Tanggal Pengkajian : 12-10-2020/ 09.10 WIB Ruangan : IGD I. Pengkajian A. Data Demografi Nama : Ny. P Umur : 68 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Swasta Pendidikan : SD Agama : Islam No RM : 247234 Alamat : Sragen Diagnosa medis : Asma bronchiale Tanggal masuk : 12-10-2020, pukul 09.10 WIB. Triase : Merah B. Keluhan Utama Riwayat penyakit pasien dengan keluhan utama sesak napas. C. Riwayat Penyakit Riwayat penyakit sekarang Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak napas sejak tadi pagi karena udara yang dingin, kurang lebih 2jam yang lalu pasien mendadak sesak napas, semakin lama napas terasa semakin sesak, napas cepat dan dangkal, kemudian pasien dibawa ke rumah sakit. Riwayat penyakit dahulu Pasien sebelumnya kurang lebih 7 tahun yang lalu pernah dirawat di rumah sakit dengan penyakit yang sama tetapi tidak separah saat ini. Riwayat penyakit keluarga Keluarga pasien mempunyai riwayat penyakit asma yaitu ibu pasien. D. Initial Assessment Pengkajian Primer 1. Airway : tidak terdapat adanya sumbatan (secret ataupun darah), lidah tidak jatuh ke belakang, pasien kesulitan bernapas, batukk-batuk, pasien kesulitan bersuara, terdengar wheezing. 2. Breathing : terlihat pengembangan dada kanan dan kiri simetris, pasien kesulitan saat bernapas, RR 36x/menit, irama napas tidak teratur, napas cuping hidung, terlihat adanya penggunaan otot bantu pernapasan (sternokleidomastoid), napas cepat dan pendek. 3. Circulasi : TD : 110/70mmHg, N : 96x/menit reguler, nadi teraba lemah, terdengar suara jantung S1 dan S2 tunggal reguler, cappilary refille kembali <3 detik, tidak terdapat sianosis, akral hangat. 4. Disability : kesadaran pasien compos mentis dengan GCS (E4, M6, V5), pasien mengatakan cemas tentang kondisinya saat ini, pasien gelisah, terlihat tidak tenang, dan mengulang kata-kata. 5. Exposure : rambut dan kulit kepala tampak tidak terdapat hematoma, tidak terdapat luka pada tubuh pasien dan keluar keringat banyak. Pengkajian Sekunder 1. Alergi : pasien tidak memiliki alergi terhadap obat, makanan dan debu, tetapi pasien memiliki alergi terhadap cuaca tepatnya cuaca dingiin. 2. Medikasi : pasien biasa membeli dan mengkonsumsi obat asma yang dibeli di apotek saat asma terlihat mulai kambuh. 3. Pastilness : pasien sebelumnya kurang lebih 1 bulan yang lalu asmanya kambuh, tidak terlalu parah dan sembuh dengan obat yang dibeli dari apotek. 4. Lastmeal : pasien makan tadi malam kurang lebih 12 jam sebelum dibawa ke rumah sakit, terakhir pasien mengkonsumsi nasi dengan sayur dan lauk pauk. 5. Environment : pasien tinggal dengan suami dan kedua anaknya, pasien tinggal di desa dekat dengan sawah, rumah bersih dan lingkungan pasien cukup padat penduduk, keluarga mengatakan sirkulalsi dirumah cukup baik. E. Analisa Data Data (Sign/Symptom) Penyebab (Etiologi) Masalah (Problem) Ds : pasien mengatakan alergi Alergi cuaca dingin pada pagi Bersihan jalan napas tidak terhadap udara dingin hari efektif Do : ↓ 1. TD : 110/70mmHg, N : Hipersensitivitas 96x/menit, RR : 36x/menit, ↓ S : 37,6 c Stimulus limfosit B 2. Pasien kesulitan bernapas ↓ 3. Batuk-batuk Produksi Ig E 4. Pasien kesulitan bersuara ↓ 5. Terdengar suara napas Molekul menyerang sel mast wheezing ↓ Sel mast melepas mediator inflamasi ↓ Permeabilitas kapiler meningkat ↓ Bersihan jalan napas tidak efektif Ds : pasien mengatakan sesak Destruktif kapiler paru Pola napas tidak efektif napas ↓ Do : Penurunan perfusi O2 1. RR 36x/menit ↓ 2. Napas pendek dan cepat Penurunan perfusi jaringan 3. Irama napas tidak teratur kapiler 4. Napas cuping hidung ↓ 5. Tampak adanya Penurunan ventilasi penggunaan otot bantu ↓ pernapasan Peningkatan upaya (sternokleidomastoid) menghirup O2 ↓ Peningkatan RR ↓ Retrasi otot bantu napas ↓ Pola napas tidak efektif Ds : pasien mengatakan Kurang informasi Ansietas cemas tentang kondisinya ↓ saat ini Kurang pengetahuan Do : ↓ 1. N : 96x/meniit Stress psikologi 2. Pasien gelisah ↓ 3. Pasien keluar keringat Ansietas banyak 4. Pasien mengulang kata- kata 5. Pasien terlihat tidak tenang
II. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d respon alergi. 2. Pola napas tidak efektif b.d hambatan peningkatan upaya napas. 3. Ansietas b.d perubahan pada status kesehatan.
III. Intervensi Keperawatan
No No Tujuan Rencana Tindakan Rasional Dx 1 1 Tujuan : setelah dilakukan 1. Monitor bunyi napas 1. Wheezing tindakan keperawatan 2. Ajarkan batuk efektif merupakan tanda selama 1x24jam, jalan 3. Berikan posisi semifowler adanya obstruksi napas menjadi efektif 4. Kolaborasi dengan dokter jalan napas dengan Kriteria Hasil : pemberian nebulizer 2. Untuk sesak napas berkurang, (bronchodilator) membantu wheezing tidak terdengar mengeluarkan sputum yang mengganggu pernapasan 3. Meningkatkan ekspansi paru agar memudahkan pernapasan 4. Untuk mengencerkan secret 2 2 Tujuan : setelah dilakukan 1. Kaji frekuensi, kedalaman, 1. Mengetahui tindakan keperawatan dan irama pola napas tingkat upaya napas selama 1x24jam, pola 2. Berikan posisi semifowler normal napas menjadi efektif 3. Ajarkan teknik purseud – 2. Memudahkan dengan Kriteria Hasil : RR lip untuk pernapasan dalam batas normal, irama 4. Monitor bunyi nafas 3. Menurunkan napas teratur tambahan tingkat sesak napas 5. Kolaborasi dengan dokter 4. Mengetahui pemberian O2 adanya napas tambahan 5. Untuk memaksimalkan bernapas 3 3 Tujuan : setelah dilakukan 1. Kaji tingkat kecemasan 1. Menentukan tindakan keperawatan 2. Gunakan pendekatan dan intervensi selama 1x24jam komunikasi teurapetik membantu diharapkan cemas 3. Anjurkan keluarga untuk meningkatkan berkurang dengan Kriteria selalu mendampingi dan perasaan control Hasil : pasien menyatakan memberikan support emosi cemas berkurang, pasien 2. Agar tenang dan rileks memudahkan perawat untuk menjalankan perawatan yang akan dilakukan 3. Mengurangi rasa cemas pada pasien
IV. Implementasi Keperawatan
No No Tanggal/ Implementasi Keperawatan Evaluasi Paraf Dx Waktu 1 1 12-10- 1. Monitor bunyi napas S : Pasien mengatakan 2020, R : Tampak terdengar wheezing batuk berkurang, 09.15 2. Mengajarkan batuk efektif suara wheezing R : Pasien mengikuti yang hilang, dan bersuara diajarkan perawat dengan jelas 3. Berikan posisi semifowler O : Suara paru R : Pasien terlihat lebih nyaman terdengar kembali 4. Kolaborasi dengan dokter normal pemberian nebulizer A : Masalah bersihan (bronchodilator) jalan napas dapat R : Pasien mengikuti anjuran yang teratasi sebagian diberikan P : Intervensi dilanjukan 2 2 12-10- 1. Mengkaji frekuensi, S : Pasien mengatakan 2020, kedalaman, dan irama pola napas sesak napas berkurang 09.25 R : Pasien tampak sesak napas O : Irama napas 2. Memberikan posisi semifowler kembali teratur dan R : Pasien terlihat lebih nyaman RR kembali normal 3. Mengajarkan teknik purseud – 24x/menit lip A : Masalah pola R : Pasien mengikuti yang napas tidak efektif dianjurkan oleh perawat teratasi sebagian 4. Monitor bunyi nafas tambahan P : Intervensi R : Tampak terdengar wheezing dilanjutkan 5. Kolaborasi dengan dokter pemberian O2 R : Pasien mengikuti anjuran perawat 3 3 12-10- 1. Mengkaji tingkat kecemasan S : Pasien mengatakan 2020, R : Pasien tampak cemas karena cemas berkurang 09.35 terlihat gelisah dengan keadaanya O : Pasien tidak 2. Menggunakan pendekatan dan tampak gelisah dan komunikasi teurapetik keluar keringat, R : Pasien tampak kooperatif dan tampak lebih relaks mendengarkan penjelasan yang A : Masalah ansietas diberikan perawat teratasi sebagian 3. Menganjurkan keluarga untuk P : Intervensi selalu mendampingi dan dilanjutkan memberikan support R : Keluarga memberikan dukungan kepada pasien dengan berdoa