Anda di halaman 1dari 6

LOG BOOK PRAKTIK KEPERAWATAN KRITIS INTENSIF II

RSUD ULIN BANJARMASIN

Hari/tanggal : Senin, 19 April 2021


Ruangan : ICCU
Tindakan Keperawatan / prosedur : Suction
Prosedur

A. Deskripsi Tindakan

Suction merupakan tindakan pengeluaran sekret ataupun darah dari jalan napas,
dimana sekret akan disedot melalui karet atau polyethylene yang terhubung dengan
mesin suction. Sekret akan tertampung dalam mesin suction, sehingga sekret tersebut
dapat digunakan untuk pemeriksaan labolatorium.
Menurut National Institutes of Health (2017), indikasi dilakukannya suction yaitu :
1. Pasien dengan jalan nafas buatan.
2. Pasien dengan tahanan sekret yang tidak bisa membatukkan dengan adekuat.
3. Adanya suara tambahan, misal ronkhi.
4. Dibutuhkan untuk pengambilan sampel sputum untuk analisis laboratorium.

B. Identitas Pasien
1. Nama pasien : Ny. I
2. Diagnosa medis : Post Craniotomy Evakuasi
3. Data focus :
Ny. I usia 49 tahun dengan diagnose Post craniotomy evakuasi. Pada saat pengkajian
keadaan umum pasien lemah dan pasien mengalami penurunan kesadaran dengan
tingkat kesadaran Ramsay 5 dan pasien terpasang trakeostomi, ventilator mode
CPAP, terdapat drain dikepala, NGT, infus triway dengan syringe pump pada tangan
kanan dan CVC pada vena subklavia kiri dan DC. Berdasarkan hasil pemeriksaan
TTV menunjukkan TD: 90/54 mmHg, RR: 22x/menit, N: 101x/menit, Temp: 36,3 0C,
SPO2: 100%.
4. Rencana keperawatan
Melakukan penghisapan lendir/ sekret
5. Tindakan Keperawatan
Melakukan suction
6. Diagnosis Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d akumulasi sekret
7. Algoritma Tindakan

Penurunan kesadaran

Kemampuan batuk kurang


baik

Penumpukan secret disaluran


nafas

Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas

Dilakukan suction

C. Tujuan Tindakan

1. Mengangkat sekret yang tidak bisa dikeluarkan sendiri atau dibatukkan oleh pasien.
2. Pengambilan sputum untuk pemeriksaan laboratorium
3. Mengurangi penumpukan CO2 di paru-paru.
4. Mencegah terjadinya bronkopneumonia.
5. Memperlancar sirkulasi dan perfusi ke seluruh jaringan.

D. Penatalaksanaan
1. Tahap Pra tindakan
a. Persiapan alat

1) Hancound
2) Kasa
3) Alat atau mesin suction
4) Kateter Suction (polyethylene)
5) Tabung cairan
6) Air steril atau NaCl
7) Bak instrumen
8) Perlak serta pengalasnya
9) Tempat Sputum, (alat ini diperlukan jika hasil ingin digunakanan untuk
uji labolatorium)
b. Persiapan pasien

1) Posisikan kepala pasien senyaman mungkin agar perawat mudah untuk


melakukan suction
2) Buka mulut pasien dengan chinlift atau jika suah terpasang mayo tingal
memposisikan dibagian mana yang akan dilakukan suction

c. Persiapan Lingkungan
Menjaga privasi pasien dengan memasang sampiran
2. Tahap Tindakan

a. Mengatur Posisi Untuk pasien yang sadar atau masih berfungsi refleks
muntahnya, anda dapat memposisikan pasien dengan posisi semifowler atau
posisi setengah duduk. untuk suction yang dilakukan melalui mulut, Posisi
kepala diputar ke arah kiri atau kanan. Sedangkan suction yang dilakukan
melalui hidung, posisi lehernya ekstensi.
b. Untuk pasien yang tidak sadarkan diri, posisi tubuhnya yaitu lateral, hal ini
bertujuan agar pangkal lidah tidak jatuh ke belakang sehingga tidak
mengganggu masuknya kateter suction. Selain itu, posisi lateral akan
membuat sekret mengalir dari faring dan mencegah terjadinya aspirasi.
c. Selanjutnya, tempatkan handuk diatas bantal atau dibawah dagu pasien.
d. Atur tekanan penghisap dari mesin suction. Dalam mesin suction, tekanan
terdiri dari 3 bagian yaitu tekanan tinggi (120 sampai 150 mmhg), tekananan
sedang (80 sampai 120 mmhg). Tekanan rendah berkisar antara 0 sampai 80
mmhg.
e. Untuk orang dewasa, takanan suction biasanya berkisar antara 100 mmhg
sampai 120 mmhg. Sedangkan untuk anak-anak dan bayi, tekanan suction
berkisar antara 50 sampai 75 mmhg.
f. Buka Bak instrumen dan masukan cairan steril seperti Nacl pada tempat yang
disediakan.
g. Pakai sarung tangan steril dangan prinsip steril.
h. Ambil selang kateter, lalu hubungkan dengan mesin suction.
i. Ukur kedalaman suction. Untuk mengukur kedalaman suction, anda dapat
mengukkurnya dari hidung ke mulut. Atau kurang lebih 13 cm untuk dewasa.
j. Basahi ujung kateter dengan cairan steril, hal ini dilakukan untuk
mempermudah masuknya kateter suction.
k. Sebelum memasukan kateter, lakukan pengecekan suction terlebih dahulu,
yaitu dengan meletakan jari tangan ke tempat ibu jari. Lalu buka cabang Y
connector (control suction) untuk menimbulkan terjadinya penghisapan.
l. Masukan selang kateter suction secara perlahan (nasopharing kedalamannya
kurang lebih 5 cm, dan orofaring kedalamannya kurang lebih 10 cm).
Masukan selang tanpa menutup kateter suction.
m. Lakukan penghisapan dengan menutup lubang kateter suction, dan tarik
selang keluar secara memutar. Penghisapan dilakukan selama 10 detik untuk
orang dewasa, dan 5 detik untuk anak-anak. Ingat, penghisapan hanya
dilakukan dalam kurun waktu 15 detik saja.
n. Lakukan pembilasan selang kateter dengan air steril atau cairan NaCl, dan
anjurkan pasien untuk bernapas
o. Lakukan kembali suction atau penghisapan, (lakukan sebanyak 3 sampai 5
kali).
p. Anjurkan pasien untuk tarik napas dalam dan batuk diantara suction. Hal ini
bertujuan untuk mengeluarkan dahak sampai tempat yang dijangkau oleh alat
(jika pasien sadar)
q. Lakukan Observasi terhadap keadaan pasien secara umum, serta
pernapasannya.
r. Observasi juga keadaan sekretnya, seperti (warna, bau, konsistensi, dan
jumlahnya.
s. Jika sekret hasil penghisapan duperlukan untuk pengujian lab, tampung sekret
pada tempat sputum.
t. Setelah selesai, bersihkan hidung dan mulut pasien.
u. Bereskan peralatan

3. Tahap Pasca Tindakan

a. Evaluasi pasien
Kaji TTV pasien
TTV :
TD = 100/70 mmHg
N = 99x/menit
T = 36,5C
RR = 22x/menit
SpO2 = 100%
Kesadaran Ramsay 5 : respon lamban terhadap stimulus
b. Evaluasi tindakan
Sektret yang menghambat jalan nafas berkurang, bersihan jalan nafas baik, pasien
tampak tenang

Mengetahui Banjarmasin, 19 April


Pembimbing Klinik Mahasiswa

Maulana Ridha Saputra, S.Kep.NS Nur Aprilisa Wulandari


NIP.19901008 201402 1 001 NIM.P07120217074

Daftar Pustaka

Chaseling, W. 2017. Suctioning an Adult ICU Patient with an Artificial Airway: A Clinical
Practice Guideline. Agency for Clinical Innovation : Australia
National Institutes of Health.2017.Critical Care Therapy and Respiratory Care Section.
Critical Care Medicine Department: Australia

PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik.
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Implementasi
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai