Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

MIOMA UTERI

DEDE IKHSAN
JNR0190015
DEFINISI

Mioma uteri adalah neoplasma jinak berasal dari otot uterus


yang dalam kepustakaan ginekologi juga terkenal dengan
istilah-istilah fibrom ioma uteri, leromioma uteri atau uferine
fibroid.
Frekuensi tumor ini sulit diketahui karena banyak diantara
mereka tidak mempunyai keluhan apa-apa. Tumor ini
tergolong tumor pelviks dan sering ditemukan pada masa
reproduksi. Diperkirakan bahwa frekuensi mioma uteri kurang
lebih 10% dari jumlah seluruh penyakit pada alat-alat genital.
ETIOLOGI

Menurut aspiani ada beberapa faktor yang di duga kuat


meupakan faktor presdisposisi terjadinya mioma uteri
1. Umur mioma uteri
2. Hormon endogen
3. Riwayat keluarga
4. Makanan
5. Kehamilan
6. paritas
PATOFISIOLOGI

Menurut letaknya, mioma uteri dapat dibagi menjadi:


Mioma submukosa, berada di bawah endometrium dan menonjol ke
dalam kavum uteri. Mioma sub mukosum dapat bertangkai menjadi polip
lalu dilahirkan melalui kanalis servikalis (mioma geburt).
Mioma intramura, terdapat di dinding uterus di antara serabut
miometrium.
Mioma subserosum, tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol
pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Mioma subserosum dapat
menempel pada jaringan sekitar kemudian membebaskan
diri(wondering/parasitis fibroid)
Bila mioma uteri dibelah, tampak terdiri atas berkas otot polos dan
jaringan ikat yang tersusun seperti konde/pusaran air dengan
pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar.
MANIFESTASI KLINIS
Tanda gejala ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan ginekologi.
perdarahan abnormal.
Rasa nyeri.
Akibat penekanan: pada kandung kencing menyebabkan poliuri, pada
uretra menyebabkan retensio urine, pada ureter menyebabkan hidroureter
dan hidronefrosis, pada rektum menyebabkan oedem tungkai dan nyeri
panggul.
Infertilitas dan abortus
Infertilitas dapat terjadi jika mioma intramural menutup atau menekan pars
interstisialis tubae. Mioma submukosum memudahkan terjadinya abortus.
Apabila ditemukan mioma pada wanitadengan keluhan infertilitas harus
dilakukan pemeriksaan yang seksama terhadap sebab-sebab lain dari
infertilitas sebelum menghubungkannya dengan adanya mioma uteri.
PENATALAKSANAAN

USG, CT SCAN, MRI unyuk menentukan jenis tumor


Foto BNO / IVP
Histerografi
Laproskopi
Lab
Tes kehamilan
KOMPLIKASI

1. Perdarahan sampai terjadi anemia


2. Torsi tangkai mioma dari : mioma uteri
subserosa dan submukosa
3. Nekrosis dan infeksi
4. Pengaruh timbal balik mioma dan
kehamilan : Abortus, inersia uteri, retensi
plasenta, gangguan jalan persalinan
PENGKAJIAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan penanggung jawab
b. Riwayat kesehtan
 Keluhan utama
 RPS
 RPD
 RPK
 Riwayat obstetri
 Faktor psikososial
 Pola kebiasaan sehari hari
 Pola eliminasi
 Pola aktiviutas
 Pola istrhat
PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum
b. TTV
c. Pemfis head to toe
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan pola eliminasi (BAK) b/d penurunan kapasitas


kandung kemih akibat kanker ditandai dengan pasien mengeluh
sering kencing.
2. Konstipasi b/d penuruna peristaltik sekunder terhadap
pembesaran mioma uteri ditandai dengan adanya rasa tertekan di
daerah anus.
3. Gangguan rasa aman cemas b/d gangguan pada integritas biologis
sekunder terhadap infertilitas ditandai dengan terjadinya
penutupan dan penekanan pada pars interstitialis.
4. Nyeri akut b/d penyempitan kanalis servikalis sekunder akibat
kanker.
5. Risiko kekurangan volume cairan b/d perdarahan.
RENCANA KEPERAWATAN
• 1. Dx 1
- Perhatikan pola berkemih atau awasi haluaran urine
- Palpasi kandung kemih, selidiki / kaji kenyamanan berkemih
- Berikan perawatan perinial
- Kolaborasi pemasangan kateter bila di indikasikan
- Kaji karateristik urine; warna, bau dan kejernihan
- Periksa residu volume urine setelah berkemih
2. Dx 2
- Auskultasi bising usus, perhatikan adanya disternsi abdomen
- Dorong pemasukan cairan adekuat termasuk sari buah
- Gunakan sarung rektal, lakukan kompres hangat di daerah perut
- Berikan obat pelunak feses, laksatif setelah berkemih
3. Dx 3
- Kaji adanya palpitasi, gelisah, dispnea
- Kaji perasaan saat sangant sedih dan tidak berharga, keprihatinan, penolakan, isolasi
- Kaji tingkat ansietas
- Beri pemahaman / penentraman hati dan kenyamanan dengan berbicara pelan dan tenang
- Tunjukkan sikap empati
- Berikan penjelasan secara lengkap tentang keadaan pasien penyakit dan pengobatan yang harus dijalani termasuk tindakan yang
akan diberikan.
4. Dx 4
- Kaji skala nyeri
- Jelaskan penyebab nyeri
- Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
- Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi
- Kolaborasi tindakan miomektomi
5. Dx 5
- Kaji intake dan output cairan
- Periksa turgor kulit
- Observasi adanya perdarahan
- Beri intake yang adekuat
EVALUASI
 1. Dx 1
- Pola eliminasi BAK kembali normal
- Pasien tampak nyaman
 2. Dx 2
- Pola BAB pasien kembali normal
- Bising usus normal (5-35 x/mnt)
- Distensi abdomen (-)
 3. Dx 3
- Pasien lebih tenang
- Pasien tidak sdih dan tidak cemas
- Pengetahuan tentang penyakitnya bertambah
 4. Dx 4
- Nyeri berkurang / menghilang
- Dapat beristirahat sesuai dengan kebutuhan
- Pasien tidak meringis
 5. Dx 5
- Kebutuhan cairan pasien terpenuhi
- Perdarahan (-)
- Turgor kulit elastis
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (2000) Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8.


Jakarta : EGC
Aspiani .Y.R. 2017 buku ajaran keperawatan maternitas. Jakarta. Tim
Doenges, M.E. (1999) Rencana Keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC
Manuaba, I. (2001) Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi Dan KB. Jakarta : EGC
Sastrawinata, dkk,. (1998) Ginekologi. Bandung : Elstar Offiset
Diposkan oleh Kumpulan Asuhan Keperawatan di 20:54
Label: Laporan Pendahuluan Maternitas
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai