Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK V dan KELOMPOK VI

1. HENDRA GUNAWAN,SKM
2. JUANDI,SKM
3. MEIZIL SAPUTRA, SKM
4. INDRAWANSYAH, SKM
5. ASIH SUBEKTI, SKM
6. SRI UTAMI, SKM
7. ASMARANI, SKM
8. BINTARI ANGGREYENI,SKM
9. NUR YULIANI, SKM
10. RISMAWITA, SKM
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAMINAN PEMELIHARAAN
KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN(JPKMM) DI PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2006

I. Cheklist laporan Pelaksanaan Kegiatan JPKMM Tahun 2006

N Ada/Sesua
O URAIAN i Tidak ada/sesuai
1 Teknis pelaporan  

Judul
  a. Sistematika    
  a.1. Pendahuluan    
  a.1.1. Latar Belakang   
  a.1.2. Tujuan   
  a.2. Batang Tubuh    
  a.3. Kesimpulan, Saran serta Rangkuman 
  a.4. Daftar Pustaka   
  a.5. Lampiran   
  b. Kelengkapan   
  c. Ketepatan Waktu   
       
2 Substansi Materi    
  a. Sesuai dengan judul   
  b. Konsisten penulisan   
  c. Validitas   
  d. Up to Date   
       
4 Penutup   
       

II. Analisis Masalah

Karena laporan merupakan suatu cara komunikasi menyampaikan informasi kepada


seseorang atau suatu badan, maka laporan harus berisi data dan informasi yang bermanfaat
Sehingga dapat dijadikan bahan untuk mengambil sebuah keputusan

1. Sistematika laporan tidak konsisten dan tidak sesuai dengan kaidah penulisan laporan
yang baik dan benar
2. Data cukup valid

III. Rekomendasi

Secara umum laporan pelaksanaan JPKMM cukup baik dan jelas serta data yang
disajikan cukup valid akan tetapi sebaiknya laporan hendaknya ditentukan judul
laporan terlebih dahulu sehingga pembaca dapat mengetahui laporan yang dibuat.
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAMINAN PEMELIHARAAN
KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN(JPKMM) DI PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2006

(BANDAR LAMPUNG, 17 APRIL 2014)

A. PENDAHULUAN
Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia oleh PBB tahun 1948 (Indonesia ikut
menandatanganinya) dan UUD 1945 pada pasal 28 H,menetapkan bahwa kesehatan
adalah hak atas setiap individu dan semua warga negara berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin, yang dalam implementasinya
dilaksanankan secara bertahap sesuai kemampuan keuangan Pemerintah dan
Pemerintaha Daerah.
Kesadaran tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang
sesuai amanat pada perubahan UUD 1945 pasal 34 ayat (2), yaitu menyebutkan
bahwa negara mengembangkan sistem jaminan sosial seluruh rakyat indonesia.
Dengan dimasukkannya sistem jaminan sosial dalam perubahan UUD 1945 terbitnya
UU no.40 tahun 2004 tentang SJSN menjadi suatu bukti yang kuat bahwa pemerintah
dan pemangku kepentingan terkait memiliki komitmen yang besar untuk mewujudkan
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. Melalui SJSN sebagai salah satu bentuk
perlindungan sosial pada hakikatnya bertujuan untuk menjamin seluruh rakyat agar
dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
Berdasarkan Konstitusi dan UU tersebut Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005
telah melaksanakan program Jaminan Kesehatan Sosial dimulai dengan program
jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin (JPKMM). Atau lebih
dikenal dengan program Askeskin (2005-2007) yang kemudian berubah menjadi
Jamkesmas sejak tahun 2008 s/d sekarang. JPKMM/Askesmin, maupun Jamkesmas
kesemuanya memiliki tujuan yang sama yaitu melaksanakan penjaminan pelayanan
kesehatan terhadat masyarakat miskin dan tidak mampu dengan menggunakan prinsip
asuransi kesehatan sosial.
Provinsi lampung memiliki daerah seluas 35.400,25 KM2 dengan batas batas
wilayah sebagai berikut:
- Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi sumatera selatan dan bengkulu
- Sebelah selatan berbatasan dengan selat sunda’
- Sebelah timur berbatasan dengan laut jawa
- Sebelah barat berbatasan dengan samudra indonesia
Jumlah penduduk provinsi Lampung tahun 2003 berjumlah 6.852.999 sedangkan
tahun 2005 adalah 6.915.950 jiwa. Dari angka tersebut diatas menunjukkan bahwa
angka pertumbuhan penduduk provinsi lampung adalah 31,57%.
Pesebaran penduduk di propinsi Lampung tidak merat. Penduduk terpadat berada di
ibukota Propinsi yaitu Kota Bandar Lampung yang kepadatannya mencapai 3.518
jiwa/KM2 sedangkan yang paling jarang penduduknya adalah di Kabupaten Lampung
Barat yaitu 74 Jiwa/KM2.
Jumlah penduduk miskin di Propinsi Lampung tahun 2006 adalah 2.114.374 jiwa
(sumber BPS). Sedangkan tingkat kemampuan membaca dan menulis merupakan
ketrampilan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk untuk dapat menuju hidup
sehat dan sejahtera. Kemampuang baca tulis tercermin dari angka melek huruf
penduduk untuk menyerap informasi. Dipropinsi Lampung penduduk berusia 5 tahun
keatas dapat digambarkan berdasarkan tingkat pendidikan adalah SD 56,33%, SLTP
23,13%, SLTA 17,70%. Perbandingan antara perempuan dan laki-laki yang
mendapatkan pendidikan yaitu 1:2.
Desa tertinggal di Propinsi Lampung mencapai 35,03% yaitu dari 2.067 desa
yang ada 742 desa adalah desa tertinggal. Kendati pertumbuhan ekonomi propinsi
Lampung tahun 1999 telah mulai pulih yaitu dengan pertumbuhan sebesar 1,53%
dengan proyeksi sebesar 3,00% pada tahun 2000, namun masih meninggalkan
beberapa masalah akibat krisis ekonomi.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan data bersumber BPS berada pada posisi
tengah (medium) dari urutan indeks pembangunan manusia seluruh Propinsi di
Indonesia.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui pencapaian kegiatan JPKMM Propoinsi Lampung
2. Tujuan Khusus
2.1. Untuk mengetahui hambatan dan masalah pelaksanaan pengembangan
JPKMM
2.2. Untuk mengetahui daerah atau kabupaten yang memiliki kepesertaan
JPKMM tertinggi dan terendah
C. METEDOLOGI
Pengumpulan data diambil dari data sekunder, sebagai berikut :
Upaya kegiatan pengembangan pembiayaan dan jaminan kesehatan dipropinsi
lampung tahun 2006

N ALOKASI TOTAL SUMBER


KEGIATAN
O DANA DANA Rp. DANA
1. Penyusunan Program Propinsi 11.582.500 APBD I
JPKM/JPKMM kepusat
2. Pertemuan Evaluasi dan Propinsi 22.384.050 APBD I
Perencanaan Program
JPKM/JPKMM Tk. Prop
Lampung
3. Lokakarya JPKM Tk. Prop Propinsi 17.344.000 APBD I
Lampung
4. Pertemuan Penyusunan Propinsi 17.516.500 APBD I
Propil JPKM Prop.
Lampung tahun 2006
5. Forum komunikasi JPKM Propinsi 31.172.950 APBD I
Porp. Lampung tahun 2006
6. Pemantapan Program Propinsi 260.649.000 APBD I
JPKM (Safe Guarding)
7. Review Pengembangan Propinsi 33.451.000 APBN
Pembiyaan Praupaya
8. Kursus Managed Care Propinsi 326.400.000 APBN
9. Konsultasi Program JPKM Propinsi 2.820.000 APBN
ke Pusat
10. Pertemuan Program JPKM Propinsi 11.720.000 APBN
Tk. Nasional
11. Pembinaan Program JPKM Propinsi 8.520.000 APBN
ke Kab/kota
12. Evaluasi Sistem Pencatatan Propinsi 15.530.000 APBN
dan Pelaporan Program
13. JPKM Propinsi 44.820.000 APBN
Lokakarya tentang
pencatatan dan pelaporan
14. program JPKM Propinsi 38.360.000 APBN
Penyusunan juknis
pengembangan JPKM
15. Prop. Lampung Propinsi 32.685.000 APBN
Pertemuan evaluasi
16. program JPKM 10 kab/kota 19.390.000 APBN
17. Asistensi JPKM 10 kab/kota 93.790.000 APBN
18. Lokakarya JPKM 10 kab/kota 280.110.000 APBN
Safe Guarding
JUMLAH 1.268.545.000

D. DEFENISI OPERASIONAL
JPKM merupakan model jaminan kesehatan pra-bayar yang mutunya terjaga
dan biayanya terkendali, JPKM dikelola olehsuatu badan penyelenggara ( bapel )
dengan menerapkan jaga mutu dan kendali biaya.
Masyarakat yang ingin menjadi peserta/anggota mendaftarkan diri dalam kelompok-
kelompok ke bapel denganmembayar iruan di muka.
Peserta akan memperoleh pelayanan kesehatan paripurna dan berjenjang dengan
pelayanan tingkat pertama sebagai ujung tombak, yang memenuhi kebutuhan utama
kesehatannya dengan mutu terjaga dan biaya terjangkau.
Pemberi pelayanan kesehatan ( PPK ) adalah bagian dari jaringan pelayanan
kesehatan yang dikontrak dan dibayar praupaya/di muka oleh bapel, sehingga
terdorong untuk memberikan pelayanan paripurna yang terjaga mutu dan terkendali
biayanya.
Jaringan pelayanan berjenjang terdiri atas pelayanan tingkat pertama/Primer,
sekunder dan tertier. Pemberi pelayanan tingkat pertama (PPK-1) dapat berupa dokter
umum/dokter keluarga, dokter gigi, bidan praktek, puskesmas, balkesmas, maupun
klinik yang dikontrak oleh bapel JPKM yang bersangkutan. Selanjutnya bila
diperlukan akan dirujuk ke tingkat sekunder (PPK-2), yakni praktek dokter spesialis,
kemudian dapat dilanjutkan ke tingkat tertier ( PPK-3 ) yaitu pelayanan spesialistik di
rumah sakit untuk pemeriksaan atau rawat inap.
E. HASIL PELAKSANAAN JPKMM

a. Cakupan Perkembangan Peserta Jaminan Kesehatan

JUMLAH
JUMLAH
No KAB/KOTA PESERTA CAKUPAN
PENDUDUK
JPK
1. BANDAR LAMPUNG 788.937 416.438 52,78%
2. LAMPUNG SELATAN 1.192.296 384.353 32,24%
3. TANGGAMUS 801.609 230.748 28,79%
4. METRO 123.740 36.949 29,86%
5. LAMPUNG TENGAH 1.082.494 447.432 41,33%
6. LAMPUNG TIMUR 890.298 496.173 55,73%
7. TULANG BAWANG 733.520 325.031 44,31%
8. LAMPUNG UTARA 555.099 255.839 46,09%
9. LAMPUNG BARAT 388.113 105.366 27,15%
10 WAY KANAN 359.844 231.144 64,23%
PROPINSI LAMPUNG 6.915.950 2.929.473 42,36%

b. Laporan Perkembangan Kartu Askeskin

PESERTA KARTU
KAB/KOTA DISTRIBUSI CAKUPAN
TERDAFTAR TERBIT
B.Lampung 140.247 137.620 137.620 98,00%
L. Selatan 340.900 327.538 327.538 96,00%
Tanggamus 173.197 172.974 172.974 99,87%
Metro 10.725 10.627 10.627 99,08%
L. Tengah 210.582 210.127 210.127 99,78%
L.Timur 257.189 257.067 257.067 99,90%
TL.Bawang 126.289 123.848 123.848 98,07%
L.Utara 188.950 162.505 162.505 86,04%
L.Barat 83.877 78.229 78.229 93,27%
Way Kanan 216.363 125.449 125.449 57,98%

PROPINSI 1.748.319 1.611.632 1.605.984 91,86%


(Sumber : PT.Askes Tahun 2005)

c. Laporan Pemeliharaan Kesehatan (Jumlah Kunjungan)


Sampai dengan tanggal 31 Desember 2005 perkembangan jumlah kunjungan
JPKMM di propoinsi Lampung adalah sebagai berikut :
- PPK Strata I
Rawat Jalan Tingakat Pertama (RJTP) : 930.116 Kunjungan
Rawaat Inap Tingakat Pertama (RITP) : 31.142 orang
- PPK Strata II dan III
Rawat Jalan T ingkat Lanjut (RJTL) : 33.250 Kunjungan
Rawat Inap Tingkat Lanjut (RITL) : 20.431 orang

F. KESIMPULAN
1. Adanya kesenjangan antara jumlah peserta JPKMM yang ada dengan jumlah kartu
yang terbit yaitu jumlah peserta JPKMM 2.929.473 sedangkan kartu yang terbit
1.611.632.
2. Tidak adanya praturan yang jelas mengenai kriteria peserta yang mendapatkan
kartu JPKMM.

G. SARAN
1. Harus adanya aturan yang jelas dalam kegiatan pendataan peserta JPKMM
mengenai kriteria penerima kartu peserta JPKMM.
2. Pendistribusian kartu JPKMM agar terpantau dan tepat sasaran sebaiknya
melibatkan petugas kesehatan,aparat kampung termasuk kader.

H. DAFTAR PUSTAKA
1. BPS. (2006) Data Masyarakat Miskin,Lampung.
2. PT.Askes. (2005) Laporan Perkembangan Kartu Askeskin, Lampung.
3. Depkes RI. (2012) PERMENKES No.40 Tahun 2012, Jakarta

I. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan pengembangan pembiayaan dan jaminan kesehatan
Propinsi Lampung sampai dengan April Tahun 2006.
Lampiran……..
CHECK LIST HASIL OBSERVASI
KEGIATAN : CAKUPAN JPKMM
LOKASI : PROVINSI LAMPUNG
PETUGAS : PETUGAS JPKMM
TAHUN : 2006

HASIL OBSERVASI
CAKUPAN JPKMM PROPINSI LAMPUNG TAHUN
JENIS INFORMASI 2006
Jumlah Data Jumlah Jumlah Jumlah
Pendudu Masyaraka Peserta Peserta Kartu
k t Miskin JPK terdaftar Terbit
Nama Kab/Kota          

BANDAR LAMPUNG 788.937 135.247 416.438 140.247 137.620


LAMPUNG
SELATAN 1.192.296 340.900 384.353 340.900 327.538

TANGGAMUS 801.609 173.197 230.748 173.197 172.974

METRO 123.740 10.725 36.949 10.725 10.627

LAMPUNG TENGAH 1.082.494 210.582 447.432 210.582 210.127

LAMPUNG TIMUR 890.298 257.189 496.173 257.189 257.067


TULANG BAWANG 733.520 497.443 325.031 126.289 123.848

LAMPUNG UTARA 555.099 83.788 255.839 188.950 162.505

LAMPUNG BARAT 388.113 83.788 105.366 83.877 83.877

  WAY KANAN 359.844 216.363 231.144 216.363 125.449

2.929.47 1.748.31 1.611.63


PROPINSI LAMPUNG 6.915.950 2.009.222 3 9 2

Lampiran………
CHECK LIST HASIL OBSERVASI
KEGIATAN :
LOKASI :
PETUGAS :
TAHUN :

HASIL OBSERVASI

JENIS INFORMASI CAKUPAN JPKMM PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2006


Data Jumlah Jumlah Jumlah
Jumlah
Masyarakat Peserta Peserta Kartu
Penduduk
Miskin JPK terdaftar Terbit

Nama Kab/Kota          
  BANDAR LAMPUNG          
LAMPUNG
  SELATAN          

  TANGGAMUS          
  METRO          
  LAMPUNG TENGAH          

  LAMPUNG TIMUR          
  TULANG BAWANG          

  LAMPUNG UTARA          
  LAMPUNG BARAT          

  WAY KANAN          

PROPINSI LAMPUNG          

Anda mungkin juga menyukai