurunan nilai unit penghasil kas........................................................... 104–108

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak xi
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

PEMBALIKAN RUGI PENURUNAN NILAI.......................................... 109–125


Pembalikan rugi penurunan nilai aset individual......................................... 117–121
Pembalikan rugi penurunan nilai unit penghasil kas................................... 122–123
Pembalikan rugi penurunan nilai goodwill..................................................... 124–125

PENGUNGKAPAN................................................................................... 126–137
Estimasi yang digunakan untuk mengukur jumlah terpulihkan
unit penghasil kas yang mengandung goodwill atau aset takberwujud
dengan umur manfaat takterbatas.................................................................... 134–137

KETENTUAN TRANSISI DAN TANGGAL EFEKTIF.......................... 138–140N

PENARIKAN ............................................................................................ 141

LAMPIRAN A: PENGGUNAAN TEKNIK NILAI SEKARANG

SAK IAI
UNTUK MENGUKUR NILAI PAKAI
Komponen pengukuran nilai sekarang............................................................ A01–A02
Prinsip umum ...................................................................................................... A03
Pendekatan tradisional dan arus kas yang diharapkan dalam

ONLINE
penentuan nilai sekarang.................................................................................... A04–A14
Pendekatan tradisional............................................................................... A04–A06
Pedekatan arus kas yang diharapkan...................................................... A07–A14
Tingkat diskonto.................................................................................................. A15–A21

LAMPIRAN B: AMENDEMEN TERHADAP PSAK 16: ASET


TETAP

LAMPIRAN C: PENGUJIAN PENURUNAN NILAI ASET UNIT


PENGHASIL KAS DENGAN GOODWILL DAN
KEPENTINGAN NONPENGENDALI
Alokasi goodwill................................................................................................... C02
Pengujian penurunan nilai................................................................................. C03–C04
Alokasi rugi penurunan nilai............................................................................ C05–C09

CONTOH ILUSTRATIF

xii Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 48

PENURUNAN NILAI ASET

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 48: Penurunan Nilai Aset terdiri dari paragraf
01–141 dan Lampiran A, B, dan C. PSAK 48 dilengkapi dengan Contoh Ilustratif yang
bukan merupakan bagian dari PSAK 48. Seluruh paragraf dalam Pernyataan ini memiliki
kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring
mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 48 harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan
dan Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan. PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan memberikan dasar untuk memilih dan menerapkan
kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan yang jelas. Pernyataan ini tidak wajib
diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.

PENDAHULUAN

Tujuan

01. Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menetapkan prosedur yang diterapkan entitas
agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dikatakan melebihi jumlah

SAK IAI
terpulihkannya jika jumlah tercatat aset melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui
penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan
Pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk mengakui rugi penurunan nilai. Pernyataan ini juga
menentukan kapan entitas membalik rugi penurunan nilai dan menetapkan pengungkapan.

Ruang Lingkup

ONLINE
02. Pernyataan ini diterapkan untuk akuntansi penurunan nilai seluruh aset, kecuali:
(a) persediaan (PSAK 14: Persediaan);
(b) aset kontrak dan aset yang timbul dari biaya untuk memperoleh atau memenuhi kontrak
yang diakui sesuai dengan PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan;
(c) aset pajak tangguhan (PSAK 46: Pajak Penghasilan);
(d) aset yang timbul dari imbalan kerja (PSAK 24: Imbalan Kerja);
(e) aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 71: Instrumen Keuangan;
(f) properti investasi yang diukur pada nilai wajar (PSAK 13: Properti Investasi);
(g) aset biologis yang terkait dengan aktivitas agrikultur dalam ruang lingkup PSAK 69:
Agrikultur yang diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual;
(h) biaya akuisisi tangguhan dan aset takberwujud yang timbul dari hak kontraktual
asuradur berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 62:
Kontrak Asuransi; dan
(i) aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dijual sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dikuasai untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan.

03. Pernyataan ini tidak berlaku untuk persediaan, aset yang timbul dari kontrak
konstruksi, aset pajak tangguhan, aset yang timbul dari imbalan kerja, atau aset yang
dikelompokkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok
lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual) karena SAK yang berlaku untuk
aset tersebut memberikan persyaratan untuk mengakui dan mengukurnya.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.1
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

04. Pernyataan ini berlaku untuk aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai:
(a) entitas anak, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian;
(b) entitas asosiasi, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 15: Investasi Pada Entitas
Asosiasi dan Ventura Bersama; dan
(c) ventura bersama sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 66: Pengaturan Bersama.
Untuk penurunan nilai aset keuangan lain merujuk pada PSAK 71: Instrumen Keuangan.

05. Pernyataan ini tidak diterapkan untuk aset keuangan yang termasuk dalam ruang
lingkup PSAK 71: Instrumen Keuangan, properti investasi yang diukur pada nilai wajar dalam
ruang lingkup PSAK 13: Properti Investasi, atau aset biologis terkait dengan aktivitas agrikultur
yang diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dalam ruang lingkup PSAK
69: Agrikultur. Akan tetapi, Pernyataan ini diterapkan untuk aset yang dicatat pada jumlah
revaluasian (yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi biaya depresiasi
selanjutnya dan akumulasi rugi penurunan nilai selanjutnya) sesuai dengan SAK, seperti
model revaluasi dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19: Aset Takberwujud. Satu-satunya
perbedaan antara nilai wajar aset dan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan adalah biaya
inkremental langsung yang diatribusikan kepada pelepasan aset.
(a) Jika biaya pelepasan dapat diabaikan, maka jumlah terpulihkan aset revaluasian mendekati
atau lebih besar dari jumlah revaluasiannya. Dalam kasus ini, setelah persyaratan
revaluasi diterapkan, kemungkinan kecil aset revaluasian mengalami penurunan nilai
dan jumlah terpulihkan tidak perlu diestimasi.

SAK IAI
(b) Dikosongkan.
(c) Jika biaya pelepasan tidak dapat diabaikan, maka nilai wajar dikurangi biaya pelepasan
aset revaluasian tentu lebih kecil dari nilai wajarnya. Oleh karena itu, aset revaluasian
akan mengalami penurunan nilai jika nilai pakainya kurang dari jumlah revaluasiannya.
Dalam kasus ini, setelah persyaratan revaluasi diterapkan, entitas menerapkan Pernyataan
ini untuk menentukan apakah aset mengalami penurunan nilai.

ONLINE
Definisi

06. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

Aset korporat adalah aset selain goodwill yang berkontribusi terhadap arus kas masa
depan baik dari unit penghasil kas yang sedang ditelaah maupun unit penghasil kas lain.

Biaya pelepasan adalah biaya inkremental yang secara langsung dapat diatribusikan pada
pelepasan aset atau unit penghasil kas, tidak termasuk biaya pendanaan dan beban pajak
penghasilan.

Jumlah tercatat adalah jumlah yang diakui untuk suatu aset setelah dikurangi akumulasi
depresiasi (amortisasi) dan akumulasi rugi penurunan nilai.

Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajarnya dikurangi biaya pelepasan dengan nilai pakainya.

Jumlah terdepresiasi adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan
pengganti biaya perolehan dalam laporan keuangan, dikurangi nilai residunya.

Nilai pakai adalah nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan akan diterima dari aset
atau unit penghasil kas.

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku
pasar pada tanggal pengukuran. (Lihat PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar)

48.2 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

Depresiasi (amortisasi) adalah alokasi sistematis jumlah terdepresiasi suatu aset selama
masa manfaatnya.1

Rugi penurunan nilai adalah jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat aset
atau unit penghasil kas atas jumlah terpulihkannya.

Umur manfaat adalah:


(a) jangka waktu suatu aset yang diharapkan dapat digunakan oleh entitas, atau
(b) jumlah unit produksi atau unit sejenis yang diharapkan dapat dihasilkan dari suatu
aset oleh entitas.

Unit penghasil kas adalah kelompok aset terkecil teridentifikasi yang menghasilkan arus kas
masuk yang sebagian besar independen dari arus kas masuk dari aset atau kelompok aset lain.

IDENTIFIKASI ASET YANG MUNGKIN MENGALAMI PENURUNAN NILAI

07. Paragraf 08–17 menetapkan kapan jumlah terpulihkan ditentukan. Persyaratan ini
menggunakan istilah ”aset” tetapi berlaku sama untuk aset individual atau unit penghasil kas.
Paragraf lain dari Pernyataan ini disusun sebagai berikut:
(a) paragraf 18–57 menjelaskan persyaratan pengukuran jumlah terpulihkan. Persyaratan
ini juga menggunakan istilah ”aset” tetapi berlaku sama untuk aset individual dan unit

SAK IAI
penghasil kas.
(b) paragraf 58–108 menjelaskan persyaratan pengakuan dan pengukuran rugi penurunan
nilai. Pengakuan dan pengukuran rugi penurunan nilai untuk aset individual selain
goodwill diatur dalam paragraf 58–64. Paragraf 65–108 mengatur pengakuan dan
pengukuran rugi penurunan nilai untuk unit penghasil kas dan goodwill.
(c) paragraf 109–116 menjelaskan persyaratan pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui
pada periode sebelumnya untuk aset atau unit penghasil kas. Sebagai penegasan kembali,

ONLINE
persyaratan ini mengunakan istilah ”aset” tetapi berlaku sama untuk aset individual atau
unit penghasil kas. Persyaratan tambahan untuk aset individual dijelaskan di paragraf
117–121, untuk unit penghasil kas di paragraf 122 dan 123, dan untuk goodwill di
paragraf 124 dan 125.
(d) paragraf 126–133 menetapkan informasi yang diungkapkan mengenai rugi penurunan
nilai dan pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset dan unit penghasil kas. Paragraf
134–137 menetapkan persyaratan pengungkapan tambahan untuk unit penghasil kas
yang mendapatkan alokasi goodwill atau aset takberwujud dengan umur manfaat
takterbatas untuk tujuan pengujian penurunan nilai.

08. Suatu aset mengalami penurunan nilai jika jumlah tercatatnya melebihi jumlah
terpulihkannya. Paragraf 12–14 menjelaskan beberapa indikasi bahwa rugi penurunan nilai
mungkin telah terjadi. Jika terdapat indikasi tersebut, maka entitas disyaratkan untuk membuat
estimasi formal jumlah terpulihkan. Kecuali seperti yang dideskripsikan dalam paragraf 10,
Pernyataan ini tidak mensyaratkan entitas untuk membuat estimasi formal jumlah terpulihkan
jika tidak terdapat indikasi rugi penurunan nilai.

09. Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai apakah terdapat indikasi
aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka entitas mengestimasi
jumlah terpulihkan aset tersebut.

1
Untuk aset takberwujud, istilah ”amortisasi” lebih umum digunakan daripada ”depresiasi”. Dua istilah tersebut
memiliki arti yang sama.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.3
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

10. Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai, entitas juga:


(a) menguji penurunan nilai aset takberwujud dengan masa manfaat takterbatas atau aset
takberwujud yang belum dapat digunakan, secara tahunan, dengan membandingkan
jumlah tercatatnya dengan jumlah terpulihkannya. Pengujian penurunan nilai
ini dapat dilakukan kapan saja dalam suatu periode tahunan asalkan dilakukan
pada saat yang sama setiap tahunnya. Aset takberwujud yang berbeda dapat diuji
penurunan nilainya pada waktu yang berbeda. Akan tetapi, untuk aset takberwujud
yang baru diakui dalam periode tahunan berjalan, aset takberwujud tersebut diuji
penurunan nilainya sebelum periode tahunan berjalan berakhir.
(b) menguji penurunan nilai goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis secara
tahunan sesuai dengan paragraf 80–99.

11. Ketidakpastian mengenai kemampuan aset takberwujud dalam menghasilkan


manfaat ekonomik masa depan yang cukup untuk memulihkan jumlah tercatatnya biasanya
lebih besar pada saat aset tersebut belum dapat digunakan daripada setelah aset tersebut dapat
digunakan. Oleh karena itu, Pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk menguji penurunan
nilai, minimal sekali setahun, untuk jumlah tercatat aset takberwujud yang belum dapat
digunakan.

12. Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa aset mungkin mengalami
penurunan nilai, entitas minimal mempertimbangkan, hal-hal berikut ini:

SAK IAI
Informasi dari sumber-sumber eksternal:

(a) terdapat indikasi yang dapat diobservasi bahwa nilai aset telah turun secara signifikan
selama periode tersebut lebih dari yang diperkirakan sebagai akibat dari berjalannya
waktu atau pemakaian normal.
(b) perubahan signifikan dalam hal teknologi, pasar, ekonomi atau lingkup hukum tempat

ONLINE
entitas beroperasi atau di pasar tempat aset dikaryakan, yang berdampak merugikan
terhadap entitas, telah terjadi selama periode tersebut, atau akan terjadi dalam waktu
dekat.
(c) suku bunga pasar atau tingkat imbal hasil pasar lain atas investasi telah meningkat
selama periode tersebut, dan kenaikan tersebut mungkin akan memengaruhi tingkat
diskonto yang digunakan dalam menghitung nilai pakai aset dan menurunkan jumlah
terpulihkan aset secara material.
(d) jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya.

Informasi dari sumber-sumber internal:

(e) terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik aset.


(f) telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang berdampak
merugikan sehubungan dengan seberapa jauh, atau cara, aset digunakan atau diperkirakan
akan digunakan. Perubahan ini termasuk dalam hal aset menjadi tidak digunakan,
rencana untuk menghentikan atau restrukturisasi operasi yang di dalamnya aset
digunakan, rencana untuk melepas aset sebelum tanggal yang diperkirakan sebelumnya,
dan penilaian kembali umur manfaat aset dari takterbatas menjadi terbatas.2
(g) terdapat bukti dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa kinerja ekonomik
aset lebih buruk, atau akan lebih buruk, dari yang diperkirakan.

2
Ketika aset memenuhi syarat untuk diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual (atau masuk dalam kelompok lepasan
yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual), maka aset tersebut dikeluarkan dari ruang lingkup Pernyataan
ini dan dicatat sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dikuasai untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.

48.4 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

Dividen dari entitas anak, ventura bersama atau entitas asosiasi.

(h) untuk investasi pada entitas anak, ventura bersama atau entitas asosiasi, investor
mengakui dividen dari investasi tersebut dan terdapat bukti bahwa:
(i) jumlah tercatat investasi dalam laporan keuangan tersendiri melebihi jumlah
tercatat aset neto investee dalam laporan keuangan konsolidasian, termasuk
goodwill yang terkait; atau
(ii) dividen melebihi total penghasilan komprehensif entitas anak, ventura bersama
atau entitas asosiasi pada periode dividen diumumkan.

13. Daftar indikasi penurunan nilai di paragraf 12 tidak dimaksudkan untuk mencakup
seluruh indikasi. Entitas mungkin mengidentifikasi indikasi lain bahwa aset mungkin mengalami
penurunan nilai dan indikasi tersebut juga mensyaratkan entitas untuk menentukan jumlah
terpulihkan aset atau, dalam kasus goodwill, melakukan pengujian penurunan nilai sesuai
dengan paragraf 80–99.

14. Bukti dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa aset mungkin mengalami
penurunan nilai mencakup adanya:
(a) arus kas untuk memperoleh aset, atau kebutuhan kas selanjutnya untuk pengoperasian
atau pemeliharaan aset tersebut, yang secara signifikan lebih tinggi dari yang dianggarkan
sebelumnya;

SAK IAI
(b) arus kas neto atau laba rugi operasi aktual dari aset yang lebih buruk dari yang
dianggarkan;
(c) penurunan signifikan arus kas neto atau laba operasi yang dianggarkan, atau kenaikan
signifikan rugi yang dianggarkan, yang berasal dari aset tersebut; atau
(d) rugi operasi atau arus kas ke luar neto atas aset, ketika jumlah periode berjalan
digabungkan dengan jumlah yang dianggarkan untuk masa depan.

ONLINE
15. Seperti diindikasikan di paragraf 10, Pernyataan ini mensyaratkan pengujian
penurunan nilai, minimal setahun sekali, untuk aset takberwujud dengan umur manfaat
takterbatas atau yang belum dapat digunakan dan goodwill. Terlepas kapan persyaratan di
paragraf 10 diterapkan, konsep materialitas diterapkan dalam mengidentifikasi apakah jumlah
terpulihkan aset perlu diestimasi. Sebagai contoh, jika penghitungan sebelumnya menunjukkan
bahwa jumlah terpulihkan aset lebih besar secara signifikan dari jumlah tercatatnya, maka
entitas tidak perlu mengestimasi ulang jumlah terpulihkan aset tersebut jika tidak terdapat
peristiwa yang akan menghapus selisih tersebut. Serupa dengan hal tersebut, analisis sebelumnya
mungkin menunjukkan bahwa jumlah terpulihkan aset tidak sensitif terhadap satu (atau lebih)
indikasi yang terdapat di paragraf 12.

16. Sebagai ilustrasi untuk paragraf 15, jika suku bunga pasar atau tingkat imbalan
investasi pasar telah meningkat selama periode tertentu, maka entitas tidak disyaratkan untuk
membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset dalam kasus berikut:
(a) jika tingkat diskonto yang digunakan dalam penghitungan nilai pakai aset tidak mungkin
akan terpengaruh oleh peningkatan tingkat imbalan pasar. Sebagai contoh, peningkatan
suku bunga jangka pendek mungkin tidak akan berpengaruh material terhadap tingkat
diskonto yang digunakan untuk aset yang memiliki sisa umur manfaat yang panjang.
(b) jika tingkat diskonto yang digunakan dalam penghitungan nilai pakai aset mungkin
akan terpengaruh oleh kenaikan tingkat imbalan pasar ini tetapi analisis sensitivitas
sebelumnya atas jumlah terpulihkan menunjukkan bahwa:
(i) tidak mungkin terjadi penurunan jumlah terpulihkan yang material karena arus
kas masa depan juga mungkin meningkat (contohnya pada beberapa kasus,
entitas mungkin mampu menunjukkan bahwa pendapatannya disesuaikan sebagai
kompensasi dari setiap kenaikan tingkat imbalan pasar); atau
(ii) penurunan dalam jumlah terpulihkan tidak mungkin menghasilkan rugi penurunan
nilai yang material.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.5
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

17. Jika terdapat indikasi bahwa aset mungkin mengalami penurunan nilai, maka
mungkin mengindikasikan bahwa sisa umur manfaat, metode depresiasi (amortisasi) atau
nilai residu aset perlu ditelaah dan disesuaikan sesuai dengan Pernyataan yang berlaku untuk
aset tersebut, meskipun jika tidak terdapat rugi penurunan nilai yang diakui untuk aset
tersebut.

PENGUKURAN JUMLAH TERPULIHKAN

18. Pernyataan ini mendefinisikan jumlah terpulihkan sebagai jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya pelepasan dengan nilai pakainya.
Paragraf 19–57 menjelaskan persyaratan untuk mengukur jumlah terpulihkan. Persyaratan ini
menggunakan istilah ”aset” tetapi berlaku sama untuk aset individual atau unit penghasil kas.

19. Nilai wajar dikurangi biaya pelepasan dan nilai pakai dari aset tidak selalu perlu
ditentukan keduanya. Jika salah satu jumlahnya melebihi jumlah tercatat aset, maka aset
tersebut tidak mengalami penurunan nilai dan tidak perlu dilakukan estimasi jumlah lainnya.

20. Pengukuran nilai wajar dikurangi biaya pelepasan mungkin dapat dilakukan
meskipun jika tidak terdapat harga kuotasian di pasar aktif untuk aset identik. Akan tetapi,
kadang tidak mungkin untuk mengukur nilai wajar dikurangi biaya pelepasan karena tidak
terdapat dasar untuk membuat estimasi andal harga dalam transaksi teratur untuk menjual

SAK IAI
aset akan terjadi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini.
Dalam kasus ini, entitas dapat menggunakan nilai pakai aset sebagai jumlah terpulihkan.

21. Jika tidak terdapat alasan untuk meyakini bahwa nilai pakai aset secara material
melebihi nilai wajar dikurangi biaya pelepasan, maka nilai wajar aset dikurangi biaya pelepasan
dapat digunakan sebagai jumlah terpulihkan. Ini akan sering terjadi dalam kasus aset yang
dimiliki untuk dilepaskan. Hal ini disebabkan nilai pakai aset yang dimiliki untuk dilepaskan

ONLINE
sebagian besar akan merupakan hasil neto dari pelepasan, karena arus kas masa depan dari
pemakaian lebih lanjut atas aset sampai aset tersebut dilepas biasanya dapat diabaikan.

22. Jumlah terpulihkan ditentukan untuk aset individual, kecuali aset tersebut tidak
menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset
lain. Dalam hal ini, jumlah terpulihkan ditentukan untuk unit penghasil kas yang mencakup
aset tersebut (lihat paragraf 65–103), kecuali:
(a) nilai wajar dikurangi biaya pelepasan aset tersebut lebih besar dari jumlah tercatatnya;
atau
(b) nilai pakai aset tersebut diestimasikan mendekati nilai wajar dikurangi biaya pelepasannya,
dan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan tersebut dapat diukur.

23. Dalam beberapa kasus, estimasi, rata-rata, dan penghitungan ringkas dapat
memberikan hasil yang mendekati penghitungan rinci yang diilustrasikan dalam Pernyataan
ini untuk menentukan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan atau nilai pakai.

Pengukuran Jumlah Terpulihkan Aset Takberwujud dengan Umur Manfaat Takterbatas

24. Paragraf 10 mensyaratkan aset takberwujud dengan masa manfaat takterbatas diuji
penurunan nilainya setiap tahun dengan membandingkan jumlah tercatatnya dengan jumlah
terpulihkannya, terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Akan tetapi, penghitungan
rinci terkini atas jumlah terpulihkan aset yang dilakukan periode terdekat sebelumnya dapat
digunakan dalam menguji penurunan nilai untuk aset tersebut pada periode berjalan,
sepanjang seluruh kriteria berikut dipenuhi:
(a) jika aset takberwujud tidak menghasilkan arus kas masuk dari penggunaan berkelanjutan
yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain dan karenanya
diuji penurunan nilainya sebagai bagian dari unit penghasil kas yang mencakup aset

48.6 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

takberwujud tersebut, maka aset dan liabilitas pembentuk unit tersebut tidak berubah
secara signifikan sejak penghitungan terkini jumlah terpulihkan;
(b) penghitungan terkini jumlah terpulihkan menghasilkan suatu jumlah yang melebihi
jumlah tercatat aset dengan margin substansial; dan
(c) berdasarkan analisis peristiwa yang telah terjadi dan keadaan yang telah berubah sejak
penghitungan terkini jumlah terpulihkan, kecil kemungkinan bahwa penentuan jumlah
terpulihkan saat ini akan lebih kecil daripada jumlah tercatat aset.

Nilai Wajar Dikurangi Biaya Pelepasan

25. Dikosongkan.

26. Dikosongkan.

27. Dikosongkan.

28. Biaya pelepasan aset, selain dari biaya yang telah diakui sebagai liabilitas, adalah
pengurang dalam mengukur nilai wajar dikurangi biaya pelepasan. Contoh biaya tersebut
adalah biaya hukum, materai dan pajak transaksi sejenis, biaya pemindahan aset, dan biaya
inkremental langsung untuk menjadikan aset dalam kondisi siap dijual. Akan tetapi, imbalan
akibat pemutusan kontrak kerja (seperti dijelaskan di PSAK 24: Imbalan Kerja) dan biaya
terkait dengan pengurangan atau reorganisasi bisnis setelah pelepasan aset bukan merupakan

SAK IAI
biaya inkremental langsung untuk pelepasan aset.

29. Terkadang dalam pelepasan aset, pembeli disyaratkan mengambil alih suatu
liabilitas dan hanya tersedia satu nilai wajar dikurangi biaya pelepasan yang mencakup aset
dan liabilitas tersebut. Paragraf 78 menjelaskan bagaimana perlakuan dalam kasus tersebut.

ONLINE
Nilai Pakai

30. Elemen-elemen berikut, tercermin dalam penghitungan nilai pakai aset:


(a) estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset;
(b) harapan tentang kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus kas masa depan
tersebut;
(c) nilai waktu uang, direpresentasikan oleh suku bunga pasar bebas risiko yang berlaku;
(d) harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset; dan
(e) faktor lain, seperti ketidaklikuiditasan, yang akan dipertimbangkan oleh pelaku pasar
dalam menilai arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset
tersebut.

31. Estimasi nilai pakai aset meliputi langkah berikut:


(a) mengestimasi arus kas masuk dan ke luar masa depan dari pemakaian aset dan dari
pelepasan akhirnya; dan
(b) menerapkan tingkat diskonto yang tepat atas arus kas masa depan tersebut.

32. Elemen-elemen yang diidentifikasi di paragraf 30(b), (d) dan (e) dapat tercermin
baik sebagai penyesuaian arus kas masa depan atau penyesuaian tingkat diskonto. Pendekatan
apapun yang digunakan untuk mencerminkan perkiraan mengenai kemungkinan variasi
dalam jumlah atau waktu arus kas masa depan, hasilnya mencerminkan nilai sekarang arus
kas masa depan yang diharapkan, yaitu rata-rata tertimbang dari seluruh hasil yang mungkin
terjadi. Lampiran A menyediakan pedoman tambahan atas penggunaan teknik nilai sekarang
dalam mengukur nilai pakai aset.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.7
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

Dasar Estimasi Arus Kas Masa Depan

33. Dalam mengukur nilai pakai, entitas:


(a) mendasarkan proyeksi arus kas pada asumsi yang rasional dan terdukungkan yang
merepresentasikan estimasi terbaik manajemen mengenai rentang kemungkinan kondisi
ekonomik yang akan terjadi selama umur manfaat aset. Bukti eksternal diberi bobot
yang lebih tinggi.
(b) mendasarkan proyeksi arus kas pada anggaran atau prakiraan keuangan terkini yang
disetujui manajemen, tetapi mengeluarkan unsur estimasi arus kas masuk atau ke
luar yang berkaitan dengan restrukturisasi di masa depan atau perbaikan maupun
peningkatan kinerja aset. Proyeksi berdasarkan anggaran atau prakiraan keuangan
tersebut meliputi jangka waktu maksimum lima tahun, kecuali jika penggunaan waktu
yang lebih panjang dapat dijustifikasi.
(c) mengestimasi proyeksi arus kas melewati periode yang tercakup dalam anggaran/
prakiraan terkini dengan mengekstrapolasi proyeksi yang didasarkan pada anggaran/
prakiraan tersebut dengan menggunakan tingkat pertumbuhan tetap atau menurun
untuk tahun-tahun berikutnya, kecuali jika peningkatan tingkat pertumbuhan dapat
dijustifikasi. Tingkat pertumbuhan ini tidak boleh melebihi tingkat pertumbuhan rata-
rata jangka panjang produk, industri, negara atau negara tempat entitas beroperasi,
atau untuk pasar tempat aset digunakan, kecuali tingkat pertumbuhan yang lebih
tinggi dapat dijustifikasi.

SAK IAI
34. Manajemen menilai kelayakan asumsi dalam proyeksi arus kas kini dengan menguji
penyebab perbedaan antara proyeksi arus kas masa lalu dan arus kas aktual. Manajemen
memastikan bahwa asumsi yang digunakan terhadap proyeksi arus kas kini konsisten dengan
hasil aktual di masa lalu, sepanjang telah mempertimbangkan peristiwa atau kondisi yang
tidak terjadi ketika arus kas aktual tersebut dihasilkan.

ONLINE
35. Anggaran/prakiraan keuangan atas arus kas masa depan yang lebih rinci, jelas,
dan andal untuk periode yang lebih panjang dari lima tahun biasanya tidak tersedia. Untuk
alasan ini, estimasi manajemen mengenai arus kas masa depan didasarkan pada anggaran/
prakiraan terkini untuk masa maksimum lima tahun. Manajemen dapat menggunakan
proyeksi arus kas yang didasarkan pada anggaran/prakiraan keuangan yang lebih lama dari
lima tahun jika manajemen yakin bahwa proyeksi tersebut dapat diandalkan dan manajemen
dapat menunjukkan kemampuannya dalam menyusun prakiraan arus kas secara akurat untuk
periode lebih dari lima tahun, berdasarkan pengalaman masa lalu.

36. Proyeksi arus kas sampai berakhirnya umur manfaat aset diestimasi dengan
cara mengekstrapolasi proyeksi arus kas yang disusun berdasarkan anggaran/prakiraan
keuangan yang menggunakan tingkat pertumbuhan untuk tahun-tahun selanjutnya. Tingkat
pertumbuhan ini tetap atau menurun, kecuali kenaikan tingkat pertumbuhan sejalan
dengan informasi tentang pola siklus hidup produk atau industri. Jika sesuai, maka tingkat
pertumbuhan adalah nol atau negatif.

37. Dalam kondisi yang menguntungkan, pesaing kemungkinan akan memasuki pasar
dan membatasi pertumbuhan. Oleh karena itu, entitas akan mengalami kesulitan dalam
melampaui tingkat pertumbuhan rata-rata historis dalam jangka panjang (contohnya, dua
puluh tahun) untuk produk, industri, negara atau negara tempat entitas beroperasi, atau untuk
pasar tempat aset digunakan.

38. Dalam menggunakan informasi dari anggaran/prakiraan keuangan, entitas


mempertimbangkan apakah informasi mencerminkan asumsi yang rasional dan terdukungkan
serta merepresentasikan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomik yang akan
berlaku selama umur manfaat aset.

48.8 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

Komposisi Estimasi Arus Kas Masa Depan

39. Estimasi arus kas di masa depan meliputi:


(a) proyeksi arus kas masuk dari penggunaan aset;
(b) proyeksi arus kas ke luar yang diperlukan untuk menghasilkan arus kas masuk dari
penggunaan aset (termasuk arus kas ke luar untuk menyiapkan aset agar dapat
digunakan) dan dapat diatribusikan secara langsung, atau dialokasikan dengan dasar
yang rasional dan konsisten, pada aset; dan
(c) arus kas neto, jika ada, yang akan diterima (atau dibayarkan) untuk pelepasan aset
pada akhir umur manfaatnya.

40. Estimasi arus kas masa depan dan tingkat diskonto mencerminkan asumsi yang
konsisten mengenai kenaikan harga yang dikaitkan pada inflasi umum. Oleh karena itu, jika
tingkat diskonto memasukkan dampak kenaikan harga yang dikaitkan pada inflasi umum,
maka arus kas masa depan diestimasikan pada nilai nominal. Jika tingkat diskonto tidak
memasukkan dampak kenaikan harga yang dikaitkan pada inflasi umum, maka arus kas masa
depan diestimasikan dalam nilai sebenarnya (tetapi termasuk kenaikan atau penurunan harga
tertentu masa depan).

41. Proyeksi arus kas ke luar mencakup arus kas ke luar untuk pemeliharaan rutin aset
dan biaya overhead masa depan yang dapat diatribusikan secara langsung, atau dialokasikan

SAK IAI
dengan dasar yang rasional dan konsisten, terhadap penggunaan aset.

42. Ketika jumlah tercatat aset belum mencakup seluruh arus kas ke luar yang
akan terjadi sebelum aset siap digunakan atau dijual, estimasi arus kas ke luar masa depan
mencakup estimasi arus kas ke luar lainnya yang diperkirakan akan timbul sebelum aset siap
digunakan atau dijual. Sebagai contoh, untuk kasus gedung dalam masa konstruksi atau suatu
proyek pengembangan yang belum selesai.

ONLINE
43. Untuk menghindari penghitungan ganda, estimasi arus kas ke luar masa depan
tidak mencakup:
(a) arus kas masuk dari aset yang menghasilkan arus kas masuk independen dari arus kas
masuk aset yang sedang ditelaah (sebagai contoh, aset keuangan seperti piutang); dan
(b) arus kas ke luar terkait dengan kewajiban yang telah diakui sebagai liabilitas (sebagai
contoh, utang, pensiun, atau provisi).

44. Arus kas masa depan diestimasi berdasarkan kondisi aset saat ini. Estimasi arus
kas masa depan tidak mencakup arus kas masuk atau ke luar masa depan yang diperkirakan
timbul dari:
(a) restrukturisasi masa depan yang mana entitas belum berkomitmen; atau
(b) perbaikan atau peningkatan kinerja aset.

45. Karena arus kas masa depan diestimasi dengan kondisi aset saat ini, maka nilai
pakai tidak mencerminkan:
(a) arus kas ke luar masa depan atau penghematan biaya yang terkait (sebagai contoh
pengurangan biaya karyawan) atau manfaat yang diharapkan timbul dari restrukturisasi
masa depan di mana entitas belum berkomitmen; atau
(b) arus kas ke luar masa depan yang akan memperbaiki atau meningkatkan kinerja aset
atau arus kas masuk terkait yang diperkirakan timbul dari arus ke luar tersebut.

46. Restrukturisasi adalah suatu program yang direncanakan dan dikendalikan manajemen
dan mengubah secara material baik ruang lingkup bisnis yang dilakukan oleh entitas maupun
cara bagaimana bisnis dilaksanakan. PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
memberikan pedoman yang menjelaskan kapan entitas berkomitmen untuk restrukturisasi.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.9
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

47. Ketika entitas berkomitmen untuk restrukturisasi, beberapa aset mungkin akan
terpengaruh oleh restrukturisasi ini. Ketika entitas berkomitmen untuk restrukturisasi, maka
entitas:
(a) mengestimasi arus kas masuk dan arus kas ke luar masa depan untuk tujuan menentukan
nilai pakai mencerminkan penghematan biaya dan manfaat lain dari restrukturisasi
(berdasarkan anggaran/prakiraan keuangan terkini yang telah disetujui manajemen); dan
(b) mengestimasi arus kas ke luar masa depan untuk restrukturisasi diperhitungkan dalam
penentuan provisi restukturisasi sesuai dengan PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi,
dan Aset Kontinjensi.
Contoh Ilustratif 5 menjelaskan dampak dari restrukturisasi masa depan dalam penghitungan
nilai pakai.

48. Sampai entitas mengalami arus kas ke luar yang memperbaiki atau meningkatkan
kinerja aset, estimasi arus kas masa depan tidak termasuk estimasi arus kas masuk yang
diharapkan timbul dari kenaikan manfaat ekonomik yang terkait dengan arus kas ke luar
tersebut (lihat Contoh Ilustratif 6).

49. Estimasi arus kas masa depan meliputi arus kas ke luar masa depan yang diperlukan
untuk memelihara level manfaat ekonomik yang diharapkan timbul dari aset dalam kondisi
saat ini. Ketika suatu unit penghasil kas terdiri dari aset dengan estimasi umur manfaat
yang berbeda (yang seluruhnya adalah penting untuk kelangsungan operasi unit tersebut),

SAK IAI
penggantian aset dengan masa yang lebih pendek dipertimbangkan sebagai bagian dari
pemeliharaan rutin unit tersebut ketika mengestimasi arus kas masa depan yang berkaitan
dengan unit tersebut. Serupa dengan hal tersebut, ketika aset tunggal terdiri dari komponen-
komponen dengan estimasi umur manfaat yang berbeda, maka penggantian komponen
dengan masa yang lebih pendek dipertimbangkan sebagai bagian dari pemeliharaan rutin
aset ketika mengestimasi arus kas masa depan yang dihasilkan oleh aset tersebut.

ONLINE
50. Estimasi arus kas masa depan tidak termasuk:
(a) arus kas masuk atau ke luar dari aktivitas pendanaan; atau
(b) penerimaan atau pembayaran pajak penghasilan.

51. Estimasi arus kas masa depan mencerminkan asumsi yang konsisten dengan cara
penentuan tingkat diskonto. Jika tidak, dampak dari beberapa asumsi akan dihitung dua kali
atau diabaikan. Karena nilai waktu uang dipertimbangkan dengan mendiskontokan estimasi
arus kas masa depan, maka arus kas ini tidak termasuk arus kas masuk atau ke luar dari
aktivitas pendanaan. Serupa dengan hal tersebut, karena tingkat diskonto ditentukan atas
dasar sebelum pajak, maka arus kas masa depan juga diestimasi atas dasar sebelum pajak.

52. Estimasi arus kas neto diterima (atau dibayarkan) dari pelepasan aset pada
akhir umur manfaat merupakan jumlah yang diperkirakan akan diperoleh entitas dari
pelepasan aset melalui transaksi wajar antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam transaksi wajar, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan.

53. Estimasi arus kas neto diterima (atau dibayarkan) dari pelepasan aset pada akhir
umur manfaat ditentukan dengan cara yang serupa dengan penentuan nilai wajar aset
dikurangi biaya pelepasan, kecuali dalam mengestimasi arus kas neto tersebut:
(a) entitas menggunakan harga yang berlaku pada tanggal estimasi untuk aset serupa yang
telah habis umur manfaatnya dan telah beroperasi dalam kondisi serupa dengan aset
yang akan digunakan.
(b) entitas menyesuaikan harga tersebut dengan dampak kenaikan harga masa depan akibat
inflasi umum maupun kenaikan atau penurunan harga yang spesifik. Akan tetapi, jika
estimasi arus kas masa depan dari penggunaan aset dan tingkat diskonto mengecualikan
dampak inflasi umum, maka entitas juga mengecualikan dampak tersebut pada estimasi
arus kas neto pelepasan aset.

48.10 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

53A. Nilai wajar berbeda dengan nilai pakai. Nilai wajar mencerminkan asumsi yang
digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset. Sebaliknya, nilai pakai mencerminkan
dampak dari faktor yang mungkin spesifik untuk entitas dan tidak dapat diterapkan untuk
entitas secara umum. Sebagai contoh, nilai wajar tidak mencerminkan faktor berikut ini
sejauh faktor tersebut tidak dapat tersedia secara umum untuk pelaku pasar:
(a) nilai tambah yang diperoleh dari pengelompokan aset (seperti pembentukan portofolio
properti investasi di lokasi yang berbeda);
(b) sinergi antara aset yang diukur dan aset lainnya;
(c) hak hukum atau pembatasan hukum yang spesifik hanya untuk pemilik aset saat ini;
dan
(d) manfaat pajak atau beban pajak yang spesifik untuk pemilik aset saat ini.

Arus Kas Valuta Asing Masa Depan

54. Arus kas masa depan diestimasi dalam satuan mata uang ketika akan dihasilkan
dan kemudian didiskonto menggunakan suatu tingkat diskonto yang tepat untuk satuan mata
uang tersebut. Entitas menjabarkan nilai sekarang dengan menggunakan nilai tukar spot pada
tanggal penghitungan nilai pakai.

Tingkat Diskonto

SAK IAI
55. Tingkat diskonto ditetapkan atas dasar tingkat diskonto sebelum pajak yang
mencerminkan penilaian pasar saat ini dari:
(a) nilai waktu uang; dan
(b) risiko spesifik atas aset di mana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.

56. Tingkat diskonto yang mencerminkan penilaian pasar saat ini atas nilai waktu uang
dan risiko spesifik atas aset tertentu adalah tingkat pengembalian yang disyaratkan investor

ONLINE
jika seandainya mereka hendak memilih suatu investasi yang menghasilkan arus kas dengan
jumlah, waktu, dan profil risiko yang setara dengan yang entitas harapkan akan dihasilkan
dari aset tersebut. Tingkat diskonto ini diestimasi dari tingkat diskonto implisit pada transaksi
pasar saat ini terhadap aset serupa atau dari rata-rata tertimbang biaya modal entitas tercatat
di bursa efek yang memiliki aset tunggal (atau portofolio aset) yang serupa dalam hal potensi
jasa dan risiko dengan aset yang ditelaah. Akan tetapi, tingkat diskonto yang digunakan untuk
mengukur nilai pakai aset tidak mencerminkan risiko estimasi arus kas masa depan yang
telah disesuaikan. Sebaliknya, dampak dari beberapa asumsi akan dihitung dua kali.

57. Jika suatu tingkat diskonto spesifik aset tidak tersedia secara langsung di pasar,
maka entitas menggunakan pengganti untuk mengestimasi tingkat diskonto. Lampiran A
menyediakan pedoman tambahan dalam mengestimasi tingkat diskonto pada keadaan tersebut.

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN RUGI PENURUNAN NILAI

58. Paragraf 59–64 menjelaskan persyaratan pengakuan dan pengukuran rugi


penurunan nilai untuk aset individual selain goodwill. Pengakuan dan pengukuran rugi
penurunan nilai untuk unit penghasil kas dan goodwill diuraikan di paragraf 65–108.

59. Jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan aset lebih kecil dari jumlah tercatatnya,
maka jumlah tercatat aset diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkan. Penurunan
tersebut adalah rugi penurunan nilai.

60. Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laba rugi, kecuali aset disajikan
pada jumlah revaluasian sesuai dengan Pernyataan lain (sebagai contoh, sesuai dengan
model revaluasi di PSAK 16: Aset Tetap). Setiap rugi penurunan nilai aset revaluasian
diperlakukan sebagai penurunan revaluasi sesuai dengan Pernyataan lain tersebut.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.11
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

61. Rugi penurunan nilai aset yang tidak direvaluasi diakui dalam laba rugi. Akan
tetapi, kerugian penurunan nilai atas aset revaluasian diakui dalam penghasilan komprehensif
lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset
yang sama. Rugi penurunan nilai atas aset revaluasian mengurangi surplus revaluasi untuk
aset tersebut.

62. Jika jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih besar dari jumlah tercatat aset
terkait, maka entitas mengakui liabilitas jika, dan hanya jika, hal ini disyaratkan oleh
Pernyataan lain.

63. Setelah pengakuan rugi penurunan nilai, beban depresiasi (amortisasi) aset
disesuaikan di periode masa depan untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset revisian,
setelah dikurangi nilai residu (jika ada), secara sistematis selama sisa umur manfaatnya.

64. Jika rugi penurunan nilai diakui, maka seluruh aset atau liabilitas pajak tangguhan
yang terkait ditentukan sesuai dengan PSAK 46: Pajak Penghasilan dengan membandingkan
jumlah tercatat aset revisian dengan dasar pajaknya (lihat Contoh Ilustratif 3).

UNIT PENGHASIL KAS DAN GOODWILL

65. Paragraf 66–108 dan Lampiran C menjelaskan persyaratan untuk mengidentifikasikan

SAK IAI
unit penghasil kas yang mana suatu aset tercakup dan menentukan jumlah tercatat dari, dan
mengakui rugi penurunan nilai atas, unit penghasil kas dan goodwill.

Identifikasi Unit Penghasil Kas yang mana Aset Tercakup

66. Jika terdapat indikasi bahwa aset mungkin mengalami penurunan nilai, maka
jumlah terpulihkan diestimasi untuk aset individual tersebut. Jika tidak mungkin untuk

ONLINE
mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual, maka entitas menentukan jumlah
terpulihkan dari unit penghasil kas yang mana aset tercakup (unit penghasil kas dari aset
tersebut).

67. Jumlah terpulihkan dari aset individual tidak dapat ditentukan jika:
(a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya pelepasan
(sebagai contoh, ketika arus kas masa depan dari penggunaan aset yang tidak dapat
diestimasi dapat diabaikan); dan
(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari kelompok aset lain.
Dalam kasus ini, nilai pakai dan jumlah terpulihkan dapat ditentukan hanya untuk unit
penghasil kas dari aset tersebut.

Contoh

Entitas pertambangan memiliki jalur kereta api privat untuk mendukung aktivitas
pertambangannya. Jalur kereta api privat tersebut dapat dijual hanya sebesar nilai sisanya
dan tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari arus kas
masuk dari aset lain pertambangan tersebut.

Tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan dari jalur kereta privat tersebut
karena nilai pakainya tidak dapat ditentukan dan kemungkinan berbeda dari nilai sisanya.
Oleh karena itu, entitas mengestimasi jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas yang mana
jalur kereta privat tersebut tercakup, yaitu pertambangan secara keseluruhan.

48.12 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

68. Sebagaimana didefinisikan dalam paragraf 06, unit penghasil kas dari aset adalah
kelompok aset terkecil yang mencakup aset tersebut dan menghasilkan arus kas masuk yang
sebagian besar independen dari arus kas masuk dari aset atau kelompok aset lain. Identifikasi
unit penghasil kas dari aset memerlukan pertimbangan tersendiri. Jika jumlah terpulihkan
tidak dapat ditentukan untuk aset individual, maka entitas mengidentifikasikan penggabungan
terendah atas aset yang menghasilkan arus kas masuk yang independen.

Contoh

Perusahaan bus menyediakan kontrak jasa dengan suatu pemerintahan kotamadya yang
mensyaratkan jasa minimal untuk setiap lima rute berbeda. Aset yang disediakan untuk
setiap rute dan arus kas dari setiap rute dapat diidentifikasi secara terpisah. Salah satu
rute beroperasi dengan kerugian yang signifikan.

Disebabkan entitas tidak memiliki pilihan untuk mengurangi rute bus manapun, tingkat
terendah dari arus kas masuk teridentifikasi yang sebagian besar independen dari arus kas
masuk aset atau kelompok aset lain adalah arus kas masuk yang dihasilkan kelima rute bus
tersebut. Unit penghasil kas untuk setiap rute adalah perusahaan bus secara keseluruhan.

69. Arus kas masuk adalah arus masuk dari kas dan setara kas yang diterima dari

SAK IAI
pihak luar entitas. Dalam mengidentifikasi apakah arus kas masuk dari aset (atau kelompok
aset) sebagian besar independen dari arus kas masuk aset (atau kelompok aset) lain, entitas
mempertimbangkan berbagai faktor termasuk bagaimana manajemen memantau operasi
entitas (seperti lini produksi, bisnis, lokasi individual, wilayah distrik atau regional) atau
bagaimana manajemen membuat keputusan tentang kelanjutan atau pelepasan aset dan
operasi entitas. Contoh Ilustratif 1 memberikan contoh identifikasi unit penghasil kas.

ONLINE
70. Jika terdapat pasar aktif untuk hasil yang diproduksi oleh aset atau kelompok
aset, maka aset atau kelompok aset tersebut diidentifikasikan sebagai unit penghasil kas,
meskipun jika sebagian atau keseluruhan hasil produksi digunakan secara internal. Jika arus
kas masuk yang dihasilkan setiap aset atau unit penghasil kas dipengaruhi oleh penetapan
harga pengalihan internal, maka entitas menggunakan estimasi terbaik manajemen tentang
harga masa depan yang dapat dicapai dalam transaksi wajar dalam mengestimasi:
(a) arus kas masuk masa depan yang digunakan untuk menentukan nilai pakai aset atau
unit penghasil kas; dan
(b) arus kas ke luar masa depan yang digunakan untuk menentukan nilai pakai dari setiap
aset atau unit penghasil kas lain yang dipengaruhi oleh penetapan harga pengalihan
internal.

71. Meskipun jika sebagian atau keseluruhan hasil yang diproduksi oleh aset atau
kelompok aset digunakan oleh unit lain dari entitas (sebagai contoh, produk yang berada
pada tingkat menengah dari suatu proses produksi), aset atau kelompok aset tersebut
membentuk suatu unit penghasil kas tersendiri jika entitas dapat menjual hasil produknya
di pasar aktif. Hal ini karena aset atau kelompok aset tersebut dapat menghasilkan arus kas
masuk yang sebagian besar independen dari arus kas masuk aset atau kelompok aset lain.
Dalam menggunakan informasi berdasarkan anggaran/prakiraan keuangan yang berhubungan
dengan unit penghasil kas (atau untuk setiap aset atau unit penghasil kas lain yang dipengaruhi
oleh penetapan harga pengalihan internal), entitas menyesuaikan informasi ini jika harga
pengalihan internal tidak mencerminkan estimasi terbaik manajemen atas harga masa depan
yang dapat dicapai dalam transaksi wajar.

72. Unit penghasil kas diidentifikasikan secara konsisten dari periode ke periode
untuk aset atau jenis aset yang sama, kecuali suatu perubahan dapat dijustifikasi.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.13
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

73. Jika entitas menentukan bahwa aset yang dimiliki oleh unit penghasil kas berbeda
dari periode sebelumnya, atau jenis aset yang digabungkan untuk unit penghasil kas aset
telah berubah, maka paragraf 130 mensyaratkan pengungkapan tentang unit penghasil kas,
jika rugi penurunan nilai diakui atau dibalik untuk unit penghasil kas tersebut.

Jumlah Terpulihkan dan Jumlah Tercatat Unit Penghasil Kas

74. Jumlah terpulihkan unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai
wajar unit penghasil kas dikurangi biaya pelepasan dan nilai pakainya. Dalam menentukan
jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas, setiap rujukan di paragraf 19–57 mengenai ”aset”
dimaksudkan sebagai referensi mengenai ”unit penghasil kas”.

75. Jumlah tercatat unit penghasil kas ditentukan dengan dasar yang konsisten
dengan cara menentukan jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas.

76. Jumlah tercatat unit penghasil kas:


(a) mencakup hanya jumlah tercatat dari aset-aset yang dapat diatribusikan langsung, atau
dialokasikan dengan dasar yang rasional dan konsisten, pada unit penghasil kas dan
akan menghasilkan arus kas masuk yang digunakan dalam menentukan nilai pakai unit
penghasil kas; dan
(b) tidak mencakup jumlah tercatat dari setiap liabilitas yang telah diakui, kecuali jumlah

SAK IAI
terpulihkan unit penghasil kas tidak dapat ditentukan tanpa mempertimbangkan
liabilitas tersebut.
Hal ini karena nilai wajar dikurangi biaya pelepasan dan nilai pakai dari unit penghasil kas
ditetapkan dengan mengecualikan arus kas berkaitan dengan aset yang bukan merupakan
bagian unit penghasil kas dan liabilitas yang telah diakui (lihat paragraf 28 dan 43).

77. Ketika aset dikelompokkan untuk penilaian keterpulihan, sangat penting bagi

ONLINE
unit penghasil kas untuk mencakup seluruh aset yang menghasilkan atau digunakan untuk
menghasilkan arus kas masuk yang relevan. Sebaliknya, unit penghasil kas mungkin terlihat
menjadi dapat terpulihkan sepenuhnya ketika faktanya telah terjadi rugi penurunan nilai.
Dalam beberapa kasus, meskipun beberapa aset berkontribusi untuk estimasi arus kas masa
depan unit penghasil kas, aset tersebut tidak dapat dialokasikan pada unit penghasil kas
dengan dasar yang rasional dan konsisten. Kasus ini mungkin terjadi untuk goodwill atau aset
korporat seperti aset kantor pusat. Paragraf 80–103 menjelaskan bagaimana memperlakukan
aset tersebut dalam uji penurunan nilai atas unit penghasil kas.

78. Dimungkinkan perlu untuk mempertimbangkan beberapa liabilitas yang telah


diakui untuk menetapkan jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas. Hal ini mungkin terjadi
jika pelepasan unit penghasil kas mensyaratkan pembeli mengambil alih liabilitas. Dalam
kasus ini, nilai wajar dikurangi biaya pelepasan (atau arus kas estimasian dari pelepasan
akhir) dari unit penghasil kas adalah harga pelepasan aset unit penghasil kas dan liabilitas
secara bersamaan, dikurangi biaya pelepasan. Untuk menghasilkan suatu perbandingan antara
jumlah tercatat unit penghasil kas dan jumlah terpulihkannya, jumlah tercatat dari liabilitas
dikurangkan dalam menetapkan nilai pakai unit penghasil kas dan jumlah tercatatnya.

48.14 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

Contoh

Perusahaan mengoperasikan suatu pertambangan di suatu negara dengan perundang-


undangan yang mensyaratkan pemilik harus memulihkan kembali lokasi tambang pada
saat penyelesaian operasi pertambangan. Biaya pemulihan tersebut termasuk penggantian
lapisan permukaan tanah yang harus dipindahkan sebelum memulai penambangan. Provisi
untuk biaya pengganti lapisan permukaan tanah diakui segera setelah lapisan permukaan
tanah dipindahkan. Jumlah yang disediakan diakui sebagai bagian dari biaya pertambangan
dan didepresiasikan selama umur manfaat pertambangan tersebut. Jumlah tercatat provisi
untuk biaya pemulihan adalah Rp500, yang setara dengan nilai sekarang dari biaya pemulihan.

Entitas menguji penurunan nilai dari pertambangan. Unit penghasil kas untuk pertambangan
adalah pertambangan tersebut secara keseluruhan. Entitas telah menerima berbagai penawaran
untuk membeli pertambangan itu pada harga sekitar Rp800. Harga ini mencerminkan fakta
bahwa pembeli akan mengambil alih kewajiban untuk memulihkan lapisan permukaan tanah.
Biaya pelepasan pertambangan dapat diabaikan. Nilai pakai pertambangan itu mendekati
Rp1.200, di luar biaya pemulihan. Jumlah tercatat pertambangan itu adalah Rp1.000.

Nilai wajar unit penghasil kas dikurangi biaya pelepasan adalah Rp800. Nilai ini
mempertimbangkan biaya yang sudah disediakan untuk pemulihan. Sebagai konsekuensinya,
nilai pakai unit penghasil kas ditetapkan setelah mempertimbangkan biaya pemulihan dan

SAK IAI
diestimasi menjadi Rp700 (Rp1.200 dikurangi Rp500). Jumlah tercatat dari unit penghasil
kas adalah Rp500, dengan jumlah tercatat dari pertambangan (Rp1.000) dikurangi jumlah
tercatat provisi untuk biaya pemulihan (Rp500). Oleh karena itu, jumlah terpulihkan unit
penghasil kas melebihi jumlah tercatatnya.

79. Untuk alasan praktis, jumlah terpulihkan unit penghasil kas terkadang ditentukan
setelah mempertimbangkan aset yang bukan merupakan bagian unit penghasil kas (sebagai

ONLINE
contoh, piutang atau aset keuangan lain) atau liabilitas yang telah diakui (sebagai contoh,
utang, pensiun, dan provisi lain). Dalam kasus tersebut, jumlah tercatat dari unit penghasil
kas dinaikkan sebesar jumlah tercatat aset tersebut dan diturunkan sebesar jumlah tercatat
liabilitas tersebut.

Goodwill

Alokasi Goodwill pada Unit Penghasil Kas

80. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dalam kombinasi
bisnis sejak tanggal akuisisi dialokasikan pada setiap unit penghasil kas pihak pengakuisisi,
atau kelompok unit penghasil kas yang diperkirakan memberikan manfaat dari sinergi
kombinasi bisnis tersebut, terlepas apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi
ditempatkan dalam unit atau kelompok unit tersebut. Setiap unit atau kelompok unit yang
memperoleh alokasi goodwill:
(a) merepresentasikan level terendah dalam entitas yang goodwill-nya dipantau untuk
tujuan manajemen internal; dan
(b) tidak lebih besar dari segmen operasi yang didefinisikan dalam PSAK 5: Segmen
Operasi paragraf 05 sebelum penggabungan.

81. Goodwill yang diakui dalam kombinasi bisnis merupakan aset yang merepresentasikan
manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari aset lain yang diperoleh dalam kombinasi
bisnis yang tidak teridentifikasi secara individual dan diakui secara terpisah. Goodwill tidak
menghasilkan arus kas secara independen dari aset atau kelompok aset lain, dan seringkali
berkontribusi kepada arus kas dari beragam unit penghasil kas. Goodwill kadang tidak dapat
dialokasikan dengan suatu dasar yang nonarbitrer pada unit penghasil kas individual, tetapi
hanya pada sekolompok unit penghasil kas. Akibatnya, level terendah dalam entitas yang

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.15
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

mana goodwill dipantau untuk tujuan manajemen internal terkadang terdiri dari sejumlah
unit penghasil kas dengan goodwill terkait, tetapi goodwill tidak dapat dialokasikan padanya.
Referensi di paragraf 83–99 dan Lampiran C mengenai unit penghasil kas yang mendapatkan
alokasi goodwill dimaksudkan juga sebagai rujukan mengenai sekelompok unit penghasil kas
yang memperoleh alokasi goodwill.

82. Penerapan persyaratan di paragraf 80 menghasilkan goodwill diuji penurunan nilainya


pada level yang mencerminkan bagaimana entitas mengelola operasinya dan bagaimana goodwill
diasosiasikan secara alami. Oleh karena itu, pengembangan sistem pelaporan tambahan secara
khusus tidak diperlukan.

83. Unit penghasil kas yang mana goodwill dialokasikan untuk tujuan pengujian
penurunan nilai mungkin tidak serupa dengan level ketika goodwill dialokasikan dalam
hubungannya dengan PSAK 10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing untuk tujuan pengukuran
keuntungan atau kerugian valuta asing. Sebagai contoh, jika PSAK 10 mensyaratkan entitas
mengalokasikan goodwill pada level relatif rendah untuk tujuan pengukuran keuntungan dan
kerugian valuta asing, maka entitas tidak disyaratkan untuk menguji penurunan nilai goodwill
pada level yang sama kecuali entitas juga memantau goodwill pada level tersebut untuk tujuan
manajemen internal.

84. Jika alokasi awal goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis tidak dapat

SAK IAI
diselesaikan sebelum berakhirnya periode tahunan ketika kombinasi bisnis berdampak,
maka alokasi awal tersebut diselesaikan sebelum akhir periode tahunan pertama setelah
tanggal akuisisi.

85. Sesuai dengan PSAK 22: Kombinasi Bisnis, jika akuntansi awal untuk kombinasi
bisnis hanya dapat ditentukan sementara pada akhir periode terjadinya kombinasi bisnis,
maka pihak pengakuisisi:

ONLINE
(a) mencatat kombinasi bisnis menggunakan nilai sementara; dan
(b) mengakui setiap penyesuaian atas nilai sementara tersebut sebagai hasil penyelesaian
akuntansi awal selama periode pengukuran, yang tidak melebihi dua belas bulan sejak
tanggal akuisisi.
Dalam keadaan tersebut, mungkin saja alokasi awal goodwill yang diakui dalam kombinasi
bisnis tidak dapat diselesaikan sebelum akhir dari periode tahunan ketika kombinasi bisnis
berdampak. Ketika hal ini terjadi, entitas mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh
paragraf 133.

86. Jika goodwill telah dialokasikan pada unit penghasil kas dan entitas melepaskan
suatu operasi tertentu atas unit tersebut, maka goodwill yang terkait dengan operasi yang
dilepaskan:
(a) termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau
kerugian dari pelepasan; dan
(b) diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi unit penghasil kas
yang ditahan, kecuali entitas dapat menunjukkan bahwa beberapa metode lain lebih
baik dalam mencerminkan goodwill terkait dengan operasi yang dilepaskan.

Contoh

Entitas menjual suatu operasi seharga Rp100 yang merupakan bagian dari unit penghasil
kas yang telah memperoleh alokasi goodwill. Goodwill yang dialokasikan pada unit tersebut
tidak dapat diidentifikasikan atau diasosiasikan dengan suatu kelompok aset pada tingkat
yang lebih rendah dari unit tersebut, kecuali secara arbitrer. Jumlah terpulihkan dari porsi
unit penghasil kas yang ditahan adalah Rp300.
berlanjut...

48.16 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

...lanjutan
Disebabkan goodwill yang dialokasikan pada unit penghasil kas tidak dapat diidentifikasikan
atau diasosiasikan secara nonarbitrer dengan suatu kelompok aset pada level yang lebih
rendah dari unit tersebut, maka goodwill terkait dengan operasi yang dihentikan diukur
berdasarkan nilai relatif dari operasi yang dihentikan dan porsi atas unit yang ditahan. Oleh
karena itu, 25% dari goodwill yang dialokasikan pada unit penghasil kas tercakup dalam
jumlah tercatat dari operasi yang dijual.

87. Jika entitas mereorganisasi struktur pelaporannya dengan cara mengubah


komposisi dari satu atau lebih unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill,
maka goodwill tersebut direalokasikan pada unit-unit yang terpengaruh. Realokasi
ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan nilai relatif yang serupa dengan yang
digunakan ketika entitas menghentikan suatu operasi dalam unit penghasil kas, kecuali
entitas dapat menunjukkan bahwa beberapa metode lain lebih baik dalam mencerminkan
goodwill yang diasosiasikan dengan unit-unit yang direorganisasi.

Contoh

Goodwill telah dialokasikan sebelumnya pada unit penghasil kas A. Goodwill yang
dialokasikan pada A tidak dapat diidentifikasikan atau diasosiasikan dengan kelompok

SAK IAI
aset pada level yang lebih rendah daripada A, kecuali secara arbitrer. A akan dipecah dan
diintegrasikan ke dalam tiga unit penghasil kas, yaitu B, C, dan D.

Disebabkan goodwill yang dialokasikan pada A tidak dapat diidentifikasikan atau


diasosiasikan secara nonarbitrer dengan suatu kelompok aset pada suatu level yang lebih
rendah daripada A, maka goodwill direalokasikan pada unit B, C, dan D berdasarkan nilai

ONLINE
relatif tiga porsi dari A sebelum porsi tersebut diintegrasikan ke B, C, dan D.

Pengujian Unit Penghasil Kas dengan Goodwill untuk Penurunan Nilai

88. Seperti dijelaskan di paragraf 81, jika goodwill yang terkait dengan unit
penghasil kas tetapi belum dialokasikan ke unit tersebut, maka unit tersebut diuji penurunan
nilai ketika terdapat indikasi bahwa unit tersebut mungkin mengalami penurunan nilai.
Pengujian penurunan nilai tersebut dilakukan dengan membandingkan jumlah tercatat unit
tersebut (tidak termasuk goodwill) dengan jumlah terpulihkannya. Setiap rugi penurunan
nilai diakui sesuai dengan paragraf 104.

89. Jika suatu unit penghasil kas yang dijelaskan di paragraf 88 mencakup (dalam
jumlah tercatatnya) aset takberwujud yang memiliki umur manfaat yang takterbatas atau
yang belum dapat digunakan dan aset tersebut dapat diuji untuk penurunan nilai hanya
sebagai bagian dari unit penghasil kas, maka paragraf 10 mensyaratkan unit tersebut juga
diuji penurunan nilai secara tahunan.

90. Unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill diuji penurunan nilai
secara tahunan, dan kapanpun terdapat indikasi bahwa unit tersebut mengalami penurunan
nilai, dengan membandingkan jumlah tercatat unit tersebut (termasuk goodwill) dengan
jumlah terpulihkannya. Jika jumlah terpulihkan melebihi jumlah tercatatnya, maka unit
dan goodwill yang dialokasikan pada unit tersebut dianggap tidak mengalami penurunan
nilai. Jika jumlah tercatat unit melebihi jumlah terpulihkan, maka entitas mengakui rugi
penurunan nilai sesuai dengan paragraf 104.

91. Dikosongkan.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.17
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

92. Dikosongkan.

93. Dikosongkan.

94. Dikosongkan.

95. Dikosongkan.

Waktu Pengujian Penurunan Nilai

96. Pengujian penurunan nilai tahunan atas unit penghasil kas yang telah menerima
alokasi goodwill dapat dilakukan setiap waktu selama suatu periode tahunan, sepanjang
pengujian dilakukan pada waktu yang sama setiap tahun. Unit penghasil kas yang berbeda
dapat diuji untuk penurunan nilai pada saat yang berbeda. Akan tetapi, jika beberapa atau
seluruh goodwill (yang dialokasikan pada unit penghasil kas) diperoleh dalam kombinasi
bisnis selama periode tahunan berjalan, maka unit tersebut diuji penurunan nilai sebelum
berakhirnya periode tahunan berjalan.

97. Jika aset yang membentuk unit penghasil kas telah memperoleh alokasi goodwill
diuji penurunan nilai pada saat yang sama dengan unit yang mengandung goodwill, maka
aset tersebut diuji penurunan nilainya sebelum unit yang mengandung goodwill. Serupa

SAK IAI
dengan hal tersebut, jika unit penghasil kas merupakan sekelompok unit penghasil kas yang
telah memperoleh alokasi goodwill diuji penurunan nilai pada saat yang sama dengan
kelompok unit yang mengandung goodwill, maka unit individual diuji untuk penurunan
nilai sebelum kelompok unit yang mengandung goodwill.

98. Pada saat pengujian penurunan nilai unit penghasil kas yang telah memperoleh
alokasi goodwill, mungkin saja terdapat indikasi penurunan nilai suatu aset di unit tersebut.

ONLINE
Dalam keadaan demikian, entitas menguji aset untuk penurunan nilai terlebih dahulu, dan
mengakui setiap rugi penurunan nilai atas aset tersebut sebelum pengujian penurunan nilai
unit penghasil kas yang mengandung goodwill. Serupa dengan hal tersebut, mungkin terdapat
indikasi penurunan nilai unit penghasil kas dalam sekelompok unit yang mengandung
goodwill. Dalam keadaan tersebut entitas menguji penurunan nilai atas unit penghasil kas
tersebut terlebih dahulu, dan mengakui setiap rugi penurunan nilai atas unit tersebut, sebelum
menguji penurunan nilai kelompok dari unit yang memperoleh alokasi goodwill.

99. Penghitungan rinci terkini yang dibuat dalam periode terdekat sebelumnya dari
jumlah terpulihkan unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill dapat
digunakan dalam pengujian penurunan nilai unit tersebut dalam periode berjalan jika
seluruh kriteria berikut dipenuhi:
(a) aset dan liabilitas yang membentuk unit tersebut tidak berubah secara signifikan sejak
penghitungan terkini jumlah terpulihkan;
(b) penghitungan terkini jumlah terpulihkan menghasilkan suatu jumlah yang melebihi
jumlah tercatat unit dengan suatu margin yang substansial; dan
(c) berdasarkan analisis dari kejadian yang telah terjadi dan keadaan yang telah berubah
sejak penghitungan terkini jumlah terpulihkan, kecil kemungkinan bahwa jumlah
terpulihkan saat ini akan lebih kecil daripada jumlah tercatat saat ini dari unit tersebut.

Aset Korporat

100. Aset korporat termasuk aset kelompok atau divisi seperti bangunan kantor pusat
atau divisi entitas, peralatan Electronic Data Processing (EDP) atau pusat penelitian. Struktur
entitas menentukan apakah aset memenuhi definisi Pernyataan ini mengenai aset korporat
untuk unit penghasil kas tertentu. Karakteristik khusus aset korporat adalah aset korporat
tidak menghasilkan arus kas masuk secara independen dari aset atau kelompok aset lain dan

48.18 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

jumlah tercatatnya tidak dapat sepenuhnya diatribusikan pada unit penghasil kas yang sedang
ditelaah.

101. Disebabkan aset korporat tidak menghasilkan arus kas masuk terpisah, jumlah
terpulihkan aset korporat individual tidak dapat ditentukan kecuali manajemen telah
memutuskan untuk melepas aset tersebut. Sebagai konsekuensinya, jika terdapat indikasi bahwa
aset korporat mungkin mengalami penurunan nilai, maka jumlah terpulihkan ditentukan atas
unit penghasil kas atau kelompok unit penghasil kas yang memiliki aset korporat tersebut, dan
dibandingkan dengan jumlah tercatat unit penghasil kas ini atau kelompok dari unit penghasil
kas dimaksud. Setiap rugi penurunan nilai diakui sesuai dengan paragraf 104.

102. Dalam menguji penurunan nilai unit penghasil kas, entitas mengidentifikasi
seluruh aset korporat yang terkait dengan unit penghasil kas yang sedang ditelaah. Jika
sebagian dari jumlah tercatat aset korporat:
(a) dapat dialokasikan dengan dasar yang rasional dan konsisten pada unit tersebut,
maka entitas membandingkan jumlah tercatat dari unit tersebut (termasuk porsi dari
jumlah tercatat aset korporat yang dialokasikan pada unit tersebut) dengan jumlah
terpulihkannya. Setiap rugi penurunan nilai diakui sesuai dengan paragraf 104.
(b) tidak dapat dialokasikan dengan dasar yang rasional dan konsisten pada unit itu,
maka entitas:
(i) membandingkan jumlah tercatat unit, di luar aset korporat, dengan jumlah

SAK IAI
terpulihkannya dan mengakui setiap rugi penurunan nilai sesuai dengan paragraf
104;
(ii) mengidentifikasi kelompok terkecil dari unit penghasil kas yang mencakup unit
penghasil kas yang ditelaah dan yang sebagian dari jumlah tercatat aset korporat
dapat dialokasikan atas dasar rasional dan konsisten; dan
(iii) membandingkan jumlah tercatat dari kelompok unit penghasil kas tersebut
(termasuk bagian dari jumlah tercatat aset korporat yang dialokasikan pada

ONLINE
kelompok unit tersebut) dengan jumlah terpulihkannya. Setiap rugi penurunan
nilai diakui sesuai dengan paragraf 104.

103. Contoh Ilustratif 8 mengilustrasikan penerapan persyaratan di atas untuk aset


korporat.

Rugi Penurunan Nilai Unit Penghasil Kas

104. Rugi penurunan nilai diakui unit penghasil kas (kelompok terkecil dari unit
penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill atau aset korporat) jika, dan hanya
jika, jumlah terpulihkan dari unit tersebut (kelompok dari unit) lebih kecil dari jumlah
tercatatnya. Rugi penurunan nilai dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset
dari unit tersebut (kelompok dari unit) dengan urutan sebagai berikut:
(a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang dialokasikan
pada unit penghasil kas (kelompok unit); dan
(b) selanjutnya, ke aset lainnya dari unit tersebut (kelompok unit) dibagi prorata atas
dasar jumlah tercatat setiap aset dalam unit tersebut (kelompok unit).
Pengurangan dalam jumlah tercatat diperlakukan sebagai rugi penurunan nilai atas aset
individual dan diakui sesuai dengan paragraf 60.

105. Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai sesuai dengan paragraf 104, entitas
tidak mengurangi jumlah tercatat aset dengan jumlah yang tertinggi dari:
(a) nilai wajarnya dikurangi biaya pelepasan (jika dapat diukur);
(b) nilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan
(c) nol.
Jumlah rugi penurunan nilai yang seharusnya dialokasikan pada aset tersebut menjadi
dialokasikan prorata pada aset lain dari unit (kelompok unit).

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.19
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

106. Jika tidak praktis untuk mengestimasi jumlah terpulihkan dari setiap aset individual
suatu unit penghasil kas, maka Pernyataan ini mensyaratkan suatu alokasi arbitrer dari rugi
penurunan nilai aset dari unit tersebut, selain goodwill, karena seluruh aset dari unit penghasil
kas bekerja bersama-sama.

107. Jika jumlah terpulihkan aset individual tidak dapat ditentukan (lihat paragraf 67),
maka:
(a) rugi penurunan nilai diakui atas aset tersebut jika jumlah tercatatnya lebih besar
daripada jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya pelepasan dan
hasil dari prosedur alokasi yang dijelaskan di paragraf 104 dan 105; dan
(b) tidak ada rugi penurunan nilai yang diakui untuk aset tersebut jika unit penghasil kas
yang terkait tidak mengalami penurunan nilai. Hal ini berlaku meskipun jika nilai wajar
aset tersebut dikurangi biaya pelepasan lebih kecil daripada jumlah tercatatnya.

Contoh

Suatu mesin telah mengalami kerusakan fisik tetapi masih bekerja, meskipun tidak sebaik
sebelum mesin rusak. Nilai wajar mesin dikurangi biaya pelepasan lebih kecil daripada
jumlah tercatatnya. Mesin tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen.
Kelompok aset terkecil teridentifikasi yang mesin tersebut termasuk di dalamnya dan
menghasilkan arus kas yang sebagian besar independen dari arus kas masuk aset lain adalah

SAK IAI
lini produksi tempat mesin tersebut. Jumlah terpulihkan dari lini produksi menunjukkan
bahwa lini produksi secara keseluruhan tidak mengalami penurunan nilai.

Asumsi 1: anggaran/prakiraan yang disetujui oleh manajemen mencerminkan bahwa tidak


ada komitmen manajemen untuk mengganti mesin tersebut.

ONLINE
Jumlah terpulihkan dari mesin sendiri tidak dapat diestimasi karena nilai pakai mesin:
(a) mungkin berbeda dari nilai wajarnya dikurangi biaya pelepasan; dan
(b) dapat ditentukan hanya untuk unit penghasil kas dari mesin (lini produksi).

Lini produksi tidak mengalami penurunan nilai. Oleh karena itu, tidak ada rugi penurunan
nilai yang diakui untuk mesin tersebut. Namun demikian, entitas mungkin perlu untuk
menilai kembali periode depresiasi atau metode depresiasi mesin. Dimungkinkan bahwa
periode depresiasi yang lebih pendek atau metode depresiasi yang lebih cepat disyaratkan
untuk mencerminkan sisa umur manfaat mesin yang diperkirakan atau pola di mana
manfaat ekonomik diperkirakan untuk dikonsumsi oleh entitas.

Asumsi 2: anggaran/prakiraan yang disetujui manajemen mencerminkan komitmen


manajemen untuk mengganti mesin dan menjualnya dalam waktu dekat di masa depan.
Arus kas dari penggunaan berkelanjutan mesin sampai pelepasannya diperkirakan dapat
diabaikan.

Nilai pakai mesin dapat diestimasi mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya pelepasan.
Oleh karena itu, jumlah terpulihkan dari mesin dapat ditentukan dan tidak ada imbalan
yang diberikan pada unit penghasil kas yang mana mesin tercakup (yaitu lini produksi).
Disebabkan nilai wajar mesin dikurangi biaya pelepasan lebih kecil dari jumlah tercatatnya,
rugi penurunan nilai diakui untuk mesin tersebut.

108. Setelah persyaratan di paragraf 104 dan 105 telah diterapkan, liabilitas diakui
untuk setiap jumlah sisa dari rugi penurunan nilai atas setiap unit penghasil kas jika, dan
hanya jika, hal tersebut disyaratkan oleh PSAK lain.

48.20 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

PEMBALIKAN RUGI PENURUNAN NILAI

109. Paragraf 110–116 menjelaskan persyaratan untuk membalik rugi penurunan nilai
yang telah diakui untuk aset atau unit penghasil kas pada periode sebelumnya. Persyaratan ini
menggunakan istilah ”aset” tetapi diterapkan sama terhadap aset individual atau unit penghasil
kas. Tambahan persyaratan untuk aset individual dijelaskan di paragraf 117–121, untuk unit
penghasil kas di paragraf 122 dan 123, dan untuk goodwill di paragraf 124 dan 125.

110. Entitas menilai pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat indikasi
bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui atas aset (selain goodwill) pada periode
sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika terdapat indikasi
tersebut, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.

111. Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah
diakui atas aset (selain goodwill) pada periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau
mungkin telah menurun, entitas mempertimbangkan minimal indikasi berikut ini:

Informasi dari sumber eksternal

(a) terdapat indikasi yang dapat diobservasi bahwa nilai aset telah meningkat secara
signifikan selama periode.

SAK IAI
(b) perubahan signifikan yang berdampak menguntungkan bagi entitas telah terjadi
selama periode, atau akan terjadi dalam waktu dekat, dalam hal teknologi, pasar,
kondisi ekonomik maupun hukum tempat entitas beroperasi atau pasar tempat aset
itu digunakan.
(c) suku bunga pasar atau tingkat imbal hasil pasar lain atas investasi telah menurun
selama periode tersebut, dan penurunan tersebut akan memengaruhi tingkat diskonto
yang digunakan dalam menghitung nilai pakai aset sehingga meningkatkan jumlah

ONLINE
terpulihkan secara material.

Informasi dari sumber internal

(d) perubahan signifikan yang berdampak menguntungkan bagi entitas telah terjadi
selama periode, atau diharapkan akan terjadi dalam waktu dekat, terkait bagaimana
atau cara aset tersebut digunakan atau diperkirakan untuk digunakan. Perubahan ini
termasuk biaya yang timbul selama periode untuk memperbaiki atau meningkatkan
kinerja aset atau merestrukturisasi operasi di tempat aset tersebut tercakup.
(e) bukti tersedia dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa kinerja ekonomik
aset lebih baik atau akan lebih baik daripada yang diperkirakan.

112. Indikasi penurunan potensial dari rugi penurunan nilai di paragraf 111 sebagian
besar kebalikan dari indikasi rugi penurunan nilai potensial di paragraf 12.

113. Jika terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang diakui untuk aset (selain
goodwill) tidak ada lagi, atau mungkin telah menurun, maka hal ini dapat mengindikasikan
bahwa sisa umur manfaat, metode depresiasi (amortisasi) atau nilai sisa perlu ditelaah dan
disesuaikan dengan PSAK yang diterapkan atas aset tersebut, meskipun jika tidak ada rugi
penurunan nilai yang dibalik untuk aset tersebut.

114. Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset
selain goodwill dibalik jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan
untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir
diakui. Jika demikian, jumlah tercatat aset, kecuali yang digambarkan di paragraf 117,
dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi
penurunan nilai.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.21
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

115. Pembalikan rugi penurunan nilai mencerminkan peningkatan estimasi jasa


potensial aset, baik dari penggunaan atau dari penjualan, sejak tanggal ketika entitas terakhir
kali mengakui rugi penurunan nilai untuk aset tersebut. Paragraf 130 mensyaratkan entitas
untuk mengidentifikasikan perubahan dalam estimasi yang menyebabkan peningkatan
estimasi jasa potensial. Contoh perubahan dalam estimasi termasuk:
(a) perubahan dasar untuk menentukan jumlah terpulihkan (yaitu apakah jumlah
terpulihkan didasarkan pada nilai wajar dikurangi biaya pelepasan atau nilai pakai);
(b) jika jumlah terpulihkan didasarkan pada nilai pakai, maka terjadi perubahan dalam
jumlah atau waktu dari estimasi arus kas masa depan atau tingkat diskonto; atau
(c) jika jumlah terpulihkan didasarkan pada nilai wajar dikurangi biaya pelepasan, maka
terjadi perubahan dalam estimasi komponen nilai wajar dikurangi biaya pelepasan.

116. Nilai pakai aset bisa menjadi lebih besar dari jumlah tercatatnya karena nilai
sekarang dari arus kas masuk masa depan meningkat seiring dengan semakin pendeknya
periode tersebut. Akan tetapi, jasa potensial aset tidak meningkat. Sehingga, rugi penurunan
nilai tidak dibalik hanya karena berjalannya waktu (kadang disebut ”unwinding” diskonto),
bahkan jika jumlah terpulihkan aset menjadi lebih tinggi daripada jumlah tercatatnya.

Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Aset Individual

117. Jumlah tercatat aset yang meningkat selain goodwill yang dapat diatribusikan

SAK IAI
ke pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah
amortisasi atau depresiasi) seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai pada
tahun-tahun sebelumnya.

118. Setiap peningkatan jumlah tercatat aset selain goodwill di atas jumlah tercatat (neto
setelah depresiasi atau amortisasi) seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai pada
tahun-tahun sebelumnya merupakan suatu revaluasi. Dalam penghitungan untuk revaluasi

ONLINE
tersebut, entitas menerapkan PSAK yang dapat diterapkan untuk aset.

119. Pembalikan rugi penurunan nilai atas aset selain goodwill diakui segera dalam
laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah revaluasian sesuai dengan PSAK lain (sebagai
contoh, model revaluasian di PSAK 16: Aset Tetap). Setiap pemulihan rugi penurunan nilai
aset revaluasian diperlakukan sebagai kenaikan revaluasi sesuai dengan PSAK terkait.

120. Pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian diakui dalam penghasilan
komprehensif lain dan meningkatkan surplus revaluasi untuk aset tersebut. Akan tetapi, jika
rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang sama sebelumnya diakui dalam laba rugi,
pembalikan rugi penurunan nilai itu juga diakui dalam laba rugi.

121. Setelah pembalikan rugi penurunan nilai diakui, depresiasi (amortisasi) yang
dibebankan atas aset tersebut disesuaikan pada periode masa depan untuk mengalokasikan
jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai residunya (jika ada), dengan dasar
sistematik selama sisa umur manfaatnya.

Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Unit Penghasil Kas

122. Pembalikan rugi penurunan nilai unit penghasil kas dialokasikan pada aset dari
unit tersebut (kecuali untuk goodwill) secara prorata dengan jumlah tercatat aset tersebut.
Peningkatan dalam jumlah tercatat ini diperlakukan sebagai pembalikan rugi penurunan
nilai untuk aset individual dan diakui sesuai dengan paragraf 119.

123. Dalam mengalokasikan pembalikan rugi penurunan nilai unit penghasil kas
sesuai dengan paragraf 122, jumlah tercatat aset tidak boleh dinaikkan di atas nilai yang
terendah dari:

48.22 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

(a) jumlah terpulihkan (jika dapat ditentukan); dan


(b) jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau depresiasi neto) seandainya
tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada periode
sebelumnya.
Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai selain yang telah dialokasikan pada aset tersebut
dialokasikan secara prorata pada aset lain dari unit tersebut, kecuali untuk goodwill.

Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Goodwill

124. Rugi penurunan nilai yang diakui atas goodwill tidak dapat dibalik pada periode
selanjutnya.

125. PSAK 19: Aset Takberwujud melarang pengakuan goodwill yang dihasilkan secara
internal. Setiap kenaikan jumlah terpulihkan dari goodwill pada periode setelah terjadinya
pengakuan rugi penurunan nilai goodwill kemungkinan merupakan kenaikan goodwill yang
dihasilkan secara internal, bukan merupakan pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui
atas goodwill yang diperoleh.

PENGUNGKAPAN

126. Untuk setiap kelas aset, entitas mengungkapkan hal berikut ini:

SAK IAI
(a) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi selama periode dan pos
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain yang di dalamnya tercakup rugi
penurunan nilai.
(b) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi selama periode
dan pos laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain yang di dalamnya
tercakup rugi penurunan nilai yang dibalik.
(c) jumlah rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam penghasilan

ONLINE
komprehensif lain selama periode.
(d) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam
penghasilan komprehensif lain selama periode.

127. Kelas aset adalah pengelompokan kumpulan aset yang mempunyai sifat dan
penggunaan yang serupa dalam operasi entitas.

128. Informasi yang disyaratkan di paragraf 126 dapat disajikan dengan informasi lain
yang diungkapkan untuk kelas aset tersebut. Sebagai contoh, informasi tersebut tercakup
dalam rekonsiliasi jumlah tercatat aset tetap pada awal dan akhir periode, seperti disyaratkan
oleh PSAK 16: Aset Tetap.

129. Entitas yang melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5: Segmen
Operasi mengungkapkan hal-hal berikut ini untuk setiap segmen dilaporkan:
(a) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain selama periode.
(b) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain selama periode.

130. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap aset individual (termasuk
goodwill) atau unit penghasil kas yang mana kerugian penurunan nilai telah diakui atau
dibalik selama periode:
(a) peristiwa dan keadaan yang mengarah pada pengakuan atau pembalikan rugi
penurunan nilai.
(b) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.23
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

(c) untuk aset individual:


(i) sifat aset; dan
(ii) jika entitas melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5: Segmen
Operasi, segmen dilaporkan yang mencakup aset tersebut.
(d) untuk unit penghasil kas;
(i) deskripsi unit penghasil kas (seperti apakah unit penghasil kas merupakan suatu
lini produksi, pabrik, operasi bisnis, wilayah geografis, atau segmen dilaporkan
seperti dijelaskan dalam PSAK 5);
(ii) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik oleh kelas aset dan, jika
entitas melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5, disajikan berdasarkan
segmen dilaporkan; dan
(iii) jika penggabungan aset untuk mengindentifikasi unit penghasil kas telah berubah
sejak estimasi sebelumnya atas jumlah terpulihkan unit penghasil kas (jika ada),
deskripsi cara penggabungan aset saat ini dan sebelumnya serta alasan perubahan
cara pengidentifikasian unit penghasil kas.
(e) jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas) dan apakah jumlah terpulihkan aset (unit
penghasil kas) adalah nilai wajarnya dikurangi biaya pelepasan atau nilai pakainya.
(f) jika jumlah terpulihkan merupakan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan, maka
entitas mengungkapkan informasi berikut:
(i) level hirarki nilai wajar (lihat PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar) yang digunakan
dalam pengukuran nilai wajar aset (unit penghasil kas) secara keseluruhan (tanpa

SAK IAI
melihat apakah ”biaya pelepasan” dapat diobservasi);
(ii) untuk pengukuran nilai wajar pada kategori level 2 dan level 3 dari hirarki
nilai wajar, deskripsi teknik penilaian digunakan untuk mengukur nilai wajar
dikurangi biaya pelepasan. Jika terdapat perubahan teknik penilaian, maka
entitas mengungkapkan perubahan tersebut dan alasannya; dan
(iii) untuk pengukuran nilai wajar kategori level 2 dan level 3 dari hirarki nilai
wajar, setiap asumsi utama yang mendasari penentuan manjemen atas nilai

ONLINE
wajar dikurangi biaya pelepasan. Asumsi utama yang paling sensitif adalah
jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas). Entitas juga mengungkapkan
tingkat diskonto yang digunakan dalam pengukuran saat ini dan pengukuran
sebelumnya jika nilai wajar dikurangi biaya pelepasan diukur dengan teknik
nilai sekarang.
(g) jika jumlah terpulihkan merupakan nilai pakai, tingkat diskonto yang digunakan
dalam estimasi saat ini dan estimasi sebelumnya (jika ada) dari nilai pakai.

131. Entitas mengungkapkan informasi berikut untuk rugi penurunan nilai gabungan
dan pembalikan rugi penurunan nilai gabungan yang diakui selama periode dalam hal
tidak terdapat informasi yang diungkapkan sesuai dengan paragraf 130:
(a) kelas utama aset yang mengalami rugi penurunan nilai dan kelas utama aset yang
mengalami pemulihan rugi penurunan nilai.
(b) peristiwa dan keadaan utama yang menyebabkan pengakuan rugi penurunan nilai
dan pembalikan rugi penurunan nilai.

132. Entitas dianjurkan untuk mengungkapkan asumsi yang digunakan untuk menentukan
jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas) selama periode. Akan tetapi, paragraf 134
mensyaratkan entitas mengungkapkan informasi tentang estimasi yang digunakan untuk
mengukur jumlah terpulihkan unit penghasil kas ketika goodwill atau aset takberwujud dengan
umur manfaat takterbatas tercakup dalam jumlah tercatat unit tersebut.

133. Sesuai dengan paragraf 84, jika setiap bagian dari goodwill yang diperoleh dalam
kombinasi bisnis selama periode tidak dialokasikan pada unit penghasil kas (kelompok dari
unit) pada akhir periode pelaporan, maka jumlah dari goodwill yang tidak dialokasikan
diungkapkan bersamaan dengan alasan mengapa jumlah tersebut tetap tidak dialokasikan.

48.24 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

Estimasi yang Digunakan untuk Mengukur Jumlah Terpulihkan Unit Penghasil Kas yang
Mengandung Goodwill atau Aset Takberwujud dengan Umur Manfaat Takterbatas

134. Entitas mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh (a)–(f) untuk setiap unit
penghasil kas (kelompok unit) yang jumlah tercatat dari goodwill atau aset takberwujud
dengan umur manfaat takterbatas dialokasikan pada unit (kelompok unit) tersebut adalah
signifikan dibandingkan dengan total jumlah tercatat goodwill atau aset takberwujud
dengan umur manfaat takterbatas:
(a) jumlah tercatat goodwill yang dialokasikan pada unit (kelompok unit).
(b) jumlah tercatat aset takberwujud dengan umur manfaat takterbatas yang dialokasikan
pada unit (kelompok unit).
(c) dasar penentuan jumlah terpulihkan unit (kelompok unit), yaitu nilai pakai atau nilai
wajar dikurangi biaya pelepasan.
(d) jika jumlah terpulihkan unit (kelompok unit) didasarkan atas nilai pakai:
(i) setiap asumsi utama yang digunakan sebagai dasar oleh manajemen dalam
melakukan proyeksi arus kas untuk periode yang dicakup oleh anggaran/
prakiraan terkini. Asumsi utama adalah hal-hal yang sangat berpengaruh
terhadap jumlah terpulihkan unit (kelompok unit) tersebut.
(ii) deskripsi pendekatan manajemen dalam menentukan nilai yang ditetapkan
untuk setiap asumsi utama, apakah nilai tersebut mencerminkan pengalaman
masa lalu atau (jika sesuai) konsisten dengan informasi dari sumber eksternal

SAK IAI
serta (jika tidak) bagaimana dan mengapa hal tersebut berbeda dari pengalaman
masa lalu atau informasi dari sumber eksternal.
(iii) periode yang manajemen telah memproyeksikan arus kas yang didasarkan pada
anggaran/prakiraan keuangan yang disetujui manajemen dan, ketika periode
lebih dari lima tahun digunakan untuk suatu unit penghasil kas (kelompok dari
unit), penjelasan mengenai mengapa periode yang lebih lama dijustifikasi.
(iv) tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk mengekstrapolasikan proyeksi arus kas

ONLINE
di luar periode yang dicakup oleh anggaran/prakiraan terkini, dan suatu justifikasi
untuk menggunakan tingkat pertumbuhan yang melebihi tingkat pertumbuhan rata-
rata jangka panjang produk, industri, atau negara di tempat entitas beroperasi,
atau untuk pasar di mana unit (kelompok unit) tersebut digunakan.
(v) tingkat diskonto yang diterapkan untuk proyeksi arus kas.
(e) jika jumlah terpulihkan unit (kelompok unit) didasarkan pada nilai wajar dikurangi
biaya pelepasan, maka diungkapkan teknik penilaian yang digunakan untuk
mengukur nilai wajar dikurangi biaya pelepasan tersebut. Entitas tidak disyaratkan
untuk memberikan pengungkapan yang disyaratkan oleh PSAK 68: Pengukuran Nilai
Wajar. Jika nilai wajar dikurangi biaya pelepasan tidak diukur dengan menggunakan
harga kuotasian untuk unit identik (kelompok unit), maka entitas mengungkapkan
informasi berikut:
(i) setiap asumsi utama yang digunakan sebagai dasar manajemen dalam menentukan
nilai wajar dikurangi biaya pelepasan. Asumsi utama adalah hal-hal yang sangat
berpengaruh terhadap jumlah terpulihkan unit (kelompok unit).
(ii) penjelasan pendekatan manajemen dalam menetapkan nilai yang dipakai untuk
setiap asumsi utama, apakah nilai tersebut mencerminkan pengalaman masa lalu
atau (jika sesuai) konsisten dengan informasi dari sumber eksternal dan (jika
tidak) bagaimana dan mengapa hal itu berbeda dari pengalaman masa lalu atau
informasi dari sumber eksternal.
(iiA) level hirarki nilai wajar (lihat PSAK 68) di mana pengukuran nilai wajar
dikategorikan seluruhnya (tanpa memperhatikan biaya pelepasan yang
diobservasi)
(iiB) jika telah terjadi perubahan dalam teknik penilaian, perubahan dan alasan
perubahan tersebut.
Jika nilai wajar dikurangi biaya pelepasan diukur dengan menggunakan proyeksi arus
kas terdiskonto, maka entitas mengungkapkan informasi berikut:

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.25
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

(iii) periode arus kas yang diproyeksikan manajemen.


(iv) tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk mengekstrapolasikan proyeksi arus
kas.
(v) tingkat diskonto yang diterapkan untuk proyeksi arus kas.
(f) jika kemungkinan perubahan yang rasional dalam asumsi utama yang digunakan
sebagai dasar manajemen dalam menentukan jumlah terpulihkan unit (kelompok unit)
akan menyebabkan jumlah tercatat unit (kelompok unit) melebihi jumlah terpulihkan:
(i) jumlah yang mana jumlah terpulihkan unit (kelompok unit) melebihi jumlah
tercatatnya.
(ii) nilai yang digunakan dalam asumsi utama.
(iii) jumlah nilai yang ditetapkan dengan asumsi utama yang harus berubah, setelah
memperhitungkan setiap konsekuensi yang diakibatkan oleh perubahan tersebut
terhadap variabel lain yang digunakan untuk mengukur jumlah terpulihkan,
supaya jumlah terpulihkan dari unit (kelompok unit) menjadi sama dengan
jumlah tercatatnya.

135. Jika beberapa atau seluruh jumlah tercatat goodwill atau aset takberwujud dengan
umur manfaat takterbatas dialokasikan pada beragam unit penghasil kas (kelompok unit),
dan jumlah yang dialokasikan setiap unit (kelompok unit) tidak signifikan dibandingkan
dengan total jumlah tercatat goodwill atau aset takberwujud dengan umur manfaat
takterbatas, maka fakta tersebut diungkapkan, bersama dengan gabungan jumlah tercatat

SAK IAI
goodwill atau aset takberwujud dengan umur manfaat takterbatas yang dialokasikan
pada unit (kelompok unit) tersebut. Sebagai tambahan, jika jumlah terpulihkan dari unit
(kelompok unit) tersebut didasarkan pada asumsi utama yang sama dan gabungan jumlah
tercatat goodwill atau aset takberwujud dengan umur manfaat takterbatas yang dialokasikan
pada unit tersebut signifikan dibandingkan dengan total jumlah tercatat goodwill atau aset
takberwujud dengan umur manfaat takterbatas dari entitas, maka entitas mengungkapkan
fakta tersebut bersama dengan:

ONLINE
(a) gabungan jumlah tercatat goodwill yang dialokasikan pada unit (kelompok unit)
tersebut.
(b) gabungan jumlah tercatat aset takberwujud dengan umur manfaat takterbatas yang
dialokasikan pada unit (kelompok unit) tersebut.
(c) deskripsi asumsi utama.
(d) deskripsi pendekatan manajemen dalam menetapkan nilai yang ditentukan dengan
asumsi utama, apakah nilai tersebut mencerminkan pengalaman masa lalu atau (jika
tepat) konsisten dengan informasi dari sumber eksternal, dan (jika tidak) bagaimana
dan mengapa hal tersebut berbeda dari pengalaman masa lalu atau informasi dari
sumber eksternal.
(e) jika kemungkinan perubahan yang rasional dalam asumsi utama dapat menyebabkan
jumlah tercatat gabungan unit (kelompok unit) melebihi penggabungan jumlah
terpulihkannya:
(i) jumlah di mana gabungan jumlah terpulihkan unit (kelompok unit) melebihi
gabungan jumlah tercatatnya.
(ii) nilai yang ditetapkan dengan asumsi utama.
(iii) jumlah nilai yang ditetapkan dengan asumsi utama yang harus berubah, setelah
memasukkan setiap konsekuensi yang diakibatkan oleh perubahan tersebut
terhadap variabel lain yang digunakan untuk mengukur jumlah terpulihkan,
supaya gabungan jumlah terpulihkan dari unit (kelompok unit) menjadi sama
dengan gabungan jumlah tercatatnya.

136. Penghitungan rinci terkini yang dibuat pada periode terdekat sebelumnya atas
jumlah terpulihkan suatu unit penghasil kas (kelompok unit) dapat, sesuai dengan paragraf
24 atau 99, diteruskan dan digunakan dalam pengujian penurunan nilai untuk unit (kelompok
unit) tersebut pada periode berjalan sepanjang kriteria tertentu dipenuhi. Ketika hal tersebut
terjadi, informasi untuk unit (kelompok unit) tersebut termasuk dalam pengungkapan yang

48.26 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

disyaratkan oleh paragraf 134 dan 135 terkait dengan penghitungan jumlah terpulihkan yang
diteruskan pada periode berikutnya.

137. Contoh Ilustratif 9 mengilustrasikan pengungkapan yang disyaratkan oleh


paragraf 134 dan 135.

KETENTUAN TRANSISI DAN TANGGAL EFEKTIF

138. Dikosongkan.

139. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015. Entitas menerapkan Pernyataan ini secara prospektif
termasuk untuk goodwill dan aset takberwujud yang berasal dari kombinasi bisnis sebelum
tanggal efektif Pernyataan ini dan untuk aset lain yang diperoleh sebelum tanggal efektif
Pernyataan ini.

140–140E. Dikosongkan.

140F. Dikosongkan.

140G. Dikosongkan.

SAK IAI
140H–140J. Dikosongkan.

140K. Dikosongkan.

140L. PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan mengamendemen


paragraf 02. Entitas menerapkan amendemen tersebut ketika menerapkan PSAK 72.

ONLINE
140M. PSAK 71: Instrumen Keuangan mengamendemen paragraf 02, 04 dan 05
serta menghapus paragraf 140F, 140G dan 140K. Entitas menerapkan amendemen tersebut
ketika menerapkan PSAK 71.

140N. Dikosongkan.

PENARIKAN

141. Pernyataan ini menggantikan PSAK 48 (2009): Penurunan Nilai Aset.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.27
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

LAMPIRAN A

PENGGUNAAN TEKNIK NILAI SEKARANG UNTUK MENGUKUR NILAI


PAKAI

Lampiran ini merupakan bagian yang takterpisahkan dari PSAK 48. Lampiran ini memberikan
panduan tentang penggunaan teknik nilai sekarang dalam mengukur nilai pakai. Meskipun
menggunakan istilah ”aset”, panduan ini juga berlaku untuk kelompok aset yang membentuk
unit penghasil kas.

Komponen Pengukuran Nilai Sekarang

A01. Unsur-unsur berikut secara bersama-sama merefleksikan perbedaan ekonomik


antar aset:
(a) estimasi arus kas masa depan, atau dalam kasus yang lebih kompleks, rangkaian arus
kas masa depan yang entitas harapkan dapat diperoleh dari aset;
(b) harapan kemungkinan variasi dalam jumlah atau waktu dari arus kas tersebut;
(c) nilai waktu uang, yang dicerminkan oleh suku bunga pasar bebas risiko saat ini;
(d) harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset; dan
(e) faktor lain, kadang tidak dapat diidentifikasi, (seperti ilikuiditas) yang dipertimbangkan
oleh pelaku pasar dalam menentukan harga arus kas masa depan yang entitas harapkan

SAK IAI
dapat diperoleh dari aset.

A02. Lampiran ini membahas dua pendekatan yang berbeda dalam menghitung nilai
sekarang. Kedua pendekatan tersebut dapat digunakan untuk mengestimasi nilai pakai aset.
Pemilihan pendekatan yang digunakan bergantung pada kondisi yang ada. Dalam pendekatan
”tradisional”, penyesuaian untuk faktor-faktor (b)–(e) yang dideskripsikan dalam paragraf A01
dimasukkan dalam penentuan tingkat diskonto. Dalam pendekatan ”arus kas yang diharapkan”,

ONLINE
faktor (b), (d), dan (e) dimasukkan dalam penentuan arus kas yang diharapkan dengan
penyesuaian risiko (risk-adjusted expected cash flow). Pendekatan apa pun yang diadopsi
entitas untuk mencerminkan harapan dalam kemungkinan variasi jumlah atau waktu dari
arus kas masa depan, hasilnya seharusnya mencerminkan nilai sekarang dari arus kas masa
depan yang diharapkan, yaitu rata-rata tertimbang dari seluruh kemungkinan hasil.

Prinsip Umum

A03. Teknik yang digunakan untuk mengestimasi arus kas masa depan dan suku bunga
akan bervariasi dari satu situasi ke situasi lain bergantung pada keadaan sekitar aset. Akan
tetapi, prinsip umum berikut berlaku untuk penerapan teknik nilai sekarang dalam mengukur
aset:
(a) suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas seharusnya mencerminkan
asumsi yang konsisten dengan asumsi yang digunakan dalam penentuan arus kas
estimasian. Sebaliknya, maka dampak dari beberapa asumsi akan terhitung dua kali atau
terabaikan. Sebagai contoh, tingkat diskonto 12% diterapkan untuk arus kas kontraktual
piutang pinjaman. Tingkat diskonto itu mencerminkan harapan akan kegagalan di masa
depan dari pinjaman dengan karakteristik tertentu. Tingkat diskonto 12% yang sama
seharusnya tidak digunakan untuk mendiskonto arus kas yang diharapkan karena arus
kas tersebut sudah mencerminkan asumsi tentang kegagalan di masa depan.
(b) arus kas estimasian dan tingkat diskonto seharusnya bebas dari bias dan faktor yang
tak terkait dengan aset. Sebagai contoh, adanya bias dalam pengukuran adalah dengan
sengaja mengecilkan estimasi arus kas neto untuk meningkatkan profitabilitas aset
tersebut di masa depan.
(c) arus kas estimasian atau tingkat diskonto seharusnya mencerminkan rentang kemungkinan
hasil daripada hanya satu kemungkinan jumlah, yang paling mungkin terjadi, jumlah
minimum atau jumlah maksimum.

48.28 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

Pendekatan Tradisional dan Arus Kas yang Diharapkan dalam Penentuan Nilai Sekarang

Pendekatan Tradisional

A04. Penerapan nilai sekarang dalam akuntansi secara tradisional menggunakan arus
kas estimasian dan tingkat diskonto tunggal, seringkali digambarkan sebagai ”suku bunga
sebanding dengan risiko”. Sebagai dampaknya, pendekatan tradisional mengasumsikan bahwa
penggunaan tingkat diskonto tunggal dapat menggabungkan seluruh harapan tentang arus kas
masa depan dan premi risiko yang tepat. Oleh karena itu, pendekatan tradisional memberikan
penekanan yang besar pada seleksi tingkat diskonto.

A05. Dalam keadaan tertentu, seperti ketika aset sebanding dapat diobservasi di
pasar, pendekatan tradisional relatif mudah diterapkan. Untuk aset yang memiliki arus kas
kontraktual, pendekatan tradisional ini konsisten dengan cara pelaku pasar mendeskripsikan
aset tersebut, seperti dalam ”obligasi 12%”.

A06. Akan tetapi, pendekatan tradisional mungkin tidak dapat menyelesaikan beberapa
masalah pengukuran yang kompleks dengan baik, seperti pengukuran aset nonkeuangan yang
tidak ada pasarnya ataupun tidak ada pasar aset lain yang sebanding. Pencarian ”suku bunga
sebanding dengan risiko” yang baik mensyaratkan analisis atas setidaknya dua hal yaitu (1)
aset yang ada di pasar dan memiliki suku bunga yang dapat diobservasi dan (2) aset yang

SAK IAI
sedang diukur. Tingkat diskonto yang tepat atas arus kas yang sedang diukur ditentukan
dengan mempertimbangkan suku bunga yang dapat diobservasi dari aset lain. Untuk menarik
kesimpulan berdasarkan pertimbangan tersebut, karakteristik arus kas aset lain tersebut harus
serupa dengan aset yang sedang diukur. Oleh karena itu, pihak yang melakukan pengukuran
harus melakukan hal-hal berikut ini:
(a) mengidentifikasi rangkaian arus kas yang akan didiskonto;
(b) mengidentifikasi aset lain di pasar yang tampaknya memiliki kesamaan karakteristik

ONLINE
arus kas;
(c) membandingkan rangkaian arus kas dua aset tersebut untuk memastikan kesamaan
mereka (sebagai contoh, apakah kedua rangkaian arus kas tersebut merupakan arus
kas kontraktual, atau apakah rangkaian arus kas yang satu adalah kontraktual sedangkan
yang lain adalah suatu arus kas estimasian?);
(d) mengevaluasi apakah terdapat suatu elemen dalam satu aset yang tidak ada dalam aset
yang lain (sebagai contoh, apakah aset yang satu lebih likuid dari aset yang lain?); dan
(e) mengevaluasi apakah kedua rangkaian arus kas kemungkinan akan bergerak dengan
pola yang serupa dalam kondisi ekonomik yang berubah.

Pendekatan Arus Kas yang Diharapkan

A07. Dalam beberapa situasi, pendekatan arus kas yang diharapkan merupakan alat
pengukuran yang lebih efektif daripada pendekatan tradisional. Dalam melakukan pengukuran,
pendekatan arus kas yang diharapkan menggunakan seluruh harapan arus kas yang mungkin
terjadi, bukan hanya satu arus kas yang paling mungkin terjadi. Sebagai contoh, arus kas
mungkin saja berjumlah Rp100, Rp200 atau Rp300 dengan probabilitas masing-masing sebesar
10%, 60% dan 30%. Arus kas yang diharapkan adalah Rp220. Pendekatan arus kas yang
diharapkan berbeda dengan pendekatan tradisional karena berfokus pada analisis langsung
atas arus kas dan atas pernyataan yang lebih eksplisit mengenai asumsi yang digunakan dalam
pengukuran.

A08. Pendekatan arus kas yang diharapkan juga mengizinkan penggunaan teknik nilai
sekarang ketika terdapat ketidakpastian mengenai waktu dari arus kas. Sebagai contoh, arus
kas sebesar Rp1.000 mungkin diterima dalam satu tahun, dua tahun, atau tiga tahun dengan
probabilitas masing-masing sebesar 10%, 60% dan 30%. Contoh di bawah ini menunjukkan
penghitungan nilai sekarang yang diharapkan dalam situasi tersebut.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.29
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

Nilai sekarang dari Rp1.000 dalam 1 tahun pada 5% Rp952,38


Probabilitas 10,00% Rp95,24
Nilai sekarang dari Rp1.000 dalam 2 tahun pada 5,25% Rp902,73
Probabilitas 60,00% Rp541,64
Nilai sekarang dari Rp1.000 dalam 3 tahun pada 5,50% Rp851,61
Probabilitas 30,00% Rp255,48
Nilai sekarang yang diharapkan Rp892,36

A09. Nilai sekarang yang diharapkan sebesar Rp892,36 berbeda dengan konsep
tradisional yang menggunakan estimasi terbaik yakni Rp902,73 (probabilitas 60%).
Penghitungan nilai sekarang tradisional yang diterapkan dalam contoh ini membutuhkan
keputusan tentang kemungkinan waktu dari arus kas yang digunakan dan oleh karena itu
tidak akan mencerminkan probabilitas waktu yang lain. Hal ini dikarenakan tingkat diskonto
dalam penghitungan nilai sekarang tradisional tidak dapat mencerminkan ketidakpastian
dalam waktu.

A10. Penggunaan probabilitas merupakan elemen mendasar dari pendekatan arus kas
yang diharapkan. Beberapa pihak mempertanyakan apakah penetapan probabilitas untuk

SAK IAI
estimasi yang sangat subjektif seakan-akan menghasilkan presisi yang lebih baik daripada yang
benar-benar ada. Akan tetapi, penerapan pendekatan tradisional yang baik (seperti dijelaskan
di paragraf A06) mensyaratkan estimasi dan subjektivitas yang sama tanpa memberikan
transparansi penghitungan sebagaimana dalam pendekatan arus kas yang diharapkan.

A11. Banyak estimasi yang dikembangkan dalam praktik saat ini telah memasukkan
elemen dari arus kas yang diharapkan secara informal. Sebagai tambahan, akuntan sering

ONLINE
menghadapi kebutuhan untuk mengukur aset dengan menggunakan informasi yang terbatas
tentang probabilitas dari arus kas yang mungkin terjadi. Sebagai contoh, akuntan mungkin
dihadapkan pada situasi berikut:
(a) Jumlah estimasian berkisar antara Rp50 dan Rp250, tetapi tidak ada jumlah tertentu
dalam rentang tersebut yang kemungkinan terjadinya lebih besar dari jumlah yang
lain. Berdasarkan informasi yang terbatas itu, estimasi arus kas yang diharapkan adalah
Rp150 [(50 + 250)/2].
(b) Jumlah estimasian berkisar antara Rp50 dan Rp250, dan jumlah yang paling mungkin
adalah Rp100. Akan tetapi, probabilitas masing-masing jumlah tidak dapat diketahui.
Berdasarkan informasi yang terbatas itu, estimasi arus kas yang diharapkan adalah
Rp133,33 [(50 + 100 + 250)/3].
(c) Jumlah estimasian adalah Rp50 (kemungkinan 10%), Rp250 (kemungkinan 30%), atau
Rp100 (kemungkinan 60%). Berdasarkan informasi yang terbatas itu, estimasi arus kas
yang diharapkan adalah Rp140 [(50 × 0,10) + (250 × 0,30) + (100 × 0,60)].
Dalam tiap kasus, estimasi arus kas yang diharapkan mungkin memberikan estimasi nilai
pakai yang lebih baik daripada jumlah minimum, jumlah paling mungkin atau jumlah
maksimum yang ditentukan secara sendiri-sendiri.

A12. Penerapan pendekatan arus kas yang diharapkan sangat bergantung pada
manfaat dan kendala biaya. Dalam beberapa kasus, entitas mungkin mempunyai akses atas
data yang ekstensif dan mungkin dapat mengembangkan banyak skenario arus kas. Dalam
kasus yang lain, entitas mungkin tidak dapat mengembangkan lebih dari pernyataan umum
tentang variabilitas arus kas tanpa menimbulkan biaya yang substansial. Entitas perlu
mempertimbangkan keseimbangan antara biaya untuk mendapatkan informasi tambahan dan
manfaat peningkatan keandalan dalam pengukuran dari informasi tersebut.

48.30 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

A13. Beberapa pihak berpendapat bahwa teknik arus kas yang diharapkan tidak cocok
untuk mengukur aset tunggal atau aset dengan jumlah yang terbatas dari kemungkinan-
kemungkinan yang dihasilkan. Pihak tersebut memberikan contoh dari aset dengan dua
kemungkinan hasil: dengan probabilitas 90% arus kas yang dihasilkan menjadi Rp10 dan dengan
probabilitas 10% arus kas yang dihasilkan menjadi Rp1.000. Pihak tersebut mengobservasi
bahwa arus kas yang diharapkan dalam contoh itu adalah Rp109 dan memberikan kritik
bahwa hasilnya tidak merepresentasikan salah satu jumlah yang mungkin pada akhirnya harus
dibayar.

A14. Asersi yang diuraikan di atas mencerminkan ketidaksesuaian dengan tujuan


pengukuran. Jika tujuannya adalah akumulasi biaya yang akan terjadi, maka arus kas
yang diharapkan mungkin tidak dapat menghasilkan suatu representasi yang tepat tentang
estimasi biaya yang diperkirakan. Akan tetapi, Pernyataan ini mengatur masalah pengukuran
jumlah terpulihkan dari aset. Jumlah terpulihkan aset dalam contoh ini tidak mungkin
Rp10, meskipun hal tersebut merupakan arus kas yang paling mungkin. Hal ini disebabkan
pengukuran sebesar Rp10 tidak memasukkan ketidakpastian dari arus kas dalam pengukuran
aset tersebut. Sebaliknya, arus kas yang tidak pasti disajikan seakan-akan pasti. Tidak ada
entitas yang rasional akan menjual aset dengan karakteristik tersebut sebesar Rp10.

Tingkat Diskonto

SAK IAI
A15. Pendekatan apapun yang dipakai entitas untuk mengukur nilai pakai suatu aset,
suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas tidak boleh mencerminkan risiko
arus kas estimasian disesuaikan. Jika tidak demikian, maka dampak dari beberapa asumsi
akan terhitung dua kali.

A16. Ketika tingkat diskonto spesifik untuk aset tertentu tidak tersedia langsung di
pasar, entitas menggunakan pengganti untuk mengestimasi tingkat diskonto. Tujuannya adalah

ONLINE
untuk mengestimasi, sejauh mungkin, suatu penilaian pasar atas:
(a) nilai waktu uang untuk periode sampai berakhirnya umur manfaat aset; dan
(b) faktor-faktor (b), (d), dan (e) yang dijelaskan di paragraf A01, hanya jika faktor tersebut
tidak menyebabkan penyesuaian dalam menentukan arus kas estimasian.

A17. Sebagai titik awal dalam membuat estimasi tersebut, entitas mungkin
mempertimbangkan hal-hal berikut:
(a) biaya modal rata-rata tertimbang entitas yang ditentukan dengan menggunakan teknik
seperti Capital Asset Pricing Model;
(b) suku bunga tambahan pinjaman entitas; dan
(c) suku bunga pinjaman pasar lain.

A18. Akan tetapi, angka-angka tersebut harus disesuaikan:


(a) untuk mencerminkan cara pasar dalam menilai risiko spesifik yang diasosiasikan dengan
arus kas estimasian aset; dan
(b) untuk mengeluarkan risiko yang tidak relevan dengan arus kas estimasian aset atau
risiko arus kas estimasian telah disesuaikan.
Risiko seperti risiko negara, risiko mata uang, dan risiko harga seharusnya dipertimbangkan.

A19. Tingkat diskonto tidak bergantung pada struktur permodalan entitas dan cara
entitas membiayai pembelian aset, karena arus kas masa depan yang diharapkan mengalir
dari aset tidak bergantung pada cara entitas membiayai pembelian aset tersebut.

A20. Paragraf 55 mensyaratkan bahwa tingkat diskonto yang digunakan adalah tingkat
diskonto sebelum pajak. Oleh karena itu, ketika dasar yang digunakan untuk mengestimasi
tingkat diskonto adalah setelah pajak, maka dasar tersebut disesuaikan untuk mencerminkan
tingkat diskonto sebelum pajak.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.31
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

A21. Entitas biasanya menggunakan tingkat diskonto tunggal untuk mengestimasi nilai
pakai aset. Akan tetapi, entitas menggunakan tingkat diskonto tersendiri untuk periode masa
depan yang berbeda-beda jika besaran nilai pakai sensitif terhadap perbedaan risiko yang ada
dalam periode yang berbeda atau terhadap struktur suku bunga.

SAK IAI
ONLINE

48.32 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

LAMPIRAN B

AMENDEMEN TERHADAP PSAK 16: ASET TETAP

Dikosongkan.

SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.33
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

LAMPIRAN C

PENGUJIAN PENURUNAN NILAI ASET UNIT PENGHASIL KAS DENGAN


GOODWILL DAN KEPENTINGAN NONPENGENDALI

Lampiran ini merupakan bagian yang takterpisahkan dari PSAK 48.

C01. Sesuai dengan PSAK 22: Kombinasi Bisnis, pihak pengakuisisi mengukur dan
mengakui goodwill pada tanggal akuisisi sebagai kelebihan dari (a) atas (b) di bawah ini:
(a) gabungan dari:
(i) imbalan yang dialihkan, yang diukur sesuai dengan PSAK 22, yang pada umumnya
mensyaratkan nilai wajar pada tanggal akuisisi;
(ii) jumlah dari setiap kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi yang
diukur sesuai dengan PSAK 22; dan
(iii) untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, nilai wajar pada tanggal
akuisisi dari kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakuisisi
pada pihak yang diakuisisi.
(b) selisih jumlah aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih pada
tanggal akuisisi, yang diukur sesuai dengan PSAK 22.

Alokasi Goodwill

SAK IAI
C02. Paragraf 80 dari Pernyataan ini mensyaratkan goodwill yang diperoleh dalam
kombinasi bisnis dialokasikan pada setiap unit penghasil kas, atau kelompok unit penghasil
kas dari pihak pengakuisisi, yang diperkirakan mendapatkan manfaat dari sinergi kombinasi
bisnis tersebut, terlepas apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi termasuk
dalam unit atau kelompok unit tersebut. Beberapa sinergi yang dihasilkan dalam kombinasi
bisnis mungkin saja akan dialokasikan pada unit penghasil kas yang tidak memiliki

ONLINE
kepentingan nonpengendali.

Pengujian Penurunan Nilai

C03. Pengujian penurunan nilai meliputi proses membandingkan jumlah terpulihkan


unit penghasil kas dengan jumlah tercatatnya.

C04. Jika entitas mengukur kepentingan nonpengendali berdasarkan proporsional atas


aset neto teridentifikasi dari entitas anak pada tanggal akuisisi, bukan atas nilai wajarnya,
maka goodwill yang teratribusikan pada kepentingan nonpengendali dimasukkan dalam
jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas terkait tetapi tidak diakui dalam laporan keuangan
konsolidasian entitas induknya. Sebagai konsekuensinya, entitas menyesuaikan (gross up)
jumlah tercatat goodwill yang dialokasikan pada unit penghasil kas untuk memasukkan unsur
goodwill yang diatribusikan pada kepentingan nonpengendali. Jumlah tercatat penyesuaian
ini kemudian dibandingkan dengan jumlah terpulihkan unit untuk menentukan apakah unit
penghasil kas mengalami penurunan nilai.

Alokasi Rugi Penurunan Nilai

C05. Paragraf 104 mensyaratkan setiap rugi penurunan nilai yang teridentifikasi
dialokasikan pertama kali untuk mengurangi jumlah tercatat goodwill teralokasi pada unit
penghasil kas dan kemudian ke aset lain dari unit penghasil kas secara prorata berdasarkan
jumlah tercatat dari setiap aset dalam unit penghasil kas tersebut.

C06. Jika entitas anak, atau bagian dari entitas anak, dengan kepentingan nonpengendali
merupakan suatu unit penghasil kas, maka rugi penurunan nilai dialokasikan antara entitas
induk dan kepentingan nonpengendali dengan dasar yang sama sebagaimana alokasi laba rugi.

48.34 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

C07. Jika entitas anak, atau bagian dari entitas anak, yang kepentingan nonpengendalinya
merupakan bagian dari unit penghasil kas yang lebih besar, maka rugi penurunan nilai goodwill
dialokasikan pada bagian dari unit penghasil kas dengan kepentingan nonpengendali dan pada
bagian yang tidak memiliki kepentingan nonpengendali. Rugi penurunan nilai dialokasikan
pada bagian dari unit penghasil kas berdasarkan:
(a) untuk rugi penurunan nilai yang terkait dengan goodwill dalam unit penghasil kas,
jumlah tercatat relatif goodwill dari bagian tersebut sebelum penurunan nilai; dan
(b) untuk rugi penurunan nilai yang terkait dengan aset teridentifikasikan dalam unit
penghasil kas, jumlah tercatat relatif aset neto teridentifikasi dari bagian tersebut sebelum
penurunan nilai. Setiap penurunan nilai tersebut dialokasikan pada aset-aset dari bagian
dalam setiap unit secara prorata berdasarkan jumlah tercatat setiap aset dalam bagian
tersebut.
Dalam bagian-bagian yang memiliki kepentingan nonpengendali, rugi penurunan nilai
dialokasikan antara entitas induk dan kepentingan nonpengendali dengan dasar yang sama
sebagaimana laba rugi dialokasikan.

C08. Jika rugi penurunan nilai yang dapat diatribusikan pada kepentingan nonpengendali
terkait dengan goodwill yang tidak diakui dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk
(lihat paragraf B04), maka penurunan nilai tidak diakui sebagai rugi penurunan nilai goodwill.
Dalam kasus tersebut, hanya penurunan nilai terkait dengan goodwill teralokasi pada entitas
induk yang diakui sebagai suatu rugi penurunan nilai goodwill.

SAK IAI
C09. Contoh Ilustratif 7 mengilustrasikan pengujian penurunan nilai dari unit penghasil
kas yang tidak sepenuhnya dimiliki tetapi memperoleh alokasi goodwill.

ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.35
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

CONTOH ILUSTRATIF

Contoh ilustratif ini melengkapi, tetapi bukan bagian dari, PSAK 48. Seluruh contoh ilustratif
ini mengasumsikan bahwa entitas tidak memiliki transaksi selain dari yang digambarkan.

CONTOH 1 IDENTIFIKASI UNIT PENGHASIL KAS

Tujuan dari contoh ini adalah:


(a) untuk mengindikasikan bagaimana unit penghasil kas diidentifikasi dalam berbagai macam
situasi; dan
(b) untuk menyoroti faktor-faktor penting yang dapat dipertimbangkan entitas dalam
mengidentifikasi unit penghasil kas yang mana aset termasuk di dalamnya.

A. Jaringan Toko Ritel

Latar Belakang

CI01. Toko X dimiliki oleh jaringan toko ritel M. X melakukan seluruh pembelian
untuk toko ritelnya melalui pusat pembelian M. Kebijakan penetapan harga, pemasaran, iklan
dan SDM (kecuali untuk membayar gaji kasir dan staf penjualan toko X) diputuskan oleh
M. M juga memiliki lima toko lain di kota yang sama dengan X (meskipun di lingkungan

SAK IAI
yang berbeda) dan 20 toko di kota yang lain. Seluruh toko dikelola dengan cara yang sama
dengan X. X dan empat toko lainnya dibeli lima tahun lalu dan goodwill sudah diakui.

Apakah unit penghasil kas untuk X?

Analisis

ONLINE
CI02. Dalam mengidentifikasi unit penghasil kas X, entitas mempertimbangkan apakah,
sebagai contoh:
(a) pelaporan manajemen internal digunakan untuk mengukur kinerja atas dasar dari toko
ke toko; dan
(b) bisnis dijalankan atas dasar keuntungan dari toko ke toko atau berdasarkan daerah atau kota.

CI03. Seluruh toko M berada di lingkungan yang berbeda dan kemungkinan memiliki
basis konsumen yang berbeda. Jadi, meskipun X dikelola pada level korporat, X menghasilkan
arus kas masuk yang independen dari toko M lain. Oleh karena itu, dimungkinkan bahwa X
merupakan unit penghasil kas.

CI04. Jika unit penghasil kas X mewakili level terendah dalam kelompok usaha M yang
goodwill-nya dipantau untuk tujuan manajemen internal, maka M menerapkan uji penurunan
nilai atas unit penghasil kas tersebut seperti penjelasan dari PSAK 48: Penurunan Nilai Aset
paragraf 90. Jika informasi jumlah tercatat goodwill tidak tersedia dan dipantau untuk tujuan
manajemen internal pada level unit penghasil kas X, maka M menerapkan uji penurunan nilai
atas unit penghasil kas tersebut seperti penjelasan dari PSAK 48 paragraf 88.

B. Pabrik sebagai Tahapan Antara dari Proses Produksi

Latar Belakang

CI05. Suatu bahan mentah signifikan yang digunakan untuk produksi akhir pabrik Y
merupakan produk antara yang dibeli dari pabrik X, keduanya berada dalam entitas yang
sama. Produk X dijual ke Y pada harga pengalihan yang memberikan seluruh keuntungan
kepada X. 80% dari produksi akhir Y dijual ke pelanggan di luar entitas. 60% dari produksi
akhir X dijual ke Y dan sisanya 40% dijual ke pelanggan di luar entitas.

48.36 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

Untuk setiap kasus berikut, apakah unit penghasil kas untuk X dan Y?

Kasus 1: X dapat menjual produknya ke Y pada pasar yang aktif. Harga pengalihan internalnya
lebih tinggi daripada harga pasar.

Kasus 2: Tidak ada pasar aktif untuk produk yang dijual X ke Y.

Analisis

Kasus 1

CI06. X dapat menjual produknya ke pasar aktif, sehingga, menghasilkan arus kas masuk
yang independen dari arus kas masuk yang berasal dari Y. Oleh karena itu, kemungkinannya
X adalah unit penghasil kas terpisah, meskipun sebagian dari produksinya digunakan oleh Y
(lihat PSAK 48 paragraf 70).

CI07. Dimungkinkan bahwa Y adalah juga unit penghasil kas terpisah. Y menjual 80%
dari produksinya ke pelanggan di luar entitas. Sehingga, arus kas masuknya dapat dianggap
sebagian besar independen.

CI08. Penetapan harga pengalihan internal tidak mencerminkan harga pasar untuk
keluaran X. Oleh karena itu, dalam menentukan nilai pakai baik X maupun Y, entitas

SAK IAI
menyesuaikan anggaran/prakiraan keuangan untuk mencerminkan estimasi terbaik manajemen
tentang harga masa depan yang dapat dihasilkan dari transaksi wajar untuk produk dari X
yang digunakan secara internal tersebut (lihat PSAK 48 paragraf 70).

Kasus 2

ONLINE
CI09. Dimungkinkan bahwa jumlah terpulihkan dari setiap pabrik tidak dapat dinilai
secara terpisah dari jumlah terpulihkan pabrik lain karena:
(a) mayoritas dari produksi X digunakan secara internal dan tidak dapat dijual di pasar aktif.
Sehingga, arus kas masuk X bergantung pada permintaan atas produk Y. Oleh karena
itu, X tidak dapat dianggap menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus
kas masuk Y.
(b) kedua pabrik dikelola bersama.

CI10. Sebagai akibatnya, dimungkinkan bahwa X dan Y bersama-sama adalah kelompok


terkecil aset yang menghasilkan arus kas masuk independen.

C. Entitas dengan Produk Tunggal

Latar Belakang

CI11. Entitas M memproduksi suatu produk tunggal dan memiliki pabrik A, B dan
C. Tiap pabrik berlokasi di benua yang berbeda. Pabrik A memproduksi suatu komponen
yang dirakit di Pabrik B atau C. Kapasitas gabungan dari Pabrik B dan C tidak sepenuhnya
dimanfaatkan. Produk M dijual ke seluruh dunia dari Pabrik B atau C. Sebagai contoh,
produksi Pabrik B dapat dijual di benua lokasi Pabrik C jika produknya terkirim lebih
cepat dari lokasi Pabrik B daripada dari lokasi Pabrik C. Level pemanfaatan Pabrik B dan C
bergantung pada alokasi penjualan antara kedua Pabrik itu.

Untuk setiap kasus berikut, apakah unit penghasil kas untuk A, B, dan C?

Kasus 1: Terdapat pasar aktif untuk produk A.

Kasus 2: Tidak terdapat pasar aktif untuk produk A.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.37
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

Analisis

Kasus 1

CI12. Dimungkinkan bahwa A adalah unit penghasil kas yang terpisah karena terdapat
pasar aktif untuk produknya (lihat Contoh B – Pabrik sebagai Tahapan Antara dari Proses
Produksi, Kasus 1).

CI13. Meskipun terdapat pasar aktif untuk produk yang dirakit oleh Pabrik B dan
C, arus kas masuk untuk Pabrik B dan C bergantung pada alokasi produksi kedua pabrik.
Tidak mungkin bahwa arus kas masuk masa depan untuk pabrik B dan C dapat ditentukan
secara individual. Oleh karena itu, dimungkinkan bahwa Pabrik B dan C bersama adalah
kelompok aset terkecil teridentifikasi yang menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar
independen.

CI14. Dalam menentukan nilai pakai dari Pabrik A, B, dan C, M menyesuaikan


anggaran/prakiraan keuangan untuk mencerminkan estimasi terbaiknya dari harga di masa
depan yang dapat dihasilkan dari transaksi wajar untuk produk A (lihat PSAK 48: Penurunan
Nilai Aset paragraf 70).

Kasus 2

SAK IAI
CI15. Dimungkinkan bahwa jumlah terpulihkan dari setiap pabrik tidak dapat dinilai
secara independen karena:
(a) tidak terdapat pasar aktif untuk produk A. Sehingga, arus kas masuk Pabrik A bergantung
pada penjualan dari produk akhir Pabrik B dan C.
(b) meskipun terdapat pasar aktif untuk produk yang dirakit oleh Pabrik B dan C, arus kas
masuk untuk Pabrik B dan C bergantung pada alokasi produksi antara kedua pabrik

ONLINE
itu. Arus kas masuk masa depan untuk Pabrik B dan C sangat sulit untuk ditentukan
secara individual.

CI16. Sebagai akibatnya, dimungkinkan bahwa Pabrik A, B, dan C secara bersama (yaitu
M sebagai satu kesatuan) merupakan kelompok aset terkecil teridentifikasi yang menghasilkan
arus kas masuk yang sebagian besar independen.

D. Judul Majalah

Latar belakang

CI17. Sebuah penerbit memiliki 150 judul majalah yang diperoleh dari pembelian
sebanyak 70 judul majalah dan dibuat sendiri sebanyak 80 judul majalah. Harga yang
dibayarkan untuk sebuah judul majalah yang dibeli diakui sebagai aset takberwujud. Biaya
menciptakan judul majalah dan memelihara judul yang sudah ada diakui sebagai beban pada
saat terjadinya. Arus kas masuk dari penjualan langsung dan iklan dapat teridentifikasi untuk
setiap judul majalah. Judul majalah dikelola menurut segmen pelanggan. Level pendapatan
iklan untuk suatu judul majalah bergantung pada kisaran judul dalam segmen pelanggan
yang berhubungan dengan judul majalah tersebut. Manajemen memiliki kebijakan untuk
meninggalkan judul lama sebelum berakhir umur ekonomiknya dan menggantinya segera
dengan judul baru untuk segmen pelanggan yang sama.

Apakah unit penghasil kas untuk judul majalah individual?

48.38 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

Analisis

CI18. Dimungkinkan bahwa jumlah terpulihkan dari judul majalah individual dapat
dinilai. Oleh karena itu, level pendapatan iklan untuk sebuah judul dipengaruhi dalam hal
tertentu oleh judul lain dalam segmen pelanggan tersebut, arus kas masuk dari penjualan
langsung dan iklan dapat teridentifikasi untuk setiap judul. Sebagai tambahan, meskipun
judul dikelola menurut segmen pelanggan, keputusan untuk meninggalkan judul dibuat
berdasarkan masing-masing judul individual.

CI19. Oleh karena itu, dimungkinkan bahwa judul majalah individual menghasilkan
arus kas masuk yang independen satu dengan yang lain dan bahwa setiap judul majalah
adalah unit penghasil kas yang terpisah.

E. Gedung yang Sebagian Disewakan dan Sebagian Ditempati untuk Digunakan Sendiri

Latar belakang

CI20. M adalah perusahaan manufaktur. M memiliki sebuah gedung kantor pusat


yang biasanya ditempati sepenuhnya untuk keperluan internal. Setelah pengurangan pegawai,
setengah dari gedung sekarang digunakan secara internal dan setengahnya disewakan ke pihak
ketiga. Perjanjian sewa dengan penyewa berlaku untuk lima tahun.

SAK IAI
Apakah unit penghasil kas untuk gedung tersebut?

Analisis

CI21. Tujuan utama gedung adalah sebagai aset korporat, yaitu mendukung aktivitas
manufaktur M. Sehingga, gedung secara keseluruhan tidak dapat dipertimbangkan untuk

ONLINE
menghasilkan arus kas masuk independen dari arus kas masuk entitas secara keseluruhan.
Jadi, dimungkinkan bahwa unit penghasil kas untuk gedung adalah M secara keseluruhan.

CI22. Gedung tidak dimiliki sebagai sebuah investasi. Oleh karena itu, tidak tepat untuk
menentukan nilai pakai dari gedung berdasarkan pada proyeksi sewa terkait dengan pasar
masa depan.

CONTOH 2 PENGHITUNGAN NILAI PAKAI DAN PENGAKUAN RUGI PENURUNAN


NILAI

Dalam contoh ini pengaruh pajak diabaikan.

Latar Belakang dan Penghitungan Nilai Pakai

CI23. Pada akhir 20X0, entitas T memperoleh entitas M senilai Rp10.000. M memiliki
pabrik manufaktur di tiga negara.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.39
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

Jadwal 1. Data pada akhir 20X0

Akhir 20X0 Alokasi harga beli Nilai wajar dari Goodwill


aset teridentifikasi
Rp Rp Rp(a)
Aktivitas di negara A 3.000 2.000 1.000
Aktivitas di negara B 2.000 1.500 500
Aktivitas di negara C 5.000 3.500 1.500
Total 10.000 7.000 3.000

(a)
Aktivitas di setiap negara merepresentasikan level terendah yang goodwill-nya dimonitor untuk tujuan manajemen
internal (ditentukan sebagai selisih antara harga beli dari aktivitas di setiap negara, seperti ditetapkan di dalam
perjanjian pembelian, dan nilai wajar aset teridentifikasi).

CI23A. Karena goodwill telah dialokasikan pada aktivitas di setiap negara, maka setiap
aktivitas tersebut harus diuji untuk penurunan nilai secara tahunan atau lebih sering jika
terdapat indikasi bahwa goodwill mengalami penurunan nilai (lihat PSAK 48 paragraf 90).

SAK IAI
CI24. Jumlah terpulihkan (yaitu yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar
dikurangi biaya pelepasan) dari unit penghasil kas ditentukan berdasarkan penghitungan nilai
pakai. Pada akhir 20X0 dan 20X1, nilai pakai dari setiap unit penghasil kas melebihi jumlah
tercatatnya. Oleh karena itu, aktivitas di setiap negara dan goodwill yang dialokasikan ke
aktivitas tersebut dianggap tidak turun nilainya.

CI25. Pada awal dari 20X2, sebuah pemerintahan baru terpilih di Negara A. Pemerintah

ONLINE
mengesahkan perundang-undangan yang secara signifikan membatasi ekspor dari produk
utama T. Hasilnya, dan untuk masa yang akan datang, dapat diperkirakan produksi T di
Negara A akan berkurang 40%.

CI26. Pembatasan ekspor secara signifikan dan hasil produksi yang menurun juga
mensyaratkan T untuk mengestimasi jumlah terpulihkan dari operasi Negara A pada awal
20X2.

CI27. T menggunakan depresiasi garis lurus selama dua belas tahun untuk aset
teridentifikasi di Negara A dan mengantisipasi tidak ada nilai residu.

CI28. Untuk menentukan nilai pakai unit penghasil kas di Negara A (lihat Jadwal 2), T:
(a) menyiapkan perkiraan arus kas yang diturunkan dari anggaran/prakiraan keuangan
terkini untuk lima tahun mendatang (tahun 20X2–20X6) yang disetujui oleh manajemen.
(b) mengestimasi arus kas berikutnya (tahun 20X7–20X2) berdasarkan pada penurunan
tingkat pertumbuhan. Tingkat pertumbuhan untuk 20X7 diestimasi akan menjadi 3%.
Tingkat ini lebih rendah dari rata-rata tingkat pertumbuhan jangka panjang untuk pasar
di Negara A.
(c) memilih tingkat diskonto 15%, yang mencerminkan suku bunga sebelum pajak yang
mencerminkan penilaian pasar saat ini atas nilai waktu dari uang dan risiko spesifik
dari unit penghasil kas di Negara A.

Pengakuan dan Pengukuran Rugi Penurunan Nilai

CI29. Jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas di Negara A adalah Rp1.360.

48.40 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

CI30. T membandingkan jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas di Negara A


dengan jumlah tercatatnya (lihat Jadwal 3).

CI31. Karena jumlah tercatatnya melebihi jumlah terpulihkan sebesar Rp1.473, T segera
mengakui rugi penurunan nilai Rp1.473 dalam laba rugi. Jumlah tercatat goodwill yang
berhubungan dengan operasi Negara A dikurangi menjadi nol sebelum mengurangi jumlah
tercatat aset teridentifikasi lain dalam unit penghasil kas di Negara A (lihat PSAK 48 paragraf
104).

CI32. Pengaruh pajak dicatat secara terpisah sesuai dengan PSAK 46: Pajak Penghasilan
(lihat Contoh Ilustratif 3A).

Jadwal 2. Penghitungan nilai pakai unit penghasil kas negara A pada awal tahun 20X2

Tahun Tingkat Arus kas Faktor nilai Arus kas masa


pertumbuhan masa depan sekarang pada tingkat depan terdiskonto
jangka panjang diskonto 15%(a)
Rp Rp
20X2 (n=1) 230 (b)
0,86957 200
20X3 253(b) 0,75614 191

SAK IAI
20X4 273 (b)
0,65752 180
20X5 290 (b)
0,57175 166
20X6 304(b) 0,49718 151
20X7 3% 313 (c)
0,43233 135

ONLINE
20X8 (2)% 307 (c)
0,37594 115
20X9 (6)% 289(c) 0,32690 94
20Y0 (15)% 245 (c)
0,28426 70
20Y1 (25)% 184(c) 0,24719 45
20Y2 (67)% 61 (c)
0,21494 13
Nilai pakai 1.360

(a)
Faktor nilai sekarang dihitung dengan k = 1/(1 + a)n, dengan a = tingkat diskonto dan n = periode diskonto.
(b)
Berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas proyeksi arus kas neto (setelah dipotong 40%).
(c)
Berdasarkan ekstrapolasi dari arus kas tahun terdahulu menggunakan tingkat pertumbuhan menurun.

Jadwal 3. Penghitungan dan alokasi rugi penurunan nilai untuk unit penghasil kas negara A
pada awal 20X2

Awal 20X2 Goodwill Aset Total


teridentifikasi
Rp Rp Rp
Biaya historis 1.000 2.000 3.000
Akumulasi depresiasi (20X1) – (167) (167)
Jumlah tercatat 1.000 1.833 2.833
Rugi penurunan nilai (1.000) (473) (1.473)
Jumlah tercatat setelah rugi penurunan nilai – 1.360 1.360

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.41
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

CONTOH 3 PENGARUH PAJAK TANGGUHAN

Menggunakan data untuk entitas T sebagaimana disajikan pada Contoh 2 dengan tambahan
informasi sebagaimana diberikan pada contoh ini.

A. Pengaruh Pajak Tangguhan atas Pengakuan Rugi Penurunan Nilai

CI33. Pada awal 20X2, dasar pajak aset teridentifikasi dari unit penghasil kas Negara A
adalah Rp900. Rugi penurunan nilai tidak dapat dikurangkan untuk tujuan pajak. Tarif pajak
adalah 40%.

CI34. Pengakuan rugi penurunan nilai atas aset dari unit penghasil kas Negara A
mengurangi perbedaan temporer pajak terkait dengan aset tersebut. Liabilitas pajak tangguhan
dikurangkan.

Awal 20X2 Aset teridentifikasi Rugi Aset teridentifikasi


sebelum rugi penurunan setelah rugi
penurunan nilai Nilai penurunan nilai
Rp Rp Rp
Jumlah tercatat 1.833 (473) 1.360

SAK IAI
Dasar pajak 900 – 900
Perbedaan sementara kena pajak 933 (473) 460
Liabilitas pajak tangguhan 40% 373 (189) 184

CI35. Sesuai dengan PSAK 46: Pajak Penghasilan, tidak ada pajak tangguhan berhubungan

ONLINE
dengan goodwill yang diakui di awal. Oleh karena itu, rugi penurunan nilai terkait dengan
goodwill tidak memberikan kenaikan pada penyesuaian pajak tangguhan.

B. Pengakuan Rugi Penurunan Nilai Menimbulkan Aset Pajak Tangguhan

CI36. Entitas memiliki aset teridentifikasi dengan jumlah tercatat Rp1.000. Jumlah
terpulihkannya adalah Rp650. Tarif pajak 30% dan dasar pembebanan pajak untuk aset
tersebut Rp800. Rugi penurunan nilai tidak dapat dikurangkan untuk tujuan pajak. Pengaruh
rugi penurunan nilai adalah sebagai berikut:

Sebelum Pengaruh Setelah


penurunan penurunan penurun­an
nilai nilai nilai
Rp Rp Rp
Jumlah tercatat 1.000 (350) 650
Dasar pajak 800 – 800
Perbedaan sementara kena pajak (mengurangi) 200 (350) (150)
Liabilitas (aset) pajak tangguhan 30% 60 (105) (45)

CI37. Sesuai PSAK 46: Pajak Penghasilan, entitas mengakui aset pajak tangguhan
sepanjang kemungkinan besar terdapat laba kena pajak atas perbedaan temporer yang boleh
dikurangkan yang dapat dimanfaatkan.

48.42 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

CONTOH 4 PEMBALIKAN RUGI PENURUNAN NILAI

Menggunakan data untuk entitas T sebagaimana disajikan di Contoh 2 dengan tambahan


informasi sebagaimana yang disediakan dalam contoh ini. Pada contoh ini pengaruh pajak
ditiadakan.

Latar Belakang

CI38. Pada 20X3, pemerintah masih berkuasa di Negara A, namun situasi bisnis telah
membaik. Dampak undang-undang ekspor pada produk yang dihasilkan T terbukti tidak
seburuk yang awalnya diperkirakan oleh manajemen. Akibatnya, manajemen mengestimasi
bahwa produksi akan meningkat sebesar 30%. Perubahan yang menguntungkan ini
mensyaratkan T untuk mengestimasi kembali jumlah terpulihkan aset neto untuk operasi di
Negara A (lihat PSAK 48 paragraf 110 dan 111). Operasi di Negara A masih tetap merupakan
unit penghasil kas untuk aset neto operasi di Negara A.

CI39. Penghitungan yang serupa dengan Contoh 2 menunjukkan bahwa jumlah


terpulihkan dari unit penghasil kas Negara A sekarang sebesar Rp1.910.

Pembalikan Rugi Penurunan Nilai

SAK IAI
CI40. T membandingkan jumlah terpulihkan dengan jumlah tercatat neto dari unit
penghasil kas Negara A.

Jadwal 1. Penghitungan jumlah tercatat unit penghasil kas negara A pada akhir 20X3

Goodwill Aset Total

ONLINE
teridentifikasi
Rp Rp Rp
Awal 20X2 (Contoh 2)
Biaya historis 1.000 2.000 3.000
Akumulasi depresiasi – (167) (167)
Rugi penurunan nilai (1.000) (473) (1.473)
Jumlah tercatat setelah rugi penurunan nilai – 1.360 1.360

Akhir 20X3
Tambahan depresiasi (2 tahun)(a) – (247) (247)
Jumlah tercatat – 1.113 1.113
Jumlah terpulihkan 1.910
Kelebihan jumlah terpulihkan atas
jumlah tercatat 797

(a)
Setelah pengakuan rugi penurunan nilai pada awal 20X2, T merevisi beban depresiasi untuk aset terindentifikasi di
Negara A (dari Rp166,7 per tahun menjadi Rp123,6 per tahun), berdasarkan jumlah tercatat yang direvisi dan sisa
umur manfaat (11 tahun) yang direvisi.

CI41. Terdapat perubahan menguntungkan atas estimasi yang digunakan untuk


menentukan jumlah terpulihkan aset neto di Negara A sejak diakuinya rugi penurunan nilai
terakhir. Oleh karena itu, sesuai dengan PSAK 48 paragraf 114, T mengakui suatu pembalikan
rugi penurunan nilai yang diakui pada 20X2.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.43
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

CI42. Sesuai PSAK 48 paragraf 122 dan 123, T meningkatkan jumlah tercatat aset
teridentifikasi Negara A sebesar Rp387 (lihat Jadwal 3), yaitu sampai pada jumlah yang lebih
rendah antara jumlah terpulihkan (Rp1.910) dan biaya historis yang terdepresiasi dari aset
teridentifikasi (Rp1.500) (lihat Jadwal 2). Hal ini diakui segera dalam laba rugi.

CI43. Sesuai PSAK 48 paragraf 124, rugi penurunan nilai pada goodwill tidak dibalik.

Jadwal 2. Penentuan biaya historis yang terdepresiasi dari aset teridentifikasi Negara A pada
akhir 20X3

Akhir 20X3 Aset teridentifikasi


Rp
Biaya historis 2.000
Akumulasi depresiasi (166,7 × 3 tahun) (500)
Biaya historis yang terdepresiasi 1.500
Jumlah tercatat (Jadwal 1) 1.113
Selisih 387

SAK IAI
Jadwal 3. Jumlah tercatat aset di negara A pada akhir 20X3

Akhir 20X3 Goodwill Aset Total


teridentifikasi
Rp Rp Rp

ONLINE
Jumlah tercatat bruto 1.000 2.000 3.000
Akumulasi amortisasi – (414) (414)
Akumulasi rugi penurunan nilai (1.000) (473) (1.473)
Jumlah tercatat – 1.113 1.113
Pembalikan rugi penurunan nilai 0 387 387
Jumlah tercatat setelah pembalikan rugi
penurunan nilai 1.500 1.500

CONTOH 5 PERLAKUAN ATAS RESTRUKTURISASI MASA DEPAN

Pada contoh ini pengaruh pajak diabaikan.

Latar Belakang

CI44. Pada akhir 20X0, entitas K menguji penurunan nilai suatu pabrik. Pabrik tersebut
adalah unit penghasil kas. Aset pabrik dicatat pada biaya historis yang didepresiasikan. Jumlah
tercatat pabrik sebesar Rp3.000 dan sisa umur manfaat 10 tahun.

CI45. Jumlah terpulihkan pabrik (yaitu yang tertinggi antara nilai pakai dan nilai wajar
dikurangi biaya pelepasan) ditentukan berdasarkan penghitungan nilai pakai. Nilai pakai
dihitung menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak sebesar 14%.

48.44 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

CI46. Anggaran yang disetujui manajemen mencerminkan bahwa:


(a) pada akhir 20X3, pabrik akan direstrukturisasi dengan estimasi biaya sebesar Rp100.
Disebabkan K belum berkomitmen untuk restrukturisasi, provisi belum dapat diakui
atas biaya restrukturisasi masa depan.
(b) akan terdapat manfaat masa depan dari restrukturisasi dalam bentuk arus kas ke luar
yang berkurang.

CI47. Pada akhir 20X2, K berkomitmen atas restrukturisasi. Estimasi biaya masih
sebesar Rp100 dan oleh karenanya provisi diakui. Estimasi arus kas masa depan pabrik yang
tercermin dalam anggaran terkini yang disetujui manajemen dijelaskan dalam paragraf CI51
dan tingkat diskonto saat ini adalah sama seperti pada akhir 20X0.

CI48. Pada akhir 20X3, biaya restrukturisasi aktual sebesar Rp100 terjadi dan dibayar.
Sekali lagi, estimasi arus kas masa depan pabrik yang tercermin dalam anggaran terkini yang
disetujui manajemen dan tingkat diskonto saat ini adalah sama seperti yang diestimasi pada
akhir tahun 20X2.

Pada Akhir 20X0

Jadwal 1. Penghitungan nilai pakai pabrik pada akhir 20X0

SAK IAI

Tahun Arus kas masa depan Didiskonto pada 14%
Rp Rp

20X1 300(a) 263


20X2 280(b) 215

ONLINE
20X3 420 (b)
283
20X4 520 (b)
308
20X5 350(b) 182
20X6 420(b) 191
20X7 480 (b)
192
20X8 480 (b)
168
20X9 460(b) 141
20X10 400(b) 108
Nilai pakai 2.051

(a)
Mengecualikan estimasi biaya restrukturisasi yang tercermin dalam anggaran manajemen
(b)
Mengecualikan estimasi manfaat yang diharapkan dari restrukturisasi yang tercermin dalam anggaran manajemen.

CI49. Jumlah terpulihkan pabrik (yaitu nilai pakai) adalah kurang dari jumlah tercatatnya.
Oleh karena itu, K mengakui rugi penurunan nilai atas pabrik.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.45
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

Jadwal 2. Perhitungan rugi penurunan nilai pada akhir 20X0

Pabrik
Rp
Jumlah tercatat sebelum rugi penurunan nilai 3.000
Jumlah terpulihkan (Jadwal 1) 2.051
Rugi penurunan nilai (949)
Jumlah tercatat setelah rugi penurunan nilai 2.051

Pada Akhir 20X1

CI50. Tidak ada kejadian yang mensyaratkan jumlah terpulihkan pabrik diestimasi
ulang. Oleh karena itu, tidak ada penghitungan jumlah terpulihkan yang disyaratkan untuk
dilakukan.

Pada Akhir 20X2

CI51. Entitas saat ini berkomitmen untuk menjalankan restrukturisasi. Oleh karena

SAK IAI
itu, dalam menentukan nilai pakai pabrik, manfaat yang diharapkan dari restrukturisasi
dipertimbangkan dalam penaksiran arus kas. Hal ini menghasilkan peningkatan estimasi arus
kas yang digunakan untuk menentukan nilai pakai pada akhir 20X0. Sesuai dengan PSAK 48
paragraf 110 dan 111, jumlah terpulihkan dari pabrik ditentukan kembali pada akhir 20X2.

Jadwal 3. Penghitungan nilai pakai pabrik pada akhir 20X2

ONLINE
Tahun Arus kas masa depan Didiskonto pada 14%
Rp Rp
20X3 420(a) 368
20X4 570 (b)
439
20X5 380(b) 256
20X6 450 (b)
266
20X7 510(b) 265
20X8 510 (b)
232
20X9 480(b) 192
20X10 410 (b)
144
Nilai pakai 2.162

(a)
Mengecualikan estimasi biaya restrukturisasi karena suatu liabilitas telah diakui.
(b)
Termasuk estimasi manfaat dari restrukturisasi yang tercermin dalam anggaran manajemen.

CI52. Jumlah terpulihkan pabrik (yaitu nilai pakai) lebih tinggi dari jumlah tercatatnya
(lihat Jadwal 4). Oleh karena itu, K membalik rugi penurunan nilai yang diakui atas pabrik
pada akhir 20X0.

48.46 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

Jadwal 4. Penghitungan pembalikan rugi penurunan nilai pada akhir 20X2

Pabrik
Rp
Jumlah tercatat pada akhir 20X0 (Jadwal 2) 2.051
Akhir 20X2
Beban depresiasi (untuk 20X1 dan 20X2 Jadwal 5) (410)
Jumlah tercatat sebelum pembalikan 1.641

Jumlah terpulihkan (Jadwal 3) 2.162


Pembalikan rugi penurunan nilai 521
Jumlah tercatat setelah pembalikan 2.162
Jumlah tercatat: Biaya historis yang terdepresiasi (Jadwal 5) 2.400(a)

(a)
Pembalikan tidak menyebabkan jumlah tercatat pabrik melebihi jumlah tercatatnya seandainya tetap menggunakan
biaya historis terdepresiasi. Oleh karena itu, pembalikan seluruhnya dari rugi penurunan nilai diakui.

SAK IAI
Pada Akhir 20X3

CI53. Terdapat arus kas ke luar Rp100 ketika biaya restrukturisasi dibayarkan. Meskipun
arus kas ke luar sudah terjadi, tidak terdapat perubahan dalam estimasi arus kas masa depan
yang digunakan untuk menentukan nilai pakai pada akhir 20X2. Oleh karena itu, jumlah
terpulihkan pabrik tidak dihitung pada akhir 20X3.

ONLINE
Jadwal 5. Ringkasan jumlah tercatat mesin

Akhir Biaya historis Jumlah Beban Rugi Jumlah tercatat


tahun terdepresiasi terpulihkan depresiasi penurunan setelah penurunan
yang nilai nilai
disesuaikan
Rp Rp Rp Rp Rp
20X0 3.000 2.051 0 (949) 2.051
20X1 2.700 th (205) 0 1.846
20X2 2.400 2.162 (205) 521 2.162
20X3 2.100 th (270) 0 1.892

th = tidak dihitung sepanjang tidak terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai telah meningkat/menurun.

CONTOH 6 PERLAKUAN ATAS BIAYA MASA DEPAN

Dalam contoh ini pengaruh pajak diabaikan.

Latar belakang

CI54. Pada akhir 20X0, entitas F menguji penurunan nilai sebuah mesin. Mesin tersebut
adalah unit penghasil kas. Mesin dicatat pada biaya historis terdepresiasi dan jumlah tercatatnya
adalah Rp150.000. Mesin memiliki estimasi sisa umur manfaat 10 tahun.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.47
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

CI55. Jumlah terpulihkan mesin (yaitu yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai
wajar dikurangi biaya pelepasan) ditentukan berdasarkan penghitungan nilai pakai. Nilai
pakai dihitung menggunakan suatu tingkat diskonto sebelum pajak sebesar 14%.

CI56. Anggaran yang disetujui manajemen mencerminkan:


(a) estimasi biaya yang diperlukan untuk memelihara level manfaat ekonomik yang
diperkirakan muncul dari mesin pada kondisinya sekarang; dan
(b) bahwa pada 20X4, biaya sebesar Rp25.000 akan terjadi untuk meningkatkan kinerja
mesin dengan meningkatkan kapasitas produksinya.

CI57. Pada akhir 20X4, terjadi biaya untuk meningkatkan kinerja mesin. Paragraf CI60
menunjukkan estimasi arus kas masa depan mesin yang tercermin dalam anggaran terkini
yang disetujui manajemen dan tingkat diskonto sekarang adalah sama pada akhir 20X0.

Pada Akhir 20X0

Jadwal 1. Penghitungan nilai pakai mesin pada akhir 20X0

Tahun Arus kas masa depan Didiskonto pada 14%


Rp Rp

SAK IAI
20X1 22.165(a) 19.443
20X2 21.450 (a)
16.505
20X3 20.550(a) 13.871
20X4 24.725 (a),(b)
14.639
20X5 25.325 (a),(c)
13.153

ONLINE
20X6 24.825(a),(c) 11.310
20X7 24.123 (a),(c)
9.640
20X8 25.533(a),(c) 8.951
20X9 24.234 (a),(c)
7.452
20X10 22.850(a),(c) 6.164
Nilai pakai 121.128

(a)
Termasuk estimasi biaya yang diperlukan untuk memelihara level manfaat ekonomik yang diperkirakan didapatkan
dari mesin pada kondisinya sekarang.
(b)
Tidak termasuk estimasi biaya untuk meningkatkan kinerja mesin yang tercermin dalam anggaran manajemen.
(c)
Tidak termasuk estimasi manfaat yang diperkirakan dari peningkatan kinerja mesin yang tercermin dalam anggaran
manajemen.

48.48 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

CI58. Jumlah terpulihkan (yaitu nilai pakai) mesin adalah kurang dari jumlah tercatatnya.
Oleh karena itu, F mengakui rugi penurunan nilai untuk mesin itu.

Jadwal 2. Penghitungan rugi penurunan nilai pada akhir 20X0

Mesin
Rp
Jumlah tercatat sebelum rugi penurunan nilai 150.000
Jumlah terpulihkan (Jadwal 1) 121.128
Rugi penurunan nilai (28.872)
Jumlah tercatat setelah rugi penurunan nilai 121.128

Tahun 20X1–20X3

CI59. Tidak terjadi peristiwa yang mensyaratkan jumlah terpulihkan mesin untuk
diestimasi ulang. Oleh karena itu, tidak ada penghitungan jumlah terpulihkan yang disyaratkan
untuk dilakukan.

SAK IAI
Pada Akhir 20X4

CI60. Timbul biaya untuk meningkatkan kinerja mesin. Oleh karena itu, dalam
menentukan nilai pakai mesin, manfaat masa depan yang diperkirakan dari peningkatan kinerja
mesin dipertimbangkan dalam mengestimasi arus kas. Hal ini menghasilkan peningkatan
dalam estimasi arus kas masa depan yang digunakan untuk menentukan nilai pakai pada

ONLINE
akhir 20X0. Konsekuensinya, sesuai PSAK 48 paragraf 110 dan 111, jumlah terpulihkan mesin
dihitung ulang pada akhir 20X4.

Jadwal 3. Penghitungan nilai pakai mesin pada akhir 20X4

Tahun Arus kas masa depan(a) Didiskonto pada 14%


Rp Rp
20X5 30.321 26.597
20X6 32.750 25.200
20X7 31.721 21.411
20X8 31.950 18.917
20X9 33.100 17.191
20X10 27.999 12.756
Nilai pakai 122.072

(a)
Termasuk estimasi manfaat yang diperkirakan dari peningkatan kinerja mesin seperti tercermin dalam anggaran
manajemen.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.49
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

CI61. Jumlah terpulihkan mesin (yaitu nilai pakai) adalah lebih tinggi daripada jumlah
tercatat mesin dan biaya historis terdepresiasi (lihat Jadwal 4). Oleh karena itu, K membalik
rugi penurunan nilai yang diakui untuk mesin pada akhir 20X0 sehingga mesin dicatat pada
biaya historis terdepresiasi.

Jadwal 4. Penghitungan pembalikan rugi penurunan nilai pada akhir 20X4

Mesin
Rp
Jumlah tercatat pada akhir 20X0 (Jadwal 2) 121.128
Pada akhir 20X4
Beban depresiasi (20X1 sampai 20X4 – Jadwal 5) (48.452)
Biaya untuk meningkatkan kinerja mesin 25.000
Jumlah tercatat sebelum pemulihan 97.676
Jumlah terpulihkan (Jadwal 3) 122.072
Pembalikan rugi penurunan nilai 17.324
Jumlah tercatat setelah pembelian

SAK IAI
115.000
Jumlah tercatat: biaya historis terdepresiasi (Jadwal 5) 115.000(a)

(a)
Nilai pakai mesin melebihi jumlah tercatat yang seandainya menggunakan biaya historis terdepresiasi. Oleh karena
itu, pembalikan dibatasi untuk suatu jumlah yang tidak menghasilkan jumlah tercatat mesin melebihi biaya historis
terdepresiasi.

ONLINE
Jadwal 5. Ringkasan jumlah tercatat mesin

Tahun Biaya historis Jumlah Beban Rugi Jumlah


terdepresiasi terpulihkan depresiasi penurunan tercatat setelah
yang nilai penurunan nilai
disesuaikan
Rp Rp Rp Rp Rp
20X0 150.000 121.128 0 (28.872) 121.128
20X1 135.000 th (12.113) 0 109.015
20X2 120.000 th (12.113) 0 96.902
20X3 105.000 th (12.113) 0 84.789
20X4 90.000 – (12.113)
Peningkatan 25.000 – –
115.000 122.072 (12.113) 17.324 115.000
20X5 95.833 th (19.167) 0 95.833

th = tidak dihitung sepanjang tidak terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai telah meningkat/menurun.

48.50 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

CONTOH 7 PENGUJIAN PENURUNAN NILAI UNIT PENGHASIL KAS DENGAN


GOODWILL DAN KEPENTINGAN NONPENGENDALI

Contoh 7A Kepentingan Nonpengendali Diukur di Awal Sebagai Bagian Proporsional Aset


Neto Teridentifikasi

Pada contoh ini pengaruh pajak diabaikan.

Latar Belakang

CI62. Entitas Induk memperoleh kepemilikan 80% pada Entitas Anak sebesar Rp2.100
pada 1 Januari 20X3. Pada tanggal tersebut, aset neto teridentifikasi dari Entitas Anak memiliki
nilai wajar Rp1.500. Entitas Induk memilih untuk mengukur kepentingan nonpengendali
sebagai bagian proporsional aset neto teridentifikasi Entitas Anak sebesar Rp300 (20% dari
Rp1.500). Goodwill Rp900 merupakan selisih antara penggabungan dari pembayaran yang
dialihkan dan jumlah kepentingan nonpengendali (Rp2.100 + Rp300) dengan aset neto
teridentifikasi (Rp1.500).

CI63. Aset Entitas Anak secara keseluruhan merupakan kelompok terkecil dari aset
yang menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk aset atau kelompok
aset lain. Oleh karena itu, Entitas Anak adalah unit penghasil kas. Disebabkan terdapat

SAK IAI
unit penghasil kas lain dari Entitas Induk yang diperkirakan mendapat manfaat sinergi
kombinasi bisnis, maka goodwill sebesar Rp500 yang terkait dengan kombinasi bisnis tersebut
telah dialokasikan pada unit penghasil kas lain Entitas Induk. Disebabkan unit penghasil
kas yang terdiri dari Entitas Anak memiliki goodwill di dalam jumlah tercatatnya, maka
unit penghasil kas harus diuji untuk penurunan nilai secara tahunan, atau lebih sering jika
terdapat indikasi bahwa penurunan nilai mungkin terjadi (lihat PSAK 48 paragraf 90).

ONLINE
CI64. Pada akhir 20X3, Entitas Induk menentukan bahwa jumlah terpulihkan dari
unit penghasil kas Entitas Anak adalah Rp1.000. Jumlah tercatat dari aset neto Entitas Anak,
selain goodwill, adalah Rp1.350.

Pengujian Penurunan Nilai atas Entitas Anak (Unit Penghasil Kas)

CI65. Goodwill yang dapat diatribusikan pada kepentingan nonpengendali dimasukkan


dalam jumlah terpulihkan Entitas Anak sebesar Rp1.000 tetapi belum diakui dalam laporan
keuangan konsolidasian Entitas Induk. Oleh karena itu, sesuai PSAK 48 Lampiran C paragraf
C04, jumlah tercatat Entitas Anak disesuaikan (gross up) untuk memasukkan goodwill yang
dapat diatribusikan pada kepentingan nonpengendali, sebelum dibandingkan dengan jumlah
terpulihkan sebesar Rp1.000. Goodwill yang dapat diatribusikan pada Entitas Induk dengan
kepemilikan pada Entitas Anak sebesar 80% pada tanggal akuisisi adalah Rp400 setelah
mengalokasikan Rp500 pada unit penghasil kas lain dalam Entitas Induk. Oleh karena itu,
goodwill yang dapat diatribusikan pada 20% kepentingan nonpengendali pada Entitas Anak
pada tanggal akuisisi adalah Rp100.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.51
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

Jadwal 1. Menguji Entitas Anak untuk pengujian penurunan nilai pada akhir 20X3

Akhir 20X3 Goodwill Aset neto Total


Entitas Anak teridentifikasi
Rp Rp Rp
Jumlah tercatat 400 1.350 1.750
Kepentingan nonpengendali yang tidak diakui 100 – 100
Jumlah tercatat disesuaikan 500 1.350 1.850
Jumlah terpulihkan 1.000
Rugi penurunan nilai 850

Alokasi Rugi Penurunan Nilai

CI66. Sesuai dengan PSAK 48 paragraf 104, rugi penurunan nilai Rp850 dialokasikan
pada aset unit penghasil kas dengan pertama kali mengurangi jumlah tercatat goodwill.

CI67. Oleh karena itu, Rp500 dari Rp850 rugi penurunan nilai untuk unit dialokasikan
pada goodwill. Sesuai PSAK 48 Lampiran C paragraf C06, jika Entitas Anak yang dimiliki

SAK IAI
sebagian adalah unit penghasil kas itu sendiri, maka rugi penurunan nilai goodwill
dialokasikan pada kepentingan pengendali dan nonpengendali dengan dasar yang sama
sebagaimana alokasi laba rugi. Dalam contoh ini, laba atau rugi dialokasikan dengan dasar
hak kepemilikan relatif. Karena goodwill diakui hanya sampai hak kepemilikan 80% Entitas
Induk pada Entitas Anak, maka Entitas Induk hanya mengakui 80% rugi penurunan nilai
goodwill tersebut (yaitu Rp400).

ONLINE
CI68. Sisa rugi penurunan nilai sebesar Rp350 diakui dengan mengurangi jumlah
tercatat aset Entitas Anak teridentifikasi (lihat Jadwal 2)

Jadwal 2. Alokasi rugi penurunan nilai untuk Entitas Anak pada akhir tahun 20X3

Akhir 20X3 Goodwill Aset neto Total


teridentifikasi
Rp Rp Rp
Jumlah tercatat 400 1.350 1.750
Rugi penurunan nilai (400) (350) (750)
Jumlah tercatat setelah penurunan nilai – 1.000 1.000

Contoh 7B Kepentingan Nonpengendali Diukur di Awal pada Nilai Wajar dan Entitas
Anak yang Terkait Merupakan Unit Penghasil Kas yang Berdiri Sendiri

Dalam contoh ini pengaruh pajak diabaikan.

Latar Belakang

CI68A. Entitas Induk mendapatkan 80% kepemilikan pada Entitas Anak dengan
membayar Rp2.100 pada 1 Januari 20X3. Pada tanggal itu, aset neto teridentifikasi dari Entitas
Anak memiliki nilai wajar Rp1.500. Entitas Induk memilih untuk mengukur kepentingan
nonpengendali pada nilai wajar, sebesar Rp350. Goodwill sebesar Rp950 merupakan selisih
antara penggabungan dari jumlah imbalan yang dialihkan dan jumlah dari kepentingan
nonpengendali (Rp2.100 + Rp350) dengan aset neto teridentifikasi (Rp1.500).

48.52 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

CI68B. Aset Entitas Anak secara keseluruhan merupakan kelompok terkecil dari
aset yang menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk aset atau
kelompok aset lain. Oleh karena itu, Entitas Anak merupakan unit penghasil kas. Disebabkan
terdapat unit penghasil kas lain dari Entitas Induk yang diperkirakan mendapat manfaat
dari sinergi kombinasi bisnis, goodwill sebesar Rp500 yang berkaitan dengan sinergi tersebut
telah dialokasikan pada unit penghasil kas lain milik Entitas Induk. Disebabkan Entitas Anak
mencakup goodwill dalam jumlah tercatatnya, Entitas Anak harus diuji untuk penurunan nilai
setiap tahunnya, atau lebih sering jika terdapat indikasi bahwa penurunan nilai Entitas Anak
mungkin terjadi (lihat PSAK 48 paragraf 90).

Pengujian Penurunan Nilai atas Entitas Anak

CI68C. Pada akhir 20X3, Entitas Induk menentukan bahwa jumlah terpulihkan dari
unit penghasil kas Entitas Anak adalah Rp1.650. Jumlah tercatat aset neto Entitas Anak, selain
goodwill, adalah Rp1.350.

Jadwal 1. Menguji Entitas Anak untuk penurunan nilai pada akhir 20X3

Akhir 20X3 Goodwill Aset neto Total


teridentifikasi
Rp Rp Rp

SAK IAI
Jumlah tercatat 450 1.350 1.800
Jumlah terpulihkan 1.650
Rugi penurunan nilai 150

Alokasi Rugi Penurunan Nilai

ONLINE
CI68D. Sesuai PSAK 48 paragraf 104, rugi penurunan nilai sebesar Rp150 dialokasikan
pada aset dalam unit penghasil kas dengan pertama kali mengurangi jumlah tercatat goodwill.

CI68E. Oleh karena itu, jumlah rugi penurunan nilai seluruhnya sebesar Rp150 untuk
unit dialokasikan pada goodwill. Sesuai PSAK 48 Lampiran C paragraf C06, jika Entitas Anak
yang dimiliki sebagian merupakan unit penghasil kas itu sendiri, maka rugi penurunan nilai
goodwill dialokasikan pada kepentingan pengendali dan kepentingan nonpengendali dengan
dasar yang sama sebagaimana alokasi laba rugi.

Contoh 7C Kepentingan Nonpengendali Diukur di Awal pada Nilai Wajar dan Entitas
Anak Terkait Merupakan Bagian Unit Penghasil Kas yang Lebih Besar

Dalam contoh ini pengaruh pajak diabaikan.

Latar Belakang

CI68F. Seumpama bahwa, untuk kombinasi bisnis yang dijelaskan dalam contoh 7B
paragraf CI68A, aset Entitas Anak akan menghasilkan arus kas masuk bersama-sama dengan
aset atau kelompok aset lain yang dimiliki Entitas Induk. Oleh karena itu, Entitas Anak bukan
merupakan unit penghasil kas untuk tujuan pengujian penurunan nilai, namun Entitas Anak
menjadi bagian dari unit penghasil kas yang lebih besar, yaitu Z. Unit penghasil kas lain dari
Entitas Induk juga diperkirakan mendapatkan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis. Oleh
karena itu, goodwill yang terkait dengan sinergi tersebut, sebesar Rp500 telah dialokasikan
pada unit penghasil kas lain tersebut. Goodwill dari Z yang terkait dengan kombinasi bisnis
sebelumnya adalah Rp800.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.53
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

CI68G. Disebabkan Z mencakup goodwill dalam jumlah tercatatnya, dari Entitas Anak
dan dari kombinasi bisnis sebelumnya, Z harus diuji untuk penurunan nilai setiap tahun, atau
lebih sering jika terdapat indikasi bahwa Z mungkin turun nilainya (lihat PSAK 48 paragraf
90).

Pengujian Penurunan Nilai Entitas Anak

CI68H. Pada akhir 20X3, Entitas Induk menentukan bahwa jwumlah terpulihkan unit
penghasil kas Z adalah Rp3.300. Jumlah tercatat aset neto Z, selain goodwill, adalah Rp2.250.

Jadwal 3. Menguji Z untuk penurunan nilai pada akhir 20X3

Akhir 20X3 Goodwill Aset neto Total


teridentifikasi
Rp Rp Rp
Jumlah tercatat 1.250 2.250 3.500
Jumlah terpulihkan 3.300
Rugi penurunan nilai 200

SAK IAI
Alokasi Rugi Penurunan Nilai

CI68I. Sesuai dengan PSAK 48 paragraf 104, rugi penurunan nilai sebesar Rp200
dialokasikan pada aset dalam unit penghasil kas dengan pertama kali mengurangi jumlah
tercatat goodwill. Oleh karena itu, jumlah rugi penurunan nilai seluruhnya sebesar Rp200
atas unit penghasil kas Z dialokasikan pada goodwill. Sesuai dengan PSAK 48 paragraf B07,
jika Entitas Anak yang dimiliki sebagian membentuk bagian dari unit penghasil kas yang

ONLINE
lebih besar lagi, maka rugi penurunan nilai goodwill akan dialokasikan pertama kali pada
bagian unit penghasil kas, Z, dan selanjutnya pada kepentingan pengendali dan kepentingan
nonpengendali dari Entitas Anak yang dimiliki sebagian.

CI68J. Entitas Induk mengalokasikan rugi penurunan nilai pada bagian unit penghasil
kas berdasarkan jumlah tercatat relatif goodwill pada bagian tersebut sebelum penurunan
nilai. Dalam contoh ini Entitas Anak dialokasikan 36% dari rugi penurunan nilai (450/1.250).
Rugi penurunan nilai kemudian dialokasikan pada kepentingan pengendali dan kepentingan
nonpengendali menggunakan dasar yang sama sebagaimana alokasi laba rugi.

CONTOH 8 ALOKASI ASET KORPORAT

Dalam contoh ini pengaruh pajak diabaikan.

Latar Belakang

CI69. Entitas M memiliki 3 unit penghasil kas: A, B, dan C. Jumlah tercatat ketiga unit
penghasil kas tersebut tidak mencakup goodwill. Terdapat perubahan kondisi yang merugikan
dalam lingkungan teknologi di mana M beroperasi. Oleh karena itu, M mengadakan pengujian
penurunan nilai dari masing-masing unit penghasil kas. Pada akhir 20X0, jumlah tercatat A,
B dan C masing-masing Rp100, Rp150 dan Rp200.

CI70. Operasi dikendalikan dari kantor pusat. Jumlah tercatat kantor pusat Rp200
yang terdiri dari sebuah gedung kantor pusat Rp150 dan pusat riset Rp50. Jumlah tercatat
relatif dari unit penghasil kas merupakan indikasi rasional dari proporsi pemanfaatan gedung
kantor pusat pada masing-masing unit penghasil kas. Jumlah tercatat pusat riset tidak dapat
dialokasikan dengan dasar rasional pada unit penghasil kas individual.

48.54 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

CI71. Sisa estimasi umur manfaat unit penghasil kas unit A adalah sepuluh tahun. Sisa
umur manfaat B, C, dan kantor pusat adalah dua puluh tahun. Kantor pusat didepresiasikan
dengan dasar garis lurus.

CI72. Jumlah terpulihkan (yaitu yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar
dikurangi biaya pelepasan) dari masing-masing unit penghasil kas didasarkan pada nilai
pakainya. Nilai pakai dihitung menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak sebesar 15%.

Identifikasi Aset Korporat

CI73. Sesuai PSAK 48 paragraf 102, M terlebih dahulu mengidentifikasi seluruh aset
korporat yang berkaitan dengan unit penghasil kas individual yang sedang ditelaah. Aset
korporat meliputi gedung kantor pusat dan pusat riset.

CI74. M kemudian memutuskan bagaimana memperlakukan setiap aset korporat tersebut:


(a) jumlah tercatat gedung kantor pusat dapat dialokasikan secara rasional dan konsisten
pada unit penghasil kas yang sedang ditelaah; dan
(b) jumlah tercatat dari pusat riset tidak dapat dialokasikan secara rasional dan konsisten
pada unit penghasil kas individual yang sedang ditelaah.

Alokasi Aset Korporat

SAK IAI
CI75. Jumlah tercatat gedung kantor pusat dialokasikan pada jumlah tercatat dari setiap
unit penghasil kas individual. Suatu dasar alokasi tertimbang digunakan karena estimasi sisa
umur manfaat dari unit penghasil kas A adalah 10 tahun, sedangkan estimasi umur manfaat
unit penghasil kas B dan C adalah 20 tahun.

Jadwal 1. Penghitungan suatu alokasi tertimbang dari jumlah tercatat gedung kantor pusat

ONLINE
Akhir 20X0 A B C Total
Rp Rp Rp Rp
Jumlah tercatat 100 150 200 450
Masa manfaat 10 tahun 20 tahun 20 tahun
Tertimbang didasarkan pada masa manfaat 1 2 2
Jumlah tercatat setelah tertimbang 100 300 400 800
Pro rata alokasi 12% 38% 50% 100%
Gedung (100/800) (300/800) (400/800)
Alokasi jumlah tercatat gedung (berdasarkan
pada prorata di atas) 19 56 75 150
Jumlah tercatat (setelah alokasi gedung) 119 206 275 600

Penentuan Jumlah Terpulihkan dan Penghitungan Rugi Penurunan Nilai

CI76. PSAK 48 paragraf 102 mensyaratkan, pertama bahwa jumlah terpulihkan dari
setiap unit penghasil kas secara individual dibandingkan dengan jumlah tercatatnya (termasuk
porsi dari jumlah tercatat gedung kantor pusat yang dialokasikan ke unit) dan setiap yang
menghasilkan rugi penurunan nilai diakui. PSAK 48 paragraf 102 kemudian mensyaratkan
jumlah terpulihkan M secara keseluruhan (yaitu kelompok terkecil dari unit penghasil kas
yang memasukkan pusat riset) dibandingkan dengan jumlah tercatatnya, termasuk gedung
kantor pusat dan pusat riset.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.55
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

Jadwal 2. Penghitungan nilai pakai A, B, C, dan M pada akhir 20X0

A B C M
Tahun Arus Kas Didiskonto Arus Kas Didiskonto Arus Kas Didiskonto Arus Kas Didiskonto
Masa pada 15% Masa pada 15% Masa pada 15% Masa pada 15%
Depan Depan Depan Depan
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1 18 16 9 8 10 9 39 34
2 31 23 16 12 20 15 72 54
3 37 24 24 16 34 22 105 69
4 42 24 29 17 44 25 128 73
5 47 24 32 16 51 25 143 71
6 52 22 33 14 56 24 155 67
7 55 21 34 13 60 22 162 61
8 55 18 35 11 63 21 166 54
9 53 15 35 10 65 18 167 48
10 48 12 35 9 66 16 169 42

SAK IAI
11 36 8 66 14 132 28
12 35 7 66 12 131 25
13 35 6 66 11 131 21
14 33 5 65 9 128 18

ONLINE
15 30 4 62 8 122 15
16 26 3 60 6 115 12
17 22 2 57 5 108 10
18 18 1 51 4 97 8
19 14 1 43 3 85 6
20 10 1 35 2 71 4
Nilai pakai 199 164 271 720 (a)

(a)
Diasumsikan pusat riset menghasilkan tambahan arus kas masa depan untuk entitas secara keseluruhan. Oleh karena
itu, jumlah dari nilai pakai masing-masing unit penghasil kas individual lebih kecil dari nilai pakai bisnis secara
keseluruhan. Tambahan arus kas tidak diatribusikan pada gedung kantor pusat.

Jadwal 3. Pengujian penurunan nilai A, B, dan C

Akhir 20X0 A B C
Rp Rp Rp
Jumlah tercatat (setelah alokasi gedung) (Jadwal 1) 119 206 275
Jumlah terpulihkan (Jadwal 2) 199 164 271
Rugi penurunan nilai 0 (42) (4)

48.56 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

CI77. Langkah berikut adalah mengalokasikan rugi penurunan nilai antara aset dari
unit penghasil kas dan gedung kantor pusat.

Jadwal 4. Alokasi rugi penurunan nilai untuk unit penghasil kas B dan C

Unit penghasil kas B C


Rp Rp
Terhadap gedung kantor pusat (12) (42 × 56⁄206) (1) (4 × 75⁄275)
Terhadap unit penghasil kas aset (30) (42 × 150⁄206) (3) (4 × 200⁄275)
(42) (4)

CI78. Disebabkan pusat riset tidak dapat dialokasikan secara rasional dan konsisten
pada unit penghasil kas A, B, dan C, maka M membandingkan jumlah tercatat kelompok
terkecil unit penghasil kas dengan jumlah tercatat dari pusat riset yang dapat dialokasikan
(yaitu M secara keseluruhan) dalam jumlah terpulihkannya.

Jadwal 5. Pengujian penurunan nilai terhadap kelompok terkecil dari unit penghasil kas yang
mana jumlah tercatat pusat riset dapat dialokasikan (yaitu M secara keseluruhan)

SAK IAI
Akhir 20X0 A B C Gedung Pusat M
riset
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Jumlah tercatat 100 150 200 150 50 650

ONLINE
Rugi penurunan nilai yang timbul
dari langkah pertama pengujian – (30) (3) (13) – (46)
Jumlah tercatat setelah langkah
pertama pengujian 100 120 197 137 50 604
Jumlah terpulihkan (Jadwal 2) 720
Rugi penurunan nilai untuk unit
penghasil kas ”yang lebih besar” 0

CI79. Oleh karena itu, tidak ada tambahan rugi penurunan nilai yang dihasilkan dari
penerapan pengujian penurunan nilai terhadap M secara keseluruhan. Hanya rugi penurunan
nilai sebesar Rp46 yang diakui sebagai hasil penerapan langkah pertama pengujian terhadap
A, B, dan C.

CONTOH 9 PENGUNGKAPAN TENTANG UNIT PENGHASIL KAS DENGAN


G O ODW I L L ATAU A S E T TA K B E RW U J U D D E N G A N U M U R M A N FA AT
TAKTERBATAS

Tujuan dari contoh ini adalah untuk mengilustrasikan pengungkapan yang disyaratkan oleh
PSAK 48 paragraf 134 dan 135.

Latar belakang

CI80. Entitas M merupakan perusahaan manufaktur multinasional yang menggunakan


segmen geografis untuk melaporkan informasi segmen. Tiga segmen M yang dilaporkan
adalah Eropa, Amerika Utara dan Asia. Goodwill telah dialokasikan, untuk tujuan pengujian

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.57
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

penurunan nilai, pada tiga unit penghasil kas individual-dua di Eropa (unit A dan B) dan satu
di Amerika Utara (unit C)—dan juga dialokasikan pada satu kelompok dari unit penghasil kas
(terdiri dari operasi XYZ) di Asia. Unit A, B, C, dan operasi XYZ masing-masing mewakili
level terendah dalam M yang mana goodwill dipantau untuk tujuan manajemen internal.

CI81. M mengakuisisi unit C, sebuah pabrik yang beroperasi di Amerika Utara, pada
Desember 20X2. Tidak seperti operasi pabrik M di Amerika Utara lainnya, C beroperasi
dalam industri dengan margin dan tingkat pertumbuhan yang tinggi, serta dengan manfaat
dari paten berjangka waktu 10 tahun untuk produk utamanya. Paten diberikan kepada C
sebelum M mengakuisisi C. Sebagai bagian dari akuntansi untuk akuisisi C, M mengakui,
selain paten, goodwill sebesar Rp3.000 dan suatu merek sebesar Rp1.000. Manajemen M telah
menentukan bahwa merek tersebut memiliki umur manfaat takterbatas. M tidak memiliki
aset takberwujud lain dengan umur manfaat takterbatas.

CI82. Jumlah tercatat dari goodwill dan aset takberwujud dengan umur manfaat
takterbatas dialokasikan pada unit A, B, dan C dan pada operasi XYZ adalah sebagai berikut:

Goodwill Aset takberwujud dengan


umur manfaat takterbatas
Rp Rp

SAK IAI
A 350
B 450
C 3.000 1.000
XYZ 1.200
Total 5.000 1.000

ONLINE
CI83. Selama tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X3, M menentukan bahwa
tidak terdapat penurunan nilai dari setiap unit penghasil kas atau kelompok unit penghasil
kas yang mengandung goodwill atau aset takberwujud dengan umur manfaat takterbatas.
Jumlah terpulihkan (yaitu yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya
pelepasan) dari unit dan kelompok unit tersebut ditentukan berdasarkan penghitungan nilai
pakai. M telah menentukan bahwa perhitungan jumlah terpulihkan paling sensitif terhadap
perubahan dalam asumsi berikut:

Unit A dan B Unit C Operasi XYZ


Margin bruto selama Bunga obligasi 5 tahun Margin bruto selama
periode anggaran (periode pemerintah AS selama periode anggaran (periode
anggaran adalah 4 tahun) periode anggaran (periode anggaran adalah 5 tahun)
anggaran adalah 5 tahun)
Kenaikan harga bahan baku Kenaikan harga bahan baku Nilai tukar yen Jepang/
selama periode anggaran selama periode anggaran dolar AS selama periode
anggaran
Pangsa pasar selama Pangsa pasar selama Pangsa pasar selama
periode anggaran periode anggaran periode anggaran
Tingkat pertumbuhan Tingkat pertumbuhan Tingkat pertumbuhan
yang digunakan untuk yang digunakan untuk yang digunakan untuk
mengekstrapolasikan mengekstrapolasikan mengekstrapolasikan
arus kas setelah periode arus kas setelah periode arus kas setelah periode
anggaran anggaran anggaran

48.58 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

CI84. Margin bruto selama periode anggaran untuk A, B, dan XYZ yang diestimasi
oleh M didasarkan pada rata-rata margin bruto yang dicapai dalam periode segera sebelum
dimulainya periode anggaran, naik 5% per tahun untuk mengantisipasi peningkatan efisiensi.
A dan B memproduksi produk yang saling melengkapi dan dioperasikan oleh M untuk
mencapai margin bruto yang sama.

CI85. Pangsa pasar selama periode anggaran diestimasi oleh M didasarkan pada rata-
rata pangsa pasar yang dicapai dalam periode segera sebelum dimulainya periode anggaran,
disesuaikan setiap tahun untuk mengantisipasi pertumbuhan atau penurunan dalam pangsa
pasar. M mengantisipasi bahwa:
(a) pangsa pasar untuk A dan B akan berbeda, tetapi masing-masing akan tumbuh 3%
per tahun selama periode anggaran sebagai hasil dari perbaikan terus menerus dalam
kualitas produk.
(b) pangsa pasar C akan tumbuh 6% per tahun selama periode anggaran sebagai hasil dari
peningkatan belanja iklan dan manfaat dari proteksi paten selama sepuluh tahun pada
produk utamanya.
(c) pangsa pasar XYZ akan tetap tak berubah selama periode anggaran sebagai hasil
kombinasi dari perbaikan terus-menerus dalam kualitas produk dan antisipasi peningkatan
kompetisi.

CI86. A dan B membeli bahan baku dari pemasok Eropa yang sama, sedangkan bahan

SAK IAI
baku C dibeli dari berbagai pemasok Amerika Utara. Kenaikan harga bahan baku selama
periode anggaran diestimasi oleh M akan konsisten dengan prakiraan indeks harga konsumen
yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintah di Negara Eropa dan Amerika Utara yang relevan.

CI87. Bunga obligasi pemerintah AS lima tahun selama periode anggaran yang
diestimasi oleh M akan konsisten dengan imbal hasil beberapa obligasi pada awal dari periode
anggaran. Nilai tukar Yen Jepang/dolar AS diestimasi oleh M akan konsisten dengan rata-rata

ONLINE
nilai tukar pasar forward selama periode anggaran.

CI88. M menggunakan tingkat pertumbuhan tetap untuk mengekstrapolasi arus kas di


luar periode anggaran untuk A, B, C, dan XYZ. Tingkat pertumbuhan untuk A, B, dan XYZ
diestimasi oleh M akan konsisten dengan informasi yang tersedia di publik tentang rata-rata
tingkat pertumbuhan jangka panjang untuk pasar di mana A, B, dan XYZ beroperasi. Akan
tetapi, tingkat pertumbuhan untuk C melebihi rata-rata tingkat pertumbuhan jangka panjang
untuk pasar di tempat C beroperasi. Manajemen M berpendapat bahwa hal ini adalah rasional
dipandang dari sudut proteksi dari paten berjangka waktu sepuluh tahun atas produk utama C.

CI89. M memasukkan pengungkapan berikut di dalam catatan atas laporan keuangannya


untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X3.

Pengujian Penurunan Nilai atas Goodwill dan Aset Takberwujud dengan Umur Manfaat
Takterbatas

Goodwill telah dialokasikan, untuk tujuan pengujian penurunan nilai, pada tiga unit
penghasil kas individual-dua di Eropa (unit A dan B) dan satu di Amerika Utara (unit
C)-dan pada satu kelompok unit penghasil kas (terdiri dari operasi XYZ) di Asia. Jumlah
tercatat dari goodwill yang dialokasikan pada unit C dan operasi XYZ adalah signifikan
dibandingkan dengan total jumlah tercatat goodwill, tetapi tidak signifikan dibandingkan
dengan jumlah tercatat goodwill yang dialokasikan pada unit A dan B. Namun demikian,
jumlah terpulihkan unit A dan B didasarkan pada beberapa asumsi utama yang sama,
dan jumlah tercatat penggabungan dari goodwill yang dialokasikan pada unit-unit tersebut
adalah signifikan.
berlanjut...

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.59
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

...lanjutan

Operasi XYZ

Jumlah terpulihkan operasi XYZ ditentukan berdasarkan pada perhitungan nilai pakai.
Perhitungan tersebut menggunakan proyeksi arus kas yang berdasarkan pada anggaran
keuangan yang disetujui oleh manajemen yang meliputi periode lima tahun dan tingkat
diskonto 8,4%. Arus kas di luar periode lima tahun tersebut telah diekstrapolasikan
menggunakan tingkat pertumbuhan tetap 6,3%. Tingkat pertumbuhan ini tidak melebihi
rata-rata tingkat pertumbuhan jangka panjang untuk pasar di mana XYZ beroperasi.
Manajemen percaya bahwa setiap kemungkinan perubahan yang terjadi pada asumsi utama
yang mendasari jumlah terpulihkan XYZ, tidak akan menyebabkan jumlah tercatat XYZ
melebihi jumlah terpulihkannya.

Unit C

Jumlah terpulihkan unit C juga ditentukan berdasarkan perhitungan nilai pakai. Perhitungan
menggunakan proyeksi arus kas berdasarkan pada anggaran keuangan yang disetujui
manajemen meliputi periode lima tahun, dan tingkat diskonto 9,2%. Arus kas C melebihi
periode lima tahun diekstrapolasikan menggunakan tingkat pertumbuhan tetap 12%.
Tingkat pertumbuhan ini melebihi 4 poin persentase dari rata-rata tingkat pertumbuhan

SAK IAI
jangka panjang untuk pasar di mana C beroperasi. Akan tetapi, manfaat C dari proteksi
paten sepuluh tahun atas produk utamanya diberikan pada Desember 20X2. Manajemen
percaya bahwa tingkat pertumbuhan 12% rasional dipandang dari sudut paten tersebut.
Manajemen juga percaya bahwa setiap kemungkinan perubahan yang terjadi pada asumsi
utama yang mendasari jumlah terpulihkan C tidak akan menyebabkan jumlah tercatat C
melebihi jumlah terpulihkannya.

ONLINE
Unit A dan B

Jumlah terpulihkan unit A dan B ditentukan berdasarkan perhitungan nilai pakai. Unit
tersebut memproduksi produk yang saling melengkapi, dan jumlah terpulihkannya
didasarkan pada beberapa asumsi utama. Kedua perhitungan nilai pakai menggunakan
proyeksi arus kas yang berdasarkan pada anggaran keuangan yang disetujui manajemen
meliputi periode empat tahun dan tingkat diskonto 7,9%. Kedua arus kas yang melebihi
periode empat tahun diekstrapolasikan menggunakan tingkat pertumbuhan tetap 5%.
Tingkat pertumbuhan tidak melebihi tingkat pertumbuhan rata-rata jangka panjang untuk
pasar di mana A dan B beroperasi. Proyeksi arus kas selama periode anggaran untuk A
dan B juga didasarkan pada harapan margin bruto yang sama selama periode anggaran
dan kenaikan harga bahan baku yang sama selama periode anggaran. Manajemen percaya
bahwa adanya kemungkinan perubahan rasional dalam setiap asumsi utama tersebut
tidak akan menyebabkan gabungan jumlah tercatat A dan B melebihi jumlah terpulihkan
penggabungan dari unit tersebut.

48.60 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

Operasi XYZ Unit C Units A dan B


(secara gabungan)
Jumlah tercatat dari
Rp1.200 Rp3.000 Rp 00
goodwill
Jumlah tercatat dari merek
dengan umur manfaat – Rp1.000 –
takterbatas
Asumsi utama yang digunakan dalam penghitungan nilai pakai(a)
• Asumsi utama • Margin • Suku bunga • Margin
bruto yang obligasi bruto yang
dianggarkan pemerintah AS dianggarkan
5 tahun
• Dasar untuk • Rata-rata • Hasil bunga • Rata-rata
menentukan nilai yang margin bruto obligasi margin bruto
ditetapkan pada asumsi yang dihasilkan 5 tahun yang dicapai
utama dalam periode pemerintah dalam periode
segera sebelum AS pada segera sebelum
periode awal periode periode

SAK IAI
anggaran, anggaran anggaran,
dinaikkan dinaikkan
untuk untuk perbaikan
perbaikan efisiensi yang
efisiensi yang diharapkan
diharapkan

ONLINE
• Nilai-nilai yang • Nilai-nilai yang • Nilai-nilai yang
ditetapkan pada ditetapkan ditetapkan pada
asumsi kunci pada asumsi asumsi utama
mencerminkan utama adalah mencerminkan
pengalaman konsisten pengalaman
masa lalu, dengan masa lalu,
kecuali untuk infomasi kecuali untuk
perbaikan dari sumber perbaikan
efisiensi. eksternal. efisiensi.
Manajemen Manajemen
yakin perbaikan yakin perbaikan
sebesar 5% sebesar 5% per
pertahun tahun adalah
adalah pencapaian yang
pencapaian layak.
yang layak.
berlanjut...

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.61
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

...lanjutan
• Asumsi utama • Nilai tukar • Kenaikan • Kenaikan harga
yen Jepang/ harga bahan bahan baku
dolar AS baku
selama periode
anggaran
• Dasar untuk • Rata-rata • Prakiraan • Prakiraan
menentukan nilai yang nilai tukar indeks harga indeks harga
ditetapkan pada asumsi pasar forward konsumen konsumen
utama selama periode selama selama periode
anggaran periode anggaran untuk
anggaran negara Eropa
untuk negara bahan baku
Amerika Utara dibeli
bahan baku
dibeli
• Nilai- • Nilai-nilai • Nilai-nilai yang
nilai yang yang ditetapkan
ditetapkan ditetapkan pada asumsi
pada asumsi pada asumsi utama adalah

SAK IAI
utama adalah utama adalah konsisten
konsisten konsisten dengan
dengan dengan informasi
informasi informasi dari sumber
dari sumber dari sumber eksternal.
eksternal. eksternal.

ONLINE
• Asumsi utama • Pangsa • Pangsa
pasar yang pasar yang
dianggarkan dianggarkan

• Dasar untuk • Rata-rata • Rata-rata


menentukan nilai yang pangsa pasar pangsa
ditetapkan pada asumsi pada periode pasar pada
utama segera sebelum periode segera
periode sebelum
anggaran. periode
anggaran,
dinaikkan
setiap tahun
untuk
mengantisipasi
pertumbuhan
pangsa pasar
berlanjut...

48.62 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENURUNAN NILAI ASET PSAK 48

...lanjutan
• Nilai yang • Manajemen
ditetapkan yakin pangsa
pada asumsi pasar tumbuh
utama 6% per tahun
mencerminkan merupakan
pengalaman pencapaian
masa lalu. yang rasional
Tidak ada disebabkan
perubahan pengeluaran
pangsa iklan yang
pasar yang meningkat,
diharapkan manfaat dari
sebagai hasil proteksi 10
dari perbaikan tahun paten
kualitas produk
produk yang utama C, dan
terus menerus sinergi yang
bersamaan diharapkan
dengan dapat dicapai
peningkatan dari operasi C

SAK IAI
kompetisi yang sebagai bagian
diantisipasi. dari segmen
Amerika Utara
M.

(a)
Asumsi utama yang terlihat pada tabel di atas untuk unit A dan B adalah asumsi utama yang digambarkan dalam

ONLINE
perhitungan jumlah terpulihkan untuk ke dua unit tersebut.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 48.63
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


SAK IAI
ONLINE

Grha Akuntan
Jl. Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai