Anda di halaman 1dari 22

SAK IAI

ONLINE

PSAK 14
PERSEDIAAN

HANYA UNTUK KEPERLUAN IAI


TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
SAK IAI
ONLINE

PSAK 14
PERSEDIAAN
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PERSEDIAAN PSAK 14

PERSEDIAAN

PSAK 14 (2008): Persediaan mengadopsi IAS 2 Inventories per 1 Januari 2009 dan
disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK
IAI) pada tanggal 16 September 2008. PSAK 14 (2008) menggantikan PSAK 14
(1994) dan PAI 1984 Bab IV Pasal 2.4.

Penyesuaian Tahunan PSAK 14 (2014) mengadopsi IAS 2 efektif per 1 Januari 2014
dan disahkan oleh DSAK IAI pada tanggal 27 Agustus 2014.

Standar lain juga memberikan amendemen konsekuensial terhadap PSAK 14.

SAK IAI
Amendemen konsekuensial tersebut termasuk PSAK 71: Instrumen Keuangan dan
PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan yang disahkan oleh DSAK
IAI pada tanggal 26 Juli 2017 serta PSAK 73: Sewa yang disahkan oleh DSAK IAI
pada tanggal 18 September 2017.

ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak iii
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PERSEDIAAN PSAK 14

PENGANTAR

PSAK 14 tentang Persediaan telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
pada tanggal 16 September 2008.

PSAK 14 ini merevisi PSAK 14 tentang Persediaan yang telah dikeluarkan pada
tanggal 7 September 1994.

Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material.

SAK IAI
Jakarta, 16 September 2008
Dewan Standar Akuntansi Keuangan

M. Jusuf Wibisana Ketua

ONLINE
Dudi M. Kurniawan Anggota
Jan Hoesada Anggota
Siddharta Utama Anggota
Agus Edy Siregar Anggota
Etty Retno Wulandari Anggota
Roy Iman Wirahardja Anggota
Merliyana Syamsul Anggota
Meidyah Indreswari Anggota
Riza Noor Karim Anggota

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak v
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PERSEDIAAN PSAK 14

PENGANTAR PENYESUAIAN TAHUNAN

Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah mengesahkan Penyesuaian Tahunan atas


PSAK 14 tentang Persediaan pada tanggal 27 Agustus 2014.

Jakarta, 27 Agustus 2014


Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Rosita Uli Sinaga Ketua


Danil S. Handaya Wakil Ketua

SAK IAI
Djohan Pinnarwan Wakil Ketua
Setiyono Miharjo Anggota
Irsan Gunawan Anggota
Budi Susanto Anggota

ONLINE
Sylvia Veronica Siregar Anggota
Patricia Anggota
Lianny Leo Anggota
Teguh Supangkat Anggota
I. B. Aditya Jayaantara Anggota
P. M. John L. Hutagaol Anggota
Kristianto Andi Handoko Anggota

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak vii
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PERSEDIAAN PSAK 14

PERBEDAAN DENGAN IFRSs

PSAK 14: Persediaan mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 2 Inventories efektif
per 1 Januari 2021, kecuali:

1. IAS 2 paragraf 40 tentang tanggal efektif.

2. IAS 2 paragraf 40C tentang tanggal efektif tidak diadopsi karena tidak relevan.
Adopsi IAS 2 menjadi PSAK 14 telah mengakomodir amendemen tersebut.

3. PSAK 14 paragraf 40a tentang tanggal efektif penyesuaian.

SAK IAI
4. IAS 2 paragraf 42 tidak diadopsi karena tidak relevan.

ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak ix
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PERSEDIAAN PSAK 14

DAFTAR ISI

Paragraf
PENDAHULUAN......................................................................................... 01–08
Tujuan ....................................................................................................................... 01
Ruang lingkup......................................................................................................... 02–05
Definisi...................................................................................................................... 06–08

PENGUKURAN PERSEDIAAN.................................................................. 09–33


Biaya persediaan..................................................................................................... 10–21
Biaya pembelian................................................................................................ 11

SAK IAI
Biaya konversi................................................................................................... 12–14
Biaya lain............................................................................................................ 15–19
Biaya produk agrikultur setelah panen dari aset biologis........................ 20
Teknik pengukuran biaya................................................................................ 21–22
Rumus biaya............................................................................................................ 23–27

ONLINE
Nilai realisasi neto.................................................................................................. 28–33

PENGAKUAN SEBAGAI BEBAN.............................................................. 34–35

PENGUNGKAPAN...................................................................................... 36–39

TANGGAL EFEKTIF................................................................................... 40–40G

PENARIKAN................................................................................................ 41–42

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak xi
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PERSEDIAAN PSAK 14

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 14

PERSEDIAAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 14 terdiri dari paragraf 01–42. Seluruh


paragraf dalam Pernyataan ini memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf
yang dicetak dengan huruf tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 14
harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Konseptual Pelaporan
Keuangan. PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akun­ tansi dan
Kesalahan memberikan dasar memilih dan me­nerap­kan kebijakan akuntansi ketika
tidak ada panduan yang eksplisit. Per­nyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-
unsur yang tidak material.

PENDAHULUAN

Tujuan

01. Tujuan Pernyataan ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan.
Permasalahan pokok dalam akuntansi persediaan adalah penentuan jumlah biaya yang diakui
sebagai aset dan perlakuan akuntansi selanjutnya atas aset tersebut sampai pendapatan terkait

SAK IAI
diakui. Pernyataan ini menyediakan pedoman dalam penentuan biaya dan pengakuan selanjutnya
sebagai beban, termasuk setiap penurunan menjadi nilai realisasi neto. Pernyataan ini juga
memberikan pedoman rumus biaya yang digunakan untuk menentukan biaya persediaan.

Ruang Lingkup

ONLINE
02. Pernyataan ini diterapkan untuk seluruh persediaan, kecuali:
(a) dikosongkan;
(b) instrumen keuangan (lihat PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian dan PSAK 71
Instrumen Keuangan); dan
(c) aset biologis yang terkait dengan aktivitas agrikultur dan produk agrikultur pada titik
panen (lihat PSAK 69: Agrikultur).

03. Pernyataaan ini tidak diterapkan untuk pengukuran persediaan yang dikuasai
oleh:
(a) produsen produk agrikultur dan kehutanan, produk agrikultur setelah panen, dan
mineral dan produk mineral, sepanjang persediaan tersebut diukur pada nilai realisasi
neto sesuai dengan praktik mapan yang berlaku di industri tersebut. Jika persediaan
diukur pada nilai realisasi neto, maka perubahan nilai tersebut diakui dalam laba
rugi pada periode terjadinya.
(b) pialang-pedagang komoditi yang mengukur persediaannya pada nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual. Jika persediaan tersebut diukur pada nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual, maka perubahan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual diakui
dalam laba rugi pada periode terjadinya.

04. Persediaan yang diacu dalam paragraf 03(a) diukur pada nilai realisasi neto pada
tahap tertentu dari proses produksi. Hal ini terjadi, sebagai contoh, ketika tanaman agrikultur
telah dipanen atau mineral telah diekstraksi dan penjualan dijamin berdasarkan forward
contract atau jaminan pemerintah, atau ketika terdapat pasar aktif dan risiko kegagalan
untuk menjual dapat diabaikan. Persediaan tersebut dikecualikan hanya dari persyaratan
pengukuran dalam Pernyataan ini.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 14.1
PERSEDIAAN PSAK 14

05. Pialang-pedagang adalah mereka yang membeli atau menjual komoditi untuk pihak
lain atau dirinya sendiri. Persediaan yang diacu dalam paragraf 03(b) terutama diperoleh dengan
tujuan untuk dijual dalam waktu dekat dan memperoleh laba dari fluktuasi harga atau marjin
pialang-pedagang. Ketika persediaan ini diukur pada nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual, maka yang dikecualikan hanya dari persyaratan pengukuran dalam Pernyataan ini.

Definisi

06. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

Persediaan adalah aset:


(a) dikuasai untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;
(b) dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
(c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa.

Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi
estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku

SAK IAI
pasar pada tanggal pengukuran. (Lihat PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar).

07. Nilai realisasi neto mengacu pada jumlah neto yang diharapkan entitas untuk
direalisasi dari penjualan persediaan dalam kegiatan usaha normal. Nilai wajar mencerminkan
suatu harga di mana transaksi teratur untuk menjual persediaan yang sama di pasar utama
(atau paling menguntungkan) untuk persediaan tersebut akan terjadi antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran. Nilai realisasi neto adalah nilai spesifik entitas sedangkan nilai

ONLINE
wajar bukan merupakan nilai spesifik entitas. Nilai realisasi neto untuk persediaan dapat
tidak sama dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.

08. Persediaan meliputi barang yang dibeli dan dikuasai untuk dijual kembali termasuk,
sebagai contoh, barang dagangan yang dibeli oleh pengecer dan dikuasai untuk dijual kembali,
atau tanah dan properti lainnya yang dikuasai untuk dijual kembali. Persediaan juga meliputi
barang jadi yang diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi, oleh
entitas serta termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.
Biaya yang terjadi untuk memenuhi kontrak dengan pelanggan yang tidak menimbulkan
persediaan (atau aset dalam ruang lingkup Pernyataan lain) dicatat sesuai dengan PSAK 72:
Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan.

PENGUKURAN PERSEDIAAN

09. Persediaan diukur pada mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan
nilai realisasi neto.

Biaya Persediaan

10. Biaya persediaan terdiri dari seluruh biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya
lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat kini.

Biaya Pembelian

11. Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (selain
yang dapat ditagih kembali setelahnya oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan,
biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan

14.2 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PERSEDIAAN PSAK 14

barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, rabat dan item serupa lain dikurangkan dalam
menentukan biaya pembelian.

Biaya Konversi

12. Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan
item yang diproduksi, seperti biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis
overhead produksi tetap dan variabel yang timbul dalam mengonversi bahan menjadi barang
jadi. Overhead produksi tetap adalah biaya produksi tidak langsung yang relatif konstan, tanpa
memperhatikan volume produksi, seperti depresiasi dan pemeliharaan bangunan pabrik,
peralatan dan aset hak-guna yang digunakan dalam proses produksi, dan biaya manajemen
dan administrasi pabrik. Overhead produksi variabel adalah biaya produksi tidak langsung
yang berubah secara langsung, atau hampir secara langsung, mengikuti perubahan volume
produksi, seperti bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.

13. Pengalokasian overhead produksi tetap ke biaya konversi didasarkan pada kapasitas
normal fasilitas produks. Kapasitas normal adalah produksi rata-rata yang diharapkan akan
tercapai selama suatu periode atau musim dalam keadaan normal, dengan memerhitungkan
hilangnya kapasitas selama pemeliharaan terencana. Level produksi aktual dapat digunakan
jika mendekati kapasitas normal. Pengalokasian jumlah overhead produksi tetap pada setiap
item produksi tidak bertambah sebagai akibat dari rendahnya produksi atau tidak terpakainya

SAK IAI
pabrik. Overhead yang tidak teralokasi diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Dalam
periode produksi tinggi yang tidak normal, jumlah overhead tetap yang dialokasikan pada
tiap item produksi menjadi berkurang sehingga persediaan tidak diukur di atas biayanya.
Overhead produksi variabel dialokasikan pada item produksi atas dasar penggunaan aktual
fasilitas produksi.

14. Suatu proses produksi mungkin menghasilkan lebih dari satu jenis produk secara

ONLINE
simultan. Hal tersebut terjadi, sebagai contoh, ketika dihasilkan produk bersama atau bila
terdapat produk utama dan produk sampingan. Ketika biaya konversi setiap produk tidak
dapat diidentifikasi secara terpisah, maka biaya tersebut dialokasikan antar produk secara
rasional dan konsisten. Pengalokasian dapat didasarkan pada, sebagai contoh, perbandingan
nilai penjualan relatif masing-masing produk, baik pada tahap proses produksi pada waktu
produk telah dapat diidentifikasikan secara terpisah atau pada saat produksi telah selesai.
Sebagian besar produk sampingan, pada hakikatnya tidak material. Ketika kasusnya demikian,
produk sampingan sering kali diukur pada nilai realisasi neto dan nilai tersebut mengurangi
biaya produk utama. Sebagai akibatnya, jumlah tercatat produk utama tidak berbeda secara
material dari biayanya.

Biaya Lain

15. Biaya lain termasuk dalam biaya persediaan hanya sepanjang biaya tersebut timbul
agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat kini. Sebagai contoh, mungkin tepat
untuk memasukkan overhead nonproduksi atau biaya perancangan produk untuk pelanggan
tertentu sebagai biaya persediaan.

