Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bencana alam seakan tidak henti-hentinya menimpa tanah air, sehingga
sudah tidak asing lagi bagi kita jika mendengar terjadinya peristiwa gempa bumi,
tsunami, letusan gunung berapi, banjir, kekeringan, longsor, dll. Peristiwa
bencana tersebut tidak mungkin dihindari, hal yang dapat kita lakukan adalah
memperkecil terjadinya korban jiwa, harta maupun lingkungan.
Perlu diketahui bahwa bencana yang diikuti dengan penggungsian
menimbulkan masalah kesehatan yang sebenarnya diawali oleh masalah bidang
atau sektor lain. Mencegah terjadinya masalah kesehatan tersebut Rapid Health
Assesment (RHA) perlu dilakukan untuk menilai kondisi SDM yang ada dilokasi
penggungsian. Namun kegiatan assesment ini harus dilakukan dengan cepat
melihat sesaat setelah bencana merupakan kondisi darurat yang membutuhkan
tindakan yang taktis dan strategis. Mengingat penanggulangan masalah kesehatan
harus segera diberikan baik saat terjadi maupun pasca bencana. Namun ada
kegiatan tanggap bencana yang tidak selalu harus menunggu hasil RHA terutama
kegiatan spisifik yang dapat diperkirakan. Namun pada kenyataannya banyak
lembaga yang menangani masalah penanggulangan bencana itu terlalu lama dalam
melakukan assesment yang seharusnya dilakukan secara tepat.
RHA (Penilaian cepat kesehatan) merupakan rangkaian siklus managemen
kesehatan pada situasi bencana yang harus dilakukan secara cepat. Assesment
dapat dilakukan dengan pengamatan visual dengan cara melakukan observasi
lapangan didaerah bencana dan sekitarnya, wawancara, mengkaji data dan
informasi yang ada baik primer ataupun sekunder, survey cepat maupun melalui
catatan lainnya.
Seperti yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 145/MENKES/SK/1/2007 tentang Pedoman Penangulangan
Bencana Bidang Kesehatan yang menyebutkan ; 1) Dalam penangulangan
bencana bidang kesehatan pada prinsipnya tidak dibentuk sarana dan prasarana
secara khusus, tetapi menggunakan sarana dan prasarana kesehatan yang telah
ada, hanya intensitas kerjanya yang ditingkatkan dengan memberdayakan semua

1
2

sumber daya pemerintah kabupaten/kota dan provinsi serta masyarakat dan unsur
swasta sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. 2) Dalam hal terjadi
bencana, pelayanan kesehatan dan kebutuhan sarana kesehatan, tenaga kesehatan,
obat dan perbekalan kesehatan yang tidak dapat diatasi oleh dinas kesehatan
Kabupaten/Kota setempat, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terdekatnya
harus memberi bantuan, selanjutnya secara berjenjang merupakan tanggung jawab
Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat.
Berdasarkan uraian diatas sudah jelas sekali pentingnya peran pelayanan
kesehatan dalam penanggulangan bencana kesehatan. Untuk itu sebagai
mahasiswa kesehatan penting untuk mempelajari tentang manajemen
penanggulangan bencana bidang kesehatan serta kendala – kendala yang mungkin
ditemukan dalam kegiatan tersebut. Sehingga kesempatan kali ini dalam Kegiatan
Praktek Belajar Lapangan (PBL) mahasiswa mempelajari kegiatan – kegiatan
yang dilakukan pada Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur dan belajar melakukan identifikasi masalah serta menyusun
prioritas masalah, salah satunya adalah masih banyak lembaga yang terlalu lama
menangani masalah kesehatan diakibatkan menunggu hasil RHA yang belum
selesai padahal seharusnya dapat dilakukan secara cepat.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman keterampilan, penyesuaian sikap dan
penghayatan di dunia kerja dalam rangka memperkaya pengetahuan, sikap dan
keterampilan bidang ilmu kesehatan masyarakat, serta melatih kemampuan
bekerja sama dengan orang lain dalam satu tim sehingga diperoleh manfaat
bersama baik bagi peserta magang maupun instansi tempat magang.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi prosedur kerja ditempat magang
b. Mampu mengumpulkan dan mengolah data
c. Mampu menampilkan data dalam bentuk grafik, tabel, dan diagram (dalam
laporan magang)
d. Mampu melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis dan administrasi
dibidang kesehatan
3

e. Mampu mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, merumuskan


dan memberi alternatif pemecahan masalah (problem solving) ditempat
magang
1.3. Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
a. Mampu mengidentifikasi masalah yang sesungguhnya dan menambah
pengalaman di instansi kesehatan atau instansi lain yang relevan.
b. Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang
tepat terhadap pemecahan masalah kesehatan masyarakat.
1.3.2 Bagi Program Studi
a. Laporan magang dapat menjadi salah satu audit internal kualitas
pengajaran.
b. Memperkenalkan program studi kepada instansi yang bergerak di bidang
kesehatan.
c. Mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan kurikulum
yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.
d. Terbinanya jaringan kerja sama dengan institusi tempat PBL dilaksanakan
dalam upaya meningkatkan keterkaitan antara substansi akademik dengan
pengetahuan dan keterampilan SDM yang dibutuhkan dalam
pembangunan kesehatan masyarakat.
1.3.3 Bagi Instansi Magang
a. Sebagai bahan peningkatan kualitas kerja dan kualitas pelayanan terhadap
kebutuhan/permintaan masyarakat.
b. Dapat memperoleh masukan dari mahasiswa magang mengenai
permasalahan dalam seksi P4MK khususnya program penyakit tidak
menular serta terjalinnya kerjasama yang baik demi kemajuan program.

Anda mungkin juga menyukai