Waktu : 50 menit
A. LATAR BELAKANG
Osteoartritis lutut adalah gangguan muskuloskeletal yang paling umum terjadi di masyarakat yang
mempengaruhi 30-40% dari populasi pada usia 65 tahun. Satu dari empat pasien berusia lebih dari 55
tahun telah mengeluh nyeri lutut, dan pada usia 65 tahun, 30% laki-laki dan 40% wanita memiliki
kelainan radiograpi lutut. Sekitar 56,75 pasien di klinik rawat jalan Reumatologi Departemen, di RSCM
telah didiagnosa dengan salah satu varian OA. Pada pasien OA lutut, ada beberapa perubahan, tidak
hanya dalam jaringan intracapsular tetapi juga dalam periarticular jaringan seperti ligamen, kapsul sendi,
tendon, dan otot. Individu dengan OA lutut juga dikenal dengan gangguan proprioseptif dibandingkan
dengan individu normal pada usia yang sama, dan berdasarkan histologi fitur jaringan ligamen ada
penurunan yang signifikandari mechanoreceptor. OA lutut juga berhubungan dengan 50-60%
pengurangan dalam kekuatan quadriceps yang mungkin disebabkan oleh tidak digunakan atrofi dan
inhibition artrogenic. (Tri Juli Edi Tarigan,dkk,2009. The Degree of Radiographic Abnormalities and
Postural Instability in Patients with Knee Osteoarthritis, Acta Med Indones-Indones J Intern Med. Vol 41 ,
Number 1,January 2009)
Osteoartritis ditemukan oleh American College of Rheumatology sebagai sekelompok kondisi heterogen
yang mengarah kepada tanda dan gejala sendi. Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif dan
progresif yang mengenai dua per tiga orang yang berumur lebih dari 65 tahun, dengan prevalensi 60,5%
pada pria dan 70,5% pada wanita. Di seluruh dunia, osteoartritis (OA) diperkirakan menjadi penyebab
utama keempat kecacatan. Osteoartritis terjadi pada lebih dari 27 juta penduduk amerika (Helmick et al,
2008). Di Inggris dan Wales sekitar 1,3 hingga 1,75 juta orang menderita simptom osteoartritis. Di
Amerika, 1 dari 7 penduduk menderita osteoartritis. Dimana, Badan Kesehatan Dunia (WHO), penduduk
yang mengalami Osteoartritis tercatat 8,1% dari penduduk total. Pravelansi mencapai 5% pada usia <40
tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia 61 tahun.
Osteoarthritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini ditandai oleh adanya abrasi rawan
sendi dan adanya pembentukantulang baru yang irreguler pada permukaan persendian. Nyeri menjadi
gejala utama terbesar pada sendi yang mengalami osteoarthritis. Rasa nyeri diakibatkan setelah
melakukan aktivitas dengan penggunaan sendi dan rasa nyeri dapat diringankan dengan istirahat.
Trauma dan obesitas dapat meningkatkan resiko osteoarthritis. Namun penyeban maupun
pengobatannya belum sepenuhnya diketahui. (Angela Sarah S,dkk.2013.Pengaruh Berat Badan Terhadap
Gaya Gesek Dan Timbulnya Osteoarthritis Pada Orang Diatas 45 Tahun. Jurnal e-Biomedik,Vol 1, No 1,
Maret 2013)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 50 menit diharapkan Ny.A dapat mengetahui tentang
osteoarthritis, pencegahan dan cara mengatasinya di rumah.
2. Tujuan Khusus
C. MATERI
Terlampir
D. METODE
1. Ceramah
2. Simulasi
3. Tanya jawab
E. MEDIA
1. Leaflet
F. KEGIATAN PENYULUHAN
NO
WAKTU
KEGIATAN PENYULUH
KEGIATAN PESERTA
1.
Menit
Pembukaan :
2. Memperkenalkan diri
Menjawab salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan
2.
30
Menit
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tentang :
a. Pengertian Osteoartritis
b. Penyebab Osteoartritis
d. Pencegahan Osteoartritis
4. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan mempraktekan perawatan osteoarthritis
Memperhatikan
Memperhatikan
10
menit
Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada
pengunjung yang dapat menjawab pertanyaan.
Menjawab pertanyaan
4.
menit
Terminasi :
Mendengarkan
Menjawab salam
G. EVALUASI
OSTEOARTRITIS
A. Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun terdapat
inflamasi ) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan
ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087)
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan
pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah
46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin
menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis merupakan kelainan sendi non
inflamasi yang mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan
gambaran patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-
tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi
perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan,
jaringan subkondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian.( R. Boedhi Darmojo & Martono
Hadi ,1999)
B. Klasifikasi
Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan osteoartritis
C. Penyebab
1. Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan penurunan jumlah
kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning.
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi melalui dua mekanisme
yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang harus dikandungnya.
3. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan, sebaliknya nyeri atau
cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat
menambah kegemukan.
4. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang menimbulkan kerusakan pada
integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.
5. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya ditemukan pada pria yang
kedua orang tuanya terkena osteoartritis, sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang
terkena.
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi peradangan dan pengeluaran
enzim perusak matriks rawan sendi oleh membran sinovial dan sel-sel radang.
7. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi akan membal dan
menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang sehingga mempercepat proses degenerasi.
8. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang berlebihan pada seluruh
jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit.
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang melakukan
sesuatu kegiatan fisik.
Biasanya akan berlangsung 15 – 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai kegiatan fisik.
Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan menimbulkan
pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan menimbulkan rasa nyeri.
Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang pada waktu
istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi
telah rusak berat.
Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis
coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas.
Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.
Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang sendi
biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
Deformitas
Gangguan Fungsi
E. Penatalaksanaan
a. Tindakan preventif
- Pencegahan cedera
- Berhati-hati agar terhindar dari berbagai kecelakaan yang dapat mengakibatkan sendi rusak
- Olah raga yang tepat (termasuk peregangan dan penguatan) sebetulnya dapat membantu
mempertahankan kesehatan tulang rawan, meningkatkan daya gerak sendi, dan kekuatan otot-otot di
sekitarnya, sehingga otot dapat menyerap benturan dengan lebih baik.
- Dianjurkan pula untuk menggunakan kursi dengan sandaran keras, kasur yang tidak terlalu
lembek, dan tempat tidur yang dialas dengan papan.
- Menjaga nutrisi agar selalu baik dan seimbang, agar pertumbuhan sendi dan tulang rawan
sempurna dan normal
Pembedahan; artroplasti
Hal yang harus diperhatikan dalam mendesain program latihan fisik untuk osteoartritis adalah
memahami masalah fungsional yang paling menggangu pasien. Pada tahap awal program diarahkan
pada latihan untuk mengatasi keluhan yang menimbulkan masalah fungsional seperti nyeri, keterbatasan
ruang gerak sendi, atau kelemahan otot. Latihan fisik disesauikan dengan kondisi pasien. Apabila ada
gejala-gejala seperti nyeri sendi selama aktivitas, nyeri masih terasa 1-2 jam sesudah latihan, bengkak
dan rasa lelah yang berlebihan, program latihan harus dievaluasi lagi (American geriatric
society,2001:810). Tujuan latihan fisik yaitu memperbaiki fungsi sendi, proteksi sendi dari kerusakan
dengan mengurangi stres pada sendi, meningkatkan kekuatan sendi, mencegah disabilitas, mengurangi
nyeri dan meningkatkan kebugaran jasmani.
A. Terapi Manual
rom.jpgTerapi manual adalah gerakan pasif yang dilakukan oleh fisioterapis dengan tujuan meningkatkan
gerakan sendi dan mengurangi kekakuan sendi. Teknik yang dipakai adalah melatih ROM secara pasif,
melatih jaringan-jaringan sekitar sendi secara pasif, meregangkan otot atau mobilisasi jaringan lunak,
dan massage (Fitzgerald,2004:143)
Mobilitas sendi sangat penting untuk memaksimalkan ruang gerak sendi, meningkatkan kinerja otot,
mengurangi cidera dan memperbaii nutrisi kartilago. Latihan fleksibilitas yang dilakukan pada latihan fisik
tahap pertama dapat bmeningkatkan panjang dan elastisitas otot dan jaringan sekitar sendi. Untuk
pasien osteoartritis, latihan fleksibiitas ditujuakan untuk mengurangi kekakuan, meningkatkan mobilitas
sendi, dan mencegah kontraktur jaringan lunak latihan fleksibilitas sering dilakukan selama periode
pemanasan atau tergabung dalam latihan ketahanan atau aktivitas aerobik (Lee dkk2005:11).
Teknik peregangan dilakukan untuk memperbaiki ruang gerak sendi. Latihan peregangan ini dilakukan
dengan menggunakan otot-otot, sendi-sendi, dan jaringan sekitar sendi. Semua gerakan sebaiknya
menjangkau ruang gerak sendi yang tidak menimbulkan rasa nyeri aplikasi terapi panas sebelum
peregangan dapat mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan gerakan.
sap2.jpgsap 1.jpgLatihan fleksibilitas dapat dimulai dari latihan peregangan tiap kelompok otot,
setidaknya tiga kali seminggu. Apabila sudah terbiasa, latihan ditingkatkan repetisinya per kelompok otot
secara bertahap. Latihan harus melibatkan kelompok otot dan tendon utama pada ekstremitas atas dan
bawah (American society geriatrics, 2001:815).
sap3.jpg
C. Latihan Kekuatan
Latihan kekuatan mempunyai efek yang sama dengan latihan aerobik dalam memperbaiki disabilitas,
nyeri dan kinerja. Latihan kekuatan ada tiga macam, yaitu: latihan isometrik, latihan isotonik, dan
isokinetik yang ketiganya dapat mengurangi nyeri dan disabilitas serta memperbaiki kecepatan berjalan
pada pasien osteoartritis.
Latihan isotonik memberikan perbaikan lebih besar dalam menghilangkan nyeri. Latihan ini dianjurkan
untuk latihan kekuatan awal pada pasien OA dengan nyeri lutut saat latihan. Latihan isokinetik
menghasilkan peningkatan kecepatan berjalan paling besar dan pengurangan disabilitas sesudah terapi
dan saat evaluasi, sehingga latihan ini disarankan untuk memperbaiki stabilitas sendi atau ketahanan
berjalan (Lee dkk,2005:12).
Latihan isometrik diindikasikan apabila sendi mengalami peradangan akut atau sendi tidak stabil.
Kontraksi isometrik memberikan tekanan ringan pada sendi dan ditoleransikan baik oleh penderita
osteoatritis dengan pembengkakan dan nyeri sendi latihan ini dapat memperbaiki kekuatan otot da
ketahanan ststis (static endurance) dengan cara menyiapkan sendi untuk gerakan yang lebih dinamis dan
merupakan titik awal program penguatan. Peningkatan kekuatan terjadi saat kontraksi isometrik
dikenakan pada otot saat panjang otot sama dengan kondisi istirahat. Perbaikan kekuatan terutama pada
sudut otot yang dilatih apabila instabilitas sendi dan nyeri berkurang program latihan secara bertahap
diubah kelatihan yang dinamis (isotonik).
Latihan kekuatan isometrik harus memperhatikan tipe latihan,intensitas, volume,dan frekuensi. Latihan
sebaiknya melibatkan kelompok otot utama. Kontraksi isometrik dimulai pada intensitas rendah. Untuk
menetapkan intensitas latihan,diberitahukan pada pasien untuk memaksimalkan kontraksi otot yang
menjadi target penguatan. Intensitas latihan dimulai sekitar 30% usaha maksimal(maximal effort). Jika
bisa ditoleransi oleh pasien intensitas ditingkatkan secara bertahap sampai 75% kontraksi maksimal.
Kontraksi dipertahankan tidak lebih dari enam detik. Pada awalnya satu kontraksi untuk tiap kelompok
otot, kemudian jumlah pengulangan ditingkatkan 8-10, sesuai toleransi pasien.
Pasien diinstuksikan untuk bernapas selama masing-masing kontraksi. Jarak antar kontraksi dianjurkan
20 detik.latihan dilakukan dua kali sehari pada periode peradanagan akut. Selanjutnya jumlah latihan
secara bertahap ditingkatkan menjadi 5-10 kali per hari, disesuaikan dengan kondisi pasien. Hal yang
harus diperhatikan adalah adanya resiko peningkatan tekanan darah bial kontraksi dilakukan lebih dari
10 detik.
Kontraksi isotonik digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Latihan kekutan isotonik memperlihatkan efek
positif pada metabolisme energi kerja insulin, kepadatan tulang dan status fungsional pada orang sehat.
Jika tidak terdapat peradangan akut maupun instabilitas sendi, bentuk latihan ini ditoleransi baik oleh
pasien osteoatritis (American geriatics society,2001:817)
sap5.jpg
sap6.jpg
sap9.jpg
D. Latihan Aerobik
Pemilihan aktivitas aerobik tergantung pada beberapa faktor, yaitu status penyakit,stabilitas
sendi,sumber daya dan minat pasien latihan aerobik di kolam air hangat dapat mengurangi nyeri otao
dan sendi, mengurangi beban sendi, meningkatkan gerakan yang tidak menimbulkan nyeri, dan
memperkuat otot-otot di sekitar sendi yang sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Americans geriatrics society.2001. Exercise prescipition for older adults with osteoartritis pain:
consensusu practice recommendation. JAGS;49:808-23
Angela Sarah S,dkk.2013.Pengaruh Berat Badan Terhadap Gaya Gesek Dan Timbulnya Osteoarthritis Pada
Orang Diatas 45 Tahun. Jurnal e-Biomedik,Vol 1, No 1, Maret 2013
Depkes, RI (1995), Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Maskuloskeletal,
Jakarta, Pusdiknakes
Dita Arundhati, Dkk. 2013. Pengaruh Senam Tai Chi Dan Senam Biasa Terhadap Reduksi Nyeri
Osteoartritis Lutut Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha “Gau Mabaji” Gowa Tahun 2013. Jurnal
Masyarakat Epidemiologi Indonesia, Volume 2, Nomor 2, Januari- Juni 2014
Fitzgerald, G.K.2004. Role of physical therapy in management of knee osteoarthritis. Cur Opin Rhematol;
16:143-7
Lee, A., Wong, W., & Wong, S.2005. Clinical guidelines for managing lower-limb osteoarthritis in
Hongkong primary care setting, Guidlines:1-30
Long C Barbara, Perawatan Medikal Bedah (Suatu pendekatan proses Keperawatan), Yayasan Ikatan
alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, Bandung, 1996
Price, S.A. R. Wilson CL (1991), Pathophisiology Clinical Concept of Disease Process, Alih Bahasa Adji
Dharma (1995), Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit, Jakarta, EGC
Rachmah L,Peran Latihan Fisik Dalam Manajemen Terpadu Osteoartritis. FIK UNY. Yogyakarta, diakses
pada 25 desember 2013, filetype:pdf
Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry Hartono, dkk.,
Jakarta, EGC.
Soeparman (1995), Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit FKUI.
Tri Juli Edi Tarigan,dkk,2009. The Degree of Radiographic Abnormalities and Postural Instability in
Patients with Knee Osteoarthritis, Acta Med Indones-Indones J Intern Med. Vol 41 , Number 1,January
2009
Van baar.1999. Effectiveness of exercise therapy in patiens with osteoarthritis of the hip or knee: a
systematic review of randomized controlled study. Accupunct Med; 22:14-22
Yohanita P.2010. Pengaruh Latihan Gerak Kaki (Streching) Terhadap Penururnan Nyeri Sendi Ekstremitas
Bawah Pada Lansia Di Posyandu Lansia Sejahtera GBI SETIA BAKTI KEDIRI. Jurnal STIKES RS. Baptis
Volume 3, Edisi 1, Juli 2010
Berbagi
1 komentar:
*Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com
Balas
Beranda