16. Contoh biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban
dalam periode terjadinya adalah:
(a) jumlah yang tidak normal atas pemborosan bahan, tenaga kerja, atau biaya produksi
lainnya;
(b) biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum
tahap produksi selanjutnya;
(c) overhead administrasi yang tidak memberikan kontribusi untuk membuat persediaan
berada dalam kondisi dan lokasi saat kini; dan
(d) biaya penjualan.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 14.3
PERSEDIAAN PSAK 14

17. PSAK 26: Biaya Pinjaman mengidentifikasi keadaan terbatas di mana biaya
pinjaman termasuk dalam biaya persediaan.

18. Entitas mungkin membeli persediaan dengan persyaratan penyelesaian tangguhan.


Ketika pengaturan secara efektif mengandung elemen pembiayaan, maka elemen tersebut,
sebagai contoh selisih antara harga beli untuk persyaratan kredit normal dan jumlah yang
dibayarkan, diakui sebagai beban bunga selama periode pembiayaan.

19. Dikosongkan.

Biaya Produk Agrikultur Setelah Panen dari Aset Biologis

20. Sesuai dengan PSAK 69: Agrikultur persediaan berupa produk agrikultur yang
telah dipanen oleh entitas dari aset biologisnya diukur pada pengakuan awal pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen. Ini merupakan biaya persediaan pada tanggal
tersebut untuk penerapan Pernyataan ini.

Teknik Pengukuran Biaya

21. Teknik pengukuran biaya persediaan, seperti metode biaya standar atau metode
eceran, demi kemudahan dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya. Biaya standar

SAK IAI
memperhitungkan level normal penggunaan bahan dan perlengkapan, tenaga kerja, efisiensi
dan kapasitas. Biaya standar ditelaah secara reguler dan, jika diperlukan, direvisi sesuai dengan
kondisi kini.

22. Metode eceran seringkali digunakan dalam industri eceran untuk mengukur
persediaan dengan item yang cepat berubah dalam jumlah banyak, serta memiliki marjin yang
serupa sehingga tidak praktis untuk menggunakan metode penetapan biaya lainnya. Biaya

ONLINE
persediaan ditentukan dengan mengurangi nilai penjualan persediaan dengan persentase
marjin bruto yang sesuai. Persentase tersebut digunakan dengan memerhatikan persediaan
yang telah diturunkan nilainya di bawah harga jual orisinal. Persentasi rata-rata sering
digunakan untuk setiap departemen eceran.

Rumus Biaya

23. Biaya persediaan untuk item yang secara umum tidak dapat dipertukarkan (not
ordinary interchangeable) dan barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk
proyek tertentu diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus terhadap biayanya masing-
masing.

24. Identifikasi khusus biaya artinya biaya tertentu diatribusikan ke item persediaan
yang diidentifikasi. Cara ini merupakan perlakuan yang sesuai bagi item yang dipisahkan
untuk proyek tertentu, terlepas apakah item telah dibeli maupun dihasilkan. Akan tetapi,
identifikasi khusus biaya tidak tepat ketika terdapat jumlah besar item persediaan yang secara
umum dapat dipertukarkan (ordinarily interchangeable). Dalam keadaan tersebut, metode
pemilihan item yang masih berada dalam persediaan dapat digunakan untuk menentukan
dampaknya dalam laba rugi.

25. Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam paragraf 23, dihitung dengan
menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau rata-rata
tertimbang. Entitas menggunakan rumus biaya yang sama terhadap seluruh persediaan
yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama bagi entitas. Untuk persediaan yang memiliki
sifat dan kegunaan yang berbeda, rumus biaya yang berbeda diperkenankan.

14.4 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PERSEDIAAN PSAK 14

26. Sebagai contoh, persediaan yang digunakan dalam satu segmen operasi mungkin
memiliki kegunaan yang berbeda dari jenis persediaan yang sama yang digunakan dalam
segmen operasi yang lain. Akan tetapi, perbedaan lokasi geografis persediaan (atau dalam
perspektif perpajakan), dengan sendirinya, tidak cukup untuk menjustifikasi penggunaan
rumus biaya yang berbeda.

27. Rumus MPKP mengasumsikan item persediaan yang pertama dibeli atau diproduksi
akan dijual terlebih dahulu sehingga item yang tertinggal dalam persediaan pada akhir periode
adalah yang dibeli atau diproduksi paling akhir. Dalam rumus biaya rata-rata tertimbang,
biaya setiap item ditentukan berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari item yang serupa
pada awal periode dan biaya item yang serupa yang dibeli atau diproduksi selama suatu
periode. Perhitungan rata-rata dapat dilakukan secara berkala atau pada setiap penerimaan
kiriman, bergantung pada keadaan entitas.

Nilai Realisasi Neto

28. Biaya persediaan mungkin tidak dapat dipulihkan jika persediaan tersebut rusak,
jika seluruh atau sebagian persediaan telah usang, atau jika harga jualnya telah menurun.
Biaya persediaan juga tidak dapat dipulihkan jika estimasi biaya penyelesaian atau estimasi
biaya untuk membuat penjualan telah meningkat. Praktik penurunan nilai persediaan di
bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto konsisten dengan pandangan bahwa aset

SAK IAI
seharusnya tidak dicatat melebihi jumlah yang diharapkan dapat direalisasi dari penjualan
atau penggunaannya.

29. Persediaan biasanya diturunkan ke nilai realisasi neto secara terpisah untuk setiap
item persediaan. Akan tetapi, dalam beberapa keadaan, penurunan nilai persediaan mungkin
lebih tepat jika dihitung terhadap kelompok item yang serupa atau berkaitan. Kasus ini dapat
terjadi pada item persediaan dalam lini produk sama dengan tujuan atau penggunaan akhir

ONLINE
yang serupa, yang diproduksi dan dipasarkan di wilayah geografis yang sama, dan tidak dapat
secara praktis dievaluasi terpisah dari item lain dalam lini produk tersebut. Penurunan nilai
persediaan tidak tepat jika dihitung berdasarkan klasifikasi persediaan, sebagai contoh, barang
jadi, atau seluruh persediaan dalam suatu segmen operasi tertentu.

30. Estimasi nilai realisasi neto didasarkan pada bukti paling andal yang tersedia
pada saat estimasi dilakukan terhadap jumlah persediaan yang diharapkan untuk direalisasi.
Estimasi ini mempertimbangkan fluktuasi harga atau biaya yang langsung terkait dengan
peristiwa yang terjadi setelah akhir periode sepanjang peristiwa tersebut menegaskan kondisi
yang ada pada akhir periode.

31. Estimasi nilai realisasi neto juga mempertimbangkan tujuan persediaan yang
dikuasai. Sebagai contoh, nilai realisasi neto dari kuantitas persediaan yang dikuasai untuk
memenuhi kontrak penjualan atau jasa yang bersifat pasti didasarkan pada harga kontrak.
Jika kontrak penjualan lebih sedikit daripada jumlah persediaan yang dikuasai, maka nilai
realisasi neto untuk kelebihannya didasarkan pada harga jual umum. Provisi dapat timbul
dari kontrak penjualan yang bersifat pasti yang melebihi kuantitas persediaan yang dikuasai
atau dari kontrak pembelian yang bersifat pasti. Provisi tersebut diperlakukan sesuai dengan
PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi.

32. Bahan dan perlengkapan lain yang dikuasai untuk digunakan dalam memproduksi
persediaan tidak diturunkan nilainya di bawah biaya perolehan jika produk jadi yang
dihasilkan diharapkan dapat dijual sebesar atau di atas biaya perolehannya. Akan tetapi, ketika
penurunan harga bahan mengindikasikan bahwa biaya produk jadi yang dihasilkan melebihi
nilai realisasi neto, maka nilai bahan diturunkan ke nilai realisasi neto. Dalam keadaan
tersebut, biaya penggantian bahan mungkin merupakan ukuran terbaik yang tersedia untuk
nilai realisasi netonya.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 14.5
PERSEDIAAN PSAK 14

33. Suatu penilaian baru dilakukan atas nilai realisasi neto pada setiap periode
selanjutnya. Ketika keadaan yang semula mengakibatkan penurunan nilai persediaan di bawah
biaya perolehan tidak ada lagi atau ketika terdapat bukti yang jelas terhadap peningkatan nilai
realisasi neto karena perubahan keadaan ekonomik, maka jumlah penurunan nilai dibalik
(yaitu pembalikan adalah terbatas untuk jumlah penurunan nilai awal) sehingga jumlah tercatat
yang baru dari persediaan adalah yang terendah dari biaya perolehan atau nilai realisasi neto
revisian. Hal ini terjadi, sebagai contoh, ketika suatu item persediaan yang dicatat sebesar nilai
realisasi neto karena harga jualnya telah turun, masih dikuasai pada periode berikutnya dan
harga jualnya telah meningkat.

PENGAKUAN SEBAGAI BEBAN

34. Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai
beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai
persediaan menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban
pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pembalikan penurunan
nilai persediaan karena peningkatan nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap
jumlah persediaan yang diakui sebagai beban pada periode terjadinya pembalikan tersebut.

35. Beberapa persediaan dapat dialokasikan ke akun aset lainnya, sebagai contoh,
persediaan yang digunakan sebagai komponen aset tetap yang dibangun sendiri. Persediaan

SAK IAI
yang dialokasikan ke aset lain dengan cara ini diakui sebagai beban selama masa manfaat
aset tersebut.

PENGUNGKAPAN

36. Laporan keuangan mengungkapkan:


(a) kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus

ONLINE
biaya yang digunakan;
(b) total jumlah tercatat persediaan dan jumlah tercatat menurut klasifikasi yang sesuai
bagi entitas;
(c) jumlah tercatat persediaan yang dicatat pada nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual;
(d) jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan;
(e) jumlah setiap penurunan nilai persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode
berjalan sesuai dengan paragraf 34;
(f) jumlah dari setiap pembalikan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai
pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sesuai
dengan paragraf 34;
(g) keadaan atau peristiwa penyebab terjadinya pembalikan penurunan nilai persediaan
sesuai dengan paragraf 34; dan
(h) jumlah tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan liabilitas.

37. Informasi tentang jumlah tercatat yang dikuasai dalam berbagai klasifikasi persediaan
dan tingkat perubahan dalam aset tersebut berguna bagi pengguna laporan keuangan. Klasifikasi
persediaan yang biasa digunakan adalah barang dagangan, perlengkapan produksi, bahan,
barang dalam proses, dan barang jadi.

38. Biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode, seringkali disebut
sebagai beban penjualan, terdiri dari biaya yang sebelumnya diperhitungkan dalam pengukuran
persediaan yang saat ini telah dijual, overhead produksi yang tidak teralokasi, dan jumlah
biaya produksi persediaan yang tidak normal. Keadaan dari entitas juga memungkinkan untuk
memasukkan biaya lainnya, seperti biaya distribusi.

14.6 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PERSEDIAAN PSAK 14

39. Beberapa entitas mengadopsi suatu format laba rugi yang mengakibatkan jumlah
yang diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode
yang bersangkutan. Dalam format ini, entitas menyajikan analisis beban menggunakan
klasifikasi berdasarkan sifat dari beban. Dalam kasus ini, entitas mengungkapkan biaya yang
diakui sebagai beban untuk bahan baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga kerja, dan biaya
lainnya bersama-sama dengan jumlah perubahan neto persediaan pada periode tersebut.

TANGGAL EFEKTIF

40. Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2009. Penerapan dini dianjurkan. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini
secara dini, maka fakta tersebut diungkapkan.

40a. Entitas menerapkan penyesuaian atas definisi nilai wajar paragraf 06 dan 07 secara
prospektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015.

40A. Dikosongkan.

40B. Dikosongkan.

40C. Dikosongkan.

SAK IAI
40D. Dikosongkan.

40E. PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan mengamendemen paragraf
02, 08, 29 dan 37 dan menghapus paragraf 19. Entitas menerapkan amendemen tersebut
ketika menerapkan PSAK 72.

ONLINE
40F. PSAK 71: Instrumen Keuangan mengamendemen paragraf 02 dan menghapus
paragraf 40A, 40B dan 40D. Entitas menerapkan amendemen tersebut ketika menerapkan
PSAK 71.

40G. PSAK 73: Sewa mengamendemen paragraf 12. Entitas menerapkan amendemen
tersebut ketika menerapkan PSAK 73.

PENARIKAN

41. Pernyataan ini menggantikan PSAK 14 (1994): Persediaan.

42. Dikosongkan.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 14.7
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


SAK IAI
ONLINE

Grha Akuntan
Jl. Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai