KRISIS THYROID
OLEH
AMALIA SRI ANJANI
111 2021 2101
PEMBIMBING
dr. Rahmiaty Purnama, Sp.PD
Hormat Saya,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
tinggi. Insiden kasus ini dikatakan jarang terjadi, namun saat seseorang
pasien harus agresif, karena hal ini akan memberikan prognosis yang lebih
baik pada pasien. Diagnosis krisis tiroid sendiri didasarkan pada kondisi
klinis pasien, bukan dari hasil laboratorium. Krisis tiroid umumnya terjadi
pada pasien dengan hipertiroid yang tidak diberikan terapi adekuat dan
dipicu oleh adanya infeksi, trauma, pembedahan tiroid, atau diabetes
LAPORAN KASUS
No RM : 289890
Sulawesi Selatan
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Sesak Nafas
tidak ada, demam tidak ada, keluhan pusing tidak ada, Mata
Keadaan Umum:
(IMT: 22 kg/m2)
Tanda-tanda Vital :
Defisit (+)
d. Suhu : 36,8oC
e. SpO2 : 98%
Status Generalis
Leher
Thoraks
Inspeksi
Bentuk : Normochest
Palpasi
Perkusi
dextra
sinistra
Auskultasi
murmur (-),
gallop (-)
Abdomen
(-)
Ekstremitas
Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin
NEU : 86,79 %
LYM : 0,5 %
MON : 2,86 %
HCT : 36 %
MCV : 83,3 fL
MCH : 28,7 pg
MCHC : 35 g/dL
GDS : 87 mg/dl
Fungsi Thiroid
TSH : 10.96 (H)
T4 : 107.79
Pemeriksaan EKG
2.5 Assesment
Krisis Tiroid
Atrial Fibrilasi
Hiponatremi
TB paru Aktif
1. IVFD RL 28 tpm
3. Ondancetron / 8 jam / IV
6. Codein 20 mg 2x1
7. Check TCM
2.7 Follow Up
26/09/2022
Subjek:
dengan istirahat, sakit kepala tidak ada, demam tidak ada, keluhan
Batuk(+) disertai Lendir tanpa darah, Flu (-), nyeri menelan tidak
ada, Benjolan pada leher sisi kiri kanan, Benjolan bergerak saat
ulu hati, Muntah (-), nafsu makan menurun, BAB dan BAK lancar
kesan normal.
Objektif:
TD : 127/95 mmHg
P : 40 x/menit
S : 36,5oC
SpO2 : 92%
normal.
Pemeriksaan Penunjang
(26/08/2022)
TCM : Negatif
Assesment
Krisis Tiroid
TB Paru TCM(-)
Atrial Fibrilasi
Hiponatremi
Planning Terapi
1. IVFD RL 28 tpm
6. Codein 20 mg 2x1
9. EKG Kontrol
27/09/2022
Subjek:
Kesadaran pasien menurun, Sesak Semakin memberat
istirahat, sakit kepala tidak ada, demam tidak ada, keluhan pusing
bergerak saat pasien menelan, Nyeri tekan (-), Muntah (-), Nafsu
dinilai, sakit kepala sulit dinilai, demam tidak ada, BAB dan BAK
Objektif:
S: Sakit Berat/Somnolen
TD : 134/94 mmHg
P : 40 x/menit
N : 49 x/menit
S : 37,5oC
normal.
Thorax : BJ I/II normal Regular, bising tambahan (-),
Fungsi Ginjal
Skor Burch-Wartosky
Hasil Skor Burch-Wartosky : 70 (Highly Suggestive)
Assesment
Krisis Tiroid
TB Paru TCM(-)
Atrial Fibrilasi
Hiponatremi
Planning Terapi
1. Rawat ICU
2. O2 NRM 10 lpm
3. Pasang NGT
4. IVFD NaCl 3% 10 tpm
28/09/2022
00.00
Subjek:
Objektif:
S: Sakit Berat/Stupor
TD : 89/68 mmHg
P : 32x/menit
N : 90x/menit
S : 36,5oC
normal.
04.00
S : Sakit Berat/Stupor
TD : 85/63 mmHg
P : 29x/menit
N : 60x/menit
SpO2 : 60%
04.15
Assesment
Krisis Tiroid
TB Paru TCM(-)
Atrial Fibrilasi
Hiponatremi
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
normal. Terdapat dua hormon yaitu tetraiodothyronine (tiroksin atau T4) dan
gangguan pada tubuh. Krisis tiroid yang terjadi paling banyak merupakan akibat
dari penyakit grave yang tidak diketahui atau yang tidak terkontrol. Suatu keadaan
hipertiroid dapat berakibat fatal serta dapat mengancam kehidupan. Hal ini sering
2.2 Epidemiologi
dini dari pasien tiroid dapat mengurangi terjadinya kasus badai tiroid.
2.3 Etiologi
Asupan yodium.
tambahan.5
Graves Disease
Tiroiditis subakut
15-20% dari kasus tirotoksikosis. Ini terjadi lebih sering pada individu
Adenoma toksik
kasus tirotoksikosis. 5
menyebabkan tirotoksikosis. 5
reseptor TSH. Pada kadar -hCG yang sangat tinggi, aktivasi reseptor
tirotoksikosis. 5
2.4 Patofisiologi
suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang
Mobius sign, von Graefe’s sign, joffroy’s sign, stellwag’s sign, lid lag,
exopthalmus.7
agitasi, dan psikosis. Pada fase lanjut, pasien bisa jatuh dalam keadaan
2.6 Tatalaksana
Wanita Wanita
Exopthalmus Exopthalmus
Takikardi Gelisah
Mudah Lelah
Hiperaktif
Mual dan Muntah
Gelisah dan cemas
Faktor yang dapat
Keringat berlebih
mempengaruhi terjadinya
Kulit yang hangat
badai tiroid seperti infeksi :
Tidak tahan akan panas
TB Paru Aktif dan Efusi
Berdebar
Pleura Bilateral
Defekasi berlebih Stupor (Saat masuk ICU)
Mudah lelah.
Muller’s paradox)
Gangguan menstruasi
Tremor
Kelainan Okular
Hipotensi
mempengaruhi terjadinya
penyakit serebrovaskular,
ketoasidosis diabetes,
Codein 20 mg 2x1
O2 NRM 10 lpm
Pasang NGT
IV
pelan
Cedocard 10 cc / Jam / Sp
DAFTAR PUSTAKA
DOI:10.15562/Medicina.v50i2.622
https://emedicine.medscape.com/article/121865-overview.
Ii