Anda di halaman 1dari 60

SAK IAI

ONLINE

PSAK 56
LABA PER SAHAM

HANYA UNTUK KEPERLUAN IAI


TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
SAK IAI
ONLINE

PSAK 56
LABA PER SAHAM
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


LABA PER SAHAM PSAK 56

LABA PER SAHAM

PSAK 56 (2011): Laba Per Saham mengadopsi IAS 33 Earnings per Share per
1 Januari 2009 dan disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal 8 April 2011. PSAK 56 (2011) menggantikan
PSAK 56 (1999).

Penyesuaian Tahunan PSAK 56 (2014) mengadopsi IAS 33 efektif per 1 Januari 2014
dan disahkan oleh DSAK IAI pada tanggal 27 Agustus 2014.

SAK IAI
Standar lain juga memberikan amendemen konsekuensial terhadap PSAK 56. Amendemen
konsekuensial tersebut termasuk PSAK 71: Instrumen Keuangan disahkan oleh DSAK
IAI pada tanggal 26 Juli 2017.

ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak iii
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


LABA PER SAHAM PSAK 56

PENGANTAR

PSAK 56 tentang Laba Per Saham telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan pada tanggal 8 April 2011.

PSAK 56 ini merevisi PSAK 56 tentang Laba Per Saham yang telah dikeluarkan
pada tanggal 10 Desember 1999.

Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material.

SAK IAI
Jakarta, 8 April 2011
Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Rosita Uli Sinaga Ketua

ONLINE
Roy Iman Wirahardja Wakil Ketua
Etty Retno Wulandari Anggota
Merliyana Syamsul Anggota
Meidyah Indreswari Anggota
Setiyono Miharjo Anggota
Saptoto Agustomo Anggota
Jumadi Anggota
Ferdinand D. Purba Anggota
Irsan Gunawan Anggota
Budi Susanto Anggota
Ludovicus Sensi Wondabio Anggota
Eddy R. Rasyid Anggota
Liauw She Jin Anggota
Sylvia Veronica Siregar Anggota
Fadilah Kartikasasi Anggota
G.A. Indira Anggota
Teguh Supangkat Anggota

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak v
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


LABA PER SAHAM PSAK 56

PENGANTAR PENYESUAIAN TAHUNAN

Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah mengesahkan Penyesuaian Tahunan atas


PSAK 56 tentang Laba Per Saham pada tanggal 27 Agustus 2014.

Jakarta, 27 Agustus 2014


Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Rosita Uli Sinaga Ketua


Danil S. Handaya Wakil Ketua

SAK IAI
Djohan Pinnarwan Wakil Ketua
Setiyono Miharjo Anggota
Irsan Gunawan Anggota
Budi Susanto Anggota

ONLINE
Sylvia Veronica Siregar Anggota
Patricia Anggota
Lianny Leo Anggota
Teguh Supangkat Anggota
I. B. Aditya Jayaantara Anggota
P. M. John L. Hutagaol Anggota
Kristianto Andi Handoko Anggota

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak vii
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


LABA PER SAHAM PSAK 56

PERBEDAAN DENGAN IFRSs

PSAK 56: Laba Per Saham mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 33 Earning
Per Share efektif per 1 Januari 2021, kecuali:

1. IAS 33 paragraf 02(a) tentang ruang lingkup mengenai laporan keuangan


tersendiri tidak diadopsi karena pengaturannya disesuaikan dengan PSAK 4:
Laporan Keuangan Tersendiri dan PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian.

2. IAS 33 paragraf 74 tentang tanggal efektif. Opsi penerapan dini dihilangkan karena
penerapan dini hanya dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan

SAK IAI
dalam IFRS terkait diadopsi secara bersamaan menjadi SAK.

3. IAS 33 paragraf 74A tentang tanggal efektif tidak diadopsi karena tidak relevan.

ONLINE
4. IAS 33 paragraf 74B–74D tentang tanggal efektif tidak diadopsi karena tidak
relevan. Adopsi IAS 33 menjadi PSAK 56 menggunakan IAS 33 yang telah
mengakomodir amendemen tersebut.

5. IAS 33 paragraf 76 tentang penarikan SIC-24 Earnings Per Share—Financial


Instruments and Other Contracts that May Be Settled in Shares tidak diadopsi
karena tidak relevan.

6. PSAK 56 paragraf 74a tentang tanggal efektif penyesuaian.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak ix
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


LABA PER SAHAM PSAK 56

DAFTAR ISI

Paragraf
PENDAHULUAN......................................................................................... 01–08
Tujuan .................................................................................................................. 01
Ruang lingkup......................................................................................................... 02–04A
Definisi .................................................................................................................. 05–08

PENGUKURAN........................................................................................... 09–63
Laba per saham dasar............................................................................................ 09–29
Laba
.................................................................................................................. 12–18

SAK IAI
Saham............................................................................................................... 19–29
Laba per saham dilusian....................................................................................... 30–63
Laba
.................................................................................................................. 33–35
Saham............................................................................................................... 36–40
Intsrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif........................ 41–63

ONLINE
Opsi, waran, dan ekuivalennya........................................................... 45–48
Instrumen dapat dikonversi................................................................ 49–51
Saham yang dapat diterbitkan secara kontinjen.............................. 52–57
Kontrak yang dapat diselesaikan dengan saham biasa
atau kas.................................................................................................... 58–61
Opsi yang dibeli..................................................................................... 62
Opsi jual yang diterbitkan................................................................... 63

PENYESUAIAN RETROSPEKTIF..................................................................... 64–65

PENYAJIAN.................................................................................................. 66–69

PENGUNGKAPAN...................................................................................... 70–73A

TANGGAL EFEKTIF................................................................................... 74–74E

PENARIKAN................................................................................................ 75–76

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak xi
LABA PER SAHAM PSAK 56

PEDOMAN PENERAPAN
Laba rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk...................... PP01
Penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu......................................... PP02
Angka kendali................................................................................................. PP03
Harga pasar rata-rata saham biasa.............................................................. PP04–PP05
Opsi, waran, dan ekuivalennya.................................................................... PP06–PP09
Opsi jual yang diterbitkan............................................................................ PP10
Instrumen entitas anak, ventura bersama, atau entitas asosiasi............ PP11–PP12
Instrumen ekuitas partisipasi dan saham biasa dua kelas...................... PP13–PP14
Saham yang dibayar sebagian....................................................................... PP15–PP16

CONTOH ILUSTRATIF

SAK IAI
ONLINE

xii Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 56

LABA PER SAHAM

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 56: Laba Per Saham terdiri dari paragraf
01–76 dan Pedoman Penerapan. PSAK 56 dilengkapi dengan Contoh Ilustrasi yang
bukan merupakan bagian dari PSAK 56. Seluruh paragraf dalam Pernyataan ini
memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal
dan miring mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 56 harus dibaca dalam konteks
tujuan pengaturan dan Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan. PSAK 25: Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan memberikan dasar memilih
dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan yang eksplisit. Pernyataan
ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.

PENDAHULUAN

Tujuan

01. Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menetapkan prinsip penentuan dan penyajian
laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas yang berbeda pada

SAK IAI
periode pelaporan yang sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama.
Walaupun data laba per saham mempunyai keterbatasan karena adanya perbedaan kebijakan
akuntansi yang mungkin digunakan untuk menentukan ’laba’, penentuan penyebut secara
konsisten akan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Fokus Pernyataan ini pada penyebut
yang digunakan dalam penghitungan laba per saham.

Ruang Lingkup

ONLINE
02. Pernyataan ini diterapkan pada:
(a) laporan keuangan individual entitas yang:
(i) memiliki saham biasa atau instrumen berpotensi saham biasa yang diperdagangkan
di pasar publik (bursa saham domestik atau luar negeri, atau over-the counter,
termasuk pasar modal lokal dan regional) atau
(ii) telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran pada regulator pasar modal atau regulator lainnya
untuk tujuan penerbitan saham di pasar publik; dan
(b) laporan keuangan konsolidasian suatu kelompok usaha dengan entitas induk yang:
(i) memiliki saham biasa atau instrumen berpotensi saham biasa yang diperdagangkan
di pasar publik (bursa saham domestik atau luar negeri, atau over-the counter,
termasuk pasar modal lokal dan regional) atau
(ii) telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran pada regulator pasar modal atau regulator lainnya
untuk tujuan penerbitan saham di pasar publik.

03. Entitas yang mengungkapkan laba per saham menghitung dan mengungkapkan
laba per saham sesuai dengan Pernyataan ini.

04. Jika entitas menyajikan laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan
tersendiri yang disusun sesuai dengan PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian dan PSAK
4: Laporan Keuangan Tersendiri, maka pengungkapan yang disyaratkan oleh Pernyataan
ini disajikan hanya berdasarkan informasi konsolidasian. Entitas yang memilih untuk
mengungkapkan laba per saham berdasarkan laporan keuangan tersendiri menyajikan
informasi laba per saham tersebut hanya dalam laporan laba rugi dan penghasilan

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.1
LABA PER SAHAM PSAK 56

komprehensif lain. Entitas tidak diperkenankan menyajikan informasi laba per saham
tersebut dalam laporan keuangan konsolidasian.

04A. Jika entitas menyajikan pos laba rugi dalam laporan terpisah sebagaimana
dijelaskan dalam PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan paragraf 10A, maka entitas
menyajikan laba per saham hanya dalam laporan laba rugi tersendiri tersebut.

Definisi

05. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

Antidilusi adalah kenaikan laba per saham atau penurunan rugi per saham sebagai akibat
dari adanya asumsi bahwa instrumen dapat dikonversi telah dikonversi, opsi atau waran
telah dilaksanakan, atau saham biasa telah diterbitkan berdasarkan pada pemenuhan
ketentuan tertentu.

Dilusi adalah penurunan laba per saham atau peningkatan rugi per saham sebagai akibat
dari adanya asumsi bahwa instrumen dapat dikonversi telah dikonversi, opsi atau waran
telah dilaksanakan, atau saham biasa telah diterbitkan berdasarkan pada pemenuhan
ketentuan tertentu.

Instrumen berpotensi saham biasa adalah instrumen keuangan atau kontrak lain yang

SAK IAI
memungkinkan pemegangnya memperoleh saham biasa.

Opsi jual atas saham biasa adalah kontrak yang memberikan hak kepada pemegangnya
untuk menjual saham biasa pada harga tertentu dan jangka waktu tertentu.

Opsi, waran, dan ekuivalennya adalah instrumen keuangan yang memberikan hak kepada

ONLINE
pemegangnya untuk membeli saham biasa.

Perjanjian saham kontinjen adalah perjanjian untuk menerbitkan saham yang bergantung
pada pemenuhan ketentuan tertentu.

Saham biasa adalah instrumen ekuitas yang merupakan subordinat dari seluruh kelompok
instrumen ekuitas lain.

Saham biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen adalah saham biasa yang dapat
diterbitkan berdasarkan pada pemenuhan ketentuan tertentu dalam suatu perjanjian
saham kontinjen tanpa atau dengan sedikit pembayaran baik dalam bentuk kas maupun
alat pembayaran lain.

06. Saham biasa berhak mendapat bagian laba dalam suatu periode hanya jika saham
jenis lain, seperti saham preferen, telah mendapat bagian laba. Entitas mungkin memiliki
lebih dari satu kelas saham biasa. Saham biasa yang mempunyai kelas yang sama memiliki
hak yang sama untuk menerima dividen.

07. Contoh instrumen berpotensi saham biasa adalah:


(a) liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas, termasuk saham preferen, yang dapat
dikonversikan menjadi saham biasa;
(b) opsi dan waran;
(c) saham yang akan diterbitkan berdasarkan pada pemenuhan ketentuan akibat adanya
perjanjian kontraktual, seperti pembelian suatu bisnis atau aset lain.

08. Istilah yang didefinisikan dalam PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian digunakan
dalam Pernyataan ini dengan pengertian yang sesuai dengan PSAK 50 paragraf 11, kecuali
dinyatakan lain. PSAK 50 mendefinisikan instrumen keuangan, aset keuangan, liabilitas

56.2 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

keuangan dan instrumen ekuitas dan memberikan panduan dalam menerapkan definisi tersebut.
PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar mendefinisikan nilai wajar dan menetapkan syarat untuk
menerapkan definisi tersebut.

PENGUKURAN

Laba Per Saham Dasar

09. Entitas menghitung jumlah laba per saham dasar atas laba rugi yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan, jika disajikan, laba rugi
dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa
tersebut.

10. Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba rugi yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk (pembilang) dengan jumlah
rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar (penyebut) dalam suatu periode.

11. Tujuan informasi laba per saham dasar adalah menyediakan ukuran mengenai
kepentingan setiap saham biasa entitas induk atas kinerja entitas selama periode pelaporan.

Laba

SAK IAI
12. Untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar, jumlah laba yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk terkait dengan:
(a) laba rugi dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk;
dan
(b) laba rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk;
jumlah pada huruf (a) dan (b) merupakan jumlah setelah disesuaikan dengan jumlah

ONLINE
dividen preferen setelah pajak, selisih yang timbul dari penyelesaian saham preferen, dan
akibat lain yang serupa dari saham preferen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.

13. Seluruh pos penghasilan dan beban yang dapat diatribusikan kepada pemegang
saham biasa entitas induk diakui dalam satu periode, termasuk beban pajak dan dividen
saham preferen yang diklasifikasikan sebagai liabilitas diperhitungkan dalam penentuan laba
atau rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas
induk (lihat PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan).

14. Jumlah dividen saham preferen setelah pajak yang dikurangkan dari laba rugi
adalah:
(a) jumlah dividen saham preferen setelah pajak atas saham preferen nonkumulatif yang
telah diumumkan dalam suatu periode; dan
(b) jumlah dividen saham preferen setelah pajak atas saham preferen kumulatif yang
disyaratkan pada periode tersebut, baik dividen tersebut telah atau belum diumumkan.
Jumlah dividen saham preferen pada suatu periode tidak termasuk jumlah dividen saham
preferen untuk saham preferen kumulatif yang dibayar atau diumumkan selama periode
berjalan yang berasal dari periode sebelumnya.

15. Saham preferen yang memberikan dividen awal yang rendah sebagai kompensasi
dari penjualan saham preferen pada harga diskonto, atau dividen di atas pasar pada periode
selanjutnya sebagai kompensasi bagi investor yang membeli saham preferen pada harga
premium, sering disebut sebagai saham preferen dengan tarif meningkat. Beberapa isu dasar
adalah diskonto atau premium saat penerbitan saham preferen dengan tarif meningkat
diamortisasi ke saldo laba dengan menggunakan metode suku bunga efektif dan diperlakukan
sebagai dividen saham preferen untuk tujuan penghitungan laba per saham.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.3
LABA PER SAHAM PSAK 56

16. Saham preferen mungkin dapat dibeli kembali melalui penawaran tender oleh
entitas kepada pemegang saham. Selisih lebih nilai wajar atas imbalan yang dibayarkan kepada
pemegang saham preferen dengan jumlah tercatat saham preferen mencerminkan keuntungan
bagi pemegang saham preferen dan pengurang saldo laba bagi entitas. Jumlah tersebut
dikurangkan dalam penghitungan laba rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham
biasa entitas induk.

17. Konversi awal dari saham preferen dapat dikonversi mungkin dipengaruhi oleh
entitas melalui perubahan yang lebih menguntungkan atas syarat konversi sebelumnya atau
melalui pembayaran imbalan tambahan. Selisih lebih nilai wajar saham biasa atau imbalan
lain yang dibayarkan atas nilai wajar saham biasa yang dapat diterbitkan berdasarkan syarat
konversi sebelumnya merupakan keuntungan bagi pemegang saham preferen, dan dikurangkan
dalam penghitungan laba rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas
induk.

18. Selisih lebih jumlah tercatat saham preferen atas nilai wajar dari imbalan yang
dibayarkan dalam penyelesaian saham preferen ditambahkan dalam penghitungan laba rugi
yang dapat diatribusikan bagi pemegang saham biasa entitas induk.

Saham

SAK IAI
19. Untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar, jumlah saham biasa adalah
jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama suatu periode.

20. Penggunaan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama suatu
periode mencerminkan kemungkinan bahwa jumlah modal pemegang saham berubah
selama suatu periode akibat dari naik atau turunnya jumlah saham yang beredar pada
setiap waktu. Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama periode berjalan

ONLINE
adalah jumlah saham biasa yang beredar pada awal periode, disesuaikan dengan jumlah
saham biasa yang dibeli kembali atau diterbitkan selama periode tersebut, dikalikan dengan
faktor pembobot waktu. Faktor pembobot waktu adalah jumlah hari beredarnya sekelompok
saham dibandingkan dengan jumlah hari dalam suatu periode; perkiraan wajar dari rata-rata
tertimbang dapat diterima dalam banyak keadaan.

21. Pada umumnya saham dimasukkan dalam penghitungan jumlah rata-rata tertimbang
saham sejak tanggal dapat ditagihnya (yang pada umumnya adalah tanggal penerbitan saham),
sebagai contoh:
(a) saham biasa yang diterbitkan melalui pertukaran dengan kas diperhitungkan sejak kas
sudah bisa diterima;
(b) saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen saham biasa atau
saham preferen diperhitungkan ketika dividen direinvestasikan;
(c) saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrumen utang menjadi saham
biasa diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga;
(d) saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok dari instrumen
keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga;
(e) saham biasa yang diterbitkan dalam rangka penyelesaian liabilitas dari entitas
diperhitungkan sejak tanggal penyelesaian tersebut;
(f) saham biasa yang diterbitkan sebagai imbalan atas perolehan aset selain kas diperhitungkan
pada saat tanggal perolehan tersebut diakui; dan
(g) saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasa kepada entitas diperhitungkan
sejak jasa diterima entitas.
Waktu diperhitungkannya saham biasa ditentukan oleh syarat dan ketentuan yang melekat
saat penerbitannya. Perlu dipertimbangkan secara matang substansi setiap kontrak yang
berkaitan dengan penerbitan tersebut.

56.4 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

22. Saham biasa yang diterbitkan sebagai bagian dari imbalan yang dialihkan dalam
kombinasi bisnis diperhitungkan dalam jumlah rata-rata tertimbang saham sejak tanggal
akuisisi. Hal ini disebabkan sejak tanggal tersebut pihak pengakuisisi memperhitungkan laba
rugi pihak diakuisisi ke dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

23. Saham biasa yang akan diterbitkan sehubungan dengan konversi dari instrumen
yang wajib dikonversi dimasukkan dalam penghitungan laba per saham dasar sejak tanggal
kontrak berlaku.

24. Saham biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen dianggap sebagai saham
beredar dan dimasukkan dalam penghitungan laba per saham dasar hanya sejak tanggal
dipenuhinya seluruh ketentuan yang diperlukan (yaitu peristiwa tersebut telah terjadi). Saham
yang dapat diterbitkan hanya semata-mata karena berlalunya waktu bukan merupakan saham
yang dapat diterbitkan secara kontinjen, sebab berlalunya waktu adalah hal yang pasti. Saham
biasa beredar yang dapat ditarik secara kontinjen tidak diperhitungkan sebagai saham beredar
dan dikeluarkan dari penghitungan laba per saham dasar sampai dengan tanggal saham
tersebut tidak akan ditarik kembali.

25. Dikosongkan.

26. Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama periode tersebut

SAK IAI
dan untuk seluruh periode sajian disesuaikan untuk peristiwa, selain konversi instrumen
berpotensi saham biasa, yang telah mengubah jumlah saham biasa yang beredar tanpa
disertai perubahan sumber daya.

27. Saham biasa dapat diterbitkan, atau jumlah saham biasa yang beredar dapat
berkurang, tanpa disertai perubahan sumber daya. Contohnya mencakup:
(a) kapitalisasi laba atau penerbitan saham bonus (dikenal sebagai dividen saham);

ONLINE
(b) unsur bonus dalam penerbitan saham lain, sebagai contoh unsur bonus dalam penerbitan
hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang saham yang ada;
(c) pemecahan saham; dan
(d) penggabungan saham.

28. Dalam kapitalisasi laba, penerbitan saham bonus, atau pemecahan saham, saham
biasa diterbitkan kepada pemegang saham yang ada tanpa imbalan tambahan. Oleh karena
itu, jumlah saham biasa yang beredar meningkat tanpa disertai peningkatan sumber daya.
Jumlah saham biasa yang beredar sebelum peristiwa tersebut disesuaikan dengan perubahan
proporsional atas jumlah saham beredar seolah-olah peristiwa tersebut terjadi pada permulaan
dari periode sajian paling awal. Sebagai contoh, pada penerbitan dua saham bonus untuk tiap
satu saham beredar, jumlah saham biasa yang beredar sebelum penerbitan dikalikan tiga
untuk memperoleh jumlah baru total saham biasa, atau dikalikan dua untuk memperoleh
jumlah tambahan saham biasa.

29. Penggabungan saham biasa umumnya mengurangi jumlah saham biasa yang
beredar tanpa disertai pengurangan sumber daya. Akan tetapi, jika dampak keseluruhan
adalah pembelian kembali saham pada nilai wajar, maka pengurangan jumlah saham biasa
yang beredar adalah hasil dari terjadinya pengurangan sumber daya. Contohnya adalah
penggabungan saham biasa dikombinasikan dengan dividen khusus. Jumlah rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar untuk periode transaksi kombinasi tersebut terjadi
disesuaikan untuk pengurangan jumlah saham biasa sejak tanggal dividen khusus tersebut
diakui.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.5
LABA PER SAHAM PSAK 56

Laba Per Saham Dilusian

30. Entitas menghitung jumlah laba per saham dilusian untuk laba rugi yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan, jika disajikan, laba rugi
dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham tersebut.

31. Untuk tujuan penghitungan laba per saham dilusian, entitas menyesuaikan laba
rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan jumlah
rata-rata tertimbang saham yang beredar, atas dampak dari seluruh instrumen berpotensi
saham biasa yang bersifat dilutif.

32. Tujuan dari laba per saham dilusian sejalan dengan laba per saham dasar, yaitu
untuk menyediakan ukuran kepentingan setiap saham biasa atas kinerja entitas, dengan
memperhitungkan dampak dari seluruh instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif
yang beredar selama periode tersebut. Oleh karena itu:
(a) laba rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk ditambah
dengan dividen dan bunga setelah pajak yang diakui pada periode terkait dengan instrumen
berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif, dan disesuaikan dengan perubahan lain
dalam penghasilan atau beban yang berasal dari konversi instrumen yang mempunyai
potensi saham biasa yang bersifat dilutif tersebut; dan
(b) jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar ditambah dengan jumlah rata-

SAK IAI
rata tertimbang tambahan saham biasa yang seolah-olah telah beredar dengan asumsi
adanya konversi seluruh instrumen yang mempunyai potensi saham biasa yang bersifat
dilutif.

Laba

33. Untuk tujuan penghitungan laba per saham dilusian, entitas menyesuaikan laba

ONLINE
rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk, dihitung sesuai
dengan ketentuan paragraf 12, setelah dampak pajak dari:
(a) dividen atau hal lain yang terkait dengan instrumen berpotensi saham biasa yang
bersifat dilutif yang dikurangkan untuk menghasilkan laba rugi yang dapat diatribusikan
kepada pemegang saham biasa entitas induk sebagaimana dihitung sesuai dengan
paragraf 12;
(b) bunga yang diakui dalam periode tersebut terkait dengan instrumen berpotensi saham
biasa yang bersifat dilutif; dan
(c) setiap perubahan lain dalam penghasilan atau beban yang berasal dari konversi
instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif.

34. Setelah instrumen berpotensi saham biasa dikonversi menjadi saham biasa, hal
yang dijelaskan di paragraf 33(a)–(c) tidak timbul lagi. Namun, saham biasa baru mempunyai
kepentingan atas laba rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas
induk. Oleh karena itu, laba rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa
entitas induk yang dihitung sesuai dengan paragraf 12 disesuaikan dengan hal yang dimaksud
di paragraf 33(a)–(c) dan pajak terkait. Beban yang terkait dengan instrumen berpotensi saham
biasa meliputi biaya transaksi dan diskonto yang dihitung sesuai dengan metode suku bunga
efektif (lihat PSAK 71: Instrumen Keuangan).

35. Konversi instrumen berpotensi saham biasa dapat menyebabkan perubahan


dalam penghasilan atau beban. Sebagai contoh, pengurangan beban bunga yang terkait
dengan instrumen berpotensi saham biasa dan peningkatan laba atau penurunan rugi dapat
menyebabkan kenaikan beban yang berkaitan dengan program bagi laba nondiskresi untuk
karyawan (non-discretionary employee profit-sharing plan). Untuk tujuan penghitungan laba
per saham dilusian, laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa
entitas induk disesuaikan atas setiap perubahan penghasilan atau beban.

56.6 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

Saham

36. Untuk tujuan penghitungan laba per saham dilusian, jumlah saham biasa adalah
jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang dihitung sesuai dengan paragraf 19 dan
paragraf 26, ditambah dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang akan diterbitkan
pada saat pengkonversian seluruh instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif
menjadi saham biasa. Instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif dianggap
telah dikonversi menjadi saham biasa pada awal periode atau pada tanggal penerbitan
instrumen berpotensi saham biasa tersebut, jika penerbitannya lebih akhir.

37. Instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif ditentukan secara terpisah
untuk setiap periode sajian. Jumlah instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif
yang tercakup dalam periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode pelaporan bukan
merupakan rata-rata tertimbang dari instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif
yang tercakup dalam setiap penghitungan interim.

38. Instrumen berpotensi saham biasa dihitung secara tertimbang selama periode
beredarnya. Instrumen berpotensi saham biasa yang dibatalkan atau kedaluarsa selama periode
tersebut dimasukkan dalam penghitungan laba per saham dilusian hanya sebesar porsi periode
beredarnya. Instrumen berpotensi saham biasa yang telah dikonversi menjadi saham biasa
selama periode tersebut dimasukkan dalam penghitungan laba per saham dilusian terhitung

SAK IAI
sejak awal periode sampai dengan tanggal konversi. Selanjutnya, sejak tanggal konversi, saham
biasa hasil konversi dimasukkan dalam penghitungan laba per saham dasar dan laba per
saham dilusian.

39. Jumlah saham biasa yang akan diterbitkan saat konversi instrumen berpotensi saham
biasa yang bersifat dilutif ditentukan sesuai persyaratan instrumen berpotensi saham biasa
tersebut. Jika tersedia lebih dari satu basis pengkonversian, maka penghitungan menggunakan

ONLINE
asumsi nilai konversi atau harga eksekusi yang paling menguntungkan dari sudut pandang
pemegang instrumen berpotensi saham biasa.

40. Entitas anak, ventura bersama atau entitas asosiasi dapat menerbitkan kepada pihak
selain entitas induk atau investor yang memiliki pengendalian bersama dengan, atau memiliki
pengaruh signifikan atas, instrumen berpotensi saham biasa investee yang dapat dikonversi
menjadi saham biasa entitas anak, ventura bersama atau entitas asosiasi, atau saham biasa
entitas induk atau investor yang memiliki pengendalian bersama dengan, atau memiliki
pengaruh signifikan (entitas pelapor) atas, investee. Jika instrumen berpotensi saham biasa
entitas anak, ventura bersama, atau entitas asosiasi tersebut memiliki dampak dilutif terhadap
laba per saham dasar entitas pelapor, maka instrumen tersebut masuk dalam penghitungan
laba per saham dilusian.

Instrumen Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif

41. Instrumen berpotensi saham biasa diperlakukan dilutif jika, dan hanya jika,
konversinya menjadi saham biasa akan menurunkan laba per saham atau meningkatkan
rugi per saham dari operasi yang dilanjutkan.

42. Entitas menggunakan laba atau rugi dari operasi yang dilanjutkan yang dapat
diatribusikan kepada entitas induk sebagai angka kendali untuk menentukan apakah
instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif atau antidilutif. Laba atau rugi dari
operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk disesuaikan dengan
paragraf 12 dan tidak memperhitungkan hal yang terkait dengan operasi yang dihentikan.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.7
LABA PER SAHAM PSAK 56

43. Instrumen berpotensi saham biasa bersifat antidilutif jika konversinya menjadi
saham biasa akan meningkatkan laba per saham atau menurunkan rugi per saham dari
operasi yang dilanjutkan. Penghitungan laba per saham dilusian mengabaikan konversi,
pelaksanaan, atau penerbitan lain dari instrumen berpotensi saham biasa yang mempunyai
dampak antidilutif pada laba per saham.

44. Dalam menentukan apakah instrumen berpotensi saham biasa bersifat dilutif
atau antidilutif, setiap penerbitan atau serangkaian penerbitan instrumen berpotensi saham
biasa dipertimbangkan secara terpisah, dan bukan secara penggabungan. Urutan dalam
memperhitungkan instrumen berpotensi saham biasa dapat memengaruhi apakah instrumen
tersebut bersifat dilutif. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan dilusi dari laba per saham
dasar, setiap penerbitan atau rangkaian penerbitan instrumen berpotensi saham biasa
dipertimbangkan secara urut mulai dari yang paling besar sifat dilutifnya sampai yang paling
kecil sifat dilutifnya, yaitu instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif dengan "laba
per tambahan saham" terendah diperhitungkan dalam penghitungan laba per saham dilusian
sebelum instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif tersebut dengan laba per
tambahan saham yang lebih tinggi. Opsi dan waran biasanya diperhitungkan pertama kali
karena tidak memengaruhi pembilang dalam penghitungan.

Opsi, Waran, dan Ekuivalennya

SAK IAI
45. Untuk tujuan penghitungan laba per saham dilusian, entitas mengasumsikan
pelaksanaan opsi dan waran yang bersifat dilutif. Penerimaan yang diasumsikan dari
instrumen tersebut dianggap telah diterima dari penerbitan saham biasa pada harga pasar
rata-rata saham biasa selama periode tersebut. Perbedaan antara jumlah saham biasa
yang diterbitkan dan jumlah saham biasa yang akan diterbitkan pada harga pasar rata-
rata saham biasa selama periode tersebut dianggap sebagai penerbitan saham biasa tanpa
imbalan.

ONLINE
46. Opsi dan waran bersifat dilutif jika instrumen tersebut berakibat pada diterbitkannya
saham biasa pada tingkat harga yang lebih rendah daripada harga pasar rata-rata saham
biasa selama periode. Jumlah dilusi merupakan selisih antara harga pasar rata-rata saham
biasa selama periode tersebut dan harga penerbitan. Oleh karena itu, dalam menghitung laba
per saham dilusian, instrumen berpotensi saham biasa diperlakukan sesuai dengan kedua
ketentuan di bawah ini:
(a) kontrak penerbitan untuk sejumlah saham biasa pada harga pasar rata-ratanya selama
periode tersebut. Saham biasa diasumsikan telah dinilai secara wajar dan tidak bersifat
dilutif maupun antidilutif. Saham biasa tersebut diabaikan dalam penghitungan laba per
saham dilusian;
(b) kontrak penerbitan untuk sisa saham biasa tanpa imbalan. Saham tersebut tidak
memberikan hasil dan tidak memiliki dampak terhadap laba atau rugi yang dapat
diatribusikan kepada saham biasa beredar. Oleh karena itu, saham tersebut bersifat
dilutif dan ditambahkan ke dalam jumlah saham biasa beredar untuk menentukan laba
per saham dilusian.

47. Opsi dan waran memiliki dampak dilutif hanya jika harga pasar rata-rata saham
biasa selama periode tersebut melebihi harga eksekusi opsi atau waran tersebut (in the money).
Laba per saham yang dilaporkan sebelumnya tidak disesuaikan secara retroaktif untuk
mencerminkan perubahan harga saham biasa.

47A. Untuk kesepakatan opsi saham dan pembayaran berbasis saham lain yang diatur
dalam PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham, harga penerbitan sesuai dengan paragraf 46 dan
harga eksekusi sesuai dengan paragraf 47 yang mencakup nilai wajar (diukur sesuai dengan
PSAK 53) barang atau jasa yang tersedia bagi entitas di masa depan berdasarkan kesepakatan
opsi saham atau pembayaran berbasis saham lain.

56.8 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

48. Opsi saham karyawan dengan jangka waktu tetap atau dapat ditentukan dan saham
biasa tidak vest diperlakukan sebagai opsi dalam penghitungan laba per saham dilusian,
walaupun mungkin bersifat kontinjen terhadap terpenuhinya vesting. Opsi tersebut dianggap
beredar pada tanggal pemberian. Opsi saham karyawan berbasis kinerja diperlakukan sebagai
saham yang dapat diterbitkan secara kontinjen karena penerbitannya kontinjen terhadap
pemenuhan ketentuan tertentu di samping terpenuhinya jangka waktu.

Instrumen Dapat Dikonversi

49. Dampak dilutif dari instrumen dapat dikonversi tercermin dalam laba per saham
dilusian sesuai dengan paragraf 33 dan 36.

50. Saham preferen dapat dikonversi bersifat antidilutif ketika jumlah dividen saham
preferen tersebut yang diumumkan atau diakumulasi pada periode berjalan per saham biasa
yang dapat diperoleh pada saat konversi, melebihi laba per saham dasar. Serupa dengan hal
tersebut, utang dapat dikonversi bersifat antidilutif jika bunga (setelah dikurangi pajak dan
perubahan lain dalam penghasilan atau beban) per saham biasa yang dapat diperoleh pada
saat konversi melebihi laba per saham dasar.

51. Penebusan atau konversi atas saham preferen dapat dikonversi mungkin hanya
memengaruhi sebagian jumlah saham preferen dapat dikonversi yang beredar sebelumnya.

SAK IAI
Dalam hal ini, setiap kelebihan imbalan sesuai dengan paragraf 17, diatribusikan kepada
saham yang ditebus atau dikonversi untuk tujuan menentukan apakah sisa saham preferen
beredar bersifat dilutif. Saham yang ditebus atau dikonversi diperhitungkan secara terpisah
dari saham yang tidak ditebus atau dikonversi.

Saham yang Dapat Diterbitkan Secara Kontinjen

ONLINE
52. Sesuai dengan penghitungan laba per saham dasar, saham biasa yang dapat
diterbitkan secara kontinjen diperlakukan sebagai saham yang beredar dan diperhitungkan
dalam penghitungan laba per saham dilusian jika ketentuannya terpenuhi (yaitu peristiwa
telah terjadi). Saham yang dapat diterbitkan secara kontinjen diperhitungkan sejak awal
periode (atau sejak tanggal perjanjian saham kontinjen, jika tanggal perjanjian lebih akhir).
Jika ketentuannya tidak terpenuhi, maka jumlah saham biasa yang dapat diterbitkan secara
kontinjen masuk dalam penghitungan laba per saham dilusian yang didasarkan pada jumlah
saham yang seolah-olah akan diterbitkan jika saat akhir periode merupakan akhir periode
kontinjensi. Penyajian kembali tidak diperkenankan jika ketentuannya tidak terpenuhi ketika
periode kontinjensi berakhir.

53. Jika pencapaian atau pemeliharaan jumlah laba tertentu pada suatu periode
merupakan ketentuan untuk penerbitan kontinjen dan jika jumlah tersebut telah tercapai
pada akhir periode pelaporan tetapi harus dipelihara hingga melewati akhir periode pelaporan
untuk suatu periode tambahan, maka saham biasa tambahan dianggap sebagai saham beredar,
jika dampaknya bersifat dilutif ketika memperhitungkan laba per saham dilusian. Dalam hal
tersebut, penghitungan laba per saham dilusian didasarkan pada jumlah saham biasa yang
akan diterbitkan jika jumlah laba pada akhir periode pelaporan merupakan jumlah laba pada
akhir periode kontinjensi. Disebabkan laba dapat berubah pada periode mendatang, dalam
penghitungan laba per saham dasar tidak memasukkan saham biasa yang dapat diterbitkan
secara kontinjen tersebut sampai akhir periode kontinjensi karena tidak semua ketentuan
yang diperlukan terpenuhi.

54. Jumlah saham biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen dapat bergantung
pada harga pasar saham biasa masa depan. Dalam hal tersebut, jika dampaknya bersifat
dilutif, penghitungan laba per saham dilusian didasarkan pada jumlah saham biasa yang akan
diterbitkan jika harga pasar pada akhir periode pelaporan merupakan harga pasar pada akhir

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.9
LABA PER SAHAM PSAK 56

periode kontinjensi. Jika ketentuan tersebut didasarkan pada harga pasar rata-rata selama
suatu periode waktu yang melampaui akhir periode pelaporan, maka digunakan harga pasar
rata-rata periode waktu yang telah berlalu tersebut. Karena harga pasar dapat berubah pada
periode masa depan, penghitungan laba per saham dasar tidak memasukkan saham biasa
yang dapat diterbitkan secara kontinjen tersebut sampai akhir periode kontinjensi karena
tidak semua ketentuan yang diperlukan terpenuhi.

55. Jumlah saham biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen dapat bergantung
pada laba masa depan dan harga saham biasa masa depan. Dalam kasus tersebut, jumlah
saham biasa yang masuk dalam penghitungan laba per saham dilusian didasarkan pada kedua
ketentuan tersebut (yaitu laba sampai pada tanggal pelaporan dan harga pasar kini pada
akhir periode pelaporan). Saham biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen tidak termasuk
dalam penghitungan laba per saham dilusian kecuali kedua ketentuan tersebut terpenuhi.

56. Dalam kasus lain, jumlah saham biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen
bergantung pada suatu ketentuan selain laba atau harga pasar (sebagai contoh, pembukaan
toko pengecer pada jumlah tertentu). Dalam kasus tersebut, diasumsikan bahwa ketentuan saat
ini tetap tidak berubah sampai akhir periode kontinjensi, saham biasa yang dapat diterbitkan
secara kontinjen dimasukkan dalam penghitungan laba per saham dilusian sesuai dengan
ketentuan pada akhir periode pelaporan.

SAK IAI
57. Instrumen berpotensi saham biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen (selain
dari yang telah ditentukan pada suatu perjanjian saham kontinjen, seperti instrumen dapat
dikonversi yang dapat diterbitkan secara kontinjen) termasuk dalam penghitungan laba per
saham dilusian sebagai berikut:
(a) entitas menentukan apakah instrumen berpotensi saham biasa dapat diasumsikan untuk
diterbitkan berdasarkan ketentuan tertentu sesuai dengan ketentuan saham biasa yang
dapat diterbitkan secara kontinjen sesuai dengan paragraf 52–56; dan

ONLINE
(b) jika instrumen berpotensi saham biasa tersebut tercermin pada laba per saham dilusian,
maka entitas menentukan dampaknya terhadap penghitungan laba per saham dilusian
dengan mengikuti ketentuan untuk opsi dan waran di paragraf 45–48, ketentuan untuk
instrumen dapat dikonversi di paragraf 49–51, ketentuan untuk kontrak yang dapat
diselesaikan dengan saham biasa atau kas di paragraf 58–61, atau ketentuan lain yang
sesuai.
Akan tetapi, pelaksanaan atau konversi tidak diasumsikan untuk tujuan penghitungan laba per
saham dilusian kecuali diasumsikan bahwa pelaksanaan atau konversi instrumen berpotensi
saham biasa beredar yang sejenis tidak dapat diterbitkan secara kontinjen.

Kontrak yang Dapat Diselesaikan dengan Saham Biasa atau Kas

58. Jika entitas telah menerbitkan sebuah kontrak yang dapat diselesaikan dengan
saham biasa atau kas berdasarkan pilihan entitas, maka entitas menganggap bahwa kontrak
tersebut akan diselesaikan dengan saham biasa dan instrumen berpotensi saham biasa yang
dihasilkan tersebut dimasukkan dalam laba per saham dilusian jika pengaruhnya bersifat
dilutif.

59. Ketika kontrak tersebut disajikan untuk tujuan akuntansi sebagai aset atau liabilitas,
atau memiliki komponen ekuitas dan liabilitas, maka entitas menyesuaikan pembilang untuk
setiap perubahan dalam laba atau rugi yang akan dihasilkan selama periode tersebut apabila
kontrak telah diklasifikasikan seluruhnya sebagai instrumen ekuitas. Penyesuaian dimaksud
serupa dengan penyesuaian di paragraf 33.

60. Untuk kontrak yang dapat diselesaikan dengan saham biasa ataupun kas
berdasarkan pilihan pemegang kontrak, penyelesaian dengan kas dan saham yang lebih
bersifat dilutif digunakan dalam penghitungan laba per saham dilusian.

56.10 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

61. Contoh kontrak yang dapat diselesaikan dengan saham biasa atau kas adalah
instrumen utang yang, pada saat jatuh tempo, memberikan entitas hak tak terbatas untuk
menyelesaikan pokok utang dalam bentuk kas atau saham biasa sendiri. Contoh lain adalah opsi
jual yang diterbitkan yang memberikan pilihan kepada pemegangnya untuk menyelesaikannya
dalam bentuk saham biasa atau kas.

Opsi yang Dibeli

62. Kontrak seperti opsi jual dan opsi beli yang dibeli entitas (seperti opsi yang dimiliki
entitas atas saham entitas itu sendiri) tidak dimasukkan dalam penghitungan laba per saham
dilusian karena dengan memasukkan opsi tersebut dapat bersifat antidilutif. Opsi jual hanya
akan dilaksanakan jika harga eksekusi lebih tinggi daripada harga pasar dan opsi beli akan
dilaksanakan hanya jika harga eksekusi lebih rendah daripada harga pasar.

Opsi Jual yang Diterbitkan

63. Kontrak yang mensyaratkan entitas untuk membeli kembali sahamnya sendiri,
seperti opsi jual yang diterbitkan dan forward purchase contract, tercermin dalam
penghitungan laba per saham dilusian jika berdampak dilutif. Jika kontrak tersebut dalam
posisi untung selama periode tersebut (yaitu ketika harga eksekusi atau harga penyelesaian
di atas harga pasar rata-rata selama periode tersebut), maka dampak dilutif potensial

SAK IAI
terhadap laba per saham dihitung sebagai berikut:
(a) diasumsikan bahwa pada awal periode pelaporan sejumlah saham biasa akan diterbitkan
(pada harga pasar rata-rata selama periode tersebut) untuk mendapatkan hasil untuk
memenuhi kontrak;
(b) diasumsikan bahwa hasil penerbitan saham tersebut digunakan untuk memenuhi
kontrak (yaitu pembelian kembali saham); dan
(c) tambahan saham biasa (selisih antara jumlah saham yang diasumsikan diterbitkan

ONLINE
dan jumlah saham biasa yang diterima dari pemenuhan kontrak) dimasukkan dalam
penghitungan laba per saham dilusian.

PENYESUAIAN RETROSPEKTIF

64. Jika jumlah saham biasa atau instrumen berpotensi saham biasa yang beredar
meningkat sebagai akibat dari kapitalisasi, penerbitan saham bonus atau pemecahan
saham, atau menurun sebagai akibat dari penggabungan saham, maka penghitungan laba
per saham dasar dan dilusian untuk seluruh periode yang disajikan disesuaikan secara
retrospektif. Jika perubahan tersebut terjadi setelah periode pelaporan tetapi sebelum laporan
keuangan diotorisasi untuk terbit, maka penghitungan per saham untuk periode berjalan
dan setiap periode sajian sebelumnya disajikan berdasarkan jumlah saham yang baru.
Fakta bahwa penghitungan per saham mencerminkan adanya perubahan jumlah saham
tersebut diungkapkan. Sebagai tambahan, laba per saham dasar dan dilusian untuk seluruh
periode sajian disesuaikan terhadap dampak kesalahan serta penyesuaian yang berasal dari
perubahan kebijakan akuntansi yang diperhitungkan secara retrospektif.

65. Entitas tidak menyajikan kembali laba per saham dilusian dari periode sajian
sebelumnya karena adanya perubahan asumsi yang digunakan dalam penghitungan laba per
saham atau adanya konversi instrumen berpotensi saham biasa menjadi saham biasa.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.11
LABA PER SAHAM PSAK 56

PENYAJIAN

66. Entitas menyajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain,
laba per saham dasar dan dilusian untuk laba atau rugi dari operasi yang dilanjutkan
yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan untuk laba atau
rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk selama periode
tersebut untuk setiap kelas saham biasa yang mempunyai hak berbeda dalam pembagian
laba pada periode tersebut (jika ada). Entitas menyajikan laba per saham dasar dan dilusian
dengan derajat ketersajian yang setara untuk seluruh periode sajian.

67. Laba per saham disajikan untuk setiap periode laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain yang disajikan. Jika laba per saham dilusian dilaporkan untuk paling sedikit
satu periode, maka laba per saham dilusian dilaporkan untuk seluruh periode sajian, meskipun
nilainya sama dengan laba per saham dasar. Jika laba per saham dasar dan dilusian sama,
maka keduanya dapat disajikan dalam satu baris pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain.

67A. Jika entitas menyajikan pos laba rugi dalam laporan terpisah sebagaimana dijelaskan
dalam PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan paragraf 10A maka entitas menyajikan laba per
saham dasar dan dilusian, sesuai dengan paragraf 66 dan 67, dalam laporan laba rugi tersendiri
tersebut.

SAK IAI
68. Entitas yang melaporkan operasi yang dihentikan mengungkapkan laba per saham
dasar dan dilusian untuk operasi yang dihentikan tersebut dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain atau catatan atas laporan keuangan.

68A. Jika entitas menyajikan pos laba rugi dalam laporan terpisah sebagaimana dijelaskan
dalam PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan paragraf 10A maka entitas menyajikan laba per

ONLINE
saham dasar dan dilusian untuk operasi yang dihentikan, sesuai dengan paragraf 68, dalam
laporan laba rugi tersendiri tersebut atau pada catatan atas laporan keuangan.

69. Entitas menyajikan laba per saham dasar dan dilusian walaupun nilainya negatif
(rugi per saham).

PENGUNGKAPAN

70. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut:


(a) jumlah yang digunakan sebagai pembilang dalam penghitungan laba per saham dasar
dan dilusian, dan rekonsiliasi jumlah tersebut terhadap laba atau rugi yang dapat
diatribusikan kepada entitas induk untuk periode tersebut. Rekonsiliasi tersebut mencakup
dampak individual dari setiap kelas instrumen yang memengaruhi laba per saham.
(b) jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang digunakan sebagai penyebut dalam
penghitungan laba per saham dasar dan dilusian, dan rekonsiliasi penyebut tersebut.
Rekonsiliasi tersebut mencakup dampak individual dari setiap kelas instrumen yang
memengaruhi laba per saham.
(c) instrumen (termasuk saham yang dapat diterbitkan secara kontinjen) yang berpotensi
mendilusi laba per saham dasar di masa depan, namun tidak dimasukkan dalam
penghitungan laba per saham dilusian karena instrumen tersebut bersifat antidilutif
untuk periode sajian.
(d) penjelasan transaksi saham biasa atau transaksi instrumen berpotensi saham biasa,
selain yang dihitung sesuai dengan paragraf 64, yang terjadi setelah periode pelaporan
dan akan secara signifikan mengubah jumlah saham biasa atau instrumen berpotensi
saham biasa yang beredar pada akhir periode tersebut seandainya transaksi dimaksud
terjadi sebelum akhir periode pelaporan.

56.12 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

71. Contoh transaksi di paragraf 70(d) meliputi:


(a) penerbitan saham untuk mendapatkan kas;
(b) penerbitan saham yang hasilnya digunakan untuk membayar pinjaman atau membeli
kembali saham preferen yang masih beredar pada akhir periode pelaporan;
(c) pembelian kembali saham biasa yang beredar;
(d) konversi atau pelaksanaan instrumen berpotensi saham biasa yang masih beredar pada
akhir periode pelaporan menjadi saham biasa;
(e) penerbitan opsi, waran, atau instrumen dapat dikonversi; dan
(f) pemenuhan ketentuan yang akan mengakibatkan diterbitkannya saham yang dapat
diterbitkan secara kontinjen.
Jumlah laba per saham tidak disesuaikan untuk transaksi di atas yang terjadi setelah periode
pelaporan karena transaksi tersebut tidak memengaruhi jumlah modal yang digunakan untuk
menghasilkan laba atau rugi pada periode tersebut.

72. Instrumen keuangan dan kontrak lain yang menghasilkan instrumen berpotensi
saham biasa mungkin menggunakan persyaratan dan ketentuan yang memengaruhi pengukuran
laba per saham dasar dan dilusian. Persyaratan dan ketentuan ini mungkin menentukan apakah
ada instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif dan, jika demikian, dampaknya
terhadap jumlah rata-rata tertimbang saham beredar dan penyesuaiannya terhadap laba atau
rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa. Pengungkapan persyaratan
dan ketentuan dari instrumen keuangan tersebut dan kontrak lainnya dianjurkan, kecuali

SAK IAI
diharuskan (lihat PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan).

73. Jika entitas mengungkapkan, sebagai tambahan pengungkapan atas laba per
saham dasar dan dilusian, jumlah per saham dengan menggunakan komponen laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain yang dilaporkan selain yang diatur dalam
Pernyataan ini, maka jumlah tersebut dihitung menggunakan jumlah rata-rata tertimbang
saham biasa yang ditentukan berdasarkan Pernyataan ini. Jumlah per saham dasar atau

ONLINE
dilusian yang terkait dengan komponen tersebut diungkapkan dengan derajat ketersajian
yang setara dan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas menyatakan
dasar penentuan pembilang, termasuk apakah jumlah per saham tersebut merupakan jumlah
sebelum atau setelah pajak. Jika suatu komponen dari laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain yang digunakan tidak dilaporkan sebagai pos tertentu pada laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain, maka rekonsiliasi dilakukan antara komponen
yang digunakan dan pos tertentu yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain.

73A. Paragraf 73 berlaku juga bagi entitas yang mengungkapkan, sebagai


tambahan pengungkapan atas laba per saham dasar dan dilusian, jumlah per saham
dengan menggunakan pos yang dilaporkan dalam laba rugi, selain yang disyaratkan oleh
Pernyataan ini.

TANGGAL EFEKTIF

74. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012.

74a. Entitas menerapkan penyesuaian paragraf 04, 04A, 40, 67A, 68A, 73A dan
A11 secara retrospektif dan paragraf 08, 47A, dan A2 secara prospektif untuk periode tahun
buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015.

74A–74D. Dikosongkan.

74E. PSAK 71: Instrumen Keuangan mengamendemen paragraf 34. Entitas


menerapkan amendemen tersebut ketika menerapkan PSAK 71.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.13
LABA PER SAHAM PSAK 56

PENARIKAN

75. Pernyataan ini menggantikan PSAK 56 (1999): Laba Per Saham.

76. Dikosongkan.

SAK IAI
ONLINE

56.14 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

PEDOMAN PENERAPAN

Pedoman Penerapan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PSAK 56.

Laba Rugi yang Dapat Diatribusikan Kepada Entitas Induk

PP01. Untuk tujuan penghitungan laba per saham berdasarkan laporan keuangan
konsolidasian, laba rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mengacu pada laba
rugi entitas konsolidasian setelah penyesuaian untuk kepentingan nonpengendali.

Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

PP02. Penerbitan saham biasa pada saat pelaksanaan atau konversi instrumen berpotensi
saham biasa pada umumnya tidak menimbulkan unsur bonus. Hal ini terjadi karena instrumen
berpotensi saham biasa umumnya diterbitkan pada nilai wajar, yang menyebabkan terjadinya
perubahan sumber daya yang tersedia bagi entitas secara proporsional. Akan tetapi, pada
penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), harga eksekusi seringkali lebih
rendah dari pada nilai wajar saham tersebut. Oleh karena itu, sesuai dengan paragraf 27(b),
penerbitan HMETD tersebut mengandung unsur bonus. Apabila penerbitan HMETD tersebut
ditawarkan kepada seluruh pemegang saham, maka jumlah saham biasa yang akan digunakan
dalam penghitungan laba per saham dasar dan dilusian untuk seluruh periode sebelum

SAK IAI
penerbitan HMETD tersebut adalah jumlah saham biasa yang beredar sebelum penerbitan
HMETD, dikalikan dengan faktor-faktor berikut:

Nilai wajar per saham sesaat sebelum pelaksanaan HMETD


Nilai wajar teoritis per saham tanpa HMETD

Nilai wajar teoritis per saham tanpa HMETD dihitung dengan menambahkan nilai wajar

ONLINE
penggabungan saham sesaat sebelum pelaksanaan HMETD dengan hasil pelaksanaan HMETD,
dan dibagi dengan jumlah saham beredar setelah pelaksanaan HMETD. Jika HMETD akan
diperdagangkan secara terpisah dari sahamnya sebelum tanggal pelaksanaan, nilai wajar adalah
nilai yang diukur pada saat penutupan hari terakhir saham tersebut diperdagangkan secara
bersamaan dengan HMETD.

Angka Kendali

PP03. Untuk mengilustrasikan penerapan konsep angka kendali sesuai dengan paragraf
42 dan 43, asumsikan bahwa entitas mempunyai laba dari operasi yang dilanjutkan yang dapat
diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp4.800, rugi dari operasi yang dihentikan yang dapat
diatribusikan kepada entitas induk sebesar (Rp7.200), rugi yang dapat diatribusikan kepada
entitas induk sebesar (Rp2.400), dan 2.000 lembar saham biasa serta 400 instrumen berpotensi
saham biasa yang beredar. Laba per saham dasar entitas adalah Rp2,40 dari operasi berjalan,
(Rp3,60) untuk operasi yang dihentikan, dan untuk rugi sebesar (Rp1,20). 400 instrumen
berpotensi saham biasa tersebut dimasukkan dalam penghitungan laba per saham dilusian
karena hasil penghitungan laba per saham sejumlah Rp2 untuk operasi berjalan adalah dilutif,
dengan asumsi tidak ada dampak laba atau rugi 400 lembar instrumen berpotensi saham
biasa tersebut. Karena laba dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada
entitas induk merupakan angka kendali, entitas juga memasukkan 400 instrumen berpotensi
saham biasa dalam penghitungan jumlah laba per saham lainnya, walaupun jumlah laba per
saham hasil penghitungan tersebut bersifat antidilutif terhadap laba per saham dasar yang
menjadi pembandingnya, yaitu rugi per sahamnya lebih kecil ([Rp3] per saham untuk rugi
dari operasi yang dihentikan dan [Rp1] per saham untuk rugi).

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.15
LABA PER SAHAM PSAK 56

Harga Pasar Rata-Rata Saham Biasa

PP04. Untuk tujuan penghitungan laba per saham dilusian, harga pasar rata-rata saham
biasa yang diasumsikan akan diterbitkan dihitung berdasarkan harga pasar rata-rata saham
biasa selama periode tersebut. Secara teoritis, setiap transaksi saham biasa suatu entitas yang
terjadi di pasar dapat dimasukkan ke dalam penetapan rata-rata harga pasar. Akan tetapi,
pada praktiknya, harga rata-rata mingguan atau bulanan biasanya dianggap mencukupi.

PP05. Pada umumnya, harga pasar penutupan dianggap memadai untuk menghitung
rata-rata harga pasar. Akan tetapi, jika fluktuasi harga semakin besar, maka rata-rata dari
harga tinggi dan rendah biasanya menghasilkan harga yang lebih mewakili. Metode yang
digunakan untuk menghitung harga pasar rata-rata digunakan secara konsisten kecuali jika
metode tersebut tidak lagi mewakili dikarenakan adanya perubahan ketentuan. Sebagai contoh,
entitas yang menggunakan harga pasar penutupan untuk menghitung harga pasar rata-rata
selama beberapa tahun yang harganya relatif stabil dapat menggantinya dengan metode rata-
rata dari harga tinggi dan rendah jika harga mulai mengalami fluktuasi yang tinggi dan harga
pasar penutupan tidak lagi menghasilkan harga rata-rata yang mewakili.

Opsi, Waran, dan Ekuivalennya

PP06. Opsi atau waran untuk membeli instrumen dapat dikonversi diasumsikan akan

SAK IAI
dilaksanakan untuk membeli instrumen tersebut saat harga rata-rata baik instrumen dapat
dikonversi maupun saham biasa yang dapat diperoleh saat konversi berada di atas harga
eksekusi opsi atau waran. Akan tetapi, pelaksanaan ini tidak diasumsikan kecuali jika konversi
dari instrumen yang dapat konversi sejenis yang beredar, jika ada, juga diasumsikan.

PP07. Opsi atau waran mungkin mengijinkan atau mensyaratkan penawaran utang
atau instrumen lain dari entitas (atau entitas induk atau entitas anak) dalam pembayaran

ONLINE
seluruh atau sebagian dari harga eksekusi. Dalam penghitungan laba per saham dilusian, opsi
atau waran tersebut memiliki efek dilutif jika (a) harga pasar rata-rata saham biasa terkait
untuk periode tersebut melebihi harga eksekusi atau (b) harga jual instrumen yang akan
ditawarkan lebih rendah dari pada ketika instrumen tersebut mungkin ditawarkan sesuai
perjanjian opsi atau waran, dan diskonto yang dihasilkan membentuk harga eksekusi efektif
di bawah harga pasar saham biasa yang didapat saat pelaksanaan. Dalam penghitungan laba
per saham dilusian, opsi atau waran tersebut diasumsikan akan dilaksanakan dan utang atau
instrumen lain diasumsikan akan ditawarkan. Jika penawaran tunai lebih menguntungkan bagi
pemegang opsi atau waran dan kontrak memperkenankan penawaran tunai, maka penawaran
tunai diasumsikan. Bunga (setelah pajak) pada setiap utang diasumsikan untuk ditawarkan
ditambahkan kembali sebagai penyesuaian terhadap pembilang.

PP08. Perlakuan yang serupa diberikan kepada saham preferen yang memiliki ketentuan
serupa atau instrumen lain yang memiliki opsi konversi yang memperkenankan investor untuk
membayar dengan kas untuk tingkat konversi yang lebih menguntungkan.

PP09. Ketentuan yang mendasari opsi atau waran tertentu mungkin mensyaratkan hasil
yang diterima dari pelaksanaan instrumen tersebut agar digunakan untuk melunasi utang
atau instrumen lain dari entitas (atau entitas induk atau entitas anak). Dalam penghitungan
laba per saham dilusian, opsi atau waran tersebut diasumsikan dilaksanakan dan hasilnya
digunakan untuk membeli utang pada harga pasar rata-rata dan bukan untuk membeli saham
biasa. Akan tetapi, kelebihan hasil yang diterima dari asumsi pelaksanaan yang melebihi
jumlah yang digunakan untuk pembelian utang yang diasumsikan diperhitungkan dalam
penghitungan laba per saham dilusian (diasumsikan digunakan untuk membeli kembali saham
biasa). Bunga (setelah pajak) atas setiap utang yang diasumsikan dibeli ditambahkan kembali
sebagai penyesuaian terhadap pembilang.

56.16 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

Opsi Jual yang Diterbitkan

PP10. Untuk mengilustrasikan penerapan paragraf 63, asumsikan bahwa entitas memiliki
120 opsi jual yang diterbitkan yang beredar atas saham biasa dengan harga eksekusi sebesar
Rp35. Harga pasar rata-rata saham biasa untuk periode tersebut adalah Rp28. Dalam menghitung
laba per saham dilusian, entitas mengasumsikan telah menerbitkan 150 lembar saham pada
harga Rp28 per lembar saham pada awal periode tersebut untuk memenuhi kewajiban opsi
jualnya sebesar Rp4.200. Perbedaan antara 150 lembar saham biasa yang diterbitkan dan 120
lembar saham biasa yang diterima untuk memenuhi opsi jual tersebut (selisih 30 lembar
saham biasa) ditambahkan kepada penyebut untuk menghitung laba per saham dilusian.

Instrumen Entitas Anak, Ventura Bersama, atau Entitas Asosiasi

PP11. Instrumen berpotensi saham biasa dari entitas anak, ventura bersama, atau
entitas asosiasi yang dapat dikonversi ke dalam saham biasa entitas anak, ventura bersama
atau entitas asosiasi, atau saham biasa entitas induk atau investor yang memiliki pengendalian
bersama dengan, atau pengaruh signifikan (entitas pelapor) atas investee, dimasukkan dalam
penghitungan laba per saham dilusian, sebagai berikut:
(a) Instrumen yang diterbitkan oleh entitas anak, ventura bersama atau entitas asosiasi yang
memberikan hak kepada para pemegangnya untuk mendapatkan saham biasa entitas
anak, ventura bersama atau entitas asosiasi dimasukkan dalam penghitungan data laba

SAK IAI
per saham dilusian entitas anak, ventura bersama atau entitas asosiasi. Laba per saham
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam penghitungan laba per saham entitas pelapor
berdasarkan kepemilikan entitas pelapor atas instrumen entitas anak, ventura bersama
atau entitas asosiasi.
(b) Instrumen entitas anak, ventura bersama atau entitas asosiasi yang dapat dikonversi
menjadi saham biasa entitas pelapor dianggap sebagai instrumen berpotensi saham biasa
dari entitas pelapor untuk tujuan penghitungan laba per saham dilusian. Demikian juga

ONLINE
opsi atau waran yang diterbitkan oleh entitas anak, ventura bersama atau entitas asosiasi
untuk membeli saham biasa entitas pelapor dianggap sebagai instrumen berpotensi saham
biasa dari entitas pelapor dalam penghitungan laba per saham dilusian konsolidasian.

PP12. Untuk tujuan penentuan dampak laba per saham atas instrumen yang diterbitkan
oleh entitas pelapor yang dapat dikonversi menjadi saham biasa entitas anak, ventura bersama
atau entitas asosiasi, instrumen tersebut diasumsikan dikonversi dan pembilang (laba atau
rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang ekuitas entitas induk) perlu disesuaikan
sesuai dengan paragraf 33. Sebagai tambahan atas penyesuaian tersebut, pembilang juga
disesuaikan untuk setiap perubahan dalam laba atau rugi yang dicatat oleh entitas pelapor
(seperti penghasilan dividen atau penghasilan metode ekuitas) yang dapat diatribusikan kepada
peningkatan jumlah saham biasa dari entitas anak, ventura bersama, atau entitas asosiasi yang
beredar sebagai akibat dari konversi yang diasumsikan tersebut. Penyebut dari penghitungan
laba per saham dilusian tidak terpengaruh karena jumlah saham biasa entitas pelapor yang
beredar tidak mengalami perubahan karena konversi yang diasumsikan tersebut.

Instrumen Ekuitas Partisipasi dan Saham Biasa Dua Kelas

PP13. Ekuitas dari beberapa entitas meliputi:


(a) instrumen yang berpartisipasi dalam dividen bersama dengan saham biasa sesuai dengan
rumus yang telah ditentukan (sebagai contoh, dua untuk satu), yang terkadang, disertai
dengan batas atas tingkat partisipasi (sebagai contoh, sampai dengan, tetapi tidak melebihi,
jumlah tertentu per saham).
(b) kelas saham biasa dengan tingkat dividen yang berbeda dengan kelas saham biasa lain
tetapi tanpa hak didahulukan atau senior.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.17
LABA PER SAHAM PSAK 56

PP14. Untuk tujuan penghitungan laba per saham dilusian, konversi diasumsikan
untuk instrumen-instrumen tersebut sesuai dengan paragraf PP13, yaitu dapat dikonversi
menjadi saham biasa apabila pengaruhnya dilutif. Untuk instrumen-instrumen yang tidak
dapat dikonversikan ke dalam suatu kelas saham biasa, laba atau rugi untuk periode tersebut
dialokasikan ke kelas saham yang berbeda dan instrumen ekuitas partisipasi berdasarkan hak
dividennya atau hak lain untuk berpartisipasi dalam laba yang belum didistribusikan. Untuk
menghitung laba per saham dasar dan dilusian:
(a) laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang ekuitas biasa entitas induk
disesuaikan (laba dikurangkan dan rugi ditambahkan) dengan jumlah dividen yang
diumumkan dalam periode untuk setiap kelas saham dan dengan jumlah dividen
kontraktual (atau bunga pada obligasi partisipasi) yang harus dibayar untuk periode
tersebut (sebagai contoh, dividen kumulatif yang belum dibayar).
(b) laba atau rugi yang tersisa dialokasikan ke saham biasa dan instrumen ekuitas partisipasi
hingga setiap instrumen saham mendapat bagian laba seolah-olah seluruh laba atau
rugi untuk periode tersebut telah didistribusikan. Total laba atau rugi yang dialokasikan
kepada setiap kelas instrumen ekuitas ditentukan dengan menambahkan jumlah yang
dialokasikan untuk dividen dan jumlah yang dialokasikan untuk fitur partisipasi.
(c) jumlah total laba atau rugi yang dialokasikan untuk setiap kelas instrumen ekuitas dibagi
dengan jumlah instrumen beredar, yang labanya dialokasikan untuk menentukan laba
per saham untuk instrumen tersebut.
Untuk penghitungan laba per saham dilusian, seluruh instrumen berpotensi saham biasa yang

SAK IAI
diasumsikan telah diterbitkan dimasukkan dalam saham biasa beredar.

Saham yang Dibayar Sebagian

PP15. Jika saham biasa diterbitkan tetapi belum dibayar penuh, saham tersebut
diperlakukan dalam penghitungan laba per saham dasar sebagai bagian dari saham biasa
sepanjang saham tersebut berhak untuk berpartisipasi dalam dividen selama periode tersebut

ONLINE
relatif kepada saham biasa yang dibayar penuh.

PP16. Sepanjang saham yang belum dibayar penuh yang tidak mempunyai hak
partisipasi dalam dividen selama periode, maka saham tersebut diperlakukan sama dengan
waran atau opsi dalam penghitungan laba per saham dilusian. Jumlah yang belum dibayar
diasumsikan mewakili hasil yang digunakan untuk membeli saham biasa. Jumlah saham
yang dimasukkan ke dalam laba per saham dilusian adalah selisih antara jumlah saham yang
dipesan dan jumlah saham yang diasumsikan untuk dibeli.

56.18 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

CONTOH ILUSTRATIF

Contoh-contoh berikut melengkapi, tetapi bukan bagian dari, PSAK 56.

CONTOH 1 SAHAM PREFEREN DENGAN TINGKAT IMBAL HASIL YANG


MENINGKAT

Referensi: PSAK 56 paragraf 12 dan 15

Entitas D menerbitkan saham preferen kumulatif kelas A yang tidak dapat dikonversi, tidak
dapat ditarik kembali, dengan nilai par Rp100 pada 1 Januari 20X1. Saham preferen kelas A
berhak atas dividen tahunan kumulatif Rp7 per lembar dimulai pada 20X4.

Pada saat penerbitan, tingkat imbal hasil pasar dividen atas saham preferen kelas A adalah 7%
per tahun. Sehingga Entitas D memperkirakan menerima sekitar Rp100 per saham preferen
kelas A jika tingkat dividen Rp7 per saham pada saat tanggal penerbitan.

Dengan mempertimbangkan syarat pembayaran dividen di atas, saham preferen kelas A


diterbitkan pada Rp81,63 per saham, yaitu pada diskonto Rp18,37 per saham. Harga penerbitan
dapat dihitung dengan menggunakan nilai sekarang dari Rp100, tingkat diskonto 7% selama
periode tiga tahun.

SAK IAI
Disebabkan saham tersebut dikelompokkan sebagai ekuitas, diskonto penerbitan awal tersebut
diamortisasi ke saldo laba menggunakan metode tingkat bunga efektif dan diperlakukan
sebagai dividen preferen untuk tujuan laba per saham. Untuk menghitung laba per saham
dasar, dividen per saham preferen kelas A dikurangkan untuk menentukan laba atau rugi
yang dapat diatribusikan kepada pemegang ekuitas entitas induk:

ONLINE
Tahun Nilai tercatat Dividen(a) Nilai(b) tercatat Dividen
saham preferen tersirat saham preferen dibayarkan
kelas A kelas A
1 Januari 31 Desember
Rp Rp Rp Rp
20X1 81,63 5,71 87,34 –
20X2 87,34 6,12 93,46 –
20X3 93,46 6,54 100,00 –
Selanjutnya: 100,00 7,00 107,00 (7,00)

(a)
pada tingkat diskonto 7%
(b)
sebelum pembayaran dividen

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.19
LABA PER SAHAM PSAK 56

CONTOH 2 JUMLAH RATA-RATA TERTIMBANG SAHAM BIASA

Referensi: PSAK 56 paragraf 19–21

Saham Saham(a) Saham


diterbitkan tresuri beredar
1 Jan 20X1 Saldo awal tahun 2.000 300 1.700
31 Mei 20X1 Penerbitan saham dengan
perolehan kas 800 – 2.500
1 Des 20X1 Pembelian saham tresuri
dengan kas – 250 2.250
31 Des 20X1 Saldo akhir tahun 2.800 550 2.250

Penghitungan rata-rata tertimbang:


(1.700 × 5⁄12) + (2.500 × 6⁄12) + (2.250 × 1⁄12) = 2.146 saham, atau
(1.700 × 12⁄12) + (800 × 7⁄12) – (250 × 1⁄12) = 2.146 saham
(a)
Saham tresuri adalah instrumen ekuitas yang diperoleh kembali dan dimiliki oleh entitas penerbit atau entitas anak.

SAK IAI
ONLINE

56.20 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

CONTOH 3 PENERBITAN SAHAM BONUS

Referensi: PSAK 56 paragraf 26, 27(a), dan 28

Laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang


saham biasa entitas induk 20X0 Rp180

Laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang


saham biasa entitas induk 20X1 Rp600
Saham biasa beredar sampai dengan
30 September 20X1 200
dua saham biasa untuk setiap
saham biasa beredar pada
Penerbitan saham bonus 1 Oktober 20X1
30 September 20X1
200 × 2 = 400

Rp600
Laba per saham dasar 20X1 = Rp1,00

SAK IAI
(200 + 400)

Rp180
Laba per saham dasar 20X0 = Rp0,30
(200 + 400)

Disebabkan penerbitan saham bonus tanpa imbalan, penerbitan tersebut diperlakukan seolah

ONLINE
telah terjadi sebelum awal 20X0, yaitu periode penyajian paling awal.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.21
LABA PER SAHAM PSAK 56

CONTOH 4 PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

Referensi: PSAK 56 paragraf 26, 27(b) dan PP02

20X0 20X1 20X1


Laba yang dapat diatribusikan kepada
pemegang saham biasa entitas induk Rp1.100 Rp1.500 Rp1.800
Saham beredar sebelum penerbitan 500 saham
HMETD

Penerbitan Satu saham baru untuk setiap lima saham


beredar (total 100 saham baru)
Harga eksekusi: Rp5
Tanggal penerbitan HMETD: 1 Jan 20X1
Tanggal terakhir pelaksanaan HMETD:
1 Maret 20X1
Harga pasar dari satu saham biasa
sesaat sebelum pelaksanaan pada
1 Maret 20X1 Rp11

SAK IAI
Tanggal Pelaporan 31 Desember

Penghitungan nilai teoritis per saham tanpa HMETD

Nilai wajar seluruh saham beredar sebelum pelaksanaan HMETD + Jumlah total
yang diterima dari pelaksanaan HMETD

ONLINE
Jumlah saham beredar sebelum pelaksanaan + jumlah saham yang diterbitkan pada
saat pelaksanaan

(Rp11 × 500 saham) + (Rp5 × 100 saham)


500 saham + 100 saham

Nilai teoritis per saham tanpa HMETD = Rp10,00

Penghitungan faktor penyesuaian

Nilai wajar per saham sebelum pelaksanaan HMETD Rp11,00


= 1,10
Nilai teoritis per saham tanpa HMETD Rp10,00

56.22 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

Penghitungan laba per saham dasar

20X0 20X1 20X2


LPS dasar 20X0
sebagaimana dilaporkan: Rp1.100 ÷ 500 saham = Rp2,20
LPS dasar 20X0 yang Rp1.100
disajikan kembali dalam = Rp2,00
rangka penerbitan HMETD: (500 saham × 1,1)

Rp1.500
LPS dasar 20X1 termasuk
= Rp2,54
dampak dari HMETD:
(500 × 1,1 × 2⁄12) + (600 × 10⁄12)
LPS dasar 20X2: Rp1.800 ÷ 600 saham Rp3,00

SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.23
LABA PER SAHAM PSAK 56

CONTOH 5 DAMPAK OPSI SAHAM TERHADAP LABA PER SAHAM DILUSIAN

Referensi: PSAK 56 paragraf 45–47

Laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa


entitas induk untuk tahun 20X1 Rp1.200.000

Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa


yang beredar selama tahun 20X1 500.000 saham

Harga pasar rata-rata dari satu saham biasa


selama tahun 20X1 Rp20.00

Jumlah rata-rata tertimbang saham berdasarkan


opsi selama tahun 20X1 100.000 saham

harga eksekusi saham berdasarkan


opsi selama tahun 20X1 Rp15.00

Penghitungan laba per saham

SAK IAI
Laba Saham laba per
saham
Laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang
saham biasa entitas induk
untuk tahun 20X1 Rp1.200.000

ONLINE
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar
selama tahun 20X1 500.000
Laba per saham dasar Rp2,40

Jumlah rata-rata tertimbang saham berdasarkan


opsi 100.000
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang akan
diterbitkan pada harga pasar
rata-rata: (100.000 × Rp15.00) ÷ Rp20.00 (a)
(75.000)

Laba per saham dilusian Rp1.200.000 525.000 Rp2,29

(a)
Laba tidak meningkat karena jumlah total saham meningka t hanya sebesar jumlah saham (25.000) yang dianggap
telah diterbitkan tanpa imbalan (lihat PSAK 56 paragraf 46(b)).

56.24 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

CONTOH 5A PENENTUAN HARGA EKSEKUSI OPSI SAHAM KARYAWAN

Jumlah rata-rata tertimbang dari opsi saham yang belum vested per
1.000
karyawan
Jumlah rata-rata tertimbang per karyawan yang akan diakui selama sisa
periode vesting atas jasa karyawan yang akan diberikan sebagai imbalan
untuk opsi saham, yang ditentukan sesuai dengan PSAK 53: Pembayaran
Berbasis Saham Rp1.200
Harga eksekusi tunai opsi saham yang belum vest Rp15

Penghitungan harga eksekusi yang disesuaikan


Nilai wajar dari jasa yang belum diberikan per karyawan: Rp1.200
Nilai wajar dari jasa yang belum diberikan per opsi: (Rp1.200 ÷ 1.000) Rp1,20
Total harga eksekusi opsi saham: (Rp15,00 + Rp1,20) Rp16,20

SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.25
LABA PER SAHAM PSAK 56

CONTOH 6 OBLIGASI DAPAT DIKONVERSI*

Referensi: PSAK 56 paragraf 33, 34, 36, dan 49

Laba yang dapat diatribusikan pada pemegang saham biasa Rp1.004


entitas induk
Saham biasa yang beredar 1.000
Laba per saham dasar Rp1,00
Obligasi dapat dikonversi 100
Setiap 10 obligasi dikonversi menjadi tiga saham biasa
Beban bunga untuk tahun berjalan terkait dengan komponen Rp10
liabilitas dari obligasi dapat dikonversi
Pajak kini dan tangguhan yang terkait dengan beban bunga Rp4
Catatan: beban bunga termasuk amortisasi diskonto yang timbul dari pengakuan awal
komponen liabilitas (Lihat PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian)
Laba disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemegang Rp1.004 + Rp10 – Rp4
saham biasa entitas induk = Rp1.010
Jumlah saham biasa hasil konversi obligasi 30

SAK IAI
Jumlah saham biasa yang digunakan untuk menghitung laba per 1.000 + 30 = 1.030
saham dilusian
Rp1.010
Laba per saham dilusian = Rp0,98
1.030

ONLINE

* Contoh ini tidak mengilustrasikan pengklasifikasian komponen instrumen keuangan yang dapat dikonversikan sebagai
liabilitas dan ekuitas atau pengklasifikasian bunga dan dividen yang terkait sebagai beban dan ekuitas sebagaimana
diatur dalam PSAK 50.

56.26 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

CONTOH 7 SAHAM YANG DAPAT DITERBITKAN SECARA KONTINJEN

Referensi: PSAK 56 paragraf 19, 24, 36, 37, 41–43, dan 52

Saham biasa yang beredar 1.000.000 (tidak ada opsi, waran, atau instrumen yang dapat
selama 20X1 dikonversikan selama periode tersebut)

Perjanjian sehubungan dengan kombinasi bisnis terkini menyebabkan penerbitan saham biasa
tambahan didasarkan atas persyaratan sebagai berikut:
5.000 saham biasa tambahan untuk setiap lokasi gerai baru
yang dibuka selama 20X1

1.000 saham biasa tambahan untuk setiap kelipatan Rp1.000


laba konsolidasi yang jumlahnya melebihi Rp2.000.000
untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X1

Jumlah gerai yang dibuka satu pada tanggal 1 Mei 20X1


sepanjang tahun: satu pada tanggal 1 Sept 20X1

Laba konsolidasi awal tahun

SAK IAI
sampai tanggal pelaporan
yang dapat diatribusikan
kepada pemegang saham biasa
entitas induk: Rp1.100.000 pada 31 Maret 20X1
Rp2.300.000 pada 30 Juni 20X1
Rp1.900.000 pada 30 Sept 20X1

ONLINE
(termasuk kerugian sebesar
Rp450.000 dari operasi yang dihentikan)
Rp2.900.000 pada 31 Des 20X1

Laba per saham dasar

Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Setahun


pertama kedua ketiga keempat penuh
Pembilang (Rp) 1.100.000 1.200.000 (400.000) 1.000.000 2.900.000
Penyebut:
Saham biasa beredar 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
Gerai kontinjensi – 3.333 (a)
6.667 (b)
10.000 5.000(c)
Laba kontinjensi (d)
– – – – –
Total Saham 1.000.000 1.003.333 1.006.667 1.010.000 1.005.000
Laba per saham dasar (Rp) 1,10 1,20 (0,40) 0,99 2,89

(a)
5.000 saham × 2⁄3
(b)
5.000 saham + (5.000 saham × 1⁄3)
(c)
(5.000 saham × 8⁄12) + (5.000 saham × 4⁄12)
(d)
Laba kontinjensi tidak memiliki dampak terhadap laba per saham dasar karena masih terdapat ketidakpastian bahwa
persyaratan dapat terpenuhi hingga akhir periode kontinjensi. Dampaknya diabaikan untuk penghitungan triwulan
keempat dan setahun penuh karena terdapat ketidakpastian bahwa persyaratan terpenuhi hingga hari terakhir periode.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.27
LABA PER SAHAM PSAK 56

Laba per saham dilusian

Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Setahun


pertama kedua ketiga keempat penuh
Pembilang (Rp) 1.100.000 1.200.000 (400.000) 1.000.000 2.900.000
Penyebut:
Saham biasa beredar 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
Gerai kontinjensi – 5.000 10.000 10.000 10.000
Laba kontinjensi(d) (a)
300.000(b) (c)
900.000(d) 900.000(d)
Total Saham 1.000.000 1.305.000 1.010.000 1.910.000 1.910.000
Laba per saham dasar
(Rp) 1,10 0,92 (0,40)(e) 0,52 1,52

(a)
Perusahaan A tidak memiliki keuntungan melebihi Rp2.000.000 sampai dengan tanggal 31 Maret 20X1. Pernyataan
ini tidak mengizinkan adanya proyeksi laba dan saham kontinjen terkait.
(b)
[(Rp2.300.000 – Rp2.000.000) ÷ 1.000] × 1.000 saham = 300.000 saham.
(c)
Laba awal tahun sampai tanggal pelaporan kurang dari Rp2.000.000.
(d)
[(Rp2.900.000 – Rp2.000.000) ÷ 1.000] × 1.000 saham = 900.000 saham.

SAK IAI
(e)
Karena kerugian selama triwulan ketiga berasal dari kerugian dari operasi yang tidak dilanjutkan, peraturan antidilusi
tidak dapat diterapkan. Angka Kendali yaitu keuntungan atau kerugian dari operasi yang tidak dilanjutkan tersedia
bagi pemegang saham entitas induk adalah positif. Oleh karena itu, dampak dari potensi saham biasa dimasukkan
dalam penghitungan laba per saham dilusian.

ONLINE

56.28 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

CONTOH 8 OBLIGASI DAPAT DIKONVERSI DENGAN PENYELESAIAN BERUPA


SAHAM ATAU KAS BERDASARKAN OPSI PENERBIT

Referensi: PSAK 56 paragraf 31–33, 36, 58, dan 59

Entitas menerbitkan 2.000 obligasi dapat dikonversi pada awal Tahun 1. Obligasi tersebut
mempunyai jangka waktu 3 tahun, dan diterbitkan pada nilai nominal sebesar Rp1.000 per
obligasi, sehingga total yang diperoleh adalah Rp2.000.000. Bunga terutang secara tahunan
yang dibayar dibelakang pada tingkat suku bunga nominal 6% per tahun. Masing-masing
obligasi dapat dikonversi setiap saat sampai jatuh tempo menjadi 250 saham biasa. Entitas
memiliki opsi untuk menyelesaikan jumlah pokok obligasi konversi dalam bentuk saham
biasa atau dalam bentuk kas.

Saat obligasi diterbitkan, tingkat suku bunga pasar yang berlaku untuk utang yang sejenis
dengan obligasi tersebut tanpa opsi konversi adalah 9%. Pada tanggal penerbitan, harga pasar
saham biasa adalah Rp3 per lembar. Pajak Penghasilan diabaikan.

Laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa


entitas induk untuk Tahun 1: Rp1.000.000
Saham biasa yang beredar 1.200.000
Obligasi dapat dikonversi yang beredar 2.000

SAK IAI
Alokasi dari penerbitan obligasi:
Komponen liabilitas: Rp1.848.122*
Komponen ekuitas: Rp151.878
Rp2.000.000

Komponen liabilitas dan ekuitas ditentukan sesuai dengan PSAK 50: Instrumen Keuangan:

ONLINE
Penyajian. Jumlah ini diakui sebagai nilai tercatat awal dari komponen liabilitas dan ekuitas.
Jumlah yang dialokasikan kepada komponen ekuitas dari opsi konversi penerbit tersebut
ditambahkan kepada ekuitas dan tidak disesuaikan.

Laba per saham dasar Tahun 1

Rp1.000.000
= Rp0,83 per saham biasa
1.200.000

Laba per saham dilusian Tahun 1

Diasumsikan bahwa penerbit akan menyelesaikan kontrak dengan menerbitkan saham biasa.
Oleh karena itu, dampak dilusian dihitung sesuai dengan PSAK 56 paragraf 59.

Rp1.000.000 + Rp166.331(a)
= Rp0,69 per saham biasa
1.200.000 + 500.000(b)

(a)
Laba disesuaikan untuk penambahan sebesar Rp166.331 (Rp1.848.122 × 9%) dari liabilitas karena berlalunya waktu.
(b)
500.000 saham biasa = 250 saham biasa × 2.000 obligasi terkonversikan.

* Ini mewakili nilai sekarang dari pokok dan bunga yang didiskontokan pada tingkat 9% – Rp2.000.000 terutang pada
akhir tahun ketiga; Rp120.000 terutang secara tahunan yang dibayar di belakang selama tiga tahun.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.29
LABA PER SAHAM PSAK 56

CONTOH 9 PENGHITUNGAN JUMLAH RATA-RATA TERTIMBANG SAHAM:


PENENTUAN URUTAN UNTUK MEMASUKKAN INSTRUMEN YANG BERSIFAT
DILUTIF*

Referensi Utama: PSAK 56 paragraf 44


Referensi Tambahan: PSAK 56 paragraf 10, 12, 19, 31–33, 36, 41–47, 49 dan 50

Laba

Laba dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp16.400.000

Dikurangi dividen saham preferen (6.400.000)


Laba dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada pemegang
saham biasa entitas induk 10.000.000

Rugi dari operasi yang tidak dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada
entitas induk (4.000.000)
Laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk Rp6.000.000
Saham biasa beredar 2.000.000

SAK IAI
Harga pasar rata-rata saham biasa sepanjang tahun Rp75,00

Instrumen berpotensi saham biasa

Opsi 100.000 dengan harga eksekusi sebesar Rp60

ONLINE
Saham preferen yang dapat 800.000 saham dengan nilai par sebesar Rp100 yang berhak
dikonversikan atas dividen kumulatif sebesar Rp8 per saham. Setiap saham
preferen dapat dikonversi menjadi dua saham biasa

Obligasi dapat dikonversi Nilai nominal Rp100.000.000. Setiap obligasi senilai Rp1.000
bunga 5% dapat dikonversi menjadi 20 saham biasa. Tidak ada amortisasi
premium atau diskonto yang memengaruhi tarif pajak 40%
penetapan beban bunga
Tarif pajak 40%

* Contoh ini tidak mengilustrasikan pengklasifikasian komponen instrumen keuangan konversi sebagai liabilitas dan
ekuitas atau pengklasifikasian bunga dan dividen terkait sebagai beban dan ekuitas sebagaimana dipersyaratkan oleh
PSAK 50.

56.30 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

Peningkatan laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa atas
pengkonversian instrumen berpotensi saham biasa

Peningkatan Peningkatan Laba per


laba jumlah saham saham
biasa tambahan

Rp Rp
Opsi
Peningkatan laba Nol

Penambahan saham
100.000 × (Rp75 – Rp60)
yang diterbitkan 20.000 Nol
÷ Rp75
tanpa imbalan

Saham preferen yang dapat dikonversi

Peningkatan laba Rp800.000 × 100 × 0,08 6.400.000

Saham tambahan 2 × 800.000 1.600.000 4,00

SAK IAI
Obligasi dapat dikonversi dengan bunga 5%
Peningkatan laba Rp100.000.000 × 0,05 × 3.000.000
(1 – 0,40)
Saham
100.000 × 20 2.000.000 1,5

ONLINE
tambahan

Urutan untuk memasukkan instrumen yang bersifat dilutif adalah:


1. Opsi
2. Obligasi dapat dikonversi dengan bunga 5%
3. Saham preferen dapat dikonversi

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.31
LABA PER SAHAM PSAK 56

Penghitungan laba per saham dilusian

Laba dari operasi yang Saham Per


dilanjutkan yang dapat biasa saham
diatribusikan kepada
pemegang saham biasa
entitas induk (angka
kendali)
Rp Rp
Sebagaimana dilaporkan 10.000.000 2.000.000 5,00
Opsi – 20.000
10.000.000 2.020.000 4,95 Dilutif
Obligasi dapat dikonversi
dengan bunga 5% 3.000.000 2.000.000
13.000.000 4.020.000 3,23 Dilutif
Saham preferen dapat
dikonversi 6.400.000 1.600.000
19.400.000 5.620.000 3,45 Antidilutif

SAK IAI
Disebabkan laba per saham dilusian meningkat ketika memasukkan saham preferen dapat
dikonversi ke dalam penghitungan (dari Rp3,23 menjadi Rp3,45), saham preferen dapat
dikonversi menjadi antidilutif dan diabaikan dalam penghitungan laba per saham dilusian. Oleh
karena itu, laba per saham dilusian untuk laba dari operasi yang dilanjutkan adalah Rp3,23.

ONLINE
LPS dasar LPS dilusian

Rp Rp
Laba dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan 5,00 3,23
kepada pemegang saham biasa entitas induk

Rugi dari operasi tidak dilanjutkan yang dapat diatribusikan (2,00)(a) (0,99)(b)
kepada pemegang saham biasa entitas induk

Laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa


3,00(c) 2,24(d)
entitas induk

(a)
(Rp4.000.000) ÷ 2.000.000 = (Rp2,00)
(b)
(Rp4.000.000) ÷ 4.020.000 = (Rp0,99)
(c)
Rp6.000.000 ÷ 2.000.000 = Rp3,00
(d)
(Rp6.000.000 + Rp3.000.000) ÷ 4.020.000 = Rp2,24

56.32 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

CONTOH 10 INSTRUMEN ENTITAS ANAK: PENGHITUNGAN LABA PER SAHAM


DASAR DAN LABA PER SAHAM DILUSIAN*

Referensi: PSAK 56 paragraf 40, PP11 dan PP12

Entitas Induk:
Laba yang dapat diatribusikan kepada Rp12.000 (tidak termasuk laba dari, atau dividen
pemegang saham biasa entitas induk yang dibayarkan oleh, entitas anak)
Saham biasa beredar 10.000
Instrumen anak yang dimiliki 800 saham biasa
entitas induk 30 waran yang dapat dilaksanakan untuk membeli
saham biasa entitas anak 300 saham preferen
konversi
Entitas Anak:
Laba Rp5.400
Saham biasa beredar 1.000
Waran 150, yang dapat dilaksanakan untuk pembelian
saham biasa entitas anak

SAK IAI
Harga Rp10
Harga rata-rata per saham biasa Rp20
Saham preferen dapat dikonversi 400, masing-masing dapat dikonversi menjadi satu
saham biasa
Dividen atas saham preferen Rp1 per saham

ONLINE
Tidak perlu ada eliminasi antara entitas induk dan entitas anak maupun penyesuaian, kecuali
untuk dividen.
Untuk tujuan ilustratif ini, pajak penghasilan diabaikan.

* Contoh ini tidak mengilustrasikan pengklasifikasian komponen instrumen keuangan konversi sebagai liabilitas dan
ekuitas atau pengklasifikasian bunga dan dividen terkait sebagai beban dan ekuitas sebagaimana dipersyaratkan oleh
PSAK 50.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.33
LABA PER SAHAM PSAK 56

Laba per saham entitas anak

LPS dasar Rp5,00 dihitung dengan cara: Rp5.400(a) – Rp400(b)


1.000(c)
LPS dilusian Rp3,66 dihitung dengan cara: Rp5.400(d)
(1.000 + 75(e) + 400(f))
(a)
Laba entitas anak yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa.
(b)
Dividen yang dibayarkan oleh entitas anak atas saham preferen dapat dikonversi.
(c)
Saham biasa entitas anak yang beredar.
(d)
Laba entitas anak yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa (Rp5.000) meningkat sebesar Rp400 atas
dividen saham preferen untuk tujuan penghitungan LPS dilusian.
(e)
Saham tambahan dari waran, dihitung sebagai berikut: [(Rp20 – Rp10) ÷ Rp20] × 150.
(f)
Saham biasa entitas anak yang diasumsikan beredar dari pengkonversian saham preferen dapat dikonversi, dihitung
sebagai berikut: 400 saham preferen dapat dikonversi x faktor konversi sebesar 1.

LPS konsolidasian

LPS Rp1,63 dihitung dengan cara: Rp12.000(a) + Rp4.300(b)

SAK IAI
dasar 10.000(c)

LPS Rp1,61 dihitung dengan cara: Rp12.000 + Rp2.928(d) + Rp55(e) + Rp1.098(f)


dilusian 10.000
(a)
Laba entitas induk yang dapat diatribusikan pada pemegang saham biasa entitas induk.

ONLINE
(b)
Bagian dari laba entitas anak yang akan dimasukkan dalam LPS dasar konsolidasian, dihitung sebagai berikut: (800
× Rp5,00) + (300 × Rp1,00).
(c)
Saham biasa entitas induk yang beredar.
(d)
Bagian proporsional entitas induk atas laba entitas anak yang dapat diatribusikan kepada saham biasa, dihitung
sebagai berikut: (800 ÷ 1.000) × (1.000 saham × Rp3,66 per saham).
(e)
Bagian proporsional entitas induk atas laba entitas anak yang dapat diatribusikan kepada waran, dihitung sebagai
berikut: (30 ÷ 150) × (75 saham tambahan × Rp3,66 per saham).
(f)
Bagian proporsional entitas induk atas laba entitas anak yang dapat diatribusikan kepada saham preferen dapat
dikonversi, dihitung sebagai berikut: (300 ÷ 400) × (400 saham dari hasil konversi × Rp3,66 per saham).

56.34 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

CONTOH 11 INSTRUMEN EKUITAS BERPARTISIPASI DAN SAHAM BIASA YANG


MEMPUNYAI DUA KELAS*

Referensi: PSAK 56 paragraf PP13 dan PP14

Laba yang dapat diatribusikan pada pemegang saham entitas induk Rp100.000
Saham biasa beredar 10.000
Saham preferen nonkonversi 6.000
Dividen tahunan nonkumulatif atas saham preferen (sebelum dividen Rp5,50 per
untuk saham biasa dibayar) saham

Setelah dividen saham biasa dibayar sebesar Rp2,10 per saham, saham preferen berhak atas
setiap tambahan dividen dengan rasio sebesar 20:80 bersama dengan saham biasa (yaitu
setelah saham preferen dan saham biasa telah memperoleh pembagian dividen masing-masing
Rp5,50 dan Rp2,10 per saham, maka berikutnya yang mendapat hak pembagian dividen lagi
adalah saham preferen yang berpartisipasi dalam dividen tambahan pada tingkat seperempat
dari jumlah yang dibayar untuk saham biasa atas dasar per saham).

Dividen atas saham preferen yang dibayar Rp33.000 (Rp5,50 per saham)
Dividen atas saham biasa yang dibayar Rp21.000 (Rp2,10 per saham)

SAK IAI
Penghitungan LPS dasar adalah sebagai berikut:
Rp Rp
Laba yang dapat diatribusikan kepada
pemegang saham entitas induk 100.000
Dikurangi dividen yang dibayar:
Saham Preferen 33.000
Saham Biasa 21.000

ONLINE
(54.000)

Laba yang belum didistribusikan 46.000

Alokasi laba yang belum didistribusikan:


Alokasi per saham biasa = A
Alokasi per saham preferen = B; B = ¼ A
(A × 10.000) + (¼ × A × 6.000) = Rp46.000
A = Rp46.000 ÷ (10.000 + 1.500)
A = Rp4,00
B = ¼ A
B = Rp1,00

Jumlah LPS dasar:


Saham preferen Saham biasa
Laba yang didistribusikan Rp5,50 Rp2,10
Laba yang belum didistribusikan Rp1,00 Rp4,00
Total Rp6,50 Rp6,10

* Contoh ini tidak mengilustrasikan pengklasifikasian komponen instrumen keuangan konversi sebagai liabilitas dan
ekuitas atau pengklasifikasian bunga dan dividen terkait sebagai beban dan ekuitas sebagaimana dipersyaratkan oleh
PSAK 50.

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.35
LABA PER SAHAM PSAK 56

CONTOH 12 PENGHITUNGAN DAN PENYAJIAN LPS DASAR DAN LPS DILUSIAN


(CONTOH KOMPREHENSIF)*

Contoh ini mengilustrasikan penghitungan LPS dasar dan LPS dilusian secara triwulanan dan
tahunan pada tahun 20X1 untuk Perusahaan A, yang memiliki struktur modal yang kompleks.
Angka kendali adalah laba atau rugi dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan
kepada entitas induk. Fakta lainnya diasumsikan sebagai berikut:

Harga pasar rata-rata saham biasa: Harga pasar rata-rata saham biasa untuk tahun 20X1
adalah sebagai berikut:

Triwulan pertama Rp49


Triwulan kedua Rp60
Triwulan ketiga Rp67
Triwulan keempat Rp67

Harga pasar rata-rata saham biasa dari periode 1 Juli hingga 1 September 20X1 adalah Rp65.

Saham biasa: Jumlah saham biasa yang beredar pada awal 20X1 adalah 5.000.000. Pada
1 Maret 20X1, sebanyak 200.000 saham biasa diterbitkan secara tunai.

SAK IAI
Obligasi dapat dikonversi: Pada triwulan terakhir tahun 20X0, obligasi dapat dikonversi dengan
bunga 5% dan pokok Rp12.000.000 yang jatuh tempo 20 tahun dijual tunai seharga Rp1.000
(par). Bunga akan dibayarkan sebanyak dua kali dalam setahun, yaitu pada 1 November dan
1 Mei. Setiap obligasi senilai Rp1.000 dapat dikonversikan menjadi 40 saham biasa. Tidak
ada obligasi yang dikonversikan pada 20X0. Seluruh obligasi dikonversi pada 1 April 20X1
karena obligasi tersebut ditarik oleh Perusahaan A melalui konversi.

ONLINE
Saham preferen dapat dikonversi: pada triwulan kedua 20X0, sebanyak 800.000 saham
preferen dapat dikonversi diterbitkan untuk mendapatkan aset pada transaksi pembelian.
Dividen triwulanan bagi setiap saham preferen dapat dikonversi adalah Rp0,05, yang akan
dibayarkan pada akhir triwulan tersebut untuk saham yang beredar pada tanggal tersebut.
Setiap saham preferen konversi dapat dikonversi menjadi satu saham biasa. Sejumlah 600.000
saham preferen dapat dikonversi menjadi saham biasa pada 1 Juni 20X1.

Waran: Waran untuk membeli 600.000 saham biasa pada Rp55 per saham dalam periode
lima tahun diterbitkan pada 1 Januari 20X1. Seluruh waran yang beredar dilaksanakan pada
1 September 20X1.

Opsi: Opsi untuk membeli 1.500.000 saham biasa pada Rp75 per saham dalam periode 10
tahun diterbitkan pada 1 Juli 20X1. Tidak ada opsi yang dilaksanakan selama tahun 20X1
dikarenakan harga eksekusi dari opsi tersebut melebihi harga pasar dari saham biasa.

Tarif pajak: Tarif pajak adalah 40% untuk tahun 20X1.

* Contoh ini tidak mengilustrasikan pengklasifikasian komponen instrumen keuangan konversi sebagai liabilitas dan
ekuitas atau pengklasifikasian bunga dan dividen terkait sebagai beban dan ekuitas sebagaimana dipersyaratkan oleh
PSAK 50.

56.36 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

20X1 Laba (rugi) dari(a) operasi Laba (rugi) yang dapat


yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada
diatribusikan kepada entitas entitas induk
induk
Rp Rp

Triwulan pertama 5.000.000 5.000.000


Triwulan kedua 6.500.000 6.500.000
Triwulan ketiga 1.000.000 (1.000.000)(b)
Triwulan keempat (700.000) (700.000)
Setahun penuh 11.800.000 9.800.000

(a)
Angka ini merupakan angka kendali (sebelum penyesuaian dividen saham preferen).
(b)
Perusahaan A mengalami kerugian Rp2.000.000 (setelah pajak) dari operasi yang dihentikan pada triwulan ketiga.

TRIWULAN PERTAMA 20X1

Penghitungan LPS dasar

SAK IAI
Laba dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada entitas
induk Rp5.000.000
Dikurangi: dividen saham preferen (Rp40.000)(a)
Laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk Rp4.960.000

ONLINE
Tanggal Saham beredar Bagian periode Rata-rata
tertimbang
saham
1 Januari – 28 Februari 5.000.000 2⁄3 3.333.333
Penerbitan saham biasa pada 1 Maret 200.000
1 Maret – 31 Maret 5.200.000 1⁄3 1.733.333
Rata-rata tertimbang saham 5.066.666

LPS Dasar Rp0,98

Penghitungan LPS dilusian

Laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk Rp4.960.000

Ditambah: dampak konversi yang


diasumsikan terhadap laba
Dividen saham preferen Rp40.000(a)
Bunga 5% terhadap obligasi yang
dapat dikonversi Rp90.000(b)

Dampak konversi yang diasumsikan Rp130.000

(a)
800.000 saham × Rp0,05
(b)
(Rp12.000.000 × 5%) ÷ 4; dikurangi pajak 40%
berlanjut...

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.37
LABA PER SAHAM PSAK 56

...lanjutan

Laba yang dapat diatribusikan kepada


pemegang saham biasa entitas induk
termasuk konversi yang diasumsikan Rp5.090.000

Rata-rata tertimbang saham 5.066.666

Ditambah: tambahan saham dari konversi


yang diasumsikan
Waran 0(c)
Saham preferen dapat dikonversi 800.000
Obligasi dapat dikonversi bunga 5% 480.000

Instrumen berpotensi saham biasa yang


bersifat dilutif 1.280.000
Rata-rata tertimbang saham – setelah
disesuaikan
6.346.666
LPS Dilusian Rp0,80

SAK IAI

(c)
Waran tidak diasumsikan akan dilaksanakan karena bersifat antidilutif selama periode tersebut (Rp55 (harga eksekusi)
> Rp49 (harga rata-rata)).

ONLINE

56.38 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

TRIWULAN KEDUA 20X1

Penghitungan LPS dasar

Laba dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada entitas
induk Rp6.500.000
Dikurangi: dividen saham preferen (10.000)(a)
Laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk Rp6.490.000

Tanggal Saham beredar Bagian periode Rata-rata


tertimbang
saham
1 April 5.200.000
Konversi obligasi dengan bunga 5% pada
1 April 480.000
1 April – 31 Mei 5.680.000 2⁄3 3.786.666
Konversi saham preferen 1 Juni 600.000
1 Juni – 30 Juni 6.280.000 1⁄3 2.093.333

SAK IAI
Rata-rata tertimbang saham 5.880.000
LPS Dasar Rp1,10

Penghitungan LPS dilusian

Laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk Rp6.490.000

ONLINE
Ditambah: dampak konversi yang
diasumsikan terhadap laba
dividen saham preferen Rp10.000(b)
Dampak konversi yang diasumsikan Rp10.000
Laba yang dapat diatribusikan kepada
pemegang saham biasa entitas induk
termasuk konversi yang diasumsikan Rp6.500.000

Rata-rata tertimbang saham


5.880.000
Ditambah: saham tambahan dari
konversi yang diasumsikan
Waran 50.000 (c)
Saham preferen dapat dikonversi 600.000(d)
Instrumen berpotensi saham biasa yang
650.000
bersifat dilutif
Rata-rata tertimbang saham setelah
disesuaikan 6.530.000
LPS Dilusian Rp1,00
(a)
200.000 saham × Rp0,05
(b)
200.000 saham × Rp0,05
(c)
Rp55 × 600.000 = Rp33.000.000; Rp33.000.000 ÷ Rp60 = 550.000; 600.000 – 550.000 = 50.000 saham atau
[(Rp60 – Rp55) ÷ Rp60] × 600.000 saham = 50.000 saham
(d)
(800.000 saham × 2⁄3) + (200.000 saham × 1⁄3)

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.39
LABA PER SAHAM PSAK 56

TRIWULAN KETIGA 20X1

Penghitungan LPS dasar


Laba dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp1.000.000

Dikurangi: dividen saham preferen (10.000)


Laba dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada
pemegang saham biasa entitas induk 990.000
Rugi dari operasi yang dihentikan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk (2.000.000)
Rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa dari entitas
induk Rp(1.010.000)

Tanggal Saham beredar Bagian periode Rata-rata


terimbang
saham
1 Jul – 31Agustus Eksekusi waran 6.280.000 2⁄3 4.186.666

pada 1 Sep 600.000

SAK IAI
1 Sep – 30 Sep 6.880.000 1⁄3 2.293.333

Rata-rata tertimbang saham 6.480.000

LPS Dasar
Laba dari operasi yang dilanjutkan Rp0,15

ONLINE
Rugi dari operasi yang dihentikan (Rp0,31)
Rugi (Rp0,16)

Penghitungan LPS dilusian


Laba dari operasi yang dilanjutkan yang
dapat diatribusikan kepada pemegang
saham biasa entitas induk Rp990.000
Ditambah: dampak konversi yang
diasumsikan terhadap laba dividen Rp10.000
saham preferen
Pengaruh konversi yang Rp10.000
diasumsikan

Laba dari operasi yang dilanjutkan yang


dapat diatribusikan kepada pemegang
saham biasa entitas induk termasuk
konversi yang diasumsikan Rp1.000.000
Rugi dari operasi yang dihentikan
yang dapat diatribusikan kepada
entitas induk (Rp2.000.000)

berlanjut...

56.40 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

...lanjutan

Rugi yang dapat diatribusikan kepada


pemegang saham biasa entitas induk
termasuk konversi yang diasumsikan (Rp1.000.000)

Rata-rata tertimbang saham 6.480.000


Ditambah: tambahan saham
dari konversi yang diasumsikan
Waran 61.538(a)
Saham preferen dapat dikonversi 200.000
Instrumen berpotensi saham biasa yang
dilutif 261.538
Rata-rata tertimbang saham-setelah
disesuaikan 6.741.538

LPS Dilusian
Laba dari operasi yang dilanjutkan Rp0,15
Rugi dari operasi yang dihentikan (Rp0,30)

SAK IAI
Rugi (Rp0,15)

(a)
[(Rp65 – Rp55) ÷ Rp65] × 600.000 = 92.308 saham; 92.308 × 2⁄3 = 61.538 saham

Catatan: Saham tambahan dari konversi yang diasumsikan diperhitungkan dalam penghitungan jumlah per saham

ONLINE
dilusian untuk rugi dari operasi yang dihentikan dan rugi walaupun bersifat antidilutif. Hal ini dikarenakan
angka kendali (laba dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa
entitas induk, yang telah disesuaikan dengan dividen saham preferen) nilainya adalah positif (yaitu laba, bukan
rugi).

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.41
LABA PER SAHAM PSAK 56

TRIWULAN KEEMPAT 20X1

Penghitungan LPS dasar


Rugi dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp(700.000)
Ditambah: dividen saham preferen (10.000)
Rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk Rp(710.000)

Tanggal Saham beredar Bagian periode Rata-rata


terimbang
saham
1 Oktober–31 Desember 6.880.000 3⁄3 6.880.000
Rata-rata tertimbang saham 6.880.000

LPS Dasar dan Dilusian


Rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk (Rp0,10)

Catatan: saham tambahan yang diasumsikan diperoleh dari konversi tidak diperhitungkan dalam penghitungan jumlah

SAK IAI
per saham dilusian dikarenakan nilai pengendali (rugi dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan
kepada pemegang saham biasa entitas induk, yang telah disesuaikan dengan dividen saham preferen) nilainya
adalah negatif (yaitu rugi, bukan laba).

SATU TAHUN PENUH 20XI

Penghitungan LPS dasar Rp

ONLINE
Laba dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada 11.800.000
entitas induk
Dikurangi: dividen saham preferen (70.000)
Laba dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada
pemegang saham biasa entitas induk 11.730.000
Rugi dari operasi yang dihentikan yang dapat diatribusikan kepada entitas
induk (2.000.000)
Laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas
induk 9.730.000

berlanjut...

56.42 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

...lanjutan
Tanggal Saham Bagian periode Rata-rata
beredar terimbang
saham
1 Januari – 28 Februari 5.000.000 2⁄12 833.333
Penerbitan saham biasa 1 Maret 200.000
1 Maret – 31 Maret 5.200.000 1⁄12 433.333
Konversi obligasi bunga 5% pada 1 April 480.000
1 April – 31 Mei 5.680.000 2⁄12 946.667
Konversi saham preferen pada 1 Juni 600.000
1 Juni – 31 Agustus 6.280.000 3⁄12 1.570.000
Eksekusi waran pada 1 September 600.000
1 September – 31 Desember 6.880.000 4⁄12 2.293.333
Rata-rata tertimbang saham 6.076.667

LPS Dasar

SAK IAI
Laba dari operasi yang dilanjutkan Rp1,93
Rugi dari operasi yang dihentikan (Rp0,33)
Laba Rp1,60
Laba dari operasi yang dilanjutkan yang
dapat diatribusikan kepada pemegang saham

ONLINE
biasa entitas induk 11.730.000
Ditambah: dampak konversi yang
diasumsikan terhadap laba
Dividen saham preferen 70.000
Bunga 5% atas obligasi dapat dikonversi 90.000(a)

Dampak konversi yang diasumsikan 160.000

Laba dari operasi yang dilanjutkan yang


dapat diatribusikan kepada pemegang saham
biasa entitas induk termasuk konversi yang
diasumsikan 11.890.000
Rugi dari operasi yang dihentikan yang
dapat diatribusikan kepada entitas induk (2.000.000)
Laba yang dapat diatribusikan kepada
pemegang saham biasa entitas induk
termasuk konversi yang diasumsikan 9.890.000

berlanjut...

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.43
LABA PER SAHAM PSAK 56

...lanjutan

Rata-rata tertimbang saham 6.076.667


Ditambah: Saham tambahan dari konversi
yang diasumsikan
Waran 14.880(b)
Saham preferen yang dapat dikonversi 450.000(c)
Obligasi dapat dikonversikan bunga 5% 120.000(d)
Instrumen berpotensi saham biasa yang
bersifat dilutif 584.880
Rata-rata tertimbang saham setelah
disesuaikan 6.661.547
LPS Dilusian
Laba dari operasi yang dilanjutkan Rp1,78
Rugi dari operasi yang dihentikan (Rp0,30)
Laba Rp1,48

SAK IAI
(a)
(Rp12.000.000 × 5%) ÷ 4; dikurangi pajak 40%
(b)
[(Rp57.125* – Rp55) ÷ Rp57.125] × 600.000 = 22.320 saham; 22.320 × 8⁄12 =14.880 saham
* rata-rata harga saham sejak 1 Januari 20X1 hingga 1 September 20X1
(c)
(800.000 saham × 5⁄12) + (200.000 saham × 7⁄12)
(d)
480.000 saham × 3⁄12

ONLINE
Berikut ini diilustrasikan bagaimana Perusahaan A dapat menyajikan data laba per saham
dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Perhatikan bahwa jumlah per
saham untuk rugi yang berasal dari operasi yang dihentikan tidak perlu disajikan dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Untuk tahun
yang berakhir 20X1
Laba per saham biasa Rp
Laba dari operasi yang dilanjutkan 1,93
Rugi dari operasi yang dihentikan (0,33)
Laba 1,60

Laba per saham biasa dilusian


Laba dari operasi yang dilanjutkan 1,78
Rugi dari operasi yang dihentikan (0,30)
Laba 1,48

56.44 Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
LABA PER SAHAM PSAK 56

Tabel berikut berisi data laba per saham triwulanan dan laba per saham tahunan untuk
Perusahaan A. Tujuannya untuk mengilustrasikan bahwa jumlah data laba per saham empat
triwulan tersebut belum tentu sama dengan data laba per saham tahunan. PSAK 56 ini tidak
mewajibkan pengungkapan atas informasi ini.

Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Setahun
pertama kedua ketiga keempat penuh
Rp Rp Rp Rp Rp
LPS Dasar
Laba (rugi) dari operasi
yang dilanjutkan 0,98 1,10 0,15 (0,10) 1,93
Rugi dari operasi yang
dihentikan – – (0,31) – (0,33)
Laba (Rugi) 0,98 1,10 (0,16) (0,10) 1,60

LPS Dilusian
Laba (rugi) dari operasi
yang dilanjutkan 0,80 1,00 0,15 (0,10) 1,78

SAK IAI
Rugi dari operasi yang
dihentikan – – (0,30) – (0,30)
Laba (rugi) 0,80 1,00 (0,15) (0,10) 1,48

ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 56.45
SAK IAI
ONLINE

Hak Cipta © 2022 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


SAK IAI
ONLINE

Grha Akuntan
Jl. Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai