Anda di halaman 1dari 3

PT.

Fajar Surya Wisesa Tbk (IDX:FASW ), atau FajarPaper merupakan


perusahaan multinasional yang memproduksi kertas kemasan yang
berkedudukan di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1988
dan memiliki 5 mesin kertas dengan kapasitas produksi sebesar 1 juta ton per
tahun. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam bahan kertas kemasan
seperti, Coated Duplex Board, Kraft-liner Board, dan Corrugated Medium Paper.

Berita PT Fajar Surya Wisesa Tbk


Rupiah Melemah, Fajar Surya Naikkan Harga Jual Kertas Produksinya
Selasa, 10 Desember 2013 - 14:34 wib
JAKARTA - PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) berencana akan menaikkan harga
jual produknya sekira 4-5 persen tahun depan. Kenaikan ini, dilakukan guna
mengompensasi pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat
(AS).
"Sebelumnya kami juga telah menaikkan harga jualnya di kisaran yang sama
pada tahun ini," ujar Manajer Keuangan FASW Marco Hardy seusai public expose
di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (10/12/2013).
Pasalnya, sekitar 60 persen dari harga pokok penjualan menggunakan instrumen
mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dalam pembiayaannya. "Tapi sepertinya
kenaikan harga pada tahun ini tetap tidak dapat menahan bertambahnya rugi
bersih kami sampai dengan kuartal tiga tahun ini," paparnya.
Menurut Marco, perseroan tercatat alami rugi bersih meningkat menjadi
Rp169,46 miliar, padahal pada periode yang sama tahun lalu nilai rugi bersih
perseroan masih berada di angka Rp46,34 miliar.
"Dengan adanya rencana kenaikan harga tersebut, diharapkan dapat
menurunkan nilai rugi bersih kami di tahun depan," ucapnya.
Namun, apabila nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS tetap berada di level yang
sama seperti ini sebesar Rp12.000 per USD di tahun depan, kemungkinan tahun
depan akan tetap mencatatkan rugi.

FASW: Fajar Surya Bangun Pabrik Kertas Baru US$ 50 Juta


PT Fajar Surya Wisesa Tbk akan membangun pabrik kertas baru yaitu Paper
Machine (PM6) tahun depan. Selain itu, perseroan juga bersiap memodifikasi
pabrik PM7 untuk mengejar efisiensi energi dan memaksimalkan

produksi.Menurut Direktur Fajar Paper Wisesa, Hadi R. Ongkowidjojo, kebutuhan


investasi tahun depan mencapai US$ 80 juta. Dana ini, sebanyak US$ 30 juta
akan habis untuk modifikasi PM7, sementara US$ 50 juta untuk sebagian
pembangunan PM6.

Rupiah & IHSG Gonjang-Ganjing, FASW


Batal Right Issue
Selasa, 10 Desember 2013 - 15:13 wib
JAKARTA - PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) menyatakan akan menunda
rencana penerbitan saham baru atau right issue. Hal ini akibat pelemahan nilai
tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) serta pelemahan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) membuat tidak kondusif untuk melepas saham baru.
"Ini karena kondisi pasar masih belum baik," ujar Manager Keuangan FASW,
Marco Hardy seusai public expose di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (10/12/2013).
Menurut Marco, kondisi IHSG belum kembali pada posisi yang baik seperti pada
Mei 2013. Dia menjelaskan, pada saat Roadshow Mei lalu, kondisi pasar saham
Indonesia sedang berjalan dengan baik. Sayangnya, selama beberapa bulan
terakhir IHSG malah mencatat kinerja buruk.
Oleh karena itu, untuk melakukan right issue perseroan akan menunggu kondisi
pasar kembali stabil, paling tidak sesuai dengan pertengahan awal tahun ini.
"Pelaksanaan dilakukan kalau market ideal, seperti saat Mei lalu," jelas Marco.
Sekadar informasi, pada Mei 2013 FASW berencana menerbitkan saham baru
dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). FASW akan menawarkan
412,98 juta saham baru setara 14,29 persen dari jumlah saham beredar.
FASW menetapkan harga pelaksanaan rights issue di Rp1.650-Rp3.000 per
saham. Dari aksi itu FASW bisa meraih dana segar sebesar Rp681,41 miliarRp1,23 triliun.
Dana hasil right issue ini sebesar 50 persen akan digunakan membeli aset tetap
dan tanah untuk ekspansi usaha, sekitar 35 persen untuk membayar pinjaman
serta 13 persen untuk keperluan umum lainnya.

Analisisnya

Dari sisi neraca, pada tahun 2013 aktiva lancar perusahaan mengalami peningkatan sebesar
32,674282 % . Kenaikan itu disebabkan oleh adanya kenaikan baik pada kas perusahaan
maupun piutang. Hal itu mengindikasikan bahwa pada tahun 2013 perusahaan telah
melakukan perluasan usaha untuk meningkatkan aktiva lancarnya untuk mendukung
peningkatan penjualan.
Dari sisi neraca, pada tahun 2013 utang dan modal perusahaan juga mengalami peningkatan
dalam jumlah yang sama dengan peningkatan aktiva. Hal itu bisa disebabkan karena
perusahaan mendanai kegiatan perluasan usahanya.
Dari sisi neraca,
Dari sisi laba-rugi, pada tahun 2013 Laba Bersih mengalami penurunan sekitar 5% dari
penjualan. Hal itu dikarenakan kerugian kurs mata uang asing dari perusahaan yang
disebabkan oleh pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Dikarenakan sekitar 60 persen dari harga pokok penjualan menggunakan
instrumen mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dalam pembiayaannya.

Kesimpulan
Dengan kata lain, berbagai keputusan yang diambil oleh perusahaan pada tahun 2013 untuk
melakukan perluasan uasaha nampaknya cukup tepat.
Namun demikian, karena perluasan usaha tersebut didanai dengan menggunakan tambahan
utang dan tambahan modal, maka di masa yang akan datang perusahaan harus dapat lebih
efektif dan efisien lagi operasinya.

Anda mungkin juga menyukai