Oleh kelompok 1:
A. PENDAHULUAN
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana
terlampir dalam undang-undang.
Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika membagi narkotika menjadi tiga golongan, sesuai dengan pasal
6 ayat 1:
Huruf a
Ketentuan ini yang dimaksud dengan ”Narkotika Golongan I” adalah
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Huruf b
Ketentuan ini yang dimaksud dengan ”Narkotika Golongan II” adalah
Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan.
Huruf c
Ketentuan ini yang dimaksud dengan ”Narkotika Golongan III” adalah
Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Masalah penyalahgunaan narkoba telah menjadi masalah nasional
maupun masalah internasional yang tidak pernah henti-hentinya
dibicarakan. Hampir setiap hari terdapat berita mengenai masalah
penyalahgunaan narkoba. Penyalahgunaan narkoba dapat menimbulkan
kerusakan fisik, mental, emosi maupun sikap dalam masyarakat. Lebih
memprihatinkan lagi bahwa narkoba bahkan telah mengancam masa depan
anak. Anak sebagai bagian dari generasi muda merupakan penerus cita-cita
perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional.
Diperlukan upaya pembinaan dan perlindungan terhadap anak agar anak
terhindar dari penyalahgunaan narkoba.7 Penyalahgunaan narkoba yang
dilakukan anak merupakan suatu penyimpangan tingkah laku atau
perbuatan melanggar hukum.
Menurut Pasal 1 angka (1) UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, bahwa
“perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi
Upaya perlindungan anak dilakukan demi terwujudnya anak Indonesia yang
berkualitas, berahlak mulia dan sejahtera.
B. PERUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi pokok permasalahan sehubungan dengan
judul skripsi ini adalah :
1. Bagaimana pengaturan hukum mengenai narkotika dan anak ?
2. Bagaimana faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan narkotika oleh
anak ?
3. Bagaimana kebijakan Hukum Pidana Dalam Upaya Pencegahan
Terhadap Penyalahgunaan Narkotika Oleh Anak ?
BAB II
KASUS :
Judul : 5 pelajar di Jombang jadi pengedar pil koplo, dikemas menyerupai
rokok
Narasi : Jombang,Kompas.com –Jajaran Kepolisian Resor ( Polres) Jombang
Jawa Timur meringkus 5 pelajar karena mengedarkan narkoba jenis pil koplo.
Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Jombang, AKP Moch Mukid mengatakan.
Kelima pelajar yang diringkus merupakan siswa kelas 1 dan 2 tingkat SMA di
Kabupaten Jombang.
“kita amankan tersangka anak – anak, 5 anak menjadi pengedar pil koplo. Ini ada
yang SMA kelas 2 ada juga yang SMA kelas 1”, kata Mukid di Mapolres
Jombang, Jumat (2/8/2019)
Mukid mengatakan, kelima pelajar yang menjadi pengedar pil koplo tersebut, rata
– rata sudah menjalankan aksinya selama 1 tahun. Adapun sasarannya adalah
rekan sesama pelajar atau remaja yang putus sekolah. Sebelum menjadi pengedar,
menurut Mukid para pelajar tersebut sudah mengonsumsi pil koplo sejak SMP.
“mereka mengonsumsi pil koplo sejak kelas 1 SMP”, Kata Mukid. Mukid
menjelaskan, selama setahun mengedarkan pil koplo, kelima pelajar tersebut
bekerja cukup rapi. Supaya tidak terendus orang lain, mereka mengemas pil koplo
menjadi mirip filter rokok. Sementara itu, selama 7 bulan terakhir jajajaran Polres
Jombang menangkap 240 orang terkait peredaran dan penyalahgunaan narkoba.
Adapun bukti yang diamankan polisi yakni 96.633 butir pil doble L atau pil koplo,
serta sabu – sabu sebanyak 161,45 gram. “untuk barang bukti sabu – sabu nilainya
sekitar Rp 600 juta” ujar Mukid.
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri,
sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar dirinya.21
Bahasan mengenai faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan
narkotika oleh anak diuraikan sebagai berikut:
1. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari seseorang
sendiri dan dapat mempengaruhi terhadap apa yang kemudian akan
dilakakukannya dalam penyalahgunaan narkoba. Faktor individu ini yang
menjadi bagian faktor internal. Faktor individu terdiri dari aspek
kepribadian, dan kecemasan / depresi. Hal ini termasuk dalam aspek
kepribadian antara lain kepribadian yang ingin tahu, mudah kecewa, sifat
tidak sabar dan rendah diri. Adapun yang termasuk dalam kecemasan /
depresi adalah karena tidak mampu menyelesaikan kesulitan hidup
sehingga melarikan diri dalam penggunaan narkoba.
2. Faktor Eksternal
Selain faktor internal adapula faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi prilaku remaja dalam tindak penyalah gunaan narkoba.
Faktor eksternal yaitu hal- hal yang mendorong timbulnya kenakalan
remaja dalam tindak penyalahgunaan narkoba yang bersumber dari luar
diri pribadi remaja yang bersangkutan yaitu lingkungan sekitar, keluarga
atau keadaan masyarakat.
Penjelasan faktor eksternal terbagi dari beberapa unsur yaitu :
a. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap
jatuhnya seseorang ke dalam penyalahgunaan narkotika, terutama faktor
keluarga, dimana keluarga merupakan wadah pembentukan karakter dan
kepribadian, pertumbuhan dan perkembangan hidup seseorang tidak
terlepas dari apa yang disediakan dan diberikan keluarganya. Faktor
lingkungan sekitar juga merupakan sarana pembentuk kepribadian
seseorang.
b. Faktor Keluarga
Keluarga merupakan wadah utama dalam pendidikan. Kebiasaan
orang tua sehari-hari sangat berpengaruh terhadap pembentukan mental
anak. Anak yang hidup pada keluarga yang damai maka mereka akan
berperilaku yang positif, sedangkan anak yang hidup pada keluarga yang
kurang baik maka hal itu dapat menyebabkan kenakalan.
c. Lingkungan Sosio Budaya
Ligkungan tempat anak berpijak adalah masyarakat. Tidah jauh
juga dengan lingkungan keluarga, apabila anak hidup dalam masyarakat
yang baik maka perilaku anak akan menjadi baik begitu juga sebaliknya,
anak yang hidup di lingkungan masyarakat yang kurang baik juga akan
berpengaruh buruk pada pribadi anak.
Oleh sebab itu sangat diperlukannya pengawasan dari orang tua
kepada anak-anaknya yang mulai mengalami perubahan beranjak kearah
remaja.
- Tuntutan Hukum
Saran
A. Buku