Anda di halaman 1dari 7

GRASI DI

INDONESIA
Disusun oleh;
Nani widianingsih dewi
Dita puspita sari
PENGERTIAN GRASI
Grasi di Indonesia, menurut UU No. 22/2002 dan UU No. 5/2010, adalah
pengampunan berupa perubahan, peringanan, pengurangan, atau
penghapusan pelaksanaan pidana kepada terpidana yang diberikan oleh
Presiden. Putusan pidana yang dapat dimohonkan grasi adalah pidana mati,
pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling rendah 2 tahun.
TUJUAN GRASI
Tujuan Grasi adalah; grasi dapat menjadi sarana koreksi untuk sistem
peradilan. Kesalahan mungkin saja terjadi dan di situlah tujuan
grasi. Grasi diadakan untuk memberikan keadilan tapi tidak bersifat
menghapus kesalahan terpidana.
CARA PENGAJUAN GRASI
Beberapa cara pengajuan grasi;
Pasal 5 (1) Permohonan Grasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 diajukan
secara tertulis kepada Presidenmelalui Menteri. (2) Permohonan Grasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. identitas
Terpidanayang terdiriatas: 1. nama; 2. umur; 3. tempat tanggal lahir; 4. alamat; 5.
agama; dan 6. status perkawinan. b. tindak pidana yang dilakukan; c. putusan
pengadilan; dan d. alasan pengajuan permohonan Grasi. (3) Permohonan Grasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani atau dibubuhi cap jempol
oleh Terpidana, Keluarga, atau kuasa hukum Terpidana.
(4) Dalam mengajukan permohonan Grasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus disertai dengan: a. surat persetujuan Terpidana, kecuali permohonan
yang diajukan oleh Keluarga terhadap Terpidana mati; b. fotokopi kartu
keluarga, jika yang mengajukan adalah Keluarga Terpidana; c. fotokopi surat
kenal lahir atau kartu tanda penduduk Terpidana; www.peraturan.go.id 2016,
No.1940 -5- d. surat kuasa, jika permohonan diajukan melalui kuasa hukum
Terpidana; e. foto Terpidana; f. fotokopi salinan register F dari Kepala Lapas;
g. fotokopi hasil penelitian kemasyarakatan dari Kepala Balai Pemasyarakatan;
h. fotokopi salinan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap; dan i. fotokopi paspor atau bukti tanda pengenal lain bagi
Terpidanawarga negara asing. (5) Surat persetujuan Terpidana sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) huruf a dibuat secara tertulis yang paling sedikit
memuat identitas Terpidana dan alasan memberikan persetujuan.
CONTOH GRASI
Contoh Grasi yang Diberikan Presiden
• 1. Grasi Kepada Antasari Azhari.
• 2. Grasi Kepada Terpidana Mati Dwi Trisna Firmansyah.
• 3. Grasi Kepada Terpidana Gerakan Papua Merdeka (OPM)
• 4. Grasi Kepada Meirika Franola.
KESIMPULAN
• Jadi, Secara tersirat ketentuan Pasal 6 huruf a UU No. 5 Tahun 2010
tentang grasi menyebutkan alasan pemberian grasi adalah demi kepentingan kemanusiaan dan
keadilan. Pemberian grasi yang dilakukan oleh lembaga grasi di Indonesia sebagaimana diatur
dalam UU No. 22 tahun 2002 dapat dibenarkan dalam hukum Islam, dan hukum Islam dapat
menerima pertimbangan-pertimbangan yang dijadikan landasan pemberian grasi. Karena
Hukum Islam bahkan membolehkan pengampunan sebelum dijatuhkannya hukuman dengan
taubatnya orang pelaku kejahatan, apalagi dalam hal grasi, di mana grasi diberikan kepada
terpidana yang telah menjalankan hukumannya, hanya saja hukuman itu belurn selesai.

Anda mungkin juga menyukai