Anda di halaman 1dari 84

www.kanduru.

net

SEBUAH RINGKASAN BIMBINGAN


UJI KOMPETENSI KANDURU
WWW.KANDURU.NET

MATERI KUNCI DI UJI KOMPETENSI

1. Anatomi soal uji kompetensi


a. Dalam penulisan soal, data utama selalu disimpan di awal paragraf atau kalima,
dibagian tengan adalah data pengecoh, dan di akhir adalah data pemeriksaan
tanda vital dan pemeriksaan penunjang.
b. Untuk pertanyaan yang menanyakan tetang langkah selanjutnya, jika paham
jawab sesuai dengan pemahaman, jika tidak gunakan logika, jika tidak bisa
gunakan perasaan atau insting yang pertama, jika tidak bisa tembak.
c. Untuk matakuliah komunitas, masalah:
1) jika ada yang mendekati kejadian luar biasa datau tidak sesuai dengan
program pemerintah maka itulah masalah utamanya
2) jika tidak ada yang mendekati kejadian luar biasa atau program pemerintah
maka golongkan penyakit yang sejenis, atau masalah yang sejenis dan itu
masalahnya
3) hitung jumlah dara dari masing masing pilihan
d. hati hati dengan jawaban yang panjang, karena dalam menulis soal uji
kompetensi, penulis akan menghindari jawaban yang panjang yang benar.
e. Perhatikan nilai laboatorium, dari nilai laboratorium bisa menunjukan pasien
memiliki diagnosa apa, sehingga dapat diperkirakan apakah masalah utamanya.
f. Dalam menjawab soal yang tidak ditanyakan masalah, atau masalahnya tidak
disebutkan, langkah pertama adalah cari masalahnya apa dulu, baru bisa mengisi
jawaban.
g. Masalah yang sering keluar diantaranya:
1) Nyeri
2) Bersihan jalan napas
3) Harga diri renda
4) Gangguan persepsi sensori
5) Gangguan intergritas jaringan
6) Gangguan perfusi cerebral
WWW.KANDURU.NET

7) Pola napas tidak efektif


8) Nutrisi kurang dari kebutuhan
9) Kurang pengetahuan
10) Intoleransi aktivitas
11) Penurunan curah jantung
2. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah dalam soal uji kompetensi langkah yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pertama, gunakan prinsip gawat darurat dan utamakan dulu ABC.
b. Kedua, gunakan prinsip dari kebutuhan dasar manusia, kebutuhan akan oksigen
mengalahkan kebutuhan lain.
c. Ketiga, data terbanyak digunakan apabila dalam menjawab tidak menemukan
masalah, dan kedua prinsip sebelumnya tidak mendapatkan memecahkan masalah.
Hitung setiap data yang menunjang ke setiap option. Yang paling memiliki data
terbanyak itulah yang menjadikan masalah utama
d. Di uji kompetensi masalah kadang menjadi pertanyaan utama dan dikesempatan lain
ditanyakan secara tersirat. Tidak jarang sebuah soal tidak dituliskan masalahnya apa?
Akan tetapi ditanyakan tindakan, evaluasi, kriterian yang diinginkan, pendidikan
kesehatan yang diberikan, discharge planning. Jika mahasiswa gagal menemukan
masalah prioritas maka mahasiswa tersebut tidak akan menemukan jawaban pada
saat uji kompetensi. Pertanyaan semacam ini sering keluar di uji kompetensi.
3. Jika terjadi penurunan GCS & ada kemungkinan kerusakan di syaraf pusat
Pada pasien yang memiliki masalah penurunan GCS misalnya menjadi 8, dan terdapat
adanya perubahan pada sistem syaraf pusat, maka:
a. Masalah utamanya adalah gangguan perfusi cerebral. Selama tidak ada masalah di
ABC. Jika da masalah di ABC maka utamakan dulu ABC nya.
b. Posisi yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah adalah posisi head up.
c. Evaluasi pada pasien ini adalah tidak adanya peningkatan tekanan intra kranial.
d. Pada kasus ini peningkat GCS menunjukan perbaikan
e. Bahaya dari peningkatan tekanan intrakranial adah herniasi dan penekanan kepada
batang otak yang menyebabkan henti napas dan henti jantung.
WWW.KANDURU.NET

4. Nyeri
a. Jika pasien mengatakan nyeri sampai dengan 6 atau lebih dari skala 0-10, maka
masalah utamanya adalah nyeri.
b. Pengkajian nyeri selalu gunakan PQRST.
c. Nyeri merupakan tanda kardinal.
d. Utamakan selalu nyeri jika lebih dari 6, tindakan dengan memberikan obat penurun
nyeri.
e. Evaluasi nyeri adalah pasien mengatakan nyeri hilang, atau secara verbal pasien
menyatakan nyeri hilang.
f. Masalah nyeri diabaikan dulu apabila ada masalah di ABC
5. Masalah Kurang pengetahuan dan Cemas
a. Jika ada kalimat pasien selalu bertanya tentang penyakitnya maka masalahnya
cemas.
b. Akan tetapi apabila pasien menunjukan adanya perubahan dalam mimik, gelisah,
tidak bisa tidur, nadi naik, napas naik maka pasien mengalami kecemasan
6. Pembukaan belum lengkap
Pasien dengan pembukaan belum lengkap pada masa aktif, dianjurkan untuk jalan jalan,
atau posisi sim. Akan tetapi jika ketuban pecah dini maka pasien bedrest.
7. Memimpin mengedan jika pembukaan sudah lengkap
Pasien baru bisa dipimpin untuk mengedan jika pembukaan sudah lengkap, jika masih
belum lengkap pasien masih bisa diajarkan bagaimana cara mengedan yang baik,
pembukaan kurang dari 8.
8. Setelah bayi keluar
Pada saat bayi sudah keluar, maka tindakan selanjutnya adalah memeriksa kemungkinan
adanya bayi kedua, menyuntikan oksitocin, dan jika sudah keluar periksa jumlah
kotiledon, inisiasi menyusui dini.
9. Perdarahan atau kekurangan cairan
a. Pengkajian perdarahan harus meliputi pemeriksaaan tanda-tanda syok. Evaluasi yang
diharapakan adalah, tanda vital normal, saturasi normal atau lebih dari 94%, urine
keluar minimal 0,5 – 1cc/kgBB/jam.
b. Dalam pemberian cairan pada tahap gawat darurat jumlah cairan dibagi menjadi dua:
8 jam dan 16 jam masing masing setengah dari total kebutuhan cairan.
WWW.KANDURU.NET

c. Tanda kebutuhan cairan terpenuhi dapat dilihat dari tanda vital yang sudah berada
dalam rentang normal dan urine output sesuai dengan berat badan dan waktu.
10. Taksiran persalinan, berat janin, usia bayi
Taksiran persalinan selalu keluar di uji kompetensi, bergantian dengan taksiran usia dan
berat janin.
11. Tumbuh kembang anak, milestone, fase perkembangan
Tahapan tumbuh kembang anak motorik, kasar, motorik halus dan bahasa perlu dikuasai
dengan baik. Termasuk fase perkembangan menurut para akhli.
12. Imunisasi dasar
Imunisasi dasar gunakan dari ikatan dokter anak indonesia, yang sering keluar adalah
imunisasi bayi 3 bulan kebawah, 6 bulan, 9 bulan dan 1 tahun
13. Etika
Beberapa prinsip etik yang harus dikuasai mutlak adalah:
a. Autonomi—pasien dan keluarga berhak menolak semua tindakan yang dilakukan
pada dirinya.
b. Beneficience – semua tindakan yang menguntungkan bagi pasien
c. Non maleficience – semua tindakan yang merugikan bagi pasien atau mengurangi
standar minimal pelayanan
d. Fidelity – memegang janji yang disepakati dengan pasien atau keluarga
e. Veracity – jujur dalam menghadapi pasien dan keluarganya
f. Confidentiality – berarti tidak menyebarluaskan informasi, dokumen yang terkait
dengan pasien dan keluarganya
Jika dalam etika itu ada 2 prinsip yang dihadapkan yang ditandai dengan adanya “VS”,
maka dalam menjawab:
a. Apa etik yang mewakili dari pihak pasien atau keluarga
b. Apa etik yang mewakili dari prosedur tindakan yang diambil
c. Contoh: perawat mengatakan bahwa pasien harus dilakukan kateter, akan tetapi
pasien menolak. Maka etiknya => Autonomi Vs Beneficience
14. Cairan
Cairan yang biasa ditanyakan adalah
a. Hitung cairan pada luka bakar 4xBBxLB
BB = berat badan
WWW.KANDURU.NET

LB = Luas luka Bakar

b. Jika dalam menghitung luas luka bakar tidak disebutkan 1/3, ¼ dari sebuah daerah,
maka dianggap penuh. Contoh: luka bakar dada dan perut = 18%, tapi jika
disebutkan ½ dada dan perut = 9%
c. Tetesan infus
1) Dewasa (makro) : (jumlah cairan/500) x 7 x (24/lama pemberian)
2) Anak (mikro) : (jumlah cairan/500) x 21 x (24/lama pemberian)
d. Urine output: 0,1-1cc/KgBB/Jam
e. Menghitung balance cairan
15. Kateter
a. Tindakan kateter selalu diberikan pada saat pasien yang mengalami gangguan
eliminasi BAK, persiapan operasi besar, kelumpuhan syaraf
b. Kontraindikasi pada pasien yang mengalami ruptur urethra
c. Soal yang terkait dengan keteter diantaranya:
1) Pengkajian
2) Waktu penggantian
3) Tindakan sebelum dilakukan pencabutan
4) Tahapan pemasangan
WWW.KANDURU.NET

5) Pendidikan kesehatan
6) Etika yang terkait
16. Pemberian oksigen
a. Perhatikan saturasi oksigen
b. Perhatikan alat pemberian
c. Cek kelainan napas
d. Pertanyaan yang sering muncul terkait dengan oksigen adalah:
1) Diagnosa atau masalah: bersihan jalan napas, perfusi jaringan, pola napas,
pertukaran gas.
2) Bagaimana tahapan pemberian oksigen
3) Pembebasan jalan napas
e. Tindakan yang sering muncul
1) Pemberian oksigen
2) Postural drainage
3) Water Seal Drainage
4) Membebaskan jalan napas
5) Mempertahankan kepatenan jalan napas
6) Posisi: Sim, trendernbreg, head up, fowler
7) Analisis Gas Darah
8) Nebulizer
f. Kunci dalam menjawab soal tindakan adalah gunakan logika, bayangkan saja
urutannya karena tidak akan tertukar, pasti sistematis
17. Dahak
Jika ada pasien dengan penumpukan dahak dan suara ronchi atau ralers maka masalah
utamanya bersihan jalan napas.
18. Alat bantu napas
Jika pasien menggunakan otot aksesoris, seperti cuping hidung maka masalahnya pola
napas
19. NGT
a. Pemasangan: persiapan alat, mengukur panjang NGT
b. Kalau sudah terlihat di tenggrokan, tindakan selanjutnya apa?
c. Kalau pasien sesak saat pemasangan, cabut pemasangan.
WWW.KANDURU.NET

d. Hati hati pemasangan pada pasien dengan fraktur basic craii


e. Cara menentukan masuk atau tidaknya ke lambung
f. Cara memberikan jika diaspirasi kurang dari 200ml
20. Infus
a. Pemasangan
b. Langkah-langkah pemasangan
c. Pindah ke tempat lain jika terjadi flebitis (kemerahan, nyeri di daerah penusukan)
d. Penghitungan tetesan infus dan jumlah cairan yang diperlukan
e. Menghitung kebutuhan cairan untuk 8 jam, 16 jam dan 24 jam
f. Menghitung kebutuhan cairan pada anak dibawah 6 tahun
Contoh:
Jika anak 12kg
10 kg x 100 = 1000cc
2 kg x 50 = 100
Jadi kebutuhan cairan anak tersebut adalag 1100cc

Contoh:
Jika anak 23 kg
10 x 100 cc = 1000
10 x 50 cc = 500
2 x 25 = 25
Jumlah kebutuhan cairannya adalah 1525cc
21. Trauma, untuk pasien datang dengan truma maka gunakan dengan prisip DRABC dalam
penanganan pasien
Danger
Response
Airways
Breathing
Circulation
22. Serangan Jantung, untuk pasien serangan jantung gunakan prinsip DRCAB dalam
melakukan penanganan pasien
Danger
WWW.KANDURU.NET

Response
Circulation
Airways
Breathing
23. Kapan kita melakukan DC Shock.
Berikut beberapa indikasi boleh dilakukannya kardioversi (DC Syok):
a. Kardioversi darurat: Jika muncul supraventrikuler Takhicardia (SVT), Atrial Flutter,
dan atrial fibrasi (AF) rapid respon 15-20% stroke, dengan hipotensi, hipoperpusi
sistemik, congestive heart failure (CHF) atau infark Miokard. Dan dilakukan
kardioversi (DC Syok) apabila ada gambaran VT dengan palpasi vagal, gagal ke
irama sinus.
b. Kardioversi elektif: Jika muncul SVT, Atrial Flutter, AF rapid respon yang gagal
berubah ke irama sinis dengan injeksi digitalis atau lidocain atau amiodaron.
Nah, jika ada indikasi kapan sebaiknya penderita di kardioversi (DC Syok), maka
kardioversi (DC Syok) ini juga mempunyai larangan keras atau kontraindikasi
jangan dilakukan. Apa saja kontraindikasi dari Kardioversi (DC Syok)?
Ini dia kontraindikasi dari Kardioversi (DC Syok):
1. Intoksikasi digitalis
2. VF setelah kardiobersi, TPM dapat merubah SVT
3. Penyakit, gangguan sistem konduksi
4. Pasien tidak bertahan pada irama sinus
5. Fibrilasi atrial telah lama atau bertahun
6. Kardioversi AF cepat berulang
7. Post operasi jantung, kardioversi ditunda 10-14 hari, TPM dapat menghentikan
takiaritmia
WWW.KANDURU.NET

24. Semua harus dijawab, walau nembak.


Jawablah, karena tidak ada pemotongan apabila salah menjawab. Menjawab dapat
meningkatkan kemungkinan benar 20%.
25. Percaya insting pertama.
Jangan dirubah kalau tidak yakin 100% penggantinya benar.
26. 20 detik tidak mampu/mengerti kemana maksud soal segera pindah ke soal lain
27. 1 soal 1 menit, tidak boleh melebihi satu menit, upayakan dalam mengisi jawaban tidak
lebih dari 45 detik. Beberapa uji coba dapat dibuat kesimpulan bahwa dalam mengisi
soal mahasiswa mampu mengisi dalam waktu 20 – 40 detik saja.
28. Tarik napas diantara soal, untuk mengurangi ketegangan. Relaksasi dapat meningkatkan
konsentrasi dalam menjawab.
Gunakan waktu sebentar ke toilet atau ke mushola, untuk menenangkan diri, cuci
muka! Jangan lebih dari 5 menit.
29. Urutan dalam membaca soal, harus berurutan. Karena jika tidak akan menambah
waktu, bolak balik membaca kasus atau vignete
a. Baca pertanyaan
b. Baca kasus
c. Tentukan jawaban
30. Keluhan utama seringkali menjadi masalah utama, kecuali pasien sudah dirawat lebih
dari sehari. Cari masalah utama dari data terbanyak.
31. Soal KMB, Gadar, Anak, Gerontik----> ide kalimat diawal paragraf, setelah kalimat
dengan keluhan... biasanya diikuti dengan data utama.
32. Soal KKG, manajemen, maternitas ----> ide diseluruh paragraf
33. Dalam menentukan masalah di keperawatan keluarga gunakan tugas keluarga. Jika
keluarga tidak mengetahui sebuah masalah adalah masalah maka, dia tidak mengenal
masalah. Jika sudah ada penjelasan dan pasien mengerti keluarganya sakit, akan tetepi
tidak datang ke pelayanan kesehatan, maka pasien tidak mampu menggunakan fasilitas
kesehatan

5 TUGAS KESEHATAN KELUARGA


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai peran dan tugas di
bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yang meliputi:
WWW.KANDURU.NET

a. Mengenal masalah kesehatan


Dalam mengenal masalah kesehatan keluarga haruslah mampu mengetahui tentang
sakit yang dialami pasien.

b . Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga


1) Apakah masalah dirasakan oleh keluarga ?
2) Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dihadapi salah
satu anggota keluarga ?
3) Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang dilakukan terhadap salah satu
anggota keluarganya ?
4) Apakah kepala keluarga percaya terhadap petugas kesehatan?
5) Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas kesehatan?

c . Memberikan perawatan terhadap keluarga yang sakit


Dirumah keluarga memiliki kemampuan dalam melakukan pertolongan pertama. Untuk
mengetahui dapat dikaji yaitu :
1) Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien?
2) Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang perawatan yang
diperlukan pasien ?
3) Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien? (Aktif mencari informasi tentang
perawatan terhadap pasien)

d . Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga


1) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar lingkungan rumah
2) Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan manfaatnya.
3) Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah yang
menunjang kesehatan.
e . Menggunakan pelayanan kesehatan
Menurut Effendy (1998), pada keluarga tertentu bila ada anggota keluarga yang sakit
jarang dibawa ke puskesmas tapi ke mantri atau dukun. Untuk mengetahui kemampuan
keluarga dalam memanfaatkan sarana kesehatan perlu dikaji tentang :
WWW.KANDURU.NET

1) Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau keluarga


2) Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan
3) Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada
4) Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga.

34. Dalam menentukan masalah di keperawatan komunitas adalah:


a. Mana masalah yang paling mendekati ke KLB atau kondisi mana yang paling
mendapatkan perhatian karena tidak sesuai dengan program kerja pemerintah.
b. Masalah paling banyak prosentasenya
c. Masalah dengan data yang paling banyak
35. Ingat fungsi, type, tugas keluarga
36. Pencegahan primer, sekunder, tertier
a. Primer – upaya peningkatan status kesehatan dan pencegahan spesifik seperti
imunisasi dan vaksinasi
b. Sekunder – upaya penemuan: kasus, diagnosa dan pengobatan secara dini
c. Tertier – pencegahan kecacatan dan rehabilitasi
37. Prinsip halusinasi, waham, isos, hdr, bunuh diri, kecemasan, kehilangan, komunikasi
terapeutik, TAK.
38. Fungsi manajemen, model keperawatan, tipe pemimpin, kebutuhan perawat, BOR TOY,
LOS.
39. Klasifikasi Pasien Berdasarkan Derajat Ketergantungan
Pasien diklasifikasikan berdasarkan sistem klasifikasi yang dibagi dalam tiga kelompok
berdasarkan tingkat ketergantungan klien (Douglas, 1984) :
(1) Perawatan Total, yaitu klien memerlukan 5-7 jam perawatan langsung per 24 jam
(2) Perawatan Parsial, yaitu klien memerlukan 3-4 jam perawatan langsung per 24 jam
(3) Perawatan Mandiri, yaitu klien memerlukan 1-2 jam perawatan langsung per 24 jam
40. Pahami Tindakan yang sering keluar diataranya Kolostomi, Infus, Kateter, pemberian
obat, Water Seal Drainage, Postural Drainage, Hemodialisa , NGT huknah, visus, test
pendengaran: weber, rhine, swabah, perawatan luka (pengkajian-evaluasi).
41. Batuk berdahak, Ronchi ——> bersihan jalan napas
42. Ada Perubahan AGD ——> Gangguan pertukaran gas
43. Retraksi dinding dada, pernapasan cuping hidung  Pola napas tidak efektif
WWW.KANDURU.NET

44. Jika pasien mengalami gagal jantung, maka prioritas utama adah gangguan pemenuhan
cardiac output, kalau tidak ada dalam pilihan maka masalah utama menajadi intoleransi
aktivitas.
45. Jika ada pasien tidak sadar henti napas henti jantung, tindakan selanjutnya adalah cek
nadi karotis 10 detik.
46. Kolostomi
a. Mengukur lobang adalah, diameter kolostomi + 0,3 cm
b. Setelah melepas kantung, dilakukan pemeriksaan konsistensi feces
c. Setelah konsistensi baru dibersihkan
d. Setelah dibersikan, kaji kulit sekitar
e. Kalau kemerahan maka diberikan salep
f. Pendidikan kesehatan yang penting adalah bagaimana merawat kolostomi, dan
nutrisi
47. Jangan bertanya kepada teman, karena teman pun sedang pusing. Soal dalam satu
ruangan berbeda satu dengan yang lain.
48. Hati hati dalam memasukan username dan password
49. Ikuti perintah dari pengawas, jangan mendahului pengawas
50. Tidak boleh ada jawaban yang kosong, jawaban yang ditandai ragu ragu merupakan
jawaban yang sudah dijawab
51. Isi semua, karena kalau salah tidak ada pemotongan nilai.
52. Jangan lupa berdoa.
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET

RUMUS NEAGLE
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET
WWW.KANDURU.NET

53. Kemungkinan soal atau materi yang menjadi bahan ukom adalah
1. Pemeriksaan kehamilan, tanda kehamilan, presensi puka puki
2. Tindakan yang dilakukan di setiap kala 1-4
3. Tindakan untuk mengurangi nyeri
4. Mencgah perdarahan
5. Kelainan dalam kontraksi dan tindakan yang harus dilakukan
6. Pencegahan infeksi puerperium
7. Pemberian ASI eklusif
8. Pendidikan kesehatan

54. Anak
Kemungkinan soal
1. Pertumbuhan dan perkembangan
2. Imunisasi dasar dan kanjutan
3. Kejang demam
4. Demam
5. Keperawatan atraumatik
6. Apgar
55. Proses keperawatan dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi, etik pada anak
56. Acungkan tangan kalau ada masalah.
57. Jangan terlalu sering membuka lembaran laboratorium
58. Jika komputer mati tiba tiba, acungkan tangan dan minta pindah kalau mungkin
59. Siapkan pensil 2b dan penghapus secukupnya untuk yang PBT
60. Lingkar dengan merata, tidak usah terlalu kencang
61. Latihan sekarang untuk membulati, jika PBT
62. Usahakan ada waktu istirahat sebelum masuk ruangan
63. Bawa obat obatan yang penting, jika memiliki penyakit
WWW.KANDURU.NET

RANGKUMAN MATERI DARI BUKU SINERSI AIPNI

MATERI KMB/ANAK

PERNAPASAN
a. Menentukan suara napas dan frekuensi napas pasien asma, copd dan efusi pleura, ciri-
ciri efusi pleura, pathofisiologi asthma.
b. Menginterpetasi AGD
c. Membedakan bersihan jalan napas, kerusakan pertukaran gas, gangguan pola napas
d. Tindakan: nebulizer, suction, PD, pemberian oksigen (nasal kanul, masker sederhana,
RM, NRM), fisioterapi dada, Purse lip breathing, pendidikan OAT.
e. Evaluasi masalah pernapasan dan OAT
f. Prosedur pengambilan darah, etika batuk, batuk efektif, kepatenan drainase WSD dan
perawatan WSD.
g. Fokus masalah: bersihan jalan napas, kerusakan pertukaran gas, pola napas tidak efektif.
h. Fokus evaluasi: kepatenan jalan napas, ketaatan minum obat

KARDIOVASKULER
a. Pengkajian nyeri dada
b. Interpretasi EKG sederhana dan denyut jantung, enjim jantung, derajat edema,
pengkajian gagal jantung, pengkajian aktivitas menurut New York Heart Association,
pengkajian riwayat keluarga dan gaya hidup
c. Masalah Penurunan Cardiac output, nyeri, perfusi jaringan, kelebihan cairan
d. Manajemen nyeri, pengaturan aktivitas, mengevaluasi pemberian antidiuretik.
e. Pendidikan manajemen hipertensi
f. Fase rehabilitasi pasien gagal jantung
g. Mengevaluasi obat digoksin, anti hipertensi
h. Prosedur pengukuran tekanan darah, dan transfusi darah.
i. Fokus masalah: penurunan cardiak output, nyeri, intoleransi aktivitas, gangguan perfusi
jaringan perifer, kelebihan cairan.
j. Fokus intervensi:
WWW.KANDURU.NET

1) Manajemen nyeri dada pada pasien iskemik dan infark


2) Pemberian obat nitrat dan trombolitik serta anti koagulan
3) Perekaman EKG dan prosedur DC Shock
4) Pengaturan aktifitas pada kasus gagal jantung kongestive
5) Mengevaluasi pemberian antidiuretik
6) Mengevaluasi intensitas dan karakeristik nyeri
7) Pemasangan prekordial lead
8) Tehnik dalam melakukan defibrilasi pasien dengan ventrikuler fibrilasi

PENCERNAAN
a. Gejala typoid, tes widal, persiapan endoskopi, peristaltik
b. Masalah: hipertemi, nutirisi kurang, integritas kulit
c. Diet pada pasien typoid, intervensi paska operasi sistem pencernaan
d. Perawatan kolostomi, tetesan infus, balance cairan
e. Fokus pengkajian:
1) Pengkajian dengan menggunakan 4 kuaddran
2) Investigasi keluhan nyeri abdomen, mual dan muntah.
3) Bising usus
4) Palpasi pada abdomen, stiffing dullness, pengukuran lingkar perut pada pasien
serosis hepatis dengan acites
5) Fokus penghitungan kebutuhan cairan, tanda kekurangan cairan
f. Fokus diagnosis:
1) Hipertermi
2) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
3) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
4) Kerusakan integritas kulit
g. Fokus intervensi:
1) Manajemen cairan
2) Kepatenen IV akses
3) Pemasangan NGT
4) Pinsip pemasangan NGT
5) Perawatan kolostomi
WWW.KANDURU.NET

h. Fokus evaluasi
1) Kepatenen NGT dan IVF
2) Perdarahan GI
3) Kulit disekitar kantong stoma, evaluasi adanya kemarahan di sekitar stoma

SYARAF DAN PERILAKU


a. Nilai gcs, kekuatan otot, tanda fraktu basik kranii
b. Mengukur kekuatan otot pada pasien stroke, pengkajian disfagia, pengkajian 12 syaraf
kranial, mengkaji reflek fisiologis dan pathologis, membedakan cidera kepala (ringan,
sedang, berat)
c. Masalah: perfusi, mobilitas fisik
d. Tindakan: NGT, manajemen TIK, melatih ROM, manajemen kejang, rehabilitasi pasien
stroke
e. Fokus pengkajian
1) Perubahan status mental dan kognitif, tingkat kesadaran GCS, orientasi pada pasien
stroke hemoragik, cidera kepala, dan menigitis
2) Pemeriskaan fisik: wajah tidak simetris, pelo, parese, tanda fraktur basik kranii;
rinorea, ortorea, racoon eyes dll
3) Perubahan sensorik
4) Perubahan motorik; gaya berjalan, keseimbangan dan koordinasi pada pasien stroke,
cidera medula spinalis
5) Gangguan 12 syaraf pd strok dan meningitis
6) Gangguan reflek: fisiologis dan pathologis pada pasien meningitis
f. Fokus diagnosis;
1) Resiko perfusi jaringan cerebral tidak efektif
2) Gangguan mobilitas fisik
3) Resiko aspirasi
g. Fokus intervensi
1) Pemsangan NGT
2) Latihan ROM
3) Manajemen pencegahan peningkatan TIK
4) Manajemen kejang pada pasien epilepsi
WWW.KANDURU.NET

5) Pemantauan status oksigenasi cerebral dan perifiper


6) Pengaturan tirah baring untk mencegah dokubitus
7) Latihan menelan dan terapi bicara pada pasien disfagia
8) Fisoterapi: latihan berjalan , berdiri, keseimbangan dan koordinasi
9) Toilet training
10) Pemasangan collar neck

ENDOKRIN
a. Trias DM (poluri, polifagi, polidipsi), pengkajian riwayat keluarga dan gaya hidup,
membedakan hipo dan hyper tiroid , hasil lab T3 dan T4
b. Tindkan hypo dan hyper glikemia, monitor kadar gula darah
c. Pemberian insulin, perawatan ulkus
d. Fokus diagosis
1) Defisit volume cairan
2) Kehilangan cairan pada penderita DM tipe 2
3) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4) Ketidak stabilan kadar gula darah
e. Fokus intervensi
1) Pemberia insulin
f. Fokus evaluasi
1) Kadar gula darah

MUSKULO SKELETAL
a. Pegkajian status neurovaskular, OA, Gout, osteoporosis, tanda dislokasi, komplikasi
fraktur
b. Masalah nyeri, kerusakan mobilitas fisik, resiko gangguan neurovaskular dan koping
tidak efektif.
c. Mengidentifikadi ciri kompartemen sindrom, manajemen: strain, sprain, pemasangan:
traksi, gips, paska amputasi, kruk, fitting kaki palsu.
d. Perawatan post: op, traksi, gips
WWW.KANDURU.NET

e. Fokus pengkajian:
1) Status neurovaskular 5P ( pain, paralisis, parestesi, pulse, pale)
2) Komplikasi fraktur
f. Fokus diagnosis
1) Nyeri akut
2) Kerusakan mobilitas fisik
3) Resiko kerusakan neurovascular
g. Fokus intervensi:
1) Mnajemen fraktur
2) RICE
3) Perawatan gips dan pemerikasaan neurovaskular setelah pemasangan gips: nyeri
hebat, tidak ada nadi, parestesi, paralisis - gips di buka
4) Perawatan traksi; stabilisasi, aligmen, dan tarikan pada fraktur
5) Perawatan kruk: pengukuran pada posisis supine ujung kruk berada 15cm disamping
tumit. Ujung kruk ke axila 4-5cm. Pada posisi berdiri: posisi kruk dengan ujung kruk
berada 14-15cm di depan kaki
h. Fokus evaluasi
1) Mencegah kompetemen sindrom
2) Tindakan fasciotomy

PERKEMIHAN
a. Mengevaluasi Perdarahan paska TURP, menginterpretasi hasil laboratorium GFR, BUN,
kreatinin dan elektrolit
b. Kolaborasi pemasangan kateter.
c. Diet dan pembatasan cairan pada pasien hemodialisis.
d. Irigasi post TURP
e. Fokus pengkajian:
1) CKD
2) Pasien dengan hemodialisa
3) Pasien dengan BPH
f. Fokus diagnosis
1) Kelebihan volume cairan
WWW.KANDURU.NET

2) Gangguan eliminasi urin


g. Fokus intervensi
1) CKD: Monitoring balance cairan, timbang bb tiap hari, batasi intake cairan,
pengendalian tekanan darah, pengendalian anemia.
2) BPH: irigasi paska TURP, pertahankan kelancaran aliran urine
3) Kateter: setelah urine keluar, sesuai anatomi kateter, maka masukan sebanyak 5cm
untuk memastikan balon berada di vesika urinaria.

INTEGUMEN
a. Luas luka bakar, klasifikasi luka bakar
b. Manajemen cairan pada pasien luka bakar
c. Fokus pengkajian:
1) Rule of nine
2) Pengkajian luka bakar berdasarkan kerusakan lapisan kulit; I – III
3) Pengkajian syok pada pasien luka bakar
d. Fokus diagnosis:
1) Kerusakan integritas kulit
2) Kekurangan volume cairan
e. Fokus intervensi
1) Rumus parkland/baxter: 4ml x luas luka bakar x berat badan. Cairan yang diberikan
kristaloid.
2) Monitoring dan hitung jumlah pemasukan dan pengeluaran cairan setiap 30 menit
3) Waspada tanda kelebihan cairan
f. Fokus evaluasi
1) Normal urine output 0,5 – 1 ml/kg bb/jam

DARAH DAN KEKEBALAN


a. Elisa, beda panas pada DHF dan yang lain, rumple leed
b. Kekurangan cairan dan resiko perdarahan
c. Fokus pengkajian:
1) SLE
2) Anemia
WWW.KANDURU.NET

3) HIV
d. Fokus diagnosis
1) Fatique
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan
3) Gangguan perfusi jaringan
4) Risti infeksi
e. Fokus intervensi:
1) SLE: cegah terpapar sinar ultraviolet, monitor komplikasi
2) Anemia: aktivitas, mempertahankan nutrisi
3) HIV: cairan 3L/hari, monitor tanda infeksi
4) Tranfusi darah; jika terjadi reaksi alergi pada 15 menit pertama, stop transfusi
f. Fokus anemia
1) Anemia: fatique berkurang
2) HIV: integritas kulit, infeksi tidak terjadi, paham tentang HIV AIDS

PENGINDERAAN
a. Visus, rinne dan weber
b. Gangguan pesepsi sensori
c. Perawtan pasien katarak
d. Pemberian tetes telinga
e. Fokus pengkajian:
1) Visus, tekanan intra okuler
2) Tes pendengaran
3) Tanda infeksi hidung dan telinga
4) Nyeri, rinore dan vertigo
f. Fokus diagnosis:
1) Gangguan persepsi sensori
2) Nyeri akut
3) Resiko infeksi
4) Resiko ijuri
5) Kecemasan
6) Kurang pengetahuan
WWW.KANDURU.NET

g. Fokus intervensi
1) Ketajaman penglihatan
2) Jenis tuli
3) Penkes
4) Post op katarak, glukoma, tympanoplasty
5) Pemberian obat irigasi, tetes mata telinga hidung dan irigasi

TINDAKAN
1. Per rektal
2. Perawatan perineal anak
3. Pemberian salep mata
4. Uji torniquet
5. Pemberian transfusi darah
6. NGT
7. Fototerapi
8. Pemberian oksigen
9. Test mantoux
10. Imunisasi: BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak
11. Mentode kangguru
12. Peran bermain
13. Stimulasi perkembangan
14. Menghitung usia anak

MATERNITAS
1. ANTENATAL
a. Menentukan status obstetrik, usia kehamilan, taksiran persalinan
b. Pemeriksaan leopold I-IV
c. Perdarahan
d. Plasenta previa
e. Hiperemesis gravidarum
f. PEB
2. INTRANATAL
WWW.KANDURU.NET

a. Kemajuan persalinan, IMD, APGAR, KPD


b. Manajemen nyeri, penggunaan partograf, APN, mecegah hypotermi pada bayi
c. Tindakan amniotomi, pemberian oksitosin
3. POSTNATAL
a. Involusi uteri, reflek menyusu pada bayi, REEDA, tanda Homan, KB, atonia uteri,
trauma persalinan, lochea, tanda bahaya nipas, adaptasi fisiologis, dan psikologis
postpartum
b. Masalah: resiko infeksi, resiko perdarahan, kurang pengetahuan, pemberian asi tidak
efektif
c. Bladder training, discharge planning
4. Kesehatan reproduksi
a. Servisitis, gonorhoe, kanker, manopouse
b. Sadari, pap smear, IVA

JIWA
1. Faktor predisposisi dan presipitasi Ansietas, gangguan citera tubuh, HDR, ketidak
berdayaan
2. Ganguan jiwa, Predisposisi halusinasi, perilaku kekerasan, waham, hdr, isolasi sosial,
defisit perawatan diri, dan resiko bunuh diri.

MANAJEMEN
1. Fungsi manajemen (planning, organizing, staffing, actuating, controling)
2. Gaya kepemimpinan (otokratik, paternalistik, karismatik, laissez faire, demokratik)
3. Model asuhan: keperawatan tim, model primer, manajemen kasus, model tim primer,
4. Modalitas dalam manajemen keperawatan:
a. Diskusi refleksi kasus
b. Operan
c. Pre konferensi
d. Post konferensi
5. Tingkat ketergantungan
a. Perawatan minimal
b. Perawatan parsial
WWW.KANDURU.NET

c. Perawatan total

GADAR
1. Triase bencana dan rumah sakit, labeling, warna, level, ABCD
2. Suction
3. EKG sederhana: menghitung heart rate, ventrikel takikardi, ventrikle fibrilasi
4. SKA

KELUARGA GERONTIK
1. Fungsi keluarga : aspek instrumental dan ekspresif
2. Masalah Sifat masalah, kemungkinan masalah dapat dirubah, potensi masalah untuk
dicegah, masalah yang menonjol
3. Menghitung BMI
4. Penkes hipertensi
WWW.KANDURU.NET

SOP PEMASANGAN KANTONG KOLOSTOMI ATAU ILEOSTOMI

1. Kaji kondisi kantong atau barier kulit yang terpasang untuk melihat adanya kebocoran
dan perhatikan penampakanstoma dibawahnyadan insisi bedah. Tanyakan klien tentang
rasa tidak nyaman pada atau disekitar stoma. (mungkin dibutuhkan sarung tangan)
2. Perhatikan jumlah drainase dari stoma.
3. Kaji kulit disekitar stoma, perhatikan adanya jaringan parut, lipatan atau tonjolan kulit.
4. Tetapkan sejauh mana pengetahuan dan pemahaman klien tentang ostomi.
5. Kumpulkan peralatan yang dibutuhkan :
a. Barier kulit (wafers seperti Stornahesive, Hollihesive, pasta atau bedak)
b. Kantong ostomi
c. Peralatan penutup atau klem
d. Plester hipoalergik dan atau ikat pinggang
e. Lap basah, handuk, baskom cuci berisi air hangat
f. Pembersih kulit (Sween atau Bard) atau sabun lembut
g. Sarung tangan sekali pakai
6. Pilih waktu yang optimal untuk mengganti kantong/ barier kulit (mis: saat klien sedang
merasa nyaman, diantara waktu makan, atau sebelum pemberian obat-obatan yang
dapat mempengaruhi fungsi usus)
7. Jelaskan prosedur (jika klien tidak mengetahui teknik); atau member klien kesempatan
untuk mengatur langkah-langkah penggantian kantong. Pastikan bahwa klien
mengobservasi prosedur.
8. Atur posisi klien terlentang atau duduk saat pemasangan kantong; jika klien mampu
berdiri , bantu klien mengambil posisi berdiri.
9. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
10. Tutup gorden kamar atau pintu kamar.
11. Apabila kantong penuh, geser klem dan kosongkan isinya dari bagian bawah kantong
kedalam bedpan.
12. Angkat peralatanyang lama dalam satu kesatuan.
13. Cuci kulit dengan lembut dengan menggunakan pembersih kulit atau dengan
menggunakan sabun dan air yang digunakan. Buang sekresi dari kulit.
14. Bilas ssabun secara seksama. Biarkan sampai kering.
WWW.KANDURU.NET

15. Apabila darah muncul setelah mencuci, yakinkan klien bahwa sejumlah kecil darah
adalah hal yang normal. Klarifikasi apa yang dimaksud pengeluaran darah yang
abnormal.
16. Observasi kondisi kulit dan stoma. Dorong klien untuk melakukan observasi ini setiap
hari. Ukur kembali ukuran stoma.
17. Apabila terdapat lipatan abdomen atau jika kontur abdomen tidak beraturan , isi dengan
barier tipe pasta.
18. Biarkan pasta mongering 1 sampai 2 menit.
19. Apabila kontur abdomendatae atau setelah pasta mongering, siapkan barier kulit
dengan menggunakan penyegel kulit atau pasta karaya. Lubangi barier kulit sedikit
lebih besar dari stoma, dampai 30 mm. buat irisan radial dari bagian tengah lubang.
Gunting secara melingkar pada sisi barier kulit.
20. Persiapankan kantong ostomi; untuk kantong yang belum digunting, lubangi bagian
tengah lempeng 30mm lebih besar daripada lubang pada barier.
21. Lepaskan pelapis kertas dari lempengan kantong dan tempelkan pada sisi barier yang
mengkilat dan tidak tertutup.
22. Lepaskan pelapis dan barier dan tempelkan barier dengan kantong sebagai satu unit ke
unit. Rapikan dari bagian tengah. Tahan selama satu sampai tiga menit. Pasang pada
posisi yang memfasilitasi pengosongan kantong.
23. Pasang plester hipoalergi dan atu ikat pinggangsesuai kebutuhan pada sisi lempengan
diatas barier kulit.
24. Lipat ujung bagian bawah kantong kea rah atas untuk menyesuaikan dengan klem atau
peralatan penutup. Amankan klem.
25. Buang peralatan lama ke dalam kantong plastik dan buang ke tempat sampah yang
terbuat dari bahan parasut. (pastikan bahwa peralatan ini bukan peralatan yang dapat
digunakan ulang, karena peralatan yang dapat digunakan ulang tidak dibuang
melainkan dapat dipakai kembali beberapa kali)
26. Lepaskan sarung tangan yang kotor dan buang ke tempat sampah yang sesuai.
27. Cuci tangan.
28. Bantu klien untuk mengambil posisi yang nyaman jika dibutuhkan.
29. Catat informasi yang berhubungan; tipe kantong dan barier kulit, jumlah dan
penampakan feces, kondisi stoma dan kulit disekitarnya, kemampuan klien untuk
melakukan perawatan ostomi secara mandiri.
WWW.KANDURU.NET

Sumber : Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Volume 2 Edisi 4
Potter & Perry
WWW.KANDURU.NET

KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. FUNGSI PERAWATA KOMUNITAS

1. Client Advocate (Pembela Klien)


Tugas perawat :
Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi
dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan
untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya.
Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit
dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat
adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga
diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk
didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).

Hak-Hak Klien (Dysparty,1998) antara lain :


a. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
b. Hak atas informasi tentang penyakitnya
c. Hak atas privacy
d. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
e. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.

Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :


a. Hak atas informasi yang benar
b. Hak untuk bekerja sesuai standart
c. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
d. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
e. Hak atas rahasia pribadi
f. Hak atas balas jasa
WWW.KANDURU.NET

2. Conselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan
untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan
emosional dan intelektual.
Peran perawat :
Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk
meningkatkan kemampuan adaptasinya.
Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan

3. Educator :
Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru membantu murid
untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau
banyak pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk merubah
perilaku adalah tujuannya. (Redman, 1998 : 8 ). Inti dari perubahan perilaku selalu
didapat dari pengetahuan baru atau ketrampilan secara teknis.

a. Dilakukan kepada klien /klg , tim kes. Lain baik secara spontan pada saat berinteraksi
maupun formal.
b. Membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam upaya meningkatkan kesehatan .
c. Dasar pelaksanaan adalah intervensi dalam proses keperawatan.

4. Collaborator
Peran Sebagai Kolaborator Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya dalam kaitannya membantu
mempercepat penyembuhan klien.

5. Cordinator
WWW.KANDURU.NET

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi


pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemeberian pelayanan kesehatan dapat
terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
Tujuan Perawat sebagi cordinator adalah :
a. Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan menguntungkan klien.
b. Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.
c. Menggunakan keterampilan perawat untuk :
1) Merencanakan
2) Mengorganisasikan
3) Mengarahkan
4) Mengontrol

6. Change Agent
Pembawa perubahan adalah seseorang yg berinisiatip membantu orla membuat
perubahan pada dirinya atau pada system (Kemp,1986). Mengidentifikasi masalah,
mengkaji motifasi pasien dan membantu klien tuk berubah, menunjukan alternated,
menggali kemungkinan hasilk dari alternative, mengkaji sumber daya menunjukan peran
membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase
dari proses perubahan dan membimbing klien melalui fase ini (Marriner Torney)
B. Tingkat Pencegahan

1. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit sebelum terjadi
karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat kesehatan secara umum dan
perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan kesehatan
baik pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga mencakup tindakan
spesifik yang melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan
perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan
ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.

2. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih awal dengan
mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor resiko
WWW.KANDURU.NET

dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk


melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.

3. Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan stadium dini
dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar dapat secara optimal
berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada
penderita patah tulang.

C. Upaya Keperawatan Komunitas


1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat dengan jalan memberikan:
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks.

2. UPAYA PREVENTIF
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah.
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

3. UPAYA KURATIF
WWW.KANDURU.NET

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,


kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui
kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

4. UPAYA RAHABILITATIF
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang
dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita
penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui
kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah
tulang maupun kelainan bawaan
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya
TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat.

5. UPAYA RESOSIALITATIF
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok
khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang
diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau
kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma
dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat
menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan
menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya
membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat
dimengerti
WWW.KANDURU.NET

ALAT Ukur Lansia

Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)


Penilaian untuk mengetahui fungsi intelektual lansia

Nama klien : Tanggal :


Jenis kelamin : Umur : tahun
Agama : Suku :
Alamat :
Pewawancara :

Skor
+ - NO Pertanyaan Jawaban
1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang ini?
3 Apa nama tempat ini?
4 Dimana alamat anda?
5 Berapa umur anda?
6 Kapan anda lahir?
7 Siapa presiden Indonesia
sekarang?
8 Siapa presiden sebelumnya?
9 Siapa nama kecil ibu anda?
10 Kurang 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap angka
baru, semua secara menurun !
Jumlah Kesalahan Total

Kesimpulan:

1. Kesalahan 0 – 2 = Fungsi intelektual utuh


2. Kesalahan 3 – 4 = Kerusakan intelektual Ringan
3. Kesalahan 5 – 7 = Kerusakan intelektual Sedang
WWW.KANDURU.NET

4. Kesalahan 8 – 10 = Kerusakan intelektual Berat

Keterangan:
a. Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan bila subyek hanya berpendidikan SD
b. Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 (satu) kesalahan bila subyek mempunyai pendidikan lebih
dari SD
c. Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan untuk subyek kulit hitam, dengan
menggunakan kriteria pendidikan yang lama.
WWW.KANDURU.NET

Apgar Keluarga Dengan Lansia


Skrining untuk melengkapi pengkajian fungsi sosial

Suatu Alat Skrining Singkat Yang Dapat Digunakan Untuk Mengkaji Fungsi Sosial Lansia

Nama klien : Tanggal :


Jenis kelamin : Umur : tahun
Agama : Suku :
Alamat :

No Uraian Fungsi Skor


1 Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu Adaptation 1
sesuatu menyusahkan saya
2 Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan saya dan Partneship 1
mengungkapkan masalah dengan saya
3 Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk Growth 1
melakukan aktivitas atau arah baru
4 Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi- Affection 1
emosi saya seperti marah, sedih atau mencintai
5 Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya Resolve 1
menyediakan waktu bersama-sama

Keterangan: Total 5
Selalu = 2,
Kadang-kadang = 1,
Hampir tidak pernah = 0
WWW.KANDURU.NET

Inventaris Depresi Beck


Mengetahui tingkat depresi lansia

Nama klien : Tanggal :


Jenis kelamin : Umur : tahun
Agama : Suku :
Alamat :

Skor Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia – sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa – apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
3 Saya benar – benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan ke belakang semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa bersalah
3 Saya merasa seolah – olah sangat buruk atau tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
WWW.KANDURU.NET

1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar – benar bersalah
F. TIdak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran – pikiran mengenai membahayakan diri sendiri
H. Menarik diri dari social
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli pada
mereka
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu – raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambl keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan permanent dalam penampilan saya dan in
membuat saya tidak tertarik
1 Saya kuatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulian kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
WWW.KANDURU.NET

2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira – kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tida merasa lebih lelah dari biasanya.
M. Anoreksia
3 Saya tidak mempunyai napsu makan sama sekali
2 Napsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Napsu makan saya tidak sebaik sebellumnya
0 Napsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya.

Penilaian
0-6 Depresi tidak ada atau minimal
7-13 Depresi ringan
14-21 Depresi sedang
22-39 Depresi berat
WWW.KANDURU.NET

MINI MENTAL STATE EXAM ( MMSE )


( Menguji Aspek-Aspek Kognitif dari Fungsi Mental )

Nilai Pasien Pertanyaan


Maksimum
Orientasi
5 (Tahun) (Musim) (Tanggal) (Hari) (Bulan apa sekarang)?
5 Dimana kita: (Negara bagian) (Wilayah) (Kota) (Rumah
sakit) (Lantai )?
Registrasi
3 Sebutkan Nama 3 Objek : 1 detik untuk mengatakan masing-
masing. Kemudian tanyakan klien ketiga objek setelah anda
telah mengatakannya. Beri 1 poin untuk setiap jawaban yang
benar. Kemudian ulangi sampai ia mempelajari ketiganya.
Jumlah percobaan dan catat.
Percobaan: ………
Perhatian dan Kalkulasi
5 Seri 7’s 1 poin untuk setiap kebenaran
Berhenti setelah 5 jawaban. Berganti eja “kata” ke belakang
Mengingat
3 Meminta untuk mengulang ketiga objek diatas
Berikan 1 poin untuk setiap kebenaran
Bahasa
9 Nama Pensil dan melihat ( 2 poin )
Mengulang hal berikut : “tidak ada jika, dan, atau tetapi” ( 1
poin )
Nilai Total

Kaji tingkat kesadaran sepanjang kontinum:


a. Composmentis
b. Apatis
c. Somnolen
d. Suporus
WWW.KANDURU.NET

e. Coma
Keterangan:
a. > 23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik
b. 18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan.
c. ≤ 17 : terdapat kerusakan aspek mental berat.
WWW.KANDURU.NET

PENGKAJIAN EMOSIONAL MANULA


Identifikasi Masalah Emosional

Tanggal :
Nama klien :
Jenis kelamin :
Umur :
TB/BB : ……cm/……kg
Agama :
Suku :
Golongan darah :
Tahun pendidikan : ……SD, ……SMP, ……SMA, ……PT
Alamat :

Tahap I
1. Apakah klien mengalami susah tidur?

Ya Tidak

2. Apakah klien sering merasa gelisah?

Ya Tidak

3. Apakah klien sering murung atau menangis sendiri?

Ya Tidak

4. Apakah klien sering merasa was-was atau khawatir?

Ya Tidak
WWW.KANDURU.NET

Lanjutkan ke tahap 2 bila minimal ada satu jawaban “ya” pada tahap I

1. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan.

Ya Tidak

2. Ada masalah atau banyak pikiran.

Ya Tidak

3. Ada gangguan atau masalah dengan keluarga lain?

Ya Tidak

4. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter?

Ya Tidak

5. Cenderung mengurung diri?

Ya Tidak

Jika ada minimal satu jawaban “ya” maka masalah emosional (+)
WWW.KANDURU.NET

INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari

Tanggal :
Nama klien :
Jenis kelamin :
Umur :
TB/BB : ……cm/……kg
Agama :
Suku :
Golongan darah :
Tahun pendidikan : ……SD, ……SMP, ……SMA, ……PT
Alamat :

Skore Criteria
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaiandan mandi
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari
fungsitersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan
satufungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaiandan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari kecuali mandi,
berpakaian,ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari kecuali mandi,
berpakaian,ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Lain- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
lain sebagaiC, D, E, atau F
WWW.KANDURU.NET

Modifikasi dari Barthel Indeks

No Criteria Dengan Mandiri Keterangan


bantuan
1. Makan Frekuensi:
Jumlah:
Jenis:
2. Minum Frekuensi:
Jumlah:
Jenis:
3. Berpindah dari kursi roda ke
tempat tidur begitu pula
sebaliknya.
4. Personal toilet (cuci muka, Frekuensi:
menyisir rambut, gosok gigi)
5. Keluar masuk toilet (mencuci
pakaian, menyeka tubuh,
menyiram)
6. Mandi Frekuensi:
7. Jalan di permukaan datar
8. Naik turun tangga
9. Mengenakan pakaian
10. Control bowel (BAB) Frekuensi:
Konsistensi:
11. Control bladder (BAK) Frekuensi:
Warna:
12. Olahraga/latihan Frekuensi:
Jenis:
13. Rekreasi/pemanfaatan waktu Jenis:
luang Frekuensi:
WWW.KANDURU.NET

INDEKS BARTHEL

Variabel: Kemampuan Fungsional


Merupakan alat ukur yang di gunakan untuk mengetahui kemampuan fungsional pada
pasien yang mengalami gangguan system syaraf.

Prosedur tes:
Pasien dinilai dengan menggunakan Barthel Indeks pada awal treatment, selama
rehabilitasi dan pada akhir masa rehabilitasi. Hal ini digunakan untuk menilai peningkatan
treatment yang dilakukan terhadap pasien.

No Aktifitas Score
Dependence Independence
1 Pemeliharaan kesehatan diri 0 5
2 Mandi 0 5
3 Makan 5 10
4 Toilet (aktifitas bab & bab) 5 10
5 Naik/turun tangga 5 10
6 Berpakaian 5 10
7 Kontrol bab 5 10
8 Kontrol bak 5 10
9 Ambulasi 15
Kursi roda 10
(bila px a,bulasi dengan kursi
roda)

10 Transfer kursi/bed 5-10 15


Total: 100

Kriteria hasil:

A. 0-100
B. 0-20 = ketergantungan penuh
21-61 = ketergantungan berat (sangat tergantung)
WWW.KANDURU.NET

62-90 = ketergantungan moderat


91-99 = ketergantungan ringan
100 = mandiri
Skala
A. Numerik (ratio)
B. kategorik (ordinal)
WWW.KANDURU.NET

PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK LANSIA


Lembar Observasi Keseimbangan Lansia

Tanggal :
Nama klien :
Jenis kelamin :
Umur :
TB/BB : ……cm/……kg
Agama :
Suku :
Golongan darah :
Tahun pendidikan : ……SD, ……SMP, ……SMA, ……PT
Alamat :

Komponen
utama dalam Langkah-langkah Kriteria Nilai
bergerak
A. perubahan 1. Bangun dari kursi 1. Tidak bangun dari tempat duduk
posisi atau dengan satu gerakan, tetapi mendorong
gerakan tubuhnya keatas dengan tangan atau
keseimbangan bergerak kedepan kursi terlebih dahulu,
tidak stabil pada saat berdiri pertama
2. Duduk ke kursi kali.
2. Menjatuhkan diri kekursi, duduk
3. Menahan ditengah kursi
dorongan pada 3. Pemeriksa mendorong sternum
sternum (perlahan-lahan sebanyak 3 kali). Klien
menggerakkan kaki memegang objek
untuk dukungan, kaki tidak menyentuh
(mata ditutup) sisi-sisinya.
4. Bangun dari kursi
5. Duduk ke kursi 4. Kriteria sama dengan kriteria untuk
mata terbuka
WWW.KANDURU.NET

6. Menahan 5. Kriteria sama dengan kriteria untuk


dorongan pada mata terbuka
sternum 6. Kriteria sama dengan kriteria untuk
7. Perputaran leher mata terbuka

7. Menggerakkan kaki, memegang obyek


untuk dukungan kaki tidak menyentuh
sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing
8. Gerakan atau keadaan tidak stabil.
menggapai 8. Tidak mampu untuk menggapai sesuatu
sesuatu dengan bahu fleksi max, sementara
berdiri pada ujung-ujung jari kaki tidak
stabil, memegang sesuatu untuk
dukungan.
9. Membungkuk
9. Tidak mampu membungkuk untuk
mengambil objek-objek kecil dari
lantai, memegang onjek untuk bisa
berdiri, memerlukan usaha-usaha
multiple untuk bangun.

B. gaya 10. minta klien untuk ragu-ragu, tersandung, memegang


berjalan/gerak berjalan ketempat objek untuk dukungan
yang ditentukan
11. ketinggian
langkah kaki (saat kaki tidak naik dari lantai secara
berjalan) konsisten (menggeser atau menyeret
kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi
12. Kontinuitas (>50 cm)
langkah kaki setelah langkah-langkah awal, langlkah
(diobservasi dari menjadi tidak konsisten, memulai
samping klien)
WWW.KANDURU.NET

13. Kesimetrisan mengangkat satu kaki sementara yang


langkah lain menyentuh tanah.
(diobservasi dari Tidak berjalan pada garis lurus,
samping klien) bergelombang dari sisi ke sisi.
14. Penyimpangan
jalur pada saat
berjalan
(diobservasi dari Tidak berjalan pada garis lurus,
belakang klien) bergelombang dari sisi ke sisi.
15. Berbalik

Berhenti sebelum berbalik, jalan


sempoyongan, bergoyang, memegang
onjek untuk dukungan.
Intervensi hasil
0-5 = resiko jatuh rendah
6-10 = resiko jatuh sedang
11-15 = resiko jatuh tinggi
WWW.KANDURU.NET

GERIATRI DEPRESSION SCALE ( GDS )


Joseph J. Gallo ( 1998 : 81 ), mengatakan bahwa salah satu langkah awal yang penting dalam
penatalaksanaan depresi adalah mendeteksi atau mengidentifikasi. Salah satu instrumen yang
dapat membantu adalah GDS (Geriatri Depression Scale). Skala depresi geriatri (GDS)
adalah suatu kuesioner, terdiri dari 30 pertanyaan yang harus dijawab. GDS ini dapat
dimampatkan menjadi hanya 15 pertanyaan yang harus dijawab. Sederhana saja, hanya
dengan “YA atau TIDAK”, suatu bentuk penyederhanaan dari skala yang mempergunakan
lima rangkai respon kategori. Kuesioner ini mendapatkan angka dengan memberi satu pokok
untuk masing – masing jawaban yang cocok dengan apa yang ada dalam sintesa di belakang
pertanyaan tertulis tersebut. Angka akhir antara 10 sampai 11, biasanya dipergunakan sebagai
suatu tanda awal untuk memisahkan pasien tersebut masuk ke dalam kelompok depresi atau
kelompok non depresi.
Geriatri Depression Scale ( GDS ) tersebut terpilah dari 100 pertanyaan yang dirasakan
berhubungan dengan ketujuh karakteristik depresi pada kehidupan lansia. Secara khusus 100
pertanyaan tersebut dikelompokkan secara apriori ke dalam beberapa sisi yaitu :
1) Kekuatiran somatis
2) Penurunan afek
3) Gangguan kognitif
4) Kurangnya orientasi terhadap masa yang akan datang
5) Kurangnya harga diri
Menurut Joseph J. Gallo ( 1998 : 85 ), secara umum terdapat 15 pertanyaan yang harus
diajukan pada lansia dalam instrumen Geriatri Depression Scale (GDS) adalah sebagai
berikut :
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda ?
2. Apakah anda telah banyak menghentikan aktivitas dan minat – minat anda ?
3. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ?
4. Apakah anda sering merasa hidup anda bosan ?
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat ?
6. Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan akan terjadi pada anda ?
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda ?
8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya ?
9. Apakah anda lebih senang tinggal di rumah dari pada pergi ke luar dan mengerjakan sesuatu
hal yang baru ?
WWW.KANDURU.NET

10. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingatan anda di bandingkan
kebanyakan orang ?
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan ?
12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini ?
13. Apakah anda merasa penuh semangat ?
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan ?
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari pada anda ?
Menurut JA Yesavage dan TL Brink yang dikutip Josep J. Gallo ( 1998 : 85 ), penentuan
skornya adalah :
1. Skor 20 – 40 : Tidak ada depresi
2. Skor 41 – 60 : Depresi ringan
3. Skor 61 – 80 : Depresi sedang
4. Skor 81 - 100 : Depresi berat
WWW.KANDURU.NET

BERG BALANCE SCALE

Berg balance scale (BBS) merupakan skala untuk mengukur keseimbangan static dan
dinamik secara objektif, yang terdiri dari 14 item tugas keseimbangan (balance task) yang
umum dalam kehidupan sehari-hari.

No Item keseimbangan Skor (0-4)


1. Duduk ke berdiri 4 = dapat berdiri tanpa menggunakan tangan dan
menstabilkan independen.
3 = mampu berdiri secara independen menggunakan tangan.
2 = mampu berdiri menggunakan tangan setelah mencoba.
1 = perlu bantuan minimal untuk berdiri atau menstabilkan
0 = perlu asisten sedang atau maksimal untuk berdiri.
2. Berdiri tanpa 4 = dapat berdiri dengan aman selama 2 menit.
penunjang 3 = mampu berdiri 2 menit dengan pengawasan.
2 = dapat berdiri 30 detik yang tidak dibantu/ditunjang.
1 = membutuhkan beberapa waktu untuk mencoba berdiri
30 detik yang tidak dibantu.
0 = tidak dapat berdiri secara mandiri selama 30 detik
3. Duduk tanpa 4 = bisa duduk dengan aman dan aman selama 2 menit
penunjang 3 = bisa duduk 2 menit dengan pengawasan
2 = mampu duduk selama 30 detik
1 = bisa duduk 10 detik
0 = tidak dapat duduk tanpa penunjang
4. Berdiri ke duduk 4 = duduk dengan aman dengan menggunakan minimal
tangan
3 = mengontrol posisi turun dengan menggunakan tangan
2 = menggunakan punggung kaki terhadap kursi untuk
mengontrol posisi turun
1 = duduk secara independen tetapi memiliki keturunan
yang tidak terkendali
0 = kebutuhan membantu untuk duduk.
WWW.KANDURU.NET

5. Transfer 4 = dapat mentransfer aman dengan penggunaan ringan


tangan
3 = dapat mentransfer kebutuhan yang pasti aman dari
tangan
2 = dapat mentransfer dengan pengawasan
1 = membutuhkan satu orang untuk membantu
0 = membutuhkan dua orang untuk membantu atau
mengawasi
6. Berdiri dengan mata 4 = dapat berdiri 10 detik dengan aman
tertutup 3 = dapat berdiri 10 detik dengan pengawasan
2 = mampu berdiri 3 detik
1 = tidak dapat menjaga mata tertutup 3 detik tapi tetap
aman
0 = membutuhkan bantuan agar tidak jatuh
7. Berdiri dengan kaki 4 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara
rapat independen dan berdiri 1 menit aman
3 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara
independen dan berdiri 1 menit dengan pengawasan
2 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara
mandiri tetapi tidak dapat tahan selama 30 detik
1 = memerlukan bantuan untuk mencapai posisi tapi mampu
berdiri 15 kaki bersama-sama detik
0 = memerlukan bantuan untuk mencapai posisi dan tidak
dapat tahan selama 15 detik

8. Menjangkau ke depan 4 = dapat mencapai ke depan dengan percaya diri 25 cm (10


dengan tangan inci)
3 = dapat mencapai ke depan 12 cm (5 inci)
2 = dapat mencapai ke depan 5 cm (2 inci)
1 = mencapai ke depan tetapi membutuhkan pengawasan
0 = kehilangan keseimbangan ketika mencoba /
memerlukan dukungan eksternal
WWW.KANDURU.NET

9. Mengambil barang 4 = dapat mengambil sandal aman dan mudah


dari lantai 3 = dapat mengambil sandal tetapi membutuhkan
pengawasan
2 = tidak dapat mengambil tetapi mencapai 2-5 cm (1-2
inci) dari sandal dan menjaga keseimbangan secara bebas
1 = tidak dapat mengambil dan memerlukan pengawasan
ketika mencoba
0 = tidak dapat mencoba / membantu kebutuhan untuk
menjaga dari kehilangan keseimbangan atau jatuh
10. Menoleh ke belakang 4 = tampak belakang dari kedua sisi dan berat bergeser baik
3 = tampak belakang satu sisi saja sisi lain menunjukkan
pergeseran berat badan kurang
2 = hanya menyamping tetapi tetap mempertahankan
keseimbangan
1 = perlu pengawasan saat memutar
0 = butuh bantuan untuk menjaga dari kehilangan
keseimbangan atau jatuh
11. Berputar 360 derajat 4 = mampu berputar 360 derajat dengan aman dalam 4 detik
atau kurang
3 = mampu berputar 360 derajat dengan aman satu sisi
hanya 4 detik atau kurang
2 = mampu berputar 360 derajat dengan aman tetapi
perlahan-lahan
1 = membutuhkan pengawasan yang ketat atau dengan lisan
0 = membutuhkan bantuan saat memutar
12. Menempatkan kaki 4 = mampu berdiri secara independen dengan aman dan
bergantian di bangku menyelesaikan 8 langkah dalam 20 detik
3 = mampu berdiri secara mandiri dan menyelesaikan 8
langkah dalam> 20 detik
2 = dapat menyelesaikan 4 langkah tanpa bantuan dengan
pengawasan
1 = dapat menyelesaikan> 2 langkah perlu assist minimal
WWW.KANDURU.NET

0 = membutuhkan bantuan agar tidak jatuh / tidak mampu


untuk mencoba
13. Berdiri dengan satu 4 = mampu menempatkan tandem kaki secara independen
kaki didepan dan tahan 30 detik
3 = mampu menempatkan kaki depan independen dan tahan
30 detik
2 = dapat mengambil langkah kecil secara mandiri dan
tahan 30 detik
1 = kebutuhan membantu untuk melangkah tapi dapat
menyimpan 15 detik
0 = kehilangan keseimbangan saat melangkah atau berdiri

14. Berdiri dengan satu 4 = mampu mengangkat kaki secara independen dan tahan>
kaki 10 detik
3 = mampu mengangkat kaki secara independen dan tahan
5-10 detik
2 = mampu mengangkat kaki secara independen dan tahan ≥
3 detik
1 = mencoba untuk angkat kaki tidak bisa tahan 3 detik
tetapi tetap berdiri secara independen.
0 = tidak dapat mencoba kebutuhan membantu untuk
mencegah jatuhnya.

Total score = 56
Interpretasi
0-20 = harus memakai kursi roda (wheelchair bound)
21-40 = berjalan dengan bantuan
41-56 = mandiri/independen
WWW.KANDURU.NET

RUMUS PERHITUNGAN DALAM KEPERAWATAN

1. Menghitung Usia Kehamilan


𝑇𝐹𝑈 (𝑐𝑚)
= 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑘𝑒ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
3,5 𝑐𝑚

Contoh Kasus
Seorang ibu hamil dengan G1P0A0 datang ke poli kandungan untuk ante natal care.
Saat pemeriksaan diperoleh hasil TFU 28 cm. Berapa usia kandungan ibu tersebut?
A, 5
B, 6
C, 7
D, 9
E, 8

Jawab
Diketahui
G1P0A0
TFU = 28 cm
Ditanya Usia kehamilan ibu
28 𝑐𝑚
= 8 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
3,5 𝑐𝑚

2. Menghitung jumlah tetesan infus


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠
𝑇𝑃𝑀 =
𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Contoh kasus
Seorang anak perempuan usia 7 tahun, diopname setelah menderita diare berat selama
2 hari. Dokter memberikan cairan Ringer’s Lactate 2 labu/botol dan dijadwalkan akan
habis 10 jam, dengan faktor tetesan infus 20. Saat ini infus sudah berjalan selama 7 jam,
cairan tersisa adalah 350 ml. Berapakah jumlah tetesan permenit diperlukan agar infuse
habis tepat waktu....?
A.60 tetes/menit
B.41,67 tetes/menit
WWW.KANDURU.NET

C.11,666 tetes/menit
D.38,888 tetes/menit
E.33,333 tetes/menit
Jawab
J. volume cairan RL 1000 cc setelah 7 jam sisa 350 ml
Lama pemberian 10 jam tapi sudah berjalan 7 jam sisa 3 jam
Faktor tetes: 20
Jumlah tetesan per menit?
350 𝑥 20
𝑇𝑃𝑀 =
3𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
7000
𝑇𝑃𝑀 =
180
TPM = 38,888

3. Menghitung jumlah cairan yang dihabiskan


𝑂𝑟𝑑𝑒𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠𝑎𝑛 𝑥 𝐽, 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐽. 𝐶𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 =
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠

Contoh Kasus
Seorang ibu berusia 33 tahun dirawat di ruangan dengan keluhan muntah-muntah dan
diare sejak 3 hari yang lalu. Klien mendapat terapi NaCl 0,9%, 30 tpm, dengan infus
set 1cc = 15 tetes.
Berapa volume cairan yang amsuk ke tubuh klien selama 3 jam?
A, 250 ml
B, 300 ml
C, 315 ml
D, 340 ml
E, 360 ml
Jawab:
Diketahui
Faktor tetes = 15
Order tetes = 30
Waktu pemberian = 3 jam
Ditanya jumlah cairan yang masuk?
WWW.KANDURU.NET

30 𝑡𝑝𝑚 𝑥3 𝑗𝑎𝑚 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


𝐽. 𝐶𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 =
15 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠

5400
𝐽. 𝐶𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 =
15

Jumlah cairan yang masuk = 360 cc

4. Menghitung lama pemberian


𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑓𝑢𝑠 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠
𝐿𝑃 =
𝑜𝑟𝑑𝑒𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠𝑎𝑛 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Faktor tetes:
Mikro = 60
Makro = 15 atau 20

Contoh Kasus
Seorang anak perempuan usia 1 tahun dirawat dibangsal dengan keluhan demam dan
diare sejak 3 hari yang lalu. Dia mengalami dehidrasi akibat mencret 6x/hari dengan
konsistensi ai lebih banyak adri pada ampas. Berdasarkan intruksi dokter maka
dilakukan terapi cairan dengan dipasang infus mikro 50 tetes permenit. Cairan NaCl
0,9% 500cc.
Jika cairan infus tersebut diberikan mulai jam 08:00 Jam berapakah cairan tersebut
habis.
A, 14:00
B. 15:00
C, 16:00
D, 17:00
E. 18:00

Jawab:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑓𝑢𝑠 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠
𝐿𝑃 =
𝑜𝑟𝑑𝑒𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠𝑎𝑛 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
WWW.KANDURU.NET

500 𝑐𝑐 𝑥 60
𝐿𝑃 =
50 𝑡𝑝𝑚𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

500 𝑐𝑐
𝐿𝑃 =
50 𝑡𝑝𝑚

LP = 10 Jam
Jika cairan diberikan mulai dari jam 08:00 maka cairan akan habis pada jam 18:00

5. Penilaian GCS
a. Mata (E):
4: Spontan membuka mata
3: Dengan perintah
2: Dengan rangsang nyeri
1: Tidak ada reaksi

b. Motorik (m):
6: Mengikuti perintah
5: Melokalisir nyeri
4: Menghindari nyeri
3: Fleksi abnormal
2: Ekstensi abnormal
1: Tidak ada reaksi

c. Verbal (V):
5: Orientasi baik
4: Disorientasi waktu & tempat, tapi dapat mengucapkan kalimat
3: Hanya mengucapkan kata-kata
2: Mengerang
1: Tidak ada reaksi

Contoh kasus
Seorang laki-laki usia 38 tahun di rawat di ruang ICU dengan penurunan kesadaran,
diagnosa medis cedera kepala. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan “pasien mampu
WWW.KANDURU.NET

membuka mata dengan rangsangan cubitan dan mampu menarik area yang nyeri pada
lokasi cubitan tersebut, tidak mengucapkan kata hanya suara mengerang, tekanan darah
140/90 mmHg, nadi 88x/i, pernapsan 24x/i, suhu 38o C.
Bagaimana penulisan GCS data di atas?
A, GCS 4 (E2, M1, V1)
B, GCS 5 (E3, M1, V1)
C, GCS 6 (E2, M2, V2)
D, GCS 7 (E3, M3, V1)
E, GCS 8 (E2, M4, V2)

Jawab:
E = Membuka mata dengan rangsangan cubitan: Skor 2
M = Mampu menarik area yang nyeri pada likasi cubitan; skor 4
V = Tidak mengucapkan kata-kata hanya mengerang; Skor 2

6. Rumus pemberian Obat


𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑠𝑒𝑝𝑘𝑎𝑛
𝑥 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡/𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎

Contoh kasus
Seorang perawat sedang menghitung orderan obat ranitidin untuk An. Y. Dokter
memberikan order 25 mg sedangkan dalam obat ranitidin tertulis 50 mg, Netto 2 ml.
Perawat x memberikan obat ke An. Y sebanyak 2 ml, ternyata perawat x salah
menghitung. Berapakah dosis yang benar dari orderan dokter ranitidin 25 mg untuk An.
Y ......?
A.1 ml
B.3 ml
C.1,5 ml
D.2,5 ml
E.1,25 ml

Jawab:
Diketahui
Dosis yang diresepkan = 25 mg
WWW.KANDURU.NET

Dosis tersedia = 50 mg
Netto = 2
Ditanya yang harus diberikan perawat
25 𝑚𝑔
𝑌𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 = 𝑥 2 𝑚𝑙
50 𝑚𝑔
Yang harus diberikan = 1 ml

7. Menghitung resusitasi cairan pada luka bakar


Dewasa= RL 4 ml x BB x % LB/24 jam
Anak = RL 2 ml x BB x % LB/24 jam
½ diberika 8 jam pertama
½ diberikan 16 jam selanjutnya

Contoh Kasus
Seorang supir truk berusia 39 tahun masuk RS setelah mengalami luka bakar pada
dada bagian depan, lengan dan tangan akibat kebakaran yang terjadi pada truk yang
dikendarainya. Diketahui supir tersebut 60 Kg dengan estimasi luka bakar 30%.
Berapakah volume resusitasi cairan yang diberikan pada klien tersebut pada 8 jam
pertama, berdasarkan formula Baxter/parkland?
A. 9600 cc
B. 4800 cc
C. 3600 cc
D. 3600 cc
E. 2400 cc

Jawab
Diketahui
BB pasien = 60 Kg
Luas luka bakar = 30 %
Ditanya jumlah resusitasi cairan yang diberikan pada 8 jam pertama
Rumus: Dewasa = RL 4 mL x 60 Kg 30%/24 jam
= 7200 untuk pemberian 24 jam
Kasus pemberian 8 jam pertama
7200 x ½
WWW.KANDURU.NET

3600 cc

8. Menghitung luas luka bakar


Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama
rule of nine atau rule of wallace yaitu:
a) Kepala dan leher : 9%
b) Lengan masing-masing 9% : 18%
c) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
d) Tungkai masing-masing 18% : 36%
e) Genetalia/perineum : 1%

Contoh Kasus
Seorang klien berusia 45 tahun datang ke ruang UGD bersama teman kerjanya. Satu
jam yang lalu, klien ketika dan temanya ingin memasang teralis plafon rumah klien
tersengat listrik, terdapat luka bakar pada telapak tangan sampai ke siku sebelah kiri
dan kanan, kaki kanan sampai alat vital klien. Berdasarkan rumus 9 (rule of 9) berapa
persenkah luas luka bakar pada klien....?
A.28%
B.19%
C.37%
D.36%
E.27%

Jawab:
Diketahui
Telapak tangan sampai siku masing 4,5 % total 9%
Kaki kanan 18%
Genitalia 1%
Ditanya luas luka bakar
Total luas luka bakar = 9%+18%+1% = 28%

9. Rumus menghitung taksiran partus (Naegle)


a. Jika HPHT bulan Januari sampai Maret
WWW.KANDURU.NET

Hari + 7, Bulan + 9, tahun + 0

Contoh Kasus
Seorang perempuan hamil 28 minggu ingin mengetahui hari perkiraan lahir
bayinya. HPHT-nya adalh 8 Januari 2015. Tanggal berapa bayinya diperkirakan
lahir?
A, 17 Oktober 2015
B, 16 Oktober 2015
C, 15 Oktober 2015
D, 14 Oktober 2015
E, 13 Oktober 2015

Jawab
Diketahui
Usia kehamilan = 28 minggu
HPHT = 8 Januari 2015
Ditanya Hari taksiran partus
Tanggal = 8 + 7 = 15
Bulan = 1 + 9 = 10
Tahun = 2015 + 0 = 2015
Jadi taksiran partus 15 Oktober 2015

b. Jika HPHT April sampai Desember


Hari + 7, Bulan – 3, Tahun + 1

Contoh Kasus
Seorang perempuan hamil 28 minggu ingin mengetahui hari perkiraan lahir
bayinya. HPHT-nya adalh 15 Oktober 2015. Tanggal berapa bayinya diperkirakan
lahir?
A, 21 Juli 2015
B, 22 Juli 2015
C, 23 Juli 2015
D, 24 Juli 2015
WWW.KANDURU.NET

E, 25 Juli 2015
Jawab
Diketahui
Usia kehamilan = 30 minggu
HPHT = 15 Oktober 2014
Ditanya Hari taksiran partus
Tanggal = 15 + 7 = 22
Bulan = 10 - 3 = 7
Tahun = 2014 + 1 = 2015
Jadi taksiran partus 22 Juli 2015

10. Menghitung berat badan janin (Jhonson tausak)


(TFU-n) x 155 = BB Janin
MD = Jarak simfisis pubis s/d fundus uteri
N= 11 jika verteks pada atau spina iskhiadika, 12 jika Verteks dibawah spina iskhiadika.

Contoh Kasus
Seorang ibu hamil 36 minggu ingin mengetahui taksiran berat janinnya. Apabila TFU
= 35 cm, divergen. Berapakah taksiran berat janinnya?
A, 3620
B, 3720
C, 3820
D, 3520
E, 3730

Jawab
Diketahui
Usia kehamilan 36 minggu
TFU = 35 cm
Divergen
Ditanya Taksiran berat janin
Berat janin = (35 cm -11) x 155
= 24 x 155
WWW.KANDURU.NET

= 3720 gram

11. Metode KB kalender masa subur (pantang berkala)


a. Siklus teratur
HPHT Dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-
16 dalam siklus haid

Contoh Kasus
Seorang ibu berusia 42 tahun ingin membatasi kelahiran ankanya dengan metode
kalender. Ibuingin mencoba metode tersebut Pada saat ini. Siklus menstruasi ibu 28
hari pada bulan ini, HPHT pada tanggal 2 Oktober.
Kapankah ibu tidak boleh bersenggama dengan suami?
A, Tanggal 16 Oktober
B, Tanggal 18 Oktober
C, Tanggal 16 - 20 Oktober
D, Tanggal 2 – 8 Oktober
E, Tanggal 17 – 18 Oktober

b. Siklus tidak teratur


Siklus haid terpendek dikurang 18
Siklus haid terpanjang dikurang 11

Contoh kasus:
Seoran wanita berusia 29 tahun baru melepas alat kontrasepsi AKDR 3 bulan yang
lalu, datang ke pili KIA untuk berkonsultasi tantang alat kontrasepsi, Ny. Y
menginginkan penggunaan alat kontrasepsi alami tanpa alat karena merencanakan
kehamilan dalm waktu dekat, dan memutuskan untuk menggunkan metode
kalender setelah melewati sesi konseling. Hasil pengkajian siklus haid terpanjang
32 hari dan terpendek 27 hari. HPHT 1 Mei 2013. Kapankah masa pantang
berhubungan pasien di atas?
A, 8-21 Mei 2013
B, 7-21 Mei 2013
C, 9-21 Mei 2013
WWW.KANDURU.NET

D, 10-25 Mei 2013


E, 11-25 Mei 2013

Jawab
Diketahui
HPHT = 1 Mei 2013
Siklus haid terpanjang 32 hari
Siklus haid terpendek 27 hari
Ditanya pantang berhubungan
Siklus terpendek 27 hari – 18 = 9
Siklus terpanjang 32 hari – 11 = 21
Masa subur pasien terjadi pada tanggal 9 Mei – 21 Mei. Maka pasien tidak boleh
berhubungan pada tanggal tersebut

12. Apgar Skor


Appearance (warna kulit)
0 — Seluruh tubuh bayi berwarna kebiru-biruan atau pucat
1 — Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan
2 — Warna kulit seluruh tubuh normal
Pulse (denyut jantung)
0 — Denyut jantung tidak ada
1 — Denyut jantung kurang dari 100 kali per menit
2 — Denyut jantung lebih atau diatas 100 kali per menti
Grimace (respon refleks)
0 — Tidak ada respon terhadap stimulasi
1 — Wajah meringis saat distimulasi
2 — Meringis, menarik, batuk, atau bersin saat stimulasi
Activity (tonus otot)
0 — Lemah, tidak ada gerakan
1 — Lengan dan kaki dalam posisi fleksi dengan sedikit gerakan
2 — Bergerak aktif dan spontan
Respiration (pernapasan)
0 — Tidak bernapas
WWW.KANDURU.NET

1 — Menangis lemah, terdengar seperti merintih, pernapasan lambat dan tidak teratur
2 — Menangis kuat, pernapasan baik dan teratur

Contoh kasus
Seorang perempuan 24 tahun, datang ke poli kandungan, kehamilan 36 minggu,
dengan keluhan, mules-mulas sudah 5 jam yang lalu. Pada hasil pemeriksaan awal
perawat menganganjurkan klien untuk jalan-jalan disekitar poli. Setelah dirasa cukup
klien mendatangi perawat dan dilakukan pemeriksaan dalam dan hasilnya sudah
masuk ke pembukaan lengkap. Perawat membantu persalinan jam 10 lewat 35 menit
lahirlah By. A dalam kondisi normal BB 3000 mg dan perawat melakuakn
pemeriksaan apgare score. Berapakah nilai tertinggi dari apgare score........?
A.8
B.9
C.12
D.11
E.10

Jawab:
Behubung bayinya lahir dengan normal maka apgar skornya adalah 8

13. Rumus Gilles


a. Menentukan jam keperawatan yang dibutuhkan klien per hari
i. Keperawatan langsung
1). Keperawtan minimal: Jumlah pasien X 2 jam perawatan
2). Keperawatan parsial: jumlah pasien X 3 Jam perawatan
3). Keperawatan Total: Jumlah pasien X 6 jam perawatan
ii. Keperawatan tidak langsung: Jumlah pasien X 1 Jam perawatan
iii. Penyuluhan kesehatan: Jumlah pasien X 0, 25 jam

b. Menentukan jumlah total jam keperawatan per klien per hari:


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
𝐽. 𝐽𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛/𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑙𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖

c. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga di ruangan


WWW.KANDURU.NET

𝐽. 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝑗. 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑥 𝑗. ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛


=
(𝑗. ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 − 𝑗. ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑖𝑏𝑢𝑟 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)𝑥 𝑗. 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖

d. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari


𝑗. 𝑘𝑙𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 𝑗. 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
=
𝑗. 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
e. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift
%
Shift pagi = .
%
Shift siang = .
%
Shift malam = .

Contoh kasus
Ruangan bedah memiliki 20 tenpat tidur dengan jumlah rata-rata pasien sebanyak 17
pasien per hari ( 3 pasien minimal care, 8 pasien parsial care, 6 pasien total care). Jika
jumlah jam kerja perawat sebanyak 7 jam per hari dan jumlah hari libur dalam
setahun sebanyak 73 hari. Maka berapakah jumlah perawat yang dibutuhkan secara
keseluruhan per hari berdasarkan metode Gilles?
A, 15
B, 16
C, 17
D, 18
E, 19

Jawab
Diketahui
Jumlah tempat tidur 20 buah
Jumlah pasien per hari 17
3 pasien minimal care
8 pasien parsial care
6 pasien total care
J. jam kerja perawat per hari adalah 7 jam
J. hari libur dalam setahun adalah 73 hari
Ditanya Perawat yang dibutuhkan diruangan tersebut per hari
WWW.KANDURU.NET

a. Menentukan jam keperawatan yang dibutuhkan klien per hari


i. Keperawatan langsung
1). Keperawtan minimal: 3 X 2 jam perawatan = 6 jam
2). Keperawatan parsial: 8 X 3 Jam perawatan = 24 jam
3). Keperawatan Total: 6 X 6 jam perawatan = 36 jam
ii. Keperawatan tidak langsung: 17 X 1 Jam perawatan = 17 jam
iii. Penyuluhan kesehatan: 17 X 0, 25 jam = 4,25 jam
Total Jumlaj jam perawatan untuk seluruh pasien 87,25 jam
b. Menentukan jumlah total jam keperawatan per klien per hari:
87,25
𝐽. 𝐽𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛/𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖 =
17
Jumlah jam perawatan/pasien/hari = 5,13 jam
c. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga di ruangan
5,13/𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 17 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑥 365 ℎ𝑎𝑟𝑖
=
(365 ℎ𝑎𝑟𝑖 − 73 ℎ𝑎𝑟𝑖)𝑥 7 𝑗𝑎𝑚/ ℎ𝑎𝑟𝑖

5,13/𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 17 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑥 365 ℎ𝑎𝑟𝑖


=
(292 ℎ𝑎𝑟𝑖)𝑥 7 𝑗𝑎𝑚/ ℎ𝑎𝑟𝑖

5,13/𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 17 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑥 365 ℎ𝑎𝑟𝑖


=
(292 ℎ𝑎𝑟𝑖)𝑥 7 𝑗𝑎𝑚/ ℎ𝑎𝑟𝑖

31831,65
=
2044
= 15,573 = 15 perawat

14. Rumus skoring keperawatan keluarga


No Kriteria Skala Bobot
1 Sifat Masalah
Tidak / Kurang Sehat 3 1
Ancaman Kesehatan 2
Keadaan Sejahtra 1
2 Kemungkinan Masalah Dapat Diubah
Mudah 2 2
WWW.KANDURU.NET

Sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial Masalah Untuk dicegah
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya Masalah
Masalah Berat, harus segera ditangani 2 1
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1
Masalah Tidak dirasakan o
Skoring
1. TENTUKAN Skor untuk setiap kriteria
2. Score dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
3. Jumlahkan Skore untuk semua Kriteria

Contoh kasus
Seorang calon perawat melakukan pengkajian keluarga didapatkan 2 masalh
keperawatan keluarga, untuk masalah 1: sifat masalah adalah ancaman kesehatan,
kemungkinan masalh bisa diubah dengan mudah, potensial masalh untuk dicegah dan
menurut keluarga masalah segera untuk ditangani. Berapakah masalah skor
keperawatan keluarga pada kasus dengan menggunakan skoring Baylon?
A, 1 2/3
B, 2 2/3
C, 3 2/3
D, 4 2/3
E, 5 2/3

Jawab
Diketahui
Sifat masalah: Ancaman kesehatan Skor 2
2
𝑥 1 = 2/3
3
WWW.KANDURU.NET

Kemungkinan masalah bisa diubah: Mudah skor 2


2
𝑥2=2
2
Potensial masalah untuk dicegah: Tinggi skor
3
𝑥1=1
3
Menonjolnya masalah: Segera ditangani 2
2
𝑥1=1
2
Ditanya total skoring = 2/3 + 2 + 1 + 1 = 4 2/3

15. Penilaian AGD


Contoh Kasus
Seorang pasien perempuan berusia 50 tahun dirawat di RS akibat trauma dada dan
dilakukan pemasangan WSD. Skala nyeri 7. Setelah dilakukan pemeriksaan AGD
ditemukan pH = 7,11, pCO = 10, HCO = 25 dan pO2 = 85. Apakah interpretasi dari
hasil pemeriksaan AGD di atas
A, Normal
B, Alkalosis Respiratorik
C, Asidosis Respiratorik
D, Asidosis Metabolik
E, Alkalosis Metabolik

16. Klasifikasi bermain


Contoh kasus
Ibu mengajak balita usia 4 tahun pergi tamasya ke pantai, ibu mengajak anak tersebut
bermain membentuk satu istanan kerajaan yang dibuatdari pasir
Manakah klisifikasi bermain yang tepat dalam kasus di atas?
A, Sense of pleasure play
B, Skill play
C, Dramatic play
D, Social play
E, Role play
WWW.KANDURU.NET

17. Fase
Contoh Kasus
Seorang ibu hari post partum, sikap ibu kurang perhatian pada bayinya, berfokus pada
diri sendiri, ketergantungan pada suami dan ibu kandungnya, ada perasaan kegembiraan
dengan selalu menceritakan pengalaman hamil dan melahirkan kepada teman atau
saudara yang berkunjung.
Kondisi ibu tersebut berada pada fase?
A, Taking in phase
B, Taking hold phase
C, Letting go phase
D, Let down phase
E, Psikososial phase

Anda mungkin juga menyukai