Anda di halaman 1dari 14

Penatalaksanaan VCT

445/…/SOP/PKM-
No. Kode :
BD/II/2016
SOP No. Revisi : 00
Tgl. Terbit : 23 Mei 2016
Halaman : 1/6

I Wayan Budi, Skep, Mkes


UPT Puskesmas Baradatu
NIP 197004091991011 001

Voluntary Conseling Test ( VCT ) adalah Proses


konseling pra testing, konseling post testing,dan testing
HIV secara sukarela yang bersifat confidential dan
secara lebih dini membantu orang mengetahui status
HIV. Konseling pra testing memberikan pengetahuan
tentang HIV & manfaat testing, Pengambilan
1. Pengertian
keputusanuntuk testing, dan perencanaan atas issue HIV
yang akan dihadapi. Konseling Post testing membantu
membantu seseorang untuk mengerti & menerima status
( HIV+ dan merujuk pada layanan dukungan. Voluntari
Counseling Test ( VCT ) merupakan pintu masuk penting
untuk mencegah dan perawatan HIV
Sebagai acuan dalam penatalaksanaan Konseling dan
2. Tujuan Testing HIV/AIDS secara sukarela di UPT.Puskesmas
Baradatu
SK Kepala Puskesmas No. Th 2016 Tentang
3. Kebijakan
Penatalaksanaan VCT
a. Permenkes Nomor 21 Tahun 2013 tentang
Penanggulangan HIV dan AIDS
4. Referensi b. Kepres No.9/KEP/MENKO/KESRA/VI/1994
Tanggal 16 Juni 1994 tentang Strategi Nasional (
STRANAS ) Penaggulangan HIV dan AIDS
5. Langkah- a. Konseling Pre Testing
langkah  Menyiapkan perlengkapan untuk konseling

1
o Alat : Papan nama dan petunjuk, Poster
HIV/AIDS, Leaflet HIV/AIDS, Brosur
HIV/AIDS, Kotak saran, tempat sampah,
meja dan kursi, jam kerja layanan,
kalender,dan kondom
o Bahan : Tissu, Air minum,
 Memanggil pelanggan dengan menyebut nomor
register dan mempersilahkan masuk ruangan
 Mempersilahkan pelanggan duduk dengan
nyaman dikursi yang telah disediakan
 Memberi salam dan memperkenalkan diri
 Memeriksa ulang nomor kode pelanggandalam
formulir dokumen pelanggan
 Menanyakan latar belakang dan alasan kunjungan
 Memberi informasi tentang HIV/AIDS sesuai
dengan yang ada pada cek list untuk konseling
pre test ( cek list pada lampiran )
 Mengklarifikasi tentangfakta dan mitos tantang
HIV/AIDS
 Membantu pelanggan untuk menilai resiko
pelanggan
 Membantu pelanggan untuk membuat
keputusanuntuk dilakukan test HIV antaralain
dengan menjelaskan keuntungan dan akibat
melakukan test HIV
 Mendiskusikan Prosedur HIV/AIDS waktu untuk
mendapatkan hasil dan arti dari test HIV
 Mendiskusikan kemungkinan tindak lanjut setelah
ada hasil test
 Menjelaskan implikasi terinfeksi atau tidak
terinfeksi HIV dan memfasilitasi diskusi tentang

2
cara menyesuaikan diri denganstatus HIV
 Menjajaki kemampuan pelanggan dalam
mengatasi masalah
 Melakukan penilaian sistem dukungan
 Memberi waktu untuk berfikir
 Bila pelanggan menyetujui untuk test, Konselor
memberikan form infomed consenkepada
pelanggan dan meminta tanda tangannya setelah
pelanggan membaca isi form HIV/AIDS
 Mengisi dokumen pelanggan dengan lengkapdan
mengisi form rujukan ke laboraturium
 Membuat perjanjian dengan pelanggan untuk
menunggu hasil test
 Mengantar pelanggan ketempat pengambilan
darah danmenyerahkan form laboraturium kepada
petugas pengambil darah
 Bila pelanggan tidak menyetujui untuk di test
Konselor menawarkan kepada pelanggan untuk
datang kembali sewaktu waktu bila masih
memerlukan dukungan dan atau untuk dilakukan
test
b. KONSELING POST TEST
 Memanggil pelanggan dengan menyebutkan
nomor registrasi seperti prosedur pemanggilan
konseling pre tset
 Memperhatikan komunikasi non verbal saat
pelanggan memasuki ruangan konseling
 Menanyakan kesiapan pelanggan untuk
menerima test
 Mengkaji ulang secara singkat dan menanyakan
keadaan umum pelanggan

3
 Memperhatikan amplop hasil test yang masih
tertutup kepada pelanggan
 Menanyakan kesiapan pelanggan untuk
menerima hasil test. Apabila pelanggan
menyatakan sudah siap menerima hasil test maka
konselor menawarkan kepada pelanggan untuk
membuka amplop bersama konselor,apabila
pelanggan menyatakan belum siap konselor
memberikan dukungan kepada pelanggan untuk
menerima hasil dan beri waktu sampai pelanggan
menyatakan dirinya siap
 Bila hasilnya positif
 Memeriksa apa yang diketahui tentang
hasil test
 Menjelaskan dengan tenang arti hasil
pemeriksaa
 Memberi kesempatan untuk ventilasikan
emosi
 Memfasilitasi coping problem(
Kemampuan menyelesaikan masalah)
 Setelah pelanggan cukup tenang dan
konseling dapat dilanjutkan konselor
menyelesaikan informasi sebagai
berikut:Pengobatan ARV,Kesehatan
Reproduksi dan kesehatan
seksual,Menawarkan konseling pasangan
 Menawarkan secara rutin pelanggan
mengikuti pemeriksaan sifilisdan manfaat
pengobatan sifilis
 Untuk pelanggan perempuan terdapat
fasilitas layanan pemeriksaan kehamilan

4
dan rencana penggunaan alat kontra sepsi
bagi laki laki dan perempuan
 Memotifasi agar datang ke klinik untuk
evaluasi awal secara medis
 Konselor dan pelanggan menyepakati
waktu kunjunganberikutnya
 Apabila pada waktu yang ditentukan
pelanggan tidak bisa hadirdisarankan
untuk menghubungi konselor melalui telfon
untuk perjanjian berikutnya
 Memberikan kesempatan kepada
pelanggan untuk bertanya mengenai hal
hal yang belum diketahui
 Menawarkan pelayanan VCT kepada
pelanggan pelanggan
 Apabila pelanggan sudah jelas dan tidak
ada pertanyaan maka konseling pasca
testing ditutup
 Memotifasi agar bersama di dampingi oleh
MK
 Konselor mengisi form pasca-konseling
 Apabila hasil negatif
 Mendiskusikan kemungkinan pelanggan
masih berada dalam periode jendela
 Membuat ihtisar dan gali lebih lanjut
berbagai hambatan
 Memastikan pelanggan paham mengenai
hasil test yang diterima dan pengertian
periode jendela
 Menjelaskan kebutuhan untuk melakukan
test ulang dan pelayanan VCT bagi

5
pasangan
 Menjelaskan upaya penurunan resiko
yang dapat dilakukan
 Memberikan kesempatan pada pelanggan
untuk bertanya mengenai hal hal yang
belum diketahui
 Apabila pelanggan sudah jelas dan tidak
ada pertanyaan maka konseling pasca
testing ditutup
 Memotifasi agar bersedia didampingi oleh
MK untuk mempertanyakan prilaku yang
aman
 Membuat perjanjian untuk kunjungan
ulang apabila dibutuhkan
 Mengisi form pasca konseling

a. Ruang Pemeriksaan Umum


6. Unit terkait b. Ruang Laboraturium
c. Rumah Sakit Rujukan Terkait
a. Rekam Medis
b. Register Harian
7. Dokumen c. Formulir Rujukan Internal
Terkait d. Formulir Rujukan External
e. Formulir Informed Consent
f. Formulir Pra dan Pasca Konseling

6
Pemegang Program HIV dan AIDS
445/… /SOP/PKM-
No. Kode :
BD/V/2016
No. Revisi : 00
SOP
Tgl. Terbit : 23 Mei 2016

Halaman : 1/2

Sairun,S.Kep,M.Kes
UPT PuskesmasBaradatu
Nip.19810610 2005011 011
Human Immunodeliciensi Virus dan Acqurned Immuno
Deficiensy Syndrom ( HIV AIDS ). Merupakan Masalah
Kesehatan Masyarakat yang perlu mendapat perhatian
serius karena jumlah kasus dan penyebarannya semakin
8. Pengertian
meningkat serta menimbulkan berbagai dampak baik
sosial maupun ekonomi, pengendalian HIV AIDS juga
merupakam salah satu dari 5 ( Lima ) agenda
Pembangunan Millenium ( MDGS )
Sebagai acuan dalam penatalaksanaan Program HIV-
9. Tujuan
AIDS
SK Kepala Puskesmas No. Th 2016 Tentang
10. Kebijakan
Pemegang Program HIV dan AIDS
Permenkes Nomor 21 Tahun 2013 Tentang
11. Referensi
Penanggulangan HIV dan AIDS
a. Pemegang Program
b. Membuat Rencana Usulan Kegiatan ( RUK ) Setiap
Ahir Tahun
c. Melaksanakan Kegiatan Program Sesuai Dengan
12. Langkah- Rencana Pelaksanaan Kegiatan ( RPK ) yang telah
langkah dibuat
d. Mencatat Hasil Kegiatan Yang didapat kedalam
Register HIV AIDS
e. Pelaksana Program memberikan laporan kegiatan
kepada kepala puskesmas Melalui Lokakarya Mini

7
Bulanan Puskesmas,Kemudian Selanjutnya
disampaikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Way
Kanan Setiap Ahir Bulannya.
a.Kepala Puskesmas
13. Unit terkait
b.Pemegang Program
a. Hasil laporan capaian program
14. Dokumen
b. Register HIV AIDS
Terkait
c. Form Kegiatan

8
SKRINING HIV PADA IBU HAMIL DALAM
GEDUNG
445/… /SOP / C /PKM-
No. Kode :
BD/II /2019
SOP No. Revisi : 00
Tgl. Terbit : 29 Februari 2019
Halaman : 1/2
Sairun,S.Kep,M.Kes
UPT PuskesmasBaradatu NIP.19810610 200501 1 011

Skrining HIV Pada Ibu Hamil adalah pemeriksaan yang


1.Pengertian dilakukan pada ibu hamil sebagai penapisan untuk
mengetahui kondisi kehamilan ibu.
1. Agar kehamilan terpantau dengan baik
2. Pemeriksaan kehamilan terstandar
3. Penapisan kehamilan resiko tinggi
2. Tujuan
4. Persiapan persalinan yang aman
5. Status kehamilan ibu terdeksi sehingga
meminimalisir transmisi HIV dari ibu ke bayi.
Kebijakan Kepal Puskesmas Nomor. Tentang jenis-jenis
3. Kebijakan
pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas Baradatu
Kemenkes RI , Pedoman pelayanan Antenatal terpadu
4. Referensi
Jakarata 2015
1. Buatkan status ibu ( Buku KIA atau kartu ibu )
untuk pasien baru
2. Lakukan anamnesa pada ibu hamil
5. Langkah- 3. Lakukan pemeriksaan antenatal yang berkwalitas
langkah salah satunya Skrining untuk testing HIV
4. Apabila tes HIV positif rujuk
5. Ibu hamil yang dinyatakan positif dimonitor terus
perkembangan Kesehatan ibu dan janinnya.
1. Loket Pendaftaran
6. Unit Terkait
2. Ruang KIA

9
3. Laboraturium
4. Konselor HIV
1. RM Pasien
2. Register KIA
7. Dokumen
3. Register Laboraturium
Terkait
4. Register Konselor HIV

10
HIV / AIDS
: 445/ / B / PKM-BD / II /
No. Kode
2019
No. Revisi : 00
Tgl. Terbit
SOP : 29 Februari 2019

Halaman :1/2

Sairun,S.Kep,M.Kes
UPT Puskesmas Bardatu
Nip.19810610 200501 1 011

HIV adalah Human Immunodeficiency Virus ( HIV )


yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh.
1.Pengertian
AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrom
adalah gejala akibat penurunan kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh infeksi HIV.

2.Tujuan Sebagai acuan penanganan pasien HIV / AIDS


SK Kepala Puskesmas Tentang Kebijakan Tahap
3.Kebijakan
Pelayanan Klinis
Permenkes RI No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan
4.Referensi Praktik Klinis dokter difasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer

1. Petugas mencuci tangan


2. Petugas menggunakan alat perlindungan diri
3. Petugas melakukanan anamnesis terhadap
pasien
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
5. Petugas menyarankan Konseling dengan
konselor HIV
6. Petugas konselor merujuk pasien
5.Langkah-langkah kelaboraturium puskesmas untuk pemeriksaan
darah HIV
7. Petugas laboraturium membawa hasil
pemeriksaan darah ke konselor
8. Konselor merujuk kembali pasien ke poli umum
9. Jika pasien didiagnosis dengan HIV.pasien
dirujuk kepelayanan kesehatan tingkat lanjut
10. Jika pasien tidak didiagnosis dengan HIV
,Pasien diterapi sesuai pedoman yang berlaku
11. Petugas mencuci tangan

11
6.Hal-hal yang perlu
diperhatikan

1. Loket Pendaftaran
2. Balai Pengobatan Umum
7.Unit terkait
3. Konselor HIV
4. Laboraturium
1.Register Balai Pengobatan Umum
8.Dokumen Terkait 2. Register Laboraturium
3.Register Penanggung Jawab Program HIV

12
SKRINING HIV PADA IBU HAMIL DIPOSYANDU
445/… /SOP / C /PKM-
No. Kode :
BD/II /2019
SOP No. Revisi : 00
Tgl. Terbit : 29 Februari 2019
Halaman : 1/2
Sairun,S.Kep,M.Kes
UPT PuskesmasBaradatu NIP.19810610 200501 1 011

Pemeriksaan kehamilan adalah pemeriksaan yang


1.Pengertian dilakukan pada ibu hamil sebagai penapisan untu
mengetahui kondisi kehamilan ibu.
1. Agar kehamilan terpantau dengan baik
2. Pemeriksaan kehamilan terstandar
3. Penapisan kehamilan resiko tinggi
2. Tujuan
4. Persiapan persalinan yang aman
5. Status kehamilan ibu terdeksi sehingga
meminimalisir transmisi HIV dari ibu ke bayi.
Kebijakan Kepal Puskesmas Nomor. Tentang jenis-jenis
6. Kebijakan
pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas Baradatu
Kemenkes RI , Pedoman pelayanan Antenatal terpadu
7. Referensi
Jakarata 2015
1. Buatkan status ibu ( Buku KIA atau kartu ibu )
untuk pasien baru
2. Lakukan anamnesa pada ibu hamil
8. Langkah- 3. Lakukan pemeriksaan antenatal yang berkwalitas
langkah salah satunya Skrining untuk testing HIV
4. Apabila tes HIV positif rujuk
5. Ibu hamil yang dinyatakan positif dimonitor terus
perkembangan Kesehatan ibu dan janinnya.
1. Bidan Desa
6. Unit Terkait 2. Penanggung Jawab Program

13
7. Dokumen 1. Register Bidan Desa
Terkait 2. Register Penanggung Jawab Program

14

Anda mungkin juga menyukai