Kelompok 5 :
TINGKAT II A / SEMESTER 4
JURUSAN KEPERAWATAN
1
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
disebabkan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Untuk itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun dari para pembaca selalu kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Penulis
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BABI: PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Identifikasi Masalah 5
C. Tujuan 5
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Diabetes Melitus adalah penyakit gangguan metabolism karbo-hidrat
yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah. Berbagai komplikasi
yang terjadi salah satunya adalah luka gangren yang merupakan komplikasi
kronis dan umumnya terjadi pada kaki.
Luka gangren merupakan salah satu komplikais kronik Duabetes
Melitus yang paling ditakuti olh setiap penderita DM yang disebabkan adanya
neuropati dan gangguan vascular pada kaki (Tjokroprawiro, 2007).
Menurut Bruner and Suddarth (2001) terdapat 3 penyebab yang
memicu terjadinya luka gangren pada kaki yaitu: neuropati, gangguan
vaskuler dan penuruanan daya tahan tubuh. Luka gangren terjadi karena
kurangnya control DM tipe II selama bertahun-tahun yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan syaraf atau masalah sirkulais yang serius
yang dapat menimbulkan efek pembentukan luka gangren (Melisa, 2012).
Menurut Study di USA 75 % penyandang DM memiliki masalah pada
kaki yaitu ganggren dan 44 % diantaranya harus menjalani rawat mondok.
Selanjutnya Study tersebut menyebutkan 50-75 % berisiko menjalani
amputasi (Bruner and Suddarth 2001). Menurut Street, Edeyson and Webster
(1996) menyebutkan perawatan luka gangren membutuhkan biaya yang mahal
dengan waktu penyembuhan luka sekitar 2-3 bulan. Angka kejadian gangren
masih tinggi, tidak hanya dinegara maju tetapi juga di Negara berekmbang
(PERKENI, 2008).
4
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari ganggren?
2. Apa penyebab dari ganggren?
3. Apa macam-macam ganggren?
4. Bagaimana mekanisme terjadinya ganggren?
5. Apa saja klasifikasi dari ganggren?
6. Apa saja manifestasi klinis dari ganggren?
7. Bagaimana penatalaksanaanya?
8. Bagaimana dampak masalah dari penyakit?
9. Apa pengertian dari luka ganggren?
10. Apa Tujuan perawatan luka gangrene?
11. Bagaimana Prosedur perawatan luka gangrene?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari ganggren?
2. Untuk mengetahui apa penyebab dari ganggren?
3. Untuk mengeathui apa macam-macam ganggren?
4. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme terjadinya ganggren?
5. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari ganggren?
6. Untuk mengetahui apa saja manifestasi klinis dari ganggren?
7. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaanya?
8. Untuk mengetahui bagaimana dampak masalah dari penyakit?
9. Untuk mengetahui apa pengertian dari luka ganggren?
10. Untuk mengetahi apa Tujuan perawatan luka gangrene?
11. Untuk mengetahui bagaimana Prosedur perawatan luka gangrene?
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS.
2. Penyebab gangren
Menurut Bruner and Suddarth (2001) terdapat 3 penyebab yang
memicu terjadinya luka gangren pada kaki yaitu: neuropati, gangguan
vaskuler dan penuruanan daya tahan tubuh.
Faktor yang berpengaruh atas terjadinya gangren kaki diabetik
a. Faktor endogen
1) Genetik dan metabolik
2) Angiopati diabetik
3) Neuropati diabetik
b. Faktor eksogen
6
1) Trauma
2) Infeksi
3) Obat.
7
patway
8
3. Macam- macam gangren
a. Gangren Kering
Gangren kering dimulai pada bagian distal ekstremitas karena
iskemia dan sering terjadi pada jari kaki dan kaki pasien lansia karena
arteriosklerosis . Gangren kering menyebar perlahan-lahan hingga
mencapai titik di mana suplai darah tidak memadai untuk menjaga
jaringan yang layak. Bagian yang terkena kering, menyusut dan gelap
hitam, mirip mumi daging. Warna gelap itu adalah karena pembebasan
hemoglobin dari sel darah merah hemolyzed, yang ditindak lanjuti
oleh hidrogen sulfida (H2S) yang diproduksi oleh bakteri, sehingga
pembentukan sulfida besi hitam itu tetap berada di jaringan. Baris
pemisahan biasanya membawa pemisahan tentang lengkap dengan
akhirnya jatuh dari jaringan gangren jika tidak diangkat melalui
pembedahan. Jika aliran darah terganggu untuk alasan lain selain
infeksi bakteri parah, hasilnya adalah kasus gangren kering. Orang
dengan gangguan aliran darah perifer, seperti diabetes, memiliki risiko
lebih besar untuk mengidap gangren kering. Tanda-tanda awal gangren
kering adalah nyeri dan sensasi dingin di daerah bencana bersama
dengan pucat daging. Jika tertangkap awal, proses kadang-kadang
dapat dibalikkan dengan bedah vaskular. Namun, jika di set nekrosis,
jaringan yang terkena harus dibuang sama dengan gangren basah.
b. Gangren Basah
Gangren basah terjadi pada jaringan alami lembab dan organ
seperti mulut, usus, paru-paru, leher rahim, dan vulva. luka baring
yang terjadi pada bagian tubuh seperti sakrum, pantat, dan tumit -
meskipun tidak lembab daerah harus - juga dikategorikan sebagai
infeksi gangren basah. Pada gangren basah, jaringan terinfeksi oleh
mikroorganisme yg menyebabkan pembusukan (Bac. perfringens,
fusiformis, putrificans, dll), yang menyebabkan jaringan membengkak
9
dan memancarkan bau busuk. gangren basah biasanya berkembang
pesat karena penyumbatan pembuluh darah dan / atau aliran darah
arteri. Bagian yang terkena darah jenuh dengan stagnan, yang
mempromosikan pertumbuhan yang cepat dari bakteri. Produk beracun
yang dibentuk oleh bakteri diserap menyebabkan manifestasi sistemik
septikemia dan akhirnya mati. Bagian yang terkena edematous,
lembut, amis, busuk dan gelap. Kegelapan di gangren basah terjadi
karena mekanisme yang sama seperti pada gangren kering.
c. Gas Gangren
Gas Gangren adalah infeksi bakteri yang menghasilkan gas di
dalam jaringan. Ini adalah bentuk yang mematikan gangren biasanya
disebabkan oleh Clostridium perfringens bakteri. Infeksi menyebar
cepat sebagai gas yang diproduksi oleh bakteri berkembang dan
menyusup ke jaringan sehat di sekitarnya. Karena kemampuannya
untuk dengan cepat menyebar ke jaringan sekitarnya, gangren gas
harus diperlakukan sebagai darurat medis . Gas gangrene disebabkan
oleh bakteri eksotoksin klostridial-spesies memproduksi, yang
sebagian besar ditemukan di dalam tanah dan anaerob lainnya
(misalnya, Bacteroides dan anaerobik streptokokus ). Bakteri ini dapat
memasukkan otot lingkungan melalui luka dan kemudian berkembang
biak di jaringan nekrotik dan mengeluarkan racun kuat. Racun ini
merusak jaringan di dekatnya, menghasilkan gas pada saat yang sama.
Sebuah komposisi gas hidrogen 5,9%, 3,4% karbon dioksida, 74,5%
nitrogen, dan oksigen 16,1% dilaporkan dalam satu kasus klinis. Gas
gangren dapat menyebabkan nekrosis , produksi gas, dan sepsis .
Pengembangan menjadi toksemia dan shock sering sangat cepat.
Noma adalah gangrene wajah. Necrotizing fasciitis mempengaruhi
lapisan kulit yang lebih dalam. Fournier gangren biasanya
mempengaruhi alat kelamin laki-laki dan pangkal paha.
10
Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi 2
golongan:
a. Kaki diabetik akibat iskemi: disebabkan oleh penurunan aliran darah
ke tungkai akibat adanya makroangiopati (arterosklerosis) dr
pembuluh darah besar di tungkai terutama di betis.
b. Kaki diabetik akibat neuropati : Terjadi kerusakan syaraf somatik dan
otonomik, tdk ada ggn dari sirkulasi. Secara klinis: dijumpai kaki yg
kering, hangat,kesemutan, mati rasa, edema kaki dengan pulsasi
pembuluh darah kaki teraba baik.
11
Sementara Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki
menjadi dua golongan yaitu:
a. Kaki diabetik akibat iskemia (KDI)
Disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya
makroangiopati (arterosklerosis) dari pembuluh darah besar di tungkai,
terutama daerah betis. Gambaran klinis KDI adalah sebagai berikut:
a. penderita mengeluh nyeri waktu istirahat
b. pada perabaan terasa dingin
c. pulsasi pembuluh darah kurang kuat
d. didapatkan ulkus sampai gangren
b. Kaki dibetik akibat neuropati (KDN)
Terjadi kerusakan saraf somatik dan otonomik, tidak ada gangguan
dari sirkulasi. Klinis dijumpai kaki yang kering, hnagat kesemutan,
mati rasa, edema kaki, dengan pulsasi pembuluh darah kaki teraba
baik.
12
6. Manifestasi gangren diabetik
Tanda dan gejala dari gangrene diabetic yaitu antara lain:
a. Kelainan kuku
Kuku pada kaki diabetik lebih kasar tidak transpran, kehitaman
dan retak-retak dimana kuku tumbuh kedalam jaringan. Seperti
diketahui kuku merupakan sumber kuman, baik pada orang diabetes
maupun tidak, sehingga luka sekitar kuku dengan mudah terinfeksi.
b. Kelainan kulit
Neuropati dan vaskulopati menyebabkan kulit menjadi kering,
bersisik, retak-retak, tampak pucat. Jika dijumpai bercak-bercak
kehitaman, keadaan ini akan memudahkan terjadinya infeksi, baik
bakterial maupun jamur. Pengerasan kulit mudah terjadi pada telapak
kaki gesekan halus yang berulang-ulang dalam waktu lama, misalnya
akibat pemakaian sepatu yang kurang baik. Pengerasan kulit dan mata
ikan yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan luka yang
sering tidak disadari sampai terjadinya infeksi dengan ditandaii
keluarnya cairan dari kaki. Kedaan lain dapat dijumpai pada kaki
diabeti adlah kulit melepuh akibat trauma termis atau gesekan yang
berulang ulang.
c. Kelainan pergerakan
Neuropati dpaat menyebabkan deformitas tulang dan sendi yang
akan mempengaruhi pergerakan yang ditandai dengan keterbatasan
gerak pergelangan kai dan jari-jari kaki.
d. Ulkus gangren
Ulkus gangren terentuk karena kerusakan lokal dari sebagian
epidermis atau seluruh dermis. Gangren adalah ulkus yang terinfeksi
yang disertai dengan kematian jaringan.
Adanya neuropati pada kaki diabetes memudahkan terjadinya luka
pada kaki akibat trauma tajam, tumpul atau termis tanpa disadari
penderita, misalnya kai tertusuk paku, gesekan sepatu dan kompres air
13
panas. Vaskulopati menyebabkan gangguan proses penyembuhan
ulkus, mudah terinfeksi dan berakhir dengan terjadinya gangren.
Pengobatan yang kurang memadai dapat mengakibatkan penderita
diabetes melitus kehilangan kaki.
Adapun gejalanya berupa rasa sakit, dingin, jika ada luka sukar
sembuh karena aliran darah ke bagian tersebut udah berkurang. Nadi kaki
sukar diraba, kulit pucat atau kebiruan, kemudian dapat menjadi
gangren/jaringan busuk, kemuadian terinfeksi dan kuman tumbuh subur.
Hal ini akan membahayakan pasien karena infeksi dapat menjalar ke
seluruh tubuh(sepsis).
14
Terapi gangren dapat dilakukan dengan cara sistemik yaitu dengan
antibiotika, kontrol diabetes dapat dengan insulin dan lokal yaitu dengan
cara kaki direndam dalam betadine (1-3 %) selama (1-2) x 1 jam/hr,
kemudian dengan betadine (3-10 %).
15
3) Pola eliminasi
Adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis
osmotik yang menyebabkan pasien sering kencing (poliuria) dan
pengeluaran glukosa dan urine (glukosuria). Pada eliminasi alvi
relatif tidak ada gangguan.
4) Pola tidur dan istirahat
Adanya poliuria, nyeri pada kaki yang luka dan situasi
rumah sakit yang ramai akan memengaruhi waktu tidur dan
istirahat penderita. Dengan demikian, pola tidur dan waktu tidur
penderita mengalami perubahan.
5) Pola aktivitas dan latihan
Adanya luka gangren dan kelemahan otot-otot pada tungkai
bawah menyebabkan penderita tidak mampu melaksanakan
aktivitas sehari-hari secara maksimal, penderita mudah mengalami
kelelahan.
6) Pola hubungan dan peran
Luka gangren yang sukar sembuh dan berbau
menyebabkan penderita malu dan menarik diri dari pergaulan.
7) Pola sensori dan kognitif
Pasien dengan gangren cenderung mengalami
neuropati/mati rasa pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya
trauma.
8) Pola persepsi dan konsp diri
Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan
menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambaran diri.
Luka yang sukar sembuh, lamanya perawatan, banyaknya biaya
perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami
kecemasan dan gangguan peran pada keluarga (self esteem ).
9) Pola seksual dan reproduksi
16
Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di
organ reproduksi sehingga menyebabkan gangguan potensi
seksual, gangguan kualitas, maupun ereksi, serta memberi dampak
pada proses ejakulas seta organisme.
10) Pola mekanisme setress dan koping
Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang
kronik, perasaan tidak berdaya karena ketergantungan
menyebabkan reaksi psikologis yang negatif berupa marah,
kecemasan, mudah tersinggung, dan lain-lain. Hal tersebut dapat
menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan mekanisme
koping yang konstruktif/adaptif.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi
tubuh serta luka pada kaki tidak menghambat pendrita dalam
melaksanakan ibadah tetapi memengaruhi pola ibadah penderita.
17
B. PERAWATAN LUKA GANGGREN
1. Pengertian
Melakukan tindakan perawatan terhadap luka, mengganti balutan dan
membersihkan luka.
2. Tujuan
a. Mencegah infeksi
b. Membantu penyembuhan luka
c. Mengurangi nyeri
d. Memberi rasa nyaman pada klien.
3. Peralatan dan bahan
Alat steril
a. 1 pinset anatomis
b. 2 pinset cirugis
c. 1 klem arteri
d. 1 gunting jaringan
e. Kasa dan deppers steril secukupnya
f. Kom kecil untuk larutan 2 buah
g. Sarung tangan steril
h. Kapas lidi.
Alat tidak steril
a. Larutan NaCl 0,9 %
b. Sarung tangan bersih
c. Plester hipoalergik
d. Verban elastic, gunting verban
e. Spuit 50 cc dan 10 cc
f. Perlak/pengalas
g. Bengkok
h. Antiseptic: alcohol
i. Sampiran, masker.
18
4. Prosedur pelaksanaan luka gangren
a. Tahap Pra-Interaksi
1) Melakukan verifikasi program terapi
2) Mencuci tangan
3) Menempatkan alat ke dekat pasien
b. Tahap Orientasi
1) Mengucapkan salam dan menyapa klien
2) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
3) Memberi kesempatan bertanya pada klien sebelum tindakan.
c. Tahap kerja
1) Tutup pintu atau pasang sampiran disekitar klien
2) Atur posisi yang nyaman bagi klien untuk memudahkan daerah
luka dapat dijanhkau dengan mudah
3) Sediakan peralatan yang diperlukan disamping klien
4) Cuci tangan, gunakan sarung tangan bersih
5) Pasang perlak/pengalas
6) Letakkan bengkok atau kantong plastic didekat klien
7) Buka balutan luka dengan menggunakan gunting verban. Bila
balutan lengket pada luka, basahi balutan yang menempel dengan
NaCl 0,9 % dan angkat balutan dengan pinset secara hati-hati.
8) Kaji kondisi luka serta kulit sekitar luka:
a) Lokasi luka dan jaringan tubuh yang rusak, ukuran luka
meliputi luas dan kedalaman luka (arteri, vena, otot, tendon
dan tulang).
b) Kaji ada tidaknya sinus. Kondisi luka kotor atau tidak, ada
tidaknya pus, jaringan nekrotik, bau pada luka, ada tidaknya
jaringan granulasi (luka berwarna merah muda dan mudah
berdarah).
19
c) Kaji kulit sekitar luka terhadap adanya laserasi, inflamasi,
edema dan adanya gas gangren yang ditandai dengan adanya
krepitasi saat melakukan palpasi disekitar luka.
d) Kaji adany anyeri pada luka
9) Cuci perlahan-lahan kulit disekitar ulkus dengan kasa dan air
hangat, kemudian keringkan perlahan-lahan dengan cara mengusap
secara hati-hati dengan kasa kering.
10) Cuci tangan dengan alcohol atau air bersih
11) Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril
12) Bersihkan luka:
a) Bila luka bersih dan berwarna kemerahan gunakan cairan NaCl
b) Nila luka infeksi, gunakan cairan NaCl 0,9 % dan antiseptic
iodine 10 %
c) Bila warna luka kehitaman: ada jaringan nekrotik, gunakan
NaCl 0,9 %. Jaringan nekrotik dibuang dengan cara digunting
sedikit demi sedikit sampai terlihat jaringan granulasi.
d) Bila luka sudah berwarna merah, hindari jangan sampai
berdarah.
e) Bila ada gas gangrene, lakukan masase ke arah luka.
13) Bila terdapat sinus lubang, lakukan irigasi dengan menggunakan
NaCl 0,9 % dengan sudut kemiringan 450 sampai bersih. Irigasi
sampai kedalaman luka karena pada sinus terdapat banyak kuman.
14) Lakukan penutupan luka:
a) Bila luka bersih, tutup luka dengan 2 lapis kain kasa yang telah
dibasahi denagn NaCl 0,9 % dan diperas sehingga kasa
menjadi lembab. Pasang kasa lembab sesuai kedalaman luka
(hindari mengenai jaringa sehat dipinggir luka), lalu tutup
dengan kasa kering dan jangan terlalu ketat.
b) Bila luka infeksi, tutup luka dengan 2 lapis kasa lembab
dengan NaCl 9,9 % lalu tutup dengan kasa kering.
20
15) Rapikan pasien dan peralatan yang digunakan
16) Cuci tangan.
d. Tahap terminasi
a) Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
kegiatan
b) Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
c) Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
d) Berikan reinforcement sesuai kemampuan klien.
e. Tahap dokumentasi
a) Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gangren adalah proses atau keadaan luka kronis yang ditandai dengan
adanya jaringan mati atau nekrosis. Namum secara mikrobiologis, luka
gangren adalah proses nekrosis yang disebabkan oleh infeksi. Gangren kaki
diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitaman dan berbau busuk
akibta sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai.
(Askandar, 2001).
Perawatan luka gangren adalah melakukan tindakan perawatan terhadap
luka, mengganti balutan dan membersihkan luka yang tujuan untuk,
mencegah infeksi, membantu penyembuhan luka, mengurangi nyeri dan
memberi rasa nyaman pada klien.
B. SARAN
Diharapkan para mahasiswa dapat lebih memahami tentang konsep
dasar luka ganggren dan konsep perawatannya, terlebih lagi jika dapat
memperlengkap informasi tentang topic ini karena makalah ini tidaklah lepas
dari kekurangan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Salemba medika.
23