Anda di halaman 1dari 4

ASMA BRONKIALE

SOP/UKP/A/
No. Dokumen
060
0
No.Revisi
SOP
17 April 2018
Tanggal Terbit

Halaman 1 dari 4

PUSKESMAS RAWAT Sri Lestari, Amd. Keb


JALAN SEMUDUN NIP. 19680424 198803 2 011

1. Pengertian Asma Bronkial adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang
saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan
(inflamasi) dinding saluran napas sehingga mengakibatkan penyempitan
saluran nafas dan menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi,
sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama pada malam dan
atau dini hari. Derajat penyempitan bervariasi yang dapat membaik secara
spontan dengan pengobatan.
Kode ICD X : J45 Asthma
Tingkat kemampuan 4A
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga medis untuk melakukan identifikasi dan
penatalaksanaan Asma Bronkial.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Rawat Jalan Semudun Nomor 236 Tahun 2018
tentang Pelayanan Medis
4. Referensi Peraturan menteri kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktis
klinis bagi Dokter Umum
5. Prosedur/Langkah 1. Petugas menerima pasien
-langkah 2. Petugasmelakukananamnesa ada tidaknya keluhan dan factor resiko
sebagai berikut :
a. Sesak napas yang episodik
b. Batuk berdahak yang memburuk pada malam hari dan pagi hari
menjelang subuh.
c. Mengi

Faktor resiko :
Faktor Pejamu
a. Ada riwayat atopi pada penderita atau keluarganya, hipersensitif
saluran napas, jenis kelamin, ras atau etnik.
Faktor Lingkungan
a. Bahan-Bahan di dalam ruangan : tungau, debu rumah, binatang dan
kecoa.
b. Bahan-bahan di luar ruangan : tepung sari bunga, jamur.
c. Makanan-makanan tertentu : bahan pengawet, penyedap dan
pewarna makanan.
d. Obat-obatan tertentu.
e. Iritan : parfum, bau-bauan merangsang.
f. Ekspresi emosi yang berlebihan.
g. Asap rokok.
h. Polusi udara dari luar dan dalam ruangan.
i. Infeksi saluran napas.
j. Exercise-induced asthma (Asma kambuh ketika melakukan
aktivitas fisik)
k. Perubahan cuaca

3. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan.


4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik sebagai berikut :
Tanda patognomonis
a. Sesak napas
b. Mengi ekspirasi yang terdengar pada auskultasi
c. Pada serangan berat digunakan otot bantu napas (retraksi
supraklavikula, interkostal dan epigastrium)

5. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang jika diperlukan


a. Arus Puncak Ekspirasi (APE) menggunakan Peak Flowmeter
b. Pemeriksaan darah (eosinofil dalam darah)

6. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan


fisik dan pemeriksaan penunjang yaitu terdapat kenaikan ≥ 15 % rasio
APE sebelum dan sesudah pemberian inhalasi salbutamol.
7. Petugas menilai derajat asma dengan melakukan klasifikasi sesuai
dengan tabel sebagai berikut:

Derajat asma Gejala Gejala Faal Paru


Malam
Intermiten - < 1x/ minggu ≤ 2 kali - APE ≥ 80% nil
- Tanpa gejala diluar sebulan terbaik
serangan - VEP1 ≥ 80% nil
- Serangan singkat prediksi
- Variabiliti APE
20%
Persisten - > 1x/ minggu tetapi > 2 kali - APE ≥ 80% nil
Ringan <1x/ hari sebulan terbaik
- Serangan dapat - VEP1 ≥ 80% nil
mengganggu prediksi
aktivitas dan tidur - Variabiliti APE 20%
- 30%
Persisten - Gejala setiap hari > 1 kali - APE 60-80% nil
Sedang - Serangan seminggu terbaik
mengganggu - VEP1 60-80% nil
aktivitas dan tidur prediksi
- Membutuhkan - Variabiliti AP
bronkodilator setiap >30%
hari
Persisten Berat - Gejala terus Sering - APE ≤ 60% nil
menerus terbaik
- Sering kambuh - VEP1 ≤ 60% nil
- Aktivitas fisik prediksi
terbatas - Variabiliti APE
30%

8. Petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif sebagai berikut:


- Menyarankan pasien untuk mengidentifikasi serta mengendalikan
factor pencetusnya.
- Melakukan perencanaan dan pemberian pengobatan jangka panjang
serta menetapkan pengobatan pada serangan akut sesuai tabel di
bawah ini.

Berat Asma Medikasi pengontrol Alternatif/ Pilihan Alternatif lain


harian lain
Intermiten Tidak perlu - -
Persisten Glukokortikoid inhalasi - Teofilin lepas -
Ringan (200-400 µg/ kgBB/ hari lambat
atau ekuivalennya)
Persisten
Sedang
Persisten
Berat
Intermiten

9. Petugas memberikan konseling dan edukasi berupa :


a. Memberikan informasi kepada individu dan keluarga mengenai
seluk beluk penyakit, sifat penyakit, perubahan penyakit
(apakah membaik atau memburuk), jenis dan mekanisme kerja
obat-obatan dan mengetahui kapan harus meminta pertolongan
dokter
b. Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai dan memonitor
berat asma secara berkala
c. Pola Hidup Sehat
d. Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan :
1) Menghindari setiap pencetus
2) Menggunakan bronkodilator/ steroid inhalasi sebelum
melakukan exercise untuk mencegah exercise induced
asthma
10. Petugas melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
(RumahSakit) bila sering terjadi eksaserbasi, pada serangan asma akut
sedang dan berat, serta pada asma dengan komplikasi (pneumotorak,
pneumomediastinum, gagal napas, asma resisten terhadap steroid)
11. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke ruang
farmasi.
12. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
diagnosa, terapi dan rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis
pasien.
13. Petugas menyusun lembar rekam medis dengan baik untuk diserahkan
kembali kepada petugas rekam medis.
6. Bagan Alir -
7. Hal-hal yang perlu -
diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Pendaftaran dan rekam medis
2. Ruang Pemeriksaan Umum
3. Ruang Laboratorium
4. Ruang Farmasi
5. Data Simpus
6. Dokumen Terkait -

7. Rekaman Historis
Tanggal mulai
No Yang Diubah Isi Perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai