Anda di halaman 1dari 28

MANAJEMEN DALAM KEPERAWATAN

DELEGASI DAN SUPERVISI

Kelompok 6 :

1. LONA LISTIANA
2. NURUL FITRI AFIFAH
3. REKA SOPIYANTI
4. RAHMATULLAH AZMI

TINGKAT II A / SEMESTER 4

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN MATARAM

TAHUN AKADEMIK 2018/2019

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan sumbangan
pemikiran dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami
sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan
satu per satu yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
disebabkan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Untuk itu, saran dan kritik
yang bersifat membangun dari para pembaca selalu kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.

Akhirnya, harapan kami mudah-mudahan makalah yang sederhana ini ada


manfaatnya khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca amin.

Mataram, 13 Mei 2019

Penulis
Kelompok 6

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


DELEGASI 6
A. Pengertian delegasi 6
B. Manfaat delegasi 7
C. Syarat pendelegasian 7
D. Komponen utama pendelegasian 8
E. 5 benar pelaksanaan delegasi 9
F. Prinsip delegasi 10
G. Cara/tahapan delegasi 11
H. Hal yang diperhatikan dalam pendelegasian 12
SUPERVISI 13
A. Pengertian supervise 13
B. Tujuan dan fungsi supervise 13
C. Manfaat supervise 14
D. Prinsip supervise 15
E. Proses supervise 16
F. Hal yang diperhatikan 17
ROLE PLAY PENDELEGASIAN 18
ROLEPLAY SUPERVISI 21

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 26
B. Saran 26
DAFTAR PUSTAKA 27

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuntutan Masyarakat terhadap kwalitas pelayanan keperawatan dirasakan


sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu Pelayanan
keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan kemasa depan.
Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai
tuntutan masyarakat , dan menjadi tenaga perawat yang professional. Pengembangan
dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung,
saling mempengaruhi dan saling berkepentingan. Oleh karena itu inovasi dalam
pendidikan keperawatan, praktek keperawatan , ilmu keperawatan dan kehidupan
keprofesian merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses
profesionalitas. Proses profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu
yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut
untuk mengembangkan dirinya dalam sistim pelayanan kesehataan.
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses
mewujudkan keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa perubahaan
dalam aspek keperawatan yaitu : penataan pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan
dan asuhan keperawatan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan penataan
lingkungan untuk perkembangan keperawatan. Perubahaan-perubahaan ini akan
membawa dampak yang positif seperti makin meningkatnya mutu pelayanan
kesehatan/keperawatan yang diselenggarakan, makin sesuainya jenis dan keahlian
tenaga kesehatan/keperawatan yang tersedia dengan tuntutan masyarakat,
bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan .Oleh karena alasan-alasan di
atas maka Pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional, karena itu perlu
adanya Manajemen Keperawatan.
Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman konsep dan
Aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.

4
Untuk lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu
mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi keperawatan,
bagaimana tugas dan tanggung-jawab dari masing-masing personil di dalam
organisasi yang pada akhirnya akan membawa kita untuk lebih mengerti bagaimana
konsep dasar dari Manajemen Keperawatan itu.

Pengawasan dan Pengendalian merupakan proses akhir dari proses


manajemen, dimana dalam pelaksanaannya proses pengawasan dan pengendalian
saling keterkaitan dengan proses-proses yang lain terutama dalam perencanaan.
Dalam proses manajemen ditetapkan suatu standar yang menjadi acuan, diantaranya
yaitu : visi-misi, standar asuhan, penampilan kinerja, keuangan, dan lain sebagainya.
Dengan demikian dalam pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan apakah setiap
tahapan proses manajemen telah sesuai dengan standar atau tidak dan jika ditemukan
adanya penyimpangan maka perlu dilakukan pengendalian sehingga kembali sesuai
standar yang berlaku.

A. Rumusan masalah
1. Apa pengertian delegasi dan supervisi?
2. Apa tujuan dan fungsi dari delegasi dan supervisi?
3. Apa manfaat dari delegasi dan supervisi?
4. Apa saja prinsip dari delegasi dan supervisi?
5. Apa saja tahapan dari delegasi dan supervisi?
6. Apa saja hal yang harus diperhatikan dalam pendelegasian dan supervisi?

B. Tujuan

Mahasiswa mampu memahami tentang konsep teori pendelegasian dalam


keperawatan, supervisi dalam keperawatan serta dapat mengaplikasikannya dalam
dunia keperawatan.
BAB II

PEMBAHASAN

I. DELEGASI

A. Pengertian

Delegasi yaitu penyelesaian suatu pekaryaan melalui orang lain atau dapat
juga diartikan sebagai pelimpahan suatu tugas kepada seseorang atau kelompok
dalam menyelesaikan tujuan organisasi (Marquis dan Huston, 1998). Delegasi
(Delegation) secara singkat dapat dikatakan bahwa delegasi adalahpemberian
sebagaian tanggung jawab dan kewibawaan kepada orang lain (Charles J. Keating,
1991).

Menurut P. Jenks (1991) dalam bukunya Delegas kunci management


menyatakan bahwa Menjadi seorang delegator yang baik adalah merupakan suatu
proses belajar maupun sebagai suatu cara untuk memperoleh hasil yang spesifik.

Delegasi adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada


bawahannya. Sebagai manajer perawat menerima prinsip-prinsip delegasi agar
menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.

Namun, definisi yang lebih komplek dari pendelegasian, superfisi, dan


penugasan telah dibuat oleh American Nurses Association (ANA) dan National
Council of State Boards of Nursing
(NCBSN) sebagai respon terhadap adanya kompleksitas pendelegasian di
area pelayanan kesehatan dewasa ini, yaitu meningkatnya jumlah pekerja, yang
relative tidak terlatih dan tidak memilik izin, yang merawat pasien secara
langsung.
NCBSN (1995) mendefinisikan pendelegasian sebagai pemberian
wewenang kepada individu yang kompeten untuk melakukan aktivitas
keperawatan tertentu pada situasi yang ditentukan.
ANA (1996) mendefinisikan pendelegasian sebagai pemindahan tanggung
jawab dalam melakukan tugas dari satu orang ke orang lain.
B. Manfaat Delegasi

Melaksanakan delegasi tidaklah mudah. Pelaksanaan delegasi memerlukan


waktu, upaya dan motivasi. Jika kita tidak yakin akan adanya manfaat dalam
pelaksanaan delegasi, anda tidak akan termotivasi untuk melaksanakannya.
Berikut ini adalah beberapa keuntungan besar yang dapat dipertimbangkan:

1. Memiliki lebih banyak waktu untuk melaksanakan fungsi manajerial. Oleh


para manajer seharusnya menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penempatan staf, pengarahan, pengendalian dan inofasi. Namun sebaliknya,
tanpa adanya delegasi mereka akan terperangkap kedalam berbagai pekerjaan
yang remeh, mengatasi kesulitan-kesulitan, menanggapi gangguan, dan
memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh orang lain.
2. Meringankan tekanan. Kebanyakan manajer berorientasi kepada tindakan-
tindakan (action oriented). Mereka lebih senang berada ditengah kegiatan,
lebihsenang bertindak ketimbang mengawasi. Tidak adanya pelaksanaan
delegasi menyebabkan kecendrungan tersebut tidak dapat di kndalikan.
3. Mengembangkan manusia. Pelaksanaan delegasi juga memungkinkan mereka
untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar secara perlahan-lahan dalam
lingkungan yang penuh pengertian, untuk mempersiapkan mereka bagi
perkembangan lebih lanjut. Pelaksanaan delegasi mendorong mereka untuk
lebih kreatif dan menggunakan bakat yang mereka miliki untuk mmpraktekkan
keterampilan dalam menyelesaikan persoalan.
4. Menciptakan suasana penuh motivasi. Motivasi hanyalah membantu orang lain
untuk meraih apa yang dapat mereka capai. Kaena pelaksanaan delegasi
memerlukan pengetahuan tentang tujuan, kemampuan, dan keinginan pribadi
karyawan, maka akan lebih baik jika manajer dapat memberikan peluang
kepada para individu untuk menonjol dalam bidang yang sesuai dengan
kemampuan mereka khususnya.

C. Syarat-Syarat Pendelegasian

Agar pendelegasian wewenang dapat berhasil dengan baik, sesuai dengan


tujuan, maka harus dilakukan dengan tepat atau baik pula. Adapun syarat-
syaratnya seperti yang dikemukakan oleh Drs. Sutrisno:
1. Adanya kesediaan atau keikhlasan atasan untuk memberikan pelimpahan.

2. Tiap-tiap bawahan yang mendapat pelimpahan harus mempertimbangkan


kemampuannya.

3. Tugas dan wewenang yang diserahkan harus jelas, bawahan mengerti


keinginan atasan dengan adanya pelimpahan itu.

4. Pelimpahan yang telah diberikan tidak boleh diperlemah oleh atasan, yang
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan.

D. Komponen Utama Dalam Delegasi


1. Delegator
Delegator memiliki wewenang untuk mendelegasikan, karena posisinya di
suatu organisasi dan danmemiliki ijin pemerintah untuk melakukan tugas-
tugas tertentu. kebijakan lembaga menjelaskan bahwa delegator dapat
mendelegasikan tugas dan tanggung jawab (responsibility), tapi tanggung
gugat (accountability) tetap pada delegator.
2. Delegatee
Sebuah delegatee menerima arah untuk apa yang harus dilakukan dari
delegator. Hubungan antara dua individu yang ada dalam lingkungan kerja
atau melalui badan kebijakan. Delegatee memiliki kewajiban untuk menolak
utau menerima tugas-tugas yang diberikan oleh delegator, kemampuan atau
deskripsi pekerjaan.
3. Tugas
Tugas adalah aktivitas yang didelegasikan. Aktivitas yang didelegasikan
umumnya harus sebuah tugas rutin. Tugas-tugas rutin memiliki hasil yang
diprediksi, dan ada metode langkah demi langkah untuk menyelesaikan tugas.
Pengambilan keputusan pada bagian dari delegatee untuk didelegasikan tugas
itu terbatas bagaimana untuk mengatur waktu dan menyelesaikan tugas dengan
berbagai pasien atau variasi dalam peralatan.
4. Klien/ Situasi
Identifikasi klien tertentu atau situasi agar pendelegasikan perawatan
dilakukan untuk memastikan bahwa tujuan untuk perawatan pasien dapat
dipenuhi oleh delegatee. Situasi baru memerlukan orientasi.
E. Pelaksanaan Pendelegasian (Lima benar untuk pelaksanaan delegasi ):
1. Tugas yang benar (Right Task)
Salah satu alasan untuk mendelegasikan adalah bahwa masing-masing
perawat memiliki waktu terbatas dan energi untuk merawat klien, Jangan
mendelegasikan hanya untuk tugas-tugas yang remeh, karena pelaksanaan
delegasi adalah membagi pekerjaan kepada anak buah termasuk tugas penting
yang sangat menonjol dan juga tugas rutin.
2. Benar Orangnya (Right Person)
Delegasi melibatkan perawat sebagai salah satu delegator atau
delegatee. Tetapkan tujuan perawatan klien tertentu dan kegiatan dengan orang
untuk mempercayakan dengan tanggung-jawab sesuai otoritas sebuah
tantangan.

3. Keadaan yang benar (Right Circumstance)

Situasi untuk didelegasikan perawatan diperlukan untuk memastikan


bahwa tujuan untuk perawatan pasien dapat dipenuhi oleh perawat. Ketika
satu perawat merawat satu klien, ada sedikit kebutuhan untuk mendelegasikan
perawatan.

4. Arah/komunikasi yang benar (Right direction/communication)

Komunikasi harus Jelas, akurat, petunjuk yang disampaikan juga harus


jelas dan dimengerti oleh delegatee. komunikasi yang baik sangat diperlukan
dalam pendelegasikan tugas, sebaiknya dijelaskan secara menyeluruh, agar
yang bersangkutan tidak perlu bertanya-tanya dan melakuakn kesalahan dalam
melaksanakan wewenang tersebut.

5. Pengawasan yang benar (Right Supervision)

Pengawasan personil penting untuk memastikan keselamatan dan kelengkapan


perawatan klien. Bila terjadi kesalahan sebaiknya diberikan umpan balik
dalam bentuk saran terbaik dan beri kritik & keluhan.
F. Prinsip pendelegasian

1. Prinsip utama delegasi

Supervisi dalam praktik keperawatan profesional adalah suatu proses


pemberian berbagai sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan
tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasi. Supervisi dapat dibedakan
menjadi dua kategori, yaitu tugas teknik dan manegerial. Hampir semua tugas
teknis dapat didelegasikan oleh supervisor kepada stafnya. Sementara, tidak
semua tugas menegerial dapat didelegasikan karena memerlukan supervisi dan
pemberian wewenang. Misalnya, staf dalam menyusun suatu perencanaan,
anggaran pembelian, dan kegiatan lainnya tetapi tugas untuk membuat
persetujuan , rekomendasi , pelaksanaan masih merupakan hak dan wewenang
seorang supervisior.

2. Prinsip scalar

Proses scalar adalah mengenai perkembangan rantai perintah yang


menghasilkan pertambahan tingkat tingkat pada struktur organisasi.Proses
skalar dicapai melalui pendelegasian wewenang dan tanggung jawab

3. Prinsip kesatuan perintah

Dalam melaksanakan pekerjaan ,karyawan harus memperhatikan


prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan
baik.Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai
dengan wewenang yang diperolehnya.Perintah yang datang dari manajer lain
kepada seorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung
jawab serta pembagian kerja
G. Cara/ Tahapan Pendelegasian

1. Seleksi dan susun tugas


Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas yang
harus dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh staf. Tahap
berikutnya yang harus dikerjakan secara otomatis adalah menyiapkan laporan
yang kontinu, menjawab setiap pertanyaan, menyiapkan jadwal berurutan,
memesan alat-alat, presentasi pada komisi yang bertanggung jawab, dan
melaksanakan asuhan keperawatan dan tugas teknis lainnya.
Hal yang terpenting dalam pendelegasian tugas adalah menentukan
suatu tugas pendelegasian dan wewenag secara bertahap, hal ini akan
menghindari terjadinya suatu penyalah gunaan wewenang.
2. Seleksi orang yang tepat
Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas tersebut berdasarkan
kemampuan dan persyaratan lainnya. Tepat tidaknya menajer memilih staf
bergantung dari kemampuan menajer mengenal kinerja staf, kelebihan,
kelemahan, dan perilakunya.
3. Berikan arahan dan motivasi kepada staf
Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan
yang jelas. Lebih baik pendelegasian dilakukan secara tertulis, dan ajarkan
pula bagaimana melaksanakan tugas tersebut.
4. Lakukan supervise yang tepat
Manejer harus bias menentukan apa yang perlu disupervisi, kapan
dilakukan, dan bantuan apa yang dapat diberikan. Supervise merupakan hal
yang penting dan pelaksanaannya bergantung bagaimana staf melihatnya. Ada
dua macam supervise yaitu overcontrol (control yang berlebihan) dan
undercontrol (control yang kurang).
 Tempat dan Waktu Pendelegasian
Dibawah ini merupakan tempat dan waktu pendelegasian :
1. Tugas rutin : Tugas yang dapat didelegasikan kepada staf
2. Tugas yang tidak mencukupi waktunya : Staf didelegasikan untuk
menyelesaikan tugas manajer keperawatan.
3. Peningkatan kemampuan : Pendelegasian bertujuan meningkatkan
kemampuan staf dan tim melalui proses pembelajaran
4. Delegasi sebaiknya tidak diberikan untuk tugas-tugas yang terlalu
teknis (membutuhkan keahlian tertentu) dan tugas yang berhubungan
dengan kepercayaan/kerahasiaan institusi.
H. Hal Yang Diperhatikan Dalam Pendelegasian

Dalam pendelegasian agar dapat behasil perawat manajer harus


memeperhatikan sebagai berikut :
1. Komunikasi yang jelas dan lengkap
2. Ketersediaan sumber dan sarana
3. Perlunya suatu monitoring atau control
4. Adanya pelaporan mengenai perkembangan tugas yang dilimpahkan
5. Disiplin dalam pemberian wewenang
6. Bertanggung jawab dalam pembinaan moral staf
7. Menghindari kesalahan penyampaian dalam pendelegasian.

Kegiatan Delegasi Wewenang

1. Manager perawat / bidan menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya


kepada orang yang diberi pelimpahan
2. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan
3. Perawat yang menerima delegasi baik ekspilisit maupun implisit menimbulkan
kewajiban dan tanggung jawab
4. Manajer perawat menerima pertanggung jawaban atas hasil yang telah dicapai.

Kegiatan yang tidak boleh Didelegasikan


1. Aktivitas yang memerlukan pengkajian dan keputusan selama pelaksanaan.
2. Pengkajian fisik, psikologis, social yang merlukan keputusan, rujukan, dan
intervensi atau tindak lanjut.
3. Penyusunan dan evaluasi rencana keperawatan

II. SUPERVISI

A. Pengertian

Supervisi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka pemantauan disertai


dengan pemberian bimbingan, penggerakan atau motivasi dan pengarahan
(Depkes, 2008).

Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah


mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (H. Burton, dalam Pier AS,
1997).
Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,
mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara
terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga
setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil,
aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan dari perawat. (Thora Kron, 1987).

Supervisi adalah suatu proses yang menunjang manajemen dimana sebagian


besar kegiatan merupakan bimbingan dan sebagian kecil pengawasan.

B. Tujuan dan Fungsi Supervisi

Tujuan supervisi diarahkan pada kegiatan, mengorientasikan staf dan


pelaksana keperawatan, memberikan arahan dalam pelaksanaan kegiatan sebagai
upaya untuk menimbulkan kesadaran dan mengerti akan peran dan fungsinya
sebagai staf dan difokuskan pada kemampuan staf dan pelaksanaan keperawatan
dan memberikan asuhan keperawatan (Gillies, 1996).

Swansburg & Swansburg (1999) menyatakan bahwa tujuan supervisi


keperawatan antara lain:

1. Memperhatikan anggota unit organisasi disamping itu area kerja dan pekerjaan
itu sendiri.

2. Memperhatikan rencana, kegiatan dan evaluasi dari pekerjaannya.

3. Meningkatkan kemampuan pekerjaan melalui orientasi, latihan dan bimbingan


individu sesuai kebutuhannya serta mengarahkan kepada kemampuan
ketrampilan keperawatan.

Tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan


yang telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan
efesien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan
memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).

Fungsi supervisi:
1. Untuk mengatur dan mengorganisasi proses pemberian pelayanan keperawatan
yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan tentang staf
dan SOP.
2. Menilai dan memperbaiki factor-faktor yang mempengaruhi proses pemberian
pelayanan asuhan keperawatan.
3. Briggs, mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi dalam keperawatan
ialah mengkoordinasi, menstimuli dan mendorong kearah peningkatan
kwalitas asuhan keperawatan.

C. Manfaat supervisi
Muninjaya (1999) mengemukakan bahwa melalui pelaksanaan supervise yang
tepat, organisasi akan memperoleh manfaat yakni,

1. Dapat mengetahui sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan oleh


staf, apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber dayanya
(staf, sarana, dana dan sebagainya) sudah digunakan sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Dalam hal ini, fungsi pengawasan dan pengendalian bermanfaat
untuk meningkatkan efisiensi kegiatan program.

2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf melaksanakan


tugas-tugasnya. Jika hal ini diketahui, pimpinan organisasi akan memberikan
pelatihan lanjutan bagi stafnya. Latihan staf digunakan untuk mengatasi
kesenjangan pengetahuan dan keterampilan staf yang terkait dengan tugas-
tugasnya.

3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi


kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien.

4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan.

5. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan,


dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan.

Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat.
Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli & Bachtiar, 2009) :
1. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja
ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih
harmonis antara atasan dan bawahan.

2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja ini
erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga
pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah.

D. Prinsip Supervisi

Supervisi yang baik haru sberdasarkan prinsip-prinsip, dan prinsip-prinsip


tersebut harus memenuhi syarat antara lain didasarkan atas hubungan professional
dan bukan hubungan pribadi, kegiatan harus direncanakan secara matang, bersifat
edukatif, memberikan perasaan aman pada perawat pelaksana dan harus mampu
membentuk suasana kerja yang demokratis (Kuntoro, 2010). Menurut Suarli dan
Bachtiar (2007), prinsip pokok supervisi secara sederhana dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Tujuan utama supervisi adalah untuk lebih meningkatkan penampilan
bawahan, bukan untuk mencari kesalahan. Peningkatan penampilan ini
dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap pekerjaan
bawahan untuk kemudian apabila ditemukan kesalahan, segera diberikan
petunjuk atau bantuan untuk mengatasinya.
2. Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, sifat supervisi harus edukatif,
suportif, dan bukan otoriter.
3. Supervisi harus dilakukan secara teratur dan berkala. Supervisi yang hanya
dilakukan sekali, bukan supervisi yang baik.
4. Supervisi harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga terjalin kerja sama
yang baik anatara atasan dan bawahan terutama pada waktu melaksanakan
upaya penyelesaian masalah untuk lebih memgutamakan kepentingan
bawahan.
5. Strategi dan tata cara supervisi yang akan dilakukan haru ssesuai dengan
kebutuhan masing-masing bawahan secara individu. Penerapan strategi dan
tata cara yang sama untuk semua kategori bawahan bukan supervisi yang baik.
6. Supervise harus dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan dengan
perkembangan.

E. Proses Supervisi

1. Pra supervise

a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.

b. Supervisor menetapkan tujuan

2. Supervisi

a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrumen


yang telah disiapkan.

b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan.

c. Supervisor memanggil Perawat Primer dan Perawat Associste untuk


mengadakan pembinaan dan klarifikasi permasalahan.

d. Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.

e. Supervisor melakukan tanya jawab dengan Perawat Primer dan Perawat


Associate

f. Supervisor memberikan masukan dan solusi pada Perawat Primer dan


Perawat Associate

g. Supervisor memberikan reinforcement pada Perawat Primer dan Perawat


Associate.

F. Hal yang harus diperhatikan

Supervisi dalam keperawatan memerlukan teknik khusus dan bersifat klinis.


Menurut Swansburg (2000), supervisi dalam keperawatan mencakup hal-hal di
bawah ini.

1. Proses supervisi dalam praktik keperawatan meliputi tiga elemen yaitu:

a. Pertama, standar praktik keperawatan sebagai acuan.


b. Kedua, fakta pelaksanaan praktik keperawatan sebagai pembanding
dalam menetapkan pencapaian atau kesenjangan dan tindak lanjut.

c. Ketiga, upaya mempertahankan kualitas maupun upayamemperbaiki.

2. Area yang disupervisi


Area supervisi dalam keperawatan mencakup pegetahuan dan
pengertian tentang tugas yang dilaksanakan, keterampilan yang dilakukan
yang disesuaikan dengan standar, sikap dan penghargaan terhadap pekerjaan
misalnya kunjungan empati.
ROLEPLAY PENDELEGASIAN

ROLE PLAY PENDELEGASIAN


Karu :
PP 1 :
PP2 :
PA1 :
PA2 :

A. Di Ruang Operan :
Karu: Selamat siang, sebelum kita mulai operan marilah kita berdoa menurut
kepercayaan masing (berdoa mulai – berdoa selesai). Baik .. silakan kepada
perawat pagi untuk menyampaikan operannya.
PP 1: Terima kasih Pak, Anak Tanti Ruang 01 umur 2 tahun dengan diagnosa
kejang,
demam , dari UGD jam 11:20, suhu 39,4’C, sudah diberi dumin 1 tube.
Karu: Pasien dr. Siapa ?
PP 1 : Pasien dr. Dany , infus RL 2 flash 24 tts/menit, kompres basah. Observasi
ketat TTV , adanya aura tiap 30 menit takut ada kejang berulang.
PP 2: Tadi pagi sudah kejang berapa kali ?
PP 1: Di rumah kejang 2 x, di UGD sampai sekarang 1x.
PP 2 : Mba, gak ada tx antibiotik ?
PP 1: Sementara belum mba, masih tunggu dokter visite.
Karu: Ya sudah ... lanjut ke ruang selanjutnya.

PP 1: Anak Rio ruang 02 umur 8 tahun. masuk tadi malam diagnose ISPA, sesak,
RR 24 x/menit, tx oksigen masker 8L, Tx dokter David ventolin 2x sehari,
tadi jam 11 sudah di nebule 1x. Tolong diobservasi sesaknya dan dinebul
lagi jam 17.00.
PP 2: SpO2 nya berapa mba ?
PP 1: Tadi saya cek 95% , tapi tolong di cek lagi , soalnya 30 menit yang lalu
anaknya mengeluh tambah sesak.
PP2: Rontgennya gimana mba ?
PP1: Sudah di Rontgen, tapi hasilnya belum keluar, tolong konfirmasi lagi ke lab.
PP2: Ok .

Karu: Baik ... terima kasih... mba (PP 2), seperti biasa.. kamu ya yang pimpin
operan malam. Kalau ada sesuatu yang mendadak.. tolong hubungi saya.
Karena hari ini banyak pasien yang butuh observasi ketat, tolong kamu
menugaskan perawat yang berkompeten dalam menangani masing-masing
pasien. Selalin itu, tolong sampaikan ke PP dinas malam untuk menerapkn
system yang sama, yakni membagi tugas kepada perawat yang berkompeten
sesuai kondisi masing-masing pasien.
PP2: Baik Pak, Saya akan segera membagi tugas sesuai dengan kompetensi yang
dimiki oleh masing-masing perawat.
Karu: Baik... Saya tunggu laporan selanjutnya. Selamat siang dan terima kasih.

Nurse Station
PP2: Selamat siang semuanya,... karena hari ini ada 2 pasien yang membutuhkan
observasi ketat, maka saya akan membagi tugas sesuai dengan kompetensi
yang kalian miliki masing-masing.
Untuk ruang 01 anak Tanti, saya minta mba (PA 1) menangani pasien ini, hal
yang perlu dilakukan diisamping tugas rutin adalah mengobservasi ketat
TTV, adanya aura kejang setiap 30 menit. Karena ditakutkan ada kejang
berulang. Untuk status bisa dibaca di buku status. Apabila ada hal yan
darurat mohon segera dilaporkan kepada saya.
PA 1: Baik bu ,.. Apakah ada hal lainnya?
PP 2: Jika dokter Dani visite, tolong ditanyakan terapi antibiotik untuk pasien.
PA 1: Baik.
PP 2: Untuk ruang 02, anak Rio dengan diagnosa ISPA, saya minta mba (PA 2)
yang menangani pasien ini. Seperti biasa selain tugas rutin, tolong lakukan
observasi ketat terhadap saturasi O2 dan sesaknya karena 30 menit yang lalu
pasien mengeluh tambah sesak. Selain itu, tolong konfirmasi hasil
rontgennya ke lab.
PA 2: Apakah pasien mendapatkan nebul?
PP 2: Iya, tadi sudah 1x, nanti jam 17.00 diberikan nebul berikutnya. Jika ada hal
yang bersifat darurat, mohon segera dilaporkan
PA 2: Baik Bu,
PP 2: Baik, jika tidak ada yang ingin ditanyakan lagi, saya harap kalian mengerti
apa yang harus dilakukan dan dapat bekerja dengan baik. Apabila ada
kesulitan atau yang perlu ditanyakan, kalian bisa langsung menemui saya.
Silahkan kembali bekerja.
ROLEPLAY SUPERVISI

SKENARIO SUPERVISI
PRA SUPERVISI
Karu menyampaikan kepada PP terkait jadwal supervisi yang akan
dilakukan kepada PA. Karu selanjutnya mendelegasikan kepada PP untuk
mensupervisi PA. Sesuai jadwal yang ada, pada pagi ini Hari Senin 20 Mei 2019
pukul 08.00 akan dilakukan supervisi dari PP kepada PA mengenai proses tindakan
pengambilan sampel darah kepada Tn. A

SUPERVISI
Sebelum melakukan tindakan, perawat pelaksana menyiapkan peralatan
yang diperlukan untuk tindakan. PP pengawasi PA dalam proses persiapan alat, dan
mengecek kembali peralatan yang sudah dipersiapkan oleh PA. Karu menyaksikan
jalannya supervisi yang sudah didelegasikan kepada PP dari kejauhan.
Persiapan Alat :
1. Baki
2. Spuit dan jarum steril sesuai kebutuhan
3. Kapas steril dan alkohol swab
4. Karet pembendung
5. Perlak untuk pengalas
6. Wadah untuk tempat pemeriksaan
7. Tempat sampah medis
8. Bengkok
9. Sarung tangan
PA: Selamat pagi Pak, saya Ners N yang bertugas pada hari ini, dengan Ibu siapa
namanya? (sambil melihat gelang pasien untuk memastikan identitas pasien)
Px: Saya Ny L Ners.
PA: Selamat pagi Ny L. bagaimana kabarnya hari ini??
Px: Keadaan saya hari ini baik Ners.
PA : Alhamdulillah kalau begitu Pak, sesuai dengan jadwal, hari ini Ibu akan
diperiksa darahnya, hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
perkembangan klinis Ibu, Bagaimana Bu, apakah Ibu bersedia untuk diambil
darahnya?
Px: Iya Ners saya mau, silahkan Ners
PA : (Mendekatkan peralatan ke samping pasien).
Beberapa saat kemudian PA melakukan proses pengambilan darah vena
PA : Bu, apabila terasa sakit, bapak tarik nafas dalam ya..
Px : Iya Ners

No Tindakan yang harus dilakukan perawat

1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri


2 Mengidentifikasi pasien
3 Menjelaskan tujuan pengambilan darah vena
4 Menjelaskan prosedur pengambilan darah vena
5 Menyatakan kesiapan pasien
6 Melakukan cuci tangan, lalu pakai handschon
7 Meraba vena yang akan di tusuk
8 Siapkan peralatan. Mendekatkan alat
9 Memasang alas pada lokasi yang akan diambil sampel
darah
10 Memasang karet pembendung
12 Menyarankan pasien mengepalkan tangannya
13 Mendesinfeksi tangan yang akan di tusuk dengan alkohol
swab
Menusukkan jarum spuit pada intravena dan mengambil
darah sesuai kebutuhan
15 Lepaskan karet pembendung, jarum dicabut, bekas tusukan
diberi kapas dan ditekan
16 Masukkan darah pada wadah yang sudah diberi label
terlebih dahulu
17 Buang sampah terkontaminasi sesuai dengan jenisnya
18 Lepaskan sarung tangan dan Cuci tangan

19 Dokumentasi

Saat pengambilan darah PP menilai kinerja PA, baik dari segi komunikasi
(dengan identifikasi pasien) sampai dengan tindakan yang dilakukan serta alat-alat
yang digunakan serta dokumentasi.

Setelah tindakan pengambilan darah :


PA : Bagaimana Bu perasaannya setelah diambil darah?, apakah ibu merasa
sakit? (sambil mengamati ekspresi pasien)
Px : Tidak Ners.
PA : Baiklah Bu,, pengambilan darahnya sudah selesai. Jika ada keperluan, Ibu
bisa memanggil saya ya Bu.
Px : Baik Ners, terima kasih ya
PA : Iya sama-sama , kalau begitu saya permisi dulu ya Bu, Selamat pagi.
Px : Iya Ners, selamat pagi

Setelah dari pasien, PA merapikan alat dan mengembalikan pada tempatnya. Setelah
semua alat dibereskan, PA melakukan dokumentasi di catatan integrasi perawat.

POST SUPERVISI
Saat semua tindakan telah dilakukan, PP memanggil PA untuk dilakukan
evaluasi proses pengambilan darah vena kepada Tn.A.
PP: Selamat pagi Ners N. Kita akan melakukan evaluasi tindakan pagi hari ini.
Saya akan menjabarkan hasil supervisi atau penilaian yang telah saya buat
tentang proses tindakan pengambilan darah vena oleh ners N. Bagaimana
Ners N pada saat tindakan pengambilan darah vena tadi, apakah ada yang
kurang atau belum dilakukan? Mulai dari identifikasi pasien hingga
pendokumentasian pengambilan darah vena?
PA : Saya rasa tidak ada Ners R
PP : Saya boleh memberikan pendapat ataupun pertanyaan, Ners N?
PA : Iya silahkan Ners R
PP : Bagaimana untuk prinsip pengambilan darah vena tadi ? Saat sebelum ke
pasien apakah Ners N telah melakukan proses identifikasi pasien dan
menyampaikan maksud dari tindakan?
PA : Menurut saya sudah benar prinsip yang saya gunakan tadi, dengan
sebelumnya mencuci tangan dan memakai sarung tangan baru menyentuh
pasien untuk pengambilan darah vena. Saya juga telah memastikan bahwa
pasien ini benar yang akan dilakukan pengambilan darah vena dengan
melakukan proses identifikasi pasien terlebih dahulu dan sudah
menyampaikan maksud dilakukan pengambilan darah vena.
PP : Baiklah Ners N, semua tindakan yang Ners N lakukan tadi sudah baik dan
benar, mulai dari awal mempersiapkan alat, identifikasi pasien serta obat,
komunikasi yang baik, saat proses tindakan sudah benar sesuai SOP, serta
mendokumentasikannya dalam catatan integrasi keperawatan (RM08) sudah
dilakukan dengan baik dan lengkap, anda juga sudah menuliskan semua
tindakan dalam form SOAP. Selamat, semoga Ners N dapat
mempertahankan kinerja baiknya ini kedepannya
PA : Iya, baik Ners R, terimaksih atas penilaiannya hari ini dan pujiannya.
PP : Baiklah, kegiatan supervisi ini nantinya akan dilakukan secara berkala
kepada perawat-perawat diruangan ini. Agar perawat lainnya juga bisa
menyiapkan dan melaksanaakan dengan baik.
PA : Iya Ners
PP : Baiklah, sekarang Ners N bisa kembali ke ruangan untuk bertugas. Selamat
pagi.
PA : Baik, sama-sama Ners R.

Perawat Primer dan Kepala Ruangan sedang berdiskusi perihal hasil evalusi pagi.

PP : Selamat pagi bu
Karu : Selamat pagi Ners R, silahkan duduk.
PP : Baik bu, terima kasih.
Karu : Bagaimana hasil evaluasi hari ini Ners R?
PP : Hari ini saya melakukan observasi mengenai proses identifikasi hingga
pendokumentasian keperawatan tindakan pengambilan darah vena yang
dilakukan oleh Ners N dan untuk hasilnya Ners N sudah melaksanakan
semua tindakan dengan benar dan sesuai SOP yang ada.
Karu : Alhamdulillah jika hasilnya seperti itu, sepertinya kita harus memberikan
sesuatu yang baik atas capaian yang telah dilakukan Ners N. Kita perlu
melakukan supervisi kepada perawat lain untuk mengetahui keterampilan
mereka sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan di ruang Rawat
Inap.
PP : Benar sekali Pak, saya setuju dengan pendapat pak Karu : Baiklah, Ners R,
sekarang bisa kembali ke ruangan untuk melanjutkan tugasnya. Sekali lagi
saya ucapkan terimakasih atas kerjasamanya. Selamat pagi..
PP : Baik pa, sama-sama. Saya permisi kembali ke ruangan, selamat pagi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendelegasian secara sederhana adalah menyelesaikan tugas melalui orang
lain atau mengarahkan tugas kepada satu orang atau lebih untuk mencapai tujuan
organisasi. Namun, definisi yang lebih komplek dari pendelegasian, superfisi, dan
penugasan telah dibuat oleh American Nurses Association (ANA) dan National
Council of State Boards of Nursing (NCBSN) sebagai respon terhadap adanya
kompleksitas pendelegasian di area pelayanan kesehatan dewasa ini, yaitu
meningkatnya jumlah pekerja, yang relative tidak terlatih dan tidak memilik izin,
yang merawat pasien secara langsung.

Supervisi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka pemantauan disertai


dengan pemberian bimbingan, penggerakan atau motivasi dan pengarahan
(Depkes, 2008).

B. Saran
Sebagai seorang calon perawat yang nantinya akan bekerja di suatu institusi
Rumah Sakit tentunya kita akan dihadapkan kepada berbagai persoalan, termasuk
terjadinya pelimpahan weweang dalam pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien antara seorang perawat primer kepada perawat sekunder, maka agar hal
tersebut dapat berjalan dengan lancar maka diperlukan pemahaman kita semua
mengenai pendelegasian keperawatan.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam tulisan maupun penyusunannya, karena penulis masih dalam tahap
belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, Montague. 1997. Manajemen Perawatan Kesehatan. Jakarta : EGC

Charles J. Keating. 1991. Kepemimpinan teori dan Pengembanganya. Yogyakar Kanisius


Douglass (1992), The effective nurse ; leader and manager 4th, St Lonis, Masby Year
Book.

FKp, 2009. Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan Ners.


Surabaya.

Gillies, 19VIII9. Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan.


Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.

Kron and Gray (1987), The management of patient care putting leadership skills to
work. 6th ed.W.B.Sounders,Philadelphia.

Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan. Jakarta: Erlangga

Triwibowo, Cecep. 2013. Manajemen Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit. Jakarta:


TIM

Anda mungkin juga menyukai