BOJONEGORO DINAS KESEHATAN Halaman :1-6 UPTD PUSKESMAS WISMA INDAH KECAMATAN BOJONEGORO Dr.Fifin Erliana NIP. 19750203 200604 2 017
1. Pengertian Voluntary Counseling Test (VCT) adalah Proses
konseling pra testing, konseling post testing, dan testing HIV secara sukarela yang bersifat confidential dan secara lebih dini membantu orang mengetahui status HIV. Konseling pra testing memberikan pengetahuan tentang HIV & manfaat testing, pengambilan keputusan untuk testing, dan perencanaan atas issue HIV yang akan dihadapi. Konseling post testing membantu seseorang untuk mengerti & menerima status (HIV+) dan merujuk pada layanan dukungan. Voluntary Counseling Test (VCT) merupakan pintu masuk penting untuk pencegahan dan perawatan HIV
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan Konseling dan
Testing HIV/AIDS secara sukarela di UPTD Puskesmas Wisma Indah Bojonegoro
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Wisma Indah No. tentang
Penatalaksanaan ( Vct ) Valuntary Counselling And Testing Puskesmas Wisma Indah 4. Referensi Permenkes no 74 Tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan konseling dan vct 5. Alat dan bahan Alat 1. Leaflet HIV/AIDS dan IMS 2. Kotak saran 3. Tempat sampah 4. Meja dan kursi 5. Lemari arsip dan dokumen 6. Prosedur/ Langkah- KONSELING PRE TESTING langkah 1. Menyiapkan perlengkapan untuk konseling 2. Memanggil pasien (dengan menyebutkan nomor registrasi) dan mempersilahkan masuk keruangan. 3. Mempersilahkan pelanggan duduk dengan nyaman di kursi yang telah tersedia. 4. Memberi salam dan memperkenalkan diri. 5. Menanyakan latar belakang dan alasan kunjungan. 6. Memberi informasi tentang HIV/AIDS sesuai dengan yang ada pada cek list untuk konseling pre test (cek list pada lampiran) 7. Mengklarifikasi tentang fakta dan mitos tentang HIV/AIDS, termasuk tentang IMS dan menawarkan pemeriksaan IMS secara rutin, khususnya pada penngguna napza suntik 8. Membantu pelanggan untuk menilai resiko pelanggan 9. Membantu pelanggan untuk membuat keputusan untuk dilakukan tes HIV, antara lain dengan menjelaskan keuntungan dan akibat melakukan tes HIV. 10. Mendikusikan prosedur HIV/AIDS, waktu untuk mendapatkan hasil dan arti dari tes HIV. 11. Mendiskusikan kemungkinan tindak lanjut setelah ada hasil test. 12. Menjelaskan implikasi terinfeksi atau tidak terinfeksi HIV dan memfasilitasi diskusi tentang cara menyesuaikan diri dengan status HIV. 13. Menjajaki kemampuan pelanggan dalam mengatasi masalah. 14. Melakukan penilaian system dukungan. 15. Memberi waktu untuk berfikir. 16. Bila pelanggan menyetujui untuk test, konselor memberikan form informed consent kepada pelanggan dan meminta tanda tangannya setelah pelanggan membaca isi form HIV/.AIDS. 17. Mengisi dokumen pelanggan dengan lengkap dan mengisi form rujukan ke laboratorium. 18. Membuat perjanjian dengan pelanggan untuk menunggu hasil test. 19. Mengantar pelanggan ke tempat pengambilan darah dan menyerahkan form laboratorium kepada petugas pengambilan darah. 20. Bila pelanggan tidak menyetujui untuk di test, konselor menawarkan kepada pelanggan untuk dating kembali sewaktu-waktu bila masih memerlukan dukungan dan / atau untuk dilakukan test. 21. Mengucapkan salam dan mengakhiri proses.
KONSELING POST TESTING
1 Memangggil pelanggan dengan menyebutkan nomor regester seperti prosedur pemanggilan konseling pre- test. 2 Memperhatikan komunikasi non verbal saat pelanggan memasuki ruang konseling. 3 Menanyakan kesiapan pelanggan untuk menerima test. 4 Mengkaji ulang secara singkat dan menayakan keadaan umum pelanggan. 5 Memperhatikan amplop hasil test yang masih tertutup kepada pelanggan. 6 Menanyakan kesiapan pelanggan untuk menerima hasil test. 7 Apabila pelanggan menyatakan sudah siap / sanggup menerima hasil test, maka konselor menawarkan kepada pelanggan untuk membuka amplop bersama konselor. 8 Apabila pelanggan menyatakan belum siap, konselor meberi dukungan kepada pelanggan untuk menerima hasil dan beri waktu sampai pelanggan menyatakan dirinya siap. 9 Membuka amplop dan menyampaikan secara lisan hasil testing HIV. 10 Memberi kesempatan pelanggan membaca hasil. 11 Menjelaskan kepada pelanggan tentang hasil testing HIV yang telah dibuka dan yang telah dibaca bersama. 12 Memberi kesempatan dan ventilasikan keadaan emosinya. Menerapkan manajemen reaksi. BILA HASIL TEST POSITIF 1. Memeriksa apa yang diketahui tentang hasil test. 2. Menjelaskan dengan tenang arti hasil pemeriksaan. 3. Memberi kesempatan untuk menenangkan emosi. 4. Memfasilitasi coping problem (kemampuan menyelesaika nmasalah). 5. Setelah pelanggan cukup tenang dan konseling dapat dilanjutkan konselor menyelesaikan informasi sebagai berikut : Pengobatan ARV di RSUD Sosodoro Djatikusumo Kabupaten Bojonegoro Kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual Menawarkan konseling pasangan 6. Untuk pelanggan perempuan terdapat fasilitas layanan pemeriksaan kehamilan dan rencana penggunaan alat kontrasepsi bagi laki-laki dan perempuan. 7. Memotivasi agar datang ke puskesmas untuk evaluasi awal secara medis. 8. Konselor dan pelanggan menyepakati waktu kunjungan berikutnya. 9. Apabila pada waktu yang ditentukan pelanggan tidak bisa hadir, disarankan untuk menghubungi konselor melalui telepon untuk perjanjian berikutnya. 10. Memberi kesempatan kepada pelanggan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui. 11. Menawarkan pelayanan VCT pada pasangan pelanggan. 12. Apabila pelanggan sudah jelas dan tidak ada pertanyaan, maka konseling pasca-testing ditutup. 13. Konselor mengisi form pasca-konseling.
BILA HASIL TEST NEGATIF
1. Mendiskusikan kemungkinan pelanggan masih berada dalam periode jendela. 2. Membuat ikhtisar dan gali lebih lanjut berbagai hambatan. 3. Memastikan pelanggan paham mengenai hasil test yang diterima dan pengertian periode jendela. 4. Menjelaskan kebutuhan untuk melakukan test ulang dan pelayanan VCT bagi pasangan. 5. Menjelaskan upaya penurunan resiko yang dapat dilakukan. 6. Memberi kesempatan kepada pelanggan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui. 7. Apabila pelanggan sudah jelas dan tidak ada pertanyaan, maka konseling pasca-testing ditutup. 8. Membuat perjanjian untuk kunjungan ulang apabila dibutuhkan. 9. Mengisi form pasca konseling.
7. Bagan Alir
PENDAFTARAN
POLI UMUM
KONSELING PRE TEST
LABORATORIUM
KONSELING PASCA TES
8. Hal-hal yang perlu di 8.1 konfidensialitas Penderita harus terjaga
perhatikan 9. Unit terkait 9.1 Ruang Pemeriksaan Umum 9.2 Ruang Laboratorium. 9.3 Rumah sakit rujukan terkait 10. Dokumen terkait 10.1 Rekam Medis 10.2 Register Harian Ruang Poli Umum 10.3 Register Harian Laboratorium 10.4 Formulir Rujukan Internal 10.5 Formulir Rujukan Eksternal. 10.6 Formulir informed consent 10.7 Formulir pra dan pasca konseling, 11. Rekaman histori No Yang diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan perubahan