Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PENGANTAR PSIKOLOGI

Kelompok 6 :

Yosua Tomi Hermawanto 802018238

Hizkia Caesaryo Pehala Rondonuwu 802018239

Leonardo Ezra Saekoko 802018241

Eunike Vesca Pakau 802018242

Ahat Nur Rohmah 802018243

Yustita Shalsadara 802018247


I. PENDAHULUAN
Perkembangan manusia adalah perubahan yang terjadi seiring bertambahnya usia, yang
meliputi pertumbuhan dan penurunan yang mana kemampuan fisik dapat menurun seiring
bertambahnhya usia. Dalam psikologi perkembangan mempelajari perubahan individu baik secara
fisik maupun psikologis. Perubahan-perubahan tersebut terjadi dalam tiga tingkat, meliputi :
1. Proses Fisik, adalah perubahan pada sisi biologis maupun fisik individu. Meliputi gen,
perubahan hormonal, perubahan tinggi dan berat badan, dan lian-lain yang merupakan
perkembangan dari proses biologis, yang disebut kematangan.
2. Proses Kognitif, adalah perubahan yang terjadi pada pola piker individu.
3. Proses Sosioemosional, adalah perubahan yang berkaitan dengan emosi. Dan hubungan
individu dengan orang lain.
 Tahap Usia Perkembangan

Tahap Usia Perkembangan manusia dibagi menjadi dua fase yaitu :

A. Fase Perkembangan Prenatal


Fase Perkembangan Prenatal dimulai dengan konsepsi, yaitu terjadi ketika sel sperma bertemu
dengan sel telur. Kemudian menghasilkan zigot dan berkembang menjadi janin. Perkembangan
zigot menjadi janin terbagi menjadi tiga periode, yaitu :
a) Periode Germinal, terjadi pada minggu 1 dan 2. Setelah minggu pertama sel-sel
membelah dan sel tersebut melekat pada dinding uterus.
b) Periode Embrio, terjadi pada minggu ke 3 sampai minggu ke 8. Pada fase ini tabung
neural akan menjadi sum-sum tulang belakang. Dan jantung mulai berdetak, lengan dan
kaki terbentuk, wajah mulai terbentuk dan saluran usus mulai muncul.
c) Periode Fetal, terjadi pada bulan ke-2 sampai 9. Usia 2 bulan janin berukuran sebesar
kacang merah, pada usia 4 bulan memiliki panjang 5 inci dan berat sekitar 5 ons. Semua
organ sudah terbentuk, hingga pada bulan ke-9 janin siap dilahirkan.
B. Fase Perkembangan Pasca Embrionik
Fase ini dibagi menjadi beberapa tahapan usia, meliputi :
a) Masa bayi
Pada masa ini bayi yang baru lahir sampai berumur 2 tahun.
b) Masa kanak-kanak awal
Pada masa ini berusia 2 sampai 5 tahun.
c) Masa kanak-kanak pertengahan dan akhir
Pada masa ini berusia 6 sampai 11 tahun.
d) Masa remaja
Pada masa ini berusia 10 sampai 12 hingga 18 sampai 21 tahun.
e) Masa Dewasa
Pada masa ini berusia 20 sampai 30 tahun.
f) Masa dewasa menengah
Pada masa ini berusia 40 sampai 50 tahun.
g) Masa Dewasa Akhir
Pada masa ini berusia 60 sampai 70 tahun, atau bisa disebut manula
 Perkembangan Fisik Pada Remaja

Perubahan fisik yang signifikan menandai masa remaja, terutama remaja muda. Di antara
perubahan fisik utama pada remaja adalah pubertas dan perubahan pada otak.

 Perubahan Masa Pubertas


Perubahan utama pada remaja yaitu pubertas ( periode kematangan skeletal dan seksual
yang terjadi pada masa remaja muda ). Perubahan hormon adalah inti dari perkembangan
pubertas. Menurut psikolog, masa pubertas / perubahan hormon berperan dalam naik
turunnya emosi remaja.
Berikut merupakan kelompok hormon pada manusia :
1. Testosteron androgen, termasuk dalam kelompok hormon seksual yang dominan
pada pria / laki-laki. ( perkembangan alat kelamin, peningkatan tinggi badan, serta
perubahan suara. )
2. Estradiol estrogen, termasuk dalam kelompok hormon seksual yang dominan
pada wanita / perempua. ( perkembangan payudara, uterus, dan skeletal )
Perkembangan fisik dan sosioemosional saling terkait antara satu sama lain. Terlihat jelas
pada masa pubertas itu sendiri.
 Otak Remaja
Perubahan ini berfokus pada perkembangan amigdala, yang meliputi emosi, dan
perkembangan akhir korteks prafrontal, yang berhubungan dengan penalaran dan
pengambilan keputusan. Perubahan ini membantu menjelaskan mengapa remaja sering
menampakkan emosinya yang sangat kuat tetapi tidak bisa mengontrolnya karena seolah
tidak mempunyai rem untuk memperlambat emosi
 Perkembangan Kognitif Pada Remaja

Setelah meningkat ke pemikiran yang bersifat formal operasional dari Piaget, remaja mengalami
perubahankognitif yang signifikan ( Byrnes, 2012; Kuhn, 2009, 2011). Salah satu contohnya
adalah egosentris. Egosentris disini berbeda dengan egosentris anak-anak karena memiliki fokus
yang berbeda ( merasa bahwa individu unik dan tidak terkalahkan ) ( Albert & Steinberg, 2011 ).
 Perkembangan Sosioemosional pada Remaja

Diantara aspek penting, perkembangan remaja dapat di artikan eksplorasi identitas, serta peran
yang dimainkan oleh orang tua dan teman sebaya terhadap perkembangan remaja.
 Identitas

Dalam pencarian identitas, remaja melewati tantangan untuk menemukan siapa dii mereka, apa
yang akan mereka lakukan, dan kemana tujuan hidup mereka. Jika remaja tidak cukup
mengeksplorasi identitas diri pada tahap ini, remaja akan mengalami kebingungan mengenai diri
mereka sendiri.
 Teori Marcia Mengenai Status Identitas
Dibangun dari dari teori Erikson, James Marcia mengajukan konsep status identitas untuk
menggambarkan posisi individu dalam pandangan Marcia. 2 dimensi identitas yaitu eksplorasi dan
komitmen, keduanya sangat penting.
o Eksplorasi, proses ktika individu mempelajari berbagai pilihan untuk karier dan nilai-nilai
personal.
o Komitmen, pembuatan keputusan mengenai jalur identitas mana yang akan diikuti dan
membuat investasi personal untuk mencapai identitas tersebut.
 Pendekatan Marcia berfokus pada identitas sebagai konstruksi aktif, yaitu hasil dari
memikirkan dan mencoba berbagai identitas yang berbeda ( Klimstra dkk, 2009, 2010).
 PERKEMBANGAN KOGNITIF
o Perkembangan Kognitif pada Masa Kanak-kanak

Perkembangan kognitif merujuk pada perubahan proses pikiran, inteligensi, dan Bahasa dari
individu. Secara umum, kognitif diartikan sebagai potensi intektual yang terdiri dari tahap :
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesa, dan evaluasi. Menurut KBBI, kognitif adalah
berhubungan dengan atau melibatkan kognis, berdasarkan pada pengetahuan faktual yang empiris.

o Teori Piaget tentang Perkembangan Kognitif


Teori piaget merupakan salah satu teori terpenting dalam psikologi yang dikemukakan oleh
Jean Piaget (1896-1980), psikolog berkebangsaan Swiss. Teori Piaget menyatakan bahwa anak-
anak secara aktif membangun pemahaman mengenai dunia melalui empat tahapan. Dalam
pandanga Piaget, anak-anak menggunakan skema untuk memahami pengalaman mereka.

Piaget(1952) menjelaskan dua proses yang berperan dalam perkembangan skema :


Asimilasi, terjadi saat seseorang menggabungkan informasi baru yang mereka
dapatkan dengan pengalaman mereka.
Akomodasi, terjadi saat seseorang mencocokkan konsep mereka dengan informasi
yang baru merka dapatkan.

Menurut Piaget empat taha yang kita jalani untuk memahami dunia. Tahap-tahap tersebut
melibatkan cara yang berbeda secara kualitatif untuk memahami dunia.

 Tahap sensoris-motorik
Berlangsung mulai dari lahir hingga usia 2 tahun , adaah tahap pertama menurt
Piaget. Dimana pada tahap ini pertumbuhan kemampuan anak tampak dari
kegiatan motoric( tindakan fisik) Dan sensoris (melihat dan mendengar).

 Tahap Praoperasional

Berlangsung pada usia 2-7 tahun, adalah tahap kedua menurut Piaget. Dimana pada
tahap ini, anak-anak mulai melukiskan dunia denga teka-teki dan melampaui sejauh
hubungan sederhana antar informasi sensoris dengan tidakan fisik. Tetapi anak-anak
prasekolahini belum mampu melakukan apa yang oleh Piagetsebut sebaga “operasi”
yaitu tindakan mental apa yang sebelumnya dilakukan secara fiski.

 Tahap Konkret Operasional


Berlasung daari usia 7-11 tahun,adalah tahap ketiga menurut piaget. Pada tahap
ini, anak-anak dapat melakukan operasi yang melibatkan objek-objek dan juga
dapat menalarkan secara logis , sejauh hal yang diterapkan dengan contoh-
contoh yang spesifik atau konkret.

 Tahap Formal Operasional


Berlangsung pada usia 11-15 tahun dan terus berlangsung hingga masa dewasa.
Ini merupakan tahap keempat dan juga tahap terakhir. Menurut Piaget pada
tahap ini individu melampaui pengalaman-pengalaman konkret dan berpkir
secara abstrak dan lebih logis.

o Teori Kognitif Sosiokultural dari Vygotsky


Teori Vygotsky adalah teori kognitif sosial budaya yang berfokus pada bagaimana budaya dan
interaksi social mengarahkan perkembangan kognitif. Menurut Vygotsky, perkembangan
anak sebagai aspek yang tidak terpisah dari aktivitas social dan budaya (Gauvain & Parke,
2010) Ia berpendapat bahwa perkembangan mamori, atensi, dan penalaran mencakup
kegiata belajar untuk menggunakan temuan-temuan dari masyaraka. Ia juga berpendapat
bahwa, interaksi anak-anak dengan orang dewasa yang lebih terampil dan kawan-kawan
sebaya tidk dapat dipisahkan dari perkembangan kognitif mereka (Holzman, 2009) melalui
interaksi ini, mereka belajar menggunkan perangkat yang dapat membantu mereka untuk
beradaptasi dan berhasil didalam budayanya (Gauvain & Parke, 2010)

o Teori Pemrosesan Informasi


Teori pemrosesan informasi mengedepankan bahwa individu memanipulasi, memonitor, dan
menyusun strategi terhadap informasi-informasi yang ditemuinya. Menurut teori ini, individu
secara bertahap mengembangan kapasitas untuk memproses infomasi, sehingga
memungkinkan mereka untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang kompleks
(Strenberg, 2010 a,b).
Robert Sierger(2006,2007) seorang ahli terkemuka dibidang pemrosesan-informasi anak-
anak, menyatakan bahwa kegiatan berpikir merupakan suatu bentuk pemrosesan informasi.

 Perkembangan Kognitif pada Remaja

Salah satu karakterisktik pemikiran remaja awal, adalah egosentris. Egosentris adalah
ketidakmauan seseorang melihat dari sudut pandang orang lain, dimana dia merasa bahwa dia selalu
benar dan tidak mau mengalah pada orang lain. David Elkind (1976) berpendapa bahwa egosentrisme
remaja mengandung komponen utama-imaginary audience dan personal fable. Audiens imaginar
(imaginary audience) adalah keyakinan remaja bahwa orang lain berminat pada dirinya sebagaimana ia
berminat pada dirinya sendiri, termasuk juga tingkah laku menarik pehatian-berusaha untuk
diperhatikan, terlihat serta berada “dipanggung”. Menurut Elkind, fable pribadi (personal fable) adalah
bagian dari egosentrisme remaja yang mengandung penghayatan bahwa dirinya unik dan tidak
terkalahkan. Dalam suatu penelitian, remaja yang berusia 12-18 tahun ditanya mengenai peluang
mereka untuk meninggal dunia tahun depan dan sebelum usia 20 tahun, mayoritas responden menulok
peluang ini (Fischhoff dkk. 2010)
 Perkembangan Kognitif pada Masa Dewasa

 Kognisi pada Masa Dewasa Awal


Menurut Piaget, berpikir formal operasional, yang dimulai dari usia 11-15 tahun, adalah
tahap kognitif yang terakhir. Meskipun jika diliat dari segi kuantitas jumlah pengetahuan orang
dewasa lebih besar dibandingkan remaja, secara kualitatif tahap perkembangan kognitif orang
dewasa tidak berbeda dari remaja. Beberapa ahli menyatakan bahwa di masa dewasa awal,
idealisme yang terdapat pada tahap formal operasional mengalami kemundurun, yang
kemudian digantikan dengan pemikiran yang lebih realistis dan prakmatis.

 Kognisi pada Masa Dewasa Tengah


Masa dewasa menengah mencakup “keseimbangan antara pekerjaan dan tanggung
jawab relasi ditengah-tengah perubahan fisik dan psikologis yang berlangsung seiring dengan
proses penuaan” (Lachman,2004). K. Warner Schaie melakukan penelitian longitudinal yang
meluas dengan cara mengukur beberapa kemampuan intelektual yang berbeda secara berulang
kali pada individu dewasa, Schaie menyimpulkan bahwa masa dewasa tengah adalah periode
ketika banyak individu mencari puncak dari berbagai kecakapan intelektual.

 Kognisi pada Masa Dewasa Akhir


Banyak psikolog kontemporer menyimpulkan bahwa beberapa dimensi kecerdasan
mengalami penurunan pada masa dewasa akhir, sementara beberapa dimensi yang lain tetap
terpelihara atau bahkan meningkat (Dixon dkk.,2013). Selain itu orang-orang dewasa lanjut
kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya.
Kecepatan memproses informasi secara perlahan-lahan memang akan mengalami penurunan
pada masa dewasa akhir, namun faktor individual differences juga berperan dalam hal ini. Nancy
Denney (1986) menyatakan bahwa kebanyakan tes kemampuan mengingat dan memecahan
masalah mengukur bagaimana orang-orang dewasa lanjut melakukan aktivitas-aktivitas yang
abstrak atau sederhana. Beberapa faktor dapat memperlambat penurunan kemampuan kognitif
pada individu dewasa akhir. Melatih individu dewasa akhir untuk menggunakan strategi tertentu
yang dapat meningkatkan memori mereka, dan terdapat peningkatan bukti bahwa kebugaran
fisik dapat mempertajam kecakapan berpikir individu dewasa akhir (Mortimer dkk.,2012). Ketika
individu dewasa akhir terus meningkatkan keterlibatannya dalam aktivitas kognitif dan fisik,
mereka akan lebih mampu mempertahankan aktivitas kognitifnya pada masa dewasa akhir (C. L.
Brown dkk.,2013; Lindwall dkk., 2013; Mitchell dkk., 2013)
 Perkembangan Sosial

Perkembangan Sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan social. Untuk mencapai
kematangan sosial, manusia harus belajar tentang cara-cara penyesuaian diri dengan orang lain.
Menurut William James & C.H Cooley, bahwa perkembangan individu manusia erat sekali dengan
perkembangan masyarakat di lingkungan perkembangan sosial ini juga berkembang bersama dengan
emosi.

Manusia berbeda satu sama lain dalam hal sikap emosional sejak awal kehidupan. Pada masa awal
kehidupan, bayi menghadapi sebuah jaringan sosial yang akan memainkan peran penting ketika mereka
mengembangkan pemahaman mereka tentang diri dan dunia.

A. Tempramen

Gaya prilaku seseorang dan cara khasnya dalam memberi tangapan. 3 jenis dasar tempramen pada anak
(Stella Thomas, 1977-1996) :

 Anak yang mudah (easly child)


 Anak yang sulit (difficult child)
 Anak yang lambat (slow-to-warm-up child)

Karakteristik emosional yang dibawa seorang anak kedunia dipandang sebagai dasar atas kepribadian
berikutnya (Casalin dkk. 2012 : Shiner & De Young. 2013)

B. Teori Erikson Mengenai Perkembangan Sosioemosional

Erik Erikson (1902-1994) mengajukan 8 tahap perkembangan psikososial semenjak bayi hingga usia tua.

Teori Erikson sangat penting karena membahas perkembangan sosioemosional sebagai suatu proses
dalam kehidupan, yang ditandai dengan pencapaian-pencapaian perkembangan penting pada usia muda
dan dewasa hingga tua.

Tugas-tugas perkembangan Erikson di presentasikan oleh 2 hasil yang mungkin-

Satu, kekuatan dan kompetensi yang lebih besar ; yang lain, kelemahan dan kerentanan yang lebih
besar.

Dengan menggunakan tahapan dari Erikson sebagai petunjuk, mari kita pelajari berbagai cara manusia
berkembang dalam hal kemampuan mereka untuk menjalin hubungan interpersonal dan kesejahteraan
emosional pada bayi dan anak-anak.

C. POLA ASUH DAN PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL PADA MASA ANAK-ANAK


 Pola asuh authoritarian adalah pola asuh yang kaku dan penuh hukuman. Misalnya, dalam hal
perbedaan pendapat mengenai cara melakukan sesuatu, orang tua yang authoritarian mungkin berkata,
“Kamu harus melakukan seperti yang saya katakan atau …” Anak-anak dari orang tua yang authoritarian
terkadang mengalami kekurangan kecakapan sosial, memperlihatkan inisiatif yang buruk, dan
cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain. Dalam suatu penelitian (Rudy & Grusec, 2006) ,
para ibu penganut budaya kolektif (dalam hal ini berkebangsaan Iran, India, Mesir dan Pakistan)
Menggambarkan diri mereka lebih authoritarian namun tidak mengkeskpresikan sikap negatif terhadap
anak-anak mereka, dan anak-anak tidak memperlihatkan hasil negatif atas pola asuh ini.

 Pola asuh authoritative mendorong anak untuk menjadi mandiri namun masih menempatkan
batasan dan control terhadap prilaku. Diskusi sangat diutamakan, orang tua pun bersikap hangat dan
membimbing kepada anak. Anak-anak yang memiliki oraang tua authoritative cenderung lebih
kompeten bersosialisasi, percaya diri, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosialnya.

 Pola asuh neglectful pola asuh yang ditinjukan dengan kurangnya keterlibatan orang tua dalam
kehidupan anak.

 Pola asuh permissive melibatkan pemberian sedikit batasan terhadap perilaku anak. Beberapa
orang tua secara sadar membesarkan anak dengan cara ini karena mereka meyakini bahwa kombinasian
atas keterlibatan yang hangat dan batasan yang sedikit akan menghasilkan anak yang kreatif dan
percaya diri. Mereka sering kali gagal untuk belajar menghormati orang lain, selalu ingin bertindak
sesuai kehendaknya, dan mengalami kesulitan untuk mengontrol perilaku. Anak mungkin memerlukan
bentukan dari orang tua untuk mendapatkan kecakapan-kecakapan ini.
 Perkembangan Moral pada Anak
Aspek lain yang dipelajari oleh psikolog adalah cara individu menjadi individu yang berkarakter-
individu yang berperilaku sesuai moral. Perkembangan moral melibatkan perubahan usia yang
berhubungan dengan pikiran, perasaan, dan perilaku terkait dengan prinsip-prinsip dan nilai yang dapat
memberi petunjuk atas hal yang seharusnya dilakukan oleh individu.

 TEORI KOHLBERG
o Pra konvensional => penalaran moral individu terutama berlandaskan pada konsekuensi dari
perilaku dan hukuman serta imbalan dari dunia eksternal.
o Konvensional => individu patuh terhadap standar yang dipelajari dari orang tua atau hukum
masyarakat.
o Pasca konvensional => individu melihat kemungkinan pandangan moral yang lain,
mengeksplorasi pilihan yang ada, dan kemudian mengembangkan kode moral personal yang
semakin baik.

Kohlberg meyakini bahwa perkembangan moral mengalami kemajuan, kedewasaan, ketersediaan


kesempatan untuk mengambil peran dan kesempatan untuk mendiskusikan masalah moral dengan
individu.

 Mengevaluasi teori Kohlberg

Ide Kohlberg telah menstimulasi berbagai penelitian mengenai cara individu memikirkan masalah
moral. (Lapsley,2013;lapsley& Yaeger,2013;Narvaez,2013;Nucci,2013;L,J.Walker;2013). Pada saat
yang bersamaan teori dari Kohlberg ini mendapatkan banyak kritikan . Salah satu berpendapat
bahwa penalaran moral tidak selalu berarti perilaku moral.

 Penelitian terkini mengenai perkembangan moral

Penelitian yang tertarik pada perkembangan moral yaitu penelitian mempelajari bagaimana,
kapan, dan mengapa anak-anak melakukan hal buruk setiap hari kepada orang lain. ( carlo dkk.2011)
mereka menemukan bahwa pada usia 3 tahun, anak mulai memperlihatkan pertanda
perkembangan kesadaran awal, interaksi orang tua-anak yang jelas, bagaimana orang tua
membesarkan seorang anak yang baik ? Disebabkan oleh pola asuh yang hangat dan suportif serta
tidak terlalu banyak menghukum dan kaku adalah kuncinya. Pola pengasuhan yang melibatkan anak-
anak dalam mengambil keputusan dan menanamkan perilaku moral sehingga meningkatkan
perilaku pro sosial pada anak.

(eisenberg & murphy,1995,Elisenberg & valiente,2002, Elisenberg dkk, 2009)

Anda mungkin juga menyukai