Anda di halaman 1dari 12

1.

Klasifikasi Hipertensi dan Terapi

Tablel klasifikasi hipertensi menurut ESC(European society of cardiology)/ESH


(European society of hypertension)

Tabel Algoritma Terapi hipertensi tanpa Komplikasi

Tabel Algoritma Terapi Hipertensi dan PJK


Tabel Algoritma Terapi Hipertensi dan GGK

2. Hipoglikemia dan Hiperglikemia

2.1 Hipoglikemia (Askandar, 2015)

Batasan hipoglikemi

- Hipoglikemi murni/ True Hypoglicemia: gejala hipoglikemi yang

terjadi bila GDA <70mg/dL

- Koma Hipoglikemi : koma hipoglikemi yang terjadi GDA yang

turun sampai < 30mg/dL

- Reaksi hipoglikemia: gejala hipoglikemia apabila terjadi penurunan

gula darah secara mendadak. Misalnya GDA 400mg/dL turun

mnejadi 100mg/dL

- Reaktif hipoglikemi: Gejala hipoglikemia yang terjadi 3-5 jam

setelah makan. Biasanya pada anggota keluarga DM atau punya

bakat DM.
Klasifikasi hipoglikemi berdasarkan ringan beratnya

 Hipoglikemi ringan adalah tanda dan gejala hipoglikemi yang

ringan dengan gula darah <70mg/dL dimana pasien bisa menolong

dirinya sendiri dengan melakukan tindakan preventif untuk

mengembalikan gula darah menjadi normal.

Terapi Hipoglikemia Ringan

- Glukosa 15-20g (2-3 sdm) dilarutkan dalam air .

- Pemantauan gula darah mandiri setelah 15 menit pengobatan, jika

hipoglikemi masih ada maka pengobatan dilanjutkan.

- Jika gula darah kembali normal, pasien diminta untuk makan berat

atau snack agar tidak terjadi berulangnya hipoglikemi.

 Hipoglikemia berat adalah tanda dan gejala hipoglikemia yang

terjadi karena gula darah <70mg/dL diamana pasien mengalami

gangguan kesadaran hingga koma. Pasien memerlukan bantuan

untuk memperbaik gula darahnya. Mempunyai resiko terjadi

episodic hipoglikemia asimtomatik.


Terapi Hipoglikemia Berat

Jika ada gejala neuroglikopenia maka diperlukan terapi parenteral

- Dextrose 40% 25 ml diikuti dengan infuse D5% atau D10%.

Gunakanlah rumus 3-2-1-1

- Lakukan pemantauan gula darah setiap 1-2 jam kalau terjadi

hipoglikemi berulang pemberian dextrose 40% dapat diulang.

- Lakukan evaluasi terhadap pemicu hipoglikemia

Dextrose 40% 25ml mengandung 10 g glukosa dapat menaikkan kadar

gula darah 25-50mg/dL. Target gula darah lebih atau sama dengan

130mg/dL

Rumus 3-2-1-1

Rumus 3: diberikan 3 flakon bila kadar gula < 30mg/dl

Rumus 2: diberikan 2 flakon bila kadar gula 30-50mg/dl

Rumus 1: diberikan 1 flakon bila kadar gula 50-70mg/dl

Rumus 1: diberikan 1 flakon bila kadar gula 70-90mg/dl namun masih

ada tanda tanda klinis hipoglikemia (hipoglikemia reaktif)

Setelah 15 menit dilakukan pemeriksaan gula darah masih belum ada

perbaikan terapi dapat diulang lagi tetapi bila gagal lanjutkan dengan:
 Injeksi metilprednisolone 62,5-125mgIV dan dapat diulang serta

dapat dikombinasi dengan phenitoin injeksi 3x100mgIV atau

pheitoin oral dengan dosis 3x100mg sebelum makan

 Bilaperlu diberi injeksi efedrin (bila tidak ada kontraindikasi

jantung dll) 25-50 mg atau injeksi glucagon 1 mg I.M.


2.2 Tabel Perbedaan kegawatdaruratan Hiperglikemi KAD dan KHONK (Askandar, 2015)

No KAD HHS /KHONK


1 Patogenesis Konsentrasi insulin efektif ↓  hormone kontrainsulin Patofis  belum spesifik kemungkinan karena factor
↑  lipolisis, glukoneogenesis, glikolisis terjadi. pencentus obat obatan.
Lipolisis ↑ FFA ↑ ketogenesis  ketoasidosis. Defisisensi insulin relative  sekresi insulin endogen
Lipolisis ↑ FFA ↑triacylgliserol ↑ tampak lebih besar(kadar C peptide).
hiperlipidemia Insulin tidak cukup untuk memfasilitasi penggunaan
glukosa tetapi bisa mencegah terjadinya lipolisis dan
ketogenesis.
Infeksi
Minuman yang mengandung glukosa

2 Diagnosis  Poliuria - Tetralogi of HONK


Klinis  Polidipsi  GLISEMIA > 600mg/dl Yes
 Mual dan atau muntah  DM history  No
 Pernafasan kussmaul(dalam dan frekuen)  Kussmaul  No
 Lemah  Ketonuria  No/±
 Dehidrasi - Dehidrasi berat
 Hipotensi  syok - Hipotensi  Syok
 Kesadaran terganggu - ≠ Bau aseton
 Koma - ≠ Kussmaul
- Gejala neurologis

3 Laboratoriu  GDA: > 300 mg/dL Ketonemia ≠


m darah  Bicarbonate <20mEq/L
 pH darah: <7.55
 ketonemia
4 Urinalisis  Glukosuria Ketonuria ≠
 ketonuria

5 Terapi Rehidrasi resusitasi cairan NaCl 0,9 %/ RL Terapi sama seperti KAD tetapi tanpa bicarbonate
loading 2L/2 jam pertama, lalu lanjut NaCl 0,45% bila plasma Na > 150 mEq/dl, bila < 150
80 ttpm  4jam mEq/dl  NS
30 tpm  18 jam Antibiotik sesuai indikasi
20 ttpm  24 jam

RCI(Regulasi cepat )
Bolus 4 UI/jam diberikan tiap dr angka terdepan GDA
dikurangi 1. Misal 455  4-1=3 rumus minus 1(RCI)
Insulin 4 UI/jam diberikan 3x.

Maintenance regulasi
Bila GDA <200mg/dL  rumatan rumus x2 
2x4=8 UI SC AC, bila px makan ½  dosis
separohnya
Bila GDA <250 mg/dl  cairan yang mengandung
glukosa RD 5%,PZD5%, martos 10% dengan
insulin pump tetap jalan  ≠ hipoglikemia
Bila GDA masih tinggi  cairan yang tidak
mengandung glukosa  PZ RL RA

Rumus lain  Rumus yale


Angka depan GDA dibagi 100. Bolus dan
maintenance sama dosis. Misal: GDA 500  :100
5 UI bolus, pump 5 UI/jam (dilarutkan dalam NaCl
0.9 % 1:1)
1 jam kemudian di cek GDA
Target GDA <200 mg/dL
Diharapkan GDA ↓±50-75 mg/dL/jam.

Koreksi kalium  sesuai indikasi(hipokalemi)


Infuse kalium/24 jam
25 mEq  K+ 3.0-3.5 mEq/l
50 mEq  K+ 2.5-3.0 mEq/l
75 mEq  K+ 2.0-2.5 mEq/l
100 mEq  K+ <2.0 mEq/l

Bicarbonate  sesuai indikasi


Bolus 50 mEq/ 10 menit bila pH< 7.0
Drip 50 mEq selama 2 jam

Antibiotic  sesuai jenis infeksi diterapi secara


rasional dengan dosis adekuat/broad spectrum

Makanan  karbohidrat komplek lunak jika pasien


sudah sadar dan bukan kontraindikasi untuk makan
peroral

6 prognosis Dubia et boenam  tanpa komplikasi Dubia et malam  dulu mortalitas 50 % sekarang
Dubia et malam  komplikasi yang menyebabkan turun 10-20%
kerusakan irreversible
3. Indikasi insulin (Askandar, 2015)

 DM tipe 1

 DMTM (MRDM)  Malnutrition Relate Diabetes Mellitus

 DM tipe X

 Koma diabetic

 DM tipe 2 dengan keadaan khusus

 Secondary failure dari OHO

 Kehamilan

 Selulitis/ganggren/sepsis atau infeksi lain

 Kurus(underweight)

 Fraktur

 Hepatitis kronis/sirosis

 Pre Operasi

 Tbc paru

 Graves’ disease

 Neoplasma
4. Table klasifikasi luka gangrene menurut wagner-meggitt (Mehraj Isbah And

Syah Iqra, 2018)

Grade 0 Gejala pada kaki: inflamasi Antibiotic, control gula

tanpa luka terbuka darah, analgetik

Grade 1 Luka local yang superfisialis Antibiotic, control gula

darah, analgetik

Grade 2 Luka profunda ke ligament, Antibiotic, control gula

tulang atau sendi darah, analgetik,

debridement

Grade 3 Abses profunda, Antibiotic, control gula

osteomyelitis darah, analgetik,

debridement,

amputasi

Grade 4 Ganggren kaki depan atau Antibiotic, control gula

jari-jari kaki darah, analgetik,

debridement luas,

amputasi

Grade 5 Ganggren diseluruh kaki Amputasi dibawah

lutut, Antibiotic,

control gula darah,

analgetik
5. Komplikasi DM (Sudoyo Aru Et Al, 2010)

Mikroangiopati:

- Nefropati diabetikum

- Retinopati

- Kardiomiopati diabetikum

Makroangiopati:

- Coronary heart disease

- CVA

- Arteriosklerosis diabetikum

- PVD (peripheral vascular disease)

- Neuropati
Daftra pustaka

Mehraj Isbah And Syah Iqra. 2018. A Review Of Wagner Classification And

Current Concepts In Management Of Diabetic Foot. International Journal

Of Orthopaedick Sciences

William Byan Et Al.2018. ESC/ESH Guidelines For The Management Of

Arterial Hypertension. Journal Of Hypertension.

Tjokroprawiro Askandar Et Al. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 2.

Universitas Airlangga: Surabaya

Sudoyo Aru Et Al. 2010. Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi V Jilid III. Interna

Publishing: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai