Anda di halaman 1dari 3

Dilansir dari Kompas.

com, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko


Polhukam) Mahfud MD mengatakan, Presiden Joko Widodo harus mengeluarkan Keputusan
Presiden (Keppres) jika ingin menggugurkan status kewarganegaraan WNI terduga teroris
pelintas batas eks ISIS. Hal tersebut diungkapkan Mahfud MD di Kantor Kemenko
Polhukam, Kamis (13/2/2020). Menurut Mahfud, hal tersebut sesuai dengan PP No 2 Tahun
2007 tentang Tata Cara Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan, dan memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia. Dalam PP tersebut diatur pencabutan
kewarganegaraan bisa dilakukan oleh presiden melalui proses hukum administrasi.
Sebelumnya, Mahfud MD menjelaskan mekanisme hilangnya kewarganegaraan bagi WNI.
Menurut Undang-undang, orang kehilangan status kewarganegaraan antara lain ikut kegiatan
tentara asing.

Berdasarkan kasus di atas:

1. Uraikanlah penyebab seorang WNI kehilangan kewarganegaraan berdasarkan UU No 12


Tahun 2006!

2. Jelaskanlah bagaimana jaminan hak atas kewarganegaraan dalam instrumen HAM


internasional dan dalam konstitusi Indonesia!

3. Analisislah, apakah seseorang yang kehilangan kewarganegaraannya dapat mendapatkan


status WNI kembali?

Berikan jawaban anda dengan disertai teori yang tepat dan tuliskan referensinya. Dilarang
plagiasi!

JAWAB :
1. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada, pemerintah Indonesia harus
berada dalam posisi yang pasif mengenai pencabutan dan pemberian status WN
karena tak ada kalimat yang menyatakan secara gamblang bahwa pemerintah
mencabut status WNI seseorang. Dengan demikian, seseorang kehilangan status WNI
bukan karena dicabut oleh pemerintah. Seseorang kehilangan status WNI secara
otomatis akibat melakukan sejumlah hal yang diatur UU Nomor 12 tahun 2006.
Dalam UU No. 12 tahun 2006, ada 9 hal yang membuat seseorang kehilangan status
WNI. Di antaranya, (1) memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan sendiri.
Kemudian, (2) tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain. Seseorang
juga bisa kehilangan status WNI jika (3) mengajukan permohonan kepada pemerintah
Indonesia dan dikabulkan oleh Presiden. Permohonan dikirim secara tertulis kepada
Menteri Hukum dan HAM. (WNI kehilangan kewarganegaraannya jika yang
bersangkutan) Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari
Presiden. Kemudian, seseorang kehilangan status WNI (5) jika secara sukarela masuk
dalam dinas negara asing dan mendapat jabatan tertentu. Juga kehilangan status WNI
apabila (6) menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing
tersebut. WNI kehilangan kewarganegaraannya (7) ketika turut serta dalam pemilihan
sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing. Kehilangan status
WNI juga bisa terjadi apabila (8) seseorang memiliki paspor atau surat sejenis dari
negara asing atau surat tanda kewarganegaraan dari negara lain. Terakhir, WNI
otomatis kehilangan status WNI jika (9) tinggal di luar NKRI selama 5 tahun berturut-
turut bukan dalam rangka dinas negara dan tidak memberitahu kepada kedutaan besar
atau konsulat jenderal bahwa dirinya tetap ingin menjadi WNI.
2. Hak Asasi Manusia (Human Rights) adalah "seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.” Hak-hak Asasi Manusia yang diatur menurut Bab XA
UUD NRI 1945 adalah :
- Hak untuk hidup

- Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan


- Hak mengembangkan diri
- Hak memperoleh keadilan
- Hak atas kebebasan pribadi
- Hak atas rasa aman
- Hak atas kesejahteraan
- Hak turut serta dalam pemerintahan
- Hak wanita
- Hak anak

Penegakan Hak Konstitusional sesuai dengan Pasal 7 Ayat (1) UU HAM adalah :
Setiap orang berhak untuk menggunakan semua upaya hukum nasional dan forum
internasional atas semua pelanggaran hak asasi manusia yang dijamin oleh hukum
Indonesia dan hukum internasional mengenai hak asasi manusia yang telah diterima
negara Republik Indonesia.
3. Secara hukum seseorang yang bukan lagi WNI harus diperlakukan seperti orang
asing. Namun demikian, peraturan hukum di Indonesia masih memberikan peluang
untuk memperoleh kembali status WNI dengan persyaratan dan prosedur tertentu.
Persyaratan untuk memperoleh kembali status WNI yang telah hilang sama saja
dengan persyaratan bagi WNA lainnya yang akan menjadi WNI, sebagaimana diatur
dalam Pasal 9 UU 12/2006, yakni:
Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin meskipun belum 18 tahun. Pada saat
mengajukan permohonan, telah tinggal di Indonesia selama 5 tahun berturut-turut atau
10 tahun tidak berturut-turut.
Sehat jasmani dan rohani.
Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD 1945.
Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana / penjara karena terbukti melakukan tidak pidana
/ kejahatan yang diancam dengan hukuman penjara 1 tahun atau lebih.
Dengan memperoleh kewarganegaraan Indonesia tidak menyebabkan statusnya
menjadi berkewarganegaraan ganda, sebab hal itu tidak diakui dalam sistem hukum di
Indonesia. Dengan kata lain, status kewarganegaraan dari negara lain harus dilepaskan.
Mempunyai pekerjaan atau memiliki penghasilan tetap.
Membayar uang / biaya pewarganegaraan ke Kas Negara. Untuk keterangan lebih lanjut
mengenai besarnya biaya ini silahkan hubungi Kantor Imigrasi RI terdekat.
Di samping 8 syarat tersebut di atas, secara logis seseorang yang akan mengajukan
permohonan untuk mendapatkan kembali status WNI tidak boleh berada dalam kondisi
yang tidak diperkenankan oleh UU 12/2006, seperti sedang dalam ikatan dinas militer
atau pegawai negeri di negara lain.
Prosedur untuk memperoleh kembali status WNI yang telah hilang juga sama dengan
prosedur bagi WNA lainnya yang akan menjadi WNI sebagaimana diatur dalam Pasal
10-18 UU 12/2006, yakni:
Permohonan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai
RI, ditujukan kepada Presiden RI melalui Menteri Hukum & HAM, dan disampaikan
kepada Pejabat Imigrasi terkait.
Jika permohonannya diajukan di Timor-Leste maka pengajuannya dapat dilakukan
melalui KBRI-Dili dan akan diterukan kepada Menteri Hukum & HAM.
Menteri Hukum & HAM akan meneruskan permohonan tersebut kepada Presiden RI
paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterimanya permohonan itu, disertai
berbagai pertimbangan.
Presiden RI dapat saja menerima atau menolak permohonan tersebut.
Jika diterima maka akan diterbitkan Keputusan Presiden (Keppres) RI paling lambat 3
(tiga) bulan sejak diterimanya permohonan dan akan diserahkan kepada yang
bersangkutan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak tanggal Keppres.
Apabila permohonannya ditolak maka Menteri Hukum & HAM akan
memberitahukan kepada yang bersangkutan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
diterimanya permohonan, disertai alasan penolakannya.
KBRI-Dili akan memanggil pemohon untuk mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia kepada NKRI selambatnya 3 (tiga) bulan sejak dikirimnya Keppres tersebut
kepada yang bersangkutan. Dalam hal ini, Keppres tersebut nanti akan berlaku efektif
terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau pernyataan janji.
Jika pada saat pengucapan sumpah atau pernyataan janji ternyata pemohon tidak hadir
tanpa alasan yang sah maka dengan sendirinya Keppres tersebut dianggap batal demi
hukum.
Setelah pengucapan sumpah atau pernyataan janji, pemohon diwajibkan menyerahkan
dokumen / surat-surat keimigrasiannya ke KBRI-Dili dalam jangka waktu
selambatnya 14 (empat belas) hari.
Salinan Keppres dan Berita Acara Pengucapan Sumpah / Pernyataan Janji adalah
bukti sah perolehan status WNI bagi yang bersangkutan. Dalam hal ini, Menteri
Hukum & HAM akan mengumumkan nama yang bersangkutan sebagai WNI secara
sah melalui Berita Negara RI.

Anda mungkin juga menyukai