Anda di halaman 1dari 30

WWW.KANDURU.

NET

MATERI KUNCI DI UJI KOMPETENSI

1. Anatomi soal uji kompetensi


a. Dalam penulisan soal, data utama selalu disimpan di awal paragraf atau kalima,
dibagian tengan adalah data pengecoh, dan di akhir adalah data pemeriksaan
tanda vital dan pemeriksaan penunjang.
b. Untuk pertanyaan yang menanyakan tetang langkah selanjutnya, jika paham
jawab sesuai dengan pemahaman, jika tidak gunakan logika, jika tidak bisa
gunakan perasaan atau insting yang pertama, jika tidak bisa tembak.
c. Untuk matakuliah komunitas, masalah:
1) jika ada yang mendekati kejadian luar biasa datau tidak sesuai dengan
program pemerintah maka itulah masalah utamanya
2) jika tidak ada yang mendekati kejadian luar biasa atau program pemerintah
maka golongkan penyakit yang sejenis, atau masalah yang sejenis dan itu
masalahnya
3) hitung jumlah dara dari masing masing pilihan
d. hati hati dengan jawaban yang panjang, karena dalam menulis soal uji
kompetensi, penulis akan menghindari jawaban yang panjang yang benar.
e. Perhatikan nilai laboatorium, dari nilai laboratorium bisa menunjukan pasien
memiliki diagnosa apa, sehingga dapat diperkirakan apakah masalah utamanya.
f. Dalam menjawab soal yang tidak ditanyakan masalah, atau masalahnya tidak
disebutkan, langkah pertama adalah cari masalahnya apa dulu, baru bisa mengisi
jawaban.
g. Masalah yang sering keluar diantaranya:
1) Nyeri
2) Bersihan jalan napas
3) Harga diri renda
4) Gangguan persepsi sensori
5) Gangguan intergritas jaringan
6) Gangguan perfusi cerebral
7) Pola napas tidak efektif
8) Nutrisi kurang dari kebutuhan
9) Kurang pengetahuan
10) Intoleransi aktivitas
11) Penurunan curah jantung
2. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah dalam soal uji kompetensi langkah yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
WWW.KANDURU.NET

a. Pertama, gunakan prinsip gawat darurat dan utamakan dulu ABC.


b. Kedua, gunakan prinsip dari kebutuhan dasar manusia, kebutuhan akan oksigen
mengalahkan kebutuhan lain.
c. Ketiga, data terbanyak digunakan apabila dalam menjawab tidak menemukan
masalah, dan kedua prinsip sebelumnya tidak mendapatkan memecahkan masalah.
Hitung setiap data yang menunjang ke setiap option. Yang paling memiliki data
terbanyak itulah yang menjadikan masalah utama
d. Di uji kompetensi masalah kadang menjadi pertanyaan utama dan dikesempatan lain
ditanyakan secara tersirat. Tidak jarang sebuah soal tidak dituliskan masalahnya apa?
Akan tetapi ditanyakan tindakan, evaluasi, kriterian yang diinginkan, pendidikan
kesehatan yang diberikan, discharge planning. Jika mahasiswa gagal menemukan
masalah prioritas maka mahasiswa tersebut tidak akan menemukan jawaban pada
saat uji kompetensi. Pertanyaan semacam ini sering keluar di uji kompetensi.
3. Jika terjadi penurunan GCS & ada kemungkinan kerusakan di syaraf pusat
Pada pasien yang memiliki masalah penurunan GCS misalnya menjadi 8, dan terdapat
adanya perubahan pada sistem syaraf pusat, maka:
a. Masalah utamanya adalah gangguan perfusi cerebral. Selama tidak ada masalah di
ABC. Jika da masalah di ABC maka utamakan dulu ABC nya.
b. Posisi yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah adalah posisi head up.
c. Evaluasi pada pasien ini adalah tidak adanya peningkatan tekanan intra kranial.
d. Pada kasus ini peningkat GCS menunjukan perbaikan
e. Bahaya dari peningkatan tekanan intrakranial adah herniasi dan penekanan kepada
batang otak yang menyebabkan henti napas dan henti jantung.
4. Nyeri
a. Jika pasien mengatakan nyeri sampai denga 6 atau lebih dari skala 0-10, maka masalah
utamanya adalah nyeri.
b. Pengkajian nyeri selalu gunakan PQRST.
c. Nyeri merupakan tanda kardinal.
d. Utamakan selalu nyeri jika lebih dari 6, tindakan dengan memberikan obat penurun
nyeri.
e. Evaluasi nyeri adalah pasien mengatakan nyeri hilang, atau secara verbal pasien
menyatakan nyeri hilang.
WWW.KANDURU.NET

f. Masalah nyeri diabaikan dulu apabila ada masalah di ABC


5. Masalah Kurang pengetahuan dan Cemas
a. Jika ada kalimat pasien selalu bertanya tentang penyakitnya maka masalahnya
cemas.
b. Akan tetapi apabila pasien menunjukan adanya perubahan dalam mimik, gelisah,
tidak bisa tidur, nadi naik, napas naik maka pasien mengalami kecemasan
6. Pembukaan belum lengkap
Pasien dengan pembukaan belum lengkap pada masa aktif, dianjurkan untuk jalan jalan,
atau posisi sim. Akan tetapi jika ketuban pecah dini maka pasien bedrest.
7. Memimpin mengedan jika pembukaan sudah lengkap
Pasien baru bisa dipimpin untuk mengedan jika pembukaan sudah lengkap, jika masih
belum lengkap pasien masih bisa diajarkan bagaimana cara mengedan yang baik,
pembukaan kurang dari 8.
8. Setelah bayi keluar
Pada saat bayi sudah keluar, maka tindakan selanjutnya adalah memeriksa kemungkinan
adanya bayi kedua, menyuntikan oksitocin, dan jika sudah keluar periksa jumlah
kotiledon, inisiasi menyusui dini.
9. Perdarahan atau kekurangan cairan
a. Pengkajian perdarahan harus meliputi pemeriksaaan tanda-tanda syok. Evaluasi yang
diharapakan adalah, tanda vital normal, saturasi normal atau lebih dari 94%, urine
keluar minimal 0,5 – 1cc/kgBB/jam.
b. Dalam pemberian cairan pada tahap gawat darurat jumlah cairan dibagi menjadi dua:
8 jam dan 16 jam masing masing setengah dari total kebutuhan cairan.
c. Tanda kebutuhan cairan terpenuhi dapat dilihat dari tanda vital yang sudah berada
dalam rentang normal dan urine output sesuai dengan berat badan dan waktu.
10. Taksiran persalinan, berat janin, usia bayi
Taksiran persalinan selalu keluar di uji kompetensi, bergantian dengan taksiran usia dan
berat janin.
11. Tumbuh kembang anak, milestone, fase perkembangan
Tahapan tumbuh kembang anak motorik, kasar, motorik halus dan bahasa perlu dikuasai
dengan baik. Termasuk fase perkembangan menurut para akhli.
WWW.KANDURU.NET

12. Imunisasi dasar


Imunisasi dasar gunakan dari ikatan dokter anak indonesia, yang sering keluar adalah
imunisasi bayi 3 bulan kebawah, 6 bulan, 9 bulan dan 1 tahun
13. Etika
Beberapa prinsip etik yang harus dikuasai mutlak adalah:
a. Autonomi—pasien dan keluarga berhak menolak semua tindakan yang dilakukan
pada dirinya.
b. Beneficience – semua tindakan yang menguntungkan bagi pasien
c. Non maleficience – semua tindakan yang merugikan bagi pasien atau mengurangi
standar minimal pelayanan
d. Fidelity – memegang janji yang disepakati dengan pasien atau keluarga
e. Veracity – jujur dalam menghadapi pasien dan keluarganya
f. Confidentiality – berarti tidak menyebarluaskan informasi, dokumen yang terkait
dengan pasien dan keluarganya
Jika dalam etika itu ada 2 prinsip yang dihadapkan yang ditandai dengan adanya “VS”,
maka dalam menjawab:
a. Apa etik yang mewakili dari pihak pasien atau keluarga
b. Apa etik yang mewakili dari prosedur tindakan yang diambil
c. Contoh: perawat mengatakan bahwa pasien harus dilakukan kateter, akan tetapi
pasien menolak. Maka etiknya => Autonomi Vs Beneficience
14. Cairan
Cairan yang biasa ditanyakan adalah
a. Hitung cairan pada luka bakar 4xBBxLB
BB = berat badan
LB = Luas luka Bakar
WWW.KANDURU.NET

b. Jika dalam menghitung luas luka bakar tidak disebutkan 1/3, ¼ dari sebuah daerah,
maka dianggap penuh. Contoh: luka bakar dada dan perut = 18%, tapi jika
disebutkan ½ dada dan perut = 9%
c. Tetesan infus
1) Dewasa (makro) : (jumlah cairan/500) x 7 x (24/lama pemberian)
2) Anak (mikro) : (jumlah cairan/500) x 21 x (24/lama pemberian)
d. Urine output: 0,1-1cc/KgBB/Jam
e. Menghitung balance cairan
15. Kateter
a. Tindakan kateter selalu diberikan pada saat pasien yang mengalami gangguan
eliminasi BAK, persiapan operasi besar, kelumpuhan syaraf
b. Kontraindikasi pada pasien yang mengalami ruptur urethra
c. Soal yang terkait dengan keteter diantaranya:
1) Pengkajian
2) Waktu penggantian
3) Tindakan sebelum dilakukan pencabutan
4) Tahapan pemasangan
5) Pendidikan kesehatan
WWW.KANDURU.NET

6) Etika yang terkait


16. Pemberian oksigen
a. Perhatikan saturasi oksigen
b. Perhatikan alat pemberian
c. Cek kelainan napas
d. Pertanyaan yang sering muncul terkait dengan oksigen adalah:
1) Diagnosa atau masalah: bersihan jalan napas, perfusi jaringan, pola napas,
pertukaran gas.
2) Bagaimana tahapan pemberian oksigen
3) Pembebasan jalan napas
e. Tindakan yang sering muncul
1) Pemberian oksigen
2) Postural drainage
3) Water Seal Drainage
4) Membebaskan jalan napas
5) Mempertahankan kepatenan jalan napas
6) Posisi: Sim, trendernbreg, head up, fowler
7) Analisis Gas Darah
8) Nebulizer
f. Kunci dalam menjawab soal tindakan adalah gunakan logika, bayangkan saja
urutannya karena tidak akan tertukar, pasti sistematis
17. Dahak
Jika ada pasien dengan penumpukan dahak dan suara ronchi atau ralers maka masalah
utamanya bersihan jalan napas.
18. Alat bantu napas
Jika pasien menggunakan otot aksesoris, seperti cuping hidung maka masalahnya pola
napas
19. NGT
a. Pemasangan: persiapan alat, mengukur panjang NGT
b. Kalau sudah terlihat di tenggrokan, tindakan selanjutnya apa?
c. Kalau pasien sesak saat pemasangan, cabut pemasangan.
d. Hati hati pemasangan pada pasien dengan fraktur basic craii
WWW.KANDURU.NET

e. Cara menentukan masuk atau tidaknya ke lambung


f. Cara memberikan jika diaspirasi kurang dari 200ml
20. Infus
a. Pemasangan
b. Langkah-langkah pemasangan
c. Pindah ke tempat lain jika terjadi flebitis (kemerahan, nyeri di daerah penusukan)
d. Penghitungan tetesan infus dan jumlah cairan yang diperlukan
e. Menghitung kebutuhan cairan untuk 8 jam, 16 jam dan 24 jam
f. Menghitung kebutuhan cairan pada anak dibawah 6 tahun
Contoh:
Jika anak 12kg
10 kg x 100 = 1000cc
2 kg x 50 = 100
Jadi kebutuhan cairan anak tersebut adalag 1100cc

Contoh:
Jika anak 23 kg
10 x 100 cc = 1000
10 x 50 cc = 500
2 x 25 = 25
Jumlah kebutuhan cairannya adalah 1525cc
21. Trauma, untuk pasien datang dengan truma maka gunakan dengan prisip DRABC dalam
penanganan pasien
Danger
Response
Airways
Breathing
Circulation
22. Serangan Jantung, untuk pasien serangan jantung gunakan prinsip DRCAB dalam
melakukan penanganan pasien
Danger
Response
WWW.KANDURU.NET

Circulation
Airways
Breathing
23. Semua harus dijawab, walau nembak.
Jawablah, karena tidak ada pemotongan apabila salah menjawab. Menjawab dapat
meningkatkan kemungkinan benar 20%.
24. Percaya insting pertama.
Jangan dirubah kalau tidak yakin 100% penggantinya benar.

25. 20 detik tidak mampu/mengerti kemana maksud soal segera pindah ke soal lain
26. 1 soal 1 menit, tidak boleh melebihi satu menit, upayakan dalam mengisi jawaban tidak
lebih dari 45 detik. Beberapa uji coba dapat dibuat kesimpulan bahwa dalam mengisi
soal mahasiswa mampu mengisi dalam waktu 20 – 40 detik saja.
27. Tarik napas diantara soal, untuk mengurangi ketegangan. Relaksasi dapat meningkatkan
konsentrasi dalam menjawab.
Gunakan waktu sebentar ke toilet atau ke mushola, untuk menenangkan diri, cuci
muka! Jangan lebih dari 5 menit.
28. Urutan dalam membaca soal, harus berurutan. Karena jika tidak akan menambah
waktu, bolak balik membaca kasus atau vignete
a. Baca pertanyaan
b. Baca kasus
c. Tentukan jawaban
29. Keluhan utama seringkali menjadi masalah utama, kecuali pasien sudah dirawat lebih
dari sehari. Cari masalah utama dari data terbanyak.
30. Soal KMB, Gadar, Anak, Gerontik----> ide kalimat diawal paragraf, setelah kalimat
dengan keluhan... biasanya diikuti dengan data utama.
31. Soal KKG, manajemen, maternitas ----> ide diseluruh paragraf
32. Dalam menentukan masalah di keperawatan keluarga gunakan tugas keluarga. Jika
keluarga tidak mengetahui sebuah masalah adalah masalah maka, dia tidak mengenal
masalah. Jika sudah ada penjelasan dan pasien mengerti keluarganya sakit, akan tetepi
tidak datang ke pelayanan kesehatan, maka pasien tidak mampu menggunakan fasilitas
kesehatan
WWW.KANDURU.NET

5 TUGAS KESEHATAN KELUARGA

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai peran dan


tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yang meliputi:

a. Mengenal masalah kesehatan


Dalam mengenal masalah kesehatan keluarga haruslah mampu mengetahui tentang
sakit yang dialami pasien.

b . Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga

1) Apakah masalah dirasakan oleh keluarga ?


2) Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dihadapi salah
satu anggota keluarga ?
3) Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang dilakukan terhadap salah
satu anggota keluarganya ?
4) Apakah kepala keluarga percaya terhadap petugas kesehatan?
5) Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas kesehatan?

c . Memberikan perawatan terhadap keluarga yang sakit


Dirumah keluarga memiliki kemampuan dalam melakukan pertolongan pertama.
Untuk mengetahui dapat dikaji yaitu :
1) Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien?
2) Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang perawatan yang
diperlukan pasien ?
3) Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien? (Aktif mencari informasi tentang
perawatan terhadap pasien)

d . Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga


1) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar lingkungan rumah
2) Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan manfaatnya.
3) Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah yang
menunjang kesehatan.

e . Menggunakan pelayanan kesehatan


Menurut Effendy (1998), pada keluarga tertentu bila ada anggota keluarga yang
sakit jarang dibawa ke puskesmas tapi ke mantri atau dukun. Untuk mengetahui
kemampuan keluarga dalam memanfaatkan sarana kesehatan perlu dikaji tentang :
1) Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau keluarga
2) Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan
3) Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada
4) Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga.
WWW.KANDURU.NET

33. Dalam menentukan masalah di keperawatan komunitas adalah mana masalah yang
paling mendekati ke KLB atau kondisi mana yang paling mendapatkan perhatian karena
tidak sesuai dengan program kerja pemerintah.
34. Ingat fungsi, type, tugas keluarga
35. Pencegahan primer, sekunder, tertier
a. Primer – upaya peningkatan status kesehatan dan pencegahan spesifik seperti
imunisasi dan vaksinasi
b. Sekunder – upaya penemuan: kasus, diagnosa dan pengobatan secara dini
c. Tertier – pencegahan kecacatan dan rehabilitasi
36. Prinsip halusinasi, waham, isos, hdr, bunuh diri, kecemasan, kehilangan, komunikasi
terapeutik, TAK.
37. Fungsi manajemen, model keperawatan, tipe pemimpin, kebutuhan perawat, BOR TOY,
LOS.
38. Pahami Tindakan yang sering keluar diataranya Kolostomi, Infus, Kateter, pemberian
obat, WSD, PD, HD, huknah, visus, test pendengaran: weber, rhine, swabah, perawatan
luka (pengkajian-evaluasi).
39. Batuk berdahak ——> bersihan jalan napas
40. Perubahan AGD ——> pertukaran gas
41. Jangan bertanya kepada teman, karena teman pun sedang pusing. Soal dalam satu
ruangan berbeda satu dengan yang lain.
42. Hati hati dalam memasukan username dan password
43. Ikuti perintah dari pengawas, jangan mendahului pengawas
44. Tidak boleh ada jawaban yang kosong, jawaban yang ditandai ragu ragu merupakan
jawaban yang sudah dijawab
45. Isi semua, karena kalau salah tidak ada pemotongan nilai.
46. Jangan lupa berdoa.
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET

RUMUS NEAGLE
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET

47. Acungkan tangan kalau ada masalah.


48. Jangan terlalu sering membuka lembaran laboratorium
49. Jika komputer mati tiba tiba, acungkan tangan dan minta pindah kalau mungkin
50. Siapkan pensil 2b dan penghapus secukupnya untuk yang PBT
51. Lingkar dengan merata, tidak usah terlalu kencang
52. Latihan sekarang untuk membulati, jika PBT
53. Usahakan ada waktu istirahat sebelum masuk ruangan
54. Bawa obat obatan yang penting, jika memiliki penyakit
WWW.KANDURU.NET

RANGKUMAN MATERI DARI BUKU SINERSI AIPNI

MATERI KMB/ANAK

PERNAPASAN
a. Menentukan suara napas dan frekuensi napas pasien asma, copd dan efusi pleura, ciri-
ciri efusi pleura, pathofisiologi asthma.
b. Menginterpetasi AGD
c. Membedakan bersihan jalan napas, kerusakan pertukaran gas, gangguan pola napas
d. Tindakan: nebulizer, suction, PD, pemberian oksigen (nasal kanul, masker sederhana,
RM, NRM), fisioterapi dada, Purse lip breathing, pendidikan OAT.
e. Evaluasi masalah pernapasan dan OAT
f. Prosedur pengambilan darah, etika batuk, batuk efektif, kepatenan drainase WSD dan
perawatan WSD.
g. Fokus masalah: bersihan jalan napas, kerusakan pertukaran gas, pola napas tidak efektif.
h. Fokus evaluasi: kepatenan jalan napas, ketaatan minum obat

KARDIOVASKULER
a. Pengkajian nyeri dada
b. Interpretasi EKG sederhana dan denyut jantung, enjim jantung, derajat edema,
pengkajian gagal jantung, pengkajian aktivitas menurut New York Heart Association,
pengkajian riwayat keluarga dan gaya hidup
c. Masalah Penurunan Cardiac output, nyeri, perfusi jaringan, kelebihan cairan
d. Manajemen nyeri, pengaturan aktivitas, mengevaluasi pemberian antidiuretik.
e. Pendidikan manajemen hipertensi
f. Fase rehabilitasi pasien gagal jantung
g. Mengevaluasi obat digoksin, anti hipertensi
h. Prosedur pengukuran tekanan darah, dan transfusi darah.
i. Fokus masalah: penurunan cardiak output, nyeri, intoleransi aktivitas, gangguan perfusi
jaringan perifer, kelebihan cairan.
WWW.KANDURU.NET

j. Fokus intervensi:
1) Manajemen nyeri dada pada pasien iskemik dan infark
2) Pemberian obat nitrat dan trombolitik serta anti koagulan
3) Perekaman EKG dan prosedur DC Shock
4) Pengaturan aktifitas pada kasus gagal jantung kongestive
5) Mengevaluasi pemberian antidiuretik
6) Mengevaluasi intensitas dan karakeristik nyeri
7) Pemasangan prekordial lead
8) Tehnik dalam melakukan defibrilasi pasien dengan ventrikuler fibrilasi

PENCERNAAN
a. Gejala typoid, tes widal, persiapan endoskopi, peristaltik
b. Masalah: hipertemi, nutirisi kurang, integritas kulit
c. Diet pada pasien typoid, intervensi paska operasi sistem pencernaan
d. Perawatan kolostomi, tetesan infus, balance cairan
e. Fokus pengkajian:
1) Pengkajian dengan menggunakan 4 kuaddran
2) Investigasi keluhan nyeri abdomen, mual dan muntah.
3) Bising usus
4) Palpasi pada abdomen, stiffing dullness, pengukuran lingkar perut pada pasien
serosis hepatis dengan acites
5) Fokus penghitungan kebutuhan cairan, tanda kekurangan cairan
f. Fokus diagnosis:
1) Hipertermi
2) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
3) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
4) Kerusakan integritas kulit
g. Fokus intervensi:
1) Manajemen cairan
2) Kepatenen IV akses
3) Pemasangan NGT
4) Pinsip pemasangan NGT
WWW.KANDURU.NET

5) Perawatan kolostomi
h. Fokus evaluasi
1) Kepatenen NGT dan IVF
2) Perdarahan GI
3) Kulit disekitar kantong stoma, evaluasi adanya kemarahan di sekitar stoma

SYARAF DAN PERILAKU


a. Nilai gcs, kekuatan otot, tanda fraktu basik kranii
b. Mengukur kekuatan otot pada pasien stroke, pengkajian disfagia, pengkajian 12 syaraf
kranial, mengkaji reflek fisiologis dan pathologis, membedakan cidera kepala (ringan,
sedang, berat)
c. Masalah: perfusi, mobilitas fisik
d. Tindakan: NGT, manajemen TIK, melatih ROM, manajemen kejang, rehabilitasi pasien
stroke
e. Fokus pengkajian
1) Perubahan status mental dan kognitif, tingkat kesadaran GCS, orientasi pada pasien
stroke hemoragik, cidera kepala, dan menigitis
2) Pemeriskaan fisik: wajah tidak simetris, pelo, parese, tanda fraktur basik kranii;
rinorea, ortorea, racoon eyes dll
3) Perubahan sensorik
4) Perubahan motorik; gaya berjalan, keseimbangan dan koordinasi pada pasien stroke,
cidera medula spinalis
5) Gangguan 12 syaraf pd strok dan meningitis
6) Gangguan reflek: fisiologis dan pathologis pada pasien meningitis
f. Fokus diagnosis;
1) Resiko perfusi jaringan cerebral tidak efektif
2) Gangguan mobilitas fisik
3) Resiko aspirasi
g. Fokus intervensi
1) Pemsangan NGT
2) Latihan ROM
3) Manajemen pencegahan peningkatan TIK
WWW.KANDURU.NET

4) Manajemen kejang pada pasien epilepsi


5) Pemantauan status oksigenasi cerebral dan perifiper
6) Pengaturan tirah baring untk mencegah dokubitus
7) Latihan menelan dan terapi bicara pada pasien disfagia
8) Fisoterapi: latihan berjalan , berdiri, keseimbangan dan koordinasi
9) Toilet training
10) Pemasangan collar neck

ENDOKRIN
a. Trias DM (poluri, polifagi, polidipsi), pengkajian riwayat keluarga dan gaya hidup,
membedakan hipo dan hyper tiroid , hasil lab T3 dan T4
b. Tindkan hypo dan hyper glikemia, monitor kadar gula darah
c. Pemberian insulin, perawatan ulkus
d. Fokus diagosis
1) Defisit volume cairan
2) Kehilangan cairan pada penderita DM tipe 2
3) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4) Ketidak stabilan kadar gula darah
e. Fokus intervensi
1) Pemberia insulin
f. Fokus evaluasi
1) Kadar gula darah

MUSKULO SKELETAL
a. Pegkajian status neurovaskular, OA, Gout, osteoporosis, tanda dislokasi, komplikasi
fraktur
b. Masalah nyeri, kerusakan mobilitas fisik, resiko gangguan neurovaskular dan koping
tidak efektif.
c. Mengidentifikadi ciri kompartemen sindrom, manajemen: strain, sprain, pemasangan:
traksi, gips, paska amputasi, kruk, fitting kaki palsu.
WWW.KANDURU.NET

d. Perawatan post: op, traksi, gips


e. Fokus pengkajian:
1) Status neurovaskular 5P ( pain, paralisis, parestesi, pulse, pale)
2) Komplikasi fraktur
f. Fokus diagnosis
1) Nyeri akut
2) Kerusakan mobilitas fisik
3) Resiko kerusakan neurovascular
g. Fokus intervensi:
1) Mnajemen fraktur
2) RICE
3) Perawatan gips dan pemerikasaan neurovaskular setelah pemasangan gips: nyeri
hebat, tidak ada nadi, parestesi, paralisis - gips di buka
4) Perawatan traksi; stabilisasi, aligmen, dan tarikan pada fraktur
5) Perawatan kruk: pengukuran pada posisis supine ujung kruk berada 15cm disamping
tumit. Ujung kruk ke axila 4-5cm. Pada posisi berdiri: posisi kruk dengan ujung kruk
berada 14-15cm di depan kaki
h. Fokus evaluasi
1) Mencegah kompetemen sindrom
2) Tindakan fasciotomy

PERKEMIHAN
a. Mengevaluasi Perdarahan paska TURP, menginterpretasi hasil laboratorium GFR, BUN,
kreatinin dan elektrolit
b. Kolaborasi pemasangan kateter.
c. Diet dan pembatasan cairan pada pasien hemodialisis.
d. Irigasi post TURP
e. Fokus pengkajian:
1) CKD
2) Pasien dengan hemodialisa
3) Pasien dengan BPH
f. Fokus diagnosis
WWW.KANDURU.NET

1) Kelebihan volume cairan


2) Gangguan eliminasi urin
g. Fokus intervensi
1) CKD: Monitoring balance cairan, timbang bb tiap hari, batasi intake cairan,
pengendalian tekanan darah, pengendalian anemia.
2) BPH: irigasi paska TURP, pertahankan kelancaran aliran urine
3) Kateter: setelah urine keluar, sesuai anatomi kateter, maka masukan sebanyak 5cm
untuk memastikan balon berada di vesika urinaria.

INTEGUMEN
a. Luas luka bakar, klasifikasi luka bakar
b. Manajemen cairan pada pasien luka bakar
c. Fokus pengkajian:
1) Rule of nine
2) Pengkajian luka bakar berdasarkan kerusakan lapisan kulit; I – III
3) Pengkajian syok pada pasien luka bakar
d. Fokus diagnosis:
1) Kerusakan integritas kulit
2) Kekurangan volume cairan
e. Fokus intervensi
1) Rumus parkland/baxter: 4ml x luas luka bakar x berat badan. Cairan yang diberikan
kristaloid.
2) Monitoring dan hitung jumlah pemasukan dan pengeluaran cairan setiap 30 menit
3) Waspada tanda kelebihan cairan
f. Fokus evaluasi
1) Normal urine output 0,5 – 1 ml/kg bb/jam

DARAH DAN KEKEBALAN


a. Elisa, beda panas pada DHF dan yang lain, rumple leed
b. Kekurangan cairan dan resiko perdarahan
c. Fokus pengkajian:
1) SLE
WWW.KANDURU.NET

2) Anemia
3) HIV
d. Fokus diagnosis
1) Fatique
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan
3) Gangguan perfusi jaringan
4) Risti infeksi
e. Fokus intervensi:
1) SLE: cegah terpapar sinar ultraviolet, monitor komplikasi
2) Anemia: aktivitas, mempertahankan nutrisi
3) HIV: cairan 3L/hari, monitor tanda infeksi
4) Tranfusi darah; jika terjadi reaksi alergi pada 15 menit pertama, stop transfusi
f. Fokus anemia
1) Anemia: fatique berkurang
2) HIV: integritas kulit, infeksi tidak terjadi, paham tentang HIV AIDS

PENGINDERAAN
a. Visus, rinne dan weber
b. Gangguan pesepsi sensori
c. Perawtan pasien katarak
d. Pemberian tetes telinga
e. Fokus pengkajian:
1) Visus, tekanan intra okuler
2) Tes pendengaran
3) Tanda infeksi hidung dan telinga
4) Nyeri, rinore dan vertigo
f. Fokus diagnosis:
1) Gangguan persepsi sensori
2) Nyeri akut
3) Resiko infeksi
4) Resiko ijuri
5) Kecemasan
WWW.KANDURU.NET

6) Kurang pengetahuan
g. Fokus intervensi
1) Ketajaman penglihatan
2) Jenis tuli
3) Penkes
4) Post op katarak, glukoma, tympanoplasty
5) Pemberian obat irigasi, tetes mata telinga hidung dan irigasi

TINDAKAN
1. Per rektal
2. Perawatan perineal anak
3. Pemberian salep mata
4. Uji torniquet
5. Pemberian transfusi darah
6. NGT
7. Fototerapi
8. Pemberian oksigen
9. Test mantoux
10. Imunisasi: BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak
11. Mentode kangguru
12. Peran bermain
13. Stimulasi perkembangan
14. Menghitung usia anak

MATERNITAS
1. ANTENATAL
a. Menentukan status obstetrik, usia kehamilan, taksiran persalinan
b. Pemeriksaan leopold I-IV
c. Perdarahan
d. Plasenta previa
e. Hiperemesis gravidarum
f. PEB
WWW.KANDURU.NET

2. INTRANATAL
a. Kemajuan persalinan, IMD, APGAR, KPD
b. Manajemen nyeri, penggunaan partograf, APN, mecegah hypotermi pada bayi
c. Tindakan amniotomi, pemberian oksitosin
3. POSTNATAL
a. Involusi uteri, reflek menyusu pada bayi, REEDA, tanda Homan, KB, atonia uteri,
trauma persalinan, lochea, tanda bahaya nipas, adaptasi fisiologis, dan psikologis
postpartum
b. Masalah: resiko infeksi, resiko perdarahan, kurang pengetahuan, pemberian asi tidak
efektif
c. Bladder training, discharge planning
4. Kesehatan reproduksi
a. Servisitis, gonorhoe, kanker, manopouse
b. Sadari, pap smear, IVA

JIWA
1. Faktor predisposisi dan presipitasi Ansietas, gangguan citera tubuh, HDR, ketidak
berdayaan
2. Ganguan jiwa, Predisposisi halusinasi, perilaku kekerasan, waham, hdr, isolasi sosial,
defisit perawatan diri, dan resiko bunuh diri.

MANAJEMEN
1. Fungsi manajemen (planning, organizing, staffing, actuating, controling)
2. Gaya kepemimpinan (otokratik, paternalistik, karismatik, laissez faire, demokratik)
3. Model asuhan: keperawatan tim, model primer, manajemen kasus, model tim primer,
4. Modalitas dalam manajemen keperawatan:
a. Diskusi refleksi kasus
b. Operan
c. Pre konferensi
d. Post konferensi
5. Tingkat ketergantungan
a. Perawatan minimal
WWW.KANDURU.NET

b. Perawatan parsial
c. Perawatan total

GADAR
1. Triase bencana dan rumah sakit, labeling, warna, level, ABCD
2. Suction
3. EKG sederhana: menghitung heart rate, ventrikel takikardi, ventrikle fibrilasi
4. SKA

KELUARGA GERONTIK
1. Fungsi keluarga : aspek instrumental dan ekspresif
2. Masalah Sifat masalah, kemungkinan masalah dapat dirubah, potensi masalah untuk
dicegah, masalah yang menonjol
3. Menghitung BMI
4. Penkes hipertensi

Anda mungkin juga menyukai