Anda di halaman 1dari 5

Jakarta, 17 Agustus 2022

Nomor: 17/08/LO-BAP/JKT/2022
Perihal: Penyampaian Pendapat Hukum

Yth.

Ariana Swift

Di tempat

Sehubungan dengan permintaan konsultasi hukum oleh Ariana Swift mengenai


permasalahan yang peringanan hukuman yang dijatuhkan kepada Brigadir Harry
Malik, maka saya, Naufal Zavier S.H.,LL.M, selaku konsultan hukum yang diutus
oleh Beleidsregel And Partners, akan menyampaikan pendapat hukum sebagai
berikut:

I. FAKTA HUKUM
1. Bahwa pada 20 Maret 2022, jasad Ariana Swift ditemukan di dalam
tempat tinggalnya;
2. Bahwa ditemukan satu botol racun disamping tubuhnya, yang
menyebabkan almarhum Ariana Swift diduga membunuh diri;
3. Bahwa penyebab pembunuhan diri almarhum Ariana Swift disangka
sebagai depresi berkepanjangan;
4. Bahwa depresi berkepanjangan tersebut disebabkan oleh kekasih Ariana
Swift yaitu Bripda Harry Malik;
5. Bahwa Bripda Harry Malik disangka sudah berkenalan dengan Ariana
Swift sejak Oktober 2020 dan sudah berhubungan tubuh sejak 2021,
dibeberapa tempat termasuk hotel dan kos-kosan di daerah Depok;
6. Bahwa selama berhubungan badan, Ariana Swift hamil 2 kali dan
menggugurkan kandungannya 2 kali;
7. Bahwa keguguran kehamilan tersebut adalah upaya paksaan Bripda Harry
Malik dan keluarganya untuk memaksa Ariana Swift untuk melakukan
aborsi;
8. Bahwa setelah kasus pembunuhan diri Ariana Swift diselidiki, Bripda
Harry Malik dituntut pidana dan dinonaktifkan sementara;
9. Bahwa pidana yang dituduh pidana dengan Pasal 348 Ayat 1 KUHP,
Juncto Pasal 56 ke-2 KUHP;
10. Bahwa Ariana Swift dipidana 5.5 tahun;
11. Bahwa Jaksa Penuntut Umum (“JPU”) pidana Bripda Harry Malik 3.5
tahun.
12. Bahwa Bripda Harry Malik diberikan keringanan pidana 2 tahun, sebab
baru pertama kali dipidana dan sopan selama pengadilan.
II. ISU HUKUM
1. Apakah pengguguran kandungan satu-satunya tindak pidana yang
dilakukan Bripda Harry Malik? Apakah terdapat tindak pidana
pembunuhan Ariana Swift oleh Bripda Harry Malik terhadap Ariana
Swift?
2. Apakah putusan hakim bahwa bahwa kesopanan menjadi alasan peringan
pidana dalam persidangan pada kasus ini sudah tepat?
3. Dalam menegakkan keadilan, hal atau upaya hukum apa yang dapat
dilakukan keluarga Ariana Swift?
III. DASAR HUKUM
1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”)
2. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (“UU
35/2014”)
3. Undang-Undang tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (“UU TPKS”)
4. Putusan Mahkamah Agung

IV. ANALISIS
1. Berdasarkan pasal 345 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”)
tentang bunuh diri, barangsiapa dengan sengaja menghasut orang lain
untuk membunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu, atau
memberikan daya upaya kepadanya untuk itu, maka jika orang itu jadi
membunuh diri, dihukum penjara selama-lamanya empat bulan. 1 Selain
itu, berdasarkan dengan UU tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual
(“UU TPKS”) nomor 12 tahun 2022 pasal 6a, setiap orang yang
melakukan perbuatan seksual secara fisik yang ditujukan terhadap tubuh,
keinginan seksual, dan/ atau organ reproduksi dengan maksud
merendahkan harkat dan martabat seseorang berdasarkan seksualitas
dan/atau kesusilaannya yang tidak termasuk dalam ketentuan pidana lain
yang lebih berat dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/
atau pidana denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).2 Jadi, selain dikenai Pasal 348 KUHP ayat 1 yang mengatur
tentang aborsi, Bripda Harry Malik juga dikenai dua pasal lainnya, yaitu
pasal 345 KUHP dan pasal 6a UU TPKS nomor 12 tahun 2022.
2. Belum tepat, meskipun berdasarkan dengan Pasal 8 Ayat (2) UU RI No.
48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang menentukan bahwa
“Dalam mempertimbangkan berat ringannya pidana, hakim wajib
memperhatikan sifat yang baik dan jahat dari terdakwa”, seharusnya
hakim memperhatikan seberapa berat tindak pidana yang dilakukan oleh
Bripda Harry Malik yang menyebabkan tewasnya Ariana Swift.3 Karena
ada terdapat salah satu kasus yang berujung pada putusan pengadilan
memberatkan terdakwa karena membuat korban meninggal dunia pada
Putusan PN Jakarta Pusat No. 777/Pid.B/2016/PN Jkt.4Pst dan perbuatan
terdakwa telah merusak masa depan korban (Putusan PN Bale Bandung
Nomor 330/Pid.B/2011/PN.BB).5 Dan di dalam kasus Bripda Harry Malik
yang memaksa Ariana Swift melakukan aborsi yang merusak masa depan
Ariana Swift karena paksaan yang kemudian berujung pada percobaan
bunuh diri dan meninggal dunia.

1
Tim Yuridis Id, https://yuridis.id/pasal-345-kuhp-kitab-undang-undang-hukum-pidana/
#:~:text=Barangsiapa%20dengan%20sengaja%20menghasut%20orang,penjara%20selama
%2Dlamanya%20empat%20bulan. diakses pada 17 Agustus 2022.
2
Indonesia, Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual Nomor 12 Tahun 2022, Ps.
6a.
3
Ayutia Nurita Sari, “Berlaku Sopan di Pengadilan Ringankan Hukuman, Ini Faktanya”,
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/14847/Berlaku-Sopan-di-Pengadilan-Ringankan-
Hukuman-Ini-Faktanya.html diakses pada 17 Agustus 2022.
4
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Putusan No. 777/Pid.B/2016/PN Jkt.Pst.
5
Pengadilan Negeri Bale Bandung, Putusan No. 330/Pid.B/2011/PN.BB.
3. Keluarga Ariana Swift dapat mengajukan upaya hukum banding
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004 tentang
kekuasaan kehakiman pasal 21 ayat (1) yang berbunyi “Terhadap putusan
pengadilan tingkat pertama dapat dimintakan banding kepada pengadilan
tinggi oleh pihak-pihak yang bersangkutan, kecuali undang-undang ini
menentukan lain.”6 Upaya hukum banding dapat dilakukan selama 14 hari
yang dihitung sehari setelah pembacaan keputusan sebagaimana diatur
dalam 20 Tahun 1947 tentang Peraturan Peradilan Ulangan Di Jawa dan
Madura Pasal 2 ayat (1) yang berbunyi “Permintaan untuk pemeriksaan
ulangan harus disampaikan dengan surat atau dengan lisan kepada Ketua
Pengadilan Negeri yang berkuasa dalam empat belas hari, terhitung
mulai hari berikutnya hari pengumuman putusan kepada yang
berkepentingan”.7 Dalam waktu 14 hari tersebut, keluarga Ariana Swift
dapat berkonsultasi dengan Advokat agar mendapatkan pendampingan
hukum di tingkat banding. Advokat akan menerima berkas bukti surat dan
keterangan saksi serta melakukan analisa hukum agar keadilan dapat
ditegakkan.
V. KESIMPULAN
1. Bahwa pengguguran kandungan bukan satu-satunya tindak pidana yang
dilakukan oleh Bripda Harry Malik karena terdapat tindak pidana
pembunuhan yang dilakukan oleh Bripda Harry Malik terhadap Ariana
Swift berdasarkan pasal 345 KUHP dan pasal 6a UU TPKS Nomor 12
Tahun 2022.
2. Bahwa putusan hakim mengenai kesopanan menjadi alasan peringan
pidana dalam persidangan pada kasus ini belum tepat karena seharusnya
hakim memperhatikan seberapa berat tindak pidana yang dilakukan oleh
Bripda Harry Malik yang menyebabkan tewasnya Ariana Swift.
3. Bahwa Keluarga Ariana Swift dapat mengajukan upaya hukum banding
dalam waktu 14 hari dengan berkonsultasi kepada Advokat agar
mendapatkan pendampingan hukum di tingkat banding.
6
Indonesia, Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman, Ps. 21
ayat (1).
7
Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 Tentang Peraturan Peradilan Di Jawa
dan Madura, Pasal 2 Ayat (1).
Demikian pendapat hukum ini saya sampaikan dalam kapasitas kami sebagai
konsultan hukum yang independen. Pendapat hukum ini hanya dapat digunakan
oleh Beleidsregel and Partners dan tidak boleh dipergunakan oleh pihak lain. Atas
perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami

Naufal Zavier S.H.,LL.M.

Anda mungkin juga menyukai