Pembimbing:
dr. Rastri Mahardika P., Sp.PD, FINASIM
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. N
• Umur : 57 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Alamat : Dusun Bawangan RT 04 RW 03,
Reksosari, Suruh.
• Tanggal Masuk : 26 Januari 2019
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
• Sesak nafas
3.Asites
PENATALAKSANAAN
27-01-2019 28-01-2019
• -Infus D 5% 500 mL (8 tpm) • -Infus NS lini
• -O2 4 liter/menit • -Injeksi ceftriaxone 2x1 gram IV
• -Injeksi Furosemide 10 mg 1 amp • -ISDN 3x1
IV • -CaCO3 3x1
• -Injeksi ranitidin 1 amp IV • -Injeksi furosemid 2x1 amp
• -CaCO3 3x1 • -Injeksi amynophylin SP 0,7
• -Prorenal tab 2x1 mikrogram
• -Amlodipin 10 mg 1x1 • -Injeksi ranitidin 2x1 amp
• ISDN 5 mg 3x1 • -Injeksi bisolvon 3x1 amp
• -Konsul dr. Aprilludin, Sp.P
PENATALAKSANAAN
BANGSAL
29-01-2019 30-01-2019
• -Pungsi cairan pleural ±500 ml • -Telah dilakukan HD
• - Infus NS lini • -Terpasang O2 3 liter/menit
• -Injeksi ceftriaxone 2x1 gram IV • - Infus NS lini
• -ISDN 3x1 • -Injeksi ceftriaxone 2x1 gram IV
• -CaCO3 3x1 • -ISDN 3x1
• -Injeksi furosemid 2x1 amp • -CaCO3 3x1
• -Injeksi amynophylin SP 0,7 • -Injeksi furosemid 2x1 amp
mikrogram • -Injeksi amynophylin SP 0,7
• -Injeksi ranitidin 2x1 amp mikrogram
• Injeksi bisolvon 3x1 amp • -Injeksi ranitidin 2x1 amp
• -Injeksi bisolvon 3x1 amp
PENATALAKSANAAN
BANGSAL
31-01-2019
• - Infus NS lini
• -Injeksi ceftriaxone 2x1 gram IV
• -ISDN 3x1
• -CaCO3 3x1
• -Injeksi furosemid 2x1 amp
• -Injeksi amynophylin SP 0,7
mikrogram
• -Injeksi ranitidin 2x1 amp
• -Injeksi bisolvon 3x1 amp
TINJAUAN PUSTAKA
ASITES
Definisi
• Merupakan penimbunan secara abnormal di
rongga peritoneum. Istilah asites pertama
kali diperkenalkan oleh Trevisa pada tahun
1938, berasal dari bahasa Yunani “askos”
yang berarti kantong yang menggembung
atau balon (Moore dan Aithal, 2006).
Etiologi
Patofisiologi
Teori underfilling
Peningkatan
aktifitas
hormon anti-
diuretik (ADH)
Penurunan Reabsorpsi air Ekspansi Terbentuk
dan
fungsi hati oleh ginjal cairan plasma asites
penurunan
aktifitas
hormon
natriuretik
Patofisiologi
Teori vasodilatasi perifer
Tekanan
Terjadi Terjadi Terjadi
Gangguan transudasi di
vasokonstriksi peningkatan Vasodiatasi hipertensi Masuk rongga
fungsi hati dan sinusoid dan Asites
dan fibrotisasi resistensi splanchnic bed porta yang peritoneum
ginjal kapiler usus
sinunoid sistem porta menetap
meingkat
Dipengaruhi Mempengaruhi
Terjadi Aktivasi sistem Retensi
oleh sirkulasi
vasodilatasi saraf simpatik natruim dan
vasodilator arterial
perifer dan RAAS dair
endogen sistemik
Klasifikasi asites
Berdasarkan gradien serum
Berdasarkan volume cairan albumin asites
• Grade I (minimal) Gr adien tinggi Gr adien r endah
– Jumlah sangat kecil dan terdeteksi Sirosis hati Karsinomatosis peritoneum
hanya dengan USG Gagal hati akut Peritonitis tuberkulosa
Metastasi hati masif Asites surgikal
• Grade II (moderate) Sindrom Budd-Chiari Asites biliaris
– Tampak distensi abdomen yang Penyakit veno-okslusif Penyakit jaringan ikat
-Infus RL 30 tpm
-Injeksi ceftriaxone 2x2
gram
Diagnosis: -PCT tab 3x1
Hasil WSD: terdapat
Dilakukan cek BTA - Efusi pleura sinistra -Omeprazol 2x1 cairan pleura serous-
sputum --> Hasil : 3 masif suspek
Ditatalaksana -Neurodex 1x1 tab xantho-ctrone yang
spesimen BTA sputum tuberkulosis paru
-Nitrocaf 2x1 tab berwarna keruh -->
negatif - Penyakit jantung dilakukan tes ADA
iskemik -WSD
PO Lefofloxacin 1x750
mg
Mekanisme terjadinya efusi pleura pada pasien ini
Hasil foto
Kemungkinan
rontgen thorax
pasien
menunjukan Terjadi infeksi Antigen TB Terjadi Limfosit akan
menderita atau
efusi pleura pada parenkim memasuki interaksi melepaskan
pernah
sinistra masif paru rongga pleura dengan limfosit limfokin
menderita TB
dan gambaran
paru
tb paru aktif
Terjadi peningkatan
Mengendap pada permeabilitas
Terbentuk eksudat
rongga pleura kapiler paru
terhadap protein
KESIMPULAN
• Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
pasien pada kasus ini didiagnosis efusi pleura sinistra masif dengan suspek
tuberkulosis paru.
• Tuberkulosis paru pada pasien ini belum dapat ditegakkan diagnosisnya karena dari
ketiga pemeriksaan BTA sputum didapatkan hasilnya negatif.
• Meskipun hasil foto thorak pasien menunjukkan adanya gambaran tb paru aktif,
namun pemeriksaan foto thorak hanya merupakan penunjang diagnosis utama saja.
• Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini yaitu pemasangan WSD untuk
mengatasi efusi pleura sinistra masifnya, kemudian pasien diberikan antibiotik non
OAT sebagai terapi lini pertamanya karena dari hasil BTA didapatkan ketiga
spesimen negatif, obat yang diberikan yaitu levofloxaxin 1x750 mg.
• Beberapa pemeriksaan penunjang yang seharusnya dilakukan untuk mendiagnosis
asites pada pasien ini tidak dilakukan karena berbagai alsan dan kondisi.
TERIMAKASIH