Anda di halaman 1dari 15

LOGBOOK PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN DASAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2018

Nama : Irfani Syafri


NIM : R014181002
Ruangan : Lontara 3 Bawah Depan (Bedah Saraf)
Hari/Tangga Jam Paraf CI
No
l (WITA) Kegiatan Hasil Lahan
27/09/2018 1 08.00 Mengantarkan peralatan non steril ke CSSD memberikan pelayanan pemrosesan barang dan
CSSD instrumen kotor menjadi barang bersih maupun steril.
Beberapa fungsi CSSD antara lain:
 Memberikan suplai barang dan instrumen ke area yang
membutuhkan
 Memberikan suplai barang steril meliputi linen,
instrumen dan barang-barang steril lainnya
 Melakukan pencatatan yang akurat terhadap kegiatan
dekontaminasi, pencucian, sterilisasi dan pengiriman
barang steril
 Melakukan pengetatan keseragaman dan kemudahan
dalam rak instrumen dan  set operasi di seluruh
lingkungan rumah sakit
 Mempertahankan jumlah inventaris barang dan
instrumen
 Membuat dan mempertahankan standart sterilisasi dan
distribusinya
2 09.00 Ganti Verban pada pasien An.A, An. An. A perawatan jahitan pasca operasi kepala
S, Ny. M, Tn. T An. S perawatan jahitan pasca operasi kepala
Ny. M perawatan pasca bedah drain otak
Tn. T perawatan jahitan pasca operasi kepala.
Perawatan dilakukan dengan memakai bactigras.
Bactigras berfungsi Sebagai dressing pada luka dangkal
dengan infeksi atau risiko infeksi. Komposisi:
Chlorhexidine 0,5% dan white soft paraffin.Chlorhexidine
0,5% bersifat antiseptik spektrum luas terhadap bakteri
Gram positif dan negatif. Chlorhexidine tidak diserap ke
dalam sirkulasi sistemik. Yang tiap lembarnya diganti
setiap 3 hari.
3 11.30 Pemeriksaan vital sign pada semua Tn. H, TD: 137/88, N: 76, S: 36.3, P: 20 Urin: 500
kamar di Bedah Saraf Tn. T, TD: 123/68, N: 88, S: 36.6, P: 20 Urin: 500
Tn. J, TD: 130/44, N:42, S:36.6, P: 24
An. N, S: 36, P:24 Urin:200
Ny.S, TD: 127/80, N:88, S:36.3, P:20 Urin 900
Tn. I, TD: 121/72, N:76, S:36.5, P:20 Urin:200
Tn. H, TD:126/72, N:93, S:36, P:40 Urin:400
Tn. H,108/65, N:117, S:36.9, P:20 Urin: 800
4 12.30 Aff infus Ny. R yang telah memiliki Infus tidak terpasang pada Ny. R karena sudah ada
jadwal rencana pulang rencana pulang.

5 12.45 Aff Kateter Folley Tn. H Keteter telah dilepas yang telah terpasang selama 2
minggu.

6 13.00 Pemasangan folley keteter Tn. H Pemasangan kembali folley keteter ukuran 18fr dimana
sebelumnya area genital telah dibersihkan dengan
memperhatikan prinsip pemasangan kateter. Dokumentasi
jumlah urin dilakukan saat pemeriksaan tanda-tanda vital
yang diukur setiap 6 jam sekali. Pengisian balon
menggunakan aquades 15-18ml.
Prinsip pada pemasangan keteter yaitu :
1. Perhatikan sterilitas
2. Pastikan balon fiksasi sudah berada di dalam
kandung kemih sebelum diisi aquades/air
3. Jangan memaksakan masuknya keteter jika ada
tahanan saat memasukkannya, karena dapat
menyebabkan trauma/kerusakan uretra.
7 13.20 Suction Trakeostomi Tn.. H Lendir yang mengalami penumpukan pada saluran
pernapasannya dapat bersih dan pasien dapat bernapas
dengan normal. Ukuran catheter suction yang digunakan
ialah 16fr dengan lama suction <10detik. Kondisi secret
Tn.H banyak, berwarna putih, bau tidak menyengat,
kental dengan frekuensi dilakukan suction lebih dari 3
kali sekali prosedur.
Prinsip :
- Dilakukan jika ada secret yang sangat kental
- Tidak boleh digunakan melalui hidung
- Sangat efektif untuk mengeluarkan secret pada pasien
yang mengalami pembedahan mulut, trauma pada
mulut, injuri/cedera pada neurovaskuler atau
cerebrovaskuler
8 13.30 Ganti Cairan Nacl pada Ny. M Cairan yang terpasang adalah cairan NaCl 0,9%, 20
tts/mnt merupakan cairan kristaloid yang berguna untuk
mengganti cairan dan elektrolit yang hilang.
28/08/2018 1 08.00 Pemberian obat Mannitol pada Tn. L Diberikan Mannitol 300 mg/8 jam. Mannitol adalah
diuretik osmotik. Mannitol bekerja dengan cara
meningkatkan jumlah cairan yang dikeluarkan oleh ginjal
dan membantu tubuh dalam mengurangi tekanan di otak
dan mata.
2 09.00 Ganti Verban pada Tn. Diberikan Bactigras. Perawatan dilakukan dengan
memakai bactigras. Bactigras berfungsi Sebagai dressing
pada luka dangkal dengan infeksi atau risiko infeksi.
Komposisi: Chlorhexidine 0,5% dan white soft
paraffin.Chlorhexidine 0,5% bersifat antiseptik spektrum
luas terhadap bakteri Gram positif dan negatif.
Chlorhexidine tidak diserap ke dalam sirkulasi sistemik.
Yang tiap lembarnya diganti setiap 3 hari
3 10.00 Ganti Verban Tn. H pada luka Perawatan luka menggunakan Collacure.
decubitus dan jahitan operasi bagian Indikasi:
punggung  Hemostatik pada operasi
 Perawatan luka kronik seperti ulkus decubitus dan
ulkus diabetik
 Mencegah perlengketan/ adhesi pada operasi
 Mengisi kekosongan jaringan (cavitas) paska
eksterpasi

Cara Pemakaian:
- Luka dibersihkan secara asepsis, dalam keadaan
asepsis produk ditutupkan di seluruh bagian luka
- luka post op : tutupkan produk di seluruh luka,
dengan surgical dressing kering dan asepsis, lalu
ditekan 2 – 3 menit.
- permukaan luka : produk ditutupkan secara asepsis,
setelah diabsorpsi, lihat keadaan penyembuhan
apakah perlu diteruskan pengobatan atau tidak, bila
belum terabsorpsi baik, sisa produk tidak perlu
dibersihkan
- operasi sinus / fistula atau cavitas : mengikuti
keperluan diisikan di luka.
Produk dapat dipakai sendiri atau bersama dengan
antibiotik
Produk akan diabsorpsi dalam tubuh secara otomatis
4 10.45 Aff Infus Ny. S yang telah memiliki Infus tidak terpasang pada Ny. S karena sudah ada
jadwal pulang rencana pulang.
5 10.55 Aff keteter folley Tn. T Keteter telah dilepas yang telah terpasang selama 2
minggu dan direncanakan akan dipasang dengan keteter
folley yang baru ukuran 18fr sesuai dengan ukuran
sebelumnya.
6 11.00 Pemasanga keteter folley Tn. T Telah dipasang keteter folley ukuran 18fr tanpa keluhan
setelah pemasangan dengan memperhatikan prinsip
pemasangan kateter. Prinsip pada pemasangan keteter
yaitu :
1. Perhatikan sterilitas
2. Pastikan balon fiksasi sudah berada di dalam
kandung kemih sebelum diisi aquades/air
3. Jangan memaksakan masuknya keteter jika ada
tahanan saat memasukkannya, karena dapat
menyebabkan trauma/kerusakan uretra.
7 11.30 Aff Kateter Ny. S Telah terlepas kateter pada Ny. S karena telah memasuki
pemasangan 2 minggu

8 11.35 Pemeriksaan TTV Tn. H, TD: 95/63, N: 93, S:37.1, P:18, Urin: 300
Tn. T, TD: 121/67, N: 38.1, P: 44, Urin: 200
Tn. J, TD: 170/87, n:62, s:36.2, P: 18, Urin: 200
Tn.I, TD: 113/66, N:84, S:36.5, P:18, Urin:100
Ny. S, TD:117/77, N:100, S:36.2, P:18 Urin:200
9 13.00 Gantian Cairan Ny. S Selesai mengganti cairan infus Ny. S dengan cairan NaCl
0,9% dengan tetesan cairan 20 tts/ menit. Cairan NaCl
merupakan cairan kristaloid yang berfungsi mengganti
cairan dan elektrolit yang hilang.
29/09/2018 1 09.00 Ganti Verban Tn. H Kombinasi penggunaan bactigras dan cutimed sorbact.
Cutimed sorbact adalah salah satu balutan modern
yang digunakan untuk perawatan luka infeksi dengan
tujuan membersihkan nanah dan mengangkat bakteri,
bahan terbuat dari bahan asetat dan katun yang dilapisi
oleh DACC (dialkylcarbamoylchloride) derivat dari asam
lemak, yaitu suatu zat yang memiliki sifat hidrofobik
(menolak air) yang kuat. Hal inilah yang memberikan
sifat hidrofobik pada dresssing. Cutimed sorbact dressing
antimikrobial yang dilapisi oleh DACC bersifat
hidrofobik untuk kasus luka infeksi dengan mekanisme
kerja mengikat bakteri dan mengangkat bakteri pada saat
pergantian dressing sehingga mempercepat proses
penyembuhan.
Aplikasi Cutimed sorbact :
 Cutimed harus bersentuhan langsung dengan luka
agar terjadi pengikatan bakteri, tidak boleh ada
penghalang seperti di campur dengan zat lain
 Cutimed harus menjadi dressing primeri tidak
boleh menjadi secondary dressing
2 09.30 Ganti verban Tn. H Kombinasi penggunaan bactigras, cutimed, dan collacure
pada beberapa bagian tubuh yang terluka.
3 11.00 Pemasangan infus Tn. A Pemasangan infus dilakukan kembali pada Tn. A karena
kejadian flebitis pada pemasangan infus sebelumnya.
Tempat insersi IV bersih dan kering, tanpa nyeri,
kemerahan, dan tidak ada pembengkakan.

Tujuan
1. Memberikan cairan pada klien,
2. Memberikan nutrisi parenteral pada klien, dan
3. Memberikan obat-obatan (intravena per drip atau
bolus) pada klien.

Indikasi
1. Pasien tidak sadar,
2. Pasien pre dan post operasi besar,
3. Pasien dengan pemberian infus dan obat-obatan
(intravena per drip atau bolus), dan
4. Pasien dengan kehilangan cairan atau darah.

4 11.20 Suction trakeostomi Tn. A Ukuran catheter suction yang digunakan ialah 16fr dengan
lama suction <10detik. Kondisi secret Tn.A banyak,
berwarna putih susu , bau menyengat, kental dengan
frekuensi dilakukan suction lebih dari 5 kali sekali
prosedur.
Prinsip :
- Dilakukan jika ada secret yang sangat kental
- Tidak boleh digunakan melalui hidung
- Sangat efektif untuk mengeluarkan secret pada pasien
yang mengalami pembedahan mulut, trauma pada
mulut, injuri/cedera pada neurovaskuler atau
cerebrovaskuler
5 11.30 Aff infus Tn. M yang telah memiliki Infus tidak terpasang pada Tn.M karena sudah ada
rencana pulang rencana pulang.

30/8/2018 1 14.30 Pemasangan Infus Tn. U Pemasangan infus dilakukan kembali pada Tn. U karena
kejadian flebitis pada pemasangan infus sebelumnya

2 14.45 Penggantian cairan Tn. I Selesai mengganti cairan infus Tn. I dengan cairan NaCl
0,9% dengan tetesan cairan 20 tts/ menit. Cairan NaCl
merupakan cairan kristaloid yang berfungsi mengganti
cairan dan elektrolit yang hilang.
3 15.00 Pemberian obat IV Tn. I  Mannitol 100ml/8 jam. Mannitol adalah diuretik
osmotik. Mannitol bekerja dengan cara meningkatkan
jumlah cairan yang dikeluarkan oleh ginjal dan
membantu tubuh dalam mengurangi tekanan di otak
dan mata.
 Piracetam 3gr/8jam. Piracetam bekerja dengan cara
meningkatkan efektivitas dari fungsi telensefalon otak
melalui peningkatan fungsi neurotransmiter
kolinergik. Telensefalon inilah yang mengatur fungsi
kognitif pada manusia (memori, kesadaran, belajar
dan lain). Fungsi lain dari piracetam adalah
menstimulasi glikolisis oksidatif, meningkatkan
konsumsi oksigen pada otak, serta mempengaruhi
pengaturan cerebrovaskular dan juga mempunyai efek
antitrombotik. Oleh karena itu, piracetam biasanya
digunakan untuk pengobatan stroke, terutama stroke
iskemik. Piracetam mempengaruhi aktifitas otak
melalui berbagai mekanisme yang berbeda antara
lain:
- Merangsang transmisi neuron di otak
- Merangsang metabolisme otak
- Memperbaiki mikrovaskular tanpa efek
vasodilatasi
4 15.20 Pemberian O2 pada Tn. U Tn. U mengalami pusing sehingga diberikan O2 melalui
nasal kanul dengan konsentrasi oksigen sesuai dengan
yang diinstruksikan yakni 3liter/jam.
Perkiraan Konsentrasi O2 :
1. 1L = 24 – 25 %
2. 2L = 27 - 29 %
3. 3L = 30 – 33 %
4. 4L = 33 – 37 %
5. 5L = 36 - 41 %
6. 6L = 39 - 45 %
Keuntungan :
1. Murah dan mudah diberikan,
2. Ringan dan relatif nyaman,
3. Tersedia untuk beberapa kelompok usia,
4. Dapat digunakan dalam jangka waktu lama,
5. Klien masih bisa beraktifitas (makan, minum,
berbicara).

5 17.00 Pemeriksaan Tanda-tanda vital di


semua kamar

6 18.20 Suction Trakeostomi Tn. H Lendir yang mengalami penumpukan pada saluran
pernapasannya dapat bersih dan pasien dapat bernapas
dengan normal. Ukuran catheter suction yang digunakan
ialah 16fr dengan lama suction <10detik. Kondisi secret
Tn.H banyak, berwarna putih, bau tidak menyengat,
kental dengan frekuensi dilakukan suction lebih dari 3
kali sekali prosedur.
Prinsip :
- Dilakukan jika ada secret yang sangat kental
- Tidak boleh digunakan melalui hidung
- Sangat efektif untuk mengeluarkan secret pada pasien
yang mengalami pembedahan mulut, trauma pada
mulut, injuri/cedera pada neurovaskuler atau
cerebrovaskuler
7 20.00 Pemberian obat IV Tn. A Diberikan ranitidin 150mg/12 jam.
Ranitidine adalah salah satu obat golongan antihistamin-
H2. Obat-obat golongan antihistamin-H2 akan
berkompetensi dengan histamin untuk menempel pada
reseptor histamin di sel-sel parietal lambung. Semakin
sedikit histamin yang menempel pada reseptor maka
produksi asam lambung akan semakin berkurang.
Indikasi: Ulkus duodenum, ulkus gaster jinak, esofagitis
refluks.
Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap ranitidine.
Peringatan dan Perhatian: Hati-hati penggunaan pada
gangguan fungsi hati, ginjal, adanya keganasan harus
disingkirkan. Penggunaan pada kehamilan dan menyusui
hanya bila diperlukan. Hindari pemberian pada penderita
dengan riwayat porfiria akut.
8 20.10 Pemberian obat IV Tn. H 1. Neurosanbe 2ml/ 12jam
Neurosanbe 5000 merupakan obat yang terdiri dari
vitamin B1, B6 dan B12. Obat ini biasanya untuk
pasien yang memiliki indikasi Anemia (kekurangan
darah), beri-beri, kekurangan Vitamin B1, B6 dan
B12, kelainan sistem saraf tepi, polyneuritis.
Kandungan pada obat ini mempunyai peran masing-
masing di dalam tubuh:
1. Vitamin B1 berperan dalam membantu
metabolisme karbohidrat serta menjadi koenzim
pada dekarboksilasi asam alfa-keto.
2. Vitamin B6 membantu metabolisme asam amino
dan protein karena bisa berubah mejadi
piridoksamin fosfat dan piridoksal fosfat.
3. Vitamin B12 membantu memelihara intergrasi
jaringan saraf, memiki peran dalam sintesa asam
nukleat serta berpengaruh pada pemotongan sel.
2. Omeprazole 4mg/12 jam
Omeprazole berguna untuk menurunkan produksi
asam lambung. Omeprazole yang masuk ke dalam
tubuh merupakan bentuk obat yang tidak aktif. Obat
ini kemudian akan diaktifkan melalui proses protonasi
dalam suasana asam di lambung. Bentuk aktif
tersebut kemudian akan secara ireversibel berikatan
dengan H+/K+-ATPase dalam sel parietal lambung.
Hal ini akan mengaktifkan sistem pada pompa asam
di lambung sehingga terjadi penekanan sekresi asam
lambung, baik basal maupun terstimulasi.
Efek Samping : Efek samping umum omeprazole
berupa mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing,
nyeri abdomen, serta rasa kembung. Efek samping
yang lebih jarang terjadi berupa sakit punggung,
lemas, serta bercak kemerahan pada kulit.
Omeprazole juga dapat menyebabkan efek samping
yang lebih serius berupa kolitis akibat infeksi
Clostridium difficile, hipomagnesemia, serta nefritis
interstitial akut.Pada penggunaan jangka panjang,
dapat menyebabkan defisiensi vitamin B12 dan zat
besi akibat malabsorpsi kedua saat tersebut.
9 20.22 Pemberian Obat Suposutorial Tn. J Pemberian Dulcolaxx 2 supp dilakukan karena Tn.J sudah
tidak BAB selama 3 hari.
Dulcolax / Bisacodyl adalah obat pencahar (laxative)
yang digunakan untuk mengatasi sembelit atau konstipasi.
Obat ini adalah derivat trifenil metana yang termasuk obat
pencahar jenis stimulan motilitas usus. Mekanisme kerja
bisacodyl adalah dengan merangsang saraf enterik
sehingga menyebabkan kontraksi kolon (usus besar).
Seperti obat stimulan laxative lainnya, obat ini terutama
berfungsi untuk mengosongkan usus besar.
Efek samping yang mungkin terjadi :
 Efek samping yang sering terjadi akibat
pemakaian obat yang mengandung bisacodyl
termasuk dulcolax suppositoria adalah terjadinya
gangguan pada saluran pencernaan seperti rasa
tidak nyaman atau kram perut.
 Pada penggunaan jangka panjang, obat ini dapat
menyebabkan diare dan efek samping yang terkait
diare seperti hipokalemia. Namun pada kondisi
tertentu, penggunaan obat ini untuk dalam jangka
panjang kadang dilakukan, tetapi harus di bawah
pengawasan dokter atau ahli terkait.
 Sediaan suppositoria bisa menyebabkan iritasi
lokal, terutama pada pasien yang peka terhadap
polyethyleze glycol (PEG)

10 20.30 Pemberian obat Tn. T Acetazolamide /12jam. Acetazolamide adalah


penghambat karbonik anhidrase sehingga dapat
menurunkan tekanan intra okuler melalui penurunan
produksi aqueous humour dan diuresis lemah pada
efek sistemik. Acetazolamide adalah inhibitor karbonik
anhydrase yang baik, mengontrol sekresi cairan yang
efektif sehingga digunakan sebagai terapi diuretik,
antiglaukoma, dan antikonvulsan. Acetazolamide akan
mencegah enzim yang terdapat pada ginjal untuk
mengekresikan ion hidrogen dan mencegah peningkatan
bikarbonat sehingga meningkatkan volume urin dan urin
menjadi alkalosis. Karena penurunan bikarbonat pada
serum, tekanan intraokular menjadi turun oleh karena
penurunan produksi aqueous humor.

1/9/2018 1 08.00 Pemberian Obat IV Tn. U 1. Keterolac 30 mg/8jam.


Ketorolac adalah obat golongan anti-inflamasi non-
steroid (AINS) yang biasa digunakan untuk nyeri
sedang hingga berat.
Mekanisme Kerja: Menghambat enzim siklo-
oksigenase 1 dan 2 (COX-1 dan COX-2) yang
dibutuhkan dalam sintesis prostaglandin.
Prostaglandin merupakan mediator nyeri pada
inflamasi. Ketorolac memiliki efek anti inflamasi
minimal pada dosis yang digunakan sebagai
analgesik.
Indikasi Ketorolac
 Nyeri tingkat sedang sampai berat setelah operasi
 Profilaksis peradangan pasca operasi mata
 Gatal pada mata karena konjungtivitis alergi
musiman.
2. Ceftriaxone 1gr/12jam.
Ceftriaxone merupakan obat antibiotik cephalosporin
yang mampu mengikat lebih dari satu penicillin-
binding proteins (PBP) sehingga menghambat
transpeptidasi tahap akhir dari sintesis peptidoglikan
pada dinding sel bakteri. Dengan penghambatan
tersebut, maka mencegah biosintesis dan
pembentukan dinding sel sehingga mengakibatkan
matinya sel bakteri.
Ceftriaxone digunakan untuk mengatasi infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, seperti meningitis,
pneumonia, sepsis, infeksi kulit, gonore (kencing
nanah), dan infeksi pada pasien dengan leukosit (sel
darah putih) rendah, infeksi tulang dan sendi, infeksi
saluran kemih, infeksi saluran pernapasan bawah,
dan peradangan pelvis.

2 08.30 Pemberian obat IV Tn. A Piracetam 3gr/8 jam. . Piracetam bekerja dengan cara
meningkatkan efektivitas dari fungsi telensefalon otak
melalui peningkatan fungsi neurotransmiter kolinergik.
Telensefalon inilah yang mengatur fungsi kognitif pada
manusia (memori, kesadaran, belajar dan lain). Fungsi
lain dari piracetam adalah menstimulasi glikolisis
oksidatif, meningkatkan konsumsi oksigen pada otak,
serta mempengaruhi pengaturan cerebrovaskular dan juga
mempunyai efek antitrombotik. Oleh karena itu,
piracetam biasanya digunakan untuk pengobatan stroke,
terutama stroke iskemik. Piracetam mempengaruhi
aktifitas otak melalui berbagai mekanisme yang berbeda
antara lain:
- Merangsang transmisi neuron di otak
- Merangsang metabolisme otak
- Memperbaiki mikrovaskular tanpa efek
vasodilatasi
3 09.00 Pemberian obat IV Ny. N 1. Dexamethasone 5mg/8 jam.
Dexamethasone memiliki efek anti-inflamasi dan
imunosupresi yang digunakan untuk mengobati
kondisi seperti alergi, penyakit kulit, kolitis ulseratif,
arthritis, lupus, psoriasis, atau gangguan pernapasan.
Mekanisme kerja: Dexamethasone memiliki efek
terhadap metabolisme dan mampu mengubah respon
imun. Dexamethasone memiliki efek anti-inflamasi
dengan efek mineralokortikoid yang minimal.
Dexamethasone menekan inflamasi dengan cara,
 Menstabilisasi membran leukosit lisosomal,
mencegah pelepasan asam hidrolase dari
leukosit sehingga mengurangi adesi leukosit
pada endotel kapiler,
 Menghambat akumulasi makrofag pada area
inflamasi,
 Mengurangi permeabilitas kapiler dan
pembentukan edema,
 Melawan aktivitas histamin dan pelepasan kinin,
 Mengurangi proliferasi fibroblast, deposisi
kolagen dan pembentukan jaringan parut.
2. Citicolin 500 mg/12 jam
Citicoline (CDP-choline) merupakan senyawa
endogen yang berfungsi sebagai senyawa
intermediate dalam sintesis fosfolipid membran,
sintesis asetilkolin dan sebagai donor metil.
Penelitian hewan menunjukkan efek baik dalam
mengurangi kerusakan saraf akibat iskemia,
gangguan tingkah laku dan mortalitas. Citicoline
berfungsi dalam metabolisme fosfolipid, sebagai
precursor fosfatidilkolin dan asetilkolin. efek
citicoline dalam memperbaiki parameter Neurologis
seperti kekuatan otot, Ambulasi dan fungsi kognitif
di samping derajat kesadaran.
3. Ranitidin 50 mg/12 jam
Ranitidine adalah salah satu obat golongan
antihistamin-H2. Obat-obat golongan antihistamin-
H2 akan berkompetensi dengan histamin untuk
menempel pada reseptor histamin di sel-sel parietal
lambung. Semakin sedikit histamin yang menempel
pada reseptor maka produksi asam lambung akan
semakin berkurang.Indikasi: Ulkus duodenum, ulkus
gaster jinak, esofagitis refluks.
Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap ranitidine.
4. Antrain 1gr/8 jam
Antrain adalah obat bermerek yang mengandung
natrium metamizole. Metamizole sendiri merupakan
obat analgetik, antispasmodik, dan antipiretik untuk
meringankan rasa sakit, seperti sakit gigi, sakit
kepala, nyeri sendi, nyeri otot, dismenore (nyeri
haid), nyeri kolik dan lain-lain. Terkadang digunakan
juga untuk menurunkan demam. Cara kerja natrium
metamizole adalah dengan menghambat rangsangan
nyeri pada susunan saraf pusat  dan perifer.
Metamizole, atau dipyrone adalah zat obat yang
memiliki sifat analgesik (pereda nyeri),
antispasmodic (pereda spasme otot pada nyeri kolik)
dan antipiretik (penurun panas). Seperti parasetamol,
obat ini juga memiliki efek anti-inflamasi minimal.
Penggunaan metamizol umumnya secara oral atau
parenteral (suntikan) untuk mencegah dan mengobati
nyeri yang terkait dengan operasi atau untuk
pengobatan nyeri akut.
5. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Ceftriaxone merupakan obat antibiotik cephalosporin
yang mampu mengikat lebih dari satu penicillin-
binding proteins (PBP) sehingga menghambat
transpeptidasi tahap akhir dari sintesis peptidoglikan
pada dinding sel bakteri. Dengan penghambatan
tersebut, maka mencegah biosintesis dan
pembentukan dinding sel sehingga mengakibatkan
matinya sel bakteri.
Ceftriaxone digunakan untuk mengatasi infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, seperti meningitis,
pneumonia, sepsis, infeksi kulit, gonore (kencing
nanah), dan infeksi pada pasien dengan leukosit (sel
darah putih) rendah, infeksi tulang dan sendi, infeksi
saluran kemih, infeksi saluran pernapasan bawah,
dan peradangan pelvis.
4 11.20 Aff Infus Tn. H yang telah memasuki Setelah 3 hari terpasang infus pada Tn. H, maka akan
hari ke-3 dilakukan pemasangan kembali pada lokasi yang berbeda
untuk mencegah terjadinya phlebitis

5 13.00 Pemberian obat IV Tn. M Mannitol 30mg/jam. Mannitol adalah diuretik osmotik.
Mannitol bekerja dengan cara meningkatkan jumlah
cairan yang dikeluarkan oleh ginjal dan membantu tubuh
dalam mengurangi tekanan di otak dan mata.

Anda mungkin juga menyukai