b) Pemeriksaan CT-Scan :
Gambar 9, Dilatasi arteri pulmonal dan tampak pembuluh darah perifer kecil tanpa
disertai thrombus22
Pada pemeriksaan foto thorax terlihat hemithorax yang kecil, ada gambaran opak
yang terlihat luas mulai dari daerah perut sampai ke hemithorax. Hal ini bisa saja terjadi
secara homogen atau bisa juga terdapat daerah yang lusen oleh karena adanya usus.
Daerah yang terlihat opak dapat menempati seluruh paru-paru. Efusi pleura dan
atelektasis juga dapat terlihat. CT-Scan dan MRI sangat membantu dalam melihat ukuran
dan lokasi hernia ini. 16
Pemeriksaan CT – Scan yang konvensional memiliki nilai sensitivitas 14-
82% dengan spesifisitas 87%, pada Helical CT, senstifitas meningkat 71 -100%,
tanda ruptur diafragma pada CT- Scan yaitu: (1) gambaran langsung adanya defect,
(2) gambaran diafragma secara segmental tidak terlihat, (3) herniasi organ viscera
ke intra thorak, (4) collar sign, berkaitan dengan konstriksi lengkung usus yang
mengalami herniasi. 12
Pemeriksaan dengan USG FAST (focused assessment with sonography for
trauma) dapat dilakukan selain mengevaluai setiap keempat kuadran dapat juga
menilai pergerakan dari diafragma, pada kasus ruptur diafragma terjadi penurunan
gerakan diafragma, namun teknik ini tidak berlaku pada pasien yang mengalami
mekanikal ventilasi oleh karena adanya tekanan positif. USG dapat juga berguna
untuk diagnosis. Pada beberapa kasus ruptur diafragma kanan di mana terdapat
pengumpulan cairan pada rongga pleura, USG dapat memperlihatkan gambaran
pinggiran bebas dari tepi diafragma yang robek sebagai flap dalam cairan pleura
ataupun herniasi hepar ke dalam rongga toraks. 12
MRI dapat digunakan oleh karena kemampuannya secara akurat untuk
memvisualisasi antomi diafragma. MRI digunakan untuk pasien yang stabil dan
untuk kasus yang late diagnosis. 12
Thoracoscopy dapat digunakan oleh karena kemampuannya secara
langsung memvisualisasikan gambaran diafragma, biasanya digunakan pada kasus
dengan pemeriksaan yang lain tidak terdeteksi jelas. Torakoskopi merupakan suatu
tindakan yang aman dan memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang sangat tinggi
untuk diagnosis ruptur diafragma akibat trauma. Torakoskopi juga berguna untuk
merencanakan pembedahan dan memperbaiki ruptur diafragma itu sendiri.
(Pemeriksaan CT – Scan yang konvensional memiliki nilai sensitivitas 14-82%
dengan spesifisitas 87%, pada Helical CT, senstifitas meningkat 71 -100%, tanda
ruptur diafragma pada CT- Scan yaitu: (1) gambaran langsung adanya defect, (2)
gambaran diafragma secara segmental tidak terlihat, (3) herniasi organ viscera ke
intra thorak, (4) collar sign, berkaitan dengan konstriksi lengkung usus yang
mengalami herniasi. 12
Gambar 5 : foto thorak pasien dengan hernia diafragmatika kiri, tampak gambaran
diafragma kiri tidak terlihat (dikutip dari kepustakaan 12)
Gambar 6: Foto CT- Scan thorak irisan tranversal tampak herniasi dari gaster
masuk ke kavum thorak sebelah kiri (dikutip dari kepustakaan 12)
Gambar 7. Foto CT Scan thorak irisan koronal tampak herniasi dari gaster
dan omentum masuk ke kavum thorak sebelah kiri (dikutip dari kepustakaan 12)
Gambar 8. Anteroposterior (AP) dada radiograf dari hernia diafragma sisi kanan
kongenital (CDH) menunjukkan pergeseran mediastinum dan kompresi paru-paru
yang disebabkan oleh herniasi dari hati dan usus loop ganda. (dikutip dari
kepustakaan 17)
Pada radiografi hernia hiatus esophagus muncul sebagai lesi jaringan lunak-
opacity posterior jantung hiatus esofagus dekat. CT membantu memverifikasi migrasi perut
cranially melalui hiatus. 18
Gambar 13. Hernia Hiatus esophagus terdapat air fluid level (dikutip dari
kepustakaan 20)
Gambar 14. CT scan perut menunjukkan pelebaran parah dari hiatus esofagus, dengan herniasi
sefalika dari isi perut. (dikutip dari kepustakaan 18)
1. POSISI SUPINE
Gambar kiri menunjukkan beberapa dilatasi loop usus kecil di perut bagian atas. Usus
kecil tidak proporsional melebar dibandingkan usus besar. Gambar kanan menunjukkan
tingkat udara-cairan diloop melebar khas dari obstruksi usus halus.
2.
Gambaran 2. Menunjukkan adanya gambaran herring bone sebagai petanda ileus obstruktif pada
posisi supine (b).5
3.
Gambar 3. Gambaran Radiologi Foto akut abdomen posisi Supine yang menunjukkan
Usus halus yang melebar pada seluruh abdomen ( Ileus Obstruktif)
4.
Gambar 4. Radiologi Posisi Supine pada anak umur 3 tahun dengan Ileus Obstrutif
menunjukkan gambaran Air fluid Level (+) berbentuk Step Ladder dengan distribusi
udara tidak sampai distal usus.
1.
Gambar 1. Foto Polos Abdomen. Tampak jelas dilatasi loop usus halus yang memberikan
gambaran air-fluid level pada posisi duduk (Erect).
2.
Gambar 2. Foto polos abdomen posisi Erect menunjukkan air-fluid level multipel (panah),
beberapa dengan lebar lebih dari 2,5 cm. pada kondisi ini, ada perbedaan tinggi vertikal lebih
dari 2 cm antara air-fluid level dalam loop usus yang sama (area dilingkari). Ada juga distensi
dari diameter usus halus lebih dari 2,5 cm dan rasio usus halus –usus besar lebih dari 0,5.7
3.
Gambar 3. Foto Polos Abdomen Posisi Erect menunjukkan air-fluid levels yang multipel di
dalam loop-loop usus halus yang dilatasi
4.
Gambar 2. Foto Polos Abdomen posisi erect menunjukkan tanda “string of beads” yang
merupakan tanda diagnostik obstruksi usus halus.
1.
Gambar 1. Foto polos abdomen posisi LLD menunjukkan adanya udara bebas antara
hepar dengan dinding abdomen pada pasien ileus obstruktif
2.
Gambar 2. Foto posisi LLD pada pasien laki-laki umur 59 tahun tampak adanya gambaran udara
bebas subdiafragma dan intraperitoneal.
3.
Gambar 3 posisi LLD pada pasien dengan Ileus Obstruktif yang menunjukkan adanya Air Fluid Level
bertingkat. Tidak tampak adanya udara bebas subdiafragma dan intraperitoneal
• Pemeriksaan foto polos dalam sepuluh hari pertama, tidak ditemukan kelainan radiologik
yang berarti dan mungkin hanya ditemukan pembengkakan jaringan lunak.
Gambar 1. Proyeksi lateral pada tibia terlihat gambaran sklerotik di diametafisis tibia
Gambar 2. Proyeksi AP pada tibia terlihat gambaran sklerotik di lateral diametafisis tibia.
Gambaran destruksi tulang dapat terlihat setelah sepuluh hari ( 2 minggu ) berupa refraksi
tulang yang bersifat difus pada daerah metafisis dan pembentukan tulang baru dibawah
periosteum yang terangkat.
Gambar 3. Tampak destruksi tulang pada tibia dengan pembentukan tulang subperiosteal
Gambar 4.Ultrasound image of the left hip shows a large joint effusion
Gambar 6. radiologik dari abses Brodie yang dapat ditemukan pada osteomielitis sub
akut/kronik. Pada gambar terlihat kavitas yang dikelilingi oleh daerah sclerosis.
Osteomielitis Kronis
Gambar 7. Proyeksi AP wrist terlihat gambaran lesi osteolitik dan sclerosis extensive
dibagian distal metafisis pada radius
Gambar 8. Osteomielitis lanjut pada seluruh tibia dan fibula kanan. Ditandai dengan
adanya gambaran sekuestrum (panah).
2. CT dan MRI
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk membuat rencana pengobatan serta untuk melihat
sejauh mana kerusakan tulang terjadi
Gambar 9. CT image pada osteomielitis kronik.
A. In this tibia, chronic osteomyelitis is associated with a radiodense sharply
marginatedfocus within a lucent cavity (arrow).
B. Coronal reformatted image.
C & D. Transaxialimages. CT scanning can be used to identify sequestered bone as in
these tibiae
Tengkorak
Biasanya terjadi akibat komplikasi fraktur, abses gigi, atau ekstraksi gigi. Namun,
infeksi osteomielitis juga dapat menyebabkan fraktur pada mulut. Infeksi terjadi
melalui kanal pulpa merupakan yang paling sering dan diikuti hygiene oral yang buruk
dan kerusakan gigi.
2.3.2. Pelvis
Osteomielitis pada tulang pelvis paling sering terjadi pada bagian sayap tulang
ilium dan dapat meluas ke sendi sakroiliaka. Sendi sakroiliaka jarang terjadi. Pada foto
terlihat gambaran destruksi tulang yang luas, bentuk tak teratur, biasanya dengan
sekuester yang multipel. Sering terlihat sklerosis pada tepi lesi. Secara klinis sering
disertai abses dan fistula.
Bedanya dengan tuberkulosis, ialah destruksi berlangsung lebih cepat, dan pada
tuberkulosis abses sering mengalami kalsifikasi. Dalam diagnosis diferensial perlu
dipikirkan kemungkinan keganasan.
Osteitis pubis merupakan infeksi bagian bawah yang sekitar simfisis pubis yang
merupakan komplikasi dari operasi dari prostat dan kandung kemih atau , jarang akibat
operasi pelvis lainnya.
2.3.3. Osteomielitis Pada Tulang Belakang
Gambar 10. Radiografi osteomielitis pada tulang belakang; tampak abses prevertebral (*)
dan destruksi pada area diskus T9-10 yang juga meluas hingga kanalis spinalis11