Anda di halaman 1dari 5

Pledoi (Nota Pembelaan) Terdakwa Mario Dandy Satrio

Yang Mulia, Majelis Hakim yang saya hormati,

Saya, [Nama Anda], selaku penasihat hukum Terdakwa Mario Dandy Satrio, dengan
penuh hormat menghadirkan pledoi dalam perkara yang sedang berjalan. Saya
memohon agar Mahkamah yang mulia dapat mempertimbangkan dengan seksama
fakta-fakta yang ada dalam perkara ini dan memberikan keadilan yang sebenarnya
kepada Terdakwa.

I. Pendahuluan

Dalam perkaranya yang sedang berjalan ini, Terdakwa Mario Dandy Satrio dihadapkan
pada dakwaan yang berat. Terdakwa dituduh melakukan tindakan kekerasan terhadap
anak dan penganiayaan berat terhadap Korban, yang merupakan suatu tindakan yang
sangat disayangkan. Terdakwa tidak menyangkal peristiwa yang terjadi, namun kami
ingin menjelaskan bahwa Terdakwa memiliki alasan dan kondisi tertentu yang perlu
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.

II. Latar Belakang

Terdakwa mengetahui tentang perbuatan yang diduga dilakukan oleh Korban kepada
mantan pacar Terdakwa, yaitu Saksi A. Informasi ini diterima dari Saksi A, yang
mengadukan perbuatan yang tidak baik yang diduga dilakukan oleh Korban. Terdakwa
kemudian mencoba mengonfirmasi informasi ini kepada Korban beberapa hari sebelum
peristiwa yang disebutkan dalam dakwaan. Namun, upaya Terdakwa untuk
berkomunikasi dengan Korban tidak membuahkan hasil, dan Korban mengatakan
bahwa ia tidak bisa bertemu.

III. Kejadian Pada Hari Peristiwa

Pada hari peristiwa, Terdakwa dan Saksi A, yang juga mantan pacar Korban,
mendapatkan informasi bahwa Korban berada di rumah temannya, saudara R. Mereka
datang ke lokasi tersebut dan mencoba berkomunikasi dengan Korban. Kejadian ini
merupakan puncak dari upaya Terdakwa untuk mencari kebenaran atas aduan Saksi A.

IV. Kondisi Emosional Terdakwa

Pada saat kejadian, Terdakwa mengalami tekanan emosional yang besar akibat
kekhawatiran atas perbuatan yang diduga dilakukan oleh Korban terhadap Saksi A. Hal
ini tidak dapat diabaikan, mengingat Terdakwa saat itu berada dalam hubungan asmara
dengan Saksi A. Kondisi ini mungkin telah memengaruhi reaksi Terdakwa pada saat
peristiwa terjadi.

V. Permohonan Kepada Mahkamah

Melalui pledoi ini, kami mengajukan beberapa permohonan kepada Mahkamah yang
mulia:

1. Kami memohon agar Mahkamah mempertimbangkan kondisi emosional Terdakwa saat


peristiwa terjadi dan faktor-faktor yang memengaruhi reaksi Terdakwa.
2. Kami juga memohon kepada Mahkamah untuk mempertimbangkan bahwa Terdakwa
telah mengakui perbuatannya dan bersedia untuk bertanggung jawab atas tindakannya
dengan menanggung seluruh biaya pengobatan sampai pulih kembali..
3. Oleh karena itu maka Kami berharap agar Mahkamah dapat memberikan hukuman yang
seimbang dan adil sesuai dengan faktor-faktor yang telah kami kemukakan.

Terima kasih atas perhatian yang diberikan kepada pledoi ini. Kami percaya bahwa
Mahkamah yang mulia akan memberikan keputusan yang adil berdasarkan
pertimbangan yang teliti dan mendalam. Terdakwa sangat menyesali tindakannya, dan
kami berharap agar Mahkamah memberikan hukuman yang sesuai dengan
kebijaksanaan dan keadilan.

Demikian pledoi ini kami sampaikan dengan penuh hormat kepada Mahkamah yang
mulia. Terima kasih.

---------------------------

Alasan meringankan :

tidak pernah melakukan tindak pidana dan kooperatif sebagai alasan yang meringankan sementara terhadap diri

--------------------------

untutan penuntut umum bertujuan untuk meringankan penderitaan anak korban.


Seharusnya, dapat merujuk kepada Pasal 37 ayat 1 dan ayat 2 Peraturan PP Nomor 7
Tahun 2018. Pasal tersebut menyebutkan bahwa ayat pertama, saksi dan/atau korban
pelanggaran hak asasi manusia berat, tindak pidana terorisme, tindak pidana
perdagangan orang, tindak pidana pemeriksaan, tindak pidana kekerasan seksual, dan
tindak pidana penganiayaan berat berhak memperoleh bantuan. Ayat 2 bantuan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa: (a) bantuan medis, dan (b) bantuan
rehabilitasi psikososial dan psikologis.
Lebih lanjut, dalam halaman 2 pada penjelasan atas PP Nomor 7 Tahun 2018,
disebutkan bahwa PP ini mengatur mengenai pemberian bantuan terhadap korban
pelanggaran hak asasi manusia yang berat, korban tindak pidana terorisme, korban
tindak pidana perdagangan orang, korban tindak pidana penyiksaan, korban tindak
pidana kekerasan, dan korban penganiayaan berat. Dalam peraturan pemerintah ini juga
diatur ketentuan mengenai pendanaan untuk pembayaran kompensasi dan diberikan
pemberian bantuan yang dibebankan kepada anggaran LPSK.

Pelaksanaan pencairan dana untuk kompensasi dan pemberian bantuan dilaksanakan


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, dalam tuntutan
saudara penuntut umum terdapat kekeliruan yang menyatakan adanya kekosongan
hukum atau kebutuhan.
-------

Hukum mengurai, membahas, dan menganalisa dengan dasar serta berpedoman pada
peraturan perundang-undangan, putusan-putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia, dan pendapat para ahli, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perbuatan terdakwa tidak memenuhi unsur atau tidak termasuk dalam perbuatan
sebagaimana dimaksud Pasal 355 ayat 1 KUHP, jumlah Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP, dan
dapat dibuktikan oleh saksi di mana unsur dengan rencana terlebih dahulu tidak
terbukti.
2. Perbuatan terdakwa tidak memenuhi unsur dan/atau tidak termasuk dalam perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 353 ayat 2 KUHP, juga Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP,
dan dapat dibuktikan oleh penulis hukum di mana unsur dengan rencana yang terlebih
dahulu tidak terbukti.
3. Perbuatan terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana sebagai badan dimaksud dalam Pasal 76c untuk Pasal 80 ayat 2 Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang perlindungan anak.
4. Terdakwa bertanggung jawab untuk membayar restitusi karena terdakwa telah cakap
hukum. Kemudian, karena tidak terdapat pihak ketiga yang bersedia atau tidak ada
pihak ketiga yang dihadirkan dalam persidangan untuk dimintai persetujuan membayar
restitusi, maka terdakwa bertanggung jawab untuk membayar restitusi.
5. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, penggantian restitusi
menjadi pidana penjara atau kurungan terbatas pada tindak pidana perdagangan orang
dan tindak pidana terorisme. Dalam hal tidak membayar restitusi dalam tindak pidana
penganiayaan berat, jika terbukti, maka korban berhak mendapatkan bantuan dari LPSK,
yang mana bantuan tersebut dibebankan kepada anggaran LPSK.
6. Tuntutan saudara penuntut umum terkait restitusi yang didasarkan pada penilaian
lembaga perlindungan saksi dan korban terdapat kekeliruan dan kesalahan. Maka,
tuntutan umum terkait restitusi terhadap terdakwa yang didasarkan pada perhitungan
LPSK, di mana dokter yang datang sudah menyatakan tidak pernah memberikan
rekomendasi untuk membuat proyeksi tersebut, sehingga batal demi hukum.
7. Saudara penuntut umum terkesan mengesampingkan keadilan, karena dalam tuntutan
saudara penuntut umum sama sekali tidak mempertimbangkan alasan-alasan yang
meringankan yang terdapat pada diri terdakwa. Hal ini tergambar dari surat tuntutan
saudara penuntut umum kepada saksi penuntutan dalam berkas terpisah, yang
mempertimbangkan usia muda, tidak pernah melakukan tindak pidana, dan kooperatif
sebagai alasan yang meringankan. Sementara terhadap diri terdakwa diperlakukan
sebaliknya.

Permohonan Majelis Taklim yang mulia, setelah tim pernah satu hukum mengurai,
membahas, dan menganalisa secara objektif dengan landasan dan dasar pijat peraturan
perundang-undangan, putusan-putusan Mahkamah RI, dan pendapat para ahli, izinkan
dengan kerendahan hati dan penuh harap agar majelis hakim yang mulia yang
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara ini berkenan mengadili sebagai berikut:

1. Menyatakan bahwa terdakwa Mario dan desa Trio tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 355 ayat 1
KUHP, juga Pasal 55 ayat 1 KUHP.
2. Menyatakan bahwa terdakwa Mario dari Satrio tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 353 ayat 2 KUHP, juga
Pasal 55 ayat 1 KUHP.
3. Menyatakan bahwa terdakwa Mario dan disatrio terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 76c dan Pasal 80 ayat 2
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.
4. Menolak perhitungan restitusi LPSK karena tidak dibuat berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Menyatakan barang bukti sebagaimana dalam Bab 3 tetap terlampir dalam nota
pembela atas nama terdakwa Mario dan disatrio.
6. Membebankan biaya perkara kepada terdakwa Mario dan Satrio.

Demikian nota pembelaan ini diajukan dan dimohonkan kepada majelis hakim yang
mulia untuk mendapatkan putusan yang bijaksana dan seadil-adilnya. Selain itu,
pembelaan ini dibacakan dan diserahkan di Jakarta pada hari Selasa, 22 Agustus 2023,
oleh tim penasehat hukum terdakwa Mario dari Satrio, yaitu Andreas Naudzuli SH LLM,
Felix M. Tambunan SHM, Komlo Premitua Simatupang SH, dan KM Silitonga SH, Andi
Syahril Silitonga SH, Provinsi Setiawan SH MH, Luis Jauhari Prancisco SH, Gonggong Tua
Simamora SH. Demikianlah yang boleh izin untuk merevisi ada beberapa.
----------------------------

 Identitas Terdakwa.
 Pendahuluan.
 Kutipan Surat Dakwaan.
 Pembahasan Surat Dakwaan.
 Fakta-fakta yang terungkap di persidangan:

Anda mungkin juga menyukai