Mioma uteri adalah neoplasma jinak berasal dari otot uterus
yang dalam kepustakaan ginekologi juga terkenal dengan istilah-istilah fibrom ioma uteri, leromioma uteri atau uferine fibroid. Frekuensi tumor ini sulit diketahui karena banyak diantara mereka tidak mempunyai keluhan apa-apa. Tumor ini tergolong tumor pelviks dan sering ditemukan pada masa reproduksi. Diperkirakan bahwa frekuensi mioma uteri kurang lebih 10% dari jumlah seluruh penyakit pada alat-alat genital. ETIOLOGI
Menurut aspiani ada beberapa faktor yang di duga kuat
meupakan faktor presdisposisi terjadinya mioma uteri 1. Umur mioma uteri 2. Hormon endogen 3. Riwayat keluarga 4. Makanan 5. Kehamilan 6. paritas PATOFISIOLOGI
Menurut letaknya, mioma uteri dapat dibagi menjadi:
Mioma submukosa, berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam kavum uteri. Mioma sub mukosum dapat bertangkai menjadi polip lalu dilahirkan melalui kanalis servikalis (mioma geburt). Mioma intramura, terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium. Mioma subserosum, tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Mioma subserosum dapat menempel pada jaringan sekitar kemudian membebaskan diri(wondering/parasitis fibroid) Bila mioma uteri dibelah, tampak terdiri atas berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti konde/pusaran air dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar. MANIFESTASI KLINIS Tanda gejala ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan ginekologi. perdarahan abnormal. Rasa nyeri. Akibat penekanan: pada kandung kencing menyebabkan poliuri, pada uretra menyebabkan retensio urine, pada ureter menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum menyebabkan oedem tungkai dan nyeri panggul. Infertilitas dan abortus Infertilitas dapat terjadi jika mioma intramural menutup atau menekan pars interstisialis tubae. Mioma submukosum memudahkan terjadinya abortus. Apabila ditemukan mioma pada wanitadengan keluhan infertilitas harus dilakukan pemeriksaan yang seksama terhadap sebab-sebab lain dari infertilitas sebelum menghubungkannya dengan adanya mioma uteri. PENATALAKSANAAN
2. Torsi tangkai mioma dari : mioma uteri subserosa dan submukosa 3. Nekrosis dan infeksi 4. Pengaruh timbal balik mioma dan kehamilan : Abortus, inersia uteri, retensi plasenta, gangguan jalan persalinan PENGKAJIAN 1. Pengkajian a. Identitas klien dan penanggung jawab b. Riwayat kesehtan Keluhan utama RPS RPD RPK Riwayat obstetri Faktor psikososial Pola kebiasaan sehari hari Pola eliminasi Pola aktiviutas Pola istrhat PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum b. TTV c. Pemfis head to toe DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan pola eliminasi (BAK) b/d penurunan kapasitas
kandung kemih akibat kanker ditandai dengan pasien mengeluh sering kencing. 2. Konstipasi b/d penuruna peristaltik sekunder terhadap pembesaran mioma uteri ditandai dengan adanya rasa tertekan di daerah anus. 3. Gangguan rasa aman cemas b/d gangguan pada integritas biologis sekunder terhadap infertilitas ditandai dengan terjadinya penutupan dan penekanan pada pars interstitialis. 4. Nyeri akut b/d penyempitan kanalis servikalis sekunder akibat kanker. 5. Risiko kekurangan volume cairan b/d perdarahan. RENCANA KEPERAWATAN • 1. Dx 1 - Perhatikan pola berkemih atau awasi haluaran urine - Palpasi kandung kemih, selidiki / kaji kenyamanan berkemih - Berikan perawatan perinial - Kolaborasi pemasangan kateter bila di indikasikan - Kaji karateristik urine; warna, bau dan kejernihan - Periksa residu volume urine setelah berkemih 2. Dx 2 - Auskultasi bising usus, perhatikan adanya disternsi abdomen - Dorong pemasukan cairan adekuat termasuk sari buah - Gunakan sarung rektal, lakukan kompres hangat di daerah perut - Berikan obat pelunak feses, laksatif setelah berkemih 3. Dx 3 - Kaji adanya palpitasi, gelisah, dispnea - Kaji perasaan saat sangant sedih dan tidak berharga, keprihatinan, penolakan, isolasi - Kaji tingkat ansietas - Beri pemahaman / penentraman hati dan kenyamanan dengan berbicara pelan dan tenang - Tunjukkan sikap empati - Berikan penjelasan secara lengkap tentang keadaan pasien penyakit dan pengobatan yang harus dijalani termasuk tindakan yang akan diberikan. 4. Dx 4 - Kaji skala nyeri - Jelaskan penyebab nyeri - Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi - Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi - Kolaborasi tindakan miomektomi 5. Dx 5 - Kaji intake dan output cairan - Periksa turgor kulit - Observasi adanya perdarahan - Beri intake yang adekuat EVALUASI 1. Dx 1 - Pola eliminasi BAK kembali normal - Pasien tampak nyaman 2. Dx 2 - Pola BAB pasien kembali normal - Bising usus normal (5-35 x/mnt) - Distensi abdomen (-) 3. Dx 3 - Pasien lebih tenang - Pasien tidak sdih dan tidak cemas - Pengetahuan tentang penyakitnya bertambah 4. Dx 4 - Nyeri berkurang / menghilang - Dapat beristirahat sesuai dengan kebutuhan - Pasien tidak meringis 5. Dx 5 - Kebutuhan cairan pasien terpenuhi - Perdarahan (-) - Turgor kulit elastis DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. (2000) Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8.
Jakarta : EGC Aspiani .Y.R. 2017 buku ajaran keperawatan maternitas. Jakarta. Tim Doenges, M.E. (1999) Rencana Keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC Manuaba, I. (2001) Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi Dan KB. Jakarta : EGC Sastrawinata, dkk,. (1998) Ginekologi. Bandung : Elstar Offiset Diposkan oleh Kumpulan Asuhan Keperawatan di 20:54 Label: Laporan Pendahuluan Maternitas TERIMAKASIH