USHOLLII FARDLOLSH SHUBHI ROK'ATAINI MUSTAQBILAL QIBLATI ADAAAN (IMAAMAN/MA'MUUMAN) LILLAAHI TA'AALAA.
Artinya :
Aku sengaja sholat fardlu shubuh dua raka'at menghadap qiblat (sebagai imam/sebagai
makmum) karena Allah.
2. Niat Sholat Dhuhur 4 Raka'at
ALLAHU AKBAR
Artitnya:
Allah Maha Besar
- Bacaan Doa Iftitah -
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIM.
ALHAMDU LILLAHI-ROBBIL ALAMIN. ARRAHMA NIRRAHIM. MALIKI
YAUMIDDIN. IYYAKA NABUDU WAIYYA-KANASTAIN IHDINASH-SHIRATHAL MUSTAQIM, SHIRATHALLADZINA ANAMTAALAIHIM GHAIRIL
MAGHDHUBI ALAIHIM. WALADL DLAALLIIN, AMIN
Artinya :
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji
bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Yang pengasih dan penyayang. Yang menguasai
hari kemudian. Pada-Mulah aku menyembah, dan kepada-Mulah aku meminta
pertolongan. Tunjukilah kami ke jalan yang lurus. Bagaikan jalannya orang-orang yang
telah Engkau beri nimat. Bukan jalan mereka yang pernah Engkau murkai,atau jalannya
orang-orang yang sesat.
-Membaca Surat Al-QuranBagi yang sholat sendirian atau menjadi imam setelah membaca alfatiha di sunahkan
membaca surat Al-Quran
- Ruku -
ASSALAAMUALAIKUM WARAHMATULLAAHI.
Artinya :
Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.
1. Shalat Wudhu, Yaitu shalat sunnah dua rakaat yang bisa dikerjakan setiap selesai
wudhu, niatnya :Ushalli sunnatal wudlu-I rakataini lillahi Taaalaa artinya : aku niat
shalat sunnah wudhu dua rakaat karena Allah 2. Shalat Tahiyatul Masjid, yaitu
shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan ketika memasuki masjid, sebelum duduk untuk
menghormati masjid. Rasulullah bersabda
Apabila seseorang diantara kamu masuk masjid, maka janganlah hendak duduk sebelum
shalat dua rakaat lebih dahulu (H.R. Bukhari dan Muslim). Niatnya :
Ushalli sunnatal Tahiyatul Masjidi rakataini lillahi Taaalaa Artinya : aku niat shalat
sunnah tahiyatul masjid dua rakaat karena Allah
3. Shalat Dhuha. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan ketika matahari baru naik.
Jumlah rakaatnya minimal 2 maksimal 12. Dari Anas berkata Rasulullah Barang siapa
shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga (H.R. Tarmiji
dan Abu Majah). Niatnya :
Ushalli sunnatal Dhuha rakataini lillahi Taaalaa Artinya : aku niat shalat sunnah
dhuha dua rakaat karena Allah
4. Shalat Rawatib. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat fardhu.
Niatnya :
a. Qabliyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib.
Waktunya : 2 rakaat sebelum shalat subuh, 2 rakaat sebelum shalat Dzuhur, 2 atau 4
rakaat sebelum shalat Ashar, dan 2 rakaat sebelum shalat Isya. Niatnya:
Ushalli sunnatadh Dzuhri* rakataini Qibliyyatan lillahi Taaalaa Artinya: aku niat
shalat sunnah sebelum dzuhur dua rakaat karena Allah
* bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan.
b. Badiyyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu.
Waktunya : 2 atau 4 rakaat sesudah shalat Dzuhur, 2 rakaat sesudah shalat Magrib dan 2
rakaat sesudah shalat Isya. Niatnya :
Ushalli sunnatadh Dzuhri* rakataini Badiyyatan lillahi Taaalaa Artinya : aku niat
shalat sunnah sesudah dzuhur dua rakaat karena Allah
* bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan.
5. Shalat Tahajud, adalah shalat sunnah pada waktu malam. Sebaiknya lewat tengah
malam. Dan setelah tidur. Minimal 2 rakaat maksimal sebatas kemampuan kita.
Keutamaan shalat ini, diterangkan dalam Al-Quran. Dan pada sebagian malam hari
bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan
Tuhanmu mengangkatmu ketempat yang terpuji(Q.S. Al Isra : 79 ). Niatnya :
Ushalli sunnatal tahajjudi rakataini lillahi Taaalaa Artinya : aku niat shalat sunnah
tahajjud dua rakaat karena Allah
6. Shalat Istikharah, adalah shalat sunnah dua rakaat untuk meminta petunjuk yang
baik, apabila kita menghadapi dua pilihan, atau ragu dalam mengambil keputusan.
Sebaiknya dikerjakan pada 2/3 malam terakhir. Niatnya :
Ushalli sunnatal Istikharah rakataini lillahi Taaalaa Artinya : aku niat shalat
sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah
7. Shalat Hajat, adala shalat sunnah dua rakaat untuk memohon agar hajat kita
dikabulkan atau diperkenankan oleh Allah SWT. Minimal 2 rakaat maksimal 12 rakaat
dengan salam setiap 2 rakaat. Niatnya :
Ushalli sunnatal Haajati rakataini lillahi Taaalaa Artinya : aku niat shalat sunnah
hajat dua rakaat karena Allah
8. Shalat Mutlaq, adalah shalat sunnah tanpa sebab dan tidak ditentukan waktunya, juga
tidak dibatasi jumlah rakaatnya. Shalat itu suatu perkara yang baik, banyak atau sedikit
(Al Hadis). Niatnya :
Ushalli sunnatal rakataini lillahi Taaalaa Artinya : aku niat shalat sunnah dua
rakaat karena Allah
9. Shalat Taubat, adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah merasa berbuat dosa
kepada Allah SWT, agar mendapat ampunan-Nya. Niatnya:
Ushalli sunnatal Taubati rakataini lillahi Taaalaa Artinya : aku niat shalat sunnah
taubat dua rakaat karena Allah
10. Shalat Tasbih, adalah shalat sunnah yang dianjurkan dikerjakan setiap malam, jika
tidak bisa seminggu sekali, atau paling tidak seumur hidup sekali. Shalat ini sebanyak
empat rakaat, dengan ketentuan jika dikerjakan pada siang hari cukup dengan satu salam,
Jika dikerjakan pada malam hari dengan dua salam. Cara mengerjakannya
Niat :
Ushalli sunnatan tasbihi rakaataini lilllahi taaalaa artinya aku niat shalat sunnah
tasbih dua rakaat karena Allah
a. Usai membaca surat Al Fatehah membaca tasbih 15 kali.
b. Saat ruku, usai membaca doa ruku membaca tasbih 10 kali
a. Berjamaah
b. Takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakat kedua
c. Mengangkat tangan setinggi bahu pada setiap takbir.
d. Setelah takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih.
e. Membaca surat Qaf dirakaat pertama dan surat Al Qomar di rakaat kedua.
Atau surat Ala dirakat pertama dan surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua.
f. Imam menyaringkan bacaannya.
g. Khutbah dua kali setelah shalat sebagaimana khutbah jumat
h. Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada Idul
Adha tentang hukum-hukum Qurban.
i. Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya.
j. Makan terlebih dahulu pada shalat Idul Fitri pada Shalat Idul Adha
sebaliknya.
14. Shalat Khusuf, adalah shalat sunat sewaktu terjadi gerhana bulan atau matahari.
Minimal dua rakaat. Caranya mengerjakannya :
a. Shalat dua rakaat dengan 4 kali ruku yaitu pada rakaat pertama, setelah ruku dan
Itidal membaca fatihah lagi kemudian ruku dan Itidal kembali setelah itu sujud
sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat kedua.
b. Disunatkan membaca surat yang panjang, sedang membacanya pada waktu gerhana
bulan harus nyaring sedangkan pada gerhana matahari sebaliknya.
Niat shalat gerhana bulan :
Ushalli sunnatal khusuufi rakataini lillahitaaalaa artinya : Aku niat shalat gerhana
bulan dua rakaat karena Allah
15. Shalat Istiqa,adalah shalat sunat yang dikerjakan untuk memohon hujan kepada
Allah SWT. Niatnya
Ushalli sunnatal Istisqaa-I rakataini (imamam/makmumam) lillahitaaalaa artinya :
Aku niat shalat istisqaa dua rakaat (imam/makmum) karena Allah
Syarat-syarat mengerjakana Shalat Istisqa :
a. Tiga hari sebelumnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat dengan berpusa
dan meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan beramal shaleh. Sebab
menumpuknya dosa itu mengakibatkan hilangnya rejeki dan datangnya murka Allah.
Apabila kami hendak membinasakan suatu negeri, maka lebih dulu kami perbanyak
orang-orang yang fasik, sebab kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami robohkan
(hancurkan) negeri mereka sehancur-hancurnya(Q.S. Al Isra : 16).
b. Pada hari keempat semua penduduk termasuk yang lemah dianjurkan pergi kelapangan
dengan pakaian sederana dan tanpa wangi-wangian untuk shalat Istisqa
c. Usai shalat diadakan khutbah dua kali. Pada khutbah pertama hendaknya membaca
istigfar 9 X dan pada khutbah kedua 7 X.
Pelaksanaan khutbah istisqa berbeda dengan khutbah lainnya, yaitu :
a. Khatib disunatkan memakai selendang.
b. Isi khutbah menganjurkan banyak beristigfar, dan berkeyakinan bahwa Allah SWT
akan mengabulkan permintaan mereka.
c. Saat berdoa hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya.
Saat berdoa pada khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi
makmumnya
1. Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada hari kesembilan bulan
Dzulhijjah bagi mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji. Dalam sebuah hadist
Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalah telah bersabda yang artinya:
Tiada amal yang soleh yang dilakukan pada hari-hari lain yang lebih disukai daripada
hari-hari ini (sepuluh hari pertama dalam bln Dzulhijjah). (Hadist Riwayat al-Bukhari).
Dan dalam Taudhih Al-Ahkam, Asy-Syaikh Abdullah Al-Bassam berkata:
Puasa hari arafah adalah puasa sunnah yang paling utama berdasarkan ijma para
ulama.
Jika Puasa Arafah disunnahkan bagi mereka yang sedang tidak melaksanakan ibadah haji,
lalu bagaimana dengan mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji di tanah suci?
Al-Imam As-Syafiei telah berpendapat bahwa bagi mereka yang pada saat itu sedang
melaksanakan ibadah haji di Arafah akan lebih baik apabila mereka tidak melakukan
puasa di hari itu, dengan tujuan agar mereka kuat dalam berdoa dan menjalankan ibadah
haji di sana. Imam Ahmad RadiAllahuanhu pun mengatakan bahwa Jika ia sanggup
berpuasa maka boleh berpuasa, tetapi jika tidak hendaklah ia berbuka, sbb hari Arafah
memerlukan kekuatan (tenaga).
Adapun niat dalam melakukan puasa arafah adalah Nawaitu ashoumul arafah
lilyaumil ghoddi lillahi Taala. artinya Saya niat puasa Arafah , sunnah karena Allah
taala
Keutamaan dari Puasa Sunnah Arafah
Menghapuskan dosa selama dua tahun yakni satu tahun sebelumnya dan satu
tahun ke depan. Sebagaimana hadist Rasulullah Solallahu Alaihi Wassalam yang artinya:
Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab, Puasa
itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya. (HR. Muslim)
Dapat membebaskan kita dari siksa api neraka, sebagaimana pernyataan yang
dikeluarkan oleh sebagian besar ulama yang menyatakan bahwa Allah memberikan
kebebasan dari siksa api neraka di hari arafah bukan hanya bagi jamaah haji yang sedang
melaksanakan wukuf di padang Arafah, melainkan juga terhadap kaum muslimin yang
sedang tidak berhaji.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah Sholallahu Alaihi
Wassalam bersabda yang artinya:
Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari
Arofah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada
para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?(HR.
Muslim)
Tiada sebarang hari pun yang lebih disukai Allah dimana seorang hamba beribadat di
dalam hari-hari itu daripada ibadat yang dilakukannya di dalam 10 hari Zulhijah. Puasa
sehari di dalam hari itu menyamai puasa setahun dan qiamulail (menghidupkan malam)
di dalam hari itu seumpama qiamulail setahun.
Dalam Hadist yang diriwatkan oleh Hunaidah bin Khalid, dari isterinya, dari beberapa
istri Nabi SAW:
Sesungguhnya Rasulullah SAW melakukan puasa sembilan hari di awal bulan Zulhijjah,
di Hari Asyura dan tiga hari di setiap bulan iaitu hari Isnin yang pertama dan dua hari
Khamis yang berikutnya. (Hadith Riwayat Imam Ahmad dan an-Nasaie)
Keutamaan berpuasa di sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah
Mendapatkan Rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT dan dibebaskan dari
adzab.
Akan terhindar dari 30 pintu kemelaratan dan kesukaran serta membuka 30 pintu
kemudahan dan kesenangan.
Akan diampuni dosa-dodanya setahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.
3. Puasa Tasua
Puasa Tasua adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 9 Muharam. Puasa ini
dilakukan untuk mengiringi puasa yang dilakukan pada keesokan harinya yaitu di tanggal
10 Muharram. Kenapa harus begitu? Karena dihari yang sama yaitu tanggal 10 Muharram
orang-orang Yahudi juga melakukan puasa.
Jadi melakukan puasa ditanggal 9 Muharram untuk mengiringi puasa keesokan harinya
akan dapat membedakan dengan puasa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan
Nasrani.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, bahwa ketika Rasulullah Sshallallahu Alaihi Wa
sallam sedang melaksanakan puasa Asyura, dan beliau memerintahkan para sahabat untuk
melakukan puasa di hari itu juga, ada beberapa sahabat yang berkata yang artinya:
Wahai Rasulullah, sesungguhnya tanggal 10 Muharram itu, hari yang diagungkan
orang Yahudi dan Nasrani. Lalu Rasulullah menjawab yang artinya Jika datang tahun
depan, insyaaAllah kita akan puasa tanggal 9 (Muharram).Ibnu Abbas melanjutkan,
Namun belum sampai menjumpai Muharam tahun depan, Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam sudah wafat. (HR. Muslim 1916).
Adapun niat puasa Asyura adalah Nawaitu sauma ghodin min yaumi
asyura sunnattan lillahi taala. yang artinya Aku berniat puasa sunnah Asyura,
karena Allah taala.
Dari Abu Qatadah Al Anshari Radhiallahu Anhu, ia berkata yang artinya:
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari
Asyura`, beliau menjawab: Ia akan menghapus dosa-dosa sepanjang tahun yang telah
berlalu. (HR. Muslim no. 1162)
Dari penjelasan di atas jelas sudah bahwa puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 10
Muharram adalah puasa sunnah yang terbaik dan terutama setelah menjalankan puasa
Romadhon, dan keutamaannya adalah Allah akan mengampuni semua dosa setahun yang
lalu. Yang dimaksud dengan semua dosa di sini adalah dosa-dosa yang kecil, sedangkan
dosa-dosa besar tidak akan diampuni oleh Allah kecuali dengan taubat dan rahmat dari
Allah.
5. Puasa Syawal
Puasa syawal merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan pada enam hari di bulan
syawal yang merupakan sunnah Nabi Muhammad Sholallahu alaihi Wassalam. Adapun
untuk pelaksanaannya bisa dilakukan secara berurutan maupun secara terpisah.
Akan tetapi menurut fatawa Ibni Utsaimin dalam kitab Ad-Dawah, 1:5253
menyatakan bahwa Boleh melaksanakan puasa sunnah secara berurutan atau terpisahpisah. Namun, mengerjakannya dengan berurutan, itu lebih utama karena menunjukkan
sikap bersegera dalam melaksanakan kebaikan, dan tidak menunda-nunda amal yang bisa
menyebabkan tidak jadi beramal.
Keutamaan menjalankan puasa sunnah di enam hari pada bulan syawal adalah sesuai
dengan hadist nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam yang artinya:
Siapa saja yang berpuasa Ramadan, kemudian diikuti puasa enam hari bulan Syawal,
maka itulah puasa satu tahun. (HR. Ahmad dan Muslim).
Berpuasa satu hari di bulan syaban akan membawa keuntungan bagi umat seperti
Allah mengharamkan tubuhnya dari api neraka, kelak akan menjadi penghuni syurga dan
menjadi teman bagi nabi Yusuf Alaihissalam, akan mendapatkan pahala seperti yang telah
dilimpahkan Allah SWT kepada Nabi Ayub dan Nabi Daud.
Berpuasa pada hari kamis pertama dan terakhir di bulan syaban akan membawa
keuntungan seperti akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan akan dimasukkan ke
dalam surga kelak.
Dan apabila berpuasa satu bulan penuh di bulan syaban akan mendatangkan
keuntungan seperti akan diberikan kemudahan saat ia mati seperti terlepas dari kegelapan
alam kubur, terbebas dari huru hara malaikan munkar dan nakir, Allah akan menutup
aibnya di hari kiamat, serta ia akan dijadikan penghuni syurga.
Adapun niat puasa sunnah syaban adalah Nawaitu sauma syahri syahban lillahi taala
yang artinya Saya niat puasa bulan syaban , sunnah karena Allah taala.
9. Puasa 3 Hari pada Pertengahan Bulan
Puasa ini dikenal dengan sebutan puasa Ayyamul Bidh, dimana pelaksanaanya adalah di 3
hari setiap pertengahan bulan, yaitu tanggal 13,14, dan 15. Dalam sebuah hadist yang
diriwayatkan oleh Ahmad, an-Nasai, dan at-Tirmidzi, Rasulullah Sholallahu Alaihi
Wassalam bersabda:
Wahai Abu Dzarr, jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka
berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah.
Abu Hurrairah radhiyallahu anhu pernah berkata:
Kekasihku yaitu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mewasiatkan padaku tiga
nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati yaitu berpuasa tiga hari setiap
bulannya, mengerjakan shalat Dhuha, dan mengerjakan shalat witir sebelum tidur. (HR.
Bukhari no. 1178)
Adapun niat puasa sunnah ini adalah Nawaitu shauma ghodiin an adai
sunnatun ayyamil Biidh lilahi taala. Yang artinya saya niat berpuasa sunah hari putih
karena Allah Taala.
Keutamaan Menjalan Puasa Sunnah ini adalah: