Anda di halaman 1dari 9

r

KONSOLJDASI ENTITAS
BERTUJUAN KBUSUS

IKATAN AKUNTAN INDONESIA


r

INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

KONSOLIDASI ENTITAS
BERTUJUAN KHUSUS

Hak cipta © 2009, lkatan Akuntan Indonesia


Hak cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang menerjemahkan,
mencetak ulang, memperbanyak, atau menggunakan sebagian
atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara
elektronik, mekanik atau cara lainnya, yang saat ini diketahui
atau nanti ditemukan, termasuk menggandakan dan mencatat,
atau menyimpan dalam sistem penyimpanan dan penyediaan
informasi, tanpa izin tertulis dari Ikatan Akuntan Indonesia.

Ikatan Akuntan Indonesia tidak bertanggungjawab atas kerugian


yang dialami oleh pihak yang melakukan atau menghentikan
suatu tindakan dengan mendasarkan pada materi dalam buku
ini, baik kerugian yang disebabkan oleh kelalaian atau hal
lainnya.

Sanksi Pelanggaran Pasal 44:


Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor: 6 tahun 1982
tentang Hak Cipta
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan
atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk
itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan
atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagai mana
dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak RpSO.OOO.OOO,OO
'(lima puluh juta rupiah).

Dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia
Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta 10310
Telp: (021) 3190-4232
Fax: (021) 3900016
IKATAN AKUNTAN INDONESIA Email: iai-info@iaigJobaJ.or.id, dsak@iaigJobaJ.or.id

Desember 2009
r
--------------------~-<?_~~-<?_~!~~~~-~-~-~!!~-~--~-~~!~~-l!~!':'--~-~-l!~~~-----------------------------------------------------------------~-~~~-~-~-------

PENGANTAR

Dengan diadopsinya lAS 27 Consolidated and Separate Financial Statements


menjadi PSAK 4 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri maka IFRIC dan SIC yang terkait perlu untuk diadopsi
untuk melengkapi adopsi lAS 27.

Untuk itu, Dewan Standar Akuntansi Keuangan memandang perlu untuk


mengadopsi SIC 12 Consolidation - Special Purpose Entities menjadi ISAK 7
tentang Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus.

Jakarta, 22 Desember 2009


Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Rosita Uli Sinaga Ketua


Roy Iman Wirahardja Wakil Ketua
Agus Edy Siregar Anggota
Etty Retno Wulandari Anggota
Merliyana Syamsul Anggota
Meidyah Indreswari Anggota
Riza Noor Karim Anggota
Setiyono Miharjo Anggota
Saptoto Agustomo Anggota
Jumadi Anggota
Ferdinand D. Purba Anggota
Irsan Gunawan Anggota
Budi Susanto Anggota
Ludovicus Sensi Wondabio Anggota
Eddy R. Rasyid Anggota
Liauw She Jin Anggota
Sylvia Veronica Siregar Anggota

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------~------------
Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA - Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak V :¥!1l;
--------------------~-~1-J_~-~~!~~~~--~-t:J_"!"!~~~--~-~~~~~-~~~--~-~-~-~~~-----------------------------------------------------------------'-~~~-\:v~-------

PERBEDAAN DENGAN IFRSs

ISAK 7: Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus mengadopsi SIC 12 Consolidation


- Special Purpose Entities per 1 Januari 2009, kecuali terkait dengan tanggal
efektif.
r
------------------~~~~-~~!~~~~-~~!!~~~--~-~~::~~-~~~--~_1-:1~~~~-----------------------------------------------------------------~-~~~-~-----------

DAFTAR lSI

Paragraf
PENDAHULUAN ......................................................................................... 01-07
Referensi
Latar belakang .......................................................................................................... 01-05
Ruang lingkup .......................................................................................................... 06-07

INTERPRETASI ..................................................................................................... 08-10

TANGGAL EFEKTIF ........................................................................................... 11

LAMPI RAN

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------•,,,,-------------
Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak ix ll!mf•
r
'--------------------~-~~-~-~~!~~~~-~~-!!!~-~--~-~-~!~!-~~!'J--~-~-~3?~3? _________________________________________________________________1_~~~-~-[!~~------

INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

KONSOLIDASI ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS

PENDAHULUAN

Referensi
PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK 24: Imbalan Kerja
PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian
PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham

Latar Belakang

01. Suatu entitas dapat didirikan untuk mencapai suatu tujuan khusus yang terbatas
(misalnya untuk melakukan sewa, kegiatan riset dan pengembangan atau sekuritisasi aset
keuangan). Suatu entitas bertujuan khusus (EBK) dapat berbentuk perusahaan, perserikatan,
firma atau entitas yang tidak berbentuk badan hukum. EBK umumnya dibentuk dengan
ketentuan kontraktual yang mengatur secara ketat atau memberikan batasan tetap atas
kewenangan pimpinan, wali amanat, atau manajemen untuk membuat keputusan mengenai
pengoperasian EBK. Ketentuan ini sering kali menjelaskan bahwa kebijakan dalam
mengoperasikan EBK tidak dapat dimodifikasi atau diubah (beroperasi dengan autopilot),
kecuali mungkin oleh pendiri atau sponsornya.

02. Sponsor (entitas yang diwakili EBK) seringkali mengalihkan atau menjual asetnya
ke EBK, memperoleh hak pemakaian aset yang dikuasai oleh EBK, atau memberikan jasa
untuk EBK, sementara pihak lain ("penyedia modal") mungkin menyediakan dana kepada
EBK. Entitas yang bertransaksi dengan EBK (seringkali adalah pendiri atau sponsor) mungkin
secara substansi mengendalikan EBK.

03. Hak atas manfaat (beneficial interest) dalam suatu EBK, misalnya, dapat berupa
instrumen utang, instrumen ekuitas, hak partisipasi, hak residual, atau sewa. Beberapa hak atas
manfaat, mungkin memberikan tingkat imbal hasil yang tetap atau pasti kepada pemegangnya,
sementara yang lain memberikan akses terhadap keuntungan ekonomi di masa depan dari
kegiatan EBK. Dalam banyak kasus, pendiri atau sponsor (atau entitas yang menjadi alasan
pembentukan EBK atau yang diwakili) memperoleh manfaat utama dari kegiatan EBK,
walaupun ia hanya memiliki sebagian kecil ekuitas EBK atau bahkan tidak memiliki sama
sekali.

04. PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri


mensyaratkan konsolidasi atas entitas yang dikendalikan oleh entitas pelapor. Akan tetapi,
PSAK 4 tidak memberikan panduan secara eksplisit mengenai konsolidasi EBK.

05. Permasalahannya adal~h dalam kondisi bagaimana suatu entitas mengonsolidasikan


suatu EBK.

Ruang Lingkup

06. Interpretasi ini tidak berlaku untuk program imbalan pascakerja dan program
imbalan kerja jangka panjang lain yang mana menerapkan PSAK 24: Imbalan Kerja.

07. Pengalihan aset dari suatu entitas ke suatu EBK mungkin dapat dikategorikan
sebagai penjualan oleh entitas tersebut. Meskipun pengalihan tersebut memang benar

·--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------•-------------·
Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA - Dilarang memfoto-kopi a tau memperbanyak 7.1 <;
------~---~~~~-~~!!?~~~-~~!!!~~--~-~-~!:~~-l!-~-~--~-~-l!-~_1!_~-----------------------------------------------------------------~~-~-~--~---------------------

merupakan penjualan, ketentuan dalam PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri dan Interpretasi ini mensyaratkan entitas untuk mengonsolidasikan EBK
tersebut. Interpretasi ini tidak membahas hal-hal yang terkait dengan pengakuan penjualan
atau eliminasi atas konsekuensi penjualan tersebut dalam konsolidasi.

INTERPRETAS!

08. Suatu EBK dikonsolidasikan jika substansi hubungan antara suatu entitas dan EBK
mengindikasikan adanya pengendalian EBK oleh entitas tersebut.

09. Dalam konteks EBK, kendali dapat timbul melalui perumusan terlebih dulu atas
kegiatan EBK (beroperasi dengan autopilot) atau dengan cara lain. PSAK 4: Laporan Keuangan
Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri paragraf 10 mengindikasikan beberapa situasi
di mana kendali dapat diperoleh, bahkan pada kasus di mana entitas memiliki setengah
atau kurang kekuasaan suara pada entitas lain. Sejalan dengan itu, suatu entitas mungkin
memperoleh kendali atas suatu EBK meskipun entitas tersebut hanya memiliki sedikit
atau bahkan sama sekali tidak memiliki ekuitas EBK. Penerapan konsep pengendalian
membutuhkan adanya pertimbangan atas semua faktor yang relevan untuk setiap kasus.

10. Sebagai tambahan untuk kondisi yang dijelaskan dalam PSAK 4: Laporan
Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri paragraf 10, kondisi berikut ini,
misalnya, mungkin mengindikasikan hubungan di mana entitas mengendalikan EBK dan
konsekuensinya mengkonsolidasikan EBK tersebut (panduan rind ada dalam Lampiran dari
Interpretasi ini):
(a) secara substansi, kegiatan dari EBK dijalankan untuk mewakili suatu entitas sesuai
dengan kebutuhan khususnya, sehingga entitas tersebut memperoleh manfaat dari
operasi EBK;
(b) secara substansi, entitas mempunyai kekuasaan dalam pengambilan keputusan untuk
memperoleh sebagian besar manfaat dari kegiatan EBK, atau dengan cara membuat
mekanisme autopilot, entitas telah mendelegasikan kekuasaan dalam pengambilan
keputusan ini;
(c) secara substansi, entitas mempunyai hak untuk memperoleh sebagian besar manfaat dari
EBK dan oleh karena itu, juga menanggung risiko dari aktivitas EBK; atau
(d) secara substansi, entitas memperoleh mayoritas hak residual dan menanggung risiko
kepemilikan terkait dengan EBK atau asetnya untuk memperoleh manfaat dari aktivitas
EBK.

TANGGAL EFEKTIF

11. Entitas menerapkan revisi paragraf 06 mengenai ruang lingkup Interpretasi ini
untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.

·----------------•----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
~~ 7.2 Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
--------------------~-~~~-~~!~~~~-~~-T!!~-~--~-~~!~~-~~~--~-~-~~~~-----------------------------------------------------------------~-~~~-~-.-------

LAMP IRAN

Lampiran ini melengkapi, tetapi bukan bagian dari, ISAK 7.

INDIKASI ADANYA PENGENDALIAN TERHADAP EBK

Contoh dalam paragraf 10 Interpretasi ini dimaksudkan untuk menunjukkan jenis kondisi yang
dipertimbangkan dalam mengevaluasi pengaturan tertentu sesuai dengan prinsip substansi
mengungguli bentuk. Panduan dalam Interpretasi dan Lampiran ini tidak dimaksudkan untuk
digunakan sebagai "daftar uji yang menyeluruh" dari kondisi yang dipenuhi seluruhnya oleh
EBK untuk memenuhi ketentuan konsolidasi.

(a) Kegiatan

Kegiatan EBK, secara subtansi, dilakukan atas nama entitas pelapor, yang secara langsung dan
tidak langsung membentuk EBK sesuai dengan kebutuhan khusus bisnisnya.

Misalnya:
EBK pada dasarnya terkait dengan penyediaan sumber modal jangka panjang kepada
entitas atau pendanaan untuk mendukung jalannya operasi utama entitas atau operasi
sentral entitas; atau
EBK memberikan pasokan barang atau jasa yang konsisten dengan operasi utama entitas
atau operasi sentral entitas, yang jika tanpa EBK, harus dipenuhi sendiri oleh entitas.

Ketergantungan ekonomi dari suatu entitas pada entitas pelapor (seperti hubungan pemasok
dengan pelanggan utama) tidak dengan sendirinya, mengarah pada pengendalian.

(b) Pengambilan keputusan

Entitas pelapor, secara substansi, memiliki kekuasaan dalam pengambilan keputusan untuk
mengendalikan atau memperoleh pengendalian atas EBK atau asetnya, termasuk kekuasaan
dalam pengambilan keputusan setelah pembentukan EBK. Kekuasaan dalam pengambilan
keputusan tersebut mungkin telah didelegasikan dengan mekanisme pembentukan
"autopilot':

Misalnya:
kekuasaan untuk membubarkan EBK secara sepihak;
kekuasaan untuk mengubah ketentuan/aturan dalam EBK; atau
kemampuan untuk memveto usulan perubahan ketentuan atau aturan dalam EBK.

(c) Manfaat

Entitas pelapor, secara substansi, mempunyai hak untuk memperoleh manfaat utama dari
kegiatan EBK melalui undang-undang, kontrak, perjanjian, aturan tertentu, atau skema lain,
dalam bentuk pengaturan atau perangkat aturan. Hak untuk memperoleh manfaat dalam
EBK menunjukan adanya pengendalian ketika hal ini dikhususkan untuk entitas yang
melakukan transaksi dengan EBK dan entitas tersebut memperoleh manfaat tersebut dari
kinerja keuangan EBK.

Misalnya:
hak atas sebagian besar manfaat ekonomis yang didistribusikan oleh entitas dalam
bentuk arus kas neto di masa depan, laba, aset neto dan manfaat ekonomi lain; atau
hak atas sebagian besar kepentingan residual dalam distribusi residual terjadwal atau
dalam likuidasi EBK.

------------------------------------------------------------------------------·-------------------------------------------------------------------------"--------------
Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- Di/arang memfoto-kopi atau memperbanyak 7.3 ml!l!
KONSOLIDASI ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS ISAK 7
-------- • :;;!;:-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

(d) Risiko

Indikasi adanya pengendalian dapat diperoleh dengan mengevaluasi risiko dari masing-
masing pihak yang bertransaksi dengan EBK. Sering kali, entitas pelapor menjamin tingkat
pengembalian atau perlindungan kredit baik secara langsung atau tidak langsung melalui
EBK ke investor luar yang memberikan modal secara substansial ke EBK. Sebagai hasil dari
penjaminan, entitas menanggung risiko residual atau risiko kepemilikan dan investor secara
substansi hanya sebagai peminjam karena eksposur mereka atas keuntungan dan kerugian
terbatas.
Misalnya:
penyedia modal tidak memiliki kepentingan yang signifikan atas aset EBK;
penyedia modal tidak memiliki hak atas manfaat ekonomi EBK di masa depan;
penyedia modal tidak secara substantif terekspos risiko yang melekat atas aset neto at'<!u
operasional EBK; atau
secara substansi, penyedia modal menerima pembayaran yang setara dengan imbal hasil
kreditur atau bunga atas modal.

-------------;<<•---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
,,,,,, 7.4 Hak Cipta © 2012 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

fi

Anda mungkin juga menyukai