Disampaikan pada
PELATIHAN PETUGAS PUSKESMAS
Mataram, 16-19 OKTOBER 2019
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I) masih mengancam dunia
www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/index.html
Imunisasi Hepatitis B
Komplikasi berat :
Milier TB, Meningitis TB, Tb sendi, dll.
Imunisasi BCG
Vaksin BCG
Vaksin BCG diberikan sebanyak 1
kali pada bayi usia 1 bulan
Cara pemberian: suntikan intra kutan
(IK) pada lengan atas kanan
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Penyebab : virus Polio. Virus polio
Poliomielitis menyerang cornu anterior medula
spinalis atau medula oblongata
minuman (orofecal)
05/07/21 12
• Diagnosis pasti Virus Polio di tinja
(+)
• Tatalaksana : simptomatik dan
fisioterapi Cacat
• Pasien dirawat 2 minggu Menetap
dipulangkan jika klinis sedikit
membaik
• Tinja pasien mengandung virus polio
selama 3 bulan diberikan klorin
• Gejala sisa: lumpuh layuh, biasanya
tungkai satu sisi mengecil, dapat
Rojudin, Campang
2017
*Polio Risk Assessment with WHO Tools Year 2017
Number of
Legend Remark % Status : HIGH RISK
Prov
High Risk 25 73,5 25 provinces in Indonesia
Medium Risk 8 23,5 HIGH RISK for Polio
Low Risk 1 3,0 Published 21 November 2018
Compatible Polio and Hot Cases
Indonesia, 2017 - 2018
2017
Polio Compatible Cases
(Indragiri Hulu / Riau)
Onset Paralysis 25/07/2017 Polio Compatible Cases
(Badung / Bali)
Onset Paralysis
01/05/2017
2018
Polio Compatible: Menyerupai polio namun tidak dapat dibuktikan melalui pemeriksaan
laboratorium karena spesimen tinja tidak tersedia/tidak adekuat
Imunisasi Polio
Percikan
ludah
Kolonisasi
di tenggorokan
Terhirup
dan memproduksi toksin
DD/ DIFTERI
Tujuan: Untuk mencegah penularan penyakit dari kontak yang mungkin sudah
terinfeksi dengan kuman Corynebacterium diphtheria dan memberikan kekebalan
jangka menengah dan panjang terhadap penyakit
i. Perawatan dan
Pengobatan kasus
secara adekuat
ii. Penemuan dan
Pengobatan kasus
tambahan
iii. Tata laksana kontak
erat
KONTAK ERAT
Semua orang yang pernah kontak (secara fisik: berbicara atau
terkena percikan ludah saat batuk/bersin) dengan kasus suspek
difteri
Sejak 10 hari sebelum timbul gejala sakit menelan sampai 2 hari
setelah pengobatan (masa penularan).
Yang termasuk dalam kategori kontak erat adalah:
Kontak erat satu rumah: tidur satu atap
Kontak erat satu kamar di asrama
Kontak erat teman satu kelas, guru, teman bermain
Kontak erat satu ruang kerja
Kontak erat tetangga, kerabat, pengasuh yang secara teratur
mengunjungi rumah
Petugas kesehatan di lapangan dan di RS
Pendamping kasus selama dirawat
Cara Pencegahan Penularan
Penyakit Difteri
• Menghentikan transmisi Difteri dengan pemberian prophilaksis
terhadap kontak dan karier
• Tatalaksana kasus dengan pemberian Anti Difteri Serum (ADS) dan
tatalaksana karier yang adekuat
• ORI (Outbreak Response Immunization) pada wilayah dan
kelompok usia yang tepat dengan cakupan yang tinggi dan merata
(cakupan minimal 90%)
• Penguatan imunisasi rutin : perbaikan cakupan dan kualitas
pelayanan imunisasi rutin difteri bagi bayi, anak usia di bawah
dua tahun serta anak usia sekolah dasar di seluruh wilayah di
Indonesia.
• Penggunaan masker dan PHBS
Surat Edaran Dirjen P2P
SE 11 Jan 2018
Revisi Pelaksana ORI Luas
SE 21 Des 2017 (85 kab/kota)
Langkah Dasar : SE 9 Feb 2018:
penaggulangan KLB 1.Kasus lab (+) Update
Difteri 2.Difteri dgn kematian Pelaksana ORI
Pelaksana ORI Luas 3.Peningkatan kasus yang Luas (80
(82 kab/kota) signifikan kab/kota)
4.Cakupan imunisasi
Aceh
1.Pidie
2.Aceh Utara
AREA PELAKSANAAN ORI LUAS DI 80 KAB/KOTA
3.Kota Banda Aceh
4.Kota Lhokseumawe Kalimantan Timur
Kalimantan Barat
1.Kota Pontianak 1.Kota Balikpapan
2.Sintang 2.Kutai Kertanegara
3.Kutai Timur
4.Kota Bontang
5.Kota Samarinda
Sumatera Barat
1.Kota Padang
2.Kota Payakumbuh
Lampung
1.Kota Bandar Lampung
2.Lampung Tengah Kalimantan Selatan
1.Kota Banjarbaru
Sumatera Selatan
Jawa Timur
1.Kota Palembang
Seluruh Kab/Kota
Cluster 1
Cluster 2 Jawa Barat
Purwakarta, Karawang, Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok
Cluster 3
Bogor, Garut, Ciamis, Bandung Barat, Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya
Jawa Timur DKI Jakarta
Jakarta Barat, Jakarta Utara
Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur
Banten
Tangerang, Serang, Kota Tangerang, Kota Serang, Kota Tangsel
Pandeglang, Lebak, Kota Cilegon
07/05/21
TATALAKSANA
PERTUSIS
• Rujuk ke puskesmas/RS
• Isolasi kasus dari lingkungan anak-anak kecil dan bayi
disekitarnya, khususnya dari bayi yang belum diimunisasi,
sampai dengan penderita diberi paling sedikit 5 hari dari 14
hari dosis antibiotika yang harus diberikan.
• Kasus tersangka yang tidak mendapatkan antibiotika harus
diisolasi paling sedikit selama 3 minggu.
• Penderita diberikan antibiotik (eritromicin) dosis 40 - 50
kg/BB/hari mak 2 gram/hari dibagi dalam 4 dosis diberikan
selama 14 hr.
• Kontak diberikan antibiotik yang sama sebagai profilaksis
selama 14 hari.
07/05/21
Kejadian Kasus Pertusis Di Indonesia
2015 - 2017
14
12
10
8
Kasus
6
Kematian
0
Kalimantan Jawa Barat Sumatera Sumatera Barat Jawa Timur Kalimantan
Tengah Selatan Barat
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
2018: 6 cases
2017: 25 cases
Vaksin DPT-HB-Hib
Vaksin DPT-HB-Hib diberikan sebanyak 3
kali pada bayi usia 2 bulan, 3 bulan dan
4 bulan
Cara pemberian :suntikan intra
muskular (IM) pada paha antero lateral
Vaksin DPT-HB-Hib lanjutan diberikan
pada anak usia 18 bulan
Cara pemberian: suntikan intramuskular
(IM) pada paha antero lateral kanan*
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
43
Timeline Manifestasi Klinis
44
Tata Laksana
Garna H.Morbili. Dalam: Garna H,editor. Buku Ajar Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis. Sagung Seto;2012
45
Komplikasi Penyakit Campak
Sering Jarang
• Diare • Encephalitis
• Bronkhopneumonia • Myocarditis
• Pneumonia • Pneumothorax
• Malnutrisi • Pneumomediastinum
• • Appendicitis
Radang telinga tengah
• Subacute sclerosing panencephalitis
• Ulkus mucosa mulut (SSPE)
• Komplikasi mata
KEMATIAN CAMPAK:
Kematian dari seorang penderita campak pasti,pasti yang terjadi dalam 30 hari
setelah timbul rash, biasanya disebabkan komplikasi, bukan disebabkan oleh hal-hal
lain (seperti: trauma atau penyakit kronik yang tidak berhubungan dengan
komplikasi
07/05/21
campak)
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
47
Patogenesa Rubella
• Virus rubella berkembang biak di
nasofaring dan kelenjar getah bening
regional. Viremia terjadi 4 – 7 hari setelah
virus masuk tubuh
• Masa penularan diperkirakan terjadi pada
7 hari sebelum hingga 7 hari setelah rash
• Masa inkubasi rubella berkisar antara 14 –
21 hari
• IgM rubella biasanya mulai muncul pada 4
hari setelah rash dan setelah 8 minggu
akan menurun dan tidak terdeteksi lagi,
dan IgG mulai muncul dalam 14-18 hari
setelah infeksi dan puncaknya pada 4
minggu kemudian dan umumnya menetap
seumur hidup.
48
Manifestasi Klinis
Tata Laksana
Pengobatan yang
diberikan bersifat
suportif
Maldonado Y. Rubella. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, editor. Nelson Textbook of Pediatrics 19th edition.
Saunders; 2012
50
Congenital Rubella Syndrome (CRS)?
Negara dengan
kasus campak
terbanyak di dunia,
2016: Indonesia
ranking 6!!
53
Imunisasi Campak-Rubella
https://jdc325.wordpress.com/2011/04/25/european-immunization-
Cara pemberian: suntikan sub
week/
The United Nations Children's Fund (UNICEF). Comitting to Child Survival: A Progress Renewed. Progress Report 2015. UNICEF.
September 2015. http://www.unicef.org/publications/index_83078.html. Accessed January 22, 2016
Penyebab Pneumonia pada Anak-anak
S.Pneumonia
(Pneumococcus)
50%
H.Influenza tipe B
20%
64
65