Anda di halaman 1dari 7

LOGBOOK PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN DASAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2018

Nama : Irfani Syafri


NIM : R014181002
Ruangan : Lontara 3 Bawah Depan (Bedah Saraf)
Hari/Tangga Jam Paraf CI
No
l (WITA) Kegiatan Hasil Lahan
24/08/2018 3 16.16 Observasi suction trakeostomi Tn. H Suction dilakukan untuk mempertahankan jalan napas
terbuka untuk membantu pernapasan dan
mempertahankan continous positive airway pressure,
dan memfasilitasi pembersihan sekret.

Prinsip:
- Dilakukan jika ada secret yang sangat kental
- Tidak boleh digunakan melalui hidung
- Sangat efektif untuk mengeluarkan secret pada
pasien yang mengalami pembedahan mulut,
trauma pada mulut, injuri/cedera pada
neurovaskuler atau cerebrovaskuler
Alat:
1. Catheter. Catheter suction (steril atau re-use)
sesuai ukuran:
- Neonatus : 6 – 8 Fr
- 6 bulan: 6 – 8 Fr
- 18 bulan : 8 – 10 Fr
- 24 bulan: 10 Fr
- 2–4 tahun: 10 – 12 Fr
- 4–7tahun 7– : 12 Fr
- 10–12 tahun : 14 Fr
- Dewasa : 14 – 16 Fr
2. Mesin suction
3. Sarung tangan
4. Tabung penampung
5. Air atau normal salin
6. Desinfektan
7. Handuk
8. Tabung penghubung
4 17.02 Pemberian obat IV Tn. I Metamizole 500mg/8 jam
Metamizole adalah obat anti-inflamasi non steroid
(OAINS) golongan pyrazolone yang digunakan untuk
meredakan nyeri berat, nyeri kronis dan nyeri akibat
kekakuan otot.
Metamizole bekerja menekan rasa sakit langsung
pada susunan saraf pusat, yaitu dengan menghambat
produksi prostaglandin pada otak dan sumsung tulang
belakang. Inilah mengapa obat ini dapat digunakan untuk
meringankan rasa sakit hampir di seluruh tubuh seperti
pada sakit pada gigi, sakit kepala, sakit pada perut,
selepas operasi dan juga demam tinggi.
Indikasi atau Kegunaan Metamizole Metamizole
dapat digunakan untuk meringankan berbagai jenis rasa
sakit parah, namun umumnya digunakan untuk mengatasi
rasa sakit selepas operasi juga kondisi lainnya seperti
sakit kepala berat, sakit gigi, artralgia (nyeri pada sendi),
neuralgia, dan penyakit lain yang rasa sakitnya tidak bisa
diatasi obat analgesik lain.
5 18.01 Pemasangan oksigen Tn. W Tn. W mengalami pusing sehingga diberikan O2 melalui
nasal kanul dengan konsentrasi oksigen sesuai dengan
yang diinstruksikan yakni 3liter/jam.
Prinsip
 Nasal kanul untuk mengalirkan O2 dengan aliran
ringan/rendah, membutuhkan pernapasan hidung,
tidak bisa mengalirkan O2 dengan konsentrasi > 40
%, biasanya 2-3 liter/menit.
 Face mask untuk mengalirkan O2 tingkat sedang dari
hidung ke mulut, konsentrasi O2 40 % - 60 %
Perkiraan Konsentrasi O2 :
1. 1L = 24 – 25 %
2. 2L = 27 - 29 %
3. 3L = 30 – 33 %
4. 4L = 33 – 37 %
5. 5L = 36 - 41 %
6. 6L = 39 - 45 %
Keuntungan :
1. Murah dan mudah diberikan,
2. Ringan dan relatif nyaman,
3. Tersedia untuk beberapa kelompok usia,
4. Dapat digunakan dalam jangka waktu lama,
5. Klien masih bisa beraktifitas (makan, minum,
berbicara).

6 18.17 Pemberian obat IV By. N Paracetamol 300mg/6 jam


Obat ini termasuk sebagai analgesik (antinyeri) dan
antipiretik (penurun panas). Mekanisme kerja paracetamol
sebagai inhibitor prostaglandin yang lemah. Dengan
menghalangi produksi prostaglandin, yang merupakan
bahan kimia yang terlibat dalam transmisi pesan rasa sakit
ke otak. Dengan mengurangi produksi prostaglandin,
parasetamol membantu meredakan rasa sakit, seperti sakit
kepala, sakit/nyeri pada anggota tubuh lainnya dan
demam atau panas.
Kontraindikasi
Obat parasetamol tidak boleh digunakan pada orang
dengan kondisi sebagai berikut:
- Alergi parasetamol atau acetaminophen
- Gangguan fungsi hati dan penyakit hati
- Gangguan Fungsi Ginjal Serius,
- Shock Overdosis
- Acetaminophen
- Gizi Buruk
28/08/2018 1 15.00 Mengganti cairan An. A Cairan yang terpasang adalah cairan NaCl 0,9%, 20
tts/mnt merupakan cairan kristaloid yang berguna untuk
mengganti cairan dan elektrolit yang hilang.
2 15.30 Transfusi darah Tn. H Jenis darah yang diberikan ialah PRC 1 bag/247cc
Gol.A+. Pantau klien, 15 menit setelah tranfusi dimulai,
periksa tanda-tanda vital klien. Kaji TTV setiap 30 menit
atau lebih sering bergantung pada status kesehatan. Darah
yang diberikan tidak lebih dari 4 jam setelah pemberian.

Tujuan
1. Meningkatkan volume sirkulasi darah setelah
pembedahan, trauma atau perdarahan.
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk
mempertahankan kadar hemoglobin pada klien yang
mengalami anemia berat.
3. Memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai
terapi pengganti (misal: faktor pembekuan plasma
untuk membantu mengontrol perdarahan pada klien
yang menderita hemofilia).
Indikasi
1. Pasien dengan kehilangan darah dalam jumlah
besar (operasi besar, perdarahan postpartum,
kecelakaan, luka bakar hebat, penyakit kekurangan
kadar Hb atau penyakit kelainan darah).
2. Pasien dengan syok hemoragi.
3. Anemia pada perdarahan akut setelah didahului
penggantian volume dengan cairan.
4. Anemia kronis jika Hb tidak dapat ditingkatkan
dengan cara lain
5. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi
komponen.
6. Plasma loss atau hipoalbuminemia jika tidak dapat
lagi diberikan plasma subtitute atau larutan
albumin.

Perencanaan
1. Pasang jalur intavena.
2. Jika klien sedang diberikan infus larutan IV,
periksa apakah jarumnya sesuai untuk tranfusi
darah (20 Gc atau lebih besar).
3. Jika klien tidak sedang diberikan larutan infus,
maka harus dilakukan fungsi vena.

Implementasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur.
b. Berikan privasi klien.
c. Cuci tangan dan pertahankan universal precaution.
d. Persiapakan perlengkapan infus.
1) Pastikan filter darah di dalam bilik tetes
sesuai untuk komponen darah yang akan
ditranfusikan.
2) Sambungkan slang darah ke filter darah, jika
perlu. b. Psang sarung tangan
3) Tutup semua klem
4) Tusukkan spike ke wadah larutan salin
5) Gantungkan Wadah IV pada tiang infus,
sekitar 1m di atas lokasi pungsi vena
e. Alirkan cairan kedalam slang
1) Buka klem atas pada slang salin normal, dan
mengisi pencet bilik tetes sampai merendam
filter.
2) Ketuk ruang filter untuk mengeluarkan
udara dalam filter
3) Buka klem aliran utama, dan isis slang
dengan salin. d. Tutup kedu klem.
f. Mulai alirkan larutan salin.
1) Jika larutan IV yang sedang digunakan tidak
cocok dengan darah, hentikan infus
2) Sambungkan slang darah yang terisi salin
normal ke kateter intravena
3) Buka klem wadah salin dan klem aliran
utama, lalu atur kecepatan aliran.
4) Infuskan sejumlah kecil larutan untuk
memastikan tidak ada masalah dengan aliran
atau lokasi pungsi vena.
g. Dapatkan komponen darah yang tepat untuk klien
h. Siapkan kantong darah
1) Bolak-balikkan kantong darah perlahan
beberapa kali untuk mencampur sel
dengan plasma
2) Buka port pada kantong darah dengan
menarik penutupnya.
3) Tusukkan spike pada set Y ke port
kantong darah d. Gantungkan kantong
darah
i. Lakukan transfusi darah
1) Tutup klem atas yang berada di bawah
wadah larutan salin.
2) Buka klem atas yang berada di bawah
kantong darah. Darah akan mengalir mengisi
bilik tetes yang terisi larutan salin. Jika
perlu, pencet bilik tetes untuk mengatur
kembali ketinggian cairan dalam bilik tetes,
yaitu terisi sepertiga penuh. (Ketuk filter
untuk mengeluarkan sisa udara yang ada
dalam filter)
3) Atur kembali kecepatan aliran dengan
menggunakan klem aliran utama.
j. Observasi klien dengan cermat
1) Alirkan darah secara lambat pada 15 menit
pertama, yaitu 20x/menit
2) Perhatikan reaksi merugikan, seperti
menggigil, muntah, mual, ruam kulit atau
takikardi.
3) Ingatkan klien untuk segera memanggil
perawat jika ada gejala tidak wajar selama
tranfusi
k. Dokumentasi

3 17.15 Aff infus Tn. J Pemasangan infus dilakukan kembali pada Tn. A karena
kejadian flebitis pada pemasangan infus sebelumnya.
Tempat insersi IV bersih dan kering, tanpa nyeri,
kemerahan, dan tidak ada pembengkakan.

4 17.43 Suction trakeostomi Tn. H Lendir yang mengalami penumpukan pada saluran
pernapasannya dapat bersih dan pasien dapat bernapas
dengan normal. Ukuran catheter suction yang digunakan
ialah 16fr dengan lama suction <10detik. Kondisi secret
Tn.H banyak, berwarna putih, bau tidak menyengat,
kental dengan frekuensi dilakukan suction lebih dari 3
kali sekali prosedur.

Anda mungkin juga menyukai