Anda di halaman 1dari 26

SAK IAI

ONLINE

PSAK 10
PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING

HANYA UNTUK KEPERLUAN IAI


TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
SAK IAI
ONLINE

PSAK 10
PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING PSAK 10

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING

PSAK 10 (2010): Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing mengadopsi IAS 21


The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates per 1 Januari 2009 dan disahkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI)
pada tanggal 23 Maret 2010. PSAK 10 (2010) menggantikan PSAK 10 (1994):
Transaksi dalam Mata Uang Asing dan PAI 1984 Bab II Pasal 7.

Penyesuaian Tahunan PSAK 10 (2014) mengadopsi IAS 21 efektif per 1 Januari 2014
dan disahkan oleh DSAK IAI pada tanggal 27 Agustus 2014.

SAK IAI
Standar lain juga memberikan amendemen konsekuensial terhadap PSAK 10.
Amendemen konsekuensial tersebut termasuk PSAK 71: Instrumen Keuangan dan
PSAK 73: Sewa yang disahkan oleh DSAK IAI pada tanggal 26 Juli 2017.

ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak iii
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING PSAK 10

PENGANTAR

PSAK 10 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing telah disahkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 23 Maret 2010.

PSAK 10 ini merevisi PSAK 10 tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing yang
telah dikeluarkan pada tanggal 7 September 1994.

Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material.

SAK IAI
Jakarta, 23 Maret 2010
Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Rosita Uli Sinaga Ketua

ONLINE
Roy Iman Wirahardja Wakil Ketua
Etty Retno Wulandari Anggota
Merliyana Syamsul Anggota
Meidyah Indreswari Anggota
Setiyono Miharjo Anggota
Saptoto Agustomo Anggota
Jumadi Anggota
Ferdinand D. Purba Anggota
Irsan Gunawan Anggota
Budi Susanto Anggota
Ludovicus Sensi Wondabio Anggota
Eddy R. Rasyid Anggota
Liauw She Jin Anggota
Sylvia Veronica Siregar Anggota
Fadilah Kartikasasi Anggota
G. A. Indira Anggota
Teguh Supangkat Anggota

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak v
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING PSAK 10

PENGANTAR PENYESUAIAN TAHUNAN

Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah mengesahkan Penyesuaian Tahunan


atas PSAK 10 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing pada tanggal
27 Agustus 2014.

Jakarta, 27 Agustus 2014


Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Rosita Uli Sinaga Ketua

SAK IAI
Danil S. Handaya Wakil Ketua
Djohan Pinnarwan Wakil Ketua
Setiyono Miharjo Anggota
Irsan Gunawan Anggota

ONLINE
Budi Susanto Anggota
Sylvia Veronica Siregar Anggota
Patricia Anggota
Lianny Leo Anggota
Teguh Supangkat Anggota
I. B. Aditya Jayaantara Anggota
P. M. John L. Hutagaol Anggota
Kristianto Andi Handoko Anggota

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak vii
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING PSAK 10

PERBEDAAN DENGAN IFRSs

PSAK 10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing mengadopsi seluruh pengaturan
dalam IAS 21 The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates efektif per 1 Januari
2021, kecuali:

1. IAS 21 paragraf 03 tentang ruang lingkup tidak mengadopsi acuan ke SIC 7


Introduction of the Euro karena SIC 7 tidak diadopsi.

2. IAS 21 paragraf 19 tentang laporan keuangan tersendiri dengan menambahkan


pengaturan laporan keuangan tersendiri sebagai lampiran sesuai dengan

SAK IAI
pengaturan dalam PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri.

3. IAS 21 paragraf 38 tentang translasi ke mata uang penyajian dengan menambahkan


kalimat ”pada umumnya mata uang penyajian di Indonesia adalah rupiah” untuk

ONLINE
disesuaikan dengan kondisi di Indonesia karena mata uang nasional adalah
rupiah.

4. IAS 21 paragraf 58 tentang tanggal efektif dan ketentuan transisi.

5. IAS 21 paragraf 58A, 60A, dan 60B tentang tanggal efektif tidak diadopsi karena
tidak relevan.

6. IAS 21 paragraf 60D, 60F–60H tentang tangal efektif dan ketentuan transisi
tidak diadopsi karena tidak relevan. Adopsi IAS 21 menjadi PSAK 10 telah
menggunakan IAS 21 yang telah mengakomodir amendemen tersebut.

7. PSAK 10 paragraf 60a tentang ketentuan transisi untuk kapitalisasi kerugian


selisih kurs akibat devaluasi atau depresiasi luar biasa.

8. PSAK 10 paragraf 60a dan 60b tentang tanggal efektif penyesuaian.

9. IAS 21 paragraf 62 tentang penarikan tidak diadopsi karena tidak relevan.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak ix
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING PSAK 10

DAFTAR ISI

Paragraf
PENDAHULUAN......................................................................................... 01–16
Tujuan....................................................................................................................... 01–02
Ruang lingkup......................................................................................................... 03–07
Definisi...................................................................................................................... 08–16
Penguraian definisi......................................................................................... 09–16
Mata uang fungsional........................................................................... 09–14
Investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri............................ 15–15A
Pos moneter.................................................................................................... 16

SAK IAI
RINGKASAN PENDEKATAN YANG DISYARATKAN
PERNYATAAN INI...................................................................................... 17–19

PELAPORAN TRANSAKSI VALUTA ASING


KE DALAM MATA UANG FUNGSIONAL............................................... 20–37

ONLINE
Pengakuan awal....................................................................................................... 20–22
Pelaporan pada akhir periode pelaporan berikutnya....................................... 23–26
Pengakuan selisih kurs........................................................................................... 27–34
Perubahan dalam mata uang fungsional............................................................ 35–37

PENGGUNAAN MATA UANG PELAPORAN SELAIN


MATA UANG FUNGSIONAL..................................................................... 38–49
Penjabaran dalam mata uang penyajian............................................................. 38–43
Penjabaran kegiatan usaha luar negeri............................................................... 44–47
Pelepasan atau pelepasan sebagian kegiatan usaha luar negeri..................... 48–49

PENGARUH PAJAK SELURUH SELISIH KURS...................................... 50

PENGUNGKAPAN...................................................................................... 51–57

TANGGAL EFEKTIF DAN KETENTUAN TRANSISI............................. 58–60b

PENARIKAN ............................................................................................... 61–62

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak xi
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING PSAK 10

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 10

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
terdiri dari paragraf 01–62. Seluruh paragraf dalam Pernyataan ini memiliki kekuatan
mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring mengatur
prinsip-prinsip utama. PSAK 10 harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan. PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan memberikan dasar memilih dan menerapkan kebijakan
akuntansi ketika tidak ada panduan yang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan
untuk unsur-unsur yang tidak material.

PENDAHULUAN

Tujuan

01. Entitas dapat melakukan aktivitas luar negeri dalam dua cara. Entitas mungkin
memiliki transaksi dalam valuta asing atau memiliki kegiatan usaha luar negeri. Sebagai
tambahan, entitas dapat menyajikan laporan keuangannya dalam valuta asing. Tujuan dari

SAK IAI
Pernyataan ini menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi dalam valuta asing dan kegiatan
usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan entitas dan bagaimana menjabarkan laporan
keuangan ke dalam mata uang penyajian.

02. Permasalahan utama adalah kurs mana yang digunakan dan bagaimana melaporkan
pengaruh dari perubahan kurs dalam laporan keuangan.

ONLINE
Ruang Lingkup

03. Pernyataan ini diterapkan pada:


(a) akuntansi transaksi dan saldo dalam valuta asing, kecuali transaksi dan saldo derivatif
yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 71: Instrumen Keuangan;
(b) penjabaran hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang termasuk
dalam laporan keuangan entitas dengan cara konsolidasi atau metode ekuitas; dan
(c) penjabaran hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam mata uang penyajian.

04. PSAK 71: Instrumen Keuangan diterapkan pada beberapa derivatif valuta asing
dan, sejalan dengan hal tersebut, hal itu tidak termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini.
Akan tetapi, derivatif dalam valuta asing yang tidak termasuk dalam ruang lingkup PSAK 71,
contohnya (beberapa derivatif dalam valuta asing yang melekat pada kontrak lain), termasuk
dalam ruang lingkup Pernyataan ini. Pernyataan ini juga diterapkan ketika entitas menjabarkan
jumlah yang terkait dengan derivatif dari mata uang fungsionalnya ke dalam mata uang
penyajiannya.

05. Pernyataan ini tidak diterapkan pada akuntansi lindung nilai atas valuta asing,
termasuk lindung nilai investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri. PSAK 71: Instrumen
Keuangan diterapkan pada akuntansi lindung nilai.

06. Pernyataan ini diterapkan pada penyajian laporan keuangan entitas dalam valuta
asing dan mengatur persyaratan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dideskripsikan
sebagai patuh pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Untuk penjabaran informasi
keuangan ke dalam valuta asing yang tidak memenuhi persyaratan tersebut, Pernyataan ini
menentukan informasi apa saja yang diungkapkan.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 10.1
PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING PSAK 10

07. Pernyataan ini tidak diterapkan pada penyajian laporan arus kas untuk arus kas
yang timbul dari transaksi dalam valuta asing, atau penjabaran arus kas dari kegiatan usaha
luar negeri (lihat PSAK 2: Laporan Arus Kas).

Definisi

08. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

Investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri adalah jumlah kepentingan entitas pelapor
dalam aset neto dari kegiatan usaha luar negeri tersebut.

Kegiatan usaha luar negeri adalah entitas yang merupakan entitas anak, entitas asosiasi,
pengaturan bersama atau cabang dari entitas pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di
suatu negara atau mata uang selain negara atau mata uang entitas pelapor.

Kelompok usaha adalah suatu entitas induk dan seluruh entitas anaknya.

Kurs adalah rasio pertukaran untuk dua mata uang.

Kurs penutup adalah kurs spot pada akhir periode pelaporan.

SAK IAI
Kurs spot adalah kurs untuk realisasi segera.

Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama di mana entitas
beroperasi.

Mata uang penyajian adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.

ONLINE
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku
pasar pada tanggal pengukuran. (Lihat PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar.)

Pos moneter adalah unit mata uang yang dimiliki serta aset dan liabilitas yang akan
diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan.

Valuta asing adalah mata uang selain mata uang fungsional entitas.

Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah tertentu satu mata
uang ke dalam mata uang lain pada kurs yang berbeda.

Penguraian Definisi

Mata Uang Fungsional

09. Lingkungan ekonomi utama di mana entitas beroperasi adalah lingkungan entitas
tersebut utamanya menghasilkan dan mengeluarkan kas. Entitas mempertimbangkan faktor
berikut dalam menentukan mata uang fungsionalnya:
(a) mata uang:
(i) yang paling memengaruhi harga jual barang dan jasa (mata uang ini seringkali
menjadi mata uang yang harga jual barang dan jasa didenominasikan dan
diselesaikan); dan
(ii) dari negara yang kekuatan persaingan dan peraturannya sebagian besar menentukan
harga jual barang dan jasa entitas.

10.2 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING PSAK 10

(b) mata uang yang paling memengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lain dari
pengadaan barang atau jasa (mata uang ini seringkali menjadi mata uang yang mana
biaya tersebut didenominasikan dan diselesaikan).

10. Faktor-faktor berikut juga dapat memberikan bukti mengenai mata uang fungsional:
(a) mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan dihasilkan (yaitu penerbitan
instrumen utang dan instrumen ekuitas).
(b) mata uang yang mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan.

11. Faktor-faktor berikut ini dipertimbangkan dalam menentukan mata uang fungsional
dari kegiatan usaha luar negeri, serta apakah mata uang fungsionalnya sama dengan mata uang
entitas pelapor (entitas pelapor dalam konteks ini, merupakan entitas yang memiliki kegiatan
usaha luar negeri sebagai entitas anak, cabang, entitas asosiasi, atau pengaturan bersama):
(a) apakah aktivitas kegiatan usaha luar negeri dilaksanakan sebagai perpanjangan dari
entitas pelapor, bukan dilaksanakan dengan tingkat otonomi signifikan. Contoh aktivitas
kegiatan usaha luar negeri yang dilaksanakan sebagai perpanjangan dari entitas pelapor
adalah ketika kegiatan usaha luar negeri hanya menjual barang yang diimpor dari entitas
pelapor dan mengirimkan hasilnya ke entitas pelapor. Contoh aktivitas kegiatan usaha
luar negeri yang dilaksanakan dengan tingkat otonomi signifikan adalah ketika kegiatan
usaha luar negeri mengakumulasikan kas dan pos moneter lain, menimbulkan beban,
menghasilkan penghasilan, dan mengatur pinjaman yang secara substansial menggunakan

SAK IAI
mata uang lokalnya.
(b) apakah transaksi dengan entitas pelapor memiliki proporsi yang tinggi atau rendah dari
kegiatan usaha luar negeri.
(c) apakah arus kas dari kegiatan usaha luar negeri secara langsung memengaruhi arus kas
entitas pelapor dan siap tersedia untuk dikirimkan ke entitas pelapor.
(d) apakah arus kas dari aktivitas kegiatan usaha luar negeri cukup untuk membayar
kewajiban utang yang ada ataupun yang diperkirakan dapat terjadi tanpa adanya dana

ONLINE
yang disediakan oleh entitas pelapor.

12. Jika indikator tersebut bercampur dan mata uang fungsional tidak jelas, maka
manajemen menggunakan pertimbangannya untuk menentukan mata uang fungsional yang
paling tepat menggambarkan pengaruh ekonomik dari transaksi, peristiwa, dan kondisi
yang mendasari. Sebagai bagian dari pendekatan ini, manajemen memberikan prioritas pada
indikator utama di paragraf 09 sebelum mempertimbangkan indikator di paragraf 10 dan 11
yang dibuat untuk memberikan tambahan bukti pendukung dalam menentukan mata uang
fungsional.

13. Mata uang fungsional entitas mencerminkan transaksi, peristiwa, dan kondisi
mendasari yang relevan. Sejalan dengan hal tersebut, sekali ditentukan, mata uang fungsional
tidak berubah kecuali ada perubahan pada transaksi, peristiwa, dan kondisi mendasari tersebut.

14. Jika mata uang fungsional adalah mata uang dari ekonomi hiperinflasi, maka
laporan keuangan entitas disajikan kembali sesuai dengan PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam
Ekonomi Hiperinflasi. Entitas tidak dapat menghindari penyajian kembali sesuai dengan PSAK
63 dengan cara, sebagai contoh, pemakaian sebagai mata uang fungsionalnya suatu mata uang
selain mata uang fungsional yang ditentukan sesuai dengan Pernyataan ini (seperti mata uang
fungsional entitas induknya).

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 10.3
PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING PSAK 10

Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri

15. Entitas mungkin memiliki pos moneter yang merupakan tagihan dari atau utang
kepada kegiatan usaha luar negeri. Pos yang penyelesaiannya tidak direncanakan ataupun
mungkin tidak akan terjadi di masa depan, pada hakekatnya adalah bagian dari investasi
neto entitas dalam kegiatan usaha luar negeri, dan diperlakukan sesuai dengan paragraf 32
dan 33. Pos moneter tersebut dapat berupa piutang atau utang jangka panjang. Pos moneter
ini tidak mencakup piutang usaha atau utang usaha.

15A. Entitas yang memiliki pos moneter yang merupakan tagihan dari atau utang
kepada kegiatan usaha luar negeri seperti dideskripsikan di paragraf 15, dapat merupakan
entitas anak mana pun dari suatu kelompok usaha tertentu. Sebagai contoh, entitas memiliki
dua entitas anak yaitu A dan B. B adalah kegiatan usaha luar negeri. A memberikan pinjaman
ke B. Piutang tagihan A atas B akan menjadi bagian dari investasi neto entitas induk dalam
entitas anak B jika penyelesaian pinjaman tidak direncanakan ataupun penyelesaian tidak
akan terjadi di masa mendatang. Ini juga berlaku apabila entitas anak A itu sendiri adalah
kegiatan usaha luar negeri.

Pos Moneter

16. Fitur utama pos moneter adalah hak untuk menerima (atau kewajiban untuk

SAK IAI
menyerahkan) sejumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan. Sebagai contoh
mencakup: pensiun dan imbalan kerja lain yang dibayar dalam kas, provisi yang diselesaikan
secara kas, liabilitas sewa, dan dividen kas yang diakui sebagai liabilitas. Serupa dengan hal
tersebut, kontrak untuk menerima (atau menyerahkan) jumlah variabel dari instrumen
ekuitas yang dimiliki oleh entitas atau jumlah variabel dari aset yang nilai wajarnya diterima
(atau diserahkan) setara dengan sejumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan
merupakan pos moneter. Sebaliknya, fitur utama pos nonmoneter adalah tidak adanya hak

ONLINE
untuk menerima (atau kewajiban untuk menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang
tetap atau dapat ditentukan. Sebagai contoh mencakup: uang muka untuk barang dan jasa,
goodwill, aset takberwujud, persediaan, aset tetap, aset hak-guna, dan provisi yang diselesaikan
dengan penyerahan aset nonmoneter.

RINGKASAN PENDEKATAN YANG DISYARATKAN PERNYATAAN INI

17. Dalam menyiapkan laporan keuangan setiap entitas, baik entitas yang berdiri
sendiri, entitas dengan kegiatan usaha luar negeri (seperti entitas induk), ataupun kegiatan
usaha luar negeri (seperti entitas anak atau cabang) menentukan mata uang fungsionalnya
sesuai dengan paragraf 09–14. Entitas menjabarkan pos valuta asing ke dalam mata uang
fungsionalnya dan melaporkan pengaruh dari penjabaran tersebut sesuai dengan paragraf
20–37 dan 50.

18. Beberapa entitas pelapor terdiri dari sejumlah entitas individual (contohnya
kelompok usaha terdiri dari satu entitas induk dan satu atau lebih entitas anak). Berbagai jenis
entitas, terlepas dari entitas tersebut adalah anggota dari suatu kelompok usaha ataupun bukan,
mungkin memiliki investasi dalam entitas asosiasi atau pengaturan bersama. Entitas mungkin
dapat juga memiliki cabang. Pernyataan ini mensyaratkan agar hasil dan posisi keuangan
dari setiap entitas individual yang tercakup dalam entitas pelapor dijabarkan ke dalam mata
uang yang digunakan entitas pelapor dalam menyajikan laporan keuangannya. Pernyataan ini
mengijinkan mata uang (atau beberapa mata uang) selain mata uang fungsionalnya sebagai
mata uang penyajian entitas pelapor. Hasil dan posisi keuangan dari setiap entitas individual
yang tercakup dalam entitas pelapor, jika mata uang fungsional berbeda dari mata uang
penyajiannya, dijabarkan sesuai dengan paragraf 38–50.

10.4 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING PSAK 10

19. Pernyataan ini juga memperkenankan entitas berdiri sendiri yang menyiapkan
laporan keuangannya, atau entitas yang menyiapkan laporan keuangan tersendiri sebagai
lampiran dari laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan PSAK 4: Laporan Keuangan
Tersendiri, untuk menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang (atau beberapa mata
uang) selain mata uang fungsionalnya. Jika mata uang penyajian entitas berbeda dari mata
uang fungsional, maka hasil dan posisi keuangannya juga dijabarkan ke dalam mata uang
penyajian sesuai dengan paragraf 38–50.

PELAPORAN TRANSAKSI VALUTA ASING KE DALAM MATA UANG FUNGSIONAL

Pengakuan Awal

20. Transaksi valuta asing adalah transaksi yang didenominasikan atau memerlukan
penyelesaian dalam valuta asing, termasuk transaksi yang timbul ketika entitas:
(a) membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasikan dalam valuta
asing;
(b) meminjam atau meminjamkan dana ketika jumlah yang merupakan utang atau tagihan
didenominasikan dalam valuta asing; atau
(c) memperoleh atau melepas aset, atau mengadakan atau menyelesaikan liabilitas, yang
didenominasikan dalam valuta asing.

SAK IAI
21. Pada pengakuan awal, transaksi valuta asing dicatat dalam mata uang fungsional.
Jumlah valuta asing dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata
uang fungsional dan valuta asing pada tanggal transaksi.

22. Tanggal transaksi adalah tanggal pada saat pertama kali transaksi memenuhi
kriteria pengakuan sesuai dengan SAK. Untuk alasan praktis, kurs yang mendekati kurs aktual
pada tanggal transaksi sering digunakan, sebagai contoh, kurs rata-rata untuk seminggu atau

ONLINE
sebulan dapat digunakan untuk seluruh transaksi dalam valuta asing yang terjadi selama
periode tersebut. Akan tetapi, jika kurs berfluktuasi secara signifikan, maka penggunaan kurs
rata-rata untuk suatu periode adalah tidak tepat.

Pelaporan pada Akhir Periode Pelaporan Berikutnya

23. Pada akhir setiap periode pelaporan:


(a) pos moneter valuta asing dijabarkan menggunakan kurs penutup;
(b) pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis dalam valuta asing dijabarkan
menggunakan kurs pada tanggal transaksi; dan
(c) pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan
menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar diukur.

24. Jumlah tercatat dari suatu pos ditentukan sejalan dengan Pernyataan lain yang
relevan. Sebagai contoh, aset tetap dapat diukur dengan nilai wajar atau biaya historis sesuai
dengan PSAK 16: Aset Tetap. Jumlah tercatat tersebut ditentukan baik berdasarkan biaya
historis ataupun nilai wajar jika jumlahnya ditentukan dalam valuta asing, maka jumlah
tercatat tersebut dijabarkan ke dalam mata uang fungsional sesuai Pernyataan ini.

25. Jumlah tercatat beberapa pos ditentukan dengan membandingkan dua jumlah atau
lebih dari pos tersebut. Sebagai contoh, jumlah tercatat persediaan adalah nilai yang lebih
rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto sesuai dengan PSAK 14: Persediaan.
Serupa dengan hal tersebut, sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset, jumlah tercatat aset
yang terdapat indikasi penurunan nilai adalah nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat
sebelum mempertimbangkan kemungkinan rugi penurunan nilai dan jumlah terpulihkannya.
Jika aset adalah aset nonmoneter dan diukur dalam valuta asing, maka jumlah tercatatnya
ditentukan dengan membandingkan:

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 10.5
PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING PSAK 10

(a) biaya perolehan atau jumlah tercatat (mana yang sesuai), dijabarkan dengan kurs pada
tanggal ketika jumlah itu ditentukan (yaitu nilai pada tanggal transaksi untuk pos yang
diukur dalam biaya historis); dan
(b) nilai realisasi neto atau jumlah terpulihkan (mana yang sesuai), dijabarkan dengan kurs
pada tanggal ketika nilai itu ditentukan (contohnya kurs penutup pada akhir periode
pelaporan).
Pengaruh perbandingan ini mungkin merupakan rugi penurunan nilai yang diakui dalam
mata uang fungsional tetapi tidak akan diakui dalam valuta asing, atau sebaliknya.

26. Ketika tersedia beberapa kurs, kurs yang digunakan adalah kurs yang mana arus
kas masa depan digambarkan oleh transaksi atau saldo dapat diselesaikan jika arus kas tersebut
telah terjadi pada tanggal pengukuran. Jika kemungkinan pertukaran antar dua mata uang
untuk sementara tidak cukup, maka kurs yang digunakan adalah kurs pertama berikutnya
pada saat pertukaran dapat dilakukan.

Pengakuan Selisih Kurs

27. Seperti dijelaskan di paragraf 03(a) dan 05, PSAK 71: Instrumen Keuangan
diterapkan untuk akuntansi lindung nilai atas pos valuta asing. Penerapan akuntansi lindung
nilai mensyaratkan entitas untuk menghitung beberapa selisih kurs secara berbeda dari
perlakuan selisih kurs yang disyaratkan Pernyataan ini. Sebagai contoh, PSAK 71 mensyaratkan

SAK IAI
bahwa selisih kurs pada pos moneter yang memenuhi kualifikasi sebagai instrumen lindung
nilai dalam lindung nilai arus kas diakui pada awalnya dalam penghasilan komprehensif lain
sepanjang lindung nilai tersebut efektif.

28. Selisih kurs yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada proses
penjabaran pos moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter tersebut
dijabarkan, pada pengakuan awal selama periode atau pada periode laporan keuangan

ONLINE
sebelumnya, diakui dalam laba rugi pada periode saat terjadinya, kecuali sebagaimana
dideskripsikan dalam paragraf 32.

29. Jika pos moneter timbul dari transaksi valuta asing dan terdapat perubahan dalam
kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian, maka mengakibatkan timbulnya
selisih kurs. Jika transaksi diselesaikan dalam periode akuntansi yang sama dengan terjadinya
transaksi, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Akan tetapi, ketika
transaksi diselesaikan pada periode akuntansi berikutnya, maka selisih kurs yang diakui dalam
setiap periode sampai pada tanggal penyelesaian ditentukan dengan perubahan kurs selama
masing-masing periode.

30. Jika keuntungan atau kerugian pos nonmoneter diakui dalam penghasilan
komprehensif lain, maka setiap komponen kurs dari keuntungan atau kerugian tersebut
diakui dalam penghasilan komprehensif lain. Sebaliknya, jika keuntungan atau kerugian
pos nonmoneter diakui dalam laba rugi, maka setiap komponen kurs dari keuntungan atau
kerugian tersebut diakui dalam laba rugi.

31. SAK lain mensyaratkan keuntungan atau kerugian diakui dalam penghasilan
komprehensif lain. Sebagai contoh, PSAK 16: Aset Tetap mensyaratkan beberapa keuntungan
atau kerugian yang timbul dari revaluasi aset tetap diakui dalam penghasilan komprehensif
lain. Ketika aset diukur dalam valuta asing, paragraf 23(c) mensyaratkan jumlah revaluasian
dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal nilai tersebut ditentukan, menghasilkan selisih
kurs yang juga diakui dalam penghasilan komprehensif lain.

10.6 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING PSAK 10

32. Selisih kurs yang timbul pada pos moneter yang membentuk bagian dari investasi
neto entitas pelapor dalam kegiatan usaha luar negeri (lihat paragraf 15) diakui dalam
laba rugi pada laporan keuangan tersendiri entitas pelapor sesuai dengan PSAK 4: Laporan
Keuangan Tersendiri atau laporan keuangan individual kegiatan usaha luar negeri, mana
yang tepat. Dalam laporan keuangan yang mencakup kegiatan usaha luar negeri dan
entitas pelapor (contohnya laporan keuangan konsolidasian ketika kegiatan usaha luar
negeri adalah entitas anak), selisih kurs diakui awalnya dalam penghasilan komprehensif
lain dan direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi pada saat pelepasan investasi neto sesuai
dengan paragraf 48.

33. Jika pos moneter membentuk bagian investasi neto entitas pelapor dalam kegiatan
usaha luar negeri dan didenominasikan dalam mata uang fungsional entitas pelapor, maka
selisih kurs muncul dalam laporan keuangan individual kegiatan usaha luar negeri sesuai
dengan paragraf 28. Jika pos moneter tersebut didenominasikan dalam mata uang fungsional
dari kegiatan usaha luar negeri, maka selisih kurs muncul dalam laporan keuangan tersendiri
entitas pelapor sesuai paragraf 28. Jika pos moneter tersebut didenominasikan dalam mata
uang selain mata uang fungsional baik entitas pelapor atau kegiatan usaha luar negeri, maka
selisih kurs muncul dalam laporan keuangan tersendiri entitas pelapor dan dalam laporan
keuangan individual kegiatan usaha luar negeri sesuai dengan paragraf 28. Selisih kurs
tersebut diakui dalam penghasilan komprehensif lain dalam laporan keuangan yang mencakup
kegiatan usaha luar negeri dan entitas pelapor (yaitu laporan keuangan yang mana kegiatan

SAK IAI
usaha luar negeri dikonsolidasi atau dicatat menggunakan metode ekuitas).

34. Jika entitas melaksanakan pembukuan dan pencatatannya dalam mata uang selain
mata uang fungsionalnya, maka pada waktu entitas menyiapkan laporan keuangan seluruh
jumlah dijabarkan dalam mata uang fungsional sesuai dengan paragraf 20–26. Hal ini
menghasilkan jumlah yang sama dalam mata uang fungsionalnya seperti yang seharusnya sudah
terjadi seandainya pos tersebut telah dicatat awalnya dalam mata uang fungsional. Sebagai

ONLINE
contoh, pos moneter dijabarkan dalam mata uang fungsional menggunakan kurs penutup
dan pos nonmoneter yang diukur berdasarkan biaya historis dijabarkan menggunakan kurs
pada tanggal transaksi saat diakuinya pos tersebut.

Perubahan dalam Mata Uang Fungsional

35. Ketika terdapat perubahan dalam mata uang fungsional, entitas menerapkan
prosedur penjabaran untuk mata uang fungsional yang baru secara prospektif sejak tanggal
perubahan itu.

36. Seperti yang dinyatakan di paragraf 13, mata uang fungsional dari entitas
mencerminkan transaksi, peristiwa, dan kondisi mendasari yang relevan terhadap entitas.
Sejalan dengan hal tersebut, sekali ditentukan, mata uang fungsional dapat berubah hanya
jika terdapat perubahan pada transaksi, peristiwa, dan kondisi mendasari tersebut. Sebagai
contoh, perubahan dalam mata uang yang paling memengaruhi harga jual barang dan jasa
dapat mengakibatkan perubahan dalam mata uang fungsional.

37. Dampak perubahan mata uang fungsional diperlakukan secara prospektif. Dengan
kata lain, entitas menjabarkan seluruh pos ke dalam mata uang fungsional yang baru
menggunakan kurs pada tanggal perubahan itu. Hasil dari jumlah yang dijabarkan untuk
pos nonmoneter dianggap sebagai biaya historisnya. Selisih kurs yang timbul dari penjabaran
kegiatan usaha luar negeri yang diakui sebelumnya dalam penghasilan komprehensif lain sesuai
dengan paragraf 32 dan 39(c) tidak direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sampai pelepasan
kegiatan usaha tersebut.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 10.7
PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING PSAK 10

PENGGUNAAN MATA UANG PENYAJIAN SELAIN MATA UANG FUNGSIONAL

Penjabaran dalam Mata Uang Penyajian

38. Pada umumnya mata uang penyajian di Indonesia adalah rupiah. Entitas dapat
menyajikan laporan keuangan dalam mata uang (atau beberapa mata uang) selain mata uang
fungsionalnya. Jika mata uang penyajian berbeda dengan mata uang fungsional entitas, maka
entitas menjabarkan hasil dan posisi keuangannya ke dalam mata uang penyajian. Sebagai
contoh, jika suatu kelompok usaha berisi entitas individual dengan mata uang fungsional
yang berbeda, maka hasil dan posisi keuangan setiap entitas dinyatakan dalam suatu mata
uang bersama sehingga laporan keuangan konsolidasian disajikan.

39. Hasil dan posisi keuangan entitas yang mata uang fungsionalnya bukan mata
uang dari suatu ekonomi hiperinflasi dijabarkan ke dalam mata uang penyajian yang
berbeda, dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:
(a) aset dan liabilitas untuk setiap laporan posisi keuangan yang disajikan (yaitu termasuk
komparatif) dijabarkan menggunakan kurs penutup pada tanggal laporan posisi
keuangan tersebut;
(b) penghasilan dan beban untuk setiap laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain (yaitu termasuk komparatif) dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi;
dan

SAK IAI
(c) seluruh selisih kurs yang dihasilkan diakui dalam penghasilan komprehensif lain.

40. Untuk alasan praktis, kurs yang mendekati kurs pada tanggal transaksi, sebagai
contoh kurs rata-rata untuk periode itu, sering digunakan untuk menjabarkan pos-pos
penghasilan dan beban. Akan tetapi, jika kurs berfluktuasi secara signifikan, maka tidak tepat
menggunakan kurs rata-rata untuk suatu periode.

ONLINE
41. Selisih kurs yang mengacu paragraf 39(c) dihasilkan dari:
(a) penjabaran penghasilan dan beban dengan kurs pada tanggal transaksi serta aset dan
liabilitas dengan kurs penutup.
(b) penjabaran saldo awal aset neto dengan kurs penutup yang berbeda dari kurs penutup
sebelumnya.
Selisih kurs ini tidak diakui dalam laba rugi karena perubahan kurs memiliki sedikit atau tidak
memiliki pengaruh langsung terhadap arus kas sekarang dan masa depan dari kegiatan usaha
luar negeri. Jumlah kumulatif dari selisih kurs disajikan dalam komponen ekuitas terpisah
sampai pelepasan kegiatan usaha luar negeri. Jika selisih kurs terkait dengan kegiatan usaha
luar negeri yang dikonsolidasikan tetapi tidak sepenuhnya dimiliki, maka akumulasi selisih
kurs yang timbul dari penjabaran dan dapat diatribusikan pada kepentingan nonpengendali
dialokasikan pada, dan diakui sebagai bagian dari, kepentingan nonpengendali dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian.

42. Hasil dan posisi keuangan entitas yang mata uang fungsionalnya adalah mata
uang dari suatu ekonomi hiperinflasi dijabarkan ke dalam mata uang penyajian yang
berbeda dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:
a. seluruh jumlah (yaitu aset, liabilitas, pos ekuitas, penghasilan, dan beban termasuk
komparatifnya) dijabarkan dengan kurs penutup pada tanggal laporan posisi keuangan
terkini, kecuali bahwa
b. ketika jumlah tersebut dijabarkan ke dalam mata uang ekonomi nonhiperinflasi, maka
jumlah komparatif adalah jumlah yang disajikan sebagai jumlah tahun berjalan dalam
laporan keuangan tahun sebelumnya yang relevan (yaitu tidak disesuaikan dengan
perubahan tingkat harga berikutnya atau perubahan kurs berikutnya).

10.8 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING PSAK 10

43. Ketika mata uang fungsional entitas adalah mata uang ekonomi hiperinflasi,
maka entitas menyajikan kembali laporan keuangannya sesuai dengan PSAK 63: Pelaporan
Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi sebelum menerapkan metode penjabaran yang
dijelaskan di paragraf 42, kecuali untuk jumlah komparatif yang dijabarkan ke dalam
mata uang ekonomi bukan hiperinflasi (lihat paragraf 42(b)). Ketika ekonomi hiperinflasi
berakhir dan entitas tidak lagi menyajikan kembali laporan keuangannya sesuai dengan
PSAK 63, maka entitas menggunakan jumlah yang disajikan kembali ke tingkat harga pada
tanggal entitas berhenti menyajikan kembali laporan keuangannya, sebagai biaya historis
untuk penjabaran ke dalam mata uang penyajian.

Penjabaran Kegiatan Usaha Luar Negeri

44. Paragraf 45–47, sebagai tambahan paragraf 38–43, diterapkan ketika hasil dan
posisi keuangan kegiatan usaha luar negeri dijabarkan ke dalam mata uang penyajian sehingga
kegiatan usaha luar negeri dapat digabungkan ke dalam laporan keuangan entitas pelapor
dengan cara konsolidasi atau metode ekuitas.

45. Penggabungan hasil dan posisi keuangan kegiatan usaha luar negeri dengan entitas
pelapor mengikuti prosedur konsolidasi normal, seperti eliminasi saldo dan transaksi intra
kelompok usaha dari entitas anak (lihat PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian). Akan tetapi,
aset (atau liabilitas) moneter intrakelompok usaha, baik jangka pendek atau jangka panjang,

SAK IAI
tidak dapat dieliminasi dengan liabilitas (atau aset) intrakelompok usaha tanpa menunjukkan
hasil fluktuasi mata uang dalam laporan keuangan konsolidasian. Hal ini karena pos moneter
menggambarkan komitmen untuk mengkonversi suatu mata uang ke dalam mata uang lain
dan mengakibatkan entitas pelapor memiliki risiko atas keuntungan atau kerugian melalui
fluktuasi mata uang. Sejalan dengan hal tersebut, dalam laporan keuangan konsolidasian entitas
pelapor, selisih kurs diakui dalam laba rugi atau, jika selisih kurs tersebut timbul dari kondisi
yang dideskripsikan di paragraf 32, maka selisih kurs diakui dalam penghasilan komprehensif

ONLINE
lain dan diakumulasikan dalam komponen ekuitas terpisah sampai pelepasan kegiatan usaha
luar negeri.

46. Jika laporan keuangan kegiatan usaha luar negeri memiliki tanggal yang berbeda
dari entitas pelapor, maka kegiatan usaha luar negeri sering menyusun laporan keuangan
tambahan dengan tanggal yang sama dengan laporan keuangan entitas pelapor. Ketika hal
ini tidak dilakukan, PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian memperkenankan untuk
menggunakan tanggal yang berbeda yang mana perbedaan tersebut tidak lebih dari tiga
bulan dan penyesuaian dilakukan atas dampak setiap transaksi atau peristiwa signifikan lain
yang terjadi antara tanggal yang berbeda tersebut. Dalam kasus demikian, aset dan liabilitas
kegiatan usaha luar negeri dijabarkan pada kurs akhir periode pelaporan kegiatan usaha luar
negeri tersebut. Penyesuaian dilakukan atas perubahan yang signifikan pada kurs sampai akhir
periode pelaporan entitas pelapor sesuai dengan PSAK 65. Pendekatan yang sama digunakan
dalam penerapan metode ekuitas untuk entitas asosiasi dan ventura bersama sesuai dengan
PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.

47. Setiap goodwill yang timbul dari akuisisi kegiatan usaha luar negeri dan setiap
penyesuaian nilai wajar jumlah tercatat aset dan liabilitas yang timbul dari akuisisi
kegiatan usaha luar negeri diperlakukan sebagai aset dan liabilitas kegiatan usaha luar
negeri tersebut. Dengan demikian, aset dan liabilitas tersebut dinyatakan dalam mata uang
fungsional kegiatan usaha luar negeri dan dijabarkan dengan menggunakan kurs penutup
sesuai dengan paragraf 39 dan 42.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 10.9
PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING PSAK 10

Pelepasan atau Pelepasan Sebagian Kegiatan Usaha Luar Negeri

48. Dalam pelepasan kegiatan usaha luar negeri, jumlah kumulatif selisih kurs
yang terkait dengan kegiatan usaha luar negeri tersebut, yang diakui dalam penghasilan
komprehensif lain dan diakumulasi dalam komponen ekuitas yang terpisah, direklasifikasi dari
ekuitas ke laba rugi (sebagai penyesuaian reklasifikasi) ketika keuntungan atau kerugian dari
pelepasan kegiatan usaha luar negeri diakui (lihat PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan).

48A. Sebagai tambahan pelepasan seluruh kepentingan entitas pada kegiatan usaha luar
negeri, pelepasan parsial berikut ini dicatat sebagai pelepasan:
(a) ketika pelepasan sebagian melibatkan hilangnya pengendalian pada entitas anak yang
mencakup kegiatan usaha luar negeri, terlepas dari apakah entitas masih memiliki
kepentingan nonpengendali pada entitas anak setelah pelepasan parsial; dan
(b) ketika kepentingan yang masih dimiliki setelah pelepasan parsial atas kepentingan dalam
pengaturan bersama, atau pelepasan parsial atas kepentingan dalam entitas asosiasi yang
mencakup kegiatan operasi luar negeri, merupakan aset keuangan yang mencakup
kegiatan operasi luar negeri.

48B. Pada pelepasan entitas anak yang mencakup kegiatan usaha luar negeri, jumlah
kumulatif selisih kurs yang terkait dengan kegiatan usaha luar negeri yang telah diatribusikan
pada kepentingan nonpengendali dihentikan pengakuannya, tetapi tidak direklasifikasi ke

SAK IAI
laba rugi.

48C. Dalam pelepasan sebagian dari entitas anak yang mencakup kegiatan usaha luar
negeri, entitas mereatribusi bagian yang sebanding dari jumlah kumulatif selisih kurs yang
diakui dalam penghasilan komprehensif lain ke kepentingan nonpengendali pada kegiatan
usaha luar negeri tersebut. Dalam setiap pelepasan yang lain atas sebagian kegiatan usaha
luar negeri, entitas mereklasifikasi hanya bagian proporsional dari jumlah kumulatif selisih

ONLINE
kurs yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain ke laba rugi.

48D. Pelepasan sebagian kepentingan entitas pada kegiatan usaha luar negeri adalah
setiap pengurangan kepentingan kepemilikan entitas dalam kegiatan usaha luar negeri, kecuali
pengurangan di paragraf 48A yang diperlakukan sebagai pelepasan.

49. Entitas dapat melepas seluruh atau sebagian kepentingannya pada kegiatan usaha
luar negeri melalui penjualan, likuidasi, pembayaran kembali modal saham atau meninggalkan
seluruh atau sebagian dari entitas tersebut. Pengurangan jumlah tercatat kegiatan usaha luar
negeri, disebabkan kerugian usahanya sendiri atau penurunan nilai yang diakui oleh investor,
bukan merupakan pelepasan sebagian. Sejalan dengan hal tersebut, tidak ada bagian dari
keuntungan atau kerugian kurs valuta asing yang diakui dalam penghasilan komprehensif
lain yang direklasifikasi ke laba rugi pada saat terjadinya pengurangan nilai.

PENGARUH PAJAK DARI SELURUH SELISIH KURS

50. Keuntungan atau kerugian transaksi valuta asing dan selisih kurs yang timbul
dalam penjabaran hasil dan posisi keuangan entitas (termasuk kegiatan usaha luar negeri)
ke dalam mata uang yang berbeda mungkin memiliki pengaruh pajak. PSAK 46: Pajak
Penghasilan diterapkan atas pengaruh pajak tersebut.

PENGUNGKAPAN

51. Dalam paragraf 53 dan 55–57, dalam kasus suatu kelompok usaha, acuan ’mata
uang fungsional’ berlaku pada mata uang fungsional dari entitas induk.

10.10 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING PSAK 10

52. Entitas mengungkapkan:


(a) jumlah selisih kurs yang diakui dalam laba rugi, kecuali untuk selisih kurs yang timbul
pada instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai
dengan PSAK 71: Instrumen Keuangan; dan
(b) selisih kurs neto yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan diakumulasikan
dalam komponen ekuitas yang terpisah, serta rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada
awal dan akhir periode.

53. Jika mata uang penyajian berbeda dari mata uang fungsional, maka fakta tersebut
dinyatakan bersama dengan pengungkapan tentang mata uang fungsional dan alasan untuk
menggunakan mata uang penyajian yang berbeda.

54. Jika terdapat perubahan dalam mata uang fungsional entitas pelapor maupun
kegiatan usaha luar negeri yang signifikan, maka fakta dan alasan perubahan dalam mata
uang fungsional tersebut diungkapkan.

55. Jika entitas menyajikan laporan keuangan dalam mata uang yang berbeda dari mata
uang fungsionalnya, maka entitas mendeskripsikan bahwa laporan keuangan telah patuh pada
SAK hanya jika entitas mematuhi seluruh persyaratan SAK yang berlaku termasuk metode
penjabaran sebagaimana dijelaskan di paragraf 39 dan 42.

SAK IAI
56. Entitas kadang menyajikan laporan keuangan atau informasi keuangan lain dalam
mata uang yang bukan mata uang fungsionalnya tanpa memenuhi persyaratan di paragraf
55. Sebagai contoh, entitas mungkin mengkonversi hanya terhadap pos tertentu dari laporan
keuangannya. Atau, entitas yang mata uang fungsionalnya bukan mata uang dari ekonomi
hiperinflasi mungkin mengkonversi laporan keuangannya ke dalam mata uang lain dengan
menjabarkan seluruh pos dengan kurs penutup terkini. Konversi tersebut tidak sesuai dengan
SAK dan disyaratkan untuk melakukan pengungkapan yang dijelaskan dalam paragraf 57.

ONLINE
57. Jika entitas menyajikan laporan keuangan atau informasi keuangan lain dalam
mata uang yang berbeda, baik mata uang fungsional maupun mata uang penyajian, dan
persyaratan dari paragraf 55 tidak terpenuhi, maka entitas:
(a) mengidentifikasi secara jelas informasi tersebut sebagai informasi tambahan untuk
membedakannya dengan informasi yang patuh pada SAK;
(b) mengungkapkan mata uang yang digunakan dalam informasi tambahan tersebut; dan
(c) mengungkapkan mata uang fungsional entitas dan metode penjabaran yang digunakan
untuk menentukan informasi tambahan tersebut.

TANGGAL EFEKTIF DAN KETENTUAN TRANSISI

58. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Penerapan dini diperkenankan. Jika entitas menerapkan
Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai sebelum tanggal 1 Januari 2012, maka
fakta tersebut diungkapkan.

58A. Dikosongkan.

59. Entitas menerapkan paragraf 47 secara prospektif untuk seluruh akuisisi yang
terjadi setelah awal periode laporan keuangan ketika Pernyataan ini pertama kali diterapkan.
Penerapan secara retrospektif paragraf 47 untuk akuisisi terdahulu diperkenankan. Untuk
akuisisi kegiatan usaha luar negeri yang diperlakukan secara prospektif tetapi terjadi sebelum
tanggal Pernyataan ini pertama kali diterapkan, entitas tidak menyajikan kembali tahun-
tahun sebelumnya. Sejalan dengan hal tersebut, entitas dapat, jika tepat, memperlakukan
goodwill dan penyesuaian atas nilai wajar yang timbul pada akuisisi sebagai aset dan liabilitas
entitas dan bukan sebagai aset dan liabilitas kegiatan usaha luar negeri. Sehingga, goodwill

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 10.11
PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING PSAK 10

dan penyesuaian nilai wajar tersebut sudah dinyatakan dalam mata uang fungsional atau
merupakan pos nonmoneter dalam valuta asing entitas, yang dilaporkan menggunakan kurs
pada tanggal akuisisi.

60. Seluruh perubahan lain yang dihasilkan dari penerapan Pernyataan ini
diperlakukan secara retrospektif.

60A­–60B. Dikosongkan.

60C­. Dikosongkan.

60D. Dikosongkan.

60E. Dikosongkan.

60F–60H. Dikosongkan.

60I. Dikosongkan.

60J. PSAK 71: Instrumen Keuangan mengamendemen paragraf 03, 04, 05, 27,
dan 52 serta menghapus paragraf 60C, 60E, dan 60I. Entitas harus menerapkan amendemen

SAK IAI
tersebut ketika menerapkan PSAK 71.

60K. PSAK 73: Sewa mengamendemen paragraf 16. Entitas menerapkan amendemen
tersebut ketika PSAK 73 diterapkan.

60a. Entitas yang sebelum penerapan Pernyataan ini pernah melakukan kapitalisasi
selisih kurs akibat devaluasi atau depresiasi luar biasa sesuai dengan PSAK 10: Transaksi dalam

ONLINE
Mata Uang Asing paragraf 20, maka pada saat penerapan pertama kali Pernyataan ini tidak
mengukur dan menyajikan saldo terkait secara retrospektif.

60b. Entitas menerapkan penyesuaian paragraf 03 (b), 08, 11, 18, 33, 39, 44–46,
48A secara retrospektif dan definisi nilai wajar dalam paragraf 08 dan 23 secara prospektif
untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015.

PENARIKAN

61. Pernyataan ini menggantikan:


(a) PSAK 10: Transaksi dalam Mata Uang Asing;
(b) PSAK 11: Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing;
(c) PSAK 52: Mata Uang Pelaporan;
(d) ISAK 4: Interpretasi atas Paragraf 20 PSAK 10 tentang Alternatif Perlakuan yang Diizinkan
atas Selisih Kurs.

62. Dikosongkan.

10.12 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
SAK IAI
ONLINE

Grha Akuntan
Jl. Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